Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN DAN PENGOPTIMALAN IPTEKS SESUAI SYARIAT

AGAMA ISLAM
Diajukan guna memenuhi tugas Pendidikan Agamai Islam

MAKALAH

Kelas PAI 11
Dosen pengampu
Ahmad Efendi, M.Pd.I

Oleh :
Rizka Fanikmah 170210302067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULITAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah Tuhan yang Maha Kuasa penyusun
dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Agama Islam dengan penuh kelancaran.
Kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Ahmad Efendi,M.Pd.I selaku dosen mata kuliah umum PAI kelas 11
yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Orangtua kami yang selalu mendoakan dan mendukung dalam proses belajar
kami di Universitas jember ini
3. Teman-teman yang telah membantu guna memberikan kelancaran dalam
penyelesaian tugas ini.
Makalah yang penyusun susun berjudul Pemanfaatan dan Pengoptimalan
IPTEKS sesuai syariat agama Islam yang di dalamnya terdapat Konsep IPTEKS
dalam Islam, Integrasi iman, ilmu dan amal, keutamaan orang beriman dan
berilmu, tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam dan lingkungan.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, demi kesempurnaan makalah ini
penyusun menerima kritik dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah jauh
lebih baik kedepannya.

Jember, 8 Maret 2018


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................. 2
2.1 Konsep IPTEKS dalam Islam ........................................................ 2
2.2 Integrasi iman, ilmu dan amal ........................................................ 3
2.3 Keutamaan orang beriman dan berilmu ......................................... 3
2.4 Tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam dan lingkungan ..... 4
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 6
Kesimpulan........................................................................................... 6
Saran ..................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 7

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan IPTEK pada zaman ini semakin pesat. Perkembangan
IPTEK merupakan hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan IPTEK. Manusia modern sudah terlalu
bergantung kepada produk-produk IPTEK. Keperluan hidup harian manusia
modern mulai dari makan, minum, tidur, tempat tinggal, tempat bekerja, alat-alat
transportasi, sampai alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan,kesehatan dan semua
aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari produk IPTEK.
Kita mengakui bahwa IPTEK memang telah mengambil peranan penting
dalam pembangunan dan memberikan bermacam-macam kemudahan pada
manusia. Dengan IPTEK dalam Islam, kita perlu mengembangkan potensi dan
memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap berpegang teguh kepada al-Qur’an
dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita terhadap sumber daya alam yang
beranekaragam diciptakan untuk kita semua.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep IPTEKS dalam Islam?
1.2.2 Bagaimana integrasi iman, ilmu dan amal?
1.2.3 Apa saja keutamaan orang beriman dan berilmu?
1.2.4 Bagaimana tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam dan lingkungan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui konsep IPTEKS dalam Islam
1.3.2 Untuk mengetahui integrasi iman, ilmu dan amal
1.3.3 Untuk mengetahui keutamaan orang beriman dan berilmu
1.3.4 Untuk mengetahui tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam dan
lingkungan

1
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Konsep IPTEKS dalam Islam


a. Definisi IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni)
Menurut Mansoer,Hamdan,dkk.,(2004:94) ”Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, dan
filsafat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan,
diorganisasikan, disistematisasi, dan diinterpretasi sehingga menghasilkan
kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara
ilmiah”.
IPTEKS meliputi:
b. Pengetahuan ialah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
pancaindera, intuisi, firasat atau yang lainnya.
c. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah dikelompokkan dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan pengatahuan yang objektif.
d. teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis. Keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu.
Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam
mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah rasul.
Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah.
Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya
bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia. Sedangkan dalam
ajaran islam wahyu dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidak boleh
dipertentangkan. Memang demikian adanya karena hakikat agama adalah
membimbing dan mengarahkan akal.

2
2.2 Integrasi iman, ilmu dan amal
Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam
suatu sistem yang disebut dinul islam. Didalamnya terkandung tiga unsur
pokok,yaitu akidah, syari’ah, dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu, dan amal
salih. Ketiga inti ajaran yaitu Iman, Ilmu dan Ikhsan terintegrasi dalam Dinul
Islam.
Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih kalau tidak
dibangun di atas iman dan ilmu yang benar. Pencarian dan pengembangan
IPTEKS yang lepas atau tidak menggunakan keimanan dan ketaqwaan tidak akan
bernilai ibadah, serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan atau kebaikan bagi
umat manusia dan lingkungannya, bahkan bisa menjadi malapetaka bagi
lingkungannya
Dalam (QS 14 Ibrahim: 24-25) yang memiliki arti : “Tidakkah kamu
perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam ke
bumi) dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya
setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.”
Jadi kesimpulan dari arti ayat Q.S Ibrahim 24-25 adalah menggambarkan
keutuhan antara Iman, Ilmu, dan Amal. Ketiga tersebut tidak dapat dipisahkan
antar satu sama lain. Iman diartikan dengan akar dari sebuah pohon yang
menopak tegaknya ajara islam. Imu diartikan sebagai batang pohon yang
mengeluarkan dahan-dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan sedangkan amal
ibarat buah dari pohon itu identic dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang
dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh
bukan kerusakan alam.

2.3 Keutamaan orang beriman dan berilmu


Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila perbuatan
tersebut tidak dibangun atas dasar nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Ilmu-ilmu

3
yang dikembangkan atas dasar iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, akan
memberikann jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi
lingkungannya. Allah berjanji dalam (QS 58 Al-Mujadalah :11)
Menurut Al –Ghazali makhluk yang paling mulia adalah manusia,
sedangkan sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinnya. Tugas
utama pendidik adalah menyempurnakan, membersihkan, dan menggiring peserta
didik agar hatinya selalu dekat kepada Allah SWT melalui pengembangan ilmu
pengetahuan. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat mulia yang
dapat menentukan masa depan seseorang, oleh karena itu para pendidik akan
selalu dikenang dalam hati anak didiknya. Al-Ghazali memberikan argumentasi
yang kuat, baik berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, maupun argumentasi secara
rasional.
Orang yang berilmu itu sangat dimuliakan Allah, karena itu umat Islam
diwajibkan menuntut ilmu sepanjang hayatnya. (Al-Hadits) , Orang yang beriman
dan berilmu dijamin oleh Allah akan ditinggikan derajatnya, bahkan tidurnya
orang yang berilmu itu lebih utama daripada ibadahnya orang bodoh. (QS. Al
Mujadalah :11)
Di antara yang lebih berhak untuk dijadikan sebagai pemimpin adalah
mereka yang lebih tinggi ilmunya (Q.S. Al Baqoroh : 247), Orang yang berilmu
merupakan salah satu pilar dalam tegaknya kehidupan dunia (Al-Hadits) , Orang
yang paling takut kepada Allah adalah orang yang berilmu (Q.S. Al Fatir : 28) ,
Manusia diangkat sebagai khalifah Allah adalah karena ilmunya (Q.S. Al Baqoroh
: 30-32) , Ibadah yang diterima Allah adalah yang dilakukan atas dasar iman dan
ilmu yang benar (Al-Hadits) , Sejarah menunjukkan bahwa bahwa bangsa yang
memimpin peradaban adalah yang lebih unggul dalam penguasaan dan penerapan
IPTEK.

2.4 Tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam dan lingkungan


Trdapat 2 fungsi utama manusia di dunia yaitu “Abdun” (hamba Allah) dan
sebagai khalifah Allah di muka bumi. Esensi dari ”Abdun” adalah ketaatan,
ketundukan, dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan

4
pendapat tentang khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Menjadi sebagai khalifah/wakil Allah dimuka bumi, ia memiliki tanggung
jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungan tempat mereka tinggal.
Manusia diberi kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya,
serta memanfaatkannya dengan sebesar-besarnya. Orang-orang yang memiliki
ilmu pengetahuan yang cukup atau para ilmuwan dan intelektual yang sanggup
mengeksplorasi sumber daya alam ini. Akan tetapi para ilmuwan harus sadar
bahwa potensi sumber daya alam akan terkuras untuk pemenuhan kebutuhan
hidup manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh sebab itu tanggung
jawab ke khalifahan banyak bertumpuh kepada para ilmuwan dan cendikiawan
bagi mereka yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tidak mungkin
mengeksploitasi alam ini secara berlebihan, hanya sekedar kebutuhan primer
bukan untuk kepuasan nafsu. Karena mereka tidak memiliki kemampuan dan
kesanggupan untuk mengeksploitasi secara besar-besaran alam ini, demikian juga
mereka tidak akan sanggup menjaga keseimbangan dan kelestariannya secara
sistematis.
Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberi keistimewaan
berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya
dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk psikofisik. Namun ia harus sadar
akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan
Allah, baik dalamm konteks ketaatan terhadap perintah beribadah maupun
ketaatan terhadap sunnahtullah”hukum alam” di alam ini.

5
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang Allah karuniakan akal sebagai
alat untuk berfikir. Dengan akal manusia mampu menyerap ilmu pengetahuan dan
menciptakan teknologi, serta manghasilkan karya seni, sehingga dapat
menciptakan peradaban di muka bumi. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra intuisi dan firasat. Jadi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi serta Seni dalam islam sangat mempengaruhi bagi
kemajuan agama islam. Serta dengan keiman dan ketakwaan terhadap Allah
SWT, manusia diberikan derajat yang lebih tinggi dan manusia juga memiliki
tanggung jawab terhadap Allah yaitu beribadah kepada Allah dan menjaga
keindahan dan keaslian alam.

3.2 Saran
a. Pengembangan IPTEKS dalam Islam sebaiknya sesuai dengan syariat Islam
yang ada dan berlaku. Agar tidak menimbulkan seseuatu yang tidak
diinginkan apabila tidak sesuai dengan syariat yang berlaku di agama Islam.
b. IPTEKS dalam Islam diharapkan mampu menopang kemajuan kehidupan
umat islam, sehingga tidak dijadikan sesuatu yang dapat memberikan
dampak negatif. Orang cerdas akan memanfaatkan IPTEKS dengan
semaksimal mungkin sehingga informasi yang mereka peroleh tidak
sembarangan asalnya, karena ia selektif dan cermat.
c. Ada bagusnya jika seseorang yang memiliki intelektual yang tinggi
memanfaatkan itu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan syariat Islam.
d. Sebagai makhluk ciptaan Allah maka wajib bagi kita untuk taat terhadap apa
yang diberlakukan Allah kepada kita yaitu mengerjakan yang ma’ruf
(baik/mendatangkan manfaat) dan menjauhkan dari yang munkar (buruk).

6
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi,Azra. 1996. Pendidikan Islam.Bandung : Mizan


Mansur,Hamdan,dkk.2004.Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi
Umum.Jakarta:Direktorat perguruan tinggi agama islam departemen agama
RI.
Nasution, Harun. 1995. Islam Rasional. Bandung : Mizan.
Widagdo.2001.Desain dan Kebudayaan.Jakarta: Dirjen dikti depdiknas RI.

Anda mungkin juga menyukai