Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi”


Diajukan untuk memenuhi tugas Gerontik

Disusun Oleh:

Andi Saputra (17.002)


Diah Yuni Nusfantari (17.005)
Lulut Nur Afiya (17.01 )
Rika Holistian (17.024)

PROGRAM STUDI DIII ILMU KEPERAWATAN


MEILIA NURSING ACADEMY
BERKALA WIDYA HUSADA
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah asuhan keperawatan, yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi”. Penyusunan makalah asuhan
keperawatan ini merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Gerontik di Meilia Nursing Academy Berkala Widya Husada Jakarta.
Dalam Penyusunan makalah asuhan keperawatan ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak kami harapkan, demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya dalam memajukan pendidikan. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, amin.

Jakarta, 30 September 2019

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK ....................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I..................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian .............................................................................................................. 3
2.2 Etiologi ................................................................................................................... 3
2.3 Manifestasi Klinis ................................................................................................. 4
2.4 Klasifikasi .............................................................................................................. 4
2.5 Patofisiologi ........................................................................................................... 5
2.6 Pencegahan ............................................................................................................ 6
2.7 Pemeriksaan Penunjang ....................................................................................... 6
2.8 Penatalaksanaan ................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................ 9
3.1 Pengkajian ............................................................................................................ 10
3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................... 17
3.3 Intervensi ............................................................................................................. 17
3.4 Implementasi ....................................................................................................... 20
3.5 Evaluasi ................................................................................................................ 22
BAB IV ................................................................................................................................ 23
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu
diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena angka
prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya (Slamet
Suyono, 2001).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi
primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono, 2001).
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan
10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya
penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian
dilakukan terhadap hipertensi primer, baik mengenai patogenesis maupun tentang
pengobatannya.
Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 dinyatakan sebagai
hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline
hypertension. Batasan tersebut tidak membedakan jenis kelamin dan usia, sedangkan
batasan hipertensi yang memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin diajukan
oleh Kaplan (1985) sebagai berikut : pria yang berusia < 45 tahun dinyatakan
hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau lebih,
sedangkan yang berusia > 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya
145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau
lebih dinyatakan hipertensi (Slamet Suyono, 2001).
Berdasarkan latar belakang di atas kami akan membahas bagaimana “Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi” dalam makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis dari hipertensi?
2. Bagaimana asuhan keperawatan lansia yang menderita hipertensi?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi.
b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit hipertensi yang
meliputi pengkajian sampai intervensi dan rasionalisasi.

2
BAB II
KONSEP MEDIS

2.1 Pengertian
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik
> 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet Suyono, 2001
dan Arif Mansjoer, 2001).
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan sistolik
standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari kardiak
out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal.
Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan
hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan tekanan
sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.
2.2 Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data


penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

3
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
2. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
3. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2. Kegemukan atau makan berlebihan
3. Stress
4. Merokok
5. Minum alkohol
6. Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah Ginjal, Glomerulonefritis,


Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia,
Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM,
Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis, SGB, Obat – obatan
Kontrasepsi oral dan Kortikosteroid.
2.3 Manifestasi Klinis
Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa:
sakit kepala, pusing, mudah marah (emosi meningkat) susah tidur, rasa berat di
tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, telinga berdengung, sesak nafas,
gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
2.4 Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: (Darmojo, 1999). Hipertensi dimana
tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik
sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan
sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

4
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu:
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal tensi < 140 < 90


Hipertensi borderline 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan > 180 > 105
berat > 140 < 90
Hipertensi terisolasi

2.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.

5
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
2.6 Pencegahan
Hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi sebagai tindakan
pencegahan antara lain: diet rendah lemak, diet rendah garam, hindari
makan daging kambing, durian, minuman beralkohol, melakukan olahraga
secara teratur dan terkontrol, jauhi merokok, berhenti minum kopi,
turunkan berat badan ke arah yang ideal, hindari stress, hindari
penyerta seperti DM dan kolesterol tinggi.

2.7 Pemeriksaan Penunjang


a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor-factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

6
d. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
e. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
f. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
g. Foto thorax: Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
h. EKG: Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
2.8 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi
meliputi:
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:
a. Diet: diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
7
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.
Pengobatannya meliputi:
1. Step 1 : Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor.
2. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan. Diganti
jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat berupa
diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,
vasodilator.

8
3. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3
jenis lain
4. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-evaluasi
dan konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan terapi.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 63 th
Alamat : Dsn. Beiji
Pendidikan : Tidak sekolah
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

2. Data Keluarga
Nama : An. R
Hubungan : Cucu
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dsn. Beiji

3. STATUS KESEHATAN SEKARANG


 Keluhan Utama: Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan setiap hari
saat bangun tidur, pusing di rasakan seperti nyut-nyutan dan hilang timbul.
Selain pusing Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri pada
persendiannya, yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan
menghilang apabila Ny.K beristirahat.
 Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan: Ny.K selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia setiap bulannya, untuk mengetahui keadaan
dari tubuhnya, yang mana Ny.K memiliki riwayat hipertensi sejak 9 tahun yang
lalu. Setelah melakukan pemeriksaan di posyandu, Ny.K akan mengonsumsi
obat hipertensi disaat kondisinya kurang baik.
 Obat-obatan: Obat yang dikonsumsi Ny.K biasanya adalah captropil untuk
menurunkan tekanan darahnya. Sedangkan untuk nyeri yang dialaminya, Ny.K
hanya memberikan pijatan saja pada persendian dan sekitar persendiannya.

10
4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA)
FUNGSI FISIOLOGIS
1. Kondisi Umum
Ny. K tampak lemas dan kurang bersemangat, mengalami perubahan berat
badan kurang lebih 2kg. Pada malam hari, Ny.K susah tidur atau mengalami
insomnia. Tekanan darah dari hasil pemeriksaan adalah 170/110 mmHg.
2. Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak keriput, dan kulit Ny. K tampak kering.
Sedangkan untuk kuku Ny. K berwarna transparan, ada beberapa kotoran pada
kuku kaki, dan tidak ada lesi disekitar kuku.
3. Hematopoetic
Ny. K tidak pernah mengalami perdarahan, pembengkakan, dan anemi. Tidak
ada keluhan yang dirasakan oleh Ny. K.
4. Kepala
Ny.K sering mengalami sakit kepala dan pusing, yang bisa terjadi karena
hipertensi yang dialaminya. Tidak mengalami gatal pada kulit kepala atau
permasalahan lainnya di kepalanya.
5. Mata
Fungsi penglihatan berkurang, sedikit kabur. Tetapi Ny.K tidak memeriksakan
matanya maupun tidak memakai kaca mata. Penurunan penglihatan, pada mata
bagian kanan lebih parah.
6. Telinga
Telinga Ny. K tidak kami kaji, karena saat itu Ny. K menggunakan kerudung
yang tidak memungkinkan untuk memintanya untuk melepas.
7. Hidung sinus
Ny. K tidak merasa ada keluhan yang dialami. Saat flu, hidungnya mulai berair.
Selama Ny. K kondisinya baik, tidak ada permasalahan yang dialami pada
hidungnya. Untuk kebersihan hidung, Ny. K cukup baik menjaga
kebersihannya.
8. Mulut, tenggorokan
Tidak memiliki gigi palsu, dan tidak mengalami sakit gigi. Saat makan merasa
baik-baik saja, akan tetapi untuk makanan yang teksturnya keras tidak kuat
karena ada beberapa gigi yang sudah lepas. Nafas tidak berbau.
11
9. Leher
Tidak ada permasalahan pada leher, baik kekakuan, adanya massa, ataupun
nyeri tekan
10. Pernafasan
Ny. K mengalami batuk dan beberapa penyakit pernafasan ringan yang
diperngaruhi faktor suhu dan lingkungan (musiman). Tidak ada riwayat asma
yang penyakit pernafasan lainnya.
11. Kardiovaskuler
Ny. K memiliki riwayat hipertensi, dan Ny. K selalu mengontrol tekanan
darahnya sendiri. Terkadang Ny. K merasakan nyeri pada bagian dada. Selain
hipertensi, Ny. K tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan
kardiovaskuler lainnya.
12. Gastrointestinal
Ny. K sering merasa tidak nafsu makan, pola makan kurang teratur dan
jumlahnya sedikit. Frekuensi BAB juga tidak teratur setiap hari. Perubahan
berat badan pada Ny.K juga sering terjadi, kisaran 48kg-50kg.
13. Perkemihan
Tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, pola BAK teratur dengan frekuensi 6-
8x dalam 24 jam. Masih mampu mengontrol/menahan dalam berkemih.
14. Reproduksi
Tidak ada riwayat gangguan reproduksi, menopause sejak 7 tahun yang lalu.
15. Musculoskeletal
Terkadang Ny. K mengalami nyeri sendi, dan kekakuan sendi. Tidak ada
riwayat fraktur. Dan masih mampu menjalankan aktifitas sehari-hari.
16. Persyarafan
Tidak ada gangguan dalam system persyarafan Ny. K.
5. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
 Psikososial
Hubungan klien dengan lansia yang lain baik, terbukti Ny. K suka ngobrol
dengan lansia yang lain dan dengan para tetangga. Ny. K tidak terlihat cemas
ataupun depresi, meskipun tinggal serumah hanya dengan cucunya, sementara
anak-anaknya sudah berpisah rumah. Dalam pengambilan keputusan sebuah
masalah, Ny. K juga minta saran pada anaknya melalui telepon.
12
 Spiritual
Menurut penuturan Ny. K, Ny. K selalu melakukan sholat 5 waktu dan sering
mengikuti sholat berjamaah di mushollah terdekat. Ny. K setiap hari mengaji
Al-Qur’an sendiri, Ny. K juga suka melakukan pengajian dan tahlilan yang
diadakan oleh masyarakat kampung. Ny.K yakin akan kematian, bahwa
kematian itu rahasia Allah dan pasti akan terjadi. Dan Ny. K sudah merasa siap
saat sewaktu-waktu dipanggil oleh Allah SWT.
6. LINGKUNGAN
 Kamar: Berdasarkan penjelasan Ny.K, rumahnya terdapat 3 kamar tidur.
Pencahayaan bisa masuk melalui jendela yang ada, dan cukup untuk menerangi
ruang kamar.
 Kamar mandi: Berdasarkan penjelasan Ny.K, lokasi kamar mandi berada di
dalam rumah, dan melakukan pengurasan saat bak kamar mandi terlihat kotor
bersama cucunya.
 Luar rumah: Berdasarkan penjelasan Ny.K, ada halaman depan rumah yang
tidak terlalu lebar dan ada beberapa tanaman juga bunga.
7. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES
1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barhel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor Yang Didapat
bantuan
1. Makan-Minum 5 10 10
Klien mampu makan sendiri,
bahkan Ny.K yang memasak.
2. Berpindah dari kursi roda ke 5-10 10 10
tempat tidur, sebaliknya Klien tidak menggunakan kursi
roda, bisa berpindah sendiri.
3. Personal toilet (cuci muka, 0 5 5
menyisir rambut, gosok gigi) Klien mampu melakukan secara
mandiri

13
4. Keluara masuk toilet 5 10 10
(mencuci pakaian, menyeka Klien mampu mencuci pakaian
tubuh, menyiram) sendiri

5. Mandi 0 5 5
Klien mampu mandi sendiri,
Frekwensi : 3 x sehari
6. Jalan di permukaan datar 0 10 10
Klien mampu berjalan sendiri
7. Naik turun tangga 5 10 10
Klien mampu naik turun tangga
sendiri
8. Mengenakan pakaian 5 10 10
Klien mampu mengenakan paiakan
sendiri.
9. Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
Klien mampu untuk BAB sendiri
10. Kontrol bladder (BAK) 5 10 10
Klien mampu untuk BAB sendiri

2. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)
No. Aspek Kognitif Nilai Nilai Kriteria
Maksimal Klien
1. Orientasi 5 3 Klien mampu mengingat hari dan tahun.
Namun untuk tanggal dan bulan klien tidak
mengingatnya
2. Orientasi 5 5 Klien mampu menyebutkan tempat dimana
dia tinggal sekarang.
3. Registrasi 3 3 Klien masih mampu mengenal semua
benda-benda yang ada (Tas, Bulpoin, Hp).

14
4. Perhatian & Kalkulasi 5 3 Klien mampu perhitungan dalam masalah
uang, untuk perhitungan yang lain, klien
merasa kesulitan.
5. Mengingat 3 3 Klien masih mampu mengingat nama benda
yang telah disebutkan di point ke-3
6. Bahasa 9 7 Klien masih memahami pembicaraan dalam
Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, bahkan
Bahasa Madura.
Total Nilai 30 24
Interpretasi hasil: Klien tidak ada gangguan kognitif
3. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan saat ini 0 1 0
2. Andar merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa/kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
6. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia disepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah dariipada keluar melakukan suatu 1 0 1
hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menenukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangan energik/bersemangat 0 1 1
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 2
Interpretasi hasil: Klien tidak diindikasikan depresi

15
4. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No. Indikator Skor Pemeriksaan
1. Menderita sakit atau kondisi yang 2 1
mengakibatkan perubahan jumlah Klien menderita penyakit hipertensi. Dan
dan jenis makanan yang tidak mempengaruhi jumlah & jenis makanan,
dikonsumsi akan tetapi klien sering mengalami perubahan
nafsu makan.
2. Makan kurang dari 2 kali dalam 3 1
sehari Klien makan 3x kali sehari, tapi sering juga 2x
dalam sehari. Dan tidak pernah makan kurang
dari 2x
3. Makan sedikit buah, sayur atau 2 1
olahan susu Klien makan nasi, lauk-pauk. Untuk buah
jarang, sedangkan susu tidak pernah
4. Mempunyai tiga/lebih kebiasaan 2 0
mnum-minuman beralkohol setiap Klien tidak pernah meminum-minuman
harinya beralkohol
5. Mempunyai masalah dengan 2 1
mulut atau giginya sehingga tidak Gigi klien ada beberapa yang sudah tidak ada
dapat makan makanan yang keras (lepas) sehingga kesulitan dalam makan
makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup 4 0
uang untuk membeli makanan Klien selalu mendapat jatah uang oleh anak-
anaknya, sehingga selalu cukup untuk
membeli kebutuhan makan.
7. Lebih sering makan sendirian 1 0
Klien selalu makan bersama cucunya, tapi jika
cucu tidak berada di rumah, klien akhirnya
makan sendiri.

16
8. Mempunyai keharusan 1 0
menjalankan terapi minum obat 3 Klien tidak menjalankan terapi minum obat,
kali atau lebih setiap harinya hanya saat hipertensi klien kambu saja.
9. Mengalami pennurunan berat 2 0
badan 5 kg dalam enam bulan Penurunan / perubahan BB klien hanya
terakhir berkisar 2 kg saja, tidak sampai 5 kg.
10. Tidak selalu mempunyai 2 0
kemampuan fisik yang cukup Klien maish mampu melakukan aktifitas
untuk belanja, memasak atau sendiri, dalam belanja, masak, dan makan
makan sendiri sendiri.
Total Skor 4
Interpretasi hasil: Klien dalam kondisi (Moderate nutritional risk)
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
cerebral
2. Kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan nafsu makan
berkurang
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri kepala
3.3 Intervensi
NOC NIC
NO
Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri Akut  Status kardiopulmunari  Manajemen nyeri
( sakit kepala ) o Tekanan sistolik o Mengkaji lokasi,
berhubungan o Tekanan diastolic karakteristik, durasi, dan
dengan o Respiratory rate (RR) frekuansi nyeri
peningkatan o Fatigue o Menggunakan komunikasi
tekanan vaskuler o Kehilangan berat badan terapeutik untuk
cerebral  Tanda-tanda vital mengetahui pengalaman
o Pulse pressure nyeri klien
o Apical heart rate o Memberikan informasi
o Apical heart rhytm tentang nyeri, faktor
penyebab nyeri
17
 Kontrol nyeri  Pemberian analgestik
o Mengetahui tempat nyeri o Cek riwayat alergi obat
o Mengetahui seberapa o Memeriksa obat dan dosis
berat nyeri dari yang diresepkan
o Mejelaskan faktor o Memantau TTV sebelum
penyebab dan sesudah pemberian
o Menggunakan analgesic analgestik
o Mengetahui gejala nyeri  Terapi relaksasi
 Manajemen hipertensi o Menjelaskan secara
o Target tekanan darah rasional fungsi relaksasi,
normal tipe-tipe relaksasi
o Potensi komplikasi dari o Mengatur posisi yang
hipertensi nyaman untuk pasien
o Pilihan pengobatan yang o Evalusi berkala hasil dari
ada relaksasi klien
o Efek pengobatan  Pendidikan kesehatan: proses
o Manfaat pengoobatan pemyakit
jangka panjang o Menjelaskan bagaimana
 Control resiko: hipertensi proses penyakit yang
o Mengetahui informasi dialami klien
tentang hipertensi o Mereview pengetahuan
o Memantau perubahan pasien tentang kondisi
status kesehatan yang dialaminya sendiri
o Memeriksan tekanan o Menjelaskan penyebab
darah secara teratur terjadinya penyakit
o Melakukan tekhnik o Mendiskusikan perawatan
relaksasi yang akan diberikan
o Mengurangi stress
o Mengatur waktu tidur
yang tepat
o Memelihara berat bedan
yang direkomendasikan

18
2. Kurangnya Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien makan dengan
pemenuhan keperawatan 2x24 jam porsi sedikit tapi sering
kebutuhan diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Monitor BB pasien
nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil : 3. Lakukan langkah-langkah
berhubungan 1. Nafsu makan meningkat untuk meningkatkan nafsu
dengan nafsu 2. Porsi makan klien bertambah makan
makan 3. Tidak ada tanda-tanda - tentukan makanan kesukaan
berkurang malnutrisi klien dan atur agar makanan
4. Tidak terjadi penurunan BB tersebut tersaji apabila
memungkinkan
- hilangkan bau dan
pemandangan yang tidak
sedap dari area makan
- kontrol rasa nyeri dan mual
sebelum makan
- anjurkan orang terdekat klien
untuk membawa makanan
yang diperbolehkan dari
rumah apabila
memungkinkan
- ciptakan lingkungan yang
santai saat makan
4. kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
nutrisi yang dibutuhkan klien

-
3. Gangguan pola 1. Ciptakan suasana lingkungan
tidur yang tenang dan nyaman
berhubungan 2. Beri kesempatan klien untuk
dengan adanya istirahat/tidur
nyeri kepala 3. Evaluasi tingkat stres
4. Monitor keluhan nyeri kepala
19
5. Lengkapi jadwal tidur secara
teratur
6. Berikan makanan kecil sore
hari dan / susu hangat
7. Lakukan masase punggung
8. Kolaborasi pemberian obat
sesuai indikasi

3.4 Implementasi

Tgl/jam Nama Jelas


NO Implementasi
DX dan Paraf
1. Dx 1 1. Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, dan
01/10/2019 jam 10.00 frekuensi nyeri
H : klien mengatakan nyeri dibagian
kepala dan berat pada bagian tengkuk
nyeri hilang timbul
2. Obs.TTV
H : TD : 160/90 mmHg, N : 70x/m, Rr :
16x/m, S : 37,5 C
3. Mengajarkan teknik relaksasi dan
distraksi
H : Klien mengatakan sudah lebih rileks
dan nyaman
4. Memberikan informasi tentang nyeri,
faktor penyebab nyeri
H : klien mengatakan sudah agak
mengerti tentang penyebab nyeri
5. Kolaborasi : memberikan obat analgetik
2. Dx II 1. Menganjurkan klien untuk makan sedikit
01/10/2019 jam 11.00 tapi sering
H : Porsi makan klien meningkat jadi ¼
porsi

20
2. Memonitor BB pasien
H : tidak ada perubahan BB
3. Melakukan langkah-langkah untuk
meningkatkan nafsu makan
- tentukan makanan kesukaan klien dan
atur agar makanan tersebut tersaji
apabila memungkinkan
- hilangkan bau dan pemandangan yang
tidak sedap dari area makan
- kontrol rasa nyeri dan mual sebelum
makan
- anjurkan orang terdekat klien untuk
membawa makanan yang diperbolehkan
dari rumah apabila memungkinkan
- ciptakan lingkungan yang santai saat
makan
H : klien mengatakan nafsu makan klien
meningkat walaupun tidak banyak
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah nutrisi yang
dibutuhkan klien
3. Dx III 1. Menciptakan suasana lingkungan yang
01/10/2019 Jam 12.00 tenang dan nyaman
H : klien tampak nyaman
2. Memberi kesempatan klien untuk
istirahat/tidur
H : klien tampak tidur dengan nyaman
walaupun sebentar
3. Mengevaluasi tingkat stres
H : tingkat stres klien rendah
4. Memonitor keluhan nyeri kepala
H : klien mengatakan nyeri kepala
berkurang
21
5. Memberikan makanan kecil sore hari dan
/ susu hangat
6. Melakukan masase punggung
H : klien mengatakan merasa nyaman
7. Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi

3.5 Evaluasi

1. DX I
S:
- klien mengatakan nyeri dibagian kepala dan berat pada bagian tengkuk nyeri
hilang timbul
- Klien mengatakan sudah lebih rileks dan nyaman
- klien mengatakan sudah agak mengerti tentang penyebab nyeri
O : TD : 160/90 mmHg, N : 70x/m, Rr : 16x/m, S : 37,5 C
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. DX II
S : klien mengatakan nafsu makan klien meningkat walaupun tidak banyak
O : Porsi makan klien meningkat jadi ¼ porsi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. DX III
S:
- klien mengatakan nyeri kepala berkurang
O:
- klien tampak nyaman
- klien tampak tidur dengan nyaman walaupun sebentar
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan

22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat
anti hipertensi. Penyebab hipertensi adalah Keturunan, Hormonal,
Metabolik, Emosi, Kebiasaan diet. Adapun tanda dan gejala hipertensi
adalah Sakit kepala, Pusing, Mudah marah, Rasa berat di tengkuk, Mudah
lelah, Mata berkunang-kunang. Akibat lanjut dari hipertensi adalah
Stroke, Gagal ginjal, Jantung koroner.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. 2014. Nursing Interventions Classification, edisi 6. Elsevier.


Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info media: Jakarta.
Ma’rifatul Lilik, Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha ilmu: Jogjakarta.
Moorhead, Sue. 2014. Nursing Outcomes Classification, edisi 4. Elsevier.

24

Anda mungkin juga menyukai