Anda di halaman 1dari 44

INTERPRETASI DATA HASIL ANALISIS

TANAH, TANAMAN, DAN PUPUK

Sri Rochayati

BALAI PENELITIAN TANAH


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN
Bogor, 1 Desember 2018
PENDAHULUAN
• Indonesia memiliki iklim (curah hujan) yang
beragam
• Faktor pembentuk tanah: bahan induk, iklim,
lereng, organisme dan pengelolaan
• Tanah-tanah di Indonesia memiliki sifat fisik, kimia
dan biologi yang beragam memberikan respon
yang berbeda
Penyebaran Tanah di Indonesia

Iklim basah, bahan induk masam

Iklim kering, bahan induk basa


o Tanah : benda
alam di
permukaan bumi
yang terdiri dari
campuran bahan
mineral, bahan
organik, udara, air
o Tanah : media
tumbuh tanaman

5
FAKTOR PEMBENTUK TANAH

Tanah = f (c, p, o, r, t)

Organisme Iklim

Tanah

Bahan induk Relief

Waktu
Bahan penyusun tanah
air bahan
20% organik
udara
5%
25%
mineral
50%

Bahan mineral
● Batu (> 2mm)
● Pasir (0,02-2 mm)
● Debu (0,002-0,02 mm)
● Liat ( <0,002 mm)
Jenis tanah

1. Aridosol = tanah di daearah iklim kering gurun


2. Histosol = Tanah gambut
3. Alfisol = memiliki horison argilik dg kejenuhan basa > 35%
4. Molisol = memiliki horizon permukaan (18 cm) mengandung BO >1%
dg KB > 50%, relatif lunak tdk pernah kering dari 3 bulan
5. Spodosol =memiliki horison akumulasi seskuioksida bebas dan BO
6. Andisol = tanah pegunungan (Alofan)
7. Vertisol = tanah didominasi mineral smektit (2:1)
8. Entisol = tanah belum berkembang
9. Inceptisol = baru berkembang
10. Ultisol = memiliki horison argilik dg kejenuhan basa < 35%
11. Oxisol = tanah tua memiliki horison oksik, KTK < 16 me/100g, liat 15%
1

1.Kesuburan tanah
Perubahan sifat tanah:
• Kimia
• Fisika
Perlu adanya • Biologi

evaluasi 2. Kualitas tanah


Pencemaran:
• Logam berat
• Residu agrokimia
Analisis kimia tanah
• Menetapkan tingkat kesuburan tanah atau status hara,
dosis pupuk dan kebutuhan kapur.
• Membantu identifikasi pertumbuhan tanaman yang jelek
• Memperkirakan respon tanaman terhadap pemupukan
• Membantu menentukan lokasi penelitian
• Mengidentifikasi terjadinya pencemaran
• Data base untuk program perencanaan pengelolaan
tanah-tanaman

Ketepatan hasil analisis sangat tergantung, antara lain


pada faktor cara pengambilan contoh tanah
INTERPRETASI HASIL ANALISIS TANAH
Interpretasi hasil-hasil analisis

 Hasil-hasil analisis yang diperoleh dari analisis


kimia tanah harus dinterpretasikan dengan
benar
 Hal ini biasanya dilakukan melalui beberapa
tipe korelasi yang ditetapkan sebelumnya
antara hasil-hasil analisis dengan respon
tanaman di lapangan yang telah diketahui
Tanah Subur
Bila sifat-sifat:
Baik

Inflitrasi, Perkolasi,
Fisik Permeabilitas, Aerasi,
Drainase,
Terkait dengan udara dan air Konsistensi Plastisitas,
Erodibilitas

Kimia Potensi, Kapasitas, Intensitas,


Retensi, Fiksasi, Imobilitasi,
Terkait dengan hara Leaching, Release

Biologi Dekomposisi,
Mineralisasi, Transformasi
Terkait dengan kehidupam Fiksasi N, Pelarut P
Istilah untuk Dasar Interpretasi
Potensial: C-organik, Tekstur, Total Unsur Hara
Aktual: pH, KTK, Unsur-unsur N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, B, Mo, Cl dalam betuk
Tersedia
Kapasitas: Kemampuan tanah menyimpan dan menyediakan kebutuhan
pertumbuhan tanaman (hara, air, udara) untuk periode tertentu
Intensitas: Kemampuan tanah menyediakan langsung kebutuhan untuk
pertumbuhan tanaman secara terus menerus (unit waktu)
Retensi: Pengikatan oleh fase padat tanah (hara, air)
Fiksasi: Berkurangnya ketersediaan unsur hara akibat mekanisme retensi
tertentu
Imobilisasi: Ketidak tersediaan hara karena diambil oleh mikroorganisme
Leaching: Kehilangan hara melalui pencucian
Release: Pelepasan unsur hara dari ikatan tertentu menjadi tersedia bagi
tanaman
Prinsip Analisis Tanah

 Analisis Tanah: sifat kimia, sifat fisika, dan biologi


 Pengertian Analisis Tanah: secara sempit dan secara
luas
• Secara sempit → hanya menentukan status hara
• Secara luas → meliputi interpretasi, evaluasi, dan
rekomendasi pemupukan dengan memperhatikan
pertimbangan-pertimbangan lainnya
Permintaan : Dr. Sri Rochayati, M.Sc
Asal/Lokasi : Desa Batur - Getasan/ Kab. Semarang
Objek : ANSORFT - BPT
Tgl.Penerimaan : 27 September 2017
Tgl.Pengujian 1 : 5 Oktober - 11 November 2017
Tgl.Pengujian 2 : 19 November - 30 November 2017
Jumlah : 38 Contoh
P. 1
Nomor Contoh Batas Seri Tekstur (pipet) Ekstrak 1:5 Terhadap contoh kering 105 oC
Horison No. pH Bahan organik HCl 25% Nilai Tukar Kation (NH4-Acetat 1N, pH7) Eks. Total (HNO3)
Pengirim Pasir Debu Liat Kjeldahl Olsen
Atas -bawah 087 H2O KCl N P2O5 K2O P2O5 Ca Mg K Na Jumlah KTK KB * P K Fe Cu Zn B Pb Cd As Hg
cm --------- % -------- ------- % ------ -- mg/100 g -- -- ppm -- -------------------------- cmolc/kg ------------------------ % ----------- % ---------------- ------ ppm ---------- -- ppb --

Paizin/Poktan Sayur Madani 1 31 36 33 6.8 5.7 0.51 445 27 375 17.23 3.14 0.51 0.26 21.14 23.47 90 0.29 0.10 6.57 83 114 35 49 td 0.03 td
Mohlasan/Poktan Sayur Madani 2 26 47 27 6.2 5.3 0.45 237 14 128 7.18 1.00 0.23 0.22 8.63 19.57 44 0.19 0.05 6.51 90 95 33 47 td 0.01 td
Misdi/Poktan Sayur Madani 3 25 52 23 5.1 4.4 0.69 410 52 136 10.85 1.09 1.07 0.32 13.33 20.06 66 0.25 0.15 8.09 90 105 39 62 td 0.07 td
Hison/Poktan Sayur Madani 4 31 36 33 6.2 5.3 0.43 305 28 342 11.39 2.04 0.52 0.25 14.20 19.75 72 0.23 0.10 8.09 97 112 38 59 td 0.09 td
Komari/Poktan Sayur Madani 5 23 56 21 7.0 5.7 0.47 382 12 186 17.35 2.63 0.16 0.21 20.35 23.86 85 0.26 0.06 8.56 87 120 40 63 td 0.06 td
Sayuti/Poktan Sayur Madani 6 26 55 19 6.6 5.5 0.45 283 13 274 9.83 1.21 0.18 0.21 11.43 22.60 51 0.23 0.07 7.04 94 110 37 55 td td td
Robani/Poktan Sayur Madani 7 29 40 31 6.3 5.4 0.43 135 15 138 9.20 1.78 0.26 0.23 11.47 23.91 48 0.14 0.06 8.06 76 98 39 50 td td td
Nurcholis/Poktan Sayur Madani 8 31 45 24 5.7 4.8 0.49 350 18 105 7.47 1.02 0.31 0.27 9.07 20.34 45 0.22 0.09 5.97 98 114 38 51 td 0.03 td
Suhudi/Poktan Sayur Madani 9 28 57 15 6.0 5.3 0.53 260 12 78 8.86 1.24 0.17 0.43 10.70 21.50 50 0.21 0.10 6.05 90 113 35 49 td 0.02 td
Nurchoiri/Poktan Sayur Madani 10 29 56 15 6.5 5.6 0.43 235 7 65 9.18 1.06 0.07 0.20 10.51 18.81 56 0.19 0.06 6.06 76 101 40 55 td 0.05 td
Suwarso/Minang Bangkit Merbabu 11 37 45 18 6.0 5.1 0.54 247 7 79 4.73 0.74 0.06 0.21 5.74 15.53 37 0.19 0.06 6.18 78 101 37 45 td 0.02 td
Widianto/Minang Bangkit Merbabu 12 34 48 18 6.3 5.5 0.51 378 11 268 10.58 1.70 0.15 0.23 12.66 20.87 61 0.26 0.07 5.39 95 108 35 45 td td td
Wahyudi/Minang Bangkit Merbabu 13 35 48 17 6.2 5.4 0.31 237 7 48 5.79 0.68 0.08 0.22 6.77 18.33 37 0.18 0.06 5.83 80 97 38 48 td 0.26 td
Dulhadi/Minang Bangkit Merbabu 14 34 50 16 6.5 5.6 0.29 294 5 82 9.27 0.71 0.04 0.22 10.24 19.90 51 0.17 0.05 5.76 77 97 42 49 td 0.03 td
Eko Santoso/Minang Bangkit Merbabu 15 41 47 12 6.5 5.5 0.33 361 11 141 10.22 1.67 0.12 0.37 12.38 18.10 68 0.23 0.07 5.08 84 126 40 47 td 0.02 td
Paidi/Minang Bangkit Merbabu 16 36 46 18 6.6 5.7 0.41 326 32 114 15.39 3.69 0.61 0.31 20.00 27.03 74 0.23 0.13 7.53 85 142 46 58 td td td
Suroso/Poktan Jaya Abadi 17 28 48 24 6.6 5.7 0.36 323 20 154 11.73 3.48 0.36 0.25 15.82 23.88 66 0.25 0.09 7.67 103 124 41 63 td 0.02 td
Paidi/Poktan Jaya Abadi 18 30 46 24 6.3 5.5 0.29 295 18 86 8.52 1.41 0.32 0.29 10.54 20.41 52 0.04 0.13 11.61 41 84 38 50 td 0.02 td
Pawit Teguh/Poktan Jaya Abadi 19 35 53 12 6.3 5.4 0.34 166 6 35 5.44 0.81 0.05 0.22 6.52 17.53 37 0.12 0.08 8.91 61 81 29 47 td 0.06 td
Kriteria penilaian hasil analisis tanah
Nilai
Parameter tanah * Sangat
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
tinggi
<1 1-2 2-3 3-5 >5
C (%) <0,1 0,1-0,2 0,21-0,5 0,51-0,75 >0,75
N (%) <5 5-10 11-15 16-25 >25
C/N <15 15-20 21-40 41-60 >60
P2O5 HCl 25% (mg/100g) <4 5-7 8-10 11-15 >15
P2O5 Bray (ppm P) <5 5-10 11-15 16-20 >20
P2O5 Olsen (ppm P) <10 10-20 21-40 41-60 >60
K2O HCl 25% (mg/100g) <5 5-16 17-24 25-40 >40
KTK/CEC (me/100 g tanah)
Susunan kation <2 2-5 6-10 11-20 >20
Ca (me/100 g tanah) <0,3 0,4-1 1,1-2,0 2,1-8,0 >8
Mg (me/100 g tanah) <0,1 0,1-0,3 0,4-0,5 0,6-1,0 >1
K (me/100 g tanah) <0,1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 >1
Na (me/100 g tanah) <20 20-40 41-60 61-80 >80
Kejenuhan Basa (%) <5 5-10 10-20 20-40 >40
Kejenuhan Alumunium (%) <5 5-10 11-20 20-40 >40
Cadangan mineral (%) <1 1-2 2-3 3-4 >4
Salinitas/DHL (dS/m) <2 2-3 5-10 10-15 >15
Persentase natrium dapat tukar/ESP (%)

Sangat masam Masam Agak masam Netral Agak alkalis Alkalis


pH H2O <4,5 4,5-5,5 5,5-6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 >8,5

Unsur mikro DTPA* Defisiensi Marginal Cukup

Zn (ppm) 0,5 0,5-1,0 1,0


Fe (ppm) 2,5 2,5-4,5 4,5
Mn (ppm) 1,0 - 1,0
Cu (ppm) 0,2 - 0,2
Unsur makro & mikro Nilai
Morgan* Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Ca (ppm) 71 107 143 286 572


Mg (ppm) 2 4 6 23 60
K (ppm) 8 12 21 36 58
Mn (ppm) 1 1 3 9 23
Al (ppm 1 3 8 21 40
Fe (ppm) 1 3 5 19 53
P (ppm) 1 2 3 9 13
NH4 (ppm) 2 2 3 8 21
NO3 (ppm) 1 2 4 10 20
SO4 (ppm) 20 40 100 250 400
Cl (ppm) 30 50 100 325 600
Clay = liat Silt = debu
Silty Clay = liat berdebu Silty Loam = lempung berdebu
Sandy Clay = liat berpasir Loam = lempung
Silty Clay Loam = lempung liat berdebu Sandy Loam = lempung berpasir
Sandy Clay Loam = lempung liat berpasir Loamy Sand = pasir berlempung
Clay Loam = lempung berliat Sand = pasir
Persyaratan logam berat dalam tanah
Elemen Batas kritis
mg/kg atau ppm
Ag 2
As 40-50
Au >0,02
Cd 3-8
Co 25-50
Cr 75-100
Cu 60-125
Hg 0,3-5
Mn 1500-3000
Mo 2-10
Ni 100
Pb 100-400
Sb 5-10
Se 5-10
Sn 50
Ti 1
Zn 70-400

Sumber: Alloway (1995)


Interpretasi Hasil Analisis
Potensial
 Kemasaman: pH, C-organik, K, Na, Ca, Mg
 Penyangga (Hara, Air):
C-organik, K, Na, Ca, Mg, KTK, Kejenuhan Basa (KB), Tekstur

Aktual
• pH → Kapur, belerang
• C-organik → pupuk kandang ; N → Urea, NPK
• C/N → mikroorganisme
• P → SP-36, NPK, P-alam
• K → KCl, NPK
• Na → Pencucian
• Ca dan Mg → kapur, dolomit, kieserit
• KTK → bahan organik
Contoh Perhitungan Berdasarkan Bobot Tanah
Misal: Hasil analisis N-total = 0,16%
Hasil analisis tanah: N-total 0,16% (Rendah)
Standar 0,20% (Sedang)
Perlu ditingkatkan : 0,20% - 0,16% = 0,04%
Berapa kg pupuk Urea dibutuhkan?
Kadar N-total Tanah yang ditingkatkan = 0,04/100 x 2 x 1000 ton = 0,8 ton
(berat tanah kedalaman 20 cm, BD=1)
Bobot tanah seputar akar yang efektif: 10% =0,08 ton = 80 kg
15% = 1,12 ton = 120 kg
Kadar N pupuk Urea = 45%
Jadi kebutuhan pupuk Urea = 100/45 x 80 kg/ha = 300 kg/ha

= 100/45 x 120 kg/ha = 450 kg/ha


Contoh Interpretasi
hasil-hasil analisis Kelas status Kadar hara P Dosis
tanah berdasar Uji hara P tanah terekstrak HCl 25% rekomendasi
Tanah
mg P2O5/100 g kg SP-36/ha
REKOMENDASI Rendah < 20 100
PUPUK P Sedang 20 – 40 75
Tinggi > 40 50

Kelas Kadar hara Dosis rekomendasi


status hara terekstrak HCl Dengan Tanpa
K tanah 25%
REKOMENDASI Jerami Jerami
PUPUK K mg K2O/100 g kg KCl/ha
Rendah < 10 50 100
Sedang 10 – 20 0 50
Jerami 5 ton/ha
Tinggi > 20 0 50
Contoh Rekomendasi Dosis Pupuk Berdasarkan
Status Hara dan Target Produksi
Status Hara Tanpa Bahan Organik
NPK Produktivitas padi
P K
15-15-15 <5 t/ha 5-6 t/ha >6 t/ha
kg/ha Urea (kg/ha)
Tinggi Tinggi 225 125 175 225
Sedang 225 125 175 225
Rendah 300 100 150 200
Sedang Tinggi 225 125 175 225
Sedang 225 125 175 225
Rendah 300 100 150 200
Rendah Tinggi 225 125 175 225
Sedang 225 125 175 225
Rendah 350 85 135 185
 Urea untuk memenuhi kebutuhan N (tergantung produktivitas atau
target hasil)
 Bila hanya menggunakan NPK 15-15-15 terutama pada status PK tinggi
atau P tinggi K sedang  akan terjadi kelebihan hara P dan K
Status PK Urea SP-36 KCl
REKOMENDASI
PUPUK JAGUNG kg/ha
RR 350 250 100
(9 kombinasi RS 350 250 75
status hara) RT 350 250 75
SR 350 175 100
SS 350 175 75
ST 350 175 75
TR 350 100 100
TS 350 100 75
TT 350 100 75
REKOMENDASI Status PK Urea SP-36 KCl
PUPUK KEDELAI kg/ha
(9 kombinasi status RR 50 100 100
hara) RS 50 100 75
RT 50 100 75
SR 50 75 100
SS 50 75 75
ST 50 75 75
TR 50 50 100
TS 50 50 75
Rekomendasi Pupuk N Padi Sawah
• Ditentukan berdasarkan tingkat produktivitas padi sawah
– Produktivitas < 5 t/ha = 200 kg urea/ha
– Produktivitas 5 – 6 t/ha = 250 kg urea/ha
– Produktivitas > 6 t/ha = 300 kg urea/ha
• Selain data produktivitas per kecamatan, juga
mempertimbangkan potensi hasil padi yang ditanam serta
peningkatan hasil padi yang diharapkan
Sifat Umum Tanah-Tanah Indonesia(Sebagai Dasar Interpretasi)
Tanah Masam
 Defisiensi unsur K, Ca, Mg karena adanya proses pencucian akibat c.h. tinggi
 Defisiensi unsur P karena adanya proses fiksasi oleh Al, Fe, Mn
 Defisiensi unsur Zn karena unsur mikro tercuci
 Keracunan unsur Al, Fe, Mn karena kelarutannya tinggi

Tanah Alkalin atau Tanah Berkapur


 Defisiensi unsur N karena menguap (pH tinggi)
 Defisiensi unsur P karena adanya proses fiksasi oleh Ca
 Defisiensi unsur Zn, Cu, Mo karena diikat oleh OH

Tanah Gambut
 Defisiensi unsur N, P, K, Ca, Mg karena memang ketersediaannya sangat rendah
 Defisiensi unsur Cu, Zn, karena diikat dan dikelat oleh bahan organik
 Defisiensi mikroorganisme karena diversifikasi rendah

Tanah Sawah
 Defisiensi unsur C karena intensifikasi dan umumnya jerami dibakar atau diangkut
keluar lahan
 Defisiensi N, P, K karena intensifikasi
 Defisiensi unsur Zn karena ketersediaannya rendah dan tidak ditambahkan
Lanjutan………
Tanah Tegal (Tanah Kering)
 Defisiensi unsur N, K, Ca, Mg karena nitrat dan basa-basa tercuci
 Defisiensi unsur C karena teroksidasi dan pengolahan tanah
intensif

Tanah Berpasir
 Defisiensi air karena kandungan liat dan bahan organik rendah
 Defisiensi unsur N, K, Ca, Mg karena nitrat dan basa-basa tercuci
 Defisiensi unsur Zn, B karena tercuci
 Defisiensi unsur C karena teroksidasi dan pengolahan tanah
intensif

Tanah Berliat
 Keebihan air karena drainasi buruk
 Defisiensi unsur N, K difiksasi oleh liat
INTERPRETASI HASIL ANALISIS TANAMAN
Analisis Jaringan Tanaman
Cakupan analisis
 Arti sempit penentuan konsentrasi unsur hara/ fraksi unsur hara yang
dapat diekstraksi dalam contoh tanaman;
 Arti luas → mencakup analisis komponen2 organik yang merupakan
bagian kualitas tanaman
Jenis analisis tanaman
 Analisis uji jaringan cepat (Semikuantitatif)  mengukur unsur hara
dalam cairan sel dari jaringan tanaman segar untuk menduga taraf unsur
hara tanaman, biasanya disajikan dalam bentuk rendah, sedang, tinggi
 Analisis kimia total yang dilakukan di laboratorium dengan teknik-
teknik analisis yang lebih teliti (Kuantitatif)  mengukur unsur-unsur
yang telah diinkorporasikan ke dalam jaringan tanaman dan unsur-unsur
yang masih berada dalam larutan tanaman, dipandang sebagai ukuran
akhir dari ketersediaan unsur hara
Semua analisis dapat digunakan pada beberapa fase pertumbuhan tanaman
(bagian tanaman/keseluruhan).
Tujuan Umum Analisis Tanaman
 Mendiagnosa atau memperkuat diagnosis gejala kekurangan
unsur hara;
 Mengidentifikasi masalah yang terselubung;
 Mengetahui kekurangan hara sedini mungkin sehingga
mempercepat perbaikan tanah yang menunjukkan
kekahatan unsur hara;
 Menentukan apakah unsur hara yang diberikan diserap
tanaman;
 Mengetahui interaksi atau antagonisme diantara unsur hara
yang diberikan;
 Membantu memahami fungsi hara dalam tanaman;
 Membantu dalam mengidentifikasi masalah.
Kegunaan Analisis Tanaman
 Untuk membantu menentukan kemampuan tanah dalam
mensuplai unsur hara
 Untuk membantu mengidentifikasikan gejala defisiensi dan
menentukan saat-saat kekurangan unsur hara sebelum
muncul gejala defisiensi
 Untuk membantu menentukan efek perlakuan kesuburan
terhadap suplai unsur hara dalam tanaman
 Untuk mengkaji hubungan antara status unsur hara tanaman
dan penampilan tanaman
 Untuk mensurvei daerah yang luas
Tingkat Kritis Unsur Hara

 Istilah tingkat kritis biasanya berhubungan


dengan ambang batas defisiensi dan
kecukupan, tergantung dari unsur hara dan
jenis tanaman
 Tingkat kritis pada analisis tanaman
mengikuti hukum minimum, menggunakan
pendekatan yang dikembangkan oleh Cate
dan Nelson
Contoh tingkat kritis unsur hara dalam tanaman
Unsur hara Satuan Tebu Padi Jagung Kedelai
Nitrogen %N 1,5 2,5 3,0 4,2
Fosfor %P 0,05 0,10 0,25 0,26
Kalium %K 2,25 1,00 1,90 1,71
Kalsium %Ca 0,15 0,15 0,40 0,36
Magnesium %Mg 0,10 0,10 0,25 0,26
Belerang %S 0,01 0,10 - -
Boron ppm B 1 3,4 10 21
Tembaga ppm Cu 5 6 5 10
Besi ppm Fe 10 70 15 51
Mangan ppm Mn 10 20 15 21
Molibdenum ppm Mo - - 0,1 1,0
Seng ppm Zn 10 10 15 21
Silika %Si - 5 - -
Sumber: Sanchez (1976)
o
Identitas Contoh Terhadap contoh kering 105 C
Nomor Pengirim Organik Kjeldahl T o t a l HNO3
Urut Lab Kode Nama C N P K Ca Mg S Al
--------------------- % --------------------- ----- ppm -----
28 16.09.585.P,K.Tn.1087N0 Kg : 60% I Stover 42.85 1.96 0.20 2.13 1.32 0.32 0.100 421
29 16.09.585.P,K.Tn.1088N22,5 Kg : 60% I 44.95 1.29 0.12 1.77 1.26 0.48 0.078 410
30 16.09.585.P,K.Tn.1089N45 Kg : 60% I 46.11 1.45 0.16 1.89 1.24 0.45 0.107 770
31 16.09.585.P,K.Tn.1090N0 Kg : 80% I 45.30 1.35 0.17 1.87 1.35 0.34 0.075 328
32 16.09.585.P,K.Tn.1091N22,5 Kg : 80% I 45.99 1.18 0.11 2.01 1.22 0.39 0.016 328
33 16.09.585.P,K.Tn.1092N45 Kg : 80% I 46.58 1.29 0.15 1.87 1.49 0.39 0.062 617
34 16.09.585.P,K.Tn.1093N0 Kg : 100% I 43.08 1.64 0.12 2.44 1.21 0.31 0.092 333
35 16.09.585.P,K.Tn.1094N22,5 Kg : 100% I 44.60 1.11 0.13 2.30 1.14 0.22 0.064 371
36 16.09.585.P,K.Tn.1095N45 Kg : 100% I 45.41 1.24 0.16 2.75 1.33 0.27 0.075 399
Persyaratan logam berat dalam tanaman
Elemen Batas kritis
mg/kg atau ppm
Ag 1-4
As 1-20
Au <1
Cd 4-200
Co 4-40
Cr 2-18
Cu 5-64
Hg 1-8
Mn 100-700
Mo 5
Ni 8-220
Pb 20
Sb 1-2
Se 3-40
Sn 63
Ti 3
Zn 100-900

Sumber: Alloway (1995)


INTERPRETASI HASIL ANALISIS PUPUK
Dasar Interpretasi Hasil Analisis Pupuk
 Mengacu pada persyaratan mutu Standar
Nasional Indonesia (SNI), apabila belum ada
SNI-nya maka mengacu pada Persyaratan
Teknis Minimal (PTM)
 Parameter hasil analisis pupuk harus
memenuhi persyaratan mutu pupuk yang
berlaku
 Apabila tidak memenuhi syarat maka pupuk
yang diuji mempunyai mutu yang rendah
sehingga tidak lulus uji mutu pupuk
Syarat Mutu Pupuk

1. SNI Pupuk An-organik


 Pupuk SNI wajib
 Pupuk SNI sukarela
2. SNI Pupuk Organik Padat (sedang dalam proses)
3. Peraturan Menteri Pertanian No.36/Permentan/SR/10/2017 tentang
Pendaftaran Pupuk Anorganik
 Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (4) Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 36/PERMENTAN/SR/10/2017 tentang
Pendaftaran Pupuk An-organik, ditetapkan Keputusan Menteri
Pertanian tentang Persyaratan Teknis Minimal Pupuk An-organik
No.209/Kpts/SR.320/3/2018
4. Permentan No.70/Permentan/ SR.140/10/2011 tentang Pupuk
Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah (Revisi dalam proses)
Contoh Hasil Analisis Pupuk Anorganik
Klaim custumor: Pupuk Amonium Sulfat (ZA)

Parameter Satuan Standar Mutu Hasil Analisis


SNI 02-1760-2005 Sampel
Kadar nitrogen % Minimal 20,8 22,5
Kadar belerang % Minimal 23,8 20,1
Asam bebas (sebagai H2SO4) % Maksimal 0,1 0,1
Kadar air % Maksimal 1,0 0,9

Catatan: Semua persyaratan kecuali kadar air, dihitung atas dasar bahan kering

Kesimpulan:
Pupuk yang diuji Tidak Memenuhi Standar
Mutu SNI 02-1760-2005
Contoh Hasil Analisis Pupuk Anorganik
Klaim custumor: Pupuk Majemuk NPKCaMg
Parameter Satuan Persyaratan Teknis Minimal Hasil Analisis
KepMentan RI No. Sampel
209/Kpts/SR.320/3/2018
Total Nitrogen % Minimal 6 15
Total fosfor sebagai P2O5 % Minimal 6 12
Total kalium sebagai K2O % Minimal 6 10
Total N+P2O5+K2O % Minimal 30 37
Kalsium sebagai CaO % Minimal 15 20
Magnesium sebagai MgO % Minimal 9 14
Kadar air % Maksimal 1,0 1,0
Logam Berat:
As ppm Maks 100 ppm 20
Hg ppm Maks 10 ppm 1
Cd ppm Maks 100 ppm 10
Pb ppm Maks 500 ppm 50
Catatan: Semua persyaratan kecuali kadar air, dihitung atas dasar bahan kering
Contoh Hasil Analisis Pupuk Organik Padat
Parameter Satuan Standar Mutu Hasil Analisis
Permentan No. Sampel
70/Permentan/SR.140/10/2011
pH (H2O) - 4-9 6,3
Kadar Air % 8 - 20 16,45
Bahan ikutan % maks 2 0,00
C-organik % min 15 15,55
N-total % 0,95
C/N - 15 - 25 16
P2O5-total % 1,56
K2O-total % 1,65
Hara makro total:
(N+ P2O5+K2O) % min 4 4,16
Fe-total ppm maks 9000 7011
Mn-total ppm maks 5000 454
Zn-total ppm maks 5000 44
Pb-total ppm maks 50 6
Cd-total ppm maks 2 0,4
As-total ppm maks 10 0,2
Hg-total ppm maks 1 td
La-total* ppm 0 0,0
Ce-total* ppm 0 0,0
Escherichia coli MPN/ml maks 102 < 30
Salmonella sp MPN/ml maks 102 < 30

Anda mungkin juga menyukai