Anda di halaman 1dari 17

HAK DAN KEWAJIBAN KODE ETIK PROFESI

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah

Kode Etik Profesi

Dosen Pengampu:
Dr. A.Z Fanani, M. Ag

Disusun Oleh:
Ainun Umrotul Hajjah A. (D73218036)
Assis Faizul Anany (D73218038)
Chusnul Khuluq (D73218039)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVESRITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, dengan rahmat dan hidayahnya
saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang bertema “Hak dan Kewajiban
Kode Etik Profesi” sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Bahasa Indonesia yang diampu oleh bapak Dr. A.Z Fanani, M.Ag dengan baik.
InsyaaAllah.

Saya mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan


informasi sehingga selesainya makalah ini. Saya menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna menyempurnakan makalah ini sehingga dapat menjadi acuan untuk tugas
selanjutnya.

Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat menjadikan wawasan yang


menambah kekayaan intelektual serta bermanfaat untuk saya pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Surabaya, 25 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ......................................................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................................................... 2

BAB II....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

A. Hakekat Hak dan Jenis-Jenisnya ................................................................................... 3

B. Memetakan Hak yang Absolut ...................................................................................... 7

C. Analisis Hubungan Hak dan Kewajiban ....................................................................... 8

D. Teori Hak dan Individualisme....................................................................................... 9

BAB III ................................................................................................................................... 12

PENUTUP .............................................................................................................................. 12

A. Simpulan ..................................................................................................................... 12

B. Saran ........................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini yang semakin lama semakin canggih dengan
teknologi dan kreatifitas tanpa batas, dengan berbagai dampak positif yang
dapat digunakan untuk memudahkan kehidupan manusia kedepannya. Dan
tidak terlepas juga dengan dampak negative yang semakin lama juga semakin
dirasakan semua kalangan masyarakat zaman sekarang. Dengan adanya akses
internet maupun media sosial yang semakin mudah untuk diakses melalui
perangkat telpon genggam yang senantiasa menemani di setiap kegiatan, yang
mulai memunculkan banyak permasalahan yang disebabkan dari berbagi faktor.
Mulai dari permasalahan yang ada solusinya sampai masalah yang masih belum
terselesaikan bahkan tidak kunjung menemukan solusi terbaiknya. Masalah
yang seharusnya tidak menjadi konsumsi public, sekarang public dengan
mudahnya mengakses berita-berita yang sedang hangat diperbincangkan.
Apapun yang menyebabkan masalah tersebut, apapun faktor yang
menyebabkannya tidak lepas dari adanya hak dan kewajiban yang seharusnya
sama-sama dilalukan dan didapatkan oleh kedua belah pihak. Dalam hal
pekerjaan pun akan berlaku hak dan kewajiban yang selaras dengan pekerjaan
nya masing-masing.
Kode etik profesi ini perlu diperhatikan, karena sumpah yang sudah
diambil harus diperteguhkan. Tidak ada toleransi yang akan diberikan kepada
pekerja yang melanggar kode etik profesi. Sehingga, ketika ada pelanggaran
yang terjadi maka setiap pekerja tersebut akan mendapatkan ganjaran berupa
hal yang sudah dimuat dalam peraturan perundang-undangan republic
Indonesia. Sebenarnya tidak ada suatu pekerjaan yang mempunyai kekebalan

1
2

khusus mengenai hukum. Akan tetapi, akhir-akhir ini seolah saja ada beberapa
pihak yang terlihat seperti memiliki kekuatan khusu sehingga kebal terhadap
hukum atau bebas dari hukuman yang seharusnya ditetapkan pengadilan.
Melihat penting adanya pembelajaran mengenai hak dan kewajiban
kode etik dalam setiap profesi tersebut. Kami dari pemakalah akan menyajikan
informasi-informasi yang dapat membantu para pembaca agar lebih memahami
hak dan kewajiban tersebut, seperti hal nya hakikat hak dan kewajiban, jenis-
jenis hak dan kewajiban, memetakkan hak dan kewajiban, menganalisis
hubungan antara mereka, dll.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana hakekat hak dan jenis-jenisnya?
2. Bagaimana memetakan hak yang absolut?
3. Bagaimana menganalisis hubungan hak dan kewajiban?
4. Apa yang dimaksud teori hak dan individualisme?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui hakekat hak dan jenis-jenisnya.
2. Dapat mengetahui pemetaan hak yang absolut.
3. Dapat menganalisis hubungan hak dan kewajiban.
4. Dapat memahami teori hak dan individualisme.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Hak dan Jenis-Jenisnya


Hak merupakan segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang
yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa
Indonesia hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik,
kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah
ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas
sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat. Sedangkan
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan).
Menurut seroang tokoh bernama K. Bertens dalam bukunya yang
berjudul Etika memaparkan bahwa dalam pemikiran Romawi Kuno, kata ius-
iurus yang merupakan Bahasa latin dari hak, hanya menunjukkan hukum dalam
arti objektif. Artinya adalah hak dilihat sebagai keseluruhan undang-undang,
aturan-aturan dan lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan masyarakat
demi kepentingan umum. Pada akhir Abad Pertengahan ius dalam arti subjektif,
bukan benda yang dimiliki seseorang, yaitu kesanggupan seseorang untuk
sesuka hati menguasai sesuatu atau melakukan sesuatu (right, bukan law).
Akhirnya pada saat itu hak merupakan hak yang subjektif merupakan
pantulan dari hukum dalam arti objektif. Hak dan kewajiban mempunyai
hubungan yang sangat erat. Kewajiban sendiri dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
1. Kewajiban sempurna yang selalu berkaitan dengan hak orang lain dan
kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait dengan hak orang lain.
Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan.

3
4

2. Kewajiban tidak sempurna berdasarkan moral.hak merupakan sesuatu


yang urgen dalam kehidupan ini. setiap orang berhak mendapatkan hak
setelah memenuhi kewajiban.
Adapun pembagian hak menurut jenisnya yang berkembang di ruang
lingkup masyarakat antara lain:
1. Hak Legal dan Hak Moral
Hak Legal ialah hak yang didasarkan pada hukum dalam salah satu
bentuk dari adanya hukum itu sendiri yang berasal dari undang-undang atau
peraturan hukum yang ada di negara tersebut. Sebagai contoh ketika suatu
negara mengeluarkan aturan bahwa setiap warganya berhak mendapatkan
pendidikan dan belajar maka warganya belajar di sekolah maupun di negara
tersebut tanpa ada penolakan dengan alasan yang tidak masuk akal.
Hak Moral ialah hak yang didasarkan pada aturan etis dan prinsip
saja yang berfungsi dalam system moral dan berisfat solidererisasi. Sebagai
contoh jika seorang majikan memberikan gaji yang rendah kepada wanita
yang bekerja di perusahaannya padahal prestasi kerjanya sama dengan pria
yang bekeja di perusahaannya. Dengan demikian majikan ini melaksanakan
hak legal yang dimilikinya tetapi dengan melanggar hak moral para wanita
yang bekerja di perusahaannya. Dari contoh ini jelas sudah bahwa hak legal
tidak sama dengan hak moral.
2. Hak Positif dan Hak Negatif
Hak Positif ini adalah hak bersifat dari perbuatan hak tersebut
bermanfaat bagi orang lain. Sebagai contoh ketika seseorang melihat orang
lain membutuhkan pertolongan dan menolongnya, maka seseorang tersebut
melakukan hak positif karena seseorang tersebut punya hak untuk
menolongnya dalam kondisi tersebut.
Hak Negatif ialah suatu hak bersifat negatif, jika saya bebas untuk
melakukan sesuatu atau memiliki sesuatu dalam arti orang lain tidak boleh
menghindari saya untuk melakukan atau memiliki hal itu. Sebagai contoh
5

ialah hak atas kehidupan, hak mengemukakan pendapat.hak dia untuk hidup
dan hak dia untuk sehat dan aman dari ancaman apapun atau saat seseorang
ingin mengatakan pendapatnya tentang sesuatu tanpa dihalangi oleh orang
lain. Hak negative ini dibagi menjadi dua yaitu :
a. Aktif, hak untuk berbuat atau tidak berbuat seperti orang kehendaki.
Contohnya ialah ketika kita mempunyai hak untuk pergi ke mana
saja yang kita suka atau mengatakan apa yang kita inginkan. Hak-
hak aktif ini bisa disebut dengan hak kebebasan.
b. Pasif, hak untuk tidak diperlakukan orang lain dengan cara tertentu.
Contohnya ialah ketika kita mempunyai hak orang lain tidak
mencampuri urasan pribadi kita, bahwa rahasia kita tidak dibongkar,
bahwa nama baik kita tidak dicemarkan. Hak-hak pasif ini bisa
disebut dengan hak keamanaan.
3. Hak Khusus dan Hak Umum
Hak Khusus ialah hak yang hanya dimiliki oleh orang-orang
tertentu saja dikarenakan kondisi atau hubungan tertentu. Sebagai contoh
ialah ketika si A meminjam uang kepada si B maka hanya si B yang punya
hak menuntut uangnya kembali dari si A, bukan orang lain. Relasi atau
kondisi tersebutlah yang mebuat hanya si B yang punya hak dalam
menuntut uangnya kembali.
Hak Umum ialah hak yang berlaku secara masal atau dengan kata
lain dimiliki semua orang tanpa harus membeda-bedakan dalam hal apapun.
Sebagai contoh seperti halnya hak asasi manusia.
4. Hak Individual dan Hak Sosial
Hak Individual ialah hak yang dimiliki masing-masing individu
dalam hidup dengan mengikuti hati nurani masing-masing untuk
kepentingan masing-masing pula. Contohnya hak dalam memeluk agama
dan hak untuk berpendapat dalam kehidupan yang mereka jalani.
6

Hak Sosial ialah hak yang dimiliki masing-masing individu yang


individunya berperan sebagai anggota masyarakat bersama dengan anggota
lain dalam mendapatkan sesuatu dari pengabdian masayarakat secara
bersama-sama. Contohnya hak untuk mendapatkan layanan kesehatan dan
hak untuk mendapatkan pendidikan.
5. Hak Absolut
Hak Absolut ialah hak yang bersifat absolut atau bersifat mutlak
tanpa pengecualian, berlaku di mana saja dengan tidak dipengaruhi oleh
situasi dan keadaan. Namun ternyata hak tidak ada yang absolut. Menurut
ahli etika, kebanyakan hak adalah hak prima facie atau hak pada pandangan
pertama yang artinya hak itu berlaku sampai dikalahkan oleh hak lain yang
lebih kuat. Setiap manusia memiliki hak untuk hidup dan merupakan hak
yang sangat penting. Manusia mempunyai hak untuk tidak dibunuh namun
ini tidak berlaku dalam segala keadaan tanpa alasan yang cukup kuat.
Seseorang yang membela diri akan penyerangan terhadap dirinya memiliki
hak untuk membunuh jika tidak ada cara lain yang harus dilakukan. Salah
satu contoh lain adalah warga masyarakat yang mendapat tugas membela
tanah air dalam keadaan perang. Kedua contoh tersebut adalah contoh di
mana hak atas kehidupan yang seharusnya penting dan dapat dianggap
sebagai hak absolut namun ternyata kalah oleh situasi, keadaan, alasan yang
cukup. Kebebasan juga merupakan salah satu hak yang sangat penting
namun hak ini tidak dapat dikatakan hak absolut karena hak ini juga dapat
dikalahkan oleh hak lain. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa dan
membahayakan masyarakat sekitarnya dipaksa untuk dimasukkan ke dalam
rumah sakit jiwa meskipun ia menolak. Kebebasan yang dimiliki orang
tersebut merupakannya namun hak tersebut akhirnya kalah oleh hak
masyarakat yang merasa terancam jiwanya.
7

Hak tidak selalu bersifat absolut karena sesuatu hak akan kalah oleh alasan
atau keadaan tertentu lain yang dapat menggugurkan posisi hak tersebut.1

B. Memetakan Hak yang Absolut


Hak absolut ini berarti hak yang mutlak merupakan hak yang
memberikan wewenang atau kekuasaan kepada setiap orang untuk melakukan
suatu perbuatan yang harus dihormati orang lain. Hak mutlak dapat
digolongkan menjadi 3 golongan2,yaitu :
1. Hak kepribadian, merupakan hak yang melekat pada pribadi
seseorang misalnya hak untuk hidup dan hak atas namanya.
Contohnya seperti : hak asasi manusia.
2. Hak public mutlak, yaitu hak yang sudah diatur dalam undang-
undang yang diberikan kepada negara dan warga negara. Contohnya
ialah seperti halnya
3. Hak perdataan, adapun yang termasuk kedalam hak perdataan ini
antara lain:
a. Hak kebendaan, yaitu hak mutlak akan suatu benda, yang
dimaksudkan adalah penetapan benda terhadap seseorang. Hak
ini bersifat mengikuti (benda tersebut mengikuti siapan
pemiliknya) 3
b. Hak marital, adalah hak suami untuk menguasai istrinya dan
harta benda istrinya.
c. Hak kekuasaan orang tua, yang tertuang dalam undang-undang
perdata BAB 144

1
wikipedia
2
Course hero “hak mutlak hak absolut 2 hak nisbi hak relative”
https://www.coursehero.com/file/p1ph9du/Hak-mutlak-Hak-Absolut-2-Hak-Nisbi-Hak-Relatif-Hak-
mutlak-Hak-mutlak-hak/, diakses pada 25 September 2019, pukul 21.05 WIB.
3
Wibowo T.sunardy, https://jurnalhukum.com. Diakses pada 23 september 2019, pukul 18.00 WIB.
4
Direktori UU RI “kumpulan undang-undang dan peraturan di Indonesia”
https://uu.direktorimu.com/kuhper/buku-kesatu/bab-14-kekuasaan-orang-tua/
8

d. Hak perwalian
e. Hak pengampunan

C. Analisis Hubungan Hak dan Kewajiban


Hak adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia sejak lahir dan sesuatu
yang dimiliki atau diterima oleh semua manusia karena sebab sebab
tertentu.hak yang dimiliki seseorang pada hakikatnya merupakan salah satu
bentuk perlindungan terhadap eksistensi dan martabat manusia sebagai individu
maupun sebagai anggota suatu masyarakat. Orang yang memiliki hak bisa
menuntut dan bukan saja mengharapkan dan menganjurkan bahwa orang lain
akan memenuhi dan menghormati hak itu.5
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, tidak dapat
terlepas dari kewajiban. Karena adanya kewajiban manusia mampu bertindak
sesuai apa yang dia lakukan. Kewajiban memiliki banyak arti dilihat dari segi
ilmu fiqih, mempunyai pengertian sesuatu yang harus dikerjakan, apabila
dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapatkan dosa,
namun kewajiban sendiri memiliki arti yaitu tindakan yang harus dilakukan
oleh setiap manusia dalam memenuhi hubungan sebagai makhluk individu,
sosial, dan tuhan.
Jadi hubungan antara hak dan kewajiban sebagaimana telah kita lihat,
hak meupakan topik yang masih baru dalam literatur etika umum. Sebaliknya
pembahasan tentang kewajiban mempunyai tradisi yang sudah lama sekali.
Dalam buku buku etik sejak dulu banyak dibicarakan tentang kewajiban
terhadap tuhan,agama,penguasa, negara,kelompok khusus dimaa orang
menjadi anggota (keluarga, kalangan , profesi, dan sebagaiannya)bahkan dalam
sejarah etika tidak jarang diuraikan etis dulu diisi hampir seluruhnya dengan

5
Imam Suraji, Etika Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadist (Jakarta: Pustaka Al-husna baru, 2006),
172.
9

penjelasan tentang kewajiban. Dipandang sepintas lalu, rupanya ada hubungan


antara hak dan kewajiban.
Ada filsuf yang berpendapat bahwa selalu ada hubungan timbal balik
antara hak dan kewajiban. Pandangan itu disebut Teori korelasi. Menurut
mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain dan
sebaliknya setiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk
memenuhi hak tersebut. Oleh sebab itu hak dan kewajiban selalu berkaitan agar
semuanya berjalan baik .6

D. Teori Hak dan Individualisme


Teori hak adalah suatu aspek dari teori deontologi, merupakan
pandangan etika normative yang menilai moralitas suatu tindakan berdasarkan
kepatuhan kepada peraturan. Dikatakan suatu aspek dari teori deontologi
disebabkan berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi
uang logam yang samas. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat
semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana
pemikiran demokratis.7 Menurut Bentes (200), teori hak merupakan suatu aspek
dari deontology (teori kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan dengan
kewajiban. Teori hak sebenarnya didasarkan atas asumsi bahwa seluruh
manusia mempunya martabat yang sama. Suatu tindakan atau perbuatan
dianggap baik apabila oerbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan HAM.
Yang meliputi:
1. Hak Hukum (legal right), hak yang didasarkan pada
sistem/yuridiksi suatu negara, yakni Undang-Undang Dasar negara
yang bersangkutan.

6
Indria,
https://www.academia.edu/23085106/HUBUNGAN_HAK_DAN_KEWAJIBAN?aouto=download,
dikases pada 21 september 2019, pukul 17.00 WIB.
7
Putri Rivani Gunawan, “Landasan Dasar Teori dan Etika” (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Bandung, 2017), 8.
10

2. Hak Moral atau Kemanusiaan (moral, human right), hak moral


berkaitan dengan kepentingan individu sepanjang kepentingan
individu tersebut tidak melanggar hak-hak orang lain.
3. Hak kontraktual (contractual right), mengikat individu-individu
yang membuat kesepakatan/kontrak bersama dalam wujud hak dan
kewajiban masing-masing kontrak.

Teori hak atau yang lebih dikenal dengan prinsip-prinsip HAM mulai banyak
mendapat dukungan masyarakat dunia termasuk dari PBB. Dalam Piagam PBB
disebutkan ketentuan umum tentang hak dan kemerdekaan setiap orang.

Setiap orang adalah indi vidu yang memiliki pandangan tentang Hasrat
(passion), dimana seluruh tindakan manusia seperti perkara-perkara yang ingin
dilakukan adalah baik dan perkara yang kita benci merupakan hal yang jahat.
Sehingga tidak ada perkara dengan sendirinya baik ataupun jahat, tetapi hal
tersebut menjadi baik maupun jahat apabila individu dapat menerima atau
menolaknnya. Menurut Hobbes bahwa dalam keadaan alami, sebelum terdapat
pemerintahan, setiap manusia ingin mempertahankan kebebasannya sendiri
yang dinamakan individualism. Individualisme disini berarti teori etika yang
berasaskan sosial yang mengandalkan kemerdekaan, kebenaran serta kebebasan
setiap individu.8 Berdasarkan kodratnya, manusia muncul dan menciptakan
kontrak sosial untuk membentuk sebuah kelompok. Sehingga tanpa aturan
moral, kita akan menjadi korban dari kepentingan orang lain.

Menurut Jean Jacques Rousseau (1712-1778), penah mendefinisikan


masyarakat sebagai “kontrak sosial” yang diadakan antara pihak-pihak otonom.
Dengan kata lain, tidak ada kaitan sosial batiniah yang dari dalam diri manusia
mempersatukan mereka menjadi masyarakat. Tidak ada sosialitas berdasar

8
Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat: Dan Kaitannya Dengan Kondisi Sosio-Politik Dari Zaman
Kuno Hingga Sekarang, terj. Sigit Jatmiko, dkk, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 724.
11

relasi-relasi batiniah yang menjadi individu mahkluk sosial. Individu bukanlah


sel melainkan molekul, sebab istilah ini mengandaikan adanya suatu posisi
kedudukan fungsional yang ada didalamnya. Jadi dia dapat bergerak sesuai
keinginan dan bebas memilih hubungan dengan zat lain. Hal ini sesuai dengan
individu bahwa tiap-tiap individu mencari kombinasi. Dengan kata lain
manusia bersatu dengan orang lain hanya menurut struktur-struktur lahiriyah.9

9
Mardzelah Makhsin, “Individualisme dan Egoisme” (Sains Pemkiran dan Etika, Ebook offline), 203.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Menurut seroang tokoh bernama K. Bertens dalam bukunya yang


berjudul Etika memaparkan bahwa dalam pemikiran Romawi Kuno, kata ius-
iurus yang merupakan Bahasa latin dari hak, hanya menunjukkan hukum dalam
arti objektif. Artinya adalah hak dilihat sebagai keseluruhan undang-undang,
aturan-aturan dan lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan masyarakat
demi kepentingan umum. Hak merupakan segala sesuatu yang harus di
dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir.

Hak absolut merupakan hak yang mutlak merupakan hak yang


memberikan wewenang atau kekuasaan kepada setiap orang untuk melakukan
suatu perbuatan yang harus dihormati orang lain. Hak mutlak dapat
digolongkan menjadi 3 golongan yaitu hak kepribadian, hak public mutlak, hak
persurata,
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, tidak dapat
terlepas dari kewajiban. Ada filsuf yang berpendapat bahwa selalu ada
hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban. Pandangan itu disebut Teori
korelasi. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak
orang lain dan sebaliknya setiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban
orang lain untuk memenuhi hak tersebut. Oleh sebab itu hak dan kewajiban
selalu berkaitan agar semuanya berjalan baik.
Teori hak adalah suatu aspek dari teori deontologi, merupakan
pandangan etika normative yang menilai moralitas suatu tindakan berdasarkan

12
13

kepatuhan kepada peraturan. Setiap orang adalah individu yang memiliki


pandangan tentang Hasrat (passion). Jadi dia dapat bergerak sesuai keinginan
dan bebas memilih hubungan dengan zat lain. Hal ini sesuai dengan individu
bahwa tiap-tiap individu mencari kombinasi. Dengan kata lain manusia bersatu
dengan orang lain hanya menurut struktur-struktur lahiriyah.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, banyak
kosa kata maupun tata Bahasa yang perlu diperbaiki, maka dari itu saya
mengharap kepada dosen pengampu atau kepada pembaca untuk mengevaluasi
atau mengkritik makalah ini agar dapat menjadi pembelajaran untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Course hero. “hak mutlak hak absolut 2 hak nisbi hak relative”
https://www.coursehero.com/file/p1ph9du/Hak-mutlak-Hak-Absolut-2-Hak-
Nisbi-Hak-Relatif-Hak-mutlak-Hak-mutlak-hak/. diakses pada 25 September
2019. pukul 21.05 WIB.

Gunawan, Putri Rivani. 2017. “Landasan Dasar Teori dan Etika”. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Islam Bandung.

Indria.https://www.academia.edu/23085106/HUBUNGAN_HAK_DAN_KEWAJIB
AN?aouto=download. dikases pada 21 september 2019. pukul 17.00 WIB.

Makhsin, Mardzelah. “Individualisme dan Egoisme”. Sains Pemkiran dan Etika.

Russell, Bertrand. 2002. Sejarah Filsafat Barat: Dan Kaitannya Dengan Kondisi
Sosio-Politik Dari Zaman Kuno Hingga Sekarang, terj. Sigit Jatmiko, dkk.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suraji, Imam. 2006. Etika dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadist. Jakarta: Pustaka
Al-husna baru.

14

Anda mungkin juga menyukai