I. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan
masyarakat di indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan
penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan
mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancar-nya hubungan transportasi serta
tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah indonesia.
b. Sasaran
1. Penderita DBD
2. Lingkungan rumah
3. Masyarakat
V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
2 Penanggulanga Masyarakat V V V V V V V V V V V V
n DBD
3 Pelacakan Masyarakat V V V V
Kasus DBD
Pencatatan dan pelaporan kasus DBD dilaksanakan setiap bulan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan kegiatan.
KERANGKA ACUAN
PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
I. PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditandai demam 2-7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan,
penurunan trombosit (trombositopenia), adanya hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran
plasma (peningkatan hematokrit, asites, efusi pleura, hipoalbuminemia). Dapat disertai gejala-
gejala tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit, atau nyeri belakang bola
mata.
Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat.
Ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya atau
bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit (asimtomatik). Sebagian lagi akan menderita
demam dengue saja yang tidak menimbulkan kebocoran plasma dan mengakibatkan kematian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebarluasan DBD antara lain : Perilaku
masyarakat, perubahan iklim (climate change) global, pertumbuhan ekonomi, ketersediaan air
bersih. Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang spesifik. Cara yang dapat dilakukan
saat ini dengan menghindari atau mencegah gigitan nyamuk penular DBD.
Oleh karena itu upaya pengendalian DBD yang penting pada saat ini adalah melalui
upaya pengendalian nyamuk penular dan upaya membatasi kematian karena DBD. Atas dasar
itu maka upaya pengendalian DBD memerlukan kerja sama dengan program dan sektor terkait
juga peran serta masyarakat. (Puskesmas Gayungan 2015)
1. Penyuluhan DBD
Dilaksanakan sesuai jadwal dan permintaan masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat tentang bahaya penykit dan
kematian akibat penyakit DBD sehingga masyarakat mau melakukan tindakan
pencegahan.
B. Sasaran
Evaluasi kegiatan dilaksanakan sebulan sekali dan dinyatakan KLB bila jumlah kasus
DBD dua kali lipat atau lebih dari periode lalu pada tempat yang sama atau kematian kasus
DBD lebih dari 1%, dilaporkan ke Dinas Kesehatan Aceh Timur tiap sebulan sekali.
Hasil kegiatan pengendalian dan pemberantasan DBD dicatat dalam buku register kasus
DBD dan direkap dalam buku bantu rekap kasus DBD dan dilaporkan setiap bulan dengan
menggunakan blangko laporan kasus penyakit DBD.
Saniwati. SKM
Nip :