Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit cacar air ( varicella ) mungkin sudah tidak asing lagi dan
merupakan penyakit yang mendunia. Varicella merupakan penyakit menular
yang dapat menyerang siapa saja. Terutama mereka yang belum mendapat
imunisasi di indonesia, tidak banyak data yang mencatat kasus varicella
secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemi cacar air pada
daerah tertentu.
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara
bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada
anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak
remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus
varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya
usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.
Varicella dikaitkan dengan respon imun humoral dan sel-dimediasi.
Respon ini menginduksi kekebalan yang tahan lama. Ulangi infeksi subklinis
dapat terjadi pada orang-orang ini, namun serangan kedua dari cacar air
sangat jarang terjadi di orang imunokompeten. Reexposure dab infeksi
subklinis dapat berfungsi untuk meningkatkan kekebalan yang diperoleh
setelah episode cacar air, ini dapat berubah di era post vaksin.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi dari Varicella?
2. Apa etiologi dari Varicella?
3. Apa klasifikasi Varicella?
4. Apa saja manifestasi klinis yang terjadi akibat Varicella?
5. Bagaimana patofisiologi dari Varicella?
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan pada Varicella

1
7. Penatalaksanaan apa saja yang diberikan pada Varicella?
8. Apa saja komplikasi yang terjadi pada Varicella?
9. Bagaimana melakukan pengkajian pada pasien dengan Varicella?
10. Bagaimana membuat analisa data dari hasil pengkajian?
11. Bagaimana merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
Varicella?
12. Bagaimana menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


A. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Varicella.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui Tentang Definisi Dari Varicella
2. Mengetahui Etiologi Dari Varicella
3. Mengetahui Klasifikasi Dari Varicella
4. Mengetahui Apa Saja Manifestasi Klinis Yang Terjadi Akibat Varicella
5. Mengetahui Patofisiologi Dari Varicella
6. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Apa Saja Yang Dilakukan Pada
Varicella
7. Mengetahui Penatalaksanaan Apa Saja Yang Diberikan Pada Varicella
8. Mengetahui Komplikasi Yang Terjadi Pada Varicella
9. Mampu Melakukan Pengkajian Pada Pasien Dengan Varicella
10. Mengetahui Analisa Data Dari Hasil Pengkajian
11. Mengetahui Diagnosa Keperawatan Varicella
12. Mengetahui Intervensi Keperawatan Varicella

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN

Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah
infeksi primer virus varicella zoster (vzv) yang umumnya menyerang anak
dan merupakan penyakit sangat menular. Meskipun gejala klinis varicella
tidak berat namun pada remaja, orang dewasa dan anak dengan status
imunitas menurun dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian. (Sari
Pediatri 2010;11 (6):440-47)

Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel
di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela
adalah infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa secara klinis
terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta,
2000).
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang
menyerang kulit dan mukosa. Klinik terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral (Ilmu penyakit kulit dan
kelamin fakultas kedokteran VI).
Varicella adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel
dikulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah,
2000).
Varicella adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi
bagian sentral tubuh (Mawarti Harap, 2000).

3
2.2 ETIOLOGI

Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut


Richar E, varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga
virus varicella-zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan
herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang
berbeda.

Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi
varisela; kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus
itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian
virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster.

Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah
penderita verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi
dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.

2.3 KLASIFIKASI VARICELLA

Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :


1. Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial,
atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering
terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko
terjadinya varisela congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada
kehamilan trimester pertama ibu menderita varisela. Varisela pada
kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian bayi pada
saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak
diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah
kelainan fetus.

2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari
sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang

4
terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan
varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian varisela neonatal
sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5
hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena mendapat
antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga
lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi
harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi
maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal
biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila
terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis,
diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang
terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus
diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada
varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela
maternal.

2.4 MANIFESTASI KLINIK


1) Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari.
2) Didahului stadium prodromal yang ditandai :
1. Demam
2. Malaise
3. Sakit kepala
4. Anoreksia
5. Sakit punggung
6. Batuk kering
7. Sore throat yang berlangsung 1-3 hari.
3) Stadium : erupsi yang ditandai dengan terbentuknya verikula yang khas,
seperti tetesan embun (teardrops) vesikula akan berubah menjadi pustule,
kemudian pecah menjadi kusta, sementara proses ini berlangsung, timbul
lagi vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.

5
4) Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar
secara satrifugal ke muka dan ekstremitas. (Prof.dr. Marwali Harahap,
2000 : 94 – 95 )

2.5 PATOFISIOLOGI

Imunitas tubuh Riwayat kontak dengan


pasien varicella

Virus varicella
zoster

Invasi virus melalui saluran


pernafasan/kontak langsung

Virus bereplikasi di kelenjar getah


bening (2-4 hari)

Penyebaran virus melalui darah (4-6)

Virus bereplikasi ke organ-organ

Virus mencapai kulit

VARICELLA

Reaksi Inflamasi

Pelepasan mediator Replikasi di sel epidermal


kimia (prostaglandin)

Vakuolisasi sel dan lisis


Gangguan di Hipotalamus

Terjadi macula(lesi kulit 14 hari)


Suhu tubuh ↑

Terinfeksi
MK : Timbul papula
HIPERTERMI

Vesikula 6 Mengenai saraf nyeri pada


kulit (free nerve ending)
MK : KERUSAKAN
INTEGRITAS KULIT MK : NYERI

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Test tzanck
Test pcr
Uji serologi
Pemeriksaan mikroskop elektron

2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS

Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak


memerlukan terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang
cukup. Yang justru sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai
erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari kita tentu ingin segera menggaruknya.
Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat timbul jaringan parut pada bekas
gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik untuk dilihat.
a. Umum :
1. Isolasi untuk mencegah penularan.
2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).
3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.
4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian
antiseptik pada air mandi.
5. Upayakan agar vesikel tidak pecah.
a) Jangan menggaruk vesikel.
b) Kuku jangan dibiarkan panjang.
c) Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda
kulit, jangan digosok.
b. Farmakoterapi
1. Asiklovir oral

7
Biasanya diberikan pada penyakit - penyakit lain yang melemah kan
daya tahan tubuh.
2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam
a. Parasetamol atau ib uprofen.
b. Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada
infeksi virus (termasuk virus varisela) telah dihubungkan dengan
sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye.
3. Salep antibiotika : untuk mengobati ruam yang terinfeksi.
4. Antibiotika : bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada
kulit.
5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio
kalamin).

2.8 KOMPLIKASI
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi
dapat berupa infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah
:
1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air
terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang
dewasa.
2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan
cenderung lebih mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini
ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat
mengalami kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata yang
berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan
sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.

Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan


komplikasi yang serius seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh,
pneumonia dan hepatitis yang termasuk dalam kelompok tersebut :
1. Bayi dibawah usia 28 hari.
2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah

8
3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis,
pneumonia, karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis,
arthritis dan kelainan darah (beberapa macam purpura).
4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan
congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang
kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada neonatus.

2.9 PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan dahulu ( pernah menderita penyakit sejenis )
3. Riwayat alergi kulit, reaksi alergi makanan, obat serta zat kimia dan
riwayat kanker kulit
4. Kaji kulit melibatkan seluruh area kulit, termasuk membran mukosa,
kulit kepala dan kuku
5. Kaji vital sign
6. Kaji riwayat imunisasi
7. Kaji nyeri
8. Kaji nutrisi
9. Riwayat kesehatan sekarang ( pernah kontak dengan penderita
sejenis, adakah penderita yang sama di lingkungan penderita, sudah
dan beberapa lama menderita, kapan gejala terasa. )

2.11 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi Berhubungan Dengan Penyakit


2. Nyeri akut Berhubungan Dengan Kerusakan Jaringan
3. Kerusakan Intergritas Kulit Berhubungan Dengan Perubahan turgor

9
2.12 INTERVENSI

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/
Masalah Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi Hasil

Hipertermia NOC: NIC :


Berhubungan Thermoregulasi  Monitor suhu sesering
dengan penyakit. Setelah dilakukan mungkin
tindakan  Monitor warna dan suhu
keperawatan kulit
selama 2x24 jam, pasien  Monitor tekanan darah,
menunjukkan : nadi dan RR
Suhu tubuh dalam batas  Monitor penurunan tingkat
normal dengan kreiteria kesadaran
hasil:  Monitor WBC, Hb, dan
Suhu 36 Hct
– 37C  Monitor intake dan output
Nadi dan  Berikan anti piretik:
RR dalam rentang
 Kelola Antibiotik
normal
 Selimuti pasien
Tidak ada
 Berikan cairan intravena
perubahan warna kulit
 Kompres pasien pada lipat
dan tidak ada pusing,
paha dan aksila
 Tingkatkan sirkulasi udara
 Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
 Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
 Catat adanya fluktuasi
tekanan darah

10
 Monitor hidrasi seperti
turgor kulit, kelembaban
membran mukosa)

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/
Masalah
Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut NOC : NIC :


berhubungan  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri
dengan kerusakan  pain control, secara komprehensif
jaringan  comfort level termasuk lokasi,
Setelah dilakukan tinfakan karakteristik, durasi,
keperawatan selama 2x 24 frekuensi, kualitas dan
jam, Pasien tidak mengalami faktor presipitasi
nyeri, dengan kriteria hasil:  Observasi reaksi
 Mampu mengontrol nonverbal dari
nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu  Bantu pasien dan keluarga
menggunakan tehnik untuk mencari dan
nonfarmakologi untuk menemukan dukungan
mengurangi nyeri,  Kontrol lingkungan yang
mencari bantuan) dapat mempengaruhi nyeri
 Melaporkan bahwa nyeri seperti suhu ruangan,
berkurang dengan pencahayaan dan
menggunakan kebisingan
manajemen nyeri  Kurangi faktor presipitasi
 Mampu mengenali nyeri nyeri
(skala, intensitas,

11
frekuensi dan tanda  Kaji tipe dan sumber nyeri
nyeri) untuk menentukan
 Menyatakan rasa nyaman intervensi
setelah nyeri berkurang  Ajarkan tentang teknik non
 Tanda vital dalam farmakologi: napas dala,
rentang normal relaksasi, distraksi,
 Tidak mengalami kompres hangat/ dingin
gangguan tidur  Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri
akan berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
 Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali

Diagnosa
Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah
Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

NOC : NIC : Pressure Management


Kerusakan
 Tissue Integrity : Skin and  Anjurkan pasien untuk
integritas kulit
 Mucous Membranes menggunakan

12
berhubungan  Wound Healing : primer  pakaian yang longgar
dengan dan sekunder  Hindari kerutan pada
Perubahan turgor Setelah dilakukan tindakan tempat tidur
keperawatan selama 8x 1 jam  Jaga kebersihan kulit
kerusakan integritas kulit agar tetap bersih dan
pasien teratasi dengan kriteria kering
hasil:
 Mobilisasi pasien (ubah
 Integritas kulit yang baik posisi pasien)
bisa dipertahankan  setiap dua jam sekali
(sensasi, elastisitas,  Monitor kulit akan
temperatur, hidrasi, adanya kemerahan
pigmentasi) Tidak ada  Oleskan lotion atau
luka/lesi pada kulit minyak/baby oil pada
 Perfusi jaringan
baik  daerah yang tertekan
Menunjukkan pemahaman  Monitor aktivitas dan
dalam proses perbaikan mobilisasi pasien
kulit  Monitor status nutrisi
dan mencegah terjadinya pasien
cedera berulang
 Memandikan pasien
 Mampu melindungi kulit dengan sabun dan air
dan hangat
Mempertahankan
 Kaji lingkungan dan
kelembaban kulit dan
perawatan alami peralatan yang
menyebabkan tekanan
 Menunjukkan terjadinya
 Observasi luka : lokasi,
proses penyembuhan luka
dimensi,
 kedalaman luka,
karakteristik,warna
 cairan, granulasi,
jaringan nekrotik,
tandatanda

13
 infeksi lokal, formasi
traktus
 Ajarkan pada keluarga
tentang luka dan
 perawatan luka
 Kolaburasi ahli gizi
pemberian diae TKTP,
 vitamin
 Cegah kontaminasi feses
dan urin
 Lakukan tehnik
perawatan luka dengan
 steril
 Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
 pada luka

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Varicella merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
virus varicella zooster yang hingga kini masih tetap menjadi epidemi
di dunia dan di indonesia. Walaupun infeksi varicella zooster
tergolong ke dalam infeksi ringan, namun dalam kondisi defisiensi
imun penyakit ini dapat menjadi berat dan tidak menutup
kemungkinan berujung pada kematian. Pemberian vaksinasi dan
imunoglobulin telah terbukti efektif memberikan perlindungan dari
infeksi virus ini. Hingga saat ini, asiklovir oral tetap menjadi obat
utama untuk pengobatan varicella.

B. SARAN
Pembuatan makalah ini, kami sadari masih memiliki banyak
kekurangan , oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
dosen pembimbing dan teman-teman.

15
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi. Dkk. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta
Harahap, Marwati. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta
Wong. DonnaL. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta
Nanda(2014).Diagnosa Keperawatan NANDA International 2014-2016.Jakarta :
penerbit ECG
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.

16

Anda mungkin juga menyukai