2016
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ................................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2
I. DEFINISI ............................................................................................................................ 3
II. RUANG LINGKUP .......................................................................................................... 4
III. TATA KELOLA KEBERSIHAN TANGAN ................................................................... 4
1. Indikasi Kebersihan Tangan ........................................................................................ 4
2. Cara Melaksanakan Kebersihan Tangan ...................................................................... 5
3. Area Distribusi Cairan Antiseptik ....................................................................................... 14
IV. DOKUMENTASI ............................................................................................................ 15
DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................................................. 19
2
Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewaspadaan universal merupakan upaya pengendalian infeksi yang harus
diterapkan dalam pelatanan kesehatan kepada semua pasien, setiap waktu, untuk
mengurangi risiko infeksi yang ditularkan melalui darah..Menurunkan risiko penularan
ditempat kerja dapat dilakukan dengan memahami dan selalu menerapkan kewaspadaan
universal setiap saat kepada semua pasien, disemua tempat pelayanan atau ruang
perawatan, tanpa memandang ststus infeksi pasiennya.menghindari transfusi, suntikan,
jahitan, dan tindakan invasif lain yang tidak perlu, seperti misalnya episiotomi dan
tindakan operatif lain yang tidak jelas indikasinya.mengupayakan ketersediaan sarana
agar dapat selalu menerapkan pengendalian infeksi secara standar, meskipun dalam
keterbatasan sumber daya.Untuk pencegahan dan pengendalian puskesmas dan mencegah
pajanan pada petugaas maka perlu adanyan panduan Kewaspadaan Universal Precaution.
B. Tujuan
Mencegah dan mengendalikan infeksi puskesmas.
C. Ruang Lingkup:
Seluruh Petugas puskesmas:Dokter,Perawat. Non Perawat.
D. TataLaksana Kewaspadaan Universal Meliputi Hal-hal SebagaiBerikut:
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan
tindakan atau perawatan.
2. Penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan seperti misalnya :
sarung tangan, gaun pelindung, celemek, masker, kacamata pelindung untuk setiap
kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lain.
3. Pengelolaan dan pembuangan alat tajam dengan hati-hati.
4. Pengelolaan limbah yang tercemar oleh darah atau cairan tubuh dengan aman.
5. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi,
desinfeksi dan sterilisasi dengan benar.
6. Pengelolaan linen yang tercemar dengan benar.
HIV dan infeksi lain yang ditularkan malalui darah seperti hepatitis B dan C,
memiliki peluang untuk menular di sarana pelayanan kesehatan dari pasien ke petugas
kesehatan, dari pasien ke pasien, atau dari petugas kesehatan kepada pasien. HIV pernah
ditemukan pada darah, air mani, sekret vagina dan serviks, urin dan feses, sekret luka, air
ludah, air mata, air susu dan cairan perikardial. HIV juga kemungkinan dapat ditemukan
dalam cairan tubuh yang lain terutama yang jelas tercampur dengan darah. Namun
demikian, sampai saat ini hanya darah yang diketahui sebagai mediator penularan HIV
3
Page
disaran kesehatan. Risiko penularan HIV tersebut dan penyakit lain yang ditularkan
melalui darah tergantung dari perilaku para petugas kesehatan, prevalensi penyakitnya,
serta berat ringannya pajanan.
Risiko penularan HIV akibat kecelakaan kerja pada petugas kesehatan adalah
sangat rendah (0.3%). Kebanyakan dari kasus itu berkaitan dengan tertusuk jarum yang
telah dipakai pasien dengan HIV. Penularan dari pasien ke pasien terutama diakibatkan
oleh alat kesehatan yang tercemar yang tidak didesinfektan secara baik atau kurang
memadai.
Peranan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan risiko penularan HIV adalah
sangat rendah bahkan boleh dikatakan tidak ada, oleh karenanya pemeriksaan
laboratorium secara rutin untuk mengetahui status serologi para petugas kesehatan
tidaklah dianjurkan. Sebagian besar petugas kesehatan dengan HIV positif tertular
melalui hubungan dan sebagian kecil melalui penggunaan narkotika suntikan, transfusi
darah, tindakan invasif, termasuk cangkokn organ tubuh. Pajanan akibat kecelakaan kerja
sangat jarang. Meskipun demikian untuk menurunkan risiko penularan ditempat kerja,
semua petugas kesehatan harus selalu waspada dan menghindari terjadinya kecelakaan
kerja.
1. CUCI TANGAN/ KEBERSIHAN TANGAN( HAND HYGIENE )
a. Definisi
Mencuci tangan :proses secara mekanik melepaskan kotoran dan debris
dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
Flora transien dan flora residen pada kulit:flora transien pada tangan
diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan lain dan
permukaan lingkungannya (misalnya meja periksa, lantai atau toilet).
Organisme ini tinggal di lapisan luar kulit dan terangkat dengan mencuci
tangan menggunakan sabun biasa dan air mengalir.
Flora residen tinggal di lapisan kulit yang lebih dalam serta di dalam
folikel rambut dan tidak dapat dihilangkan seluruhnya, bahkan dengan
pencucian dan pembilasan keras dengan sabun dan air bersih. Untungnya,
pada sebagian besar kasus, flora residen kemungkinan kecil terkait dengan
penyakit infeksi yang menular melalui udara, seperti flu burung. Tangan
atau kuku petugas dapat terkolonisasi pada lapisan dalam oleh organisme
yang menyebabkan infeksi seperti S. aureus, batang Gram negatif atau ragi.
Air bersih : air yang alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga
aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya (misalnya mencuci
tangan dan membersihkan instrument medis) karena memenuhi standar
kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih harus
bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak
berkabut).
4
Page
Sabun : produk-produk pembersih (batang, cair, lembar atau bubuk) yang
menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu melepaskan kotoran,
debris dan mikroorganisme yang menempel sementara pada tangan. Sabun
biasa memerlukan gosokan unruk melepas mikroorganisme secara mekanik,
sementara sabun antiseptik (antimikroba) selain melepas juga membunuh
atau menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian besar mikrooganisme.
Agen antiseptik atau antimikroba (istilah yang digunakan bergantian) :
Bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup lain untuk
menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik yang sementara atau
yang merupakan penghuni tetap) sehingga mengurangi jumlah hitung
bakteri total.
Contohnya :
- Alkohol 60-90% (etil dan isopropil atau metil alkohol)
- Klorheksidin glukonat 2-4 % (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
- Klorheksidin glukonat dan cetrimide dalam berbagai konsentrasi
(Salvon)
- Yodium 3 %, yodium dan produk alkohol berisi yodium atau tincture
(yodium tinktur) iodofor 7,5-10%, berbagai konsentrasi (Betadine atau
Wescodyne)
- Kloroksilenol 0,5-4% (Para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi (Dettol)
- Triklosan 0,2-2%
Emollient : cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol
yang ditambahkan pada handrub dan losion. Kegunaan emollient untuk
melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan,
kekeringan, iritasi dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun
yang sering (dengan atau tanpa antiseptik) dan air.
b. Indikasi Kebersihan Tangan
Segera setelah tiba di tempat kerja
Sebelum:
a. Kontak langsung dengan pasien.
b. Memakai sarung tangan sebelum pemeriksan klinis dan tindakan invasif
(pemberian suntikan intra vaskuler)
c. Menyediakan / mempersiapkan obat-obatan
d. Mempersiapkan makanan
e. Memberi makan pasien
f. Meningglkan puskesmas
Diantara: prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana
5
Page
Gosok kedua telapak Gosok punggung dan sela-sela jari tangan Gosok kedua telapak dan
tangan hingga merata kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya sela-sela jari
Diadaptasi dari WHO guidelines on hand hygiene in health care : First Global Patient
Safety Challenge, World Health Organization, 2009
ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda yang
Page
terkontaminasi.
Jenis sarung tangan :
1. Sarung tangan bersih
2. Sarung tangan steril
3. Sarung tangan rumah tangga
b. Masker
Tujuan penggunaan
Melindungi mulut dari percikan darah dan cairan tubuh yang lain.
c. Kacamata/ pelindung wajah
Melindungi Wajah dari percikan darah dan cairan tubuh yang lain
d. Baju Kerja / Apron
Tujuan Penggunaan
Melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan
tubuh lainnya yang dapat mencemari baju
Jenis Baju Kerja.
- Gaun pelindung tidak kedap air
- Gaun pelindung kedap air
- Gaun steril
- Gaun non steril .
e. Sepatu Karet /bot
Tujuan Penggunaan.
Melindung kaki petugas dari tumpahan/ percikan darah atau cairan tubuh lainnya
dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat
kesehatan
Jenis :
Sepatu karet atau plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak kaki
f. Topi/ Penutup Kepala
Mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala
petugas terhadap alat-alat daerah steril dan juga sebaliknya untuk melindungi
kepala/rambut petugas dari percikan bahan-bahan dari pasien
3. PENGELOLAAN DAN PEMBUANGAN ALAT TAJAM DENGAN HATI-
HATI DAN AMAN
Penyebab utama penularan HIV pada petugas adalah melalui kecelakaan kerja
misalnya tertusuk jarum atau alat tajam yang tercemar. Perlukaan alat tajam yang
mengakibatkan terjadinya penularan HIV, biasanya oleh karena tusukan dalam dari
jarum yang berlubang. Tusukan seperti tersebut sering kali terjadi pada saat
menutupkan kembali jarum tersebut, dicuci, dibuang secara tidak benar.
Meskipun selalu dianjurkan sedapat mungkin untuk tidak menutup jarum bekas
12
sterilisasi
Risiko tinggi Alat yang diguna Sterilisasi atau Membunuh
kan dengan me menggunakan alat semua
nembus kulit atau sekali pakai mikroorganisme
rongga tubuh termasuk spora
kebutuhan mereka untuk melindungi diri dari infeksi lain seperti tuberkolosis.
Page
l. Membantu menyelesaikan masalah penempatan yang seringkali pelik bagi
petugas kesehatan yang terinfeksi.
Sering kali pada keadaan sumber daya sangat terbatas, sulit untuk
memenuhi segala persyaratan diatas. Namun usaha kearah tersebut merupakan
tanggungjawab para perawat dan bidan, petugas kesehatan yang lain dan
pemimpin. Upaya pencegahan akan sulit dilaksanakan apabila bahan dan alat
pelindung tidak selalu tersedia. Oleh karena itu harus ditentukan prioritas, dan
harus dicari alternatif yang lebih murah.
Pada saat ini, meskipun bahan dan alat selalu tersedia, penerapan
kewaspadaan universal sangat dipengaruhi oleh kebijakan pimpinan, perlikau
petugas kesehatan, sikap dan kelengkapan tenaga. Pelatihan ulang kewaspadaan
universal bagi seluruh petugas kesehatan dirumah sakit sangat dianjurkan.
Pencegahan pajanan HIV akibat kerja juga meliputi kegiatan untuk mengurangi
risiko seperti :
1. Menerapkan kewaspadaan universal.
2. Mengenakan sarung tangan pakai ulang atau sarung tangan rumah tangga
ketika membuang alat tajam.
3. Menjalankan tata laksana atau teknik yang aman, seperti membuang jarum
suntik tanpa menutupnya kembali, atau menutup jarum bekas pakai dengan
cara satu tangan, menggunakan kateter hidung dan alat resusitasi lain yang
steril, menggunakan paker persalinan yang berbeda untuk setiap persalinan,
dan tidak menggunakan gunting episotomi untuk memotong tali pusat.
4. Mengusahakan ketersediaan desinfektan dan bahan pembersih lain yang
sesuai.
5. Melakukan sterilisasi alat secara benar.
6. Menghindari suntikan, episiotomi dan tes laboratorium yang tidak perlu.
7. Menutup luka atau lecet dikulit.
16
Page