Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai
Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir
di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara
khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian
berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada
tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana
perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya
masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan
masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh
masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi.
Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies,
Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin (semuanya berasal dari Eropa.
Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari
masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
B. Rumusan Masalah
1. Hakikat sosiologi?
2. Apa saja metode dalam sosiologi?
3. Sejarah perkembangan sosiologi?
4. Hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya?
C. Tujuan
Setelah mempelajari materi pada makalah ini kita diharapkan mampu :
1. Menjelaskan sifat hakikat sosiologi.
2. Menjelaskan metode dalam sosiologi.
3. Mendeskripsikan sejarah perkembangan sosiologi.
4. Menjelaskan hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Sosiologi
1. Pengertian Sosiologi
a) Pengertian secara etimologis
Secara etimologi sosiologi berasal dari kata socious (Latin) yang artinya
“kawan atau teman” dan logos (Yunan) yang artinya “kata, berbicara, atau ilmu”.
Dengan demikian sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan. Kawan
dalam hal ini merupakan hubungan antar manusia, baik secara individu maupun
kelompok, yang meliputi seluruh macam hubungan, baik yang mendekatkan
maupun yang menjauhkan. Jadi sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan
antar manusia yang terjadi dalam masyarakat. Hubungan antar masyarakat disebut
hubungan sosial.
b) Pengertian menurut ahli, antara lain :
1) Van der Zanden berpendapat bahwa sosiologi merupakan studi ilmiah
tentang interaksi antar manusia.
2) Rouck dan Warren mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok.
3) Auguste Comte, menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang terutama
mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk
senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
2. Objek Kajian Sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan
meneliti kelompok-kelompoknya. Kelompok tersebut mencakup keluarga etnis
atau suku bangsa, komunitas pemerintahan, dan berbagai organisasi sosial, agama
, politik, budaya, bisnis, dan organisasi lannya (Ogburn dan Nimkoff, 1959: 13;
Horton dan Hunt, 1991:4). Dengan demikian, objek kajian sosiologi
adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses
yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Adapun unsur-unsur
dalam masyarakat tersebut diantaranya adalah manusia yang hidup bersama,
bercampur untuk waktu yang cukup lama, dan kesadaran akan satu-kesatuan.
Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan

2
sesamanya. Semenjak dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup
berkawan sehingga dia disebut social animal. Sebagai social animal manusia
mempunyai naluri yang disebut gregariousness.
Sehingga manusia memiliki dua hasrat dalam dirinya, yaitu :
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan sesamanya misalnya
masyarakat.
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam sekelilingnya.
Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan didri dengan kedua lingkungan
tersebut, yakni lingkungan social dan lingkungan alam, manusia mempergunakan
pikiran, perasaan, dan kehendaknya.Suatu masyarakat sebenarnya suatu sistem
adaptip, karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi berbagai macam
kepentingan dan kebutuhan untuk bertahan hidup.
3. Perubahan Sosial sebagai Inti Kajian Sosiologi
Sosiologi merupakan studi mengenai masyarakat dalam suatu system sosial. Di
dalam sistem sosial tersebut, masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan
tersebut dapat berupa prubahan yang kcil sampai pada taraf perubahan yang
sangat besar yang mampu memberikan pengaruh yang besar bagi aktivitas atau
perilaku manusia. Perubahan dapat mencakup aspek yang sempit maupun yang
luas. Aspek yang sempit dapat meliputi aspek perilaku dan pola piker individu.
Aspek yang luas dapat berupa perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang
nantinya dapat memengaruhi perkembangan masyarakat di masa yang akan
datang.
Terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang
berlainan. Untuk itu, konsep dasar mengenai perubahan sosial menyangkut tiga
hal, yaitu :
1) Studi mengenai perubahan. Artinya bahwa untuk dapat melakukan studi
perubahan social, kita harus melihat adanya perbedaan atau perubahan
kondisi objek yang menjadi focus studi.
2) Studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda. Dengan kata lain kita
harus melibatkan studi komparatif dalam dimensi waktu yang berbeda.
3) Pengamatan pada system social yang sama. Artinya objek yang menjadi
focus studi komparasi tersebut haruslah objek yang sama.
4. Sifat hakikat sosiologi

3
Sebagai ilmu yang murni pada hakikatnya sosiologi adalah sebagai berikut :
1) Sosiologi merupakan suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian. Pembedaan
tersebut bukanlah pembedaan mengenai metode, tetapi menyangkut
pembedaan isi, yang gunanya untuk membedakan ilmu-ilmu pengetahuan
yang bersangkut-paut dengan gejala-gejala alam dengan ilmu-ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
2) Sosiologi bukan merupakan didiplin yang normatif, tetapi merupakan
suatu disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa
yang terjadi saat ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya
terjadi.
3) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan
bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai (applied
science). Tujuan sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang
sedalam-dalamnya tentang masyarakat, dan bukan untuk mempergunakan
pengetahuan tersebut terhaadap masyarakat. Selain itu sosiologi juga
bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat
dipergunakan untuk dapat memecahkan persoalan0-persoalan masyarakat.
4) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan
merupakan ilmu pengetahuan yang kongkret. Artinya, bahwa yang
diperhatikannya adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat,
tetapi bukan wujudnya yang kongkret.
5) Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-
pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau
hokum-hukum umum dari interaksi antarmanusia dan juga perihal sifat
hakikat, bentuk isi, dan struktur mssyarakat manusia.
6) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
7) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan
ilmu pengetahuanyang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang
umum ada pada setiap interaksi antarmanusia.
5. Ciri - ciri sosiologi
Ciri-ciri sosiologi antara lain :

4
1) Sosiologi bersifat empiris, karena didasarkan pada pengamatan
(observasi) terhadap kenyataan social dan hasilnya tidak bersifat
spekulatif.
2) Sosiologi teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun
kesimpulan dari hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
3) Sosiologi bersifa kumulatif, artinya teori dalam sosiologi dibentuk atas
dasar teori yang sudah ada sebelumnya kemudian diperbaiki, diperluas,
serta diperdalam.
4) Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik
buruknya fakta, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan fakta
tersebut secara analitis dan apa adanya.
6. Manfaat Sosiologi
Berikut disebutkan beberapa manfaat mempelajari Sosiologi, diantaranya :
1) Sosiologi dapat memberikan pengetahuan tentang pola-pola interaksi
sosial yang terjadi dalam masyarakat. Melalui pengetahuan tentang pola-
pola interaksi sosial tersebut, kita akan dapat mengenal dengan lebih jelas
siapa diri kita dalam dalam konteks hubunganantara pribadi dan pribadi,
pribadi dan kelompok, serta kelompok dan kelompok.
2) Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan
setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakatSosiologi
mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat, serta
dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3) Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami nilai, norma,
tradisi dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lai serta memahami
perbedaan yang ada. Tanpa hal itu, menjadi alas an untuk timbulnya
konflik diantara anggota masyarakat yang berlaku.
4) Bagi kita sebagai generasi penerus kehidupan, mempelajari sosiologi
membuat kita lebih tanggap, kritis dan rasional menghadapi gejala-gejala
sosial masyarakat yang semakin kompleks dewasa ini serta mampu
mengambil sikap serta tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap
situasi yang kita hadapi sehari-hari.
5) Memahami hubungan antarmanusia serta manusia dengan lingkungannya.

5
6) Memahami perkembangan kebudayaan, dan dengan demikian akan
memudahkan penyusunan rencana perubahan sosial.
7) Memahami istilah, kode, symbol, tingkah laku, serta perubahan sosial
individu dalam masyarakat.

B. Metode Sosiologi
Ada banyak metode yang digunakan dalam studi sosiologi, namun kami akan
menjelaskan hanya beberapa metode saja, diantaranya sebagai berikut :
1. Metode observasi partisipan
Maksudnya adalah pengumpulan data dalam suatu penelitian yang dalam
pelaksanaannya, peneliti tinggal bersama-sama dengan komunitas masyarakat
yang akan diteliti dalam waktu yang relative lama. Kelebihan metode ini adalah,
data yang dikumpulkan lebih detail, lengkap, luas dan mendalam, serta akuran.
Kelemahannya adalah metode ini beresiko tinggi, besar tantangan dan
memerlukan perjuangan tinggi.
2. Metode observasi langsung
3. Maksudnya adalah metode pengumpulan data dengan mengamati langsung
terhadap kondidi objek. Metode ini merupakan metode yang mudah dan murah.
4. Metode wawancara
Metode ini biasanya digunakan untuk memperoleh data pendamping terhadap data
yang diperoleh dari metode lain. Kelebihannya adalah peneliti dapat memperoleh
data lebih lengkap dan luas dengan cara menggali informasi dari pertanyaan-
pertanyaan yang kita lontarkan kepada responden.

C. Sejarah Perkembangan Sosiologi


Bapak sosiologi adalah Aguste Comte, seorang ahli filsafatndari perancis yang
lahir pada tahun 1798 dan meninggal pada tahun 1853. Sebenarnya pada akhir abad
pertengahan ilmu khaldun (1332-1406), yang mengemukakan tentang beberapa
prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian social dan peristiwa-peristiwa
sejarah karena jauh sebelum Comte ia telah mengemukakan tentang prinsip-prinsip
sosiologi dalam bukunya yang berjudul Muqodimah Augusyte iri Comte mencetuskan
pertama kali nama sociology dalam bukunya yang berjudul Positive Philoshopy yang
terbit pada tahun 1838.

6
Comte menganggap bahwa semua penilitian tentang masyarakat telah
mencapai tahap terakhir, yakni tahap ilmiah, oleh karenanya ia menyarankan semua
penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi ilmu yang berdiri sendiri, lepas
dari filsafat yang merupakan induknya. Pandangan Comte yang dianggap baru pada
waktu itu adalah bahwa sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi
yang sistematis, dan bukan pada kekuasaan serta spekulasi. Disamping
mengemukakan istilah sosiologi untuk ilmu baru yang berasal dari filsafat masyarakat
ini. Comte juga merupakan orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup
dan isi sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya. Dalam sistematika Comte, sosiologi terdiri
atas dua bagian besar, yaitu sosiologi static dan sosiologi dinamik. Sosiologi static
diibaratkan dengan anatomi social atau masyarakat, sedangkan sosiologi dinamik
berbicara tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Istilah sosiologi menjadi lebih popular setelah setengah abad kemudian berkat
jasa dari Herbert Spencer, ilmuan inggris yang menulis buku berjudul Principles Of
Sociology (1876), yang mengulas tentang sistematika penelitian masyarakat.
Perkembangan sosiologi semakin mantap, setelah pada tahun 1985 seorang ilmuan
prancis bernama Emmile Durkheim menerbitkan bukunya yang berjudul Rules Of
Sociological Method. Dalam buku yang melambungkan namanya itu, Durkheim
menguraikan tentang pentingnya metodologi ilmiah dan teknik pengukuran kuantitatif
di dalam sosiologi untuk meneliti fakta social. Misalnya dalam kasus bunuh diri
(Suicide). Banyak pihak kemudian mengakui bahwa Durkhein sebagai “Bapak
Metodologi Sosiologi”. Durkhein bukan saja mampu melambungkan perkembangan
sosiologi doi Prancis, tetapi bahkan berhasil mempertegas eksistensi sosiologi sebagai
bagian dari ilmu pengetahuan ilmiah (Sains) yang terukur, dapat diuji, dan objektif.
Perintis sosiologi yang lain adalah Max Weber. Pendekatan yang digunakan
Weber berbeda dari Durkheim yang lebih menekankan pada penggunaan metodologi
dan teknik-teknik pengukuran kuantitatif dari pengaruh factor-faktor eksternal
individu. Weber lebih menekankan pada pemahaman ditingkat makna dan coba
mencari penjelasan pada factor-faktor internal individu. Misalnya tentang tindakan
social. Tindakan social merupakan prilaku individu yang diorientasikan kepada pihak
lain, tetapi bermakna subjektif bagi actor atau pelakunya. Makna sebenarnya dari
suatu tindakan hanya dimengerti oleh pelakunya.
1. Permulaan Sosiologi di Indonesia

7
Walau pada hakikatnya para pujangga dan pemimpin Indonesia belum pernah
mempelajari teori-teori formal sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, banyak
diantara mereka yang telah memasukkan unsur-unsur sosiologi ke dalam ajaran-
ajarannya. Ajaran Wulung Reh yang diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro
IV dari Surakarta antara lain mengajarkan tata hubungan antara para anggota
masyarakat Jawa
2. Perkembangan Sosiologi Sesudah Perang Dunia Kedua
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, seorang sarjana Indonesia, yaitu
Soenario Kolopaking, untuk pertama kalinya member kuliah sosiologi (1948)pada
akademi ilmu Politik di Yogyakarta). Beliau memberikan kuliah-kuliah dalam
Bahasa Indonesia. Sebelumnya yaitu sebelum Perang Dunia Kedua, semua kuliah
diberikan dalam bahasa Belanda.
Buku sosiologi dalam bahasa Indonesia mulai diterbitkan sejak satu tahun setelah
pecahnya revolusi fisik, yaitu Sosiologi Indonesia oleh Djodi Gondokusumo.
Selanjutnya dapatlah dikemukakan buku karangan Hassan Shadly dengan
judul Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia yang merupakan buku pertama
dalam bahasa Indonesia yang memuat bahan-bahan sosiologi yang modern.
Penelitian-penelitian sosiologis di Indonesia belum mendapat tempat yang
sewajarnya karena masyarakat masih terlampau percaya pada angka-angka yang
relative mutlak. Sosiologi tidak akan mungkin menghasilkan hal-hal yang berlaku
mutlak, karena masing-masing manusia mempunyai kekhususan sehingga sulit
sekali menerapkan sosiologi secara umum.

D. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sosial Lainnya


1. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi
Sebagaimana banyak dikemukakan para ahli ilmu ekonomi merupakan kajian
untuk memperoleh barang-barang dan jasa produksi, distribusi, serta konsumsi.
Suatu hubungan ataupun mata rantai penting antara ekonomi dengan sosiologi
adalah keduanya merupakan basis sosial tentang perilaku ekonomi. Hubungan
antara ekonomi dan sosiologi bahwa ekonomi yang merupakan basis perilaku
sosial yang ikut menentukan tipe dan bentuk interaksi mereka. Para ahli sosiologi
mengakui bahwa ekonomi dan material itu memiliki pengaruh atas minat serta
motivasi kerja pada masyarakat (Popenoe, 1983:7).

8
2. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik
Ilmu politik memusatkan perhatiannya pada pemerintah dan penggunaan
kekuasaan politik. Para akademisi melihat ilmu politik terutama dari gagasan di
belakang system pemerintah pada operasi proses politik itu, begitupun para ahli
sosiologi. Pada sisi lain, para ahli sosiologi menjadi lebih tertarik pada pertanyaan
perilaku politik. Di tahun terakhir, ilmu politik dan sosiologi sudah berkembang
semakin mendekat bersama-sama dalam metode, pokok kajian, dan konsep dan
hal it uterus semakin meningkat dan sukar untuk menggambarkan suatu garis
pemisah diantara mereka (Popenoe, 1983:7).
3. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah
Dalam hal ini, ilmu sejarah melihat ke belakang untuk menggambarkan suatu
peristiwa, urutan, dan makna tentang peristiwa yang lampau itu. Penyelidikan
sejarah telah bergeser dari laporan tentang orang-orang dan tempat-tempat untuk
menggambarkan kecendrungan sosial yang luas dari waktu ke waktu. Di dalam
putaran mereka, para ahli sosiologi banyak meminjam peranan penyelidikan
historis. Mereka telah memiliki gambaran menarik atas sejarah, sebagai contoh
untuk membandingkan pengaruh sosial industrialisasi di Negara-negara Barat
pada tahun 1800-an dengan pengaruh industrialisasi sekarang di Negara-negara
yang berkembang, khususnya di Asia –Afrika. Acuan historis akan sering
digunakan dalam teks ini untuk menerangkan kepada banyak orang tentang
peristiwa sosial sekarang.
4. Hubungan Sosiologi dengan Psikologi
Psikologi berhadapan dengan sebagian besar proses mental manusia. Psikologi
mempelajari tentang operasi pikiran yang logis, alasan, persepsi, mimpi-mimpi,
dan kraeaktifvitas, seperti halnya ketika neurosis, konflik mental, dan berbagai
macam emosi. Psikologi jelas berbeda dengan sosiologi karena dalam kajian
psikologi memusatkan pada pengalaman individu dibandingkan dengan sosiologi
yang menekankan kelompok sosial. Akan tetapi, psikologi sosial kajiannya
dengan cara memahami kepribadian dan perilaku yang dipengaruhi oleh individu-
individu sosial adalah berhubungan erat dengan sosiologi. Hal itu mendukung
metode dan disiplin pengetahuan kedua-duanya.

9
5. Hubungan Sosiologi dengan Antropologi
Antropologi adalah studi biologi manusia dan kebudayaannya dalam semua
periode dan dalam semua bagian-bagian dari dunia itu. Sebagai perbandingan,
sosiologi lebih memusatkan pada peradaban modern yang relative maju. Para ahli
sosiologi banyak meminjam konsep-konsep dan pendekatan antropologi.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa sosiologi merupakan
suatu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari untuk semua golongan lebih-lebih
bagi kita para penerus Bangsa dan Negara, guna mencapai tujuan yang diharapkan
dalam kehidupan bermasyarakat. Karena dalam ilmu sosiologi tersebut, dijelaskan
bagaimana kita berinteraksi dalam masyarakat luas pada umumnya, dan bagaiman
kita harus mampu menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul akibat dari
interaksi dalam masyarakat itu sendiri.

B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami materi tentang sosiologi atau tentang tata
cara kita bermasyarakat pada makalah ini kita diharapkan mampu berinteraksi sosial
dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat, baik kaitannya interaksi secara individu
maupun interaksi secara kelompok, sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis,
aman, dan tentram dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat sebagaimana yang
kita harapkan bersama. Berkaitan dengan isi masalah, saya sangat menyadari makalah
ini sangat jauh dari kesempurnaan. Jadi, saya harapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari para pendengar maupun para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhani, Nurul.2015.”Interaksi Sosial”. Karya Ilmiah,(internet),


(https://Counselor.wordpress.com/Pendidikan_Interaksi_Sosial.mhtml) Diakses
tanggal 31 Mei 2018
Berlian, Ega.2013.”Pengaruh Interaksi sosial pada Sosiologi dan Prosesnya”.
KaryaIlmiah,(Internet), (https://egaaberlian.wordpress.com/2013/04/19/ka rya-
ilmiah-Pengaruh-Interaksi-sosial-pada-Sosiologi-dan-Prosesnya / ). Diakses tanggal
31 Mei 2018
Anonymous.2016.”Ilmu sosiologi dan sosial”. Artikel, (Internet),
(http://ilmusosiologi.com/ilmu-sosial/proses/sosiologi-sebagaiilmu-sosial ). Diakses
tanggal 31 Mei 2018
Idayati, Ratna .2016.”Interaksi Sosial dalam Sosiologi”.Karya Ilmiah,(Internet),
(http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-/interaksi-Sosial-dalam Sosiologi.mhtml).
Diakses tanggal 31 Mei 2018
Hadi, Syamsul.2016.”Contoh Karya Ilmiah Sosiologi”. Artikel,(Internet),
(http://www.maribelajarbk.web.id/2015/03/contoh-karya-ilmiahtentang-
sosiologi.html). Diakses tanggal 31 Mei 2018

12

Anda mungkin juga menyukai