LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
NOMOR : HK.02.02/I/ /2017
TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketatalaksanaan pemerintah merupakan pengaturan tentang cara
melaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan pemerintahan di
lingkungan instansi pemerintah. Salah satu komponen penting dalam
ketatalaksanaan pemerintah adalah administrasi umum. Ruang lingkup
administrasi umum meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan
akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran.
Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum meliputi,
antara lain, pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan
lambang Negara, logo, dan cap dinas, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, pengurusan naskah dinas korespondensi, kewenangan, perubahan,
pencabutan, pembatalan produk hukum, dan ralat.
C. SASARAN
1. Tercapainya kesamaan pengertian, bahasa dan penafsiran penyelenggaraan
TND di seluruh unit pengolah di Lingkungan Ditjen P2P.
2. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan TND dengan unsur lainnya dalam
lingkup administrasi umum.
3. Tercapainya kemudahan dalam pengendalian komunikasi tulis.
4. Tercapainya penyelenggaraan TND yang efisien dan efektif.
D. ASAS
a. Asas Efektif dan Efisien
Tata cara penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, penentuan
spesifikasi informasi secara efektif dan efisien serta penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik, benar dan lugas sangat diperlukan dalam
penyelenggaraan tata naskah dinas.
b. Asas Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah
dibakukan termasuk jenis, penyusunan naskah dinas, dan tata cara
penyelenggaraannya.
c. Asas Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi,
format, prosedur, kearsipan, kewenangan, dan keabsahan.
d. Asas Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas terkait dengan unsur
administrasi umum lainnya.
e. Asas Kecepatan dan Ketepatan
Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi satuan kerja dan organisasi,
naskah dinas harus dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran, antara
lain dilihat dari kejelasan redaksional, kemudahan prosedural, kecepatan
penyampaian, dan distribusi.
f. Asas Keamanan
Naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi/isi mulai dari
penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan,
kearsipan, dan distribusi.
E. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis TND Ditjen P2P, meliputi berbagai kegiatan yang
mencakup pengaturan jenis dan susunan naskah dinas, prinsip dan prosedur
penyusunan naskah dinas termasuk penggunaan logo, cap dinas, dan amplop
serta kewenangan penandatangan naskah dinas di seluruh unit pengolah di
Lingkungan Ditjen P2P.
F. PENGERTIAN UMUM
1. Administrasi Umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi
tata naskah dinas (persuratan, distribusi, formulir, dan media), penamaan
lembaga, singkatan, kearsipan, dan tata ruang perkantoran.
2. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata letak
dan redaksional, serta penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas.
3. Kode Klasifikasi Naskah adalah tanda pengenal isi naskah berdasarkan sistem
Tata Kearsipan Dinamis Kementerian Kesehatan.
4. Komunikasi Intern adalah tata hubungan dalam penyampaian informasi
kedinasan yang dilakukan antar pejabat dalam satuan kerja, secara vertikal
dan/ atau horizontal.
5. Komunikasi Ekstern adalah tata hubungan antar unit dalam penyampaian
informasi kedinasan yang dilakukan oleh satuan kerja dengan pihak lain di
luar lingkungan satuan kerja yang bersangkutan.
6. Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas adalah hak dan kewajiban yang
ada pada pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab kedinasan pada jabatannya.
7. Lambang Negara adalah simbol Negara yang dituangkan dalam gambar
burung Garuda sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
8. Logo adalah gambar/huruf sebagai identitas lembaga Negara, pemerintah
daerah, perguruan tinggi negeri, dan Badan Usahan Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah.
9. Lampiran adalah bahan keterangan yang disertakan pada surat asli sebagai
bukti, penguat tambahan terhadap apa yang dinyatakan di dalam surat.
10. Naskah Dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan
yang dibuat dan diterima oleh pejabat yang berwenang di lingkungan
Direktorat Jenderal P2P.
11. Petunjuk Pelaksanaan adalah naskah dinas pengaturan yang memuat cara
pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan pelaksanannya.
12. Petunjuk Teknis adalah naskah dinas bimbingan yang merupakan tuntunan
operasional/administrasi/teknis setiap pegawai dalam melaksanakan
kegiatan.
13. Tata Naskah Dinas adalah pengaturan tentang jenis dan format, teknik
penyusunan, kewenangan penandatanganan, serta pengamanan naskah dinas
yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
14. Tembusan surat adalah hasil penggandaan dari suatu naskah dinas yang
jumlahnya sesuai dengan jumlah pejabat atau satuan kerja yang dipandang
perlu untuk mengetahui isi surat dan disebut dalam naskah asli sebagai
penerima tembusan.
15. Verbal konsep surat adalah rancangan surat yang ditulis dalam bentuk verbal
oleh staf atau pejabat yang terkait dengan subtansi isi surat yang kemudian
diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang akan menetapkan dan berwenang
menandatangani surat tersebut.
16. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unit pelaksana Teknis yang berada di
bawah Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
BAB II
JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
i. Menetapkan/mengubah status
kepegawaian/personal/keanggotaan/material/peristiwa;
c) Susunan
(1) Kepala
Bagian kepala Surat Perintah terdiri dari:
1) kop naskah dinas, yang berisi lambang negara
dan nama jabatan untuk Menteri Kesehatan
atau logo Kementerian Kesehatan untuk
pejabat eselon I kebawah;
2) kata surat perintah, ditulis dengan huruf
kapital secara simetris; dan
3) nomor, berada di bawah tulisan Surat
Perintah.
(2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Perintah terdiri dari
halberikut:
i. konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau
dasar: pertimbangan memuat alasan ditetapkannya
Surat Perintah; dasar memuat ketentuan yang
dijadikan landasan ditetapkannya Surat Perintah
tersebut.
ii. diktum dimulai dengan kata memberi perintah,
ditulis dengan huruf kapital dicantumkan secara
simetris, diikuti kata kepada di tepi kiri serta nama
dan jabatan pegawai yang mendapat tugas. Di
bawah kata kepada ditulis kata untuk disertai
tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
(3) Kaki
Bagian kaki Surat Perintah terdiri dari:
i. tanggal Surat Perintah;
ii. nama jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya,
dan diakhiri dengan tanda baca koma;
iii. tanda tangan pejabat yang menugasi;
iv. nama lengkap pejabat yang menandatangani Surat
Perintah, ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap
awal unsurnya dan mencantumkan NIP;dan
v. cap dinas.
d) Distribusi dan Tembusan
i. Surat perintah disampaikan kepada yang mendapat tugas
ii. Tembusan surat perintah disampaikan kepada unit
kerja/satuan kerja yang terkait.
e) Hal yang perlu diperhatikan
c) Susunan
(1) Kepala
Bagian kepala Surat Dinas terdiri dari :
Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama
jabatan untuk Menteri Kesehatan atau logo Kementerian
Kesehatan untuk pejabat eselon I ke bawah;
1) Nomor, sifat, lampiran, dan hal, yang diketik dengan
huruf awal kapital di sebelah kiri di bawah kop surat
dinas;
2) Tempat dicantumkan apabila berbeda dengan alamat
yang ada di kop surat dan diikuti dengan tanggal
pembuatan surat, yang diketik sebelah kanan atas
sejajar/sebaris dengan nomor;
3) Kata Yth., yang ditulis dibawah hal, diikuti dengan nama
atau jabatan yang dikirimi surat; dan
4) Alamat surat, yang ditulis di bawah Yth.
(2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat dinas terdiri dari alinea
pembuka, isi, dan penutup.
(3) Kaki
Bagian kaki surat dinas ditempatkan di sebelah kanan
bawah, yang terdiri dari :
1) Nama jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri
tanda baca koma;
2) Tanda tangan pejabat;
3) Nama lengkap, pejabat/penanda tangan, ditulis dengan
huruf awal kapital dan mencantumkan NIP (kecuali
naskah dinas yang ditandatangani menteri);
4) Cap dinas, yang digunakan sesuai dengan ketentuan;
dan
5) Tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat penerima
(jika ada).
d) Distribusi
Surat dinas disampaikan kepada penerima yang berhak secara
cepat dan tepat waktu, lengkap serta aman. Pendistribusian
surat dinas diikuti dengan tindakan pengendalian.
2) Surat Undangan
1) Pengertian
Surat undangan adalah naskah dinas eksternal yang memuat
undangan kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat
tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan tertentu,
seperti rapat, upacara, dan pertemuan.
2) Kewenangan
Surat undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan
tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat undangan terdiri dari:
(1) Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan
nama jabatan untuk Menteri Kesehatanatau logo
Kementerian Kesehatan untuk pejabat eselon I ke
bawah;
(2) Nomor, sifat, lampiran, dan hal, yang diketik
dengan huruf awal kapital di sebelah kiri di bawah
kop naskah dinas;
(3) Tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah
kanan atau sejajar/sebaris dengan nomor; dan
(4) Kata Yth., ditulis di bawah hal, yang diikuti
dengan nama atau jabatan, dan alamat yang
menerima surat undangan (jika diperlukan).
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat undangan terdiri dari:
(1) Alinea pembuka
(2) Isi undangan, yang meliputi hari, tanggal,
waktu, tempat, dan acara.
b. Surat Kuasa
Surat kuasa terdiri dari dua jenis, yaitu surat kuasa biasa dan surat
kuasa untuk penandatanganan perjanjian internasional (full powers).
1) Pengertian
a) Surat Kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian
wewenang kepada badan hukum/kelompok
orang/perseorangan atau pihak lain dengan atas namanya
untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka
kedinasan; dan
b) Surat kuasa untuk penandatanganan perjanjian internasional
(full powers) adalah surat yang dikeluarkan oleh Menteri
Kesehatan yang memberikan kuasa kepada satu atau
beberapa.
2) Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Surat Kuasa terdiri dari:
a) Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan
nama jabatan untuk Menteri Kesehatan atau logo
Kementerian Kesehatan untuk pejabat eselon I ke
bawah;
b) Judul surat kuasa; dan
c) Nomor surat kuasa.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Kuasa memuat materi yang
dikuasakan.
3) Kaki
Bagian kaki Surat Kuasa memuat keterangan tempat,
tanggal, bulan, dan tahun pembuatan serta nama, NIP
(bila ada) dan tanda tangan para pihak yang
berkepentingan, dan dibubuhi meterai sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Khusus untuk Surat
Kuasa dalam bahasa Inggris tidak menggunakan meterai
dan cap.
3) Hal yang Harus Diperhatikan
Penomoran Surat Perintah mengacu pada Pola Klasifikasi Arsip
dan Kode Unit Pengolah di Lingkungan Ditjen P2P.
c. Berita Acara
1) Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi tentang pernyataan
bahwa memang telah terjadi suatu proses pelaksanaan kegiatan
d. Surat Keterangan
1) Pengertian
Surat Keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi
mengenai hal, peristiwa atau tentang seseorang untuk
kepentingan kedinasan
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat Keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang
sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari:
e. Surat Pengantar
1) Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk
mengantar/menyampaikan barang atau naskah.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat baik yang
mengirim dan menerima sesuai dengan tugas, wewenang, dan
tanggung jawabnya.
3) Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat pengantar terdiri dari:
a) Kop naskah dinas;
b) Nomor;
c) Tanggal;
d) Nama jabatan/alamat yang dituju; dan
f. Pengumuman
1) Pengertian
Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan
tentang suatu hal yang ditujukan kepada semua
pejabat/pegawai/perseorangan/lembaga baik di dalam maupun di
luar Kementerian Kesehatan.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk
3) Susunan
1) Kepala
b) Batang Tubuh
c) Kaki
5. Telaahan Staf
a) Pengertian
Telaahan Staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat
atau staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu
persoalan dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang
disarankan.
b) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala telaahan staf terdiri dari:
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh telaahan staf terdiri dari:
6. Sertifikat
a. Pengertian
Sertifikat adalah surat penghargaan atau surat keterangan tertulis yang
tercetak dan dikeluarkan oleh instansi dan ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang sebagai bukti telah mengikuti suatu kegiatan atau
telah memenuhi standar/prosedur/syarat yang ditetapkan.
b. Wewenang Penandatanganan
Sertifikat ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi,
wewenang, dan tanggung jawabnya.
BAB III
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. PRINSIP
Penyusunan naskah dinas memperhatikan prinsip:
1. Kejelasan berarti harus memperhatikan aspek fisik dan materi.
2. Ketelitian berarti harus sesuai dengan bentuk, susunan, pengetikan, isi,
struktur dan kaidah bahasa.
3. Tepat dan akurat berarti yang dikemukakan dalam naskah dinas adalah
fakta yang benar.
4. Singkat dan padat, berarti harus menggunakan bahasa Indonesia yang
formal, efektif, singkat dan lengkap.
5. Logis dan meyakinkan berarti naskah yang disusun harus runtut dalam
penuangan gagasan ke dalam naskah dinas dan dilakukan menurut
urutan yang logis dan meyakinkan sehingga mudah dipahami oleh
penerima naskah dinas.
6. Pembakuan naskah sesuai dengan peraturan berarti naskah yang disusun
harus mengikuti aturan yang berlaku.
B. PROSEDUR
1. Penyusunan Konsep
Setiap naskah dinas yang akan ditindaklanjuti wajib dilakukan dengan
penyusunan konsep yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Contoh :
Format Verbal mengenai kegiatan Imunisasi yang ditanda tangani
Menteri Kesehatan
Contoh:
Format Verbal mengenai Naskah Dinas yang ditandatangani Eselon I,
dari unit pengolah Bagian Kepegawaian dan Umum.
Contoh:
Format Verbal mengenai proposed support anti Difteri Serum (ADS)
2017 yang ditandatangani Sesditjen, dari unit pengolah Subdit
Surveilans.
Contoh:
Format Verbal mengenai Hasil Kunjungan Lapangan Joint Malaria
Programme Review 2016 yang ditandatangani Direktur P2PTVZ, dari
unit pengolah Subdit Malaria.
Contoh:
Format Verbal mengenai Surat Edaran yang ditandatangani Menteri
Kesehatan, dari unit pengolah Subdit Imunisasi.
Contoh:
Format Verbal mengenai Surat Edaran yang ditandatangani Direktur
Jenderal P2P, dari unit pengolah Subdit Imunisasi.
2. Persetujuan Konsep
Dalam persetujuan konsep harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
2) Jenis Kertas
a) Untuk naskah dinas, digunakan jenis kertas HVS putih 80
gram.
b) Untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh menteri
menggunakan kertas Conqueror berlogo Garuda dan
diperoleh dari TU menteri.
Catatan:
5. Pembubuhan Paraf
Naskah akhir terlebih dahulu diteliti dan diparaf oleh pejabat
setingkat di bawah pejabat penanda tangan di akhir nama jabatan.
Selanjutnya pejabat dua tingkat di bawah pejabat penandatangan
memberikan paraf di awal nama jabatan. Naskah akhir Naskah dinas
dibuat menjadi dua rangkap, dengan pembubuhan paraf ditempatkan
pada lembar naskah dinas pertama.
b. Nila yang
Untuk naskah dinas Faridditandatangani
Moeloek oleh sekretaris jenderal di
lingkungan direktorat jenderal pembubuhan paraf terlebih dahulu
dilakukan oleh pimpinan unit eselon II terkait di awal nama jabatan
penandatangan dan pimpinan unit eselon I di akhir nama jabatan
penandatangan.
Contoh :
Contoh :
Mohamad Subuh
NIP 196201191989021001
Contoh II :
Untuk Naskah dinas yang ditandatangani oleh Direktur di
lingkungan Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA,
pembubuhan paraf terlebih dahulu di lakukan oleh pejabat Tata
Usaha (Eselon IV) terkait di awal nama jabatan penandatangan dan
pejabat eselon III terkait di akhir nama jabatan penandatangan.
Fidiansjah
NIP 196306271988121002
f. Untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh Kepala UPT (Eselon II)
di lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, pembubuhan paraf terlebih dahulu dilakukan oleh
pimpinan unit eselon III terkait di awal nama jabatan penandatangan
dan Kabag Tata Usaha di akhir nama jabatan penandatangan.
Contoh :
6. Warna Tinta
Tinta yang digunakan untuk penulisan surat berwarna hitam, sedangkan
untuk warna tinta yang digunakan dalam pembubuhan paraf dan tanda
tangan berwarna biru tua.
Jakarta Pusat
Contoh surat Internal Ditjen P2P : (berada dalam satu alamat yang
sama ) :
Yth. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
Jakarta
Jakarta Pusat
Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
Jakarta
Lambang negara, logo, dan cap dinas digunakan dalam tata naskah dinas
sebagai tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi. Untuk
memperoleh keseragaman dalam penyelenggaraan Tata Naskah Dinas di
2. Penggunaan Logo
a. Logo adalah tanda pengenal atau identitas berupa simbol atau huruf
yang digunakan dalam tata naskah dinas instansi pemerintah
sebagai identitas agar publik lebih mudah mengenalnya.
b. Logo yang digunakan di Kementerian Kesehatan adalah Logo
Kementerian Kesehatan dan Logo Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(Germas). Logo Kementerian Kesehatan ditempatkan di sebelah kiri
kepala surat, sedangkan Logo Germas ditempatkan di sebelah kanan
kepala surat. Unit Pelaksana Teknis (UPT) dapat mencantumkan logo
UPT disebelah kanan kepala surat menggantikan logo Germas.
c. Logo akreditasi (bagi satker yang sudah memiliki akreditasi) dapat
mencantumkan logo akreditasi di pojok kanan bawah naskah dinas.
atau
Keterangan:
2,5 cm 1,5 cm 2 cm
2,5 cm 2,7 cm
1,5 cm 1,5 cm
Keterangan:
Keterangan:
a. Jenis
Cap dinas ada 2 macam, yaitu:
1) Cap instansi
2) Cap jabatan
b. Warna
Cap dinas menggunakan tinta berwarna ungu.
c. Penggunaan
1) Cap instansi
a) Cap instansi Kementerian Kesehatan digunakan untuk
menyertai tanda tangan pejabat eselon I atas nama
Menteri Kesehatan.
b) Cap Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit digunakan dalam seluruh naskah dinas yang
dikeluarkan oleh pejabat struktural (selain Direktur
Jenderal) di lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit.
c) Cap UPT tidak diperkenankan penggunaannya dalam
naskah dinas. Cap UPT diperkenankan hanya untuk
keperluan pertanggungjawaban yang membutuhkan
identitas UPT.
2) Cap jabatan
a) Cap Menteri Kesehatan digunakan hanya untuk menyertai
tanda tangan Menteri Kesehatan atau Menteri ad. Interim
apabila Menteri Kesehatan sedang berhalangan/tidak ada.
b) Cap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit digunakan untuk menyertai tanda tangan
Direktur Jenderal atau pejabat sementara (pjs) yang
ditunjuk.
3) Penggunaan cap dinas terletak di sebelah kiri tanda tangan
naskah dinas dan mengenai tanda tangan pejabat yang
berwenang.
4) Untuk Naskah Dinas berbahasa Inggris tidak menggunakan
cap, baik cap instansi maupun jabatan.
d. Bentuk ukuran, huruf, dan isi tulisan
1) Bentuk
Bentuk cap dinas di lingkungan Kementerian Kesehatan adalah
bulat.
2) Ukuran
Ukuran setiap lingkaran pada cap dinas di lingkungan
Kementerian Kesehatan dengan ukuran diameter sebagai
berikut :
R1 R2 R3
R4
R4
R1 R2 R3 R4
b. Peruntukan
Cap dengan burung garuda digunakan dalam rangka penerbitan
dokumen kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan.
8. Nomor Halaman
Nomor halaman ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab
dan dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan
tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama
naskah dinas yang menggunakan kop naskah dinas tidak perlu
mencantumkan nomor halaman.
9. Amplop
Standar ukuran Amplop dinas adalah sebagai berikut:
a. Surat biasa: 110 x 250 mm, sedangkan untuk surat yang bersifat
rahasia pada amplop luar 115 x 255 mm dengan ketebalan 35,5 -
100 g/m2.
b. Surat dengan kertas A4 tanpa dilipat: 340 x 250 mm.
c. Warna amplop putih dipergunakan untuk naskah dinas yang
ditandatangani oleh Menteri Kesehatan dan warna amplop cokelat
muda dipergunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani
pejabat di lingkungan Kementerian Kesehatan.
d. Logo pada Amplop dicetak di sebelah kiri atas.
naskah dinas …
Dinas …
Kata pertama pada halaman 2 baris paling atas kiri adalah naskah dinas
atau bagian mana dari …dst.
-2-
Dinas …
11. Tembusan
Tembusan surat bagian ini dicantumkan di sebelah kiri bawah, yang
menunjukan bahwa pihak tersebut perlu mengetahui isi surat tersebut.
12. Lampiran
BAB IV
PENGAMANAN NASKAH DINAS
1. Sangat rahasia adalah naskah dinas yang apabila fisik dan informasinya
diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
keselamatan negara;
2. Rahasia adalah naskah dinas yang apabila fisik dan informasinya
diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat mengakibatkan
terganggunya fungsi penyelenggaraan negara, sumber daya nasional,
ketertiban umum, termasuk ekonomi makro. Apabila informasi yang
terdapat dalam naskah dinas bersifat sensitif baik bagi lembaga maupun
perorangan akan menimbulkan kerugian yang serius bagi privasi,
keuntungan kompetitif, hilangnya kepercayaan, serta merusak kemitraan
dan reputasi;
3. Terbatas adalah naskah dinas yang apabila fisik dan informasinya
diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat mengakibatkan
terganggunya pelaksanaan fungsi dan tugas lembaga, seperti kerugian
finansial yang signifikan; dan
4. Biasa/Terbuka adalah naskah dinas yang apabila fisik dan informasinya
dibuka untuk umum tidak membawa dampak apapun terhadap
keamanan negara.
Penentuan keempat tingkat klasifikasi keamanan tersebut disesuaikan
dengan kepentingan dan substansi naskah dinas.
Contoh:
PS.04.02/1/1717/R/2016
BAB V
KEWENANGAN PENANDATANGANAN
Kabag/
Koordinato Perwira
Jenis Sekretaris Dirjen Sesditjen/ Kepala r Wilker Jaga
No Menteri Kabid/ Kasubbag
Naskah Dinas Jenderal Direktur UPT
Kasubdit
1. Peraturan V V V
2. Pedoman V V V
3. Petunjuk
Pelaksanaan
V V V
/ Petunjuk
Teknis
4. Instruksi V V V
5. Keputusan V V V V V
6. Prosedur
V V V V V
Tetap
7. Surat
V V V V V
Edaran
8. Surat
V V V V V V
Perintah
9. Surat Tugas V V V V V V V **
Jenis
Sekretaris Sesditjen/ Kepala Kabag/ Kasubbag/
Menteri Dirjen Koordinato
Naskah Jenderal Direktur UPT Kabid/ Kasi Perwira
Dinas Kasubdit r Wilker Jaga
No
12. Surat
V V V V V
Undangan
13. Surat
V V V
Perjanjian
16. Surat
V V V V V
Keterangan
17. Surat
V V V V V V
Pengantar
18. Pengumuma
V V V V V
n
19. Laporan V V V V V V V
20. Telaahan
V V V V V V V
Staf
** ) Kepala Sub Bagian Tata Usaha di lingkungan Direktorat dan Pusat dapat menandatangani surat tugas
untuk bawahannya.
2. Penandatanganan
Bentuk pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas adalah
sebagai berikut:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
BAB VI
PENGENDALIAN NASKAH DINAS
b. Pencatatan
1) Naskah dinas masuk dan diterima oleh petugas penerimaan,
dikelompokkan berdasarkan kategori klasifikasi keamanan.
2) Pengendalian naskah dinas dilakukan dengan registrasi naskah
dinas pada sarana pengendalian naskah dinas (Buku Agenda
atau Agenda Elektronik). Registrasi naskah dinas meliputi:
a) Nomor urut pencatatan;
b) Tanggal penerimaan;
c) Nomor dan tanggal naskah dinas;
d) Asal naskah dinas;
e) Isi ringkas naskah dinas;
f) Unit kerja yang dituju; dan
g) Keterangan.
h) Sifat Surat
c. Pengarahan/Disposisi
1) Pengarahan/Disposisi naskah dinas masuk dengan sifat sangat
rahasia, rahasia, dan terbatas disampaikan langsung kepada
unit pengolah/pejabat yang dituju tanpa membuka sampul; dan
2) Pengarahan/Disposisi naskah dinas masuk dengan kategori
biasa/terbuka dilakukan dengan membuka, membaca dan
memahami keseluruhan isi dan maksud naskah dinas untuk
mengetahui unit pengolah/pejabat yang akan menindaklanjuti
naskah dinas tersebut.
d. Penyampaian
1) Naskah dinas masuk disampaikan kepada unit pengolah sesuai
dengan arahan disertai bukti penyampaian naskah dinas.
2) Bukti penyampaian naskah dinas masuk (Buku ekspedisi atau
lembar tanda terima penyampaian) memuat informasi tentang:
a) Nomor urut pencatatan;
b) nomor dan tanggal naskah dinas;
c) Asal naskah dinas;
d) Isi ringkas naskah dinas yang isinya dapat berupa hal atau
rangkuman isi surat sesuai kebutuhan;
e) Sifat Surat;
f) Unit kerja yang dituju;
g) Waktu penerimaan; dan
h) Tandatangan dan nama penerima di unit pengolah.
b. Penggandaan
1) Penggandaan naskah dinas adalah kegiatan memperbanyak
naskah dinas dengan sarana penggandaan yang tersedia sesuai
dengan kebutuhan.
2) Penggandaan naskah dinas dilakukan setelah naskah dinas
keluar ditandatangani oleh pejabat yang berhak.
3) Penggandaan naskah dinas keluar yang kategori klasifikasi
keamanannya sangat rahasia, rahasia, dan terbatas harus
diawasi secara ketat.
4) Halaman pertama naskah dinas harus menggunakan kop asli
dan penandatangan menggunakan cap basah.
c. Pengiriman
1) Naskah dinas keluar yang akan dikirimkan oleh unit pengolah
dimasukkan ke dalam amplop dengan mencantumkan alamat
lengkap dan nomor naskah dinas sesuai dengan kategori
klasifikasi keamanan Sangat Rahasia (SR), Rahasia (R),Terbatas
(T),dan pembubuhan cap dinas.
2) Khusus untuk naskah dinas dengan kategori klasifikasi
keamanan Sangat Rahasia (SR), Rahasia (R), Terbatas
(T),dimasukkan ke dalam amplop kedua dengan hanya
mencantumkan alamat yang dituju dan pembubuhan cap dinas.
d. Kecepatan penyampaian
a. Amat Segera/Kilat adalah surat dinas yang harus
diselesaikan/dikirim/disampaikan pada hari yang sama dengan
batas waktu 24 jam.
b. Segeraadalah surat dinas yang harus
diselesaikan/dikirim/disampaikan dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Biasa adalah surat dinas yang harus
diselesaikan/dikirim/disampaikan menurut urutan yang
diterima oleh bagian pengiriman, sesuai dengan jadwal
perjalanan caraka/kurir.
e. Penyimpanan
1) Kegiatan pengelolaan naskah dinas keluar harus
didokumentasikan oleh unit pengolah.
2) Naskah dinas keluar yang disimpan merupakan verbal, konsep
dan naskah dinas akhir yang diparaf dan ditandatangani oleh
pejabat sesuai dengan jenjang kewenangannya.
3) Penyimpanan verbal, konsep dan naskah dinas akhir keluar
diberkaskan menjadi satu kesatuan dengan naskah dinas masuk
yang memiliki informasi atau masalah yang sama.
BAB VII
PENUTUP
Pedoman Tata Naskah Dinas ini agar dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan kegiatan administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
CONTOH-CONTOH
FORMAT SURAT DINAS
Contoh 4
Format Surat Tugas
Contoh 4
Format Surat Tugas Berkelompok
CONTOH
FORMAT LAMPIRAN SURAT TUGAS UNTUK BERKELOMPOK
CONTOH 5
FORMAT NOTA DINAS
CONTOH 6
FORMAT SURAT DINAS
CONTOH 7
FORMAT SURAT UNDANGAN
CONTOH
FORMAT LAMPIRAN SURAT UNDANGAN
CONTOH 11
FORMAT SURAT PERJANJIAN ANTAR LEMBAGA DALAM NEGERI
UNTUK PEJABAT ESELON 1 KEBAWAH
CONTOH 12
FORMAT MAP UNTUK NASKAH DINAS PERJANJIAN
CONTOH 13
FORMAT SURAT KUASA
CONTOH 14
FORMAT BERITA ACARA
CONTOH 15
FORMAT SURAT KETERANGAN TENTANG SESEORANG
CONTOH 16
FORMAT SURAT KETERANGAN TENTANG HAL/PERISTIWA
CONTOH 17
FORMAT SURAT PENGANTAR
CONTOH 18
FORMAT PENGUMUMAN
CONTOH 19
FORMAT LAPORAN
CONTOH 20
FORMAT TELAAHAN STAF
CONTOH 21
FORMAT SERTIFIKAT IZIN KARANTINA.
(CERTIFICATE OF PRATIQUE)
CONTOH 21
CONTOH 22
CONTOH 22
CONTOH 23
CONTOH 24
CONTOH 25
CONTOH 26
CONTOH 27
CONTOH 28
CONTOH 29
CONTOH 30
CONTOH 31
CONTOH 32
CONTOH 33
CONTOH 34
SURAT KETERANGAN
Nomor : ..............................
telah tidak berada di tempat tugas tanpa alasan yang sah/tanpa izin pada hari
.............. tanggal ..................antara pukul ...............s.d .......
.................., ..............20.....
(Atasan Langsung)
.................................
NIP
Tembusan:
1. Pejabat Eselon II yangbersangkutan
2. Pejabat Eselon III/IV yang menanganikepegawaian
CONTOH 35
CONTOH 36
CONTOH 37
CONTOH 38
CONTOH 39
CONTOH 40
CONTOH 41
CONTOH 42
CONTOH 43