Anda di halaman 1dari 30

PRAKTEK PERADILAN SEMU

Hari/Tanggal : Selasa/8 Oktober 2019


Pukul : 08.00 – 09.30 WIB
HAKIM KETUA : GENNY PRATAMA
HAKIM ANGGOTA I : FIQRA ASIDIQQI
HAKIM ANGGOTA II : FEBRIANDA ARIFIN
JPU I : HAFFIZ MAULANA
JPU II : FATIMAH RAHMA NABILA
JPU III : FRISTRIA DINI ARIANTI
PENASEHAT HUKUM I : HAFIS HISNAN
PENASEHAT HUKUM II :GABY MIRZA ISLAMI C.
PENASEHAT HUKUM III : FITRIADESTRY YULIZA
PANITERA : FATMAWATI
TERDAKWA : HALIM
SAKSI I : FITRA DWI HARYANTO
SAKSI II : FEBRI WAHYUDI
SAKSI III : HAFIZAN AKBAR
PETUGAS ROHANIAWAN : FURQON ARIZKI
ANGGOTA : FAUZIA UMAR
FEBRIKA YUNI MAHARANI
FENI ALFIRA
FENI HAFIZA
FINA ALIMATUL AHFAR
GUSTIANI SIREGAR
SKENARIO PRAKTEK PERADILAN SEMU FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU
HUKUM

PERKARA PIDANA

A. Skenario Praktek Peradilan Semu Fakultas Syariah dan Hukum .

Sidang I Rabu, 13 September 2019 (Pembacaan Dakwaan Terdakwa)

Petugas Ruang Sidang: “Majelis Hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri.”
(Setelah Hakim duduk, hadirin dipersilahkan duduk kembali panitera menyerahkan berita acara
kepada majelis Hakim).

Hakim Ketua : “Sidang Perkara Pidana Pengadilan Negeri Pekanbaru yang memeriksa
dan mengadili perkara pidana Nomor 378/Pid.B/2019/PN.PBR, atas nama Terdakwa Halim
dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.” (Ketuk palu 3 kali).

“Penuntut Umum apakah Terdakwa sudah siap kepada penuntut umum dipersilahkan untuk
menghadirkan terdakwa ke ruang siding.”

JPU : “Saudara terdakwa, dipersilahkan masuk dalam ruang persidangan.”


(Terdakwa dalam keadaan bebas dan didampingi kuasa hukumnya).

Hakim Ketua : “Baiklah saya akan menanyakan Identitas Saudara sebagaimana yang
telah terdapat didalam BAP :

Nama Saudara : Halim


Tempat Lahir/Umur : Jakarta, 02 Februari 1994
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Garuda Sakti Km.3 Perumah Cendrawasih Blok G
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai di Perusahaan Swasta

Hakim Ketua : (Hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada panitera pengganti)


“Saudara terdakwa, apakah saudara dalam keadaan sehat, baik jasmani maupun rohani dan siap
mengikuti persidangan hari ini?”
Terdakwa : “Ya, saya dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani dan saya
siap mengikuti persidangan hari ini.”

Hakim Ketua : “Saudara Terdakwa, saudara oleh Penunutut Umum di dakwa melakukan
tindak pidana pencurian pasal 362 KUHP, apakah saat ini saudara di dampingi oleh Penasehat
Hukum saudara?”

Terdakwa : “Ya, saat ini saya didampingi oleh Penasehat Hukum saya dari Lembaga
dan Klinik Bantuan Hukum UIN SUSKA. Yaitu saudara (Fitriadestry Yuliza, S.H dan Hafis
Hisnan) dan Saudara (Gaby Mirza Islami Chamela, S.H).”

Hakim Ketua : “Betul mereka Penasehat Hukum saudara?”

Terdakwa : “Betul Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara Penasehat Hukum, apakah saudara membawa Surat Kuasa
Khusus dari terdakwa dan Kartu Advokat saudara? Jika ada mohon ditunjukkan.”

PH Terdakwa : “Ya, Majelis Hakim yang terhormat, kami membawahnya.” (PH


menunjukkan Surat Kuasa dan Surat Tugas pada Majelis Hakim / serta Surat Kuasa dan Kartu
Advokatnya di tinggalkan di meja Hakim)

Hakim Ketua : (Setelah Hakim Ketua menerima kedua surat tersebut, kemudian
menunjukkkan pada Hakim 1 dan 2)

Hakim Ketua : “Baiklah, kepada saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah sudah siap
membacakan dakwaannya?”

JPU : “Sudah siap Majelis Hakim yang terhormat.”

Hakim Ketua : “Baiklah silakan dibacakan saudara Jaksa Penuntut Umum.”

JPU : (Membacakan dakwaannya sambil berdiri)

Hakim Ketua : “Baik saudara terdakwa, Apakah saudara terdakwa mengerti dengan
dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum?”

Terdakwa : “Saya mengerti Pak Hakim.”


Hakim Ketua : “Apakah saudara akan mengajukan eksepsi terhadap dakwaan Jaksa
Penuntut Umum?”

Terdakwa : “Untuk eksepsi saya serahkan sepenuhnya kepada Penasehat Hukum


saya Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Apakah Penasehat Hukum terdakwa akan mengajukan eksepsi?”

PH. Terdakwa : “Majelis Hakim yang terhormat, kami tidak mengajukan eksepsi, oleh
karena terdakwa sudah memahami dakwaan tersebut Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Baik, karena Penasehat Hukum tidak mengajukan eksepsi maka sidang
kita lanjutkan dengan pemeriksaan alat bukti dan saksi – saksi, kepada Jaksa Penuntut
Umum.apakah telah siap dengan alat bukti dan saksi – saksinya?”

JPU : “Majelis Hakim yang terhormat, kami akan mengajukan alat bukti dan
saksi-saksi, namun pada persidangan ini kami belum siap untuk itu kami mohon agar
persidangan ini bisa ditunda Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Apakah Penasehat Hukum terdakwa setuju sidang ini untuk ditunda.”

PH Terdkwa : “Kami setuju Majelis hakim.”

Hakim Ketua : (BEREMBUK sejenak dengan Hakim Ang.I dan Hakim Ang.2)
“Baiklah,sidang hari ini ditunda dan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 20 September 2019, jam
13.00 WIB dengan agenda Acara Pemeriksaan Alat Bukti dan Saksi-Saksi, kepada Jaksa
Penuntut Umum agar menghadapkan kembali terdakwa dan menghadirkan alat bukti dan saksi-
saksi pada persidangan berikut. Dengan demikian maka sidang dinyatakan ditunda dan ditutup.”
(Ketua mengetuk palu 3 kali)
Sidang II Rabu, 20 September 2019 (Pemeriksaan Alat Bukti dan Keterangan Saksi –
Saksi)

Hakim Ketua : “Sidang Perkara Pidana Pengadilan Negeri Pekanbaru yang memeriksa
dan mengadili perkara pidana Nomor 378/Pid.B/2019/PN.PBR, atas nama terdakwa Halim
dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (ketuk palu 3 kali)

Hakim Ketua : “Sesuai berita acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
Pemeriksaan Alat Bukti dan Saksi – Saksi, saudara JPU, apakah alat bukti dan saksi – saksi
sudah siap dihadirkan di persidangan ini?”

JPU : “Sudah siap Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara Terdakwa dipersilahkan mengambil tempat disamping


Penasehat Hukumnya.” (Terdakwa pindah duduk disamping Penasehat Hukumnya)

Hakim Ketua : “Baik selanjutnya ada berapa orang saksi yang akan dihadirkan di
persidangan ini Jaksa Penuntut Umum?”

JPU : “3 orang saksi Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Silahkan dihadirkan saksi pertamanya”

JPU : “Saksi pertama atas nama, Fitra Dwi Heryanto yang dimana saksi
merupakan saksi korban Pak Hakim

Petugas Sidang : (Memanggil Saksi) “Saksi atas nama Fitra Dwi Heryanto dipersilahkan
memasuki ruang siding.”

Hakim Ketua : “Saudara Jaksa Penuntut Umum Saksi di sini sebagai apa?”

JPU : “Saksi di sini, merupakan Saksi Korban Pak Hakim”

Hakim Ketua : “Baiklah, Saudara Saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani
dan rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan hari ini?”

Saksi Korban : “Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan siap memberikan
keterangan dalam persidangan ini Pak Hakim”
Hakim Ketua : “Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas Saudara,
sebagaimana terdapat didalam BAP dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.

N a m a : Fitra Dwi Heryanto

Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru, 12 September 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

U m u r : 26 Tahun

Agama : ISLAM

Alamat : Perumahan Mustamindo Blok U No. 5

Pekerjaan : Pegawai di Perusahaan Swasta

Kebangsaan : INDONESIA

Hakim Ketua : (Hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada panitera pengganti)


“Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini, menurut Undang-Undang,
saudara harus bersumpah atau berjanji terlebih dahulu untuk itu saudara bersedia disumpah atau
berjanji?”

Saksi Korban : “Saya berjanji Bapak Hakim.”

Hakim Ketua : “Kepada Petugas Rohaniawan agar mengambil tempat.”

Hakim Ang. I : (Silakan berdiri) “Saudara ikut kata-kata saya, “Demi Allah, Saya
bersumpah akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya.” Silahkan duduk, kepada Rohaniawan silahkan kembali ketempat.”

Hakim Ketua : “Saudara Saksi telah berjanji menurut Agama yang saudara anut, untuk
itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti
saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara
selama-lamanya 7 tahun, sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, Apakah saudara saksi
mengerti?”

Saksi Korban : “Saya mengerti Bapak Hakim.”


Hakim Ketua : “Saudara kenal dengan Terdakwa?”

Saksi Korban : “Iya Pak Hakim saya kenal dan hanya sebatas rekan kerja.”

Hakim Ketua : “Saudara saksi apakah saudara ada hubungan keluarga dengan
Terdakwa?”

Saksi Korban : “Tidak Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara Saksi tahu dari mana bahwa telah hilang 1 (satu) tas berwarna
hitam dan berisi uang sebanyak Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) dan 2 buah Hp?”

Saksi Korban : “Saya mengetahuinya setelah rekan kerja saya yang bernama Febri
Wahyudi, yang memberitahukan kepada saya bahwa dia mengetahui kejadian tersebut dari
saudara Hafizan Akbar yang melihat terdakwa masuk ke ruangan kerja saya dan membawa tas
kerja saya keluar dari ruangan kerja saya Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Bagaimana reaksi saudara setelah mengetahui hilangnya tas saudara?”

Saksi Korban : “Saya bingung, dan marah dan mau mencari siapa yang mengambil tas
saya Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Baik Coba sudara jelaskan, pada saat saudara keluar dari ruangan kerja
saudara dan pergi ke toilet, apakah ada barang atau benda lain yang berubah posisi pada saat
itu?”

Saksi Korban : “Tidak ada yang berubah pak hakim, melainkan cuma tas saya yang tidak
ada di ruangan kerja saya pak hakim.”

Hakim Ketua : “Baik saudara Jaksa Penuntut Umum silahkan serahkan barang bukti ke
Majelis Hakim.”

JPU : “Baik Majelis Hakim yang terhormat” (JPU maju membawa BB ke meja
Hakim)

Hakim Ketua : “Apakah benar barang ini adalah barang milik korban?” (sambil
menunjukan barang bukti ke korban )
Berupa :

1 Buah tas berwarna hitam

1 Buah amplop coklat berisi sejumlah uang sebesar

Rp.50.000.000,-

2 Buah HP Xiaomi S2 dan Iphone X

Saksi Korban : “Iya benar Bapak Hakim, barang tersebut adalah punya saya pak
hakim.”

Hakim Ketua : (Baik) “Silahkan Hakim Anggota I, Apakah ada pertanyaan untuk
Saudara Saksi?”

Hakim Anggota I : (Baik terima kasih Ketua) “Baik, Saudara Saksi, kapan Saudara Saksi
mendengar bahwa Terdakwa Halim telah masuk dan mengambil Tas di ruangan Saudara?”

Saksi Korban : “Saya mengetahuinya setelah balik dari toilet Bapak Hakim, saya
diberitahukan oleh saudara Febri Wahyudi bahwa dia tadi diberitahu oleh saudara Hafizan Akbar
yang melihat Terdakwa masuk ke ruangan saya dan keluar membawa tas saya.”

Hakim Anggota I : “Baik Saudara Saksi, sudah berapa lama saudara terdakwa bekerja di
perusahaan tersebut dan berapa gaji yang di peroleh terdakwa?”

Saksi Korban : “Ya Pak Hakim, terdakwa sudah bekerja kurang lebih 2 (dua ) tahun
setengah dan gaji terdakwa perbulan sebesar Rp. 2.100.000-, (dua juta seratus ribu rupiah ) Pak
Hakim.

Hakim Anggota I : “Baik, Apakah sebelumnya Saudara Saksi dan Terdakwa telah
mempunyai permasalahan?”

Saksi Korban : “Saya sama sekali tidak mempunyai masalah dengan Terdakwa baik
sebelum maupun sesudahnya terjadinya pencurian ini Pak Hakim.”

Hakim Anggota I : “Baik cukup Pak Ketua” (Memberitahukan ke Hakim Ketua)

Hakim Ketua : “Silahkan Hakim Anggota II, Apakah ada pertanyaan untuk Saudara
Saksi?”
Hakim Anggota II : “Baik terima kasih ketua. Saudara Saksi, Apakah Saudara tahu sebab apa
sehingga Terdakwa melakukan pencurian pada saat itu?”

Saksi Korban : “Saya sama sekali tidak tahu sebab apa sehingga Terdakwa melakukan
hal tersebut Bapak Hakim.”

Hakim Anggota II : “Coba Saudara jelaskan barang apa saja yang diambil oleh Terdakwa
pada saat Tindak Pidana pencurian tersebut ?”

Saksi Korban : “Terdakwa mengambil tas kerja saya yang didalamnya berisi uang
sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) dan 2 HP Bapak Hakim

Hakim Anggota II : “Selain barang tersebut, apakah ada barang lain yang diambil oleh
Terdakwa ?”

Saksi Korban : “Tidak ada Bapak Hakim.”

Hakim Anggota II : “Baik cukup” (sambil bicara ke Hakim Ketua dan mengangguk kepala ke
Hakim Ketua)

Hakim Ketua : “Saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah ada yang perlu dipertanyakan?”

JPU : “Ada Bapak Hakim, Saudara saksi, coba saudara jelaskan, apakah
ruangan kerja saudara, semua karyawan bebas keluar masuk?”

Saksi Korban : “Tidak Pak, Ruangan saya tidak di perbolehkan karyawan bebas keluar
masuk, kecuali bagi yang mempunyai kepentingan mengenai administrasi dan keuangan.”

JPU II : “Saudara saksi,apakah selain terdakwa masih ada orang lain yang ikut
membantu terdakwa, melakukan pencurian tersebut?”

Saksi Korban : “Tidak ada orang lain yang membantunya pak, hanya terdakwa sendiri
yang melakukan pencurian itu pak.”

JPU : “Baik pak Hakim, pertanyaan dari kami cukup.”

Hakim Ketua : “Kepada Penasehat Hukum terdakwa, apakah ada pertanyaan yang ingin
di tanyakan kepada saksi?”

PH.Terdakwa : “Ada pak hakim.”


PH.Terdakwa I : “Kepada Saudara saksi, yang ingin saya tanyakan, saudara berada
dimana sehingga saudara tahu bahwa saudara Halim yang mengambil 1 tas berisi uang dan 2
buah HP.

Saksi Korban : “Saya saat itu berada di toilet Pak.”

PH.Terdakwa II : “ 1). Saudara saksi Saya tanyakan lagi, apakah saudara yakin isi dari tas
tersebut uang sebesar Rp50.000.000,- dan 2 buah HP?

2). Mengapa sehingga saudara menyimpan uang di tas tersebut?”

Saksi Korban : “ 1). Benar Pak, isi dari tas saya yaitu berisi uang sebesar Rp50.000.000,-
yang berada didalam amplop coklat dan 2 buah HP.”

2). Namun uang tersebut rencananya akan disimpan di bank Pak.”

PH.Terdakwa : “Baik, pertanyaan dari kami untuk sementara cukup Majelis Hakim.”

Hakim Ketua : “Kepada Jaksa Penuntut Umum apakah ada yang ingin di tanyakan lagi
kepada Saksi?”

JPU : “Tidak ada Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara terdakwa, bagaimana dengan keterangan dari saudara saksi?”

Terdakwa : “Benar Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan terima
kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudara saksi
tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat
meninggalkan ruang siding.”

Hakim Ketua : “Baik, Saudara Jaksa Penutut Umum silahkan hadirkan Saksi berikut.”

JPU : “Saksi kedua atas nama Febri Wahyudi”

Petugas Sidang : (Memanggil Saksi) “Saksi atas nama Febri Wahyudi di persilahkan
memasuki ruang Sidang.”
Hakim Ketua : “Saudara Saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap untuk
memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?”

Saksi II : “Ya Pak Hakim, saya sehat dan siap memberikan keterangan dalam
persidangan ini.”

Hakim Ketua : “Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?”

Saksi II : (Maju dan memberikan kartu identitasnya ke Pak Hakim)

Hakim Ketua : “Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas dari saudara dan
saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.

N a m a : Febri Wahyudi

Tempat tanggal lahir : Semarang, 04 Oktober 1992

Jenis Kelamin : LAKI – LAKI

U m u r : 27 TAHUN

Agama : HINDU

Alamat : Jl. Arifin Ahmad Perumahan Dwi Tunggal No. 8

Pekerjaan : Pegawai di Perusahaan Swasta

Kebangsaan : Indonesia

Hakim Ketua : (Hakim Anggota I menyerahka KTP kepada panitera pengganti)


“Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini menurut UU, saudara harus
disumpah atau berjanji, untuk itu saudara bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi : “Saya Bersumpah Bapak Hakim.”

Hakim Ketua : “Kepada Rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil tempat.”

Hakim Ang. I : (Silakan berdiri) “Saudara ikut kata-kata saya, “Demi Allah, Saya
bersumpah akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya.” Silahkan duduk, kepada Rohaniawan silahkan kembali ketempat.”
Hakim Ketua : “Saudara saksi telah bersumpah menurut agama yang saudara anut, untuk
itu kami berharap saudara dapat meberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti
saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara
selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, Apakah saudara saksi
mengerti ?

Saksi II : “Saya mengerti Bapak Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara Saksi, Apakah saudara kenal dengan Terdakwa?”

Saksi II : “Ya Pak Hakim, kenal sebatas rekan kerja”

Hakim Ketua : “Saudara Saksi, apakah saudara ada hubungan keluarga dengan
Terdakwa?”

Saksi II : “Tidak, Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Apakah Saudara kenal saudara Fitra Dwi Heryanto?”

Saksi II : “Ya Pak Hakim kenal, sebatas rekan kerja juga Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara Saksi, Mengertikah saudara mengapa dimintai keterangan


sebagai saksi dipersidangan ini?”

Saksi II : “Ya, saya mengerti Pak Hakim, sehubungan dengan telah terjadinya
tindak pidana pencurian.”

Hakim Ketua : “Apakah saudara tahu, antara korban Terdakwa telah mempunyai
permasalahan sebelumnya?”

Saksi II : “Menurut sepengetahuan saya tidak pernah terjadi permasalahan antara


korban dan terdakwa Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Coba saudara jelaskan selain Saksi pertama, apakah ada orang lain yang
ikut mengetahui bahwa telah terjadi tindak pidana pencurian.”

Saksi II : “Ya, Pak Hakim, pada saat Terdakwa masuk ke ruangan kerja milik
saudara Fitra Dwi Heryanto dan keluar membawa tas korban pada saat itu rekan kerja saya yang
bernama Hafizan Akbar melihatnya Pak Hakim.”
Hakim Ketua : “Apa yang saudara beritahukan kepada Korban yang pada saat itu panik
dan kebingungan pada saat kehilangan tasnya?

Saksi II : “Iya Pak Hakim, Saya menceritakan bahwa sebelum saudara korban
kehilangan tasnya di ruang kerja, terlebih dahulu saudara Hafizan memberitahukan kepada saya,
bahwa tadi melihat Terdakwa yaitu saudara Halim masuk keruang kerja korban dan keluar
membawa tas korban.”

Hakim Ketua : “Baik, saudara Hakim Anggota I dipersilahkan kalau ada pertanyaan.”

Hakim Anggota I : “Baik Ketua, Saudara Saksi, apakah saudara tahu atau mendengar
kejadian tersebut terjadi pukul berapa?”

Saksi II : “Sekitar pukul 13:15 Pak Hakim

Hakim Anggota I : “Saudara saksi, saudara saksi tahu dari siapa?”

Saksi II : “Dari rekan kerja saya Pak Hakim, yaitu saudara Hafizan yang melihat
Terdakwa Halim melakukan Tindak Pidana Pencurian.”

Hakim Anggota I : “Apa yang saudara lakukan setelah diberitahu dari saudara Hafizan yang
melihat Terdakwa melakukan Tindak Pidana Pencurian.

Saksi II : “Saya langsung memberitahukan korban yang mana pada saat itu sedang
bingung karena tasnya sudah tidak ada lagi di ruang kerjanya Pak Hakim.”

Hakim Anggota I : “Baik, Pak Ketua, pertanyaan dari saya cukup.”

Hakim Ketua : “Selanjutnya pada Hakim Anggota II, apakah ada pertanyaan?”

Hakim Anggota II : “Ada Pak Ketua. Saudara Saksi, apakah benar saudara Saksi tidak tahu
sebab apa sehingga Terdakwa melakukan pencurian, dan hanya tas saja yang diambil oleh
Terdakwa?”

Saksi II : “Tidak tahu Pak Hakim, dan yang sepengetahuan saya yang saya dengar,
Pelaku mengambil tas Korban yang dimana berisi uang sebesar Rp. 50.000.000,- dan 2 buah HP,
Pak Hakim.”
Hakim Anggota II : “Saudara Saksi, bahwa benar Terdakwa pada saat masuk ke ruangan
Korban dan mengambil tas Korban tidak meminta izin kepada Korban atau siapapun?”

Saksi II : “Iya Pak Hakim, terdakwa tidak meminta izin kepada korban dan
Karyawan lainnya Pak Hakim.”

Hakim Anggota II : “Baik, cukup Pak Ketua pertanyaan dari saya.”

Hakim Ketua : “Terima kasih Hakim Anggota II, selanjutnya kepada Jaksa Penuntut
Umum, apakah ada yang perlu ditanyakan.”

JPU : “Ada pak Hakim, Saudara Saksi apakah benar pada saat terjadinya
pencurian saksi berada di ruangan kerja Saksi dan jarak antara ruangan kerja saksi dan korban
kira-kira berapa meter?”

Saksi II : “Iya Pak, saya berada diruangan kerja saya, akan tetapi saya tidak
melihat secara langsung karena saya lagi melakukan pembekuan pada saat itu, dan jaraknya
hanya sekitar 4 meter dari ruang kerja korban Pak.”

JPU : “Coba saudara jelaskan siapa saja yang berada dilokasi kejadian pada
saat terjadinya pencurian?”

Saksi II : “Sepengetahuan saya Pak pada saat itu yang ada dilokasi kejadian, hanya
ada saya serta saudara Hafizan Pak. Karena karyawan yang lain belum kembali dari jam makan
siang.”

JPU : “Baik cukup Pak Hakim pertanyaan dari kami.”

Hakim Ketua : “Baik saudara Jaksa Penuntut Umum, selanjutnya kepada saudara
Penasehat Hukum Terdakwa apakah ada yang perlu ditanyakan?”

Penasehat Hukum : “Ada, Pak Hakim, baik Saudara Saksi, pekerjaan Korban di Kantor
tersebut sebagai apa?”

Saksi II : “Pekerjaan korban yaitu sebagai Bendahara Kantor Pak.”

Penasehat Hukum : “Saudara Saksi, apakah pada saat korban kehilangan tasnya, korban
langsung menanyakannya kepada Saudara?”
Saksi II : “Iya Bapak, korban menanyakan dan saya menceritakan kepada Korban
apa yang saya dengar dari Saudara Hafizan yang melihat Terdakwa mengambil tas Korban.”

Penasehat Hukum : “Baik Pak Hakim, pertanyaan dari saya cukup.”

Hakim Ketua : “Kepada Jaksa Penuntut Umum, apakah ada yang ingin di tanyakan lagi
kepada Saksi?”

JPU : “Tidak ada Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Baik Saudara saksi, apakah saudara saksi akan menambahkan
keterangan yang saudara ketahui lagi?”

Saksi II : “Baik, untuk sementara cukup Pak Hakim keterangan dari saya.”

Hakim Ketua : “Saudara terdakwa, bagaimana dengan keterangan dari saudara saksi?

Terdakwa : “Benar Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Baik, keterangan dari Saksi dianggap cukup, dan kami ucapan terima
kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap Saudara Saksi
tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat
meninggalkan ruang sidang.”

Hakim Ketua : “Saudara Jaksa Penuntut Umum silahkan dihadirkan Saksi ke III ke
ruang persidangan.”

JPU : “Saksi ketiga atas nama Hafizan Akbar”

Petugas Sidang : (Memanggil Saksi) “Saksi atas nama Hafizan Akbar di persilahkan
memasuki Ruang Sidang.”

Hakim Ketua : “Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap untuk
memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?”

Saksi III : “Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan
dalam persidangan ini Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?”
Saksi III : (Maju dan memberikan kartu identitasnya ke Pak Hakim)

Hakim Ketua : “Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan identitas
diri saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.

Nama : Hafizan Akbar

Tempat tanggal lahir : Medan, 03 Februari 1990

Jenis Kelamin : LAKI LAKI

Umur : 29 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai di Perusahaan Swasta

Kebangsaan : Indonesia

Hakim Ketua : (Hakim Anggota menyerahkan KTP kepada Panitera pengganti)

Hakim Ketua : “Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini


menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu saudara bersedia disumpah atau
berjanji?”

Saksi III : “Saya bersumpah Bapak Hakim.”

Hakim Ketua : “Kepada petugas Rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil tempat

Hakim Ang. I : (Silakan berdiri) “Saudara ikut kata-kata saya, “Demi Allah, Saya
bersumpah akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya.” Silahkan duduk, kepada Rohaniawan silahkan kembali ketempat.”

Hakim Ketua : “Saudara Saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut, untuk
itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti
saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara
selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara saksi
mengerti?”

Saksi III : “Saya mengerti Bapak Hakim.”


Hakim Ketua : “Apakah Saudara mengenal Terdakwa

Saksi III : “Ya, Pak Hakim saya mengenal Terdakwa, tapi hanya sekedar rekan
kerja Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara saksi, mengertikah saudara mengapa dimintai keterangan


sebagai saksi dipersidangan ini?”

Saksi III : “Ya, saya mengerti pak Hakim , sehubungan dengan telah terjadinya
tindak pidana pencurian.”

Hakim Ketua : “Baik, Saudara Saksi, apakah betul Saudara Saksi melihat Terdakwa
mengambil tas milik Korban?”

Saksi III : “Iya, Pak Hakim, saya melihat Terdakwa masuk dan mengambil tas
milik korban diruangan kerjanya.”

Hakim Ketua : “Baik Saudara Saksi pada saat Terdakwa melakukan tindak pidana
pencurian saudara berada dimana?”

Saksi III : “Saya berada tidak jauh dari ruangan korban Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Baik, saudara Hakim Anggota I, apakah ada yang perlu ditanyakan
kepada Saudara Saksi?”

Hakim Anggota I : “Baik Ketua terima kasih, Saudara saksi, saudara pada saat itu sedang
melakukan apa?”

Saksi III : “Saya sedang mengambil minum di dispenser yang berada tepat
mengarah kearah ruangan Korban Pak Hakim.

Hakim Anggota I : Saudara pada saat mengambil air minum saudara melihat
Terdakwa masuk dan keluar membawa tas korban?

Saksi III : “Benar Pak Hakim saya melihat Terdakwa keluar membawa tas sambil
melihat sekelilingnya.”

Hakim Anggota I : “Baik Ketua pertanyaan dari saya cukup.”


Hakim Ketua : “Saudara Hakim Anggota II apakah ada yang perlu dipertanyakan kepada
Saksi?”

Hakim Anggota II : “Ada Pak Ketua. Baik Saudara Saksi berapa jarak Saudara dengan ruang
kerja korban?”

Saksi III : “Kurang lebih sekitar 5 meter Pak Hakim.”

Hakim Anggota II : “Coba Saudara jelaskan dengan cara apa Terdakwa melakukan pencurian
tersebut?”

Saksi III : “Sepengetahuan yang saya lihat Pak Hakim, Terdakwa masuk pelan-
pelan ke ruangan kerja Korban dan mengambil tas Korban. Setelah itu terdakwa keluar sambil
memperhatikan sekelilingnya dengan hati-hati Pak Hakim.”

Hakim Anggota II : “Pertanyaan dari saya cukup Ketua.”

Hakim Ketua : “Baik Hakim Anggota II, selanjutnya bagi Jaksa Penuntut Umum apakah
ada yang perlu dipertanyakan?”

JPU : “Baik terima kasih Pak hakim, saudara saksi apakah pada saat Terdakwa
keluar dari ruang kerja korban dan membawa tas, apakah Terdakwa sempat melihat saudara yang
sedang memperhatikan Terdakwa?”

Saksi III : “Iya Pak, sempat melihat dan saya menundukan kepala kearah gelas yang
sedang saya isi dan saya sambil memperhatikan Terdakwa dengan hati-hati jangan sampai
Terdakwa tahu bahwa saya melihatnya Pak.”

JPU : “Coba Saudara jelaskan dengan cara bagaimana terdakwa melakukan


pencurian tersebut?

Saksi III : “Ya Pak, setahu saya pelaku melakukan pencurian tersebut dengan cara
masuk ke ruang kerja korban dan mengambil tas milik korban yang pada saat itu berada di atas
meja kerja korban. Kemudian meninggalkan ruang kerja korban.”

JPU : “Saudara saksi, apakah saudara saksi melihat selain terdakwa ada orang
lain yang membantu dalam proses pencurian tersebut?”
Saksi III : “Ya Pak, sepengetahuan saya tidak ada orang lain yang membantu
terdakwa, melainkan terdakwa sendiri yang melakukan pencurian itu.”

JPU : “Saudara saksi, coba saudara jelaskan barang apa saja yang di ambil oleh
terdakwa pada saat pencurian tersebut?”

Saksi III : “Ya Pak, sepengetahuan saya terdakwa mengambil tas warna hitam milik
korban, tapi saya kurang mengetahui isi dalam tas tersebut.”

JPU : “Pak Hakim pertanyaan dari kami cukup.”

Hakim Ketua : “Baik saudara Jaksa Penuntut Umum, selanjutnya Penasehat Hukum
Terdakwa apakah ada yang perlu dipertanyakan?”

PH. Terdakwa : “Iya ada Majelis Hakim yang terhormat.

Hakim Ketua : “Silahkan Penasehat Hukum Terdakwa.”

PH. Terdakwa : “Baik saudara saksi, tadi saudara saksi mengatakan bahwa saudara
melihat dan memperhatikan gerak gerik terdakwa, berarti saudara tidak bekerja saat itu, apa yang
sebenarnya saudara lakukan saat itu?”

Saksi III : “Ya Pak, saya sedang bekerja, akan tetapi saya merasa haus dan saya
kemudian menggambil air di dispenser. Dan pada saat itulah saya melihat gerak gerik terdakwa
yang mencurigakan.”

PH. Terdakwa : “Saudara saksi, saudara melihat terdakwa masuk ke ruangan korban saat
itu dan keluar membawa tas korban. Kenapa saksi tidak langsung menegur terdakwa?

Saksi III : “Ya Pak, pada saat itu saya ingin atau mau menegur terdakwa, akan
tetapi saya takut akan di ancam oleh terdakwa.”

PH. Terdakwa : “Baik Majelis Hakim, pertanyaan dari kami cukup.”

Hakim Ketua : (Menanyakan kepada JPU), “Kepada Jaksa Penuntut Umum apakah
masih ada yang ingin di tanyakan kepada saksi?”

JPU : “Tidak ada lagi Majelis Hakim.”


Hakim Ketua : “Saudara saksi, apakah saudara saksi ingin menambahkan keterangan
saudara lagi?”

Saksi III : “Baik untuk sementara keterangan dari saya cukup pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara terdakwa, bagaimana dengan keterangan dari saudara saksi?”

Terdakwa : “Ya, benar Pak Hakim.

Hakim Ketua : “Baiklah, dengan demikian pemeriksaan saksi III, kami anggap cukup,
kami ucapkan terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saudara saksi lagi
maka kami berharap saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini,
saudara dipersilahkan meninggalkan ruang siding.”

Hakim Ketua : “Saudara Jaksa Penuntut Umum apakah masih ada saksi yang ingin
diajukan di persidangan ini lagi?”

JPU : “Tidak ada, Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Selanjutnya kepada Penasehat Hukum.terdakwa apakah ada saksi yang
di hadirkan untuk meringankan terdakwa?”

PH.Terdakwa : “Kami tidak menghadirkan saksi pak hakim.”

Hakim Ketua : (BEREMBUK dengan Hakim Ang. I dan Hakim Ang. 2) “Dengan
demikian, sidang hari ini kami tunda selama 1 (satu) minggu, dan dilanjutkan pada hari Rabu
tanggal 27 September 2019, jam 13.00 WIB dengan Agenda Acara pemeriksaan Terdakwa.
Kepada Jaksa Penuntut Umum agar dapat menghadirkan kembali Terdakwa dan barang Bukti
pada persidangan yang akan datang. Maka dengan demikian Sidang hari ini dinyatakan ditunda
dan ditutup (ketuk palu 3 kali).
Sidang III Rabu, 27 September 2019 (Pemeriksaan Keterangan Terdakawa)

Hakim Ketua : “Sidang Perkara Pidana Pengadilan Negeri Pekanbaru yang memeriksa
dan mengadili Perkara Pidana Nomor. 378/Pid. B/2019/PN.PBR, atas nama terdakwa Halim
dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.” (ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : “Sesuai Berita Acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pemeriksaan Terdakwa, kepada terdakwa dipersilahkan mengambil tempat kembali didepan.”

Hakim Ketua : “Baik kepada Saudara terdakwa silahkan kembali mengambil tempat
duduk saudara di depan. Baik, Saudara Terdakwa, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan
siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?”

Terdakwa : “Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan
dalam persidangan ini Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Baiklah sebagaimana identitas saudara sudah jelas di dalam BAP. Maka
kita lanjutkan saja persidangan ini. Saudara Terdakwa, apakah saudara kenal dengan korban ?

Terdakwa : “Kenal pak Hakim, korban adalah rekan kerja saya Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara terdakwa, apa benar barang ini adalah barang yang saudara
curi?” (sambil menunjukkan barang bukti kepada terdakwa)

Berupa :

1 Buah tas berwarna hitam

1 Buah amplop coklat berisi sejumlah uansebesar

Rp.50.000.000,-

2 Buah HP Xiaomi S2 dan Iphone X

Terdakwa : “Ya, benar pak Hakim” (sambil menganggukan kepala)

Hakim Ketua : “Apakah sebelumnya saudara telah mempunyai rencana untuk


melakukan pencurian tersebut?”
Terdakwa : “Saya sama sekali tidak mempunyai rencana untuk melakukan pencurian
tersebut, Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Coba saudara jelaskan, sebab apa sehingga saudara melakukan
pencurian pada saat itu?”

Terdakwa : “Iya Pak, lantaran pada saat itu saya melihat ruangan kerja korban yang
tidak ada orang dan hanya ada sebuah tas, saya melakukan pencurian itu karena saya dengan
spontan melihat ruangan kerja korban lagi tidak ada siapa – siapa, maka saya langsung
mengambil tas korban yang berada diatas meja.”

Hakim Ketua : “Apakah selain penyebab itu masih ada penyebab lainnya ?”

Terdakwa : “Iya Pak Hakim, pada saat itu, saya terpaksa melakukannya karena ibu
saya sedang sakit keras, dan membutuhkan biaya perawatan.”

Hakim Ketua : “Coba saudara jelaskan bagaimana situasi ditempat kejadian pada saat
saudara melakukan pencurian?”

Terdakwa : “Pada saat itu, situasi ditempat kejadian belum terlalu ramai karena
karyawan lainnya masih ada yang belum balik dari jam makan siang, Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Pada saat melakukan pencurian, apakah ada orang lain yang
mengetahuinya?”

Terdakwa : “Menurut saya pada saat itu, tidak ada orang yang melihat saya, Pak
Hakim.”

Hakim Ketua : “Baik Hakim Anggota I silahkan mengajukan pertanyaan.”

Hakim Anggota I : “Terima kasih Pak Ketua. Saudara terdakwa, Coba saudara jelaskan
dengan cara bagaimana saudara melakukan pencurian?”

Terdakwa : “Pada saat itu saya masuk keruangan kerja korban yang tidak ada orang
diruangan itu, dan saya melihat tas diatas meja korban, dan saya secara spontan mengambil tas
itu dan keluar dari ruangan kerja korban sambil memperhatikan sekeliling saya dengan hati-hati,
Pak Hakim.”
Hakim Anggota I : “Baik, apakah selain saudara, masih ada orang lain yang membantu
saudara saat melakukan pencurian tersebut?”

Terdakwa : “Tidak ada, hanya saya saja, Pak Hakim.”

Hakim Anggota I : “Baik Ketua pertanyaan dari saya cukup.”

Hakim Ketua : “Silahkan Hakim Anggota II masih ada yang perlu ditanyakan.”

Hakim Anggota II : “Iya ada Pak Ketua. Saudara Terdakwa coba saudara jelaskan barang-
barang apa saja yang saudara ambil dalam pencurian itu?”

Terdakwa : “Pada saat itu, saya hanya mengambil tas korban, yang berisi Amplop
Coklat yang dimana didalamnya berisi sejumlah uang sebesar Rp. 50.000.000,- dan 2 Hp, Pak
Hakim.”

Hakim Anggota II : “Selain sejumlah uang dan 2 buah Hp, apakah masih ada barang yang
saudara ambil?”

Terdakwa : “Tidak ada Pak Hakim, hanya barang tersebut saja yang saya ambil, Pak
Hakim.”

Hakim Anggota II : “Pak Ketua, pertanyaan dari saya cukup.”

Hakim Ketua : “Baik terima kasih Hakim Anggota II, kepada Jaksa Penuntut Umum,
apakah ada yang ingin ditanyakan?”

JPU : “Ada Pak Hakim, Saudara Terdakwa, coba saudara jelaskan korban pada
saat itu pergi ke Toilet apakah saudara tahun?”

Terdakwa : “Tidak tahu Pak, tetapi saya cuma melihat korban pergi meninggalkan
ruang kerjanya, Pak.”

JPU : “Baik, saudara terdakwa apakah selain korban, adakah orang lain yang
ikut menjadi korban pada saat terjadinya pencurian?”

Terdakwa : “Tidak ada Pak, hanya tas saudara Fitra Dwi Heryanto selaku korban
yang saya ambil pada saat itu.”
JPU : “Apakah saudara terdakwa sebelumnya mempunyai permasalahan
dengan korban?”

Terdakwa : “Tidak Pak, antara saya dengan korban sama sekali tidak mempunyai
permasalahan sebelumnya.”

JPU : “Saudara terdakwa, coba saudara jelaskan apakah ada orang lain yang
ikut membantu saudara dalam melakukan pencurian tersebut?”

Terdakwa : “Tidak ada Pak, melainkan hanya saya sendiri yang melakukan
pencurian tersebut.”

JPU : “Baik, Pak Hakim pertanyakan dari kami cukup.”

Hakim Ketua : “Apakah saudara Penasehat Hukum, apakah ada pertanyaan yang ingin
diajukan untuk Terdakwa?”

PH Terdakwa : “Ada Pak Hakim, terima kasih. Saudara Terdakwa apakah sebelumnya
saudara pernah terlibat dalam perkara Pidana dan apakah saudara pernah dihukum?”

Terdakwa : “Tidak pernah Pak.”

PH Terdakwa : “Saudara terdakwa, apa maksud atau alasan saudara melakukan


pencurian itu? Kenapa sampai saudara melakukan hal tersebut?”

Terdakwa : “Iya Pak, saya melakukan pencurian itu karena saya dengan spontan
melihat ruangan kerja korban lagi tidak ada siapa – siapa, maka saya langsung mengambil tas
korban yang berada diatas meja, dan itu saya terpaksa lakukan karena ibu saya sedang sakit
keras, dan membutuhkan biaya perawatan.”

PH Terdakwa : “Berarti saudara melakukan pencurian itu, karena saudara ingin


menolong ibu saudara yang sedang sakit keras?”

Terdakwa : “Iya Pak, benar.”

PH Terdakwa : “Apakah saudara Terdakwa menyesal setelah melakukan pencurian itu?”

Terdakwa : “Iya Pak, saya menyesal.”


PH Terdakwa : “Dan apakah saudara berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa
lagi?”

Terdakwa : “Iya Pak, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.”

PH Terdakwa : “Baik Bapak Majelis Hakim, pertanyaan dari kami cukup.”

Hakim Ketua : “Kepada Jaksa Penuntut Umum apakah ada yang ingin di tanyakan lagi
kepada saksi?”

JPU : “ Tidak ada lagi Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Baiklah jika tidak ada pertanyaan lagi, kepada saudara Penuntut Umum,
apakah sudah siap untuk membacakan tuntutannya pada sidang hari ini?”

JPU : “Baik Pak Hakim, kami belum mempersiapakan tuntutannya, maka kami
mohon ke Majelis Hakim yang terhormat agar menunda sidang ini 1 minggu ke depan, agar kami
dapat mempersiapkan tuntutan kami Majelis Hakim.”

Hakim Ketua : “Baik apakah Penasehat Hukum terdakwa setuju sidang di tunda 1
minggu ke depan?”

PH Terdakwa : “Iya Pak Hakim, kami setuju sidang ditunda 1 minggu ke depan.”

Hakim Ketua : (BEREMBUK dengan Hakim Ang. I dan Hakim Ang. 2) “Baiklah
Sidang hari ini Rabu tanggal 27 September 2019, kami rasa cukup dan kami tunda selama 1
(satu) minggu kedepan, yaitu pada hari Rabu tanggal 04 Oktober 2019 dengan Agenda
Pembacaan Tuntutan Penuntut Umum, untuk itu kami beritahu kepada saudara Penuntut Umum
agar menyiapkan tuntutannya, serta menghadirkan Terdakwa pada persidangan yang akan
datang dan kepada Penasehat Hukum agar hadir kembali pada persidangan yang akan datang
tanpa dipanggil kembali. Dengan demikian, sidang pada hari ini kami nyatakan ditunda dan
ditutup.” (Ketuk palu 3 kali).
Sidang IV Rabu, 04 Oktober 2019 (Penyerahan Barang Bukti dan Pembacaan Tuntutan)

Hakim Ketua : “Sidang Perkara Pidana Pengadilan Negeri Pekanbaru yang memeriksa
dan mengadili Perkara Pidana Nomor 378/Pid. B/2019/PN.PBR, atas nama terdakwa Halim
dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : “Sesuai Berita Acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pembacaan tuntutan. Apakah Saudara Jaksa Penuntut Umum sudah siap membacakan
tuntutannya?”

JPU : “Tuntutannya sudah siap, Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara Terdakwa agar dapat mengambil tempat duduk kembali di
depan. Silahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk membacakan tuntutannya.

JPU : (Membacakan sambil berdiri)

Hakim Ketua : “Demikianlah tuntutan pidana yang telah dibacakan oleh Jaksa Penuntut
Umum, kepada Terdakwa, apakah saudara akan mengajukan pembelaan atas tuntutan pidana
tersebut?”

Terdakwa : “Saya serahkan sepenuhnya kepada Penasehat Hukum saya Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Bagaimana Penasehat Hukum Terdakwa apakah akan mengajukan


pembelaan atasa tuntutan tersebut.”

PH. Terdakwa : “Kami akan mengajukan pembelaan, dan kami mohon Majelis Hakim
memberikan waktu untuk mempersiapkan pembelaan.”

Hakim Ketua : “Bagaimana Jaksa Penuntut Umum, apakah saudara bersedia sidang ini
ditunda?

JPU : “Iya Majelis Hakim, kami setuju sidang ini ditunda.”

Hakim Ketua : “(BEREMBUK dengan Hakim Ang. I dan Hakim Ang. 2) Baiklah sidang
hari ini ditunda dan dilanjutkan pada hari Rabu Tanggal 11 September 2019 Jam 13.00 WIB
dengan Agenda Acara Pembacaan Pembelaan dari Terdakwa atau Penasehat Hukum kepada
Jaksa Penuntut Umum, kami perintahkan untuk menghadirkan kembali Terdakwa dan kepada
Terdakwa atau Penasehat Hukum agar mempersiapkan pembelannya pada hari sidang yang
sudah ditetapkan, sidang hari ini dinyatakan ditunda dan ditutup.” (Ketuk palu 3 kali)
Sidang V, Rabu 11 Oktober 2019 (Pembacaan Pembelaan / Pledoi Terdakwa)

Hakim Ketua : “Sidang Perkara Pidana Pengadilan Negeri Pekanbaru yang memeriksa
dan mengadili Perkara Pidana Nomor 378/Pid. B/2019/PN.PBR, atas nama terdakwa Halim
dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.” (ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : “Sesuai dengan berita acara sidang minggu lalu, maka agenda sidang hari
ini adalah mendengar pembelaan dari terdakwa atau Penasehat Hukum kepada saudara Terdakwa
atau Penasehat Hukum, apakah saudara sudah siap untuk membacakan pembelaan atau
pledoinya?

Terdakwa : “Sudah siap Pak Hakim.”

PH. Terdakwa : “Iya, Kami sudah siapkan Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Silahkan dibacakan.”

PH Terdakwa : (Membacakan sambil berdiri)

Hakim Ketua : “Baiklah demikian pembelaan dari Penasehat Hukum.Terdakwa, kepada


Jaksa Penuntut Umum akan mengajukan Replik atas pembelaan dari Penasehat
Hukum.Terdakwa?

JPU : “Baik terima kasih Majelis Hakim, Kami tidak mengajukan Replik dan
kami tetap pada tuntutan kami Majelis Hakim.”

Hakim Ketua : “Baik karena JPU tidak mengajukan Replik dengan demikian Penasehat
Hukum.Terdakwa tidak mengajukan Duplik”

Hakim Ketua : “Baiklah Sidang hari ini dinyatakan cukup dan selanjutnya memberikan
kesempatan Majelis Hakim bermusyawarah mengambil keputusan, dan sidang ini ditunda dua
minggu kedepan dengan pada hari Rabu, 25 Oktober 2019 dengan Agenda Pembacaan Putusan
kepada Jaksa Penunut Umum, Penasehat Hukum, dan Terdakwa diharapkan hadir dalam
persidangan tanpa dipanggil kembali, maka dengan demikian sidang hari ini dinyatakan ditunda
dan ditutup.” (Ketuk palu 3 kali).
Sidang VI Rabu, 25 Oktober 2019 (Pembacaan Putusan)

Hakim Ketua : “Sidang Perkara Pidana Pengadilan Negeri Pekanbaru yang memeriksa
dan mengadili Perkara Pidana Nomor 378/Pid. B/2019/PN.PBR, atas nama terdakwa Halim
dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.” (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : “Sesuai dengan berita acara sidang yang lalu maka sidang hari ini adalah
Pembacaan Putusan Majelis Hakim.”

Hakim Ketua : “Saudara Terdakwa, diberitahukan bahwa acara persidangan pada hari ini
adalah Pembacaan Putusan Pengadilan?”

Terdakwa : “Ya, sudah Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Apakah Saudara Terdakwa sudah siap mendengar putusan sidang hari
ini?”

Terdakwa : “Ya, sudah siap Pak Hakim.”

(Ketua Majelis Membacakan Putusan sebagaimana terlampir, dan apabila selesai membaca
Putusan Majelis Hakim mengetuk palu 1 kali)

Hakim Ketua : “Baik demikian putusan Majelis Hakim, Diberitahukan kepada Jaksa
Penuntut Umum dan Penasehat Hukum.Terdakwa apabila keberatan dengan keputusan ini, dapat
mengajukan upaya Banding selambat-lambatnya 14 hari sejak putusan ini di bacakan.”

Hakim Ketua : “Kepada Terdakwa apakah saudara mengerti dengan putusan ini?”

Terdakwa : “Saya mengerti Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Apakah saudara terdakwa akan mengajukan Banding?”

Terdakwa : “Saya serahkan sepenuhnya kepada Penasehat Hukum saya Pak Hakim.”

Hakim Ketua : “Kepada Penasehat Hukum.Terdakwa apakah akan mengajukan


Banding?
PH. Terdakwa : “Majelis Hakim yang terhormat kami minta waktu sebentar untuk bicara
dengan Terdakwa.”

Hakim Ketua : “Baiklah silahkan.”

PH Terdakwa : (Setelah berbicara dengan Terdakwa) “Baik Majelis Hakim kami akan
mengajukan Banding.”

Hakim Ketua : “Baiklah, dengan demikian pemeriksaan Perkara Pidana Nomor 378/Pid.
B/2012/PN PBR, dengan Terdakwa Halim di nyatakan selesai dan sidang ini kami nyatakan di
tutup.” (ketuk palu 3 kali)

Anda mungkin juga menyukai