Learning Issue
Tekanan B = Tekanan C
Untuk lengan kiri manometer :
Tekanan B = Tekanan A + Tekanan h1 dari cairan yang diukur
Untuk lengan kanan manometer :
Tekanan C = Tekanan D + Tekanan h2 dari cairan manometrik
Cara menggunakan Sphygmomanometer manual yang benar:
1. Yakinkan semua sisa udara yang masih terdapat di dalam bladder pada
manset sisa pemeriksaan sebelumnya, sudah habis dikeluarkan dengan
cara menekan-nekannya. Bila masih ada sisa udara, maka hasil yang
didapatkan nanti akan menjadi kurang tepat.
2. Lilitkan manset pada lengan atas dengan menggunakan manset yang
sesuai dengan ukuran lingkar lengan atas pasien. Tensi meter yang
bermutu tinggi, akan memiliki acuan atau petunjuk arm circumferenceini
pada mansetnya yang dapat dimanfaatkan oleh pemeriksa untuk melihat
apa kah manset yang digunakan sudah tepat atau harus diganti dengan
yang lebih besar atau lebih kecil. Manset memiliki 6 ukuran yaitu: paha,
dewasa besar, dewasa, anak-anak, bayi, dan neonatus. Bila salah
menggunakan manset, maka hasil yang didapatkan nanti bisa menjadi
sangat salah.
3. Saat memasangkan manset, juga harus diperhatikan artery markingatau
garis tanda arteri, yang dicetak pada manset. Garis tanda arteri ini harus
diletakkan pada vossa cubiti atau lipat dalam siku saat pemasangan
manset.
4. Kunci air valve atau katup udara dengan kencang.
5. Letakkan chest piece dari stethoscope proximal dari vossa cubiti(biasanya
sedikit dibawah manset).
6. Pompa bulb sampai dengan nadi yang ada pada distal dari pemasangan
manset (bila di lengan biasanya vena radialis yang diperiksa) sudah tidak
teraba lagi, pertanda tekanan sudah melewati tekanan systolic dari pasien.
7. Lepaskan tekanan dengan memutar air valve berlawanan arah dengan
jarum jam dengan kecepatan ± 5 mmHg per detik. Jangan terlalu cepat
melepaskannya, karena degupan awal pertanda tekanan systolicpasien
akan terlewat atau tidak terdengar sehingga pembacaan tekanan pasien
terbaca lebih rendah dari sebenarnya.
8. Baca lah hasil tekanan darah pasien dengan satuan sampai 5
mmHg. Jangan membulatkan ke puluhan terdekat, tapi bulatkanlah ke
kelipatan 5 terdekat.
1. Seperti pada tipe manual, juga harus dipastikan tidak ada udara yang
tersisa di dalam bladder pada manset. Kecuali untuk tipe advanceyang
memiliki sistem menguras udara residu pemeriksaan sebelumnya.
2. Juga seperti tipe manual, ukuran manset juga harus sesuai dengan
pemasangan yang benar. Walau pun tipe automatis/digital bila manset
yang digunakan tidak tepat, maka hasil pengukurannya pun akan tidak
tepat.
3. Bila memakai model sphygmomanometer digital yang wrist (model di
pergelangan tangan), gunakanlah pergelangan tangan kiri, kecuali karena
ada kondisi yang tidak memungkinkannya. Mengapa harus tangan kiri?
Model wrist ini sangat sensitif sehingga lebih baik menggunakan tangan
yang paling dekat dengan jantung. Jangan lupa juga untuk melepaskan
jam tangan dan gelang.
4. Posisi pemasangan manset (tipe apa pun juga) harus
memperhatikanartery marking (penanda posisi arteri) yang ada pada
manset.
5. Sebelum menekan tombolnya, pastikan tingginya manset sama dengan
jantung, sehingga disarankan diperiksa dalam keadaan duduk. Bila
memakai model wrist, tempelkan pergelangan tangan yang diperiksa ke
dada.
6. Tekan tombol pemompa, dan tunggulah dengan sabar sampai alat benar-
benar berhenti bekerja. Jangan bergerak, jangan bicara, dan jangan
banyak bergoyang saat pemeriksaan; karena tensi meter digital terutama
model wrist sangat sensitif, sehingga getaran kecil dapat membuat salah
pembacaan.
7. Baca hasilnya pada layar dan jangan dibulatkan. Angka yang ditunjukkan
merupakan angka yang biasanya sampai ke 1-an mmHg.
8. Bila akan dilakukan pemeriksaan kedua, berilah jarak interval setidaknya
5 menit untuk memberikan sistem peredaran darah kembali normal
setelah tertekan saat pengukuran sebelumnya. Kemudian ulangi proses
dengan cara yang sama.
Kalimat 8
1. Bagaimana tekanan darah normal seseorang yang berusia 30-40
tahun?
Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan
cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi
yang lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata.
Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan
hukum Fick (Fick’s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.
2. Peningkatan permeabilitas.
3. Peningkatan luas permukaan difusi.
4. Berat molekul substansi.
5. Jarak yang ditempuh untuk difusi
Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih
rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume
yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul
substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkat, konsentrasi
air akan menurun. Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang
semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda
konsentrasi zat yang terlarut, maka terjadi perpindahan air/ zat pelarut dari
larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke larutan dengan
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan
osmosis.
Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi
oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar
perbedaan tekanan, luas permukaan membran, dan permeabilitas membran.
Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.
Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi
secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang
konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP)
untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K.