Tes menggambar pada jenis tes Wartegg tidak memerlukan kemampuan menggambar yang khusus. Tes ini menjadi cara bagi seorang penguji/psikolog untuk mengetahui kepribadian calon karyawan dilihat dari cara menggambar dan apa yang digambar. Tes Wartegg mengharuskan peserta untuk melengkapi 8 (delapan) gambar menjadi gambar-gambar yang memiliki makna. Empat di antaranya berupa garis lurus (Gambar III, IV, V, dan VI) dan 4 (empat) lainnya berupa garis lengkung (Gambar I, II, VII, VIII).
Tips Mengerjakan Soal
1. Yang perlu Anda ingat, untuk awalan berupa garis lengkung, sebaiknya Anda menggambar benda hidup. Untuk garis lurus, sebaiknya Anda menggambar benda mati. Seperti kita tahu, benda buatan alam lebih menunjukkan bentuk- bentuk yang tidak kaku seperti pada buatan manusia. 2. Usahakan media gambar bersih, tidak banyak sisa hapusan karena kesalahan menarik garis. 3. Paling tidak Anda bisa menggambar sesuai dengan karakter asli bentuk yang Anda maksud. Misalnya Anda membuat garis tiang listrik yang berjajar. Maka, tiang listrik bisa Anda gambar dengan garis yang agak tebal dan kabel-kabelnya dengan garis tipis.
CPNSONLINE INDONESIA WWW.CPNSONLINE.COM 2
PSIKOTES LANJUTAN TES WARTEGG 4. Usahakan menggambar sesuatu yang unik atau tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang, tapi tidak terlalu abstrak seperti lukisan gaya kontemporer yang mengundang banyak persepsi. Misalnya, untuk garis lengkung, biasanya peserta menggambar payung dan jamur. Alternatif yang jarang ripakai di antaranya, telur, keranjang berisi suah, dan wanita berjilbab. 5. Urutan menggambar sebaiknya dikombinasikan antara sesuai nomor/urut dan acak, misalnya 1, 2, 3, 4 kemudian 8, 7, 6, 5. Banyak pendapat awam menyebutkan jika Anda menggambar berdasarkan urutan 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8 akan dipandang sebagai orang yang kaku/konservatif. Sebaliknya, apabila Anda menggambar seluruh gambar secara acak misalnya 5, 7, 6, 8, 3, 2, 4, 1 Anda akan dipandang HRD sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif, dan cenderung tidak peduli pada aturan. Urutan menggambar bisa jadi menggambarkan skala prioritas seseorang dalam kehidupan atau pekerjaan dan kecen-derungan sikap dalam menghadapi situasi tertentu.