Anda di halaman 1dari 3

Analisis tentang UU no 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan

Administrasi Pemerintahan adalah tata laksana dalampengambilan keputusan


dan/atau tindakan oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan. (pasal 1 UU
No 30 Tahun 2014).
Apa yang dimaksud dengan Tindak Administarsi Pemerintahan yakni
perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk
melakukan dan/atau tidak melakukan perbuatan konkret dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan (pasal 1 angka 8)
Kata kuncinya adalah penyelenggaraan Pemerintahan, pertanyaan dengan
apa penyelenggaraaan pemerinatahan ? Tentunya dengan wewenang. Dalam
Undang-Undan Nomorb 30 Tahun 2014 dibedakan dua konsep, yaitu wewenang
dan kewenangan.
Wewenang adalah hak yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk mengambil keputusan
dan/atau tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan. (pasal 1 angka 5) dan
Kewenangan adalah kekuasaan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau
penyelenggara negara lainnya untuk bertindak dalam ranah hukum publik (pasal
1 nagka 6)
Produk dari administrasi Pemerintahan adalah keputusan Adminitrasi
Pemerintahan. Yang dimaksud Keputusan Administrasi Pemerintahan yang juga
disebut Keputusan Tata Usaha Negara atau Keputusan Administrasi Negara yang
selanjutnya disebut Keputusan adalah ketetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan.(pasal 1 angka 7 UU Nomor 30 Tahun 2014)
Untuk mengeluarkan Keputusan Administrasi Pmerintahan ada tiga
sumber wewenang, yaitu (1) atribusi), (Mandat (3) Delegasi.
Atribusi adalah pemberian Kewenangan kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan oleh UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 atau Undang-Undang. (Pasal 1 angka 22 )
Delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih
sepenuhnya kepada penerima delegasi. (pasal 1 angka 23)
Mandat adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang lebih rendah dengan tanggung jawab dantanggung gugat tetap berada
pada pemberi mandat. (Pasal 1 angka 24)
Secara teoritis pengertian wewenang , jika kita menggunakan Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah kekuasaan membuat keputusan memerintah dan
melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain.
Menurut Ibrahim (1:2011) dalam “Penggunaan Wewenang Menurut
Hukum” menjelaskan bahwa wewenang adalah kekuasaan hukum untuk
mematuhi aturan hukum dalam lingkup menjalankan kebijakan publik.
Sedangkan menurut Sutarto (2001:141) berpendapat wewenang adalah hak
seseorang untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung
jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik.
Menurut Prajudi Atmosudirjo, kewenangan adalah apa yang disebut
kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan legislatif, diberikan
oleh Undang-Undang, atau dari kekuasaan eksekutif. Kewenangan adalah
kekuasaan terhadap golongan tertentu atau kekuasaan terhadap suatu bidang
pemerintahan tertentu yang bulat. Sedangkan wewenang hanya mengenai suatu
hal tertentu saja, wewenang adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu tindak
hukum publik.
Menurut SF, Marbun, wewenang mengandung arti kemampuan untuk
melakukan suatu tindakan hukum publik yakni kemampuan bertindak yang
diberikan oleh undang-undang yang berlaku untuk melakukan hubungan hukum,
setelah dinyatakan dengan tegas bahwa wewenang tersebut adalah sah.
Menurut H.Muladi, merupakan bagian yang sangat penting dalam Hukum
Tata Pemerintahan (Hukum Administrasi), karena pemerintahan baru
dapat menjalankan fungsinya atas dasar wewenang yang diperolehnya.
Keabsahan tindakan pemerintahan diukur berdasarkan wewenang yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan. Perihal kewenangan dapat dilihat dari
Konstitusi Negara yang memberikan legitimasi kepada Badan Publik dan
Lembaga Negara dalam menjalankan fungsinya. Wewenang adalah kemampuan
bertindak yang diberikan oleh undang-undang yang berlaku untuk melakukan
hubungan dan perbuatan hukum.

Pertanyaannya adalah bagaimana konstruksi hukum UU Nomor 30 Tahun


2014? Untuk menjawab ini kita melihat latar belakang politik hukum terbitnya
UU Nomor 30 tahun 2014
Jika kita baca secara cermat Penjelasan Umum dijelaskan, bahwa dasar
konstitusional mengacu kepada ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Selanjutnya menurut ketentuan
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini berarti bahwa sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara Republik Indonesia harus berdasarkan
atas prinsip kedaulatan rakyat dan prinsip negara hukum.
Konsekuensi logis, maka berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, segala
bentuk Keputusan dan/atau Tindakan Administrasi Pemerintahan harus
berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan hukumyang merupakan refleksi dari
Pancasila sebagai ideologi negara.
Hal ini maknanya adalah tindakan administrasi pemerintahan tidak
berdasarkan kekuasaan yang melekat pada kedudukan penyelenggara
pemerintahan itu sendiri. Penggunaan kekuasaan negara terhadap Warga
Masyarakat bukanlah tanpa persyaratan. Warga Masyarakat tidak dapat
diperlakukan secara sewenang-wenang sebagai objek.
Pertanyaan dengan dasar apa tindakan administrasi pemerintahan terhadap
warga masyarakat? Artinya keputusan dan/atau Tindakan terhadap Warga
Masyarakat harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
asas-asas umum pemerintahan yang baik.
Atas adasar itu perlu adanya pengawasan terhadap Keputusan dan/atau
Tindakan merupakan pengujian terhadap perlakuan kepada Warga Masyarakat
yang terlibat telah diperlakukan sesuai dengan hukum dan memperhatikan
prinsip-prinsip perlindungan hukum yang secara efektif dapat dilakukan oleh
lembaga negara dan Peradilan Tata Usaha Negara yang bebas dan mandiri.
Karena itu, sistem dan prosedur penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan harus diatur dalam undang-undang.
Pandangan di atas, karena sekaras dengan cara pandang yang didasarkan ,
bahwa tugas pemerintahan adalah untuk mewujudkan tujuan negara sebagaimana
dirumuskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan tugas tersebut merupakan tugas yang sangat luas.
Dengan demikian cakupan sangat luas, oleh karena itu diperlukan
peraturan yang dapat mengarahkan penyelenggaraan Pemerintahan menjadi lebih
sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat (citizen friendly), guna
memberikan landasan dan pedoman bagi Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan.
Atas dasar itu, maka ketentuan penyelenggaraan Pemerintahan tersebut
diatur dalam sebuah Undang-Undang yang disebut Undang-Undang Administrasi
Pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai