Anda di halaman 1dari 18

5 Model Jaringan

5.1. Pengantar

Model jaringan biasanya digunakan untuk membantu dalam penyelesaian proyek-


proyek tertentu seperti konstruksi atau riset dan pengembangan. Masalah penjadwalan
proyek merupakan hal yang sangat penting karena proyek diharapkan dapat selesai
tepat pada waktunya. Faktor terpenting yang perlu diperhatikan dalam penjadwalan
proyek adalah adanya kebergantungan antar kegiatan-kegiatan dalam proyek dimana
suatu kegiatan belum dapat dimulai jika kegiatan pendahulunya belum selesai
dikerjakan.

Di dalam model jaringan dikenal PERT (Program Evaluation and Review Technique)
dan CPM (Critical Path Method). PERT dan CPM merupakan metode yang
didasarkan pada jaringan yang dirancang untuk membantu dalam perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian suatu proyek. Suatu proyek didefinisikan sebagai
sekumpulan kegiatan yang saling berhubungan dengan masing-masing kegiatan
membutuhkan sumber daya dan waktu. Tujuan dari PERT dan CPM adalah
memberikan solusi analitik untuk penjadwalan kegiatan. Kegiatan-kegiatan dari suatu
proyek haruslah didefinisikan terlebih dahulu sebagai langkah awal diikuti dengan
kegiatan prasyaratnya dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan
tersebut. Kemudian, proyek tersebut diterjemahkan ke dalam suatu jaringan yang
menunjukkan hubungan antar kegiatan, yang selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
penjadwalan waktu proyek. Pada CPM waktu penyelesaian suatu kegiatan
diasumsikan deterministik sedangkan pada PERT, waktu penyelesaian kegiatan
bersifat probabilistik.

5.2. Representasi jaringan

Setiap kegiatan dari suatu proyek direpresentasikan dengan suatu busur berarah yang
menunjuk ke arah kemajuan proyek. Simpul-simpul dari jaringan (sering disebut
sebagai kegiatan) menggambarkan hubungan prasyarat di antara kegiatan-kegiatan
yang berbeda di dalam proyek. Ada tiga buah aturan yang perlu diperhatikan dalam
mengkonstruksi sebuah jaringan:

1. Setiap kegiatan diwakili oleh satu dan hanya satu busur berarah dalam jaringan.
2. Setiap kegiatan haruslah diidentifikasi oleh dua buah simpul akhir yang berbeda.
3. Untuk mempertahankan hubungan prasyarat yang benar, pertanyaan-pertanyaan
berikut haruslah dijawab ketika suatu kegiatan ditambahkan pada jaringan:
 Kegiatan mana saja yang harus mendahului kegiatan yang sekarang?
 Kegiatan mana saja yang mengikuti kegiatan yang sekarang?
 Kegiatan mana saja yang terjadi bersamaan dengan kegiatan yang
sekarang?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada aturan ketiga, mungkin dibutuhkan


kegiatan-kegiatan boneka (dummy activities) untuk meyakinkan adanya prasyarat
yang benar di antara kegiatan-kegiatan yang ada. Sebagai contoh, misalkan prasyarat-
prasyarat berikut harus dipenuhi:

103
 Kegiatan C dapat segera dimulai setelah kegiatan A dan B selesai.
 Kegiatan E dapat dimulai hanya setelah kegiatan B selesai.

A C
C
A
D

E B E
B

(a) (b)

Gambar (a) di atas memberikan representasi yang salah mengenai prasyarat-prasyarat


yang diberikan karena menunjukkan bahwa A dan B harus selesai terlebih dahulu
sebelum kegiatan E dapat dimulai. Gambar (b) memberikan representasi yang benar
dengan menggunakan kegiatan boneka D.

5.3. PERT

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk penggunaan PERT.

1. Buatlah suatu daftar yang memuat seluruh kegiatan yang ada dalam proyek
termasuk kebergantungan yang ada di antara kegiatan-kegiatan itu.
2. Buatlah diagram untuk kegiatan-kegiatan yang telah didaftarkan pada langkah 1.
3. Buatlah estimasi waktu penyelesaian setiap kegiatan beserta variansinya.
4. Tentukan waktu tercepat penyelesaian proyek dengan menggunakan estimasi
waktu penyelesaian setiap kegiatan. Waktu tercepat ini merupakan waktu tercepat
selesainya kegiatan terakhir dalam proyek tersebut.
5. Gunakan waktu tercepat ini sebagai waktu terlambat selesainya kegiatan terakhir
dalam proyek itu. Kemudian bergerak mundur ke kegiatan awal untuk menghitung
waktu paling lambat dimulainya suatu kegiatan dan waktu paling lama selesainya
kegiatan itu.
6. Hitunglah waktu tunda setiap kegiatan dengan mengambil selisih antara waktu
paling lambat dimulainya suatu kegiatan dengan waktu paling cepat dimulainya
kegiatan itu. Jalur kritis dari proyek ditentukan oleh kegiatan-kegiatan dalam
proyek itu yang memiliki waktu tunda sama dengan nol.
7. Gunakan variansi penyelesaian setiap kegiatan untuk memperkirakan variansi
waktu penyelesaian proyek. Nilai variansi ini digunakan untuk menghitung
peluang suatu proyek selesai dalam waktu yang diharapkan.

Berikut adalah suatu contoh masalah yang akan diselesaikan dengan menggunakan
langkah-langkah dari metode PERT. Suatu perusahaan berniat untuk mengembangkan
suatu produk baru yang belum ada di pasar. Untuk maksud itu, perusahaan
membentuk suatu tim yang bekerja dalam suatu proyek pengembangan produk baru.
Kegiatan dalam proyek itu diberikan dalam tabel di bawah ini dan perusahaan ingin
mengetahui dan memperkirakan ketidakpastian yang mungkin terjadi dalam
penyelesaian proyek ini.

104
Kegiatan Deskripsi Kegiatan prasyarat
langsung
A Estimasi volume penjualan -
B Desain produk -
C Riset pasar -
D Membuat model produk B
E Uji produk D
F Estimasi kapasitas produksi A
G Perhitungan biaya desain produk B
H Menyiapkan jadwal produksi D
I Pemilihan produk E, C
J Menetapkan harga jual produk A
K Perkiraan biaya produksi G, H, I
L Perkiraan pendapatan C, E
M Pembuatan laporan akhir J, K, L

Gambar jaringan untuk masalah di atas adalah sebagai berikut:

5
J
F

2
A
G
D
M
B K
1 6 7 8

C
H

E
I
L

105
Simpul menyatakan suatu kejadian selesainya suatu kegiatan sedangkan panah
menyatakan kegiatan. Langkah berikutnya adalah menghitung ekspektasi dan variansi
untuk setiap kegiatan berdasarkan informasi berikut:

 a : waktu optimis, yaitu waktu penyelesaian kegiatan jika segala segala


sesuatunya berjalan secara ideal.
 b : waktu pesimis, yaitu waktu penyelesaian kegiatan jika terjadi penundaan.
 m : waktu penyelesaian suatu kegiatan dalam keadaan normal.
 t : ekspektasi waktu penyelesaian suatu kegiatan.
 σ2 : variansi waktu penyelesaian suatu kegiatan.

Jika waktu penyelesaian suatu kegiatan berdistribusi beta, maka ekspektasi dan
variansinya adalah:

t = (a + 4m + b)/6
σ2 = (b-a)2 /36

Untuk permasalahan di atas, nilai-nilai waktu optimis, pesimis dan normal diberikan
pada tabel di bawah ini. Sedangkan nilai-nilai t dan σ2 diperoleh dari perhitungan
dengan menggunakan rumus di atas.

Kegiatan a m b t σ2
A 1 2 3 2 0,11
B 2 4 12 5 2,78
C 1 2 3 2 0,11
D 5 7 9 7 0,44
E 1 3 5 3 0,44
F 1 3,5 9 4 1,78
G 2 3,5 8 4 2,25
H 6 9,5 16 10 2,78
I 2 4 12 5 2,78
J 1 3 5 3 0,44
K 1 2,5 7 3 2,25
L 5 7 12 9 3,06
M 1 3 5 3 0,44

Selanjutnya akan dihitung waktu tercepat dimulai dan diselesaikannya suatu kegiatan.
Digunakan notasi ES (Earliest Start Time) sebagai waktu tercepat dimulainya suatu
kegiatan dan EF (Earliest Finish Time) sebagai waktu tercepat diselesaikannya suatu
kegiatan. Pada perhitungan nilai ES dan EF, waktu penyelesaian suatu kegiatan t
diasumsikan sebagai selang waktu yang tetap. Faktor variansi dari t baru
diperhitungkan pada perhitungan waktu penyelesaian proyek.

Perhitungan ES dan EF dimulai dari simpul 1 untuk kegiatan A dengan menggunakan


waktu awal sama dengan nol. Untuk kegiatan A diperoleh ES = 0, EF = ES + t = 0+2
= 2. Nilai ES dan EF ini dituliskan pada jaringan dalam kurung siku di belakang nama
kegiatan seperti contoh di bawah ini.

106
Untuk simpul lainnya yang bukan merupakan simpul awal dihitung juga nilai ES-nya
dengan menggunakan aturan: “Waktu tercepat dimulainya kegiatan yang
meninggalkan suatu simpul sama dengan nilai terbesar dari waktu tercepat
diselesaikannya kegiatan-kegiatan yang menuju simpul tersebut”.

EF
ES 5

2 t
1

Dengan menggunakan aturan ini, untuk seluruh jaringan diperoleh:

5
J
F

2
A
G
D
M
B K
1 6 7 8

C
H

E
I
L

107
Dari gambar di atas terlihat bahwa waktu tercepat selesainya proyek sama dengan
waktu tercepat selesainya kegiatan M yaitu 28 hari. Langkah kelima dari PERT
adalah menggunakan waktu 28 hari ini sebagai waktu terlambat selesainya kegiatan
M dan kemudian dihitung mundur waktu terlama dimulai dan diakhirinya kegiatan
lain sebelum kegiatan M. Akan digunakan notasi LS (Latest Starting Time) untuk
waktu paling lambat dimulainya suatu kegiatan dan LF (Latest Finish Time) sebagai
waktu paling lambat diakhirinya suatu kegiatan. Berlaku hubungan LS = LF – t.

Untuk kegiatan M, LF = 28 dan t = 3 maka LS = 28 – 3 = 25. Untuk menghitung


waktu bagi kegiatan-kegiatan sebelum M haruslah diketahui nilai LF untuk masing-
masing kegiatan itu dan mengikuti aturan: “Waktu terlama selesainya suatu kegiatan
yang menuju suatu simpul sama dengan nilai terkecil dari waktu terlama dimulainya
kegiatan-kegiatan yang meninggalkan simpul tersebut”. Sebagai contoh, kegiatan-
kegiatan tepat sebelum M adalah kegiatan J, K dan L.

J : LF kegiatan J = LS kegiatan M; LS = LF – t = 25 – 3 = 22
K : LF kegiatan K = LS kegiatan M; LS = LF – t = 25 – 3 = 22
L : LF kegiatan L = LS kegiatan M; LS = LF – t = 25 – 9 = 16

Untuk kegiatan-kegiatan yang lain dilakukan hal yang sama sehingga diperoleh:

F J

2
A G
D
M
B K
1 6 7 8

C
H
3
E
I
L

108
Langkan keenam dari metode PERT adalah menghitung waktu tunda setiap kegiatan.
Waktu tunda adalah selisih waktu antara LS dan ES yaitu waktu paling lambat suatu
kegiatan dimulai dikurangi waktu paling cepat suatu kegiatan dapat dimulai. Waktu
tunda ini menyatakan berapa lama suatu kegiatan dapat tertunda tanpa mempengaruhi
waktu penyelesaian proyek. Perhitungan waktu tunda untuk seluruh kegiatan
diberikan pada tabel di bawah ini:

Kegiatan ES EF LS LF Waktu tunda Jalur kritis


LS – ES = LF - EF
A 0 2 16 18 16 Tidak
B 0 5 0 5 0 Ya
C 0 2 14 16 14 Tidak
D 5 12 5 12 0 Ya
E 12 15 13 16 1 Tidak
F 2 6 18 22 16 Tidak
G 5 9 18 22 13 Tidak
H 12 22 12 22 0 Ya
I 15 20 17 22 2 Tidak
J 2 5 22 25 20 Tidak
K 22 25 22 25 0 Ya
L 15 24 16 25 1 Tidak
M 25 28 25 28 0 Ya

Kegiatan B, D, H, K dan M adalah kegiatan-kegiatan kritis karena waktu tundanya


sama dengan nol yang berarti bahwa kegiatan-kegiatan ini harus dimulai dan diakhiri
tepat pada waktunya dan tidak boleh tertunda. Jika kegiatan-kegiatan ini tertunda
maka waktu penyelesaian proyek juga akan tertunda.

Untuk kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak kritis seperti kegiatan L dengan waktu
tunda 1 hari; ini berarti kegiatan L dapat tertunda 1 hari tanpa mempengaruhi waktu
penyelesaian proyek.

Langkah ketujuh dari PERT adalah menghitung variansi dari waktu penyelesaian
proyek. Di awal telah diasumsikan bahwa ekspektasi waktu penyelesaian suatu
kegiatan t adalah tetap walaupun kenyataannya t ini bervariasi dengan variansi σ2.
Jalur kritis B-D-H-K-M memberikan ekspektasi waktu penyelesaian proyek sebesar T
= tB + tD + tH + tK + tM = 5 + 7 + 10 + 3 + 3 = 28 hari. Variansi pada waktu
penyelesaian suatu kegiatan pada jalur kritis juga akan menyebabkan terjadinya
variansi pada waktu penyelesaian proyek sebesar:

σ2 = σ2B + σ2D + σ2H + σ2K + σ2M = 2,78 + 0,44 + 2,78 + 2,25 + 0,44 = 8,69

Rumus variansi untuk waktu penyelesaian proyek sebagai penjumlahan dari variansi
waktu penyelesaian kegiatan-kegiatan pada jalur kritis dilandasi oleh asumsi bahwa
masing-masing kegiatan adalah saling bebas. Jika masing-masing kegiatan tidak
saling bebas, maka nilai variansi ini hanyalah merupakan nilai pendekatan saja.
Standar deviasi bagi waktu penyelesaian proyek adalah (8,69)1/2 = 2,95.

Asumsi terakhir dari PERT adalah waktu penyelesaian proyek T berdistribusi normal
(didasarkan pada Teorema Limit Pusat). Sekarang dapat dihitung berapa peluang

109
bahwa proyek dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 hari. Dengan
menggunakan distribusi normal akan dicari nilai P(T ≤ 30) dengan menghitung
terlebih dahulu nilai Z melalui:
Z = (30 – 28)/2,95 = 0,68

Dari tabel distribusi normal diperoleh P(T≤ 30) = 0,7517.

P(T ≤ 30)
σ = 2,95

28 30

Untuk kegiatan-kegiatan yang tidak kritis, variansi pada waktu penyelesaian kegiatan
tidaklah mempengaruhi waktu penyelesaian proyek asalkan perubahan-perubahan
yang terjadi tidak melebihi waktu tundanya. Jika perubahan ini melebihi waktu
tundanya maka kegiatan tersebut yang tadinya bukan merupakan kegiatan kritis akan
menjadi kegiatan kritis. Variasi yang menyebabkan bertambahnya ekspektasi waktu
total untuk kegiatan-kegiatan pada jalur kritis akan selalu memperbesar waktu
penyelesaian proyek. Sebaliknya, variasi yang menyebabkan berkurangnya ekspektasi
waktu total untuk kegiatan-kegiatan pada jalur kritis memungkinkan proyek selesai
lebih awal dari pada ekspektasi waktu penyelesaiannya asalkan kegiatan pada jalur
lain tidak menjadi kritis.

5.4. Pertimbangan biaya dan waktu (Pendekatan CPM)

Pendekatan CPM pada penjadwalan proyek memungkinkan manajer proyek untuk


menambah sumber daya pada kegiatan-kegiatan tertentu agar penyelesaian proyek
dapat menjadi lebih cepat. Tetapi langkah ini perlu mempertimbangkan biaya ekstra
yang harus dikeluarkan, dalam arti proyek dapat dipercepat dengan tambahan biaya
yang tidak terlalu besar. Sebagai ilustrasi, perhatikan rangkaian kegiatan dalam suatu
proyek beserta kegiatan prasyarat langsungnya pada tabel dan jaringan di bawah ini.

110
Kegiatan Kegiatan prasyarat Ekspektasi waktu
langsung penyelesaian (hari)
A - 3
B - 2
C A 5
D B 5
E C,D 6
F C,D 2
G F 2

2
C[3,8]

A[0,3] 5[3,8]

3[0,3] E[8,14]
6
1 4
6[8,14]
F[8,10]
B[0,2]
2[1,3] D[2,7] 2[10,12] G[10,12]

5[3,8] 2[12,14]
3 5

Kegiatan A-C-E merupakan kegiatan yang berada di jalur kritis karena memiliki
waktu tunda nol, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Kegiatan ES EF LS LF Waktu tunda Jalur kritis


LS – ES = LF - EF
A 0 3 0 3 0 Ya
B 0 2 1 3 1 Tidak
C 3 8 3 8 0 Ya
D 2 7 3 8 1 Tidak
E 8 14 8 14 0 Ya
F 8 10 10 12 2 Tidak
G 10 12 12 14 2 Tidak

Waktu penyelesaian proyek adalah 14 hari. Misalkan dikehendaki agar proyek dapat
diselesaikan dalam 12 hari, bagaimana cara mengatasinya? Kegiatan-kegiatan apa saja
yang harus dipercepat?

Kegiatan-kegiatan yang harus dipercepat adalah kegiatan-kegiatan pada jalur kritis.


Percepatan dilakukan misalnya dengan menambah sumber daya manusia atau kerja

111
lembur. Karena penambahan sumber daya berhubungan dengan percepatan waktu
penyelesaian proyek, maka akan diidentifikasikan biaya minimal bagi kegiatan-
kegiatan yang akan dipercepat dan hanya akan mempercepat kegiatan dalam jumlah
yang diperlukan untuk memenuhi target waktu penyelesaian proyek. Untuk maksud
itu diperlukan informasi mengenai: estimasi biaya kegiatan dalam waktu
penyelesaian normal, waktu penyelesaian kegiatan dalam kondisi percepatan
maksimum dan estimasi biaya dalam kondisi percepatan maksimum.
Untuk pembahasan lebih lanjut digunakan notasi berikut:

t : waktu penyelesaian kegiatan dalam kondisi normal


t* : waktu penyelesaian kegiatan dalam kondisi dipercepat maksimum
Bn : biaya penyelesaian kegiatan dalam kondisi normal
Bc : biaya penyelesaian kegiatan dalam kondisi dipercepat maksimum

Dari notasi-notasi di atas dapat diturunkan besaran-besaran berikut:

Δt = t - t* : maksimum percepatan waktu penyelesaian kegiatan yang dipercepat


ΔB = Bc - Bn : penambahan biaya untuk mempercepat waktu penyelesaian kegiatan
ΔBT = ΔB/Δt : penambahan biaya per unit waktu

Sebagai contoh, misalkan kegiatan C memiliki t = 5 hari, t* = 3 hari, Bn = Rp. 2 juta


dan Bc = Rp. 2,8 juta, maka maksimum percepatan kegiatan C adalah 2 hari dengan
biaya tambahan per harinya sebesar (Rp. 2,8 juta – Rp. 2 juta)/2 = Rp. 400.000.
Diasumsikan bahwa ΔBT adalah linear, artinya jika kegiatan C hanya akan dipercepat
selama 1 hari, maka tambahan biaya yang dibutuhkan adalah Rp. 400.000 sehingga
total waktu penyelesaian kegiatan C menjadi 4 hari dengan total biaya penyelesaian
sebesar Rp. 2 juta + Rp. 400.000 = Rp. 2,4 juta.

Untuk permasalahan di atas, data-data untuk kegiatan dalam kondisi normal dan
dipercepat maksimum adalah sebagai berikut:

Kegiatan t t* Bn Bc Δt ΔBT
A 3 2 800.000 1.400.000 1 600.000
B 2 1 1.200.000 1.900.000 1 700.000
C 5 3 2.000.000 2.800.000 2 400.000
D 5 3 1.500.000 2.300.000 2 400.000
E 6 4 1.800.000 2.800.000 2 500.000
F 2 1 600.000 1.000.000 1 400.000
G 2 1 500.000 1.000.000 1 500.000
Total 8.400.000 13.200.000

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah: kegiatan mana saja yang harus dipercepat
dan berapa waktu percepatannya agar proyek dapat diselesaikan dalam waktu 12 hari
dengan biaya yang minimum?

Dugaan awal adalah mempercepat kegiatan pada jalur kritis yaitu kegiatan A, C atau
E. Karena kegiatan C memiliki biaya percepatan per hari paling murah maka kegiatan
C akan dipercepat. Dengan mempercepat kegiatan C selama 2 hari, apakah jalur A-C-
E dapat diselesaikan dalam waktu 12 hari? Jawabannya adalah belum tentu.

112
Perhatikan gambar jaringan yang baru di bawah ini jika kegiatan C dipercepat selama
2 hari (dari 5 hari menjadi 3 hari).

2
C[3,6]

A[0,3] 3[4,7]

3[1,4] E[7,13]
6
1 4
6[7,13]
F[7,9]
B[0,2]
2[0,2] D[2,7] 2[9,11] G[9,11]

5[2,7] 2[11,13]
3 5

Ternyata total waktu penyelesaian proyek menjadi 13 hari dan bukan 12 hari karena
meskipun kegiatan C dipercepat 2 hari (selesai pada hari ke-6), tetapi kegiatan E baru
bisa dimulai pada hari ke-7 karena kegiatan D baru selesai pada hari ke-7. Jalur
kritisnya sekarang adalah B-D-E, bukan lagi A-C-E. Di antara B-D-E, kegiatan D
memiliki biaya percepatan per hari yang paling murah, maka kegiatan D dipercepat 1
hari. Jaringan yang baru menjadi:

2
C[3,6]

A[0,3] 3[3,6]

3[0,3] E[6,12]
6
1 4
6[6,12]
F[6,8]
B[0,2]
2[0,2] D[2,6] 2[8,10] G[8,10]

4[2,6] 2[10,12]
3 5

113
Total waktu penyelesaian proyek menjadi 12 hari dengan mempercepat kegiatan C
selama 2 hari dan kegiatan D selama 1 hari. Jalur kritisnya sekarang adalah A-C-E
dan B-D-E. Total biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dalam 12 hari
adalah Rp. 8.400.000 + Rp. 800.000 + Rp. 400.000 = Rp. 9.600.000.

Untuk jaringan yang sederhana, dapat digunakan cara coba-coba (trial and error),
namun untuk jaringan yang besar diperlukan prosedur matematis untuk mendapatkan
keputusan yang optimal, seperti dengan metode pemrograman linear berikut:

Misalkan:

Xi : waktu munculnya kejadian I, i=1, 2,…,6.


Yj : jumlah waktu percepatan yang digunakan oleh kejadian i; j = A,B,…,G.

Karena total biaya penyelesaian proyek dalam kondisi normal adalah tetap sebesar
Rp. 8.400.000 maka untuk meminimumkan total biaya proyek (biaya normal dan
biaya percepatan) cukup meminimumkan biaya percepatannya saja. Bentuk fungsi
objektifnya adalah (dalam ribuan Rp.):

Minimasi Z = Σj ΔBTj Yj
= 600YA + 700YB + 400YC + 400YD + 500YE + 400YF + 500YG

dimana ΔBTj adalah biaya percepatan per hari untuk kegiatan j. Kendala-kendala
untuk permasalahan di atas adalah:

 Waktu munculnya kegiatan i (Xi) haruslah lebih besar atau sama dengan
waktu penyelesaian kegiatan untuk semua kegiatan yang menuju kejadian i.
 Waktu mulainya suatu kegiatan haruslah sama dengan waktu munculnya
kejadian dimana kejadian itu berasal.
 Waktu suatu kegiatan haruslah sama dengan waktu normal kegiatan itu
dikurangi dengan panjang waktu percepatan bagi kegiatan tersebut.

Dengan menggunakan waktu munculnya kejadian pada simpul 1, X1 = 0 maka


diperoleh kendala-kendala berikut:

Untuk kejadian 2 :
X2 ≥ tA – YA + 0

Nilai X2 menyatakan waktu munculnya kejadian 2, tA – YA adalah waktu


sesungguhnya untuk kegiatan A (setelah dipercepat) sedangkan 0 menyatakan waktu
dimulainya kegiatan A (X1 = 0).

Jadi diperoleh X2 ≥ 3 – YA atau X2 + YA ≥ 3 (1)

Untuk kejadian 3 : X3 ≥ tB – YB + 0 atau X3 + YB ≥ 2 (2)

Karena kejadian 2 dan 3 memasuki simpul 4, maka diperoleh kendala berikut:

Untuk kejadian 4:
X4 ≥ tC – YC + X2 atau –X2 + X4 + YC ≥ 5 (3)

114
X4 ≥ tD – YD + X3 atau –X3 + X4 + YD ≥ 5 (4)

Untuk kejadian 5:
X5 ≥ tF – YF + X4 atau –X4 + X5 + YF ≥ 2 (5)
Untuk kejadian 6:
X6 ≥ tE – YE + X4 atau –X4 + X6 + YE ≥ 6 (6)
X6 ≥ tG – YG + X5 atau –X5 + X6 + YG ≥ 2 (7)

Ketujuh kendala di atas dibutuhkan untuk mendeskripsikan jaringan CPM untuk


permasalahan di atas. Maksimum waktu percepatan yang diperbolehkan untuk setiap
kegiatan memberikan tambahan kendala-kendala sebagai berikut:

YA ≤ 1 (8)
YB ≤ 1 (9)
YC ≤ 2 (10)
YD ≤ 2 (11)
YE ≤ 2 (12)
YF ≤ 1 (13)
YG ≤ 1 (14)

Sedangkan waktu penyelesaian proyek akan memberikan tambahan kendala:

Y6 ≤ 12 (15)

Jika masalah di atas diselesaikan dengan menggunakan metode-metode yang ada


dalam pemrograman linear atau menggunakan software pemrograman linear maka
akan diperoleh solusi: Kegiatan C harus dipercepat 2 hari dan kegiatan D dipercepat 1
hari sehingga proyek dapat selesai dalam 12 hari. Total biaya yang dibutuhkan
sebesar : Rp. 8.400.000 + Rp. 800.000 + Rp. 400.000 = Rp. 9.600.000.

Kegiatan Waktu penyelesaian ES LS EF LF Waktu


setelah dipercepat (hari) tunda
A 3 0 3 0 3 0
B 2 0 2 0 2 0
C 3 2 5 2 5 0
D 4 2 6 2 6 0
E 6 6 12 6 12 0
F 2 6 8 8 10 2
G 2 8 10 10 12 2

Sekarang hanya kegiatan F dan G yang tidak berada di dalam jalur kritis.
Permasalahan berikutnya adalah: mungkinkah mempersingkat waktu penyelesaian
proyek menjadi 8 hari bila tidak ada masalah dalam hal biaya?

Untuk menjawab permasalahan di atas, mulailah dengan menghitung total waktu


penyelesaian proyek jika semua kegiatan dipercepat maksimum. Jika semua kegiatan
dipercepat maksimum, maka gambar jaringannya diberikan di bawah ini:

115
2
C[2,5]

A[0,2] 3[2,5]

2[0,2] E[5,9]
6
1 4
4[5,9]
F[5,6]
B[0,1]
1[1,2] D[1,4] 1[7,8] G[6,7]

3[2,5] 1[8,9]
3 5

Waktu penyelesaian proyek paling cepat adalah 9 hari; jadi tidak mungkin proyek
diselesaikan dalam 8 hari walaupun biaya tidak menjadi masalah. Tetapi bila
diperhatikan gambar jaringan di atas, walaupun semua kegiatan telah dipercepat
maksimum, masih ada kegiatan yang tidak berada di jalur kritis yaitu kegiatan F dan
G. Kegiatan F dan G masing-masing memiliki waktu tunda 2 hari. Tetapi karena
waktu penyelesaian normal kegiatan F dan G adalah 2 hari dan waktu penyelesaian
dalam kondisi dipercepat maksimum adalah 1 hari, maka sebenarnya kegiatan F dan
G tidak perlu dipercepat.

Dari kasus ini dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mempercepat waktu
penyelesaian proyek menjadi secepat mungkin, tidak perlu mempercepat semua
kegiatan secara maksimum. Harus diperhatikan perlu tidaknya mempercepat semua
kegiatan secara maksimum karena hal ini berhubungan dengan tambahan biaya yang
harus dikeluarkan. Target waktu penyelesaian proyek masih dapat dicapai tanpa harus
mempercepat semua kegiatan secara maksimum, yang berarti dapat menghemat
tambahan biaya proyek yang dikeluarkan.

116
5.5. Soal-soal latihan

1. Gambarkan jaringan proyek dari kegiatan A sampai dengan P yang memenuhi


hubungan prasyarat berikut:
 A, B dan C merupakan kegiatan pertama dalam proyek dan dapat dikerjakan
secara bersamaan.
 D, E dan F dikerjakan setelah A selesai.
 I dan G dilaksanakan setelah B dan D selesai.
 H dikerjakan setelah C dan G selesai.
 K dan L mengikuti kegiatan I.
 J mengikuti kegiatan E dan H.
 M dan N mengikuti kegiatan F tetapi tidak dapat dimulai sebelum E dan H
selesai.
 O mengikuti kegiatan M dan I.
 P mengikuti kegiatan J, L dan O.
 K, N dan P adalah kegiatan akhir dari proyek ini.

2. Gambarkan jaringan proyek dari kegiatan A sampai dengan L yang memenuhi


hubungan prasyarat di bawah ini:
 A, B dan C adalah kegiatan pertama dalam proyek dan dapat dikerjakan
bersamaan.
 A dan B mendahului kegiatan D.
 B mendahului kegiatan E, F dan H.
 F dan C mendahului kegiatan G.
 E dan H mendahului kegiatan I dan J.
 C, D, F dan J mendahului kegiatan K.
 K mendahului L.
 I, G dan L adalah kegiatan akhir dari proyek ini.

3. Serangkaian kegiatan dalam suatu proyek beserta kegiatan prasyarat langsung


dan estimasi waktu penyelesaian tiap kegiatan diberikan pada tabel di bawah ini:

Kegiatan Deskripsi Kegiatan prasyarat Ekspektasi waktu


langsung penyelesaian (hari)
A Estimasi volume penjualan - 10
B Riset pasar - 7
C Desain produk A 5
D Membuat jadwal produksi C 3
E Estimasi biaya produksi D 2
F Menetapkan harga jual B,E 1
G Menyiapkan anggaran E,F 14

a. Gambarkan jaringan untuk kegiatan-kegiatan di atas.


b. Tentukan ekspektasi waktu penyelesaian proyek.
c. Tentukan kegiatan-kegiatan yang berada dalam jalur kritis.

4. Diberikan serangkaian kegiatan dalam proyek, kegiatan prasyarat dan ekspektasi


waktu penyelesaian setiap kegiatan di bawah ini. Untuk masing-masing proyek:
a. Gambarkan jaringan untuk kegiatan-kegiatan di dalam proyek.

117
b. Tentukan ekspektasi waktu penyelesaian proyek.
c. Tentukan kegiatan-kegiatan yang berada dalam jalur kritis.

Proyek A
Kegiatan Kegiatan prasyarat Waktu
langsung (hari)
A - 1
B A 1
C B 3
D C 2
E B 1
F D,E 2
G D,E 5
H G,F 3
Proyek B
Kegiatan Kegiatan prasyarat Waktu
langsung (hari)
A - 5
B A 6
C A 4
D B 4
E B,C 8
F C 4
G D,E,F 10
Proyek C
Kegiatan Kegiatan prasyarat Waktu
langsung (hari)
A - 5
B A,D 8
C B,I 9
D - 7
E B 8
F I 12
G C,E,F 4
H - 9
I D,H 5

5. Kegiatan-kegiatan dalam suatu proyek untuk memperkenalkan produk baru


diberikan pada tabel di bawah ini berikut waktu penyelesaian (dalam minggu)
optimis (a), yang paling mungkin (m) dan pesimis (b).

a. Tentukan ekspektasi waktu penyelesaian setiap kegiatan beserta variansinya.


b. Tentukan jalur kritis dan ekspektasi waktu penyelesaian proyek.
c. Tentukan peluang bahwa proyek dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari
20 minggu.

118
Kegiatan Deskripsi Kegiatan prasyarat a m b
langsung
A Desain produk - 4 5 12
B Riset pasar - 1 1,5 5
C Rekayasa manufaktur A 2 3 4
D Buat model produk A 3 4 11
E Buat brosur pemasaran A 2 3 4
F Estimasi biaya C 1,5 2 2,5
G Uji produk D 1,5 3 4,5
H Survai pasar B,E 2,5 3,5 7,5
I Menetapkan harga H 1,5 2 2,5
J Buat laporan F,G,I 1 2 3

6. Diberikan rangkaian kegiatan dalam suatu proyek beserta waktu penyelesaian


setiap kegiatan (dalam hari) dalam kondisi normal dan dipercepat maksimum
serta biaya-biaya yang terlibat pada tabel di bawah ini.

Kegiatan Kegiatan Waktu Waktu Biaya total Biaya total


prasyarat normal dipercepat normal dipercepat
langsung maksimum maksimum
A - 7 4 500000 800000
B A 3 2 200000 350000
C - 6 4 500000 900000
D C 3 1 200000 500000
E B,D 2 1 300000 550000

a. Gambarkan jaringan dari kegiatan-kegiatan di atas.


b. Tentukan jalur kritis dan ekspektasi waktu penyelesaian proyek.
c. Tentukan biaya proyek untuk waktu penyelesaian normal.
d. Jika proyek akan dipercepat, sebaiknya mempercepat kegiatan yang berada
dalam jalur kritis dengan biaya percepatan per hari yang paling murah. Jika
dikehendaki proyek selesai dalam 10 hari, kegiatan mana yang harus
dipercepat berdasarkan saran di atas?
e. Jika kegiatan kritis pada soal (d) dipercepat, akan terjadi kemungkinan
kegiatan lain yang tadinya tidak berada dalam jalur kritis, akan menjadi
berada dalam jalur kritis sehingga perlu ada kegiatan lain yang dipercepat.
Tentukan jalur kritis yang baru dan total biaya proyek yang harus
dikeluarkan agar proyek dapat selesai dalam 10 hari.
f. Formulasikan masalah di atas dengan menggunakan pemrograman linear.
Tentukan nilai fungsi objektif dan kendala-kendalanya.
g. Apakah mungkin proyek diselesaikan dalam waktu 8 hari? Berapakah waktu
tercepat yang paling mungkin untuk menyelesaikan proyek tersebut?

119
7. Diberikan jaringan seperti gambar di bawah ini dan data-data lainnya pada tabel
di bawah ini.

D
B

A G
1 2 5 6

E
C
F
4

Kegiatan Waktu optimis Waktu paling Waktu pesimis


(hari) mungkin (hari) (hari)
A 1 4 7
B 2 3 10
C 4 4 10
D 3 5 7
E 1 7 7
F 2 9 10
G 2 3 4

a. Tentukan kegiatan-kegiatan yang berada dalam jalur kritis.


b. Apakah kegiatan D dapat ditunda tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian
proyek? Jika dapat, berapa hari?
c. Hitunglah ekspektasi dan variansi waktu penyelesaian proyek.
d. Berapakah peluang proyek tersebut dapat selesai kurang dari 20 hari?

120

Anda mungkin juga menyukai