PENDAHULUAN
1
7. Penatalaksanaan apa saja yang diberikan pada Varicella?
8. Apa saja komplikasi yang terjadi pada Varicella?
9. Bagaimana melakukan pengkajian pada pasien dengan Varicella?
10. Bagaimana membuat analisa data dari hasil pengkajian?
11. Bagaimana merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
Varicella?
12. Bagaimana menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah
infeksi primer virus varicella zoster (vzv) yang umumnya menyerang anak
dan merupakan penyakit sangat menular. Meskipun gejala klinis varicella
tidak berat namun pada remaja, orang dewasa dan anak dengan status
imunitas menurun dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian. (Sari
Pediatri 2010;11 (6):440-47)
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel
di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela
adalah infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa secara klinis
terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta,
2000).
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang
menyerang kulit dan mukosa. Klinik terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral (Ilmu penyakit kulit dan
kelamin fakultas kedokteran VI).
Varicella adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel
dikulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah,
2000).
Varicella adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi
bagian sentral tubuh (Mawarti Harap, 2000).
3
2.2 ETIOLOGI
Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi
varisela; kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus
itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian
virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster.
Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah
penderita verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi
dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.
2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari
sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang
4
terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan
varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian varisela neonatal
sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5
hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena mendapat
antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga
lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi
harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi
maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal
biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila
terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis,
diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang
terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus
diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada
varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela
maternal.
5
4) Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar
secara satrifugal ke muka dan ekstremitas. (Prof.dr. Marwali Harahap,
2000 : 94 – 95 )
2.5 PATOFISIOLOGI
Virus varicella
zoster
VARICELLA
Reaksi Inflamasi
Terinfeksi
MK : Timbul papula
HIPERTERMI
7
Biasanya diberikan pada penyakit - penyakit lain yang melemah kan
daya tahan tubuh.
2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam
a. Parasetamol atau ib uprofen.
b. Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada
infeksi virus (termasuk virus varisela) telah dihubungkan dengan
sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye.
3. Salep antibiotika : untuk mengobati ruam yang terinfeksi.
4. Antibiotika : bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada
kulit.
5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio
kalamin).
2.8 KOMPLIKASI
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi
dapat berupa infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah
:
1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air
terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang
dewasa.
2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan
cenderung lebih mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini
ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat
mengalami kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata yang
berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan
sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.
8
3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis,
pneumonia, karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis,
arthritis dan kelainan darah (beberapa macam purpura).
4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan
congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang
kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada neonatus.
2.9 PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan dahulu ( pernah menderita penyakit sejenis )
3. Riwayat alergi kulit, reaksi alergi makanan, obat serta zat kimia dan
riwayat kanker kulit
4. Kaji kulit melibatkan seluruh area kulit, termasuk membran mukosa,
kulit kepala dan kuku
5. Kaji vital sign
6. Kaji riwayat imunisasi
7. Kaji nyeri
8. Kaji nutrisi
9. Riwayat kesehatan sekarang ( pernah kontak dengan penderita
sejenis, adakah penderita yang sama di lingkungan penderita, sudah
dan beberapa lama menderita, kapan gejala terasa. )
9
2.12 INTERVENSI
10
Monitor hidrasi seperti
turgor kulit, kelembaban
membran mukosa)
11
frekuensi dan tanda Kaji tipe dan sumber nyeri
nyeri) untuk menentukan
Menyatakan rasa nyaman intervensi
setelah nyeri berkurang Ajarkan tentang teknik non
Tanda vital dalam farmakologi: napas dala,
rentang normal relaksasi, distraksi,
Tidak mengalami kompres hangat/ dingin
gangguan tidur Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri
akan berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Diagnosa
Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah
Kolaborasi
12
berhubungan Wound Healing : primer pakaian yang longgar
dengan dan sekunder Hindari kerutan pada
Perubahan turgor Setelah dilakukan tindakan tempat tidur
keperawatan selama 8x 1 jam Jaga kebersihan kulit
kerusakan integritas kulit agar tetap bersih dan
pasien teratasi dengan kriteria kering
hasil:
Mobilisasi pasien (ubah
Integritas kulit yang baik posisi pasien)
bisa dipertahankan setiap dua jam sekali
(sensasi, elastisitas, Monitor kulit akan
temperatur, hidrasi, adanya kemerahan
pigmentasi) Tidak ada Oleskan lotion atau
luka/lesi pada kulit minyak/baby oil pada
Perfusi jaringan
baik daerah yang tertekan
Menunjukkan pemahaman Monitor aktivitas dan
dalam proses perbaikan mobilisasi pasien
kulit Monitor status nutrisi
dan mencegah terjadinya pasien
cedera berulang
Memandikan pasien
Mampu melindungi kulit dengan sabun dan air
dan hangat
Mempertahankan
Kaji lingkungan dan
kelembaban kulit dan
perawatan alami peralatan yang
menyebabkan tekanan
Menunjukkan terjadinya
Observasi luka : lokasi,
proses penyembuhan luka
dimensi,
kedalaman luka,
karakteristik,warna
cairan, granulasi,
jaringan nekrotik,
tandatanda
13
infeksi lokal, formasi
traktus
Ajarkan pada keluarga
tentang luka dan
perawatan luka
Kolaburasi ahli gizi
pemberian diae TKTP,
vitamin
Cegah kontaminasi feses
dan urin
Lakukan tehnik
perawatan luka dengan
steril
Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
pada luka
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Varicella merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
virus varicella zooster yang hingga kini masih tetap menjadi epidemi
di dunia dan di indonesia. Walaupun infeksi varicella zooster
tergolong ke dalam infeksi ringan, namun dalam kondisi defisiensi
imun penyakit ini dapat menjadi berat dan tidak menutup
kemungkinan berujung pada kematian. Pemberian vaksinasi dan
imunoglobulin telah terbukti efektif memberikan perlindungan dari
infeksi virus ini. Hingga saat ini, asiklovir oral tetap menjadi obat
utama untuk pengobatan varicella.
B. SARAN
Pembuatan makalah ini, kami sadari masih memiliki banyak
kekurangan , oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
dosen pembimbing dan teman-teman.
15
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. Dkk. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta
Harahap, Marwati. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta
Wong. DonnaL. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta
Nanda(2014).Diagnosa Keperawatan NANDA International 2014-2016.Jakarta :
penerbit ECG
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
16