*Psikologi kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proes-proses mental atau
pikiran. Bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indera diproses dalam jiwa
seseorang sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk
tingkah laku. Reaksi terhadap rangsang, tidak selalu keluar berupa tingkah laku yang
nyata(respons yang overt) akan tetapi juga bisa mengendap berupa ingatan atau
diproses menjadi gejolak perasaan(gelisah, kepuasan, kekecewaan dan sebagainya),
atau sikap(suka atau tidak suka). (Sarlito W.Sarwono : 2008)
*Pertama, kognitif adalah sinonim dari kata kognisi. Kedua, kognitif adalah
pendekatan tertentu terhadap psikologi, seperti yang di ungapkan Craik (1991)
“Orientasi teoritik yang mengemukakan berbagai teori yang didasarkan pada struktur
mental dan proses. Jadi psikologi kognitif adalah disiplin ilmu psikologi yang
mengkaji proses mental termasuk bagaimana orang berfikir, mengingat dan belajar.
Fokus utama psikologi kognitif adalah bagaimana manusia memperoleh dan
menyimpan objek.Tidak seperti perspektif behaviorisme yang menekankan perilaku
yang dapat diamati (perilaku), psikologi kognitif berkenaan dengan mental. Tidak
seperti perspektif psikoanalisis yang banyak bergantung kepada persepsi subjektif,
psikologi kognitif menggunakan kaedah saintifik untuk mengkaji proses mental.
Melalui prinsip kognisi, seseorang dapat menangani dan memproses informasi secara
efesien dan terorganisasi dengan baik. Dengan me-mahami aspek kognisi serta
proses-proses yang terkait, manusia menjadi lebih tahu dan mampu menciptakan cara-
cara mengolah informasi agar ber-manfaat bagi diri dan lingkungannya secara le-bih
baik. Misal : menciptakan komputer untuk mempermudah pekerjaan dan komunikasi
dengan orang lain, berbicara secara lebih efektif dan efisien, menciptakan kode/ digit
angka untuk bantuan mengingat nomor telephone atau KTP secara lebih cepat, dll.
Sejarah psikologi kognitif bermula pada saat Plato (428-348SM) dan muridnya
Aristoteles (384-322SM) yang memperdebatkan mengenai cara untuk manusia
memahami pengetahuan maupun dunia seisinya. Plato berpendapat bahwa manusia
memperoleh pengetahuan dengan cara menaklukkan secara logik.
Abad 19 dan 20, Wilhelm Wundt (1832-1920) seorang ahli psikologi dari Jerman
mengemukakan idea untuk mempelajari pengalaman sensori melalui
introspeksi.Dalam mempelajari proses perpindahan berfikir, maka hal tersebut harus
dibagi dalam struktur berfikir yang lebih kecil.
William James (1842-1910) seorang pragmatisme-fungsionalisme mengungkapkan
ide atensi, kesadaran dan persepsi. Setelah itu mucul aliran Assosiasi dari Edward Lee
Thorndike (1874-1949) yang semula menggunakan stimulus dan respon dalam proses
belajar.
Edward Tolman (1886-1959) percaya bahwa semua tingkah laku ditujukan pada suatu
destinasi. Menggunakan eksperimen dengan tikus yang mencari makanan dalam
maze, perrcobaan ini membuktikan bahwa tingkah laku melibatkan proses kognisi.
Oleh karena itu, beberapa pihak mengakui Tolman sebagai Bapak Psikologi Kognitif
Modern. Selain Tolman, Albert Bandura juga mengkritik behaviorisme dengan
menyatakan bahwa belajar bisa diperoleh mealui persekitaran sosial individu. Dalam
perolehan bahasa, Noam Chomsky seorang linguis juga mengkritik behaviorisme
dengan menyatakan bahwa otak manusia dibekalkan dengan kemampuan untuk
mengenali dan menghasilkan bahasa.
http://psikologi-artikel.blogspot.com/2010/01/psikologi-kognitif.html
http://muhamadroip.blogspot.com/2010/12/makalah-psikologi-kognitif.html
http://iksirjauhari.blogspot.com/2012/11/ilmu-syaraf-stroke.html
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196212081988031-
M.I.F_BAIHAQI/MIF_Kerja_mengajar/MK_Psikologi_Kognitif/Transp_PSIK_KOG
NITIF_bab_1.1.pdf