Anda di halaman 1dari 1

Nilai loading yang dipilih adalah nilai loading di atas 0.

5 yang dianggap mampu menjelaskan


variabel yang mempengaruhi keberhasilan konservasi eksitu kakatua sumba, sedangkan
variabel lain yang memiliki nilai loading dibawah 0.5 dianggap tidak atau kurang berpengaruh
terhadap keberhasilan konservasi eksitu kakatua sumba. Oleh karena itu, rotasi terhadap
komponen perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperjelas variabel yang masuk kedalam
komponen tertentu (Santoso 2002). Hasil rotasi varimax dari komponen baru yang terbentuk
ditunjukkan dalam pertama disebut teknik penangkaran yang terdiri dari jumlah induk
produktif (X4), modal (X12), pakan (X3) dan curahan waktu perawatan (X5). Komponen
kedua disebut kondisi kandang kakatua sumba yang terdiri dari suhu (X1) dan kelembaban
(X1). Komponen ketiga disebut aspek sumber daya manusia yang terdiri dari lama waktu
menangkarkan (X6) dan pengetahuan keeper (X8).

Berdasarkan tabel diatas diketahui variabel yang memiliki korelasi pada PC1 = 0.920 (X4) +

0.809 (X12) – 0.656 (X3) + 0.646 (X5) yang dapat dijelaskan bahwa semakin banyak atau

tinggi jumlah induk produktif (X4), modal (X12) dan curahan waktu penangkaran (X5)

keberhasilan konservasi eksitu kakatua sumba dalam bidang teknik penangkaran akan semakin

tinggi, namun semakin tinggi pakan (X3) maka keberhasilan konservasi eksitu dalam bidang

aspek teknik penangkaran akan menurun. PC2 = -0.857 (X2) + 0.802 (X1), dari persamaan ini

dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi suhu (X1) maka kondisi kandang kakatua sumba akan

semakin bagus namun jika semakin tinggi kelembaban (X2) maka akan menurunkan

keberhasilan konservasi eksitu dalam aspek kondisi kadang kakatua sumba, sedangkan PC 3 =

0.845 (X6) + 0.566 (X8) menjelaskan bahwa semakin banyak waktu yang diperlukan untuk

menangkar kakatua sumba (X6) dan pengetahuan keeper atau penangkar (X8) atau semakin

tinggi sumber daya manusia maka akan meningkatkan keberhasilan konservasi eksitu kakatua

sumba .

Anda mungkin juga menyukai