Tinggi muka air di atas mercu bendung dapat dihitung dengan persamaan
tinggi energy – debit, yaitu :
Qd = Cd ⅔ ⅔ g b H3/2
Dimana :
Qd = debit desain, m3/det
Cd = koefisien debit = Cd = C0 . C1. C2
g = percepatan gravitasi
b = lebar mercu efektif
H = tinggi energy di atas mercu
e) Panjang atau Lebar Mercu Bendung
Dalam penentuan panjang mercu bendung, maka harus diperhitungkan
terhadap :
Kemampuan melewatkan debit desain dengan tinggi jagaan yang cukup;
Batasan tinggi muka air genangan maksimum yang diijinkan pada debit
desain.
Berkaitan dengan itu panjang mercu dapat diperkirakan, yaitu
Sama lebar dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur
(bank full discharge);
Umunya diambil sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata, pada ruas sungai
yang telah stabil.
Pengambilan lebar mercu tidak boleh terlalu pendek dan tidak pula terlalu
lebar. Bila desain panjang mercu bendung terlalu pendek, akan memberikan
tinggi muka air di atas mercu lebih tinggi. Akibatnya tanggul banjir di udik
akan bertambah tinggi pula. Demikian pula genangan banjir akan bertambah
luas. Sebaliknya bila terlalu lebar dapat mengakibatkan profil sungai
bertambah lebar pula sehingga akan terjadi pengendapan sedimen di udik
bendung yang dapat menimbulkan gangguan penyadapan aliran ke intake.
f) Lebar Efektif Mercu Bendung
Lebar mercu bendung efektif , Be, yaitu panjang mercu bendung bruto, Bb,
dikurangi dengan lebar pilar dan pintu pembilas. Artinya panjang mercu
bendung yang efektif melewatkan debit banjir desain.
Lebar mercu bendung efektif dapat dihitung dengan cara yaitu :
- Be = Bb – 20% Σb – Σt
- Be = Bb – 2 (n . kp + ka)H
Dimana :
Be = lebar mercu efektif (meter)
Bb = lebar mercu bruto (meter)
Σb = jumlah lebar pembilas
Σt = jumlah pilar-pilar pembilas
n = jumlah pilar pembilas dan pilar jembatan
kp = koefisien kontraksi pilar
ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H = tinggi energy, yaitu h + k; h = tinggi air; k = v2/2g
Harga koefisien kontraksi pilar dapat dilihat pada Standar Perencanaan
Irigasi, KP-02.
g) Menentukan Panjang dan Dalam Kolam Olak
Kolam olak adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai peredam energi
yang terkandung dalam aliran dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari
suatu aliran yang berkecepatan tinggi. Kolam olak sangat ditentukan oleh
tinggi loncatan hidraulis, yang terjadi di dalam aliran.
h) Menentukan Panjang Lantai Muka
Akibat dari pembendungan sungai akan menimbulkan pebedaan tekanan,
selanjutnya akan terjadi pengaliran di bawah bendung. Karena sifat air
mencari jalan dengan hambatan yang paling kecil yang disebut “Creep
Line”, maka untuk memperbesar hambatan, Creep Line harus diperpanjang
dengan memberi lantai muka atau suatu dinding vertical. Untuk menentukan
Creep Line, maka dapat dicari dengan rumus atau teori :
- Teori Bligh
Menyatakan bahwa besarnya perbedaan tekanan di jalur pengaliran adalah
sebanding dengan panjang jalan Creep Line.
- Teori Lane
Teori Lane ini memberikan koreksi terhadap teori Bligh, bahwa energi yang
diperlukan oleh air untuk mengalir ke arah vertical lebih besar daripada arah
horizontal dengan perbandingan 3:1.
i) Menentukan Stabilitas Bendung
Untuk mengetahui kekuatan bendung, sehingga konstruksi bendung sesuai
dengan yang direncanakan dan memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Stabilitas bendung ditentukan oleh gaya – gaya yang bekerja pada bendung,
seperti:
- Gaya berat
- Gaya gempa
- Tekanan Lumpur
- Gaya hidrostatis
- Gaya Uplift Pressure (Gaya Angkat).
j) Perencanaan Pintu
Perencanaan pintu berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk ke saluran
dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran
(pintu pengambilan atau intake gate). Pada bendung tempat pengambilan
bisa terdiri dari 2 pintu yaitu kanan dan kiri, bisa juga hanya satu tergantung
letak daerah yang akan dialiri. Tinggi ambang tergantung pada material
yang terbawa oleh sungai. Ambang makin tinggi makin baik, untuk
mencegah masuknya benda padat dan kasar ke saluran, tapi tinggi ini
ditentukan atau dibatasi oleh ukuran pintu. Pada waktu banjir, pintu
pengambilan cukup ditutup untuk mencegah masuknya benda kasar ke
saluran. Penutupan pintu tidak berakibat apa apa karena saat banjir di sungai
biaanya tidak lama. Maka yang dianggap air normal pada sungai adalah
setinggi mercu. Ukuran pintu ditentukan dari segi praktis dan estetika. Lebar
pintu biasanya maksimal 2 m untuk pintu dari kayu. Jika terdapat ukuran
yang lebih besar dari 2 m, harus dibuat lebih dari satu pintu dengan pilar-
pilar diantaranya.
k) Pintu Penguras
Lebar pintu penguras biasanya diambil dari 1/10 lebar bendung (B),
sedangkan pada saat banjir pintu penguras ditutup. Bila banjir lewat di atas
pintu, maka tinggi pintu penguras harus setinggi mercu bendung. Oleh
karena itu, tebal pintu juga harus diperhitungkan untuk tinggi air setinggi air
banjir
8.7. Stabilitas Bendung
Keadaan Topografi
1) dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi,
sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari
2) bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui
maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan
3) dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi
topografi dapat diseleksi
4) disamping itu ketinggian mercu bendung dari dasar sungai
dapat pula direncanakan
Kondisi Topografi
Dilihat dari lokasi bendung, harus memperhatikan beberapa
aspek yaitu :
1) ketinggian bendung tidak terlalu tinggi
2) trase saluran induk terletak di tempat yang baik
3) penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi
hidraulik dan angkutan sedimen
Biaya Pelaksanaan
Beberapa alternatif lokasi harus dipertimbangkan ; yang
selanjutnya biaya pelaksanaan dapat ditentukan dan cara
pelaksanaannya, peralatan dan tenaga. Biasanya biaya
pelaksanaan ditentukan berdasarkan pertimbangan teraqkhir.
Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang
paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.
Faktor-faktor lain
Yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi bendung
yaitu penggunaan lahan di sekitar bendung, perubahan
morfologi sungai, daerah genangan yang tidak terlalu luas dan
ketinggian tanggul banjir.
2) Baragge
Jika seluruh pembendungan atau sebagian besar dari
pembendungan dilakukan oleh pintu. Pada Barrage yang
pembendungannya dilakukan seluruhnya oleh pintu, maka
pada waktu banjir pintu tersebut dibuka sehingga peluapannya
akan menjadi minimum/ berkurang.
Berdasarkan Fungsinya
1) Bendung Pengarah ( Diversion Weir )
Diversion Weir adalah suatu bangunan pelimpah dengan atau
tanpa pintu penutup dan terletak melintang atau memotong
kedalaman dasar sungai. Fungsinya adalah untuk
membelokkan air sungai ke saluran primer
2) Bendung Penahan
Fungsinya adalah untuk menyimpan air banjir atau manahan air
banjir pada saat banjir datang sebagai penahan atau
pengontrol banjir.
Bangunan Pembilas
Pada hulu bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan
pembilas guna mencegah masuknya bahan sidemen kasar ke
dalam saluran irigasi.
Ada empat tipe, yaitu:
Pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan.
Pembilas bawah
Shunt undersluice
Pengambilan bawah tipe boks
Untuk mengurangi aliran yang bergolak ( Turbulent ) yang
terjadi didekat intake maka perlu dibangun bangunan penguras
( Under Sluice ).
Bangunan Penguras
Fungsinya adalah untuk mengurangi aliran yang bergolak (
Turbulent ) yang terjadi di dekat intake. Puncak ambang dari
under sluice dijaga agar lebih rendah dari puncak ambang
bendung, sehingga akan membantu membawa debit pada
musim kering ke arah under sluice. Normalnya, permukaan
puncak ambang under sluice ini sama dengan permukaan
dasar saluran terdalam pada musim kering. Dengan
membukanya pintu penguras, maka akan menggelontor
endapan lumpur yang terdapat di depan intake maupun di
under sluice.
Kantong Lumpur
Berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang
lebih besar dari fraksi pasir halus ( 0,06 s/d 0,07mm ) dan
biasanya ditempatkan persis disebelah hilir bangunan
pengambilan. Bahan-bahan yang telah mengendap dalam
kantung lumpur kemudian dibersihkan secara berkala melalui
saluran pembilas kantong lumpur dengan aliran yang deras
untuk menghanyutkan endapan-endapan itu ke sungai sebelah
hilir.
Bangunan Pelengkap
Terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap yang akan
ditambahkan ke bangunan utama untuk keperluan :
Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran
sungai.
Pengoperasian pintu
Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan
untuk tenaga eksploitasi dan pemeliharaan.
Jembatan diatas bendung, agar seluruh bagian bangunan
utama mudah dijangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka
untuk umum.
Teori Bligh
Menyatakan bahwa besarnya perbedaan tekanan di jalur
pengaliran adalah sebanding dengan panjang jalan Creep Line.
Teori Lane
Teori Lane ini memberikan koreksi terhadap teori Bligh, bahwa
energi yang diperlukan oleh air untuk mengalir kea rah vertical
lebih besar daripada arah horizontal dengan perbandingan 3:1,
sehingga dapat dianggap :
Dimana: H = Tekanan
L = Panjang creep line
Perencanaan Pintu
Perencanaan pintu berfungsi mengatur banyaknya air yang
masuk ke saluran dan mencegah masuknya benda-benda
padat dan kasar ke dalam saluran (pintu pengambilan atau
intake gate). Pada bendung tempat pengambilan bisa terdiri
dari 2 pintu yaitu kanan dan kiri, bisa juga hanya satu
tergantung letak daerah yang akan dialiri. Tinggi ambang
tergantung pada material yang terbawa oleh sungai. Ambang
makin tinggi makin baik, untuk mencegah masuknya benda
padat dan kasar ke saluran, tapi tinggi ini ditentukan atau
dibatasi oleh ukuran pntu. Pada waktu banjir, pintu
pengambilan cukup ditutup untuk mencegah masuknya benda
kasar ke saluran. Penutupan pintu tidak berakibat apa apa
karena saat banjir di sungai biaanya tidak lama. Maka yang
dianggap air normal pada sungai adalah setinggi mercu.
Ukuran pintu ditentukan dari segi praktis dan estetika. Lebar
pintu biasanya maksimal 2 m untuk pintu dari kayu. Jika
terdapat ukuran yang lebih besar dari 2 m, harus dibuat lebih
dari satu pintu dengan pilar-pilar diantaranya.
Pintu Penguras
Lebar pintu penguras biasanya diambil dari 1/10 lebar bendung
(B), sedangkan pada saat banjir pintu penguras ditutup. Dan
bila banjir lewat di atas pintu, maka tinggi pintu penguras harus
setinggi mercu bendung. Oleh karena itu, tebal pintu juga harus
diperhitungkan untuk tinggi air setinggi air banjir.
c. Tipe Vlughter
Tipe ini digunakan pada tanah dasar aluvial dengan kondisi
sungai tidak membawa batuan-batuan besar. Tipe ini banyak
dipakai di Indonesia.
d. Tipe Schoklitsch
Tipe ini merupakan modifikasi dari tipe Vlughter terlalu besar
yang mengakibatkan galian atau koperan yang sangat besar.