Anda di halaman 1dari 9

Cinder Ella

Suatu hari di sebuah rumah kecil, tepatnya di Negeri Hollywooddy,


hiduplah seorang perempuan yang begitu cantik nan anggun, Cinder Ella
namanya. Namun malang nasibnya, dia tinggal bersama seorang ibu tiri
bernama Isabela dan dua kakak perempuannya bernama Gizella dan
Anastasya, mereka begitu jahat kepadanya. Hal ini dikarenakan mereka iri
dengan kecantikan Cinder Ella.

Cinder Ella : “Tuhan, mengapa kau ciptakan makhluk secantik dan seimut
aku. Sebenarnya gak masalah sih, tapi aku tidak ingin kakak-
kakakku iri kepada kecantikan dan keimutanku. AKU TIDAK
INGIIIN!”

Isabela : “Hah imut? Cantik? Gak salah dengar? Ngaca dong!”

Gizella : “Ember...”

Anastasya : “Yoi, padahal aku yang paling cantik, baik hati, imut dan suka
menabung.”

Gizella : “Enak aja gue yang lebih cantik tahu!”

Anastasya : “WHAAAT? Ngomong apa kamu barusan, hah! Akulah yang


paling cantik.”

Gizella dan : (mulai ribut)


Anastasya

Isabela : “DIAAAAAAM! Disini aku yang paling cantik tidak ada yang
lain. Gitu aja kok repot. Dari pada urusin itu gimana
pekerjaan kamu, udah selesai apa belum?”

Cinder Ella : “Saya.....”

Gizella : “Saya saya!! Lihat nih kotor semua gak ngerti apa kalau gue
ini alergi sama debu!”

Cinder Ella : “Iya, saya akan membersihkannya. Tapi...”

Isabela : “Nggak ada tapi-tapian sekarang ya sekarang nanti ya nanti,


jangan sekarang jadi nanti.Lemot deh!”
Cinder Ella : “Baik.”

Cinder Ella pun segera membersihkan rumahnya. Disisi lain


Pangeran beserta kedua pengawalnya berada dalam perjalanan mencari
seorang wanita yang akan menjadi permaisurinya.

Pangeran : “Pengawal bagaimana ini, aku masih belum mendapatkan


seorang wanita yang akan menjadi calon permaisuriku nanti.
Padahal aku sudah gak tahan.... teu kuat teu kuat!”

Pengawal 2 : “Tenang saja Pangeranku suatu hari nanti, insya Allah calon
permaisurimu itu pasti akan kita temukan sesuai dengan
ucapan dari artis Afgan, jodoh pasti bertemu.”

Pangeran : “Enak banget ya kamu ngomong, tapi kalau ngelakuinnya pasti


sulit. Padahal aku sudah nggak tahan.... teu kuat teu kuat!”

Pengawal 1 : “Jangan seperti itulah pangeran. Dengarkan kata saya, orang


yang sabar pasti akan disayang Tuhan.”

Pangeran : “Aamiin... Sekarang ayo kita teruskan pencarian kita. Aku


sudah nggak tahan.... MANA TAHAAAN!”

Pangeran beserta kedua pengawalnya pun melanjutkan


perjalanannya dan mengunjungi setiap rumah yang ada di desa untuk
memberikan pengumuman tentang pesta dansa. Sedangkan Cinder Ella
masih mengerjakan tugas-tugasnya yang begitu banyak.

Cinder Ella : *ya nasib ya nasib kenapa begiiiini, sudah cantik begini tetapi
menderita* (bersenandung sambil merbersihkan rumah).
Hem,, seandainya ada seorang pangeran tampan, baik hati,
imut, yang datang dan membawaku pergi dari rumah kecil dan
kotor ini.”

Pengawal 1 : “Tok tok tok, sepada oh sepada!!!” (mengetuk pintu).

Isabela : (membuka pintu) “Oh Pangeran. Monggo pinarak!”

Pangeran : “Maaf bu.. bisa bicara dengan bahasa yang lebih keren dikit
gak? Maklum saya kan orang modern zaman sekarang. Jadi
bahasa-bahasa seperti itu mah LEWAT!”

Isabela : “Oke fine.”


Pengawal 1 : “Wara-wara! Kalian yang merasa wanita cantik nan baik hati,
datanglah ke acara pesta dansa Pangeran ganteng seeejakad
raya besok malam untuk menjadi pembantu!”

Isabela : “WHAT!!!”

Gizella : “OMG, pembantu?”

Cinder Ella : “Hah pembantu?”

Anastasya : “Kok pembantu? nggak ada yang lebih keren lagi ya?” (dengan
nada lemot).

Pangeran : “Dasar otak-otak, bukan jadi pembantu tapi jadi pemaisuri!”

Pengawal 1 : “Ya maksud saya seperti itu.”

Semua : “ooooohh.” (sambil mengangguk).

Pengawal 2 : “Kalau begitu see you later again!”

Keesokan harinya, acara pesta dansa Pangeran pun telah tiba.


Semua wanita di Negeri Hollywooddy telah mempersiapkan gaun untuk
datang ke pesta dansa Pangeran termasuk Gizella, Anastasya, dan Isabela.
Namun berbeda dengan Cinder Ella yang hanya bisa membantu
perlengkapan kedua kakak tirinya untuk pergi ke pesta dansa.

Gizella : “ELLA! ELLA!” (berteriak).

Cinder Ella : “I…iya sebentar.” (berlari menghampiri Gizella).

Gizella : “ELLA MANA KALUNG GUE!”

Anastasya : “Ella, mana tali sepatu?”

Cinder Ella : “Buat apa?”

Anastasya : “Buat ngikat mulut kamu. Ya buat ngiket kerudung lah!”

Cinder Ella : “Kok pakai ikat sepatu? Kenapa nggak pakai ini aja?”

Anastasya : “Oh iya itu maksud aku.”

Cinder Ella : “Aku boleh minta satu nggak?”

Gizella : “Enak aja, beli dong!”


Cinder Ella : (Cinder Ella berjalan menjauh dan mengepalkan kedua
tangannya). “Ya Allah kenapa nasib ku seperti ini!”

Isabela : “Cepat bersihkan dapur!” (memberikan kemoceng kepada


Cinder Ella).

Cinder Ella : “Tapi aku ingin ikut..” (sedih).

Ibu Tiri : “Emang kamu punya baju seindah ini, sepatu sebagus ini, gak
punya kan! Ayo anak anak kita pergi”

Gizella dan : “Oke mom, let’s go!” (pergi meninggalkan rumah bersama
Anastasya ibunya).

Memang malang nasib Cinder Ella, tetapi harus bagaimana lagi itu
sudah menjadi nasibnya. Cinder Ella terlihat sangat sedih dan bingung.
Sebab ia ingin sekali datang ke pesta dansa itu, namun ia tidak mempunyai
gaun yang indah untuk ia kenakan. Dan juga pekerjaan rumah yang belum
terselesaikan.

Dalam kesedihannya ia memohon agar datang sebuah keajaiban yang


dapat membantunya datang ke pesta dansa.

Cinder Ella : “Ya Tuhan malang sekali nasibku. Aku ingin sekali datang ke
pesta dansa. Namun apa daya baju gak punya, sepatu 2
minggu belum dicuci, kerudung kucel, perhiasan pun gak ada.
Andaikan ada sebuah keajaiban yang datang padaku.”

Peri : “Aminn…”

Cinder Ella : “Si…siapa kamu?” (dengan nada takut dan kaget)

Peri : “Aku malaikat pencabut nyawa tercantik didunia.”

Cinder Ella : “Ooh tidak jangan cabut nyawaku…”

Peri : “Tenang saja, aku hanya bercanda. Aku adalah peri yang
datang dari kayangan. Aku disini karena mendengar doamu.”

Cinder Ella : “Memang benar kamu peri?”

Peri : “Nya heeh lah urang peri. Tingali yeuh urang boga sayap
meuni mencrang kieu.”

Cinder Ella : “Terimakasih Tuhan telah menurunkan peri untukku.”


Peri : “Cepat ganti pakaianmu! Aku telah menyiapkan gaun dan
perlengkapan ini untukmu.” (sambil memberikan gaun dan
perlengkapan kepada Cinder Ella). “Tapi kamu harus ingat
bahwa kamu akan kembali seperti semula ketika jam beker ini
bordering, karena ini baju pinjaman.” (memberikan jam beker
kepada Cinder Ella).

Cinder Ella : “Saya akan mengingatnya dan terimakasih banyak ibu peri,
tetapi bagaimana dengan rumah yang kotor ini?”

Peri : “Tenang saja, ini semua akan menjadi urusanku.”

Cinder Ella : “Baiklah…”( Cinder Ella segera berganti pakaian)

Peri : “Dih etah urang poho euy tongkat urang katinggaleun di


kayangan. Rumah meuni kotor keur mah buluk lapukan. Nya
enggeus wayahna bebersih weh.”

Peri pun membersihkan rumah tanpa menggunakan tangkat ajaib


miliknya melainkan hanya dengan tenaganya.

Di Istana Holliwoddy, sang Pangeran merasa dag-dig-dug-der karena


ia penasaran dengan para wanita yang akan datang ke pesta dansanya nanti.
Oleh sebab itu, ia pun menceritakan mengenai perasaannya kepada Ibu
Ratu dan kedua pengawalnya.

Pangeran : “Ibu kenapa jantungku berdebar-debar, pikiranku kacau


seperti ini?”

Ibu Ratu : “Tenanglah anakku, ibu yakin kau akan mendapatkan wanita
yang cantik dan baik hati. Karena kamu memiliki wajah yang
tampan dan rupawan.”

Pengawal 1 : (Berbisik dengan pengawal 2) “Lebih tampanan aku kali


dibandingkan pangeran.”

Pengawal 2 : “Jadi orang jangan terlalu jujur. Kalau Pangeran dengar dia
akan marah.”

Pangeran : “Heyy kalian bicara apa?”

Pengawal 1 : “Tidak pangeran kami hanya berbicara bahwa Pangeran hari


ini memang benar-benar tampan.”
Pangeran : “Dari dulu memang aku sudah tampan kale....”(sambil menata
rambutnya).

Gizella dan : “Hay pangeran....”(berjalan mendekati pangeran)


Anastasya

Gizella : “saya senang sekali bisa bertemu denganmu pangeran. Hari ini
kamu begitu tampan.”

Anastasya : “Betul betul betul.”

Pangeran : “Oh terimakasih, terimakasih. Saya memang mempesonakan.”

Pengawal 2 : “Ihhhh PD banget padahal gantengan aku!”

Pangeran : “Kamu bilang apa?”

Pengawal 2 : “Saya bilang kalau Pangeran sangat tampan.”

Gizella : “Pangeran apa boleh saya menjadi pasangan Anda di pesta


dansa ini?”

Anastasya : “Gak boleh, Pangeran kan milik aku!”

Isabela : “Sudah diam kalau kalian masih ribut, pangeran mau kan
menjadi pasangan saya di pesta dansa ini? Wahh dapat
brondong nih.”

Cinder Ella : “Tunggu! Saya adalah perempuan satu satunya di dunia


maupun di akhirat yang akan menjadi pendamping sehidup
semati pangeran.” (berlari mendekati Pangeran).

Pangeran : “Wowww so beautiful ! Maukah kau berjoget dengan ku?”

Cinder Ella : “Mau banget..... musikkkk…”

(Semua ikut berjoget).

Pangeran : “Stop stop stop! (mengangkat kedua tangan). Kenapa kalian


ikut joget? Aku cuma ngajak dia! Oh ya, by the way, nama
kamu siapa?”

Cinder Ella : “Nama aku Cinnn....”.

Belum selesai menyebutkan namanya, tiba-tiba jam beker


berdering. Cinder Ella pun segera berlari keluar dari istana.
Pangeran : “Cin.. tunggu Cin! Kamu mau ke mana....berhenti..”

Cinder Ella : “(berhenti sejenak) “Maaf Pangeran aku harus pergi


sekarang.”

Pangeran : “Jangan pergi..”

Cinder Ella : “Tidak aku harus pergi pangeran. Maafkan aku!”

Pangeran : “Apa kita bisa bertemu lagi?”

Cinder Ella : (berfikir sejenak) “Pangeran tangkap ini!” (sambil melempar


sepatu kanannya).

Pangeran : (menangkap sepatu Cinder Ella) “Cin... jangan pergi Cinnn..”


(sambil menunduk).

Keesokan harinya, Pangeran terlihat sangat sedih dan murung.


Semua warga kerajaan pun turut bersedih melihatnya. Begitu juga dengan
Ibu Ratu kerajaan.

Ibu Ratu : “Ada apa denganmu pangeran? Mengapa sedari tadi kamu
terlihat begitu murung?”

Pangeran : “Tidak ibu aku hanya memikirkan wanita yang tadi malam
berjoget denganku.”

Ibu Ratu : “Kenapa kamu memikirkannya?”

Pangeran : “Sepertinya aku menyukainya bu.”

Ibu Ratu : “Yasudah jika kamu menyukainya temuilah dia.”

Pangeran : “Tapi aku tidak tahu siapa dia. Hanya saja semalam dia
meninggalkan ini (sambil menunjukkan sepatu).

Ibu Ratu : “Bagaimana jika kamu mencari wanita itu dengan cara
mengunjungi rumah penduduk yang memiliki anak gadis yang
memiliki pasangan sepatu ini?”

Pangeran : “Wahh ide ibu sangatah cemerlang!”

Pangeran pun pergi meninggalkan ibunya dan bergegas pergi ke


rumah warga bersama para pengawalnya. Hampir seluruh rumah warga
telah mereka kunjungi. Namun tidak ada satu pun warga yang memiiki
pasangan sepatu tersebut. Hanya tersisa satu rumah yang belum mereka
kunjungi, yaitu rumah Cinder Ella.

Pengawal 1 : “Tok tok tok.. Sepada!” (mengetuk pintu).

Isabela : (membuka pintu) “Wah Pangeran! Ada apa Pangeran datang ke


rumah saya?”

Pengawal 1 : “Kami datang kesini karena mencari pemiik sepatu ini untuk
dijadikan permaisuri Pangeran.”

Isabela : “Saya boleh mencobanya?”

Pengawal 2 : “Maaf ini hanya untuk para gadis bukan janda, jadi hanya
anak anda saja yang boleh mencobanya.”

Isabela : “Oh ya? Baiklah akan saya panggilkan anak saya.” (dengan
mimik muka jutek). Gizella… Anastasya!” (berteriak
memanggil kedua anaknya).

Gizella dan : “Iya Mam.”


Anastasya

Gizella : “Wah ada Pangeran. Pasti pangeran ingin mencari saya.”

Anastasya : “Enak saja kamu! Orang dia mau mencari aku!”

Gizella dan : (Mereka pun ribut)


Anastasya

Isabela : “Diammm! Kalian tuh ribut aja, tidak malu apa sama pageran.”

Pengawal 1 : “Sudah cepat kalian coba sepatu ini.”

Cinder Ella : “Aduh!” (menjatuhkan barang).

Isabela : “Kamu ngapain kesini sudah sana pergi ke belakang.”

Pangeran : “Tak apa bu, biar dia mencoba sepatu ini.”

Anastasya : “Tapi dia hanya pembantu disini.”

Pangeran : “Tak apa, ayo kamu coba sepatu ini.”

Cinder Ella : “Ini sepatu milik saya yang telah saya lemparkan kepadamu.”

Pangeran : “Wah benarkah?”


Cinder Ella : “Iya.”

Pangeran : “Kalau begitu , saya ingin melihat pasangan dari sepatu ini.”

Cinder Ella : (mengambil pasangan sepatu miliknya) “Ini Pangeran


sepatunya.” (menunjukkan kepada Pangeran).

Pangeran : “Wah benar ini pasangan sepatu yang ku cari. Ternyata kamu
wanita yang selama ini aku cari, siapa namamu?”

Cinder Ella : “Namaku Cinder Ella, Pangeran.”

Pangeran : “Cinder Ella, maukah kamu menjadi permaisuriku, menjadi ibu


dari anak-anakku, menjadi ratu dihatiku, menjadi segalanya
dihidupku?”

Cinder Ella : “Aku siap menjadi permaisurimu, menjadi ibu dari anak-
anakmu, menjadi ratu dihatimu, dan menjadi segalanya
dihidupmu.”

Akhirnya Pangeran pun menemukan wanita yang memiliki pasangan


sepatu yang ia cari. Kemudian menjadikan Cinder Ella sebagai pendamping
hidupnya. Sejak saat itulah mereka pun hidup bahagia, sedangkan ibu tiri
berserta kedua anak-anaknya menyadari semua kesalahan yang ia lakukan
kepada Cinder Ella.

***SELESAI***

Anda mungkin juga menyukai