Anda di halaman 1dari 7

Biografi tentang Carl Gustav Jung

1. Carl Jung lahir 26 Juli 1875 di Kesswil dekat danau Constance, Switzerland dengan nama
asli Carl Gustav Jung.
2. Ayahnya seorang pendeta Protestan dan Ibunya adalah anak dari seorang ahli teologi.
3. Pada usia 4 tahun Jung pindah ke Bassel
4. Terhadap ibunya, Jung melihatnya sebagai orang yang mempunyai dua sisi. Sisi yang
pertama, ibunya adalah orang yang realistis, praktis, dan berhati hangat, namun di sisi
lainnya, ibunya tidak stabil, percaya padahal-hal mistis, spiritual,kuno, san keji. Jung, sebagai
anak yang emosional dan sensitive, lebih mengidentifikasi ibunya pada sisi yang kedua, yang
disebutnya dengan kepribadian nomor dua, atau kepribadian malam.
5. Ketika Jung berusia 16-19 tahun, teori kepribadian yang dikemukakannya mengenai
kepribadian No.1 tampil lebih dominan dan secara bertahap “menekankan dunia perasaan
intuitif”. Ia mampu berkonsentrasi terhadap sekolahdan kariernya karena setiap hari
didukung oleh kesadaran akan keberhasilan kepribadiannya. Pada teori ini Jung mengenai
sikap, teori kepribadian No.1 adalah orang dengan kepribadian ekstrovert dan bisa menerima
dunainya secara objektif, sedangkan No.2 adalah orang yang intorvert dan melihat dunianya
secara subjektif. Meskipun demikian, selama masa sekolahnya, Jung berkepribadian inervor.
Jung menjadi lebih ektrovet pada waktu menjadi professional dan mulai menemukan tujuan
tanggung jawab hidupnya.
6. Kepribadian No. 1 atau kepribadian Ekstrovert yaitu kepribadian yang menerima dunia
secara objektif. Orang yang Ektrovert lebih menyukai lingkungan yang interaktif. Senang
akan hal baru, dan senang bergaul.
7. Kepribadian No. 2 atau kepribadian Introvert yaitu kepribadian yang menerima dunia secara
subjektif. Orang yang Introvert cenderung menyimpan perasaan sendiri, lebih senang
berdiam diri ketika berada di tengah orang banyak.

Teori Carl Gustav Jung


1. Teori yang dikembangkan oleh Jung berawal dari perbedaan pendapatnya dengan Sigmund
Freud yang kemudian membuatnya menyatakan diri untuk berbeda pendapat dengan Freud
terkait teori psikoanalisa.

2. Setelah Jung menyatakan untuk tidak sepakat dengan Freud, kemudian Jung
mengembangkan teorinya sendiri “Teori Psikoanalisa”.

3. Jung dalam teorinya menggabungkan antara ilmu psikologi, ilmu mistis, dan ilmu klenik.

4. Jung adalah orang barat dengan kultur masyarakat yang memisahkan psikologi dengan ilmu
klenik, bahkan tidak sedikit yang menolaknya karena teori psikoanalisis yang dikembangkan
sebelumnya (teori Freud) tidak mengakui adanya keyakinan terhadap agama.
5. Menurutnya kepribadian adalah keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah laku, baik sadar
maupun tidak sadar. Kepribadian ini berfungsi untuk membimbing orang menyelesuaikan
diri dengan lingkungannya. Jung berpendapat bahwa kepribadian tersusun oleh tiga sistem
yang beroperasi dalam tiga tingkatan kesadaran, yaitu:
1) Ego yang beroperasi pada tingkat kesadaran (conscious)
Ego merupakan alam sadar, yang dapat muncul pada manusia setiap saat, sejak awal
kehidupan.Ego memilikki peran penting, yaitu menyaring dan menentukan persepsi,
ingatan, pikiran, dan perasaan yang dapat masuk ke dalam kesadaran.Jung menganggap
bahwa ego berperan untuk memelihara keutuhan dalam kepribadian manusia.
Jung membagi kepribadian itu atas introvert dan ekstrovert. Kemudian dia membaginya
menjadi delapan subtype yang terkesan rumit, yaitu:
a. Tipe pemikir ekstrovert
Setiap aktivitas orang tipe ini tidak lepas dari kesimpulan-kesimpulan yang
bersifat intelektual yang didasarkan pada data objektif.
b. Tipe perasa ekstrovert.
Orang dengan tipe ini sebelum bertindak, perasaannya itu haru pas dahulu.Jung
memasukkan kaum wanita ke dalam tipe ini.
c. Tipe sensasi ekstrovert
Segala sesuatu harus benar dan berorientasi pada kesenangan yang konkrit, tidak
berlebihan, hukum itu harus dipatuhi. Orang tipe ini tidak mementingkan diri
sendiri, dan rela berkorban demi kepentingan orang lain.
d. Tipe intuitif ekstrovert
Orang dengan tipe ini tidak akan ditentukan dalam dunia yang memiliki nilai
realitas yang dapat diterima. Ia tidak puas dengan apa yang ada. Ia selalu
menyelidiki sesuatu dan berbuat sesuatu yang berbeda.
e. Tipe pemikir introvert
Tipe ini membatasi diri dengan pemikiran dan pendapatnya sendiri.Ia bisa
berpikir kritis, tetapi sering subjektif.
f. Tipe perasa introvert
Orangnya tenang, sulit didekati, sukar mengerti dan kurang tanggap terhadap
perasaan orang lain.
g. Tipe sensasi introvert
Selalu berorientasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan bukan pada
penilaian yang masuk akal.
h. Tipe intuitif introvert.
Tipe ini sangat senang dengan hal-hal yang berbau mistik, bahkan ia bisa
menjadi peramal atau seniman yang aneh.
2) Kompleks(complexes) yang berorientasi pada tingkat ketidaksadaran pribadi (personal
unconscious)
Semua pengalaman yang tidak diijinkan masuk ke kesadaran oleh ego, akan dimasukkan
dalam ketidaksadaran pribadi. Sehingga ketidaksadaran berisi semua pengalaman yang
ditekan, dilupakan, dan gagal menimbulkan kesan sadar.Semua pengalaman yang masuk
dalam ketidaksadaran pribadi ini dapat dimunculkan kembali ke dalam kesadaran.
3) Archetype yang beroperasi pada tingkat ketidaksadaran kolektif (collective unconscious)
Ketidaksadaran kolektif merupakan dasar dari kepribadian individu.Ketidaksadaran
kolektif mengatur semua tingkah laku saat ini dan merupakan kekuatan yang paling
berpengaruh dalam kepribadian.Dalam patologi, ketidaksadaran kolektif ini mengalahkan
ego dan ketidaksadaran pribadi.Ketidaksadaran dapat membelokkan perilaku menjadi
perilaku yang menyimpang, seperti phobia, delusi, dan simtom gangguan psikologis
lainnya.
Jung meyakini bahwa dalam evolusi manusia, hal yang diturunkan bukan hanya
aspek fisik sajja, melainkan juga kepribadian.Isu utama ketidaksadaran kolektif
adalah Archetype, yaitu model atau prototype atau pola asli untuk membuat atau
membentuk gambaran kemudian.Keberadaan archetype ini tidak dapat kita sadari.
Archetype muncul dalam beberapa bentuk, yaitu:
a. Persona.
Adalah topeng yang kita pakai untuk menampilkan diri sebagai sesuatu yang
berbeda dari yang sebenarnya, supaya sesuai dengan harapan masyarakat. Tujuan
utama persona adalah menciptakan kesan tertentu kepada orang lain dan
menyembunyikan diri yang sebenarnya.
b. Anima-animus
Anima adalah kepribadian laki-laki mengandung komponen kepribadian
wanita.Animus adalah kepribadian wanita mengandung komponen kepribadian
laki-laki.Secara psikologis, setiap orang dapat bertingkah laku seperti laki-laki
atau wanita.
c. Shadow
Shadow adalah archetype yang sangat kuat dan kemungkinan berbahaya, karena
mengandung insting binatang.Shadow ini mengandung segi paling baik dan
paling buruk dari manusia.Keduanya harus diungkapkan dan diwujudkan.
d. Self.
Merupakan archetype yang paling penting, yang menjadi tujuan akhir
kehidupan.Self adalah perjuangan kearah kesatuan, integrasi, dan kebulatan dari
semua segi kepribadian. Pada umumnya, archetype self ini berkembang pada usia
setengah baya, karena pada usia tersebut seseorang mulai berusaha dengan
sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengubah pusat kepribadian, dari ego sadar
ke ego yang berada di antara kesadaran dan ketidaksadaran.

6. Aplikasi dari Teori Carl Gustav Jung


a. Tes asosiasi kata
Tujuan tes asosiasi Jung adalah untuk mengungkap perasaan-perasaan yang
bermuatan kompleks.Gambaran-gambaran yang terikat dalam lingkaran kompleks
mempunyai muatan emosi yang besar dan ungkapan emosional itu dapat diukur Jung
dengan memakai 100 kata sebagai stimulus yang dipilih atau disusun untuk
memancing reaksi emosi.Klien diperintah untuk merespons setiap kata dengan kata
pertama yang muncul dalam pikirannya.Respon kata itu dicatat, dilengkapi dengan
pengukuran waktu reaksi, degup jantung, dan respon galvanik kulit.Dapat dilakukan
tes ulang untuk memperoleh konsistensi jawaban.Reaksi-reaksi tertentu menjadi
pertanda bahwa stimulus kata itu menyentuh kompleks.
b. Psikoterapi

Ketika menjalani terapi, menurut Jung kliennya akan melewati 4 tahapan,


yakni:
1) Konfesi (pengakuan), klien memuntahkan isi-isi tak sadar yang
mengganggunya dengan memakai obyek disekitarnya sebagai sarana.
2) Eludikasi (pencerahan), tahap ini adalah tahap interpretasi dan penjelasan,
penyebab timbulnya tingkah laku neurosis yang tidak dikehendaki, mirip
dengan trasferensi dari Freud.
3) Edukasi (pendidikan) terapis mendorong kliennya untuk mempelajari
tingkahlaku baru, agar klien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
menjawab tantangan-tantangan yang muncul.
4) Transformasi (perubahan), memberi jalan bagi klien untuk mencapai realisasi
diri. Membantu klien belajar membedakan berbagai aspek jiwa, sehingga
pasien itu mampu mengatur dalam harmoni-harmoni dan merealisasi semua
potensinya.

Jung memakai pendekatan eklektik dalam teori dan praktek psikoterapinya.


Perlakuannya pada kliennya bervariasi, tergantung pada usia, tahap perkembangan,
dan jenis neurosisnya.
c. Analisis mimpi

Tujuan interpretasi mimpi dari Jung adalah mengungkap elemen-elemen yang


ada di tak sadar pribadi dan tak sadar kolektif, mengintegrasikannya ke dalam
kesadaran untuk mempermudah proses realisasi diri. Ada 3 metode analisis mimpi dari
Jung, yaitu:
1) Amplifikasi, dalam amplifikasi asosiasi dilakukan dengan tetap
mempertahankan kaitan respon dengan materi mimpinya, sehingga terjadi
asosiasi jamak yang memberi bentuk konstelasi disekitar mimpi.
2) Rangkaian mimpi, Jung menganalisis komponen mimpi berturut-turut untuk
melihat kecocokan yang berlanjut dan koreksi pengembangan lebih lanjut.
3) Imajinasi aktif, sejenis introspeksi yang materinya campuran, sebagian mimpi,
sebagian tampakan/fantasi, atau gabungan keduanya. Orang diminta
memusatkan perhatiannya pada gambaran mimpi yang mengesankan tetapi
tidak dapat dimengerti atau gambaran visual yang spontan dan mengamati apa
yang terjadi dengan gambaran itu ketika mereka bergerak sesudah
digabungkan. Imajinasi aktif mirip melukis dalam pikiran. Semua ungkapan
orang itu dicatat tanpa disela, untuk menghasilkan rangkaian bahan tak sadar
yang dapat dikaitkan dengan sikap sadar pemimpi pada saat itu.

7. Pandangan dan Kritik terhadap teori Carl Gustav Jung


Ada beberapa pandangan terkait teori yang dikembangkan oleh Carl Gustav Jung,
diantaranya:
a. Ketidaksadaran kolektif merupakan pembeda mendasar antara teorinya dengan teori
psikoanalisis Sigmund Freud.
b. Jung dalam memandang manusia tidak psimistis maupun optimistis, tidak determinis
ataupun purposif.

Adapun kritik terhadap teori Jung, diantaranya:


a. Delapan subtype yang dikembangkan oleh Jung cukup rumit untuk dipahami.
b. Teori Jung cukup rumit karena dalam penggambaran manusia tidak bisa dari satu sisi
saja. Namun ini sekaligus menjadi keunggulan dalam teorinya karena memandang
manusia tidak secara subjektif.

Biografi Melanie Klien


• Melanie Reizes Klein lahir pada tanggal 30 Maret 1882 di Wina, Austria.
• Ia lahir sebagai anak terakhir dari empat bersaudara, dari pasangan Dr. Moriz Reizes dan
istri keduanya, Libussa Deutsch Reizes.
• Klein percaya bahwa ia lahir sebagai seorang anak yang kehadirannya tidak
direncanakan. Keyakinan ini membuatnya merasa ditolak oleh orang tuanya.
• Melanie merasa ada jarak dengan ayahnya, yang lebih mencintai kakak perempuannya,
Emilie. juga tidak anti agama.
• Ketika Melanielahir, ayahnya sudah lama melawan Yahudi Ortodoks dan menolak untuk
menerapkan agama apapun dalam kehidupannya. Akibatnya, Klein tumbuh dalam
keluarga yang tidak pro agama,

Teori Melanie Clien


Teori Relasi Objek
 Teori Relasi Objek menjelaskan proses pengembangan pikiran sebagai salah satu
perkembangan dalam hubungannya dengan orang lain dalam lingkungan. Relasi objek pada
awalnya terbentuk selama interaksi awal dengan pemberi perawatan primer.
 Teori relasi objek tidak terlalu menekankan dorongan biologis dan lebih menekankan pada
pentingnya pola yang konsisten dalam hubungan interpersonal.
 Lebih memandang kontak dan hubungan sebagai motif utama tingkah laku manusia bukan
kesenanan seksual.
Prinsip Teori Keperibadian
Pentingnya perkembangan pada 4 sampai 6 bulan pertama
 FANTASI, representasi psikis dari ketidaksadaran insting id yang tidak bias dicampur
adukan dengan fantasi kesadaran yang dimiliki oleh anak-anak dan dewasa.
 OBYEK, sejak dini bayi sudah berelasi dengan obyek-obyek eksternal, baik dalam fantasi
maupun realita.
Aplikasi Teori Relasi Objek
 Posisi-posisi maju-mundur
o Paranoid-schizoid (3-4 bulan) ego mempersepsi dunia eksternal sebagai dunia yang
subjektif dan fantastis  ambivalensi
o Posisi Depresif (5-6 bulan) perasaan cemas atas kehilangan objek yang dicintai
bersama-sama dengan rasa bersalah telah menginginkan kehancuran objek.
 Mekanisme Pertahanan Psikis
o Introyeksi (pertama kali bayi disusui): khayalan yang diperoleh bayi mengenai
persepsi dan pengalaman mereka dengan objek eksternal.
o Proyeksi: khayalan atau dorongan yang dirasakan oleh bayi dan kemudian
dipindahkan pada orang lain.
o Pemisahan: usaha bayi dalam mengembangankan gambaran yang terpisah antara
dirinya yang baik dan dirinya yang buruk.
o Identifikasi proyektif: yaitu usaha memisahkan bagian diri mereka yang tidak dapat
diterimanya. Hasil pemisahan ini kemudian diproyeksikan menjadi objek lain, dan
diintroyeksikan ke dalam diri mereka dalam bentuk berbeda.
o Internalisasi: usaha orang untuk melakukan introyeksi, yaitu memasukan aspek
eksternal dan mengolah menjadi sesuatu yang bermakna psikologis.
o Ego (ketika menyusui): walaupun ego belum berkembangan dengan baik, namun
mampu merasakan kecemasan menggunakan mekanisme pertahanan dan mampu
membentuk objek relasi awal apda khayalan dan kenyataan.
o Superego: apda masa dewasa, superego akan menghasilkan perasaan interior dan
bersalah 9sama dengan Freud). Namun, pada anak-anak awal superego akan
menghasilkan perasaan terancam.
o Oedipus complex: dimulai pada masa oral-anal dan mencapai puncaknya pada tahap
genital (Freud;phalik atau genital).

Kritik Teori Keperibadian


 Pada tahun 1986, Moriss Bell dan rekan-rekannya memublikasikan Bell Object Relations
Inventory (BORI), sebuah kuesioner penelitian diri (self-report) yang mengidentifikasi
empat aspek relasi objek yaitu alienation, kedekatan, egosentrisitas, dan
ketidakkompetenan sosial. Teori relasi objek telah mendorong munculnya banyak
penelitian. Dalam hal menghasilkan penelitian teori relasi objek memiliki nilai yang
rendah, namun dilihat dari aspek kegunaannya, teori ini dinilai cukup tinggi untuk
memenuhi kriteria.
 Teori relasi objek memiliki permasalahan dalam hal ketidakmampuannya untuk diulang
atau diuji kebenarannya, seperti halnya teori Freud (teori psikoanalisis ortodoks).
Kebanyakan gagasan didasarkan pada apa yang terjadi dalam diri psikis seorang bayi
sehingga asumsi tersebut tidak dapat diulang untuk disangkal atau dibenarkan. Teori ini
hanya memunculkan sedikit hipotesis yang diuji. Di lain pihak, teori kedekatan dinilai
tinggi dalam hal ketidakmampuannya untuk diulangi.
 Kegunaan yang paling penting dari teori relasi objek adalah kemempuannya dalam
mengorganisasi atau mengelola informasi tentang perilaku bayi. Di luar masa kanak-
kanak teori relasi objek kurang bermanfaat sebagai pengorganisasi pengetahuan.
 Kriteria kesederhanaan teori relasi objek dinilai rendah. Khususnya pada teori Klien yang
menggunakan frase-frase yang kompleks dan tidak perlu dalam mengespresikan teorinya.

Anda mungkin juga menyukai