PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ada dua proses yang beroperasi secara bersamaan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah “pertumbuhan”
dan “perkembangan” secara bergantian, kedua proses ini tidaj bisa dipisahkan dalam
bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk
maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Dalam hal ini, kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan, diantaranya tahap
secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan dilihat dari tahapan
tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas maka kita
menguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori sampai kaitannya
dengan pengaruh yang ditimbulkan.
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Devenisi Perkembangan
Guru yang baik adalah seseorang yang dapat dijadikan panutan siswa. Guru, “di
gugu lan di tiru” semboyan untuk orang yang terjun di dunia pendidikan. Seorang guru
yang baik harus mempunyai 4 kompetensi yang meliputi kompetensi kepribadian,
kompetensi pedagogik, kompetensi profesionalisme,dan kompetensi sosial.
Sebagai seorang guru harus berperan serta dalam membimbing peserta didiknya.
Inilah yang dinamakan kompetensi pedagogik. Guru yang baik harus dapat mengarahkan
perilaku peserta didik apabila kurang benar. Guru tidak hanya bertugas menyampaikan
materi saja di dalam pendidikan terutama di sekolah. Namun guru juga harus
mementingkan moral para peserta didiknya. Kalau guru hanya mengedepankan prestasi
dan pemahaman materi saja kepada siswa tidak akan menjamin setiap siswa mempunyai
kepribadian yang baik. Di sisi lain belajar tidak hanya untuk pandai menuntut ilmu yang
harus dikuasai oleh siswa, tetapi belajar juga mendalami cara bermoral yang baik.
Hal yang dapat dilakukan guru dalam membimbing siswanya, dapat dilakukan dari
kegiatan yang mudah dan sepele. Ketika siswa dihadapakan dalam sebuah ujian atau
mengerjakan suatu soal evaluasi, disini peran guru adalah mengamati tingkah laku siswa
dalam mengerjakan soal. Tidak diharapkan sebagai seorang guru hanya menerima jadi nilai
yang dihasilkan oleh siswa tanpa memperhatikan darimana siswa memperoleh jawaban
tersebut. Apakah dari mencontek, tanya temannya atau dari pikiran siswa sendiri. Dalam
hal ini guru sangat berperan penting, jika nanti siswa terbiasa dengan kebiasaan buruknya
maka akan sulit membentuk kepribadian siswa yang baik.
Masa Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Tentunya pada
masa ini banyak perubahan baik dari bentuk fisik maupun psikisnya. Perubahan psikisnya
itulah yang beperan penting terhadap perkembangan moral remaja. Kebanyakan pada masa
remaja ini seseorang dianggap labil. Labil itu sendiri adalah kondisi saat seseorang mudah
berubah keadaan perasaan dan kejiwaannya, dari sedih berubah menjadi marah karena
alasan yang tidak jelas. Selain labil remaja pun mudah terpengaruh teman sebayanya
bahkan dalam hal negatife seperti merokok, seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang
dan sebagainya. Disinilah peran orang tua dibutuhkan, sebagai pengontrol perilaku anak.
Orang tua pada hakikatnya sebagai faktor utama yang mempengaruhi perkembangan moral
anak. Tanpa adanya pengawasan dari orang tua, si anak dapat terjerumus dalam hal-hal
negatif tadi. Perilaku orang tua juga mempengaruhi perkembangan moral anak seperti yang
dikatakan pepatah “Buah Tidak Jatuh Jauh dari Pohonnya” jika perilaku orang tua baik
kemungkinan perilaku anaknya juga baik, sebaliknya jika perilaku orang tua buruk
kemungkinan anaknya pun begitu.
Maka dari itu seharusnya orang tua dapat mengawasi anak dengan baik,
memberitahu anak untuk lebih selektif dalam memelih teman sebaya, mengajarkan untuk
lebih taat beribadah, berikan waktu luang lebih banyak untuk berkomunikasi dengan anak
usahakan orang tua tidak sibuk dengan pekerjaaannya jangan sampai anak merasa sepi
karena kesibukan orang tua lalu anak lebih memilih hal-hal negative untuk menghibur diri.
Menurut Robbins, ada empat jenis kelompok sebaya yang mempunyai peranan
penting dalam proses sosialisasi yaitu kelompok permaianan, gang, klub, dan klik (clique).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain faktor kesiapan guru untuk mengajar
dan kesiapan siswa untuk belajar, faktor pengelolaan dan kepemimpinan kepala sekolah
merupakan elemen kunci yang menentukan kualitas pendidikan di sekolah. Oleh karena
itu, strategi kepemimpinan menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dari kajian sekolah
efektif bahwa kepemimpinan kepala sekolah memegang peran strategis bagi keberhasilan
sekolah, antara lain: (1) prestasi akademik dapat diprediksi berdasarkan perilaku
kepemimpinan kepala sekolah, dan (2) proses kepemimpinan mempunyai pengaruh
terhadap semua aspek kinerja dan iklim sekolah. (3) Memotivasi bawahan untuk lebih
pandai membantu mengembangkan perkembangan emosi remaja usia sekolah menengah.
(4) Mencipatakan inovasi baru untuk dikembangkan guru bidang studi/ wali kelas
Agar si kakak dan adik tidak bertengkar dalam memperebutkan mainan, Anda bisa
mengatur agar mereka memainkannya secara bergilir. Agar adil, berikan pula batasan
waktu yang sama untuk kakak dan adik dalam memainkannya. Peraturan tersebut akan
mengajarkan keduanya untuk bersabar dalam menunggu giliran.
1. Pengaruh positif pergaulan
Lebih mengenal nilai-nilai dan norma social yang berlaku sehingga mampu
membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.
Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan
masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang
pantas diteladani.
Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal yang
melanggar norma social.
Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya: kecanduan
narkoba, terlibat dalam tindak criminal dan sebagainya.
Dijauhi masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan nilai/norma social
yang berlaku.
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif yang
terlanjur mencemari diri individu:
Faktor Interaksi sosial dalam memberik kesepakatan pada anak untuk mempelajari
dan menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam
pergaulan dengan orang lain.
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Didalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup tertentu
ternyata faktor lingkungan memegang pean penting. Diantara segala unsur lingkungan
sosial yang berpengaruh, yang tampaknya sangat penting adalah unsur lingkungan
berbentuk manusia yng langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan
dari nila-nilai tertentu. Dalam hal ini lingkungan sosial berfundsi sebagai pendidik dan
pembina. Makin jelas sikap dan sifat lingkungan terhadap nilai hidup tertentu dan moral
makin kuat pula pengaruhnya untuk membentuk atau meniadakan tingkah laku yang
sesuai.
b. Saran
Dari pembahasan ini, kita mengetahui bahwa pentingnya moral Kita sebagai peserta didik
juga harus mengetahui wawasan mengenai peran beberapa factor perubahan moral
sehingga dapar memotivasi kita sebagai peserta didik untuk lebih berkembang ke arah
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/annisawidad/peran-orang-tua-dalam-perkembangan-moral-
remaja_5554642e7397732014905555
http://www.peranguru.blogspot.co.id/usia sekolah
https://kumparan.com/go-dok-indonesia/peran-penting-kakak-dalam-membentuk-
kepribadian-adik
https://retnaningws.wordpress.com/2015/06/23/peran-teman-sebaya-dalam-pergaulan-
pendidikan-anak/