Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


1.1.1 Pengertian Peta
Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi di sebuah bidang datar dengan
menggunakan skala tertentu dengan cara di proyeksi. Peta sendiri dapat disajikan
menggunakan beberapa cara berbeda. Misalnya saja peta digital yang tampil pada layar
komputer atau peta konvensional yang bisa di cetak.

Sedangkan istilah dari peta sendiri dari Bahasa Yunani ‘Mappa’ yang artinya adalah
kain penutup meja atau taplak. Akan tetapi secara umum pengertian dari peta ialah
lembaran dari seluruh atau sebagian dari bumi yang diperkecil dengan skala tertentu
pada bidang datar.

Peta sendiri merupakan representasi dari ruang tiga dimensi menjadi dua dimensi.
Untuk ilmu yang mempelajari tentang pembuatan peta ialah kartografi. Peta juga
dilengkapi dengan simbol – simbol untuk keterangan peta.

1.1.2 Syarat – syarat yang harus ada pata peta


Untuk memahami peta, kita juga perlu untuk mengetahui syarat – syarat peta. Syarat –
syarat peta ini merupakan hal – hal yang harus ada dalam peta. Artinya, suatu peta
dapat dikatakan baik atau memenuhi syarat bila terdapat beberapa unsur. Unsur peta
sebagai syarat peta tersebut adalah :
1. Judul peta
Setiap peta tentu harus memiliki judul. Judul ini menunjukkan tentang lokasi
peta dan keterangan utama lain, misal jenis peta. Judul peta umumnya ditulis
besar dan jelas serta diletakkan di bagian atas peta, sehingga mudah terlihat.
Contoh judul peta misalnya : Peta Kepualauan Maluku, Peta Penyebaran Hasil
Tambang di Indonesia.
2. Legenda
Legenda dalam peta merupakan keterangan dari lambang – lambang yang
terdapat pada peta supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya saja seperti kota yang dilambangkan dengan titik atau bulatan, jalan
kerata api dilambangkan dengan garis hitam putih serta jalan raya yang
dilambangkan dengan garis merah.
3. Simbol peta
Simbol peta merupakan tanda – tanda khusus yang umumnya digunakan pada
semua peta. Simbol dalam peta dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk,
yakni:
1) Titik, dalam berbagai ukuran dan bentuk
2) Garis, misalnya dalam bentuk tebal, tipis, sejajar, dan terputus – pitis
3) Warna, misalnya merah, hijau, kuning, biru dan coklat
4) Daerah, misalnya untuk menunjukkan daerah pertanian, dan daerah
rawa, dan lain – lain.
4. Penunjuk arah mata angin
Penunjuk arah mata angin ini snagat penting artinya untuk dapat membaca peta.
Dengan adanya penunjuk arah tersebut, maka pembaca dapat mengetahui arah
timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, dan timur laut.
Umumnya, arah utara ditunjukkan dengan tanda panah yang dengan ujung
huruf U.
5. Skala peta
Skala peta adalah angka yang menyatakan perbandingan jarak di dalam peta
dengan jarak sebenarnya di lapangan. Penulisan skala peta biasanya diletakkan
di bawah peta atau judul peta. Dengan skala, pembaca dapat mengetahui jarak
yang sebenarnya di lapangan. Cara membaca skala peta misalnya, bila skala
diketahui 1 : 500.000, maka artinya setiap satu centimeter pada peta tersebut
sama dengan 500.000 cm di lapangan.
6. Lettering
Lettering merupakan semua tulisan dan angka yang berfungsi untuk
memperjelas arti dari lambang atau simbol yang ada. Sebagai contoh, judul
ditulis dengan huruf capital tegak semua. Kota ditulis dengan huruf capital
tegak dan bagian air seperti laut, sungai atau danau, ditulis dengan huruf
miring.
7. Inset
Inset adalah peta kecil yang terdapat di dalam peta yang fungsinya untuk
penunjuk lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah
sekitar yang lebih luas lagi. Tujuan memberikan inset ini adalah untuk
memperjelas salah satu bagian dari peta dan menunjukkan lokasi yang penting,
tetapi kurang jelas di dalam peta.
8. Garis astronomis
Garis astronomis adalah garis yang digunakan untuk menentukan lokasi dari
suatu tempat di muka bumi ini. Biasanya, garis astronomis ini berupa garis
lintang dan garis bujur yang dilengkapi dengan angka derajat di tepi peta.
9. Sumber peta dan tahun pembuatan peta
Sumber peta ini juga perlu dicantumkan agar pembaca dapat mengetahui dari
mana peta tersebut diperoleh. Tahun pembuatan peta yang terdapat pada peta
juga melukiskan data yang mudah berubah.
Hal ini misalnya pada peta hasil perkebunan, hasil pertanian dan penyebaran
penduduk yang dapat mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.
1.1.3 Macam – macam Peta
Peta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Berdasarkan skala
1) Peta teknik/kadaster,skala 1 : 100 sampai dengan 1 : 5000.
2) Peta berskala besar, skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 250.000.
3) Peta berskala medium, skala 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000.
4) Peta berskala kecil, skala 1 : 500.000 sampai dengan 1.000.000.
2. Berdasarkan keadaan obje
1) Peta dinamik, menggambarkan keadaan yang berubah-ubah. Misal, peta
transmigrasi, peta aliran sungai, peta perluasan tambang, dan sebagainya.
2) Peta stasioner, menggambarkan keadaan yang stabil. Misal, peta tanah,
peta wilayah, peta geologi, dan sebagainya.
3. Peta topografi
Gambar bentuk permukaan bumi yang dilengkapi dengan penggambaran,
antara lain, perairan (hidrografi), kebudayaan, dan sebagainya.
4. Peta Statistik
1) Peta statistik distribusi kualitatif, menggambarkan kevariasian jenis
data, tanpa memperhitungkan jumlahnya, contohnya: peta tanah, peta
budaya, peta agama, dan sebagainya.
2) Peta statistik distribusi kuantitatif, menggambarkan jumlah data,
yang biasanya berdasarkan perhitungan persentase. Misalnya, peta
penduduk, peta curah hujan, peta pendidikan, dan sebagainya.
5. Berdasarkan fungsi
Dapat dibedakan menjadi:
1) Peta geografi dan topografi;
2) Peta geologik, hidrologi, dan hidrografi;
3) Peta lalu lintas dan komunikasi;
4) Peta yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah, misalnya:
peta bahasa, peta ras;
5) Peta lokasi dan persebaran hewan dan tumbuhan;
6) Peta cuaca dan iklim;
7) Peta ekonomi dan statistik.

1.1.4 Arti Peta Topografi


Peta topografi merupakan salah satu jenis peta yang mempunyai ciri khusus yang
ditandai dengan skala besar dan juga detail. Peta topografi biasanya menggunakan garis
kontur dalam pemetaan modern. Peta topografi ini pada umumnya terdiri atas dua atau
lebih peta yang kemudian digabung untuk membentuk suatu keseluruhan peta.

Garis kontur sendiri merupakan komponen peta yang tidak lepas dari peta topografi.
Garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang saling berhubungan
namun tidak saling berpotongan.

1.1.5 Metode pembuatan peta topografi


Dalam membuat peta topografi hal - hal yang dibutuhkan yaitu data koordinat X,
koordinat Y, dan elevasi Z. Dalam pembuatan peta topografi bisa secara manual, yaitu
dengan melakukan penggambaran dikertas HVS atau kertas Kalkir. Dan juga ada
dengan menggunakan aplikasi pemetaan seperti Surfer, Arcgis, dll.

1.1.6 Interval Kontur


Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan.
Rumus mencari Interval kontur yaitu :
Interval Kontur ( IK ) =1/2.000 x Skala
Contoh :
Skala peta 1:100.000 berarti :
IK (m) = 100.000 × (1/2000) = 50 meter.
Skala peta 1:50.000 berarti :
IK(m) = 50.000 × (1/2000) = 25 meter.
1.1.7 Skala
Merupakan perbandingan antara jarak pada gambar dengan jarak yang sebenarnya.
Contoh :
Skala 1 : 40.000
Artinya 1 cm dipeta = 40.000 cm dikeadaan sebenarnya.

1.1.8 Persen Lereng


Kemiringan suatu lereng (slope) biasanya didefinisikan sebagai suatu gradien. Gambar
di bawah ini menunjukkan sebuah gradien 2 dalam 16, artinya 2 unit vertikal untuk
setiap 16 unit pada arah horisontal. Selama kedua unit tersebut sama pada kedua arah,
maka tidak ada bedanya apapun satuan panjangnya (meter atau pun kaki). Gradien
tersebut biasanya ditulis sebagai 2/16.

Gambar 1.1
Contoh Bidang Lereng

Kemiringan lereng atau slopeKadangkala gradien dinyatakan dalam persentase. Untuk


mengkonversinya adalah mengalikan perbandingan dengan bilangan 100%, yaitu:
2/16 x 100% = 1,25%.

Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta, ukur jarak horisontal
antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan nyatakan dalam unit yang sama
seperti pada angka interval kontur. Misalnya, jika interval kontur 10 meter dan jarak
yang diukur di peta antara dua kontur yang berurutan tersebut adalah 120 meter, maka
gradien rata-ratanya antara dua kontur adalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam 12 atau 8,5%.
1.1.9 Kelas Lereng
Berikut adalah daftar pembagian kelas dan klasifikasi dari masing – masing
kemiringan lereng :
Tabel 1.1 Klasifikasi kelas lereng
KELAS KEMIRINGAN (%) KLASIFIKASI
I 0 – 0,8 Datar
II 0,8 – 15 Landai
III 15 – 25 Agak Curam
IV 25 – 45 Curam Sangat Curam
V > 45
Sumber : Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah,
1986.

Anda mungkin juga menyukai