Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DAN

KEORGANISASIAN DALAM LINGKUP LUAS

Deni Rahman Saputra


Teknik Lingkungan
Denirahman962@gmail.com

I. PENDAHULUAN
Kepemimpinan menjadi modal utama dalam menjalankan suatu organisasi.
Organisasi yang tentunya memiliki visi dan misi yang harus dicapai. Melalui
kepemimpinan yang baik dan benar akan membawa pengaruh positif terhadap
kelangsungan suatu organisasi. Pemimpin menjadi pemegang tertinggi dalam suatu
organisasi melalui suatu proses kepemimpinan yang berlangsung. Gaya
kepemimpinan yang merupakan pola tingkah laku seorang pemimpin dalam proses
mengarahkan dan mempengaruhi tercapainya suatu tujuan (Jatmiko, 2013). Gaya
kepemimpinan mencakup tentang bagaimana seorang bertindak dalam konteks
organisasi tersebut dan dapat diliat melalui cara pandang masing-masing (Miftah
Thoha, 1995). Level kepemimpinan dalam organisasi menyesuaikan terhadap lingkup
wilayah yang dipimpinannya. Aktivitas kepemimpinan organiasi/perusahan pada
umumnya telah dilakukan melalui perencanaan yang matang terhadap konsep serta
teknis pelaksanannya. Terjadinya konflik dalam organisasi menjadi sangat
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan oleh pemimpin tersebut. Ilmu organisasi erat
kaitanya dengan manajemen yang diterapkan oleh pemimpin dalam organisasi
tersebut. Keberhasilan berjalannya suatu organisasi dapat tercermin dari penerapan
gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin. Penjaminan
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan maka perlu adanya pemimpin yang
memiiki tugas secara terus menerus memelihara dan mengembangkan organisasi
melalui pembaharuan sistem secara struktural, ideal, dan fungsional (Syafei, 2009).
Dengan demikian budaya organisasi dapat sebagai suatu acuan bagi ketentuan atau
peraturan yang berlaku bagi para pemimpin dan pegawai yang secara tidak langsung
akan terikat membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan visi dan misi serta strategi
dalam pemerintahan. Organisasi pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai
keunggulan harus mengusahakan kinerja individual yang setinggi-tingginya, karena
pada dasarnya kinerja individu mempengaruhi kinerja tim atau kelompok kerja dan
pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Penilaian kinerja
terhadap karyawan biasanya didasarkan pada job description yang telah disusun oleh
organisasi. Dengan demikian, baik buruknya kinerja pegawai dilihat
darikemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan yang
telah menjadi tanggung jawabnya.

II. PEMBAHASAN
Peran Pemimpin
Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Bernadine R. Wirjana dan Susilo Supardo, Pada bukunya yang berjudul
“Kepemimpinan: Dasar-Dasar dan Pengembanganya”, mendefinisikan kepemimpinan
adalah suatu proses yang kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk
mencapai suatu misi, tugas, atau sasaran, dan mengarahkan organisasi dengan cara
yang membuatnya lebih kohesif dan lebih masuk akal. Untuk mengetahui lebih lanjut
tentang kepemimpinan uraian dibawah ini akan dikutip beberapa pendapat para ahli
mengenai kepemimpinan (Zarvedi, 2016).
seorang pemimpin harus dapat memahami peran seorang pemimpin yaitu
menciptakan dan mempertahankan aktivitas kelompok yang berkaitan dengan tugas
yang harus dilaksanakan oleh pemimpin itu sendiri dan seseorang agar kelompok dapat
berfungsi secara efektif. Proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok, menjadi tugas utama dalam
mengorganizing sumber daya manusia atau orang-orang yang ada di dalamnya. Untuk
itu efektivitas implementasi peran pemimpin harus disertai dengan rancangan proses
manajemen dan struktur organisasi sampai pada terciptanya budaya organisasi yang
kondusip, sehingga kualitas orang-orang di dalamnya juga akan mempengaruhi
keberhasilan yang akan dicapai (Jatmiko, 2013). Pemimpin sesuai dengan perannya,
memi liki fungsi utama yang harus dipahami secara mendalam terhadap fungsi yang
berhubungan dengan tugas atau bahkan memecahkan masalah. Keutuhan dan
kekompakan kelompok atau sosial merupakan fungsi selanjutnya yang pada umunya
sering diabaikan. Leadership style (gaya kemimpinan) yang menggambarkan tentang
pola tingkah laku pemimpin dalam proses pengarahan juga sebagai salah satu akan
mempengaruhi perkerja yan ada. Menurut Kouzes dan Posner, keberhasilan seorang
pemimpin harus dapat memenuhi kaidah sebagai berikut : makna/keter panggilan;
visi/arah yang jelas; kemampuan memeriksa dan menata pola kerja yang sudah ada;
kemampuan mengembangkan orang; dan kemampuan mengangkat hati mereka.
Budaya Organisasi
Organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja samadengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama (Poerwanto, 2008). Menurut
Schmerhorn, organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Menurut Chester J. Bernerd, organisasi adalah kerjasama dua orang
atau lebih, suatu sistem dari aktivitas-aktivitas dan kekuatan-kekuatan perorangan
yang dikoordinasikan secara sadar (Tika, 2006). Di dalam suatu organisasi peran
budaya dalam mempengaruhi perilaku karyawan tampaknya semakin penting. Budaya
organisasi dapat tercermin diantaranya dari sistem yang meliputi besar kecilnya
kesempatan berinovasi dan berkreasi bagi karyawan, pembentukan tim-tim kerja,
kepemimpinan yang transparan dan tidak terlalu birokratis. Kinerja organisasi yang
telah dilaksanakan dengan tingkat pencapaian tertentu tersebut seharusnya sesuai
dengan misi yang telah ditetapkan sebagai landasan untuk melakukan tugas yang
diemban. Dengan demikian kinerja (performance) merupakan tingkat pencapaian hasil
atau the degrees of accomplishment.
Mangkunegara (2006) menyatakan kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui
hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi.
Kepemimpinan
Setiap gaya kepemimpinan memiliki dua unsur utama yaitu unsur pengarahan dan
unsur buatan yang keduanya saling memiliki keterkaitan yang erat. Sedangkan jika
dilihat dari kepribadian maka gaya kepemimpinan dibagi menjadi (Robert Albanese,
David
D. Van Fleet, 1994) :
1. Gaya Kharismatis
Merupakan gaya yang memberikan daya tarik atensi banyak orang yang
merupakan anugerah dari Tuhan kepada seorang tersebut. Kelebihan gaya ini
yaitu dapat menarik banyak orang. Akan tetapi, kelemahan dalam penerapan
gaya ini yaitu dapat terjadi akibat ketidakkonsistensinya terhadap tanggung
jawab yang telah diberikan kepada pemimpin tersebut. Agar dapat berjalan
efektif maka perlu melakukan untuk komitmen dan menempatkan orang-orang
yang menutupi kelemahan kepribadian orang lain.
2. Gaya Otoriter
Memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dirinya sendiri
secara penuh.Pembagian tanggung jawab dan tugas diserahkan kepada
pemimpin tersebut sedangkan bawahannya hanya melakukan sesuai instruksi
yang telah diberikan oelh pemimpin. Selain sebagai penentu kebijakan dan
arah yang akan dituju oleh organisasi ini juga menjalankan fungsi sebagai
pengawas. Pengawasan terhadap segala tanggung jawab yang diemban oleh
bawahannya. Untuk gaya kepemimpinan seperti ini bisa efektif jika ada
keseimbangan antara disiplin bawahannya.
3. Gaya Demokratis
Memberikan kewenangan secara luas kepada bawahanya untuk melakukan
tugas dan tanggung jawabnya secara maksmial. Kreativitas dari para pegawai
dapat tersalurkan sepanjang tidak melenceng dari tujuan organisasi yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Akan berlangsung efektif jika pemimpin mau berjuang
untuk berubah ke arah yang lebih baik dan punya semangat untuk mencari jalan
terbaik dalam pemecahan masalah.
4. Gaya Moralis
Menjadi seorang pemimpin yang sangat menghargai bawahannya dengan
sifat hangat dan sopan kepada seluruhnya. Akan efektif jika keberhasilan
seorang pemimpin moralis dalam mengatasai kelabilan emosionalnya
seringkali menjadipejuang semumur hidup dan mempercayai orang lain atau
membiarkan melakukan untuk bekerja sesuai keinginan mereka.
Gaya setiap pemimpin tentunya berbeda-beda, demikian juga dengan para
pengikutnya. Ini merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa situasi-situasi tertentu
menuntut satu gaya kepemimpinan tertentu, sedangkan situasi lainnya menuntut gaya
yang lain pula. Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seseorang berbeda satu sama
lain. Pada suatu waktu tertentu kebutuhan- kebutuhan kepemimpinan dari suatu
organisasi mungkin berbeda dengan waktu lainnya, karena organisasi-organisasi akan
mendapatkan kesulitan bila terus-menerus berganti pimpinan, maka para pemimpinlah
yang membutuhkan gaya yang berbeda pada waktu yang berbeda. Gaya yang cocok
sangat tergantung pada tugas organisasi, tahapan kehidupan organisasi, dan
kebutuhan-kebutuhan pada saat itu. Organisasiorganisasi perlu memperbarui diri
mereka sendiri, dan gaya kepemimpinan yang berbeda seringkali dibutuhkan.
Seringkali seorang pemimpin harus bertindak secara sepihak. Organisasi-organisasi
harus melewati tahap-tahap yang berbeda dalam hidup mereka. Selama periode-
periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, kepemimpinan otokrasi mungkin
akan bekerja dengan baik. Misalnya, pendiri suatu organisasi keagamaan yang baru,
sering merupakan tokoh kharismatik yang mengetahui secara intuitif apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya. Karena itu adalah visinya, maka ialah yang
paling sanggup untuk menanamkannya kepada orang lain tanpa diskusi. Tetapi selama
periode pertumbuhan yang lambat atau konsolidasi, organisasi tersebut perlu
menyediakan waktu lebih untuk merenung dan berusaha agar lebih berdaya guna.
Ketika organisasi tersebut masih baru, pendirinya dapat mengandalkan kekuatan
visinya untuk menarik orang-orang lain yang mempunyai sasaran yang sama. Namun,
pada waktu organisasi itu berhasil, maka cara-cara lain untuk mempertahankan
persamaan visi akan diperlukan. Bila gaya kepemimpinan tidak disesuaikan, sehingga
mencakup penyamaan sasaran dengan peran serta penuh, sering organisasi tersebut
mengalami kegagalan. Seorang pemimpin yang baik harus mempunyai keberanian
untuk mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko yang
timbul sebagai konsekwensi daripada keputusan yang diambilnya.

III. KESIMPULAN
1. Pemimpin menjadi orang yang mampu mempengaruhi orang lain dalam suatu
organisasi
2. Organisasi berisi sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama
3. Gaya kemepimpinan demokratis menjadi gaya yang relevan pada jaman
sekrang untuk diterapkan.
Daftar Pustaka
Miftah Thoha, 1995. Kepemimpinan Dalam Manajemen, CV. Rajawali, Jakarta
Jatmiko.2013. Pemimpin dan kepemimpinan organisasi. Unhass: Makassar
Robert Albanese, David D. Van Fleet, 1994. Organizational Behavior: A Managerial
Viewpoint, Dryden Press, Texas
Syafe’i, Darman. (2009). Organisasi dan Kepemimpinan dalam Islam Upaya
Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif dalam Dinamika Kepemimpinan.
Jurnal Ekonomika. Vol. 2, No. 2. Halaman 37-45.
Zarvedi, Reza, Rusli Yiusuf, dan Mahdani Ibrahim. 2016. Pengaruh Kepemimpinan,
Budaya Organisasi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Serta Implikasinya
Pada Kinerja Sekretariat Kabupaten Pidie. Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Poerwanto. (2008), Budaya Perusahaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Tika, Moh. Pabundu. (2006), Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Jakart: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai