Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM TENAGA LISTRIK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Sistem Tenaga Listrik

Oleh :

Basyiruddin Muchamad (1641150076)

Dian Afrika P (1641150058)

Lutfi Christanti (1641150100)

Muhamad Irfan Arsyad (1641150083)

Puguh Wiarto (1641150051)

D4 Sistem Kelistrikan 3C

POLITEKNIK NEGERI MALANG

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN

2019
DAFTAR ISI

PRAKTIKUM 1 .................................................................................................... 3

1.1 Parallel Compensation ........................................................................... 3

1.1.1 Tujuan Praktikum ........................................................................................ 3


1.1.2 Dasar Teori .................................................................................................. 3
1.1.3 Alat dan Bahan ............................................................................................ 5
1.1.4 Gambar Rangkaian ...................................................................................... 6
1.1.5 Prosedur Praktikum .................................................................................... 6
1.1.6 Hasil Praktikum ........................................................................................... 8
PRAKTIKUM 2 .................................................................................................... 9

1.2 ASYMMETRICAL SHORT-CIRCUITS ............................................ 9

1.2.1 Tujuan ......................................................................................................... 9


1.2.2 Landasan Teori ............................................................................................ 9
1.2.3 Alat dan Bahan .......................................................................................... 11
1.2.4 Prosedur Percobaan .................................................................................. 11
1.2.5 Gambar Rangkaian .................................................................................... 12
1.2.6 Hasil Pengukuran ...................................................................................... 13
1.2.7 Analisa ....................................................................................................... 13
1.2.8 Kesimpulan ................................................................................................ 14
PRAKTIKUM 1

1.1 Parallel Compensation


1.1.1 Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi efek kompensasi paralel pada stabilitas tegangan saat
berbeban dan kerugian transmisi.
1.1.2 Dasar Teori
Dengan menerapkan rangkaian kompensasi paralel ini, dikarenakan
pembebanan (R-L-C) faktor daya konsumen dapat ditingkatkan. Arus
reaktif kapasitif dari kapasitor mengkompensasi komponen induktif arus
konsumen.
Prinsip kompensasi paralel ini, sering digunakan dalam praktek,
digambarkan dalam Gambar berikut. 17; karena alasan penyederhanaan,
kapasitansi operasional garis belum dipertimbangkan.

Arus kapasitif (IC) dari kapasitor sebagian atau seluruhnya


mengkompensasi komponen lb reaktif dari arus beban, tergantung pada
nilai C.
Untuk alasan yang berkaitan dengan sisi tarif, kompensasi tidak
digunakan sepenuhnya untuk keperluan listrik.
Kompensasi hanya dilakukan untuk daya sisa reaktif Qr', di mana titik
cos𝜑2' faktor daya tepat tercapai, sehingga bila daya reaktif tidak ada maka
energi tersebut perlu dibayar.
Untuk nilai-nilai daya yang tidak dikompensasi atau sebagian
dikompensasi, diagram vektor berikut ini berlaku (P, Q, S = daya aktif,
reaktif dan daya aktif dari konsumen, cos𝜑2 = faktor daya dari konsumen
tanpa kompensasi dan cosφ2' = faktor daya dengan kompensasi).

Daya kompensasi Qc diperlukan untuk memperbaiki faktor daya dari sudut


φ2 ke sudut φ2' dapat disimpulkan dari diagram vektor di atas:

𝑄𝑐 = 𝑃(tan φ2 − tan φ2 ′)
Dari ini kapasitansi yang diperlukan dari tiga kapasitansi individu dari
sistem kompensasi yang dihubungkan bintang dapat disimpulkan:

Kompensasi paralel tergantung pada beban. Dalam prakteknya, kapasitor


dihubungkan atau terputus tergantung pada kondisi beban. Dalam
penentuan kapasitansi dalam kompensasi diperlukan pertimbangan untuk
saluran udara yang panjang dan panjang kabel, setengah kapasitansi
operasional harus juga dipertimbangkan jika diperlukan.
Jika setiap konsumen secara pribadi melakukan kompensasi, maka kita
merujuk pada kompensasi individu.
Jika sistem kapasitor yang umum digunakan untuk kompensasi dari
serangkaian konsumen -misalnya, untuk semua pengguna industri- maka
kita merujuk pada kompensasi pusat atau kelompok. Sekali lagi, harus
dimungkinkan untuk menghubungkan dan memutuskan kapasitor individu,
dalam rangka menyesuaikan sistem kompensasi untuk kondisi beban yang
bervariasi.
1.1.3 Alat dan Bahan
 1 DL 2108TAL : Three-phase power supply unit
 1 DL 2108T02 : Power circuit breaker
 1 DL 1080TT : Three-phase transformer
 1 DL 7901TT : Overhead line model
 1 DL 1017R : Resistive load (Beban resistif)
 1 DL 1017L : Inductive load (Beban induktif)
 1 DL 1017C : Capacitive load (beban kapasitif)
 1 DL 2109T26 : Power meter
 1 DL 2109T27 : Power factor meter
 2 DL 2109T2A5 : Moving-iron ammeter (2,5 A)
 2 DL 2109T1PV : Moving-iron voltmeter (600 V)
1.1.4 Gambar Rangkaian

1.1.5 Prosedur Praktikum


1. Rakit rangkaian seperti gambar rangkaian percobaan diatas.
Komponen induktif beban ohmic-induktif adalah untuk
dikompensasikan dengan menggunakan kapasitansi terhubung
secara paralel.
2. Untuk menunjukkan segi yang efektif dari kompensasi paralel ini,
cukup untuk mengidentifikasi saluran tanpa kapasitansi. Hal ini
juga untuk memastikan diagram rangkaian ekuivalen dan diagram
vektor yang sesuai dengan teori.
3. Lepas semua kabel penghubung menghubungkan kapasitansi CE
dan CL pada model saluran udara.
4. Set primer-sisi tiga fase transformator sehubungan delta 380 V dan
menggunakan colokan menjembatani mengatur sekunder sisi untuk
membintangi U nominal + 5%.
5. Mengatur tegangan suplai untuk U nominal = 380 V.
6. Mengatur nilai L2 = 3.19 H pada beban induktif: kapasitansi persis
3,2 uF akan diperlukan untuk mengkompensasi induktansi ini
benar-benar (ω•C•L = 1).
7. Hubungkan nilai C2 = 3 uF pada beban kapasitif dan mengukur U1
tegangan, I1 saat ini, P1 aktif dan kekuatan Q1 reaktif pada awal
baris dan U2 tegangan, I2 saat ini dan cosφ2 pada akhir baris untuk
berbagai pengaturan dari resistansi beban. Masukkan nilai diukur
dalam tabel berikut.
Inductive load L2 = 3.19 H Compensation capacitance C2 = 3 μF
R U1 I1 P1 Q1 U2 I2 cosφ2
(V) (A) (kW) (kVAR) (V) (mA)
R1 390 0,28 0,04 0,03 380 250

R3

R4

Repeat the above measurements for different inductive loads and


compensation capacitances.
Inductive load L4 = 1.27 H Compensation capacitance C4 = 8 μF
R U1 I1 P1 Q1 U2 I2 cosφ2
(V) (A) (kW) (kVAR) (V) (mA)
R1

R3

R4
Membandingkan hasil pengukuran dengan yang diperoleh di bawah
percobaan 4, kompensasi paralel mengurangi kebutuhan daya reaktif dari
sistem line-beban; pada saat yang sama, tegangan pada beban meningkat.
kompensasi hampir total dan ini dapat dilihat dari beban cosφ2 yang
sekarang kira-kira 1 dalam setiap kasus.
Dalam percobaan berikut faktor daya beban adalah untuk
ditingkatkan melalui kompensasi dengan nilai tertentu.
Dari hasil pengukuran (ohmic-induktive beban) dengan beban
induktif L5 = 0,9 H dan beban resistif R3 = 435 Ω kita tahu bahwa nilai
cosφ2 sekitar 0,5 terjadi untuk kasus beban ini.
Mengatur Ls beban induktif dan beban resistif R3.
Dalam rangka untuk menentukan kapasitansi yang diperlukan
untuk memperbaiki faktor daya sekitar 0,9 perubahan dalam langkah-
langkah nilai-nilai kapasitansi beban sampai faktor daya meteran membaca
sekitar 0,9.
Pada saat ini mengukur tegangan U1, I1 saat ini, Pi aktif dan
kekuatan Q1 reaktif pada awal baris dan tegangan U2, I2 saat ini dan cosφ2
pada akhir line.

Compensation capacitance: ………… F


U1 = …………… Volt I1 =……………A P1 =
……………W
Q1 = …………… Var U2 = …………… V I2 = …………… A
cos2 = ……………
Membandingkan ini hasil pengukuran dengan yang diperoleh di
bawah beban ohmik-induktif yang sama pada percobaan 4, di sini juga,
kita melihat peningkatan yang signifikan dalam tegangan pada konsumen,
ditambah dengan arus reduksi. Selain itu kekuatan nilai faktor diinginkan
dapat tercapai tepat.

1.1.6 Hasil Praktikum


 Beban R-L-C
Inductive load L2 = 3.19 H Compensation capacitance C2 = 3 μF
R U1 (V) I1 (A) P1 (kW) Q1 (kVAR) U2 (V) I2 (mA) cosφ2

R1

R3

R4

Inductive load L4 = 1.27 H Compensation capacitance C4 = 8 μF


R U1 (V) I1 (A) P1 (kW) Q1 (kVAR) U2 (V) I2 (mA) cosφ2

R1

R3

R4

 Beban R-L
Inductive load L5 = 0.9 H Compensation capacitance C5 = 10µF
R U1 (V) I1 (A) P1 (kW) Q1 (kVAR) U2 (V) I2 (mA) cosφ2

R1 400 0.39 0.06 0.03 342 620 0.5 lead

R3 400 0.65 0.12 0.07 324 815 0.7 lead

R4 400 0.81 0.15 0.09 318 955 0.75 lead

PRAKTIKUM 2

1.2 ASYMMETRICAL SHORT-CIRCUITS


1.2.1 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengukur arus ganguan dari hubung singkat asimetris dan


bandingkan hasilnya dengan semua ganguan tiga fasa ke tanah

1.2.2 Dasar Teori


Untuk tujuan perhitungan, sebuah sambungan tiga fasa bisa diwakili oleh
sambungan satu fasa selama beban bersifat simetris (hal ini juga berlaku
pada kasus hubung singkat tiga fasa)

Untuk kasus operasi kondisi tidak simetris terdiridari gangguan (hubung


singkat) dua fasa ke tanah, satu fasa ke tanah, da gangguan dua fasa.
Dalam kondisi aslinya, agar dapat memperkirakan dan mengatur relay
pengaman hubung singkat dari gangguan simetris dan tidak simetris, perlu
dikatahui terlebih dahulu berapa nilai persen impedansi tiap peralatan
yang berada dalam lingkup jaringan tersebut (mulai dari generator
pembangkit hingga sampai ke beban).

Impedansi untuk menghitung berapa besaran gangguan tersebut, memili


tiga jenis yaitu; impedansi urutan positif, negative, dan nol yang semuanya
akan diformulasikan berdasakan jenis hubung singkat yang ingin
diketahui.

Gangguan dua fasa ke tanah terjadi apabila dua buah fasa mengalami
gangguan dan teruhubung denga tanah , seperti yang ditunjukan oleh
gambar dibawah ini :

Untuk besaran arus hubung singkat IE bisa didapatkan dengan rumus :

Dimana nilai Zm, Z0, dan Zg mewakili nilai impedansi peralatan-peralatan yang
ada pada rangkaian hubung singkat tersebut.

Untuk nilai fasa normal, dapat dirumuskan:


Vektro diagram untuk gangguan dua fasa ke tanah adalah sebagai berikut :

Berdasakan vector diatas dapat dilihat, apabila terjaddi ganguan 2 fasa ke


tanah , maka arus fasa normal yang tidak mengalami ganguan akan
bernilai nol. Sebaliknya pada tegangan, bersaran tegangan fasa yang
mengalami gangguan adalah sama dengan nol.

1.2.3 Alat dan Bahan

 1 DL 2108TAL : power supply tiga fasa


 1 DL 2108T02 : Circuit Breaker
 1 DL 1080TT : Trafo 3 fasa
 1 DL 7901TT : Overhead line model
 1 DL 2109T2A5: Moving-iron ammeter (2,5 A)
 1 DL 2109T1PV: Moving-iron voltmeter (600 V)
 Kabel

1.2.4 Prosedur Percobaan

Rakit rangkaian seperti topografi diagram percobaannya.

Atur bagian primer trafo tiga fasa dengan sambungan delta 380V dan
gunakan bridging plugatur bagian sekunder dengan sambungan bintang
UN -15%
Masukan semua sambungan bridging plug kapasitansi ke model jaringan
sisi atas.
Atur tegangan supply pada UN = 150V (nilai yang sama seperti percobaan
ke 3).

Akibat tingginya arus pada beban selama terjadi hubung singkat,


pengukuran berikut ini harus dilakukan secara cepat.

Ukur arus hubung singkat parsial I2 dan I3 dari konsuktor L2 dan L3 serta
arus hubung singkat Ik dan tegangan normal fasa L1 terhadap tanah :

I2 = …………………(A) I3 = …………………(A) Ik = …………………(A)

U1 = …………………(V)

1.2.5 Gambar Rangkaian


1.2.6 Hasil Pengukuran

I2 = 1.35 A I3= 1.35 A Ik = 0.51 A U1 = 220 V

1.2.7 Analisa

Gangguan terjadi pada line 2 dan line 3, sehingga pada jalur satu (fasa R)
nilai arusnya sama dengan nol, karena semua suplay arus dari sumber
langsung menuju fasa-fasa yang mengalami gangguan

Tegangan fasa-fsa yang mengalami gangguan bernilai 0 sehingga yang


dapat dikukur hanya tegangan pada jalur 1 (U1)

I2 dan I3 bernilai = 1.35 A. Ik adalah arus gangguan yang mengalir pada


penghantar netral ketika gangguan dua fasa ke tanah terjadi dengan
besaran nilai 0.51A

Dalam grafik:

I2 = 1.35 A

I3 = 1.35 A

Perhitungan IE tidak dapa tidak dapat dilakukan dengan menggunakan


rumus yang ada diatas melainkan harus berdasarkan vector melalui
perhitungan geometris, karena nilai per-unit pada simulasi sitemini tidak
diketahui. Berdasarkan vector diagram, besaran sudut antara I2 dan I3
adalah 1200 , sehingga sudut antara I3 dengan IE atau I2 dengan IE adalah
sebesar 600.

(I2 +I3)
Arus rata-rata I2-3= = 1.35 A
2

Sehingga nilai IE = I2-3 x Cos 600 = 0.675 A

IE>Ik

Tegangan suplay antar fasa (UL) adalah sebesar 150V , sehingga nila
tegangan perfasanya:

UL 150
UL-N = = = 86.6V
√3 √3

Namun nilai U1 lebih besar dari 86.6V , yaitu 220 V. hal ini disbabkan
karena pengaruh gangguan pada penghantar netralnya. Sehingga nilai U1
meningkat.
1.2.8 Kesimpulan

Jika terjadi gangguan dua fasa ke tanah, arus pada fasa-fasa yang
mengalami gangguan akan meningkat dan arus pada fasa yang tidak
mengalami gangguan akan bernilai 0. Namun pada tegangan, tegangan
fasa—fasa gangguan akan bernilai 0 dan fasa yang tidak mengalami
gangguan tidak sama dengan 0. Arus hubung singkat Ik lebih kecil dari
pada dua arus hubung singkat parsial yang dijumlahkan secara geometris.

Anda mungkin juga menyukai