Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBELAJARAN KREATIF
Disusun Oleh :
Ayu Adistya
1191113018
S1-Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Reg’A-
2019
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah CBR (Critical
Book Report) ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangsih pikiran .
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Kreatif,
yang dosen pengampuhnya adalah Ibu Dra. Damaiwaty Ray, M. Pd.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Ayu Adistya
NIM. 1191113018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
III.I. Kesimpulan……………………………………………………………………….26
III.II. Saran……………………………………………………………………………..26
PENDAHULUAN
Laporan resensi buku adalah laporan yang bertujuan untuk mengetahui isi buku, tetapi lebih
menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) kita mengenai kelemahan dan
keunggulan buku, apa yang menarik dari buku tersebut dan bagaimana isi buku tersebut bisa
mempengaruhi cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian
tertentu.
Secara etimologi kata pembelajaran diderivasi dari kata ajar yang mempunyai arti petunjuk
yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui atau diikuti. Sedang pembelajaran sendiri
mempunyai arti proses, cara, perbuatan mengajar
B.Bagi Pembaca :
1.Untuk Menambah Pengetahuan Dan Wawasan mengenai pembelajaran kreatif, serta
perkembangan dan metodenya.
BAB II
PEMBAHASAN
Buku Utama :
Cetakan ke : 8
Pengantar Buku
Buku “Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.” yang
ditulis oleh Prof. Dr. Hamzah B. Un, M.Pd. Buku Ini memiliki 9 bab dan banyak sub-bab pembahasan
mengenai Pembelajaran kreatif, metode/cara mengajar, strategi pembelajaran,model
pembelajaran, dan lain sebagainya.
Buku pembanding:
Pengantar Buku
Buku “Pembelajaran Kreatif” yang ditulis oleh Tim Penyusun Dosen FIP UNIMED.
terdiri dari 5 bab, yang disebutkan dalam buku ini sebagai pertemuan. Karena buku ini sebagai
buku pembelajaran, dengan matakuliah Pembelajaran Kreatif. Dalam critical book report ini akan
dibahas tentang Pembelajaran Kreatif serta Teori-teori dan metode lainnya.
II.II. Ringkasan Isi Buku
Buku Utama :
BAB I
STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli:
-Kozna(1989) Secara Umum Menjelaskan Bahawa Strategi Pembelajaran Dapat Diartikan
Sebagai Setiap Kegiatan Yang Dipilih,Yaitu Yang Dapat Memberikan Fasilitas Atau Bantuan
Kepada Peserta Didik Menuju Tercapainya Tuuabanntu Siswa Dalam Mencapai Integritas
Pribadi,Efektifitas Pribadi,Dan Oenghaargan Terhadap Dirinya Seara Realistis.
Prosedur Pembelajaran Pengajaaran Tidak Langsung Terdiri Dari Lima Tahap,Yaitu:
1.Membatasi Situasi Masalah Yang Dihadapi Siswa
2.Menggali Permasalahan
3.Mengembangkan Pemahaman Akan Situasi Masakah
4.Perencanaan Dan Pengambilan Keputusan
5.Integrasi
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN SOCIAL
Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan
makna diri Di dalam Lingkungan Social Dan Memecahkan Masalah Dalam Suatu Kelompok.
Artinya Melalui Bermain Peran Siswa Belajar Menggunakan Konsep Peran,Menyadari Adanya
Peran Peran Yang Berbeda Dan Memikirkan Perilaku Dirinya Dan Prilaku Orang Lain.Kunci
Utama Prosedur Pembelajaran Adalah Melalui Metode Dialog Socrates.
Langkah-langkah Yang Harus Dilakukan Adalah:
BAB III
MODEL PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Pembelajran Jarak Jauh Adalah Sekumpulan Metode Pelajaaran Dimana Aktiffitas Pengaajaran
Dilaksanakan Secara Terpisah Dari Akttifitas Belajar.
Pendidikan Jarak Jauh Berbasis Web Anataara Lain Harus Memeiliki Unsur Sebagai Berikut:
-Pusat Kegiatan Siswa
-Interaksi Dalam Grup
-Sistem Administrasi Mahasiswa
-Pendalaman Materi Dan Ujian
-Perpustakaan Digital
-Materi Online
BAB IV
MANAJEMEN DIRI DALAM PEMBELAJARAN
Manajemen Diri Secara Umum Terdiri Daari Tiga Langkah Utama Yaitu Menentukan
Tujuan,Memonitor Dan Mengevaluasi Kemajuan Dan Memberikan Penguatan Diri.
Pelaksanaan Program Manjemen Diri Bisa Dilakukan dan dengan Cara Memperkenalkan Sistem
Secara Positif,Bantu Siswa Belajaar Menetapkan Tujuan,Siapkan Cara Untuk Siswa Agar Bias
Mencatat Dan Mngevaluasi Kemajuannya,Cek Akurasi Catatan Siswa Dari Wakt Ke Waktu Dan
Dorong Iswa Untunk Mengembangkan Bentuk Penguatan Diri
BAB V
MODEL PEMBELAJARAN ORANG DEWASA(POD)
Belajar Pda Hakikatnya Merupakan Kegiatan Yang Dilakukan Secara Sadar Untuk Menghasilan
Suatu Perubahan,Menyangkut Pengetahuan,Keterampilan,Sikap Dan Nilai Nilai.
Evaluasi Atau Penilaian Adalah Suatu Rangkaian Kegiatan Untuk Mengamati Sesuatu Dan
Menjelaskan Dengan Mggunakan Alat Ukur Atau Instrument Tertentu.
BAB VI
PERLUKAH KOMPETENSI DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN
BAB VII
MODEL PEMBELAJARAN LEABORASI DAN BUKU TEKS SUATU
TERAPAN DALAM MENGAJAR MATEMATIKA
Matematika Adalah Salah Satu Jenis Dari Enam Materi Ilmu.Keenam Jenis Materi Ilmu Tersebut
adalah Matematika,Fisika,Biologi,Psikologi,Ilmu Ilmu Sosisal Dan Lingusitik.
Keenam Imu Tersebut Dikonotasian Sebagai
1.Ide Abstrak
2.Benda Fisik
3.Jasad Hidup
4.Gejala Rohani
5.Peristiwa Sosal
6.Proses Tanda Tanda
BAB VIII
PERBAIKAN KAUALITAS PEMBELAJAARAN MELALUI PEMBINAAN
TENAGA PENGAJAR
BAB IX
MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN(SUATU PENERAPAN
PADA BELAJAR PRAKTIK PERMESINAN)
Belajar Umunya Diartiakan Sebagai Proses Perubahan Prilaku Seorang Setelah Mempelajari
Suatu Objek(Pengetahuan,Sikap,Keterampilan) Tertentu.Hal Ini Identic Degan Pandangan Good
And Brophy Yang Menyatakan Bahwa Belajar Merupakan Suatu Proses Atau Interaksi Yang
Dilakukan Seseorang Dlam Memperoleh Sesuatu Yang Baru Dalam Bentuk Perubahan Perilaku
Sebagai Hasil Dari Pengalaman Pengalaman Itu Sendiri.
Buku Pembanding :
BAB 1
Belajar akan selalu kita alami sepanjang hidup kita dan terjadi di sekitar kita. Belajar itu sendiri
tidak hanya melibatkan kemampuan pengetahuan atau kognitif saja, melainkan emosi, sikap,
interaksi, kepribadian dan masih banyak lagi yang dapat dikembangkan dalam diri kita.
Sering orang menganggap bahwa belajar itu sama dengan menghafal. Misalnya, kalau orang tua
menyuruh anaknya untuk belajar, bagi mereka belajar itu tidak lain adalah menghafal materi
pelajaran. Apakah belajar sama dengan menghafal? Adakah konsep lain yang lebih bermakna
dari sekadar menghafal? Bukankah tujuan belajar itu agar seseorang menjadi lebih baik dan lebih
pintar? Apakah dengan hanya sekadar menghafal, seseorang akan menjamin menjadi lebih baik
dan lebih pintar? Tentu tidak, bukan? Seseorang yang mampu menghafal sejumlah materi
pelajaran belum tentu menjamin orang tersebut menjadi lebih baik dan pintar. Kemudian, kalau
begitu apa belajar itu?
Menurut Atkinson, Atkitson, Smith, dan Bem, inti dari belajar adalah kemampuan organisme
untuk mempresentasikan aspek dunia secara mental, kemudian beroperasi pada representasi
mental tersebut ketimbang pada dunia itu sendiri. (Afgani, 2011)
Lalu ada menurut Hilgard, “Learning is the process by which an activity originates or changed
through training procedures (wether in the laboratory or in the natural environment) as
distinguished from changes by factors not attributable to training.” Bagi Hilgard, belajar itu
adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam
laboraturium maupun dalam lingkungan alamiah. (Sanjaya, 2011)
Dari beberapa pengertian belajar di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah
semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang di lingkungan sekitarnya
sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang tentunya bersifat positif yang berbeda
antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Sejak tahun 1500-an, definisi mengajar mengalami perkembangan secara terus menerus. Secara
deskriptif, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru
kepada siswa. (Sanjaya, 2011)
Pengertian mengajar di atas tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Smith bahwa
mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge
or skill). (Sanjaya, 2011)
Kemudian pengertian mengajar juga diungkapkan oleh Gagne (Sanjaya, 2011) yang menyatakan
bahwa “instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated”.
Sehingga mengajar atau “teaching” menurut Gagne disini guru berperan penting selama mengajar
dimana guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing selama terjadinya pembelajaran.
Pembelajaran? Apa itu? Pembelajaran akan kami bahas di sub-bab selanjutnya. Kembali kepada
pengertian yang diungkapkan oleh Gagne tadi. Jadi, guru harus tahu bagaimana merancang atau
mengkreasikan berbagai macam sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau
dimanfaatkan siswa dalam belajar sesuatu. Guru juga melakukan kontak dengan siswa sehingga
tidak adanya salah paham serta salah pengertian selama proses penyampaian materi dalam
mengajar.
Dari pengetian mengajar di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa mengajar ialah adanya
komunikasi dari pendidik ke peserta didik sebagai usaha menanamkan dan memberikan
informasi baik berupa pengetahuan juga keterampilan kepada peserta didik mengenai hal yang
sebelumnya tidak diketahui.
Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan pembelajaran, tidak berarti guru harus
menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pada dasarnya dalam istilah
menjar itu juga bermakna membelajarkan siswa. Mengajar-belajar adalah dua istilah yang
memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Tidak akan ada perbuatan mengajar manakala
tidak membuat seorang mengajar. Itulah makna pembelajaran. (Sanjaya, 2011)
Menurut UU No. 20/2003, Bab I Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran ini
terdapat usaha siswa dalam mempelajari materi bahan pelajaran juga usaha guru dalam
menyampaikan materi tersebut. Sehingga proses pembelajaran terjadi antara siswa dan guru,
kedua hal ini saling berkesinambungan untuk menciptakan pembelajaran.
Dari pengertian pembelajaran di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran ialah
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang saling berkesinambungan yang
disertai dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran.
BAB II
TEORI-TEORI BELAJAR
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila
dikenai hukuman.
Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan
paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa
menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah
menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari
kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini
menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara individual (Degeng, 2006).
5) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari.
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori
perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa
para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga
peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek
pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada
pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta
didik memperoleh informasi dari lingkungan.
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat
faktafakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea
dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina
pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua
situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama
semua konsep.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu
sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan
teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang
paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang
paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia”
(mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya.
BAB III
KREATIVITAS
Apa yang dimaksud dengan kreatif? Secara umum, pengertian kreatif adalah suatu kemampuan
yang ada pada individu atau kelompok yang memungkinkan mereka untuk melakukan terobosan
atau pendekatan-pendekatan tertentu dalam memecahkan masalah dengan cara yang berbeda.
Arti kreatif juga dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan dalam menciptakan hal-hal baru
atau cara-cara baru yang berbeda dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Secara etimologis, kata “Kreatif” berasal dari bahasa Inggri yaitu “to create” yang artinya
membuat atau menciptakan. Sehingga arti kreatif adalah kemampuan dalam menciptakan suatu
ide dan konsep dalam memecahkan suatu masalah.
Agar lebih memahami apa arti kreatif, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli. Berikut
ini adalah pengertian kreatif menurut para ahli :
1. Shadiq (2010) Menurut Shadiq (2010), pengertian kreatif adalah gagasan terhadap konsep
dan rencana untuk kemajuan, gagasan ini dibutuhkan dalam pemikiran dan juga hasil karya
seseorang di dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang sedang berkembang.
2. Widyatun
Menurut Widyatun (1999) pengertian kreatif adalah kemampuan dalam menyelesaikan suatu
masalah yang memberi kesempatan kepada setiap personal untuk berkreasi untuk memunculkan
ide-ide baru/adaptif yang memiliki fungsi dan kegunaan secara menyeluruh untuk berkembang.
5. Havvel Menurut Havvel, arti kreatif adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatu
sistem atau komposisi yang baru.
BAB IV
MENGEMBANGKAN KRETATIFITAS ANAK
4. Memberi reward atas prestasi kreatif anak agar anak termotivasi lebih tinggi
b. Bermain drama
c. Melakukan permainan konstruktif
3. guru membangun rasa percaya diri dan rasa diri berharga siswa, agar siswa aktif
7. guru menciptakan kelas atau sekolah yang tim work nya kuat, suasana kerja sama yang
baik, dan harmonis
8. individu atau siswa kreatif biasanya berkarakter mandiri, ulet, mempunyai minat luas dan
imaginative
14. guru memberi feedback atas proses belajar, hasil belajar, dan kreatifitas siswa
15. guru bekerja sama dengan guru Pembina kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler 16. guru
1.3 peran masyarakat dalam membina kreatifitas suasana masyarakat kreatif merupakan
sosialisasi budaya yang sangat mendukung pembentukan kreatifitas individu. Dapat diciptakan
melalui model kreatif tersebut, dapat pula dilakukan dengan cara lain seperti penyediaan
fasilitas kreatif public, pemberian penghargaan terhadap prestasi publik
2. hambatan dalam mengembangkan kreatifitas
b. guru atau pendidik kurang memahami dan kurang terampil mengembangkan kreatifitas siswa
c. guru atau pendidik terbiasa dengan perilaku mendidik berpusat pada peran aktif guru
kursus khusus yang diselenggarakan oleh masyarakat, masih terbatas pada hal yang biasa saja 4.
kendala budaya
Faktor budaya Indonesia yang dapat menghambat kreatifitas adalah adanya pandangan sperti “
anak wajib patuh pada orangtua tanpa penting tau alasannya” ( orangtua kurang menyampaikan
nalar atas tuntutan kepatuhan anak) budaya demikian ini dapat menghambat kreatifias anak,
karena dengan kreatifitas yang dilakukan individu kreatif akan berbeda atau menonjol dari
oranglain.
Bab V
Pembelajaran Kreatif
a. Model pembelajaran adalah " suatu rencqna atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum,merancang bahan-bahan pembelajaran,dan membimbing pembelajaran di
kelas atau lain".
2. Model pembelajaran adalah " bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir dan disajikan secara khas oleh pendidik dikelas".
3. 3.Model pembelajaran adalah " kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
atau acuan dalam melakukan kegiatan pembelajaran".
4. 4.Model pembelajaran merupakan " kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar".
Ciri-ciri dan , prinsip, dan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri diantaranya yang utama
adalah :
1. 1.Menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.
2. 2.Aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan.
3. Prinsip bertanya
5. Prinsip keterbukaan
Langkah-Langkah SPI :
1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
3. Mengajukan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan
Didalam pembelajaran kooperatif,guru dan pendidik lebih berperan sebagai fasilitator yang
membangun Pengetahuan siswa/peserta didik.Didalam pembelajaran kooperatif,guru/pendidik
membelajarkan siswa/peserta didik dengan menempatkan mereka didalam kelompok-kelompok
kecil yang terdidi dari 3-7 orang untuk saling berbagi informasi,berbagai gagasan, mencari
alternatif solusi, dan lainnya, sehingga diperoleh pemahaman bersama maupun pemecahan
masalah. BerdasarkanBerdasarkan paparan singkatan tentang model pembelajaran kooperatif
diatas, tampak bahwa model pembelajaran kooperatif tersebut mendukung kondisi
pengembangan kreativitas siswa/peserta didik karena peran guru yang tidak mendominasi proses
pembelajaran, melainkan memberi kesempatan kepada siswa/peserta didik untuk berdiskusi
secara kritis.
Buku Utama :
3. Pada buku pembanding, buku ini memiliki kelebihan yang isinya sangat banyak
dan padat namun memiliki makna yang jelas sehingga pembaca bisa memiliki pemahaman
wawasan yang cukup mengenai buku utama ini.
4. Pada buku pembanding memang hanya sedikit halaman daripada buku utama
namun pada pembahasan di tiap bab nya sangatlah bagus, karena dari buku itu membahas
tentang perkembangan psikologi permjcara menyuruh secara jelas dan lengkap sehingga
pembaca mudah memahami tentang bagaimana perkembangan serta metode dan teori
pembelajaran kreatif.
2. Pada buku pembanding kelemahan nya yaitu penjelasanya terlalu jauh , sehingga
ditiap pembahasannya tidak dapat dikatakan runtut, atau membangun masing-masing
bab, sehingga sesuatu yang ingin disampaikan penulis tidak sampai kepada pembaca.
3. Buku utama memiliki sedikit kelemahan yaitu memiliki halaman yang terlalu
sedikit dan hanya membahas secara jelas tentang pembelajaran kreatif serta metode dan
cara mengembangkannya.
BAB III
PENUTUP
III.I. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa:
1. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan pikiran suatu
individu yang disebabkan oleh pengalaman.
2. Dari pengertian mengajar di atas, maka kami dapat menyimpulkan
bahwa mengajar ialah adanya komunikasi dari pendidik ke peserta
didik sebagai usaha menanamkan dan memberikan informasi baik
berupa pengetahuan juga keterampilan kepada peserta didik
mengenai hal yang sebelumnya tidak diketahui.
3. Peserta didik adalah semua komponen masyarakat yang belajar dan
mengembangkan diri melalui prosedur – prosedur, baik prosedur
formal maupun nonformal.
III.II. SARAN.
DAFTAR PUSTAKA.
Hamzah. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif.
Jakarta. PT BUMI AKSARA.
Tim Penyusun Dosen FIP. UNIMED. 2019. Pembelajaran Kreatif. Medan. Unimed Press.
iii
LAMPIRAN
Buku Utama Buku pembanding
iv