Anda di halaman 1dari 7

A.

GELOMBANG

Pada hakekatnya fenomena gelombang laut menggambarkan transmisi dari energi dan
momentum. Gelombang laut selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti-
hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan sama sekali diam. Hembusan
angin sepoi-sepoi pada cuaca yang tenang sekalipun sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak
gelombang. Sebaliknya dalam keadaan di mana badai yang besar dapat menimbulkan suatu
gelombang besar yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan di daerah pantai.

Gelombang laut pada umumnya timbul oleh pengaruh angin, walaupun masih ada faktor-
faktor lain yang dapat menimbulkan gelombang di laut seperti aktifitas seismik di dasar laut
(gempa), letusan gunung api, gerakan kapal, gaya tarik benda angkasa (bulan dan matahari)
(NINING, 2002). Gelombang laut dapat juga terjadi di lapisan dalam (pada bidang antara dari dua
lapisan air yang mempunyai densitas berbeda). Gelombang ini disebut gelombang dalam (internal
waves).

Pembangkitan Gelombang oleh Angin

Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit arus dan juga
pembangkit utama gelombang. Ada dua istilah untuk menggambarkan gelombang di laut yaitu
"Sea wave" dan "Swell". Sea wave merupakan gelombang laut yang masih berada di dalam
pengaruh angin dan bentuknya sangat tidak teratur sedangkan swell adalah gelombang yang lebih
panjang dari sea wave dan sudah keluar dari pengaruh angin serta bentuknya sudah teratur. Swell
dibentuk oleh gelombanggelombang frekuensi atau panjang gelombangnya hampir sama. Sifat-
sifat gelombang dipengaruhi oleh faktor angin dan sedikitnya ada tiga faktor angin yang sangat
berpengaruh yaitu :

1. Kecepatan angin. Umumnya makin kencang angin yang bertiup, makin besar gelombang yang
terbentuk dan gelombang ini mempunyai kecepatan yang tinggi dan panjang gelombang yang
besar.

2. Lamanya angin bertiup. Tinggi, kecepatan dan panjang gelombang seluruhnya cenderung untuk
meningkat sesuai dengan lamanya angin bertiup.
3. Jarak tanpa rintangan dimana angin sedang bertiup (dikenal sebagai fetch). Pentingnya fetch
dapat digambarkan dengan membandingkan gelombang yang terbentuk pada kolom air yang relatif
kecil seperti danau di daratan dengan yang terbentuk di lautan bebas. Gelombang yang terbentuk
di danau dimana fetchnya kecil biasanya mempunyai panjang gelombang hanya beberapa
sentimeter, sedangkan yang di lautan bebas dimana fetchnya lebih besar, sering mempunyai
panjang gelombang sampai beberapa ratus meter.

Gerak Individu Partikel Air

Suatu hal yang menarik dari gelombang laut ini, massa air tidak bergerak bersama
gelombang. Suatu gelombang membentuk gerakan maju melintasi permukaan air, tetapi di sana
sebenarnya hanya terjadi suatu gerakan kecil ke arah depan dari massa itu sendiri. Hal ini akan
lebih mudah dimengerti apabila kita melihat sepotong gabus atau bendabenda mengapung lainnya
di antara gelombanggelombang di lautan bebas. Potongan gabus akan tampak timbul dan
tenggelam sesuai dengan gerakan berturut-turut dari puncak dan lembah gelombang yang lebih
atau kurang, tinggal pada tempat yang sama. gerakan partikel-partikel ini berbentuk lingkaran di
perairan dalam dan berbentuk elips di perairan transisi dan perairan dangkal.

Transformasi Gelombang

Gelombang di perairan dalam yang bergerak memasuki perairan pantai mengalami


transformasi yakni : kecepatannya berkurang, panjang gelombang menjadi lebih pendek dan
tingginya bertambah.

Perubahan kecepatan yang dialami gelombang ketika memasuki perairan dangkal (daerah
pantai) mengakibatkan gelombang mengalami refraksi atau terjadi pembelokan dari arah
penjalaran gelombang. Refraksi ini membuat 'muka gelombang' sejajar garis pantai. Adakalanya
gerakan gelombang menuju pantai terhambat oleh adanya bangunan seperti pemecah gelombang
(breakwater). Gelombang yang membentur pemecah gelombang ini mengalami difraksi yang
mengakibatkan tinggi gelombang menjadi berkurang.

Disamping dapat mengalami refraksi dan difraksi, gelombang laut juga mengalami refleksi
(pemantulan), seperti yang dialami oleh gelombang yang memasuki pelabuhan atau suatu teluk.
Gelombang yang datang dipantulkan kembali ke arah laut. Superposisi dari gelombang datang dan
gelombang yang dipantulkan disebut gelombang berdiri (standing waves). Pada gelombang berdiri
ini tidak terlihat adanya perambatan gelombang seperti gelombang laut pada umumnya.

Gelombang laut yang bergerak memasuki perairan pantai mengalami pertambahan tinggi
yang membuat keterjalan gelombang bertambah. Selanjutnya kecepatan partikel air pada puncak
gelombang mendekati kecepatan gelombang. Bila kecepatan partikel air lebih besar daripada
kecepatan gelombang maka gelombang menjadi tidak stabil dan pecah. Kriteria lain adalah
gelombang akan pecah bila H/d = 0,78. Pecahnya gelombang umumnya dapat dibagi dalam tiga
tipe, yaitu spilling, plunging dan surging (DUXBURY et al., 1994). Di pantai yang landai
umumnya terjadi spilling dan di pantai yang agak curam terjadi plunging sedangkan di pantai yang
curam terjadi surging.

Pasang Surut (PASUT)

Jika kita berada di dekat pantai beberapa waktu lamanya, maka kita lihat bahwa muka laut
akan senantiasa berubah-ubah (naikturun secara teratur), bahkan dapat dikatakan bahwa muka air
laut naik-turun secara periodik. Gejala inilah yang disebut pasang surut laut. Pasang surut adalah
perubahan gerak relatif dari materi suatu planet, bintang dan benda angkasa lainnya yang
diakibatkan aksi gravitasi benda-benda angkasa di luar materi itu berada. Sehingga pasang surut
yang terjadi di bumi terdapat dalam tiga bentuk (GROSS, 1997) yaitu:

1. Pasang surut atmosfer (Atmospheric Tide)

2. Pasang surut laut (Ocean Tide)

3. Pasang surut bumi (Boily Tide)

Pasang surut atmosfer adalah gerakan atmosfer bumi yang diakibatkan oleh adanya aksi
gravitasi dari matahari dan bulan atau benda langit lainnya. Gerakan atmosfer akibat hal ini bias
dideteksi dengan alat barometer yang mencatat perubahan tekanan udara di muka laut.

Pasang surut bumi adalah gangguan akibat gaya gravitasi benda langit terhadap bagian
bumi padat. Gangguan ini sangat kecil, sehingga hampir tidak dapat dilihat secara jelas tapi untuk
pengukuran dari ketinggian suatu tempat dan penelitian geofisika lainnya gangguan ini harus
diperhatikan. Tetapi karena uraian yang kita bahas tentang pasang surut laut, maka untuk
selanjutnya pasang surut diartikan sebagai pasang surut laut.
Tujuan dan kegunaan studi tentang pasang surut terutama adalah untuk kepentingan ilmu
(scientific interest); tujuan ini adalah tujuan pertama sekali dari para ilmuwan dalam mempelajari
gejala alam. Beberapa aplikasi misalnya dalam navigasi, digunakan untuk memperkirakan tinggi
muka air dan kekuatan serta arah arusnya.

B. SEDIMEN DAN SEDIMENTASI


Sedimentasi merupakan salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry)
menjadi cairan bening dan slurry yang memiliki konsentrasi tinggi dengan menggunakan gaya
gravitasi.

Proses Terjadinya sedimentasi


Batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air,
angin, dan glester. Air mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa batuan
halus baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungai menuju tempat yang lebih
rendah. Hembusan angin juga bisa mengangkat debu, pasir, bahkan bahan material
yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya.
Pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin tadi
membuat terjadinya sedimentasi.

Tempat-tempat terjadinya sedimentasi

Sedimentasi Sungai
Pengendapan yang terjadi di sungai disebut sedimen fluvial. Hasil pengendapan ini
biasanya berupa batu giling, batu geser, pasir, kerikil, dan lumpur yang menutupi dasar
sungai. Bahkan endapan sungai ini sangat baik dimanfaatkaan.
Sedimentasi Danau
Di danau juga bisa terjadi endapan batuan. Hasil endapan ini biasanya dalam bentuk
delta, lapisan batu kerikil, pasir, dan lumpur. Proses pengendapan di danau ini disebut
sedimen limnis.
Sedimentasi Darat
Gugusan pasir di pantai berasal dari pasir yang terangkat ke udara pada waktu ombak
memecah di pantai landai, lalu ditiup angin laut ke arah darat, sehingga membentuk
timbunan pasir yang tinggi. Contohnya, gugusan pasir sepanjang pantai Barat Belanda
yang menjadi tanggul laut negara itu. Di Indonesia gugusan pasir yang menyerupai di
Belanda bisa ditemukan di pantai Parang Tritis Yogyakarta.
Sedimentasi Laut
Sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut,
sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan
di laut ini disebut sedimen marin.
Jenis-jenis Sedimen Laut
Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang
berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis.
Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es
yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair.
Sedimen Biogenik Pelagis
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai
struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan
zooplankton laut.
Jenis-jenis Sedimen
Lithougenus Sedimen
Sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material
ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai
dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.
Biogeneuos Sedimen
Sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan
rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
Hidreogenous Sedimen
Sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk
partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai
contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.
Cosmogerous Sedimen
Sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara
atau angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api
atau berbagai partikel darat yang terbawa angin.
Contoh Sedimentasi
Waduk Wonogiri
Proses sedimentasi pada Waduk Wonogiri sendiri berlangsung cepat sehingga
menyulitkan pengoperasian pintu air dan mengurangi volume tampungnya. Diharapkan
dengan dilakukannya pengerukan sedimen, Waduk Wonogiri dapat menampung
kebutuhan air masyarakat sampai dengan 100 tahun ke depan. penanganan sedimen juga
tidak lepas dari masalah konservasi yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat
dalam upaya menghambat laju erosi atau sedimentasi yang masuk ke dalam danau atau
waduk.
Penanganan Sedimen dan Erosi
Dua masalah yang dipengaruhi oleh transpor sedimen adalah erosi dan sedimentasi.
Penanganan masalah secara buatan (artifisial) dilakukan ketika mekanisme perlindungan
secara alamiah tidak lagi memadai.
TUGAS RESUME MATERI GELOMBANG DAN SEDIMENTASI

Nama : Erwin
Nim : L011181502
Prodi :Ilmu Kelautan
Kelas : Pengantar Oseanografi C

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

Anda mungkin juga menyukai