PENDAHULUAN
` Terumbu karang ( coral reefs ) adalah suatu ekosistem di dasar laut tropis
yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur khususnya jenis-jenis
karang batu dan algae berkapur. Ekosistem terumbu karang adalah salah satu
ekosistem khas pesisir tropis yang memiliki berbagai fungsi penting, yaitu fungsi
ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat
pemijahan biota perairan, tempat bermain, dan asuhan bagi berbagai biota, fungsi
ekonomis menghasilkan berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi penting
seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan kerang
mutiara, sedangkan fungsi jasa yaitu sebagai tempat tujuan wisata bahari yang
dapat memberikan kepuasan bagi peminatnya.
Terumbu karang juga merupakan salah satu sumber daya ikan yang
mempunyai sifat dapat pulih kembali ( renewable ) namun kemampuan untuk
pulih kembali sangat terbatas. Di segi lain sumber daya terumbuu karang sebagai
suumber daya yang bersifat open access atau milik umum ( common properties )
yang dalam pemanfaatannya orang cenderung berlomba-lomba untuk mengambil
sebanyak-banyaknya, tanpa berpedoman pada kaidah-kaidah pelestarian sumber
daya alam ( Dahuri, 2003 ). Kekayaan sumberdaya hayati perairan Indonesia yang
tinggi akan sangat bermanfaat jika dilakukan pemanfaatan secara optimal dan
bertanggung jawab. Pemanfaatan sumber daya hayati perairan ini dapat dilakukan
melalui proses penangkapan dan pembudidayaan. Penangkapan ikan yang
dilakukan adalah proses pemanfaatan sumberdaya perikanan yang bersifat
ekonomis dari perairan secara bertanggung jawab.
Sedangkan kerusakan terumbu karang yang diakibatkan oleh alam antara lain:
1) pemanasan global
2) bencana alam seperti angin taufan
3) gempa tektonik
4) banjir
5) tsunami, serta fenomena alam lainnya.
Ketahanan pantai
Berbicara tentang wilayah pesisir tidak luput dari masalah sosial dan
ekonomi masyarakat yang hidup dan bertempat tinggal di pesisir. Kebanyakan
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pesisir selalu berada pada garis
kemiskinan, padahal mereka berada pada wilayah yang sangat kaya akan sumber
daya alam. Salah satu penyebabnya adalah pola hidup mereka yang belum teratur
dengan baik. Kerusakan terumbu karang semakin lama akan meningkat apabila
dalam melakukan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati laut tidak
mempertimbangkan kelangsungan terumbu karang ke depan. Seiring dengan
meningkatnya berbagai akitivitas pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut,
sebagai konsekuensi dari pertambahan penduduk di suatu wilayah kepulauan,
akan menimbulkan berbagai ancaman terhadap kondisi terumbu karang di
kawasan tersebut. Rusaknya terumbu karang pada kawasan kepulauan akan
mengancam produktivitasnya sekecil apapun tingkat kerusakan tersebut. Pada
akhirnya kerusakan tersebut memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi yang serius
bagi masyarakat, khususnya nelayan tradisonal yang bergantung pada sumber
daya terumbu karang. Mengingat justru mereka inilah yang seringkali hidup di
bawah garis kemiskinan. Rusaknya terumbu karang di suatu wilayah kepulauan
akan memberikan dampak yang sangat besar, karena terumbu karang merupakan
daerah yang paling subur di perairan. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya
spesies yang hidup di daerah terumbu karang yang masih terjaga dengan baik.
Sebagaimana manusia, hewan juga membutuhkan tempat yang nyaman dan aman
untuk kelangsungan hidup mereka. Apabila tempat hidup mereka sudah
terganggu, maka spesies yang ada di terumbu karang tersebut akan pergi ketempat
yang lebih aman dan nyaman untuk kelangsungan hidup mereka.
Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan bagi nelayan. Oleh karena itu,
perlu dilakukannya pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang
berklanjutan agar ekonomi masyarakat nelayan terjaga dengan baik. Menurut
Westmacott et al ( dalam Sudiono, 2008 ), mengatakan bahwa tindakan-tindakan
pengelolaan perikanan yang berkelanjutan adalah suatu tantangan, dengan
banyaknya jumlah orang yang terlibat, banyak diantaranya tanpa sumber
pendapatan atau protein alternatif. Banyak komunitas lokal akan memiliki sedikit
pilihan mata pencaharian dan kecil kemungkinan untuk beradaptasi dengan
kondisi yang baru.Meningkatnya pengertian, kerjasama dan perasaan memiliki
dalam komunitas setempat adalah amat penting.
Oleh karena itu menjadi sangat penting artinya kegiatan pemanfaatan dan
pengelolaan terumbu karang dengan menerapkan prinsip-prinsip sistem
pengelolaan Kawasan Konservasi Laut ( KKL ) melalui keterpaduan, partisipasi,
multi stakeholders. Upaya perlindungan atau konservasi sumberdaya alam ini
dilakukan dengan cara menyisihkan lokasi-lokasi yang memiliki potensi
keanekaragaman jenis biota laut, gejala alam dan keunikan, serta ekosistemnya.
4.11 Kelembagaan
Pentingnya penegakan hukum di Negara kita adalah hal utama yang harus
dilakukan pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan, baik lingkungan di
darat maupun di laut. Ketegasan pemerintah dalam menjalankan fungsi hukum
sangat akan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat pesisir, meskipun
ada sebagian yang bertentangan dengan penegakan hukum karena kondisi
ekonomi yang mereka alami. Oleh karena itu pemerintah harus bersungguh-
sungguh dalam pelaksanaan penegakan hukum ini, beberapa upaya dapat
dilakukan oleh pemerintah agar peraturan dan perundang-undangan ini dapat
diterima di masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang produk hukum yang ada di
Negara kita, sehingga pemahaman terhadap peraturan dan perundang-undangan
yang ada akan dipahami oleh masyarakat beserta ganjaran atau sanksi yang akan
mereka terima apabila melanggarnya.
4.2 Pembangunan Wilayah Pesisir
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D. G. 2002. Sinopsis Ekosistem Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta
Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Lautan Institut Pertanian Bogor, Bogor
Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisa Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan.
Pradnya Paramita, Jakarta
Burke. L., Selig. E., dan M. Spalding. 2002. Terumbu Karang yang Terancam di
Asia Tenggara ( Ringkasan untuk Indonesia ). World Resources
Institute, Amerika Serikat, Washington D. C