Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN PERSALINAN

NORMAL
No. Dokumen : SOP/
……./19/III/2019
SOP No. Revisi :00
Tgl Terbit :01/03/2019
Halaman : 1 dari 14
UPT dr. Kinang Tandirerung
PUSKESMAS NIP.19660413 200112 2 001
MUARA WAHAU II

1. Pengertian Asuhan persalinan normal adalah proses pengeluaran


bayi dengan usia kehamilan cukup bulan, letak
memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi
dan panggul ibu serta dengan tenaga ibu sendiri;

2. Tujuan Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkah


dalam Asuhan Persalinan Normal;

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Muara Wahau II


Nomor SK/……../30/II/2019 Tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis;

4. Referensi Prawirohardjo Sarwono, 2006.Buku Acuan Nasional


Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Jakarta.
YBP-SP;

5. Alat dan Bahan 1. Persiapan Perlindungan Diri;


a. Celemek lastik;
b. Sepatu boot;
c. Masker;
d. Kacamata;
e. Handuk bersih;
f. Penutup kepala;
g. Mencuci tangan 7 langkah;
2. Persiapan ibu dan bayi;
a. 1 buah handuk;
b. Selimut untuk mengganti;
c. Pakaian ibu;
d. Sarung yang bersih dan kering;
e. Pakaian bayi lengkap;
f. Bedong bayi;
3. peralatan steril;
a. 2 klem kelly / klem kocher;
b. Gunting tali pusat;
c. Klem plastik;
d. Klem ½ kocher;
e. 2 pasang sarung tangan;
f. Kasa steril;
g. Penghisap lendir;
h. Gunting episiotomi;
i. Kateter nelaton;
4. heating set ( penjahitan episiotomi );
a. Tabung suntik 5 cc beserta jarum suntik;
b. 1 pinset anatomi dan 1 pinset sirurgi;
c. Pegangan jarum / nald pooder;
d. 2-3 jarum jahit tajam / nald ( kulit dan otot );
e. Benang chromic ukuran 2.0 / 3.0;
f. 1 pasang sarung tangan;
g. Lidocain;
h. Kasa steril;
i. Kapas tampon;
5. peralatan tidak steril;
a. Termometer;
b. Stetoskop;
c. Tensimeter;
d. Pita pengukur;
e. Laenec / dopler;
f. Bengkok;
g. Timbangan bayi;
h. Tempat sampah;
i. Wadah untuk larutan klorin 0,5 %;
j. Wadah untuk air DTT;
6. Prosedur 1. Petugas mengenali Gejala dan Tanda Kala Dua;
a. Mendengar dan melihat adanya tanda
persalinan kala dua;
b. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran;
c. Ibu merasakan tekanan yang semakin
meningkat pada rektum dan vagina;
d. Perineum tampak menonjol;
e. Vulva dan sfinger ani membuka;
2. Petugas menyiapkan pertologan persalinan;
a. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat-obatan esensial untuk menolong persalinan
dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru
lahir. Untuk resusitasi tempat datar, rata, bersih,
kering dan hangat, 3 handuk / kain bersih dan
kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt
dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi;
1) Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat
resusitasi serta ganjal bahu bayi;
2) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai didalam partus set;
b. Pakai celemek plastik;
c. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan
yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir kemudian keringkan tangan
2 dari 12
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih
dan kering;
d. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang
akan digunakan untuk periksa dalam;
e. Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik
( gunakan tangan yang memakai sarung tangan
DTT dan steril ), pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik;
3. Petugas memastikan pembukaan lengkap dan
keadaan janin baik;
a. Membersihkan vulva dan perineum, menekannya
dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi
dengan air DTT;
1) Jika introitus vagina, perineum atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan
seksama dari arah depan ke belakang;
2) Buang kapas atau kasa ( terkontaminasi )
dlam wadah yang tersedia;
3) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi
( dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam
larutan klorin 0,5 %;
b. Lakukan periksa dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap;
1) Bila selaput ketuban dalam pecah dan
pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi;
4. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan klorin0,5 % kemudian
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam
larutan klorin selama 10 menit cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepaskan;
5. Periksa denyut jantung janin ( DJJ ), setelah
kontraksi / saat relaksasi uterus untuk memastikan
bahwa DJJ dalam batas normal (120 –160 x/m );
a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal;
b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan
dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta
asuhan lainnyapada partograf;
6. Petugas menyiapkan ibu dan keluarga untuk

3 dari 12
membantu proses bimbingan meneran;
a. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik dan bantu ibu dalam
menentukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya;
1) Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran,
lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin ( ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif ) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada
2) Jelaskan pada anggota keluarga tentang
bagaimana peran mereka untuk mendukung
dan memberi semangat pada ibu untuk
meneran secara benar;
7. Petugas meminta keluarga membantu
menyiapkan posisi meneran. ( bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu
keposisi setengah duduk atau posisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman;
a. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu
merasa ada dorongan kuat untuk meneran ;
1) Bimbing ibu agar dapat meneran seara
benar dan efektif;
2) Dukung dan beri semangat pada saat
meneran dan perbaiki cara meneran apabila
caranya tidak sesuai;
3) Bantu ibu mngambil posisi yang nyaman
sesuai pilihannya ( kecuali posisi berbaring
terlentang dalam waktu yang lama );
4) Anjurkan ibu beristirahan di antara
kontraksi;
5) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan
semangat untuk ibu;
6) Berikan cukup asupan cairan per-oral
( minum );
7) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai;
8) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan
segera lahir 120 menit ( 2 jam ) meneran
( primigravida ) atau 60 menit ( 1 jam )
meneran ( multigravida );
b. Anjurkan ibu unutk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum

4 dari 12
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit;
c. Petugas mempersiapkan pertolongan kelahiran
bayi;
d. Lakukan handuk bersih ( untuk mengeringkan
bayi ) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengana diameter5-6 cm;
e. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
dibawah bokong ibu;
f. Buka tutup partus ser dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan;
g. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan;
8. Petugas melakukan persiapan pertolongan bayi
Lahirkan Kepala;
a. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6
cm membuka vulva maka lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan atau bernafas cepat dan
dangkal;
b. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan
ambil tindakan yang sesuai jika hal ini terjadi, dan
segera lanjutkan proses kelahiran bayi;
1) Jika tali pusat melilit leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi;
2) Jika tali pusat melilit leher secara kualt, klem
tali pusat di dua tempat dan potong di antara
dua klem tersebut;
c. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan Lahirkan Bahu;
d. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang seara biparental. Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan epala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul dibawah arcus pubis dan
kemuian gerakkan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang;
9. Petugas melahirkan Badan dan Tungkai;
a. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah
unutk kepala dan bahu. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan atas
5 dari 12
siku sebelah atas;
b. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran
tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang
masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan
jari-jari lainnya );
10. Petugas melakukan penanganan Bayi Baru Lahir
a. Lakukan penilaian ( selintas );
1) Apakah bayi cukup bulan ?;
2) Apakah bayi menangis kuat / bernafas
tanpa kesulitan ?;
3) Apakah bayi bergerak dengan aktif ?;
Bila salah satu jawaban adalah “ TIDAK “lanjut
ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru
lahir ( melihat penuntun berikutnya );
Bila semua jawanan adalah “ YA “;
b. Keringkan tubuh bayi;
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian t;angan
tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk / kain yang kering.
Biarkan bayi di atas perut ibu;
c. Periksa kembali uterus untuk memastikan
tidak ada lagi bayi dalam uterus ( hamil
tunggal );
d. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitoksin
agar uterus berkontraksi baik;
e. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
suntikkan oksitoksin 10 unit IM di 1/3 paha
atas bagian distal lateral ( lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitoksin );
f. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali
pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Mendorong isi tali pusat ke ara distal
( ibu ) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm
distal dari klem pertama;
g. Pemotongan dan pengikat tali pusat;
1) Dengan satu tangan, pegang tali pusat
yang telah dijepit ( lindungi perut bayi ),
dan lakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem tersebut;
2) Ikattali pusat dengan benang DTT atau

6 dari 12
steril pada satu sisi kemudian melingkari
kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kuni pada sisi lainnya;
3) Lepaskan klem dan msukkan dalam
wadah yang telah disediakan;
h. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada
kontak kulit ibu ke kulit bayi. Luruskan bahu
bayi sehingga bayi menempel di dada / perut
ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
puting payudara ibu;
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi. Biarkan bayi tetap
melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam;
1) Sebagian besar bayi akan berhasil
melakukan inisiasi menyusu dini dalam
waktu 30-60 menit. Menyusu pertama
biasanya berlangsung sekitar 10 – 15
menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara;
11. Petugas melakukan penatalaksanaan Aktif
Persalinan Kala III;
12. Pindahkan klem pada tali pusat hingga 5 – 10 m
dari vulva;
13. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu,
di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat;
14. Setelah uterus berkontraksi, tegangan tali pusat
ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang – atas
( dorso-kranial ) secara hati-hati ( untuk mencegah
inversio uteri ). Jika plasenta tidak lahir setelah 30
– 40 detik, hentikan pemegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
ulangi prosedur di atas;
1) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta
ibu, suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu;
15. Petugas mengeluarkan Plasenta;
a. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-

7 dari 12
kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke
arah atas, mengikuti poros jalan lahir ( tetap
lakukan tekanan dorso-kranial );
1) Jika tali pusat bertambha panjang,
pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-
10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta;
2) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat;
a) Beri dosis ulangan oksitoksin 10 unit
IM;
b) Lakukan katerisasi jika kandung kemih
penuh;
c) Minta keluarga untuk menyiapkan
rujukan;
d) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya;
e) Jika plasenta tidak lahir dalam 30
menit setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan, segera lakukan plasenta
manual;
b. Saat plasenta muncul di introitus vagina,
lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan;
1) Jika selaput ketuban robek, pakai
sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem DTT tau steril untuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal;
16. Petugas melakukan rangsangan Taktil ( Masase )
Uterus;
17. Segera setelah plasenta keyuban lahir, lakukan
masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus
dan lakuakan masase dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi
( fundus teraba keras );
a. Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus
8 dari 12
tidak berkontraksi setelah 15 detik masase;
18. Petugas menilai Perdarahan;
19. Periksa kesua sisi plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan pastikan selpaut ketuban
lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam
kantung plastik atau tempat khusus;
20. Evaluasi kemingkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan;
21. Petugas melakukan Prosedur Pasca Persalinan;
a. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi perdarahan pervaginam;
b. Celupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan klorin 0,5 % dan
membilasnya dengan air DTT kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering;
22. Petugas melakukan evaluasi;
a. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta
kandung kemih kosong;
b. Anjurkan ibu / keluarga cara melakukan
masase uterus dan menilai kontraksi;
c. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan
darah;
d. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan
umum ibu baik;
e. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik ( 40 – 60 kali / menit );
23. Petugas melakukan kebersihan dan keamanan;
a. Tempatkan semua peralatan bekas pakai
dalam laru klorin 0,5 % untuk dekontaminasi
( 10 menit ). cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi;
b. Buang bahan-bahan yang terkontaminiasi ke
tempat sampah yang sesuai;
c. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan
darah. Bantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering;
d. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu
memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkan;
e. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan
9 dari 12
klorin;
f. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan
klorin. Lepaskan dalam keadaan terbaik
kemudian rendam dalam larutan klorin;
g. Cuci kedua tangan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan tangan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering;
h. Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk
pentalaksanaan bayi baru lahir;
i. Dalam waktu 1 jam, berikan antibiotika, salep
mata, da vitamin K secara IM;
j. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan
suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan
anterolateral. Letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa
disusukan;
k. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik didalam larutan klorin;
l. Cuci tangan dengan sabun dan air megalir
kemudian keringkan tangan dengan
menggunakan handuk bersih dan kering;
24. Dokumentasi;
Lengkapi partograf ( halaman depan dan
belakang ), periksa tanda vital dan asuhan kala
IV;
7. Bagan Alir
Menyiapkan
Mengenali tanda
pertolongan
dan gejala kala
persalinan
II
Menyiapkan ibu dan Memastikan
keluarga untuk pembukaan lengkap
bimbingan meneran dan keadaan janin
Mempersiapkan Mempersiapkan
baik
pertolongan pertolongan kelahiran
kelahiran
Melakukanbayi kepala bayi
penatalaksanaan Melakukan
MAK III penanganan bayi baru
lahir

Menilai perdarahan Melakukan


prosedur
pasca
persalinan

10 dari 12
8. Unit Terkait 1. Rawat Inap;

9. Dokumen terkait a. Rekam Medik;


b. Register Kebidanan;
c. Partograf;
d. Form. Cap Kaki Bayi;

11 dari 12
10.Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan

12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai