Anda di halaman 1dari 13

1.

Kajian Teori
1.1 Pengertian Pengetahuan Produk (Product Knowledge)
Pengetahuan produk merupakan hal penting yang harus dikomunikasikan oleh pemasar
dalam memberikan petunjuk atas produk yang ditawarkannya kepada Konsumen. Berbagai
upaya promosi yang dilakukan oleh pemasar untuk memberikan edukasi kepada Konsumen
khususnya dalam menunjukkan keunggulan produknya dibandingkan dengan pesaing.

Peter dan Olson (1999) mendefinisikan sebuah pengetahuan produk sebagai pengetahuan
konsumen yang berkaitan dengan pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekuensi
menggunakan produk dan nilai tingkat kepuasan akan dicapai oleh produk. Pengetahuan
konsumen mengenai karakter atau ciri suatu produk menyebabkan kepuasan dapat
membedakan produk satu dengan lainnya.

Coulter, at al (2005) menyatakan bahwa pengetahuan produk merupakan variabel


konseptualyang penting dalam perilaku konsumen dan dipengaruhi oleh pengumpulan
informasi.

Zeithamldalam Lin & Lin (2007) menyatakan bahwa pengetahuan produk merupakan
petunjuk intrinsik yang sangat penting bagi konsumen untuk dipertimbangkan ketika
mengevaluasi produk sebelum dilakukannya pembelian. Konsumen cenderung akan
menggunakan petunjuk intrinsic terlebih dahulu dalam menilai suatu produk, seperti fungsi
ataupun kualitas produk, namun jika petunjuk 12 intrinsik tidak diperoleh dengan benar,
maka konsumen akan menggunakan petunjuk ekstrinsik seperti citra merek.

Definisi pengetahuan produk antara lain dikemukakan oleh Beatty & Smith dalam Lin &
Lin (2007) yaitu: "product kowledge is a perception consumers have towardscertain product,
including previous experience ofusing the product." Brucks dalam Lin & Chen (2006)
menyatakan bahwa "product knowledge is based on memories or known knowledge from
consumers." Sedangkan Alba & Hutchinson dalam Baker et al (2002) menyatakan bahwa
"product knowledge is acomplex, multidimensbnal construct that ischaracterized by the
structure and the content of information stored in memory." Berdasarkan definisi tersebut
maka studi ini menyimpulkan bahwa :
1. Pengetahuan konsumen tentang produk didasarkan pada persepsi konsumen tentang
produk tersebut.
2. Pengetahuan produk dapat berasal dari jumlah, tipe serta organisasi yang menghasilkan
suatu produk yang tersimpan dalam memori seseorang.
3. Pengetahuan konsumen tentang produk dapat pula didasarkan pada pengalaman konsumen
dalam menggunakan produk. Pengalaman konsumen sepanjang waktu dari penggunaan suatu
produk akan membuat konsumen lebih familiar dan memiliki pengetahuan yang lebih baik
tentang produk tersebut
4. Pengetahuan produk bersifat multidimensional dan sangat kompleks sehingga diperlukan
suatu pemahaman tentang suatu produk yang didasarkan pada informasi yang diperoleh dan
tersimpan pada ingatan konsumen
5. Sumber utama pengetahuan produk adalah memori, yang jika kemudian dirasakan tidak
cukup maka konsumen akan mencari informasi yang berasal dari luar.

Secara umum dalam pengetahuan produk terdapat penjelasan tentang atribut produk yaitu:

“unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan.Sedangkan menurut Teguh Budiarto “Atribut-atribut produk adalah
sesuatu yang melengkapi manfaat utama produk sehingga mampu lebih memuaskan
konsumen”( Fandy Tjiptono). Atribut dapat dipandang secara obyektif (fisik produk) maupun
secara subyektif (pandangan konsumen). Berikut ini merupakan berbagai elemen atribut
produk diantaranya adalah:
1. Merk
Merek adalah sesuatu yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa jasa dari
seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk penjual dapat
dalam bentuk nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut.
Dalam melakukan pembelian konsumen tidak hanya memperhatikan macam dari produk.
Tapi juga pembeli memperhatikan merek dari produk tersebut , merek lebih dari sekedar
simbol, merek dapat memiliki 6 tingkatan perhatian sebagai berikut :
a) Atribut
b) Manfaat
c) Nilai
d) Budaya
e) Kepribadian
f) Pemakai
Merk yang baik adalah merek yang mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu, adapun
karakteristik merek yang baik adalah :
a) Mengingatkan suatu tentang karakteristik produk dan kegunaannya
b) Mudah dieja, dibaca dan diingat
c) Bisa diadaptasi oleh produk-produk baru yang mungkin ditambahkan dilini produk
d) Bisa didaftarkan dan dilindungi hak paten

Produsen membuat suatu merek untuk produknya karena ada tujuan-tujuan tertentu yang
dapat diambil manfaatnya oleh penjual (produsen) maupun pembeli (konsumen), ada banyak
manfaat dari pencantuman merek pada suatu produk. Manfaat dari pencantuman merek
adalah:

a) Merk memberikan identitas


Produk kita akan mudah dikenali dan dicari oleh pembeli karena merek. Ini adalah fungsi
dasar merk yaitu sebagai pemberi identitas bagi produk kita.
Membedakan dengan pesaing.

b) Manfaat dasar merk yang kedua adalah membedakan produk kita dengan produk
pesaing. Apa gunanya kita membuat produk yang bagus jika ternyata pelanggan tidak mampu
membedakan produk kita dengan produk pesaing yang kualitasnya ada di bawah produk kita.

c) Meningkatkan penjualan.
Bila merek kita dipersepsikan dengan baik oleh konsumen, maka tidak perlu diragukan lagi
mereka akan bercerita kepada siapa saja yang ditemuinya tentang produk kita. Itu berarti
naiknya angka penjualan bisnis kita.

d) Membangun loyalitas
Pelanggan yang puas akan produk yang kita jual, mereka akan dengan sendirinya
memasukkan merek kita tidak hanya di kepala pelanggan tapi juga di hati mereka. Bagi
mereka, merek kitalah yang terbaik. Mereka merasa mendapatkan banyak manfaat dari
membeli produk kita. Tidak hanya manfaat fungsional, namun juga manfaat emosional.
Mereka akan selalu melakukan pembelian ulang tanpa pernah silau oleh harga murah ataupun
promosi dan janji-janji dari pihak pesaing.

e) Membuat pelanggan tidak sensitif harga.


Sama ketika kita telah jatuh cinta pada seseorang, keluar biaya berapa pun tidak menjadi
masalah yang besar asalkan dapat bersama dengan orang yang kita cintai. Begitu pula dengan
merek, jika para pelanggan telah jatuh cinta dengan merek kita, mereka tidak akan peduli
berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh produk kita. Ini berarti ada
margin keuntungan yang lebih besar bagi produk kita.

f) Komunikasi pemasaran jadi lancar.


Hampir semua pakar pemasaran sepakat bahwa iklan yang terbaik adalah kata-kata yang
keluar dari mulut pelanggan yang puas. Secara tidak langsung, pelanggan yang puas terhadap
merek kita akan membantu mempromosikan produk dan citra merek kita. Kita tidak perlu
susah-susah mengeluarkan dana, waktu dan tenaga lagi untuk memperkenalkan merek kita
kepada calon pelanggan baru.

g) Terbuka peluang untuk waralaba


Merek adalah intangible asset (aset tak berwujud) bagi perusahaan. Dalam jangka panjang,
ketika merek kita telah mengakar kuat dibenak para konsumen, kita akan dapat
mewaralabakan merek kita dengan nilai yang tinggi.

h) Magnet bagi para stakeholder.


Merek yang telah dikenal baik, tidak hanya akan menjadi daya tarik bagi para calon
konsumen, namun juga akan menjadi magnet bagi para stakeholder terbaik. Mereka tidak
akan kesulitan untuk mencari pemasok, karyawan, bahkan juga para investor. Hali ini berarti
merek yang baik akan meningkatkan daya tawar kita di hadapan para stakeholder itu.

2. Kualitas Produk
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk
tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan
oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketergantungan
dengan produk lain, esklusifitas, kenyamanan wujud (warna, bentuk pembungkus dsb) dan
harga yang ditentukan oleh biaya produk. Jadi bila suatu produk telah dapat menjalankan
fungsi-fungsi-nya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.

3. Sifat Produk
Sifat barang merupakan karakter yang melekat pada barang itu sendiri secara fisik dapat
dilihat.Sifat produk disebut juga dengan istilah ciri produk yang dalam bahasa inggris disebut
produk feature. Suatu produk dapat ditawarka dalam berbagai sifat, sebuah model “Polos”
produk berupa tambahan apapun merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan model
dari tingkat lebih tinggi dengan menambahkan beberapa sifat.
Sifat produk adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dengan produk
pesaing. Menjadi produsen yang pertama yang memperkenalkan sifat baru yang dibutuhkan
dan nilai tinggi oleh pelanggan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk bersaing.
Produsen tidak perlu menawarkan produk yang nilainya rendah bagi pelanggan dalam
hubungan dengan biaya sebaliknya. Sebaliknya sifat-sifat produk yang sifatnya tinggi bagi
pelanggan dalam hubungan dengan biaya perlu untuk ditambahkan.

4. Kemasan
Kemasan berasal dari kata kemas yang berarti teratur (terbungkus) rapi; bersih; rapi; beres;
selesai. Pengertian kemasan lainnya merupakan hasil mengemas atau bungkus pelindung
dagangan (niaga). Sedangkan pengertian bungkus dapat diartikan sebagai kata bantu bilangan
untuk benda yang dibalut dengan kertas (botol, plastik, dan sebagainya); pengertian lainnya
barang apa yang dipakai untuk membalut. Dengan demikian dalam tulisan ini pengertian
kemasan adalah sesuatu (material) dapat berupa botol, kertas, maupun plastik yang digunakan
untuk membungkus makanan. Kesadaran akan pentingnya kemasan yang menarik dan baik
semakin meningkat. Karena pentingnya fungsi kemasan dalam pemasaran dan merupakan
atribut yang dilihat konsumen paling awal. Tidak jarang konsumen bersedia membayar lebih
untuk memudahan penampilan, kehandalan dan prestise dari kemasan yang lebih baik. Faktor
lainnya adalah makin meluasnya penjualan dengan sistem swalayan (self service), makin
meningkatnya standar kesehatan dan sanitasi yang dituntut masyarakat.
5. Label
Label adalah setiap keterangan mengenai barang yang dapat berupa gambar, tulisan atau
kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan
pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang disertakan pada produk, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau
merupakan bagian kemasan. Kegunaan Label adalah memberikan infomasi yang benar,jelas
danlengkap baik mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal lain yang diperlukan
mengenai barang yang diperdagangkan.

1.2 Pengertian Keputusan Pembelian


Keputusan dalam arti yang umum adalah "a decision is the selection of an option from
two or more alternative choices" yaitu suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah
satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Pengertian keputusan membeli menurut para ahli:

 Menurut Kotler (2009) keputusan membeli yaitu: “beberapa tahapan yang dilakukan
oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk”
 Menurut Setiadi (2010) perilaku membeli mengandung makna yakni kegiatan-
kegiatan individu secara langsung terlibat dalam pertukaran uang dengan barang dan
jasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan tersebut
 Menurut Nugroho (2003) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah
satu diantaranya. Keputusan dalam arti yang umum adalah "a decision is the selection
of an option from two or more alternative choices" yaitu suatu keputusan seseorang
dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

1.3 Proses Keputusan Pembelian


Proses keputusan konsumen bukanlah berakhir dengan pembelian, namun berlanjut
hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk
yang dibeli tersebut. Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan pembelian di masa depan (Ma’ruf, 2005:14).
Menurut Kotler (2005:223) tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat
minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu
tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan. Para ahli telah merumuskan proses
pengambilan

keputusan model lima tahap, meliputi:

a. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh
rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa
lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal
misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga
terangsang rasa laparnya.

b. Pencarian informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang
lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
2. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.
3. Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
4. Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
c. Evaluasi alternatif
Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting
menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk
citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan
selektif.

d. Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di
dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi
yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam
melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian,
yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan
keputusan metode pembayaran.

e. Perilaku pasca pembelian


Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan
pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan
pembelian ulang.

1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Pengambilan Keputusan


Membeli
Menurut phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat
faktor, diantaranya sebagai berikut:
1) Faktor budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang
tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga
dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contonhya pada anak-anak yang dibesarkan di
Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai berikut: prestasi, aktivitas,
efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa
muda.
Masing-masing subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan
identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama,
kelompok, ras, dan wilayah geografis. Pada dasaranya dalam sebuah tatanan kehidupan
dalam bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Kelas sosial tidak hanya
mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, perilaku
dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya.
2) Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial
diantarannya sebagai berikut:
a. Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok
yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok
keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung
terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota dari
kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan
secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok
primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan
asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.
b. Keluarga
Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian.
Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari
orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan
ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan
dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga
prokreasi.
c. Peran dan status
Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku
pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi
peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka
dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya.
Contoh seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi
dibandingkan dengan seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya.
Tentunya, seorang direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek
yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya.
3) Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia dan
tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-
diri pembeli, terdiri dari:
a. Usia dan siklus hidup keluarga
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap
kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga
b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya.
Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan
pesawat udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya
pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti
besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau
menabung.
c. Gaya hidup
Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam
aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan.
Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup
yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak
pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang. Contohnya,
perusahaan telepon seluler berbagai merek berlomba-lomba menjadikan produknya sesuai
dengan berbagai gaya hidup remaja yang modern dan dinamis seperti munculnya telepon
selular dengan fitur multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda yang kegiatan tidak
dapat lepas dari berbagai hal multimedia seperti aplikasi pemutar suara, video, kamera dan
sebagainya. Atau kalangan bisnis yang menginginkan telepon selular yang dapat menujang
berbagai kegiatan bisnis mereka.
d. Kepribadian
Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang bebeda-beda yang dapat
mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan
psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten dan
bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan
dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan
bersosialisasi, pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian 1981:160).
Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek
konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang
cocok dengan kepribadiannya.
4) Psikologis
Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor
psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut:
a. Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan
tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan rasa
ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis;
yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,
penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika seseorang mengamati sebuah merek, ia
akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut,
melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna
dan nama merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan emosi tertentu.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan
seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu.
Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah
gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler 2003:217). Persepsi tidak hanya bergantung pada
rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar
dan keadaan individu yang bersangkutan.
c. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
d. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi merupakan
respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan
perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
2.1 Hipotesis
Menurut Arikunto (2009: 55) mengemukakan bahwa hipotesis adalah alternatif dugaan
jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya.
Dugaan jawaban tesebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji
kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukan itu
maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat tumbang sebagai

kebenaran. Sehingga dalam penelitian mempunyai hipotesis sebagai berikut :


Ha : Terdapat pengaruh antara pengetahuan produk (X) terhadap keputusan pembelian (Y)
Kosmetik Maybelline Mahasiswa Administrasi Bisnis

Ho : Tidak ada pengaruh antara pengetahuan produk (X) terhadap keputusan pembelian (Y)
Kosmetik Maybelline Mahasiswa Administrasi Bisnis
METODELOGI PENELITIAN

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

PENGARUH PENGETAHUAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


KOSMETIK MAYBELLINE PADA MAHASISWA ADMINISTRASI BISNIS

Oleh :

YENI FEBRIANI NIM. 1732610007

PROGRAM STUDI D3 ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019

Anda mungkin juga menyukai