Cinder Ella
Cinder Ella
Cinder Ella : “Tuhan, mengapa kau ciptakan makhluk secantik dan seimut
aku. Sebenarnya gak masalah sih, tapi aku tidak ingin kakak-
kakakku iri kepada kecantikan dan keimutanku. AKU TIDAK
INGIIIN!”
Gizella : “Ember...”
Anastasya : “Yoi, padahal aku yang paling cantik, baik hati, imut dan suka
menabung.”
Isabela : “DIAAAAAAM! Disini aku yang paling cantik tidak ada yang
lain. Gitu aja kok repot. Dari pada urusin itu gimana
pekerjaan kamu, udah selesai apa belum?”
Gizella : “Saya saya!! Lihat nih kotor semua gak ngerti apa kalau gue
ini alergi sama debu!”
Pengawal 2 : “Tenang saja Pangeranku suatu hari nanti, insya Allah calon
permaisurimu itu pasti akan kita temukan sesuai dengan
ucapan dari artis Afgan, jodoh pasti bertemu.”
Cinder Ella : *ya nasib ya nasib kenapa begiiiini, sudah cantik begini tetapi
menderita* (bersenandung sambil merbersihkan rumah).
Hem,, seandainya ada seorang pangeran tampan, baik hati,
imut, yang datang dan membawaku pergi dari rumah kecil dan
kotor ini.”
Pangeran : “Maaf bu.. bisa bicara dengan bahasa yang lebih keren dikit
gak? Maklum saya kan orang modern zaman sekarang. Jadi
bahasa-bahasa seperti itu mah LEWAT!”
Isabela : “WHAT!!!”
Anastasya : “Kok pembantu? nggak ada yang lebih keren lagi ya?” (dengan
nada lemot).
Cinder Ella : “Kok pakai ikat sepatu? Kenapa nggak pakai ini aja?”
Ibu Tiri : “Emang kamu punya baju seindah ini, sepatu sebagus ini, gak
punya kan! Ayo anak anak kita pergi”
Gizella dan : “Oke mom, let’s go!” (pergi meninggalkan rumah bersama
Anastasya ibunya).
Memang malang nasib Cinder Ella, tetapi harus bagaimana lagi itu
sudah menjadi nasibnya. Cinder Ella terlihat sangat sedih dan bingung.
Sebab ia ingin sekali datang ke pesta dansa itu, namun ia tidak mempunyai
gaun yang indah untuk ia kenakan. Dan juga pekerjaan rumah yang belum
terselesaikan.
Cinder Ella : “Ya Tuhan malang sekali nasibku. Aku ingin sekali datang ke
pesta dansa. Namun apa daya baju gak punya, sepatu 2
minggu belum dicuci, kerudung kucel, perhiasan pun gak ada.
Andaikan ada sebuah keajaiban yang datang padaku.”
Peri : “Aminn…”
Peri : “Tenang saja, aku hanya bercanda. Aku adalah peri yang
datang dari kayangan. Aku disini karena mendengar doamu.”
Peri : “Nya heeh lah urang peri. Tingali yeuh urang boga sayap
meuni mencrang kieu.”
Cinder Ella : “Saya akan mengingatnya dan terimakasih banyak ibu peri,
tetapi bagaimana dengan rumah yang kotor ini?”
Ibu Ratu : “Tenanglah anakku, ibu yakin kau akan mendapatkan wanita
yang cantik dan baik hati. Karena kamu memiliki wajah yang
tampan dan rupawan.”
Pengawal 2 : “Jadi orang jangan terlalu jujur. Kalau Pangeran dengar dia
akan marah.”
Gizella : “saya senang sekali bisa bertemu denganmu pangeran. Hari ini
kamu begitu tampan.”
Isabela : “Sudah diam kalau kalian masih ribut, pangeran mau kan
menjadi pasangan saya di pesta dansa ini? Wahh dapat
brondong nih.”
Ibu Ratu : “Ada apa denganmu pangeran? Mengapa sedari tadi kamu
terlihat begitu murung?”
Pangeran : “Tidak ibu aku hanya memikirkan wanita yang tadi malam
berjoget denganku.”
Pangeran : “Tapi aku tidak tahu siapa dia. Hanya saja semalam dia
meninggalkan ini (sambil menunjukkan sepatu).
Ibu Ratu : “Bagaimana jika kamu mencari wanita itu dengan cara
mengunjungi rumah penduduk yang memiliki anak gadis yang
memiliki pasangan sepatu ini?”
Pengawal 1 : “Kami datang kesini karena mencari pemiik sepatu ini untuk
dijadikan permaisuri Pangeran.”
Pengawal 2 : “Maaf ini hanya untuk para gadis bukan janda, jadi hanya
anak anda saja yang boleh mencobanya.”
Isabela : “Oh ya? Baiklah akan saya panggilkan anak saya.” (dengan
mimik muka jutek). Gizella… Anastasya!” (berteriak
memanggil kedua anaknya).
Isabela : “Diammm! Kalian tuh ribut aja, tidak malu apa sama pageran.”
Cinder Ella : “Ini sepatu milik saya yang telah saya lemparkan kepadamu.”
Pangeran : “Kalau begitu , saya ingin melihat pasangan dari sepatu ini.”
Pangeran : “Wah benar ini pasangan sepatu yang ku cari. Ternyata kamu
wanita yang selama ini aku cari, siapa namamu?”
Cinder Ella : “Aku siap menjadi permaisurimu, menjadi ibu dari anak-
anakmu, menjadi ratu dihatimu, dan menjadi segalanya
dihidupmu.”
***SELESAI***