PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kaidah tentang muamalah, Islam mengatur segaka bentuk perilaku
manusia dalam berhubungan dengan sesama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
didunia. Termasuk dalam kaidah Islam yang mengatur tentang pasar dan
mekanismenya.
Pasar adalah tempat dimana antara penjual dan pembeli bertemu dan
melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Jual beli merupakan salah satu
aktifitas perekonomian yang terakreditasi dalam Islam. Pentingnya pasar sebagai
wadah jual beli tidak hanya dilihat dari fungsinya secara fisik, namun aturan, norma
dan yang terkait dengan masalah pasar. Dengan fungsi diatas, pasar akan rentan
dengan sejumlah kecurangan dan perbuatan ketidakadilan yang menzalimi pihak lain.
Maka dari itu, pasar tidak terlepas dengan sejumlah aturan syarat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme pasar dalam Konvensional?
2. Bagaimana mekanisme pasar Islam?
3. Bagaimana teori harga?
4. Bagaimana keseimbangan harga?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui mekanisme pasar dalam Konvensional.
2. Untuk mengetahui mekanisme pasar Islam.
3. Untuk mengetahui teori harga.
4. Untuk mengetahui keseimbangan pasar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian pasar, pasar yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli
untuk melakukan transaksi jual beli selain itu pasar disebut juga sebagai
manifestasi transaksi jual beli.
“.....Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang
siapa mendapata peringatan dari tuhan-Nya, lalu dia berhenti, maka apa yang
telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada
Allah....” (QS Al-Baqarah : 275).
Dengan demikian, dapat dikatakan ada saling bergantung antara produsen dan
konsumen. Produsen akan berusaha menggunakan faktor-faktor yang ada untuk
memproduksi berbagai jenis barang kebutuhan yang diminta oleh konsumen.
Artinya, produsen dalam memproduksi barang kebutuhan tersebut berharap agar
2
konsumen membeli barang yang diproduksinya dengan melebihi biaya produksi
(termasuk promosi/pemasaran ) yang telah dikeluarkan oleh produsen. Selisih
lebih tersebutlah yang diharapkan oleh produsen sebagai keuntungan yang akan
diperolehnya. Lazimnya produsen selalu berprinsip "memproduksi barang dengan
biaya yang relatif rendah untuk memaksimumkan keuntungan yang akan
diperoleh".1
Hal yang sulit bagi kedua asumsi tersebut (rasionalitas ekonomi dan
persaingan sempurna) untuk direalisasikan dalan kenyataan pasar. Kesulitan itu
disebabkan karena harus didukung oleh banyak faktor lain yang akan
memengaruhi mekanisme pasar.
1
Suhrawardi K. lubis, Hukum Ekonomi Islam, ( Jakarta:Sinar gravika, 2012), hal. 22-;28
3
Namun demikian, Islam memiliki norma tertentu dalam mekanisme pasar.
Menurut pandangan Islam yang diperlukan adalah suatu penggunaan dan
pendistribusian tertentu, serta dibentuknya suatu sistem kerja yang bersifat
produktif.
3. Jika perlu, campur tangan negara dianggap sebagai unsut penting yang
memperbanyak atau menggantikan mekanisme pasar, untuk memastikan
agar tujuan ini benar-benar tercapai (Muhammad Nejatullah Siddiqi, 1991:
91).
Inti dari mekanisme pasar Islam adalah kebebasan yang dimaksud ialah
antara penjual dan pembeli bebas untuk melakukan muamalah tanpa ada intervensi
pemerintah. Didalam mekanisme pasar Islam terdapat bebrapa prinsip yaitu :
a) Saling ridho atau rela, segala transaksi haruslah atas dasar kerelaan
antara masing-masing pihak (freedom contract), hal ini sesuai dengan
Al-Quran surat An-Nisa` ayat 29 :
4
nilai kebenaran ini akan berdampak langsung kepada para pihak yang
melakukan transaksi dalam perdagangan dan masyarakat secara luas.
3. Tidak monopoli.
a) Ukuran jumlah
b) Ukuran kapasitas
c) Ukuran fisik
d) Ukuran kekuatan
1. Aktivitas Produsen
Pola produksi yang dipengaruhi semangat islam harus yang sebagai berikut:
5
c) Profusen hendaklah tetap melakukan kontrol (mempertimbangkan sepenuhnya
) permintaan pasar.
2. Konsumen
b) Cara hidup tidak boros dan kebutuhan terhadap barang konsumsi diteliti
terlebih dahulu.
6
f) Seorang konsumen juga harus melihatckepentingan konsumen lain dan
kepentingan pemerintah.
C. Teori Harga
1) Kondisi Perekonomian
3) Elastisitas Permintaan
4) Persaingan
5) Biaya
6) Tujuan Manajer
7) Pengawasan Pemerintah.
b. Indikator Harga
2
Heri Sudarsono, Konsep ekonomi Islam, (Yogyakarta: Ekonisia, 2007) hal. 222
7
Dalam ekonomi Islam semua boleh berbisnis. Namun tidak boleh melakukan
ikhtikar, yaitu mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan menjual
lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi. Bersumber dari hadits dari
Muslim, Ahmad, Abu Daud dari Said bin alMusyyab dari Ma’mar bin Abdullah Al
Adawi bahwa Rasullah SAW, “Tidaklah orang melakukan ihtikar itu kecuali ia
berdosa”. Islam menghargai hak penjual dan pembeli untuk menentukan harga
sekaligus melindungi hak keduanya. Islam membolehkan, bahkan mewajibkan,
pemerintah melakukan intervensi harga, bila kenaikan harga disebabkan adanya
distorsi terhadap permintaan dan penawaran. Kebolehan intervensi harga antara
lain :
D. Keseimbangan Pasar
8
Keseimbangan terjadi pada harga dan kuantitas dalam kondisi kekuatan
permintaan dan penawaran dalam keseimbangan. Pada harga keseimbangan,
jumlah yang ingin dibeli pembeli tepat sama dengan jumlah yang ingin dijual oleh
penjual. Alasan disebut keseimbangan adalah bahwa jika permintaan da
penawaran dalam keseimbangan tidak ada alas an terjadinya kenaikan atau
penurunan harga, ceteris paribus. Secara grafis harga keseimbangan dan kuantitas
keseimbangan dihasilan oleh perpotongan antara kurva permintaan (B) dan kurva
penawaran (S) disuatu titik. Selanjutnya titik perpotongan ini disebut sebagai titik
keseimbangan. Harga dan kuantitas keseimbangan berturut-turut dilambangkan
dengan PE dan QE.
3
Eko Prayitno, Ekonomi Mikro Perspektif Islam, (Yogyakarta: UIN-Malang Press,2008) hal. 91- 93
9
B 8 40 90 Surplus Turun
C 6 60 60 Keseimbangan Netral
D 4 80 30 Defisit Naik
E 2 100 0 Defisit Naik
Marilah kita mulai dengan harga barang X seetinggi Rp 8 per unit. Pada
harga tersebut jumlah barang X yang diminta konsumen hanya unit. Sedangkan
jumlah barang X yang ditawarkan produsen sebanyak 90 unit. Ini berarti terjadi
kelebihan penawaran sebanyak 50 unit. Kondisi seperti ini disebut terjadi
kelebihan penawaran (excess supply) atau jumlah yang ditawarkan melampui
jumlah yang diminta. Produsen satu dengan yang lain berkompetisi untuk merebut
konsumen dengan cara menurunkan harga. Dengan adanya penurunan harga ini, di
satu pihak jumlah barang X yang dibeli bertambah dan di lain pihak jumlah barang
X yang dibeli bertambah dan di lain pihak jumlah barang X yang ditawarkan akan
berkurang. Penurunan harga ini berlangsung terus hingga mencapai harga
keseimbangan di titik E. Tanda panah sepanjang kurva menunjukan arah bahwa
harga cenderung bergerak turun sampai pada harga keseimbangan setinggi Rp 6
per unit.
Pada harga yang rendah, misalkan Rp 4 per unit, pasar kekurangan barang X,
atau jumlah barang X yang diminta atau dibutuhkan konsumen (80 unit),
melampui jumlah barang yang tersedia atau ditawarkan produsen (30 unit).
Kondisi seperti ini dinamakan kelebihan permintaan (excess demand) atau jumlah
yang diminta melampui jumlah yang ditawarkan. Karena jumlah barang X yang
tersedia lebih sedikit dari kebutuhan, diantara konsumen akan terjadi kompetisi
untuk mendapatkan barang X. Konsumen akan cenderung berani membayar lebih
tingi, sehingga harga akan cenderung naik. Kenaikan harga ini, di satu pihak akan
berakibat jumlah barang X yang ditawarkan bertambah. Kenaikan harga ini akan
berlangsung terus hingga mencapai harga keseimbangan di titik E.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa mekanisme pasar dalam
ekonomi konvensional. Para pelaku ekonomi memaksimalkan kepuasan serta
keuntungan melalui persaingan dan dengan cara seperti itu kesejahteraan materil
akan tercapai. Sedangkan dalam Islam memiliki norma tertentu dalam
mekanisme pasar. Menurut pandangan Islam yang diperlukan adalah suatu
penggunaan dan pendistribusian tertentu, serta dibentuknya suatu sistem kerja
yang bersifat produktif.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Suprayitno, Eko. 2008. Ekonomi Mikro Perspektif Islam, Malang: UIN-Malang Press.
12