Anda di halaman 1dari 10

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM UROGENITALIA PEREMPUAN

A. Pengertian Sistem Urinaria

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Sistem urinaria adalah salah satu sistem ekskretorius tubuh. Strukturnya adalah:
1. 2 ginjal (ren) yang menghasilkan urine
2. 2 ureter yang membawa urine dari ginjal ke vesica urinaria (kandung kemih)
3. 1 kandung kemih dimana urine dikumpulkan
4. 1 urethra tempat dimana urine dikeluarkan dari VU
Sistem urinaria berperan penting dalam memelihara homeostasis air dan konsentrasi elektrolit
tubuh. Ginjal memproduksi urine yang mengandung sisa metabolisme, nitrogen dari urea dan asam
urat, kelebihan ion dan beberapa obat-obatan.

1. REN (GINJAL)
Ginjal terletak retroperitoneal di bagian posterior dinding abdomen. Ia berada disisi-sisi
columna vertebra, di belakang peritoneum dan di bawah diafragma. Ginjal kanan terletak 12 mm
lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hepar. Ukuran panjang ginjal
sekitar 11 cm, lebar 6 cm dan tebalnya 4 cm.

Hubungan
- Posterior : diafragma (memisahkannya dari pleura), m. quadratus lumborum, m. psoas, m.
transversus abdominis, costa XII dan 3 nervus subcostalis, Vertebrae thoracalis XII, n.
iliohypogastricus dan n. ilioinguinalis (LI)
- Anterior : ginjal kanan berbatasan dengan hepar, bagian kedua duodenum (dapat dilihat pada
tindakan nephrektomi kanan) dan colon ascendens. Di anterior ginjal kiri terdapat gaster, pankreas
beserta pembuluh darahnya, lien dan colon descendens. Kelenjar suprarenalis terletak di atas
masing-masing ren pada polus superior.

Di dalam ginjal, ureter terbagi menjadi dua atau tiga calyx major yang masing-masing
terbagi lagi menjadi beberapa calyx minor. Setiap calyx minor kemudian menekuk satu jaringan
papilla renalis dan disinilah mulainya tubulus collectivus melepaskan urine ke dalam ureter.
Ginjal terletak dalam suatu bantalan lemak peri renal yang berada dalam fascia renalis. Di
bagian atas, fascia renalis bercampur dengan fascia yang menyelubungi diafragma, dan
meninggalkan suatu ruangan untuk glandula suprarenalis (pada nephrectomy glandula suprarenalis
mudah dipisahkan dari ginjal). Di bagian medial, fascia renalis bergabung dengan selubung aorta
dan vena cava inferior. Di lateral, fascia renalis berlanjut dengan fascia transversalis. Hanya di
bagian inferior fascia renalis relatif terbuka sebagai jalur ureter menuju pelvis.
Ginjal secara faktual memiliki 3 kapsula:
1. fascia (fascia renalis)
2. jaringan lemak peri renal
3. kapsula yang sebenarnya capsula fibrosa yang mudah dikuliti pada ginjal normal tetapi melekat
kuat pada suatu organ yang mengalami inflamasi.

Perdarahan
Arteri renalis dipercabangkan langsung dari aorta.
Vena renalis mengalirkan darah langsung ke dalam vena cava inferior.
Vena renalis kiri melewati bagian anterior aorta kira-kira di bawah tempat asalnya a. mesenterica
superior. Sedangkan arteri renalis kanan melewati bagian posterior vena cava inferior.

Aliran Limfatik
Aliran limfe langsung menuju nodi lymphatici preaortae.

Fungsi utama ginjal:


1. Mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh
2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian ion cairan ekstraseluler, termasuk ion
sodium, klorida, pottasium, karbonat, kalsium, magnesium, sulfat, fosfat, dan hidrogen.
3. Memelihara volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri dengan mengatur keseimbangan air dan
garam.
4. Membantu memelihara keseimbangan asam-basa tubuh dengan menyesuaikan
pengeluaran ion hidrogen dan karbonat melalui urin.
5. Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh, terutama
melalui pengaturan keseimbangan air.
6. Mengeksresikan (eliminasi) produk-produk sisa (buangan) dari metabolisme tubuh,
misalnya urea, asam urat, kreatinin.
7. Mengeksresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada
makanan, pestisida, dan bahan-bahan eksogen non-nutrisi lainnya yang berhasil masuk ke
dalam tubuh.
8. Menghasilkan dan mengeluarkan erythropoietin yaitu hormon yang mengendalikan
kecepatan pembentukan sel darah merah.
9. Menghasilkan dan mengeluarkan renin yaitu suatu hormon enzimatik yang memicu
reaksi berantai yang penting dalam mengatur tekanan darah.
10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
URETER

Ureter merupakan kelanjutan dari pelvis renalis, berjalan ke bawah melalui cavum
abdomen di belakang peritoneum di depan m.psoas kemudian oblique (miring) berjalan ke dinding
posterior VU. Ureter memiliki panjang 25 cm (10 inci) dan terdiri dari pelvis ureter dan pars
abdominalis serta pars pelvina dan pars intra vesicalis.
Ureter pars abdominalis terletak di atas pinggir medial m. psoas major (yang memisahkan
ureter dari ujung processus transversus L2-L5). Kemudian menyilang memasuki pelvis pada
bifurcatio arteri iliaca communis di depan art. sacroiliaca. Di bagian anterior, ureter kanan ditutupi
pada bagian pangkalnya oleh duodenum bagian kedua dan terletak lateral dari vena cava inferior
serta di belakang peritoneum posterior. Ureter kanan disilang oleh a.v. testicularis (a.v. ovarica),
a.v. colica dextra, dan a.v. ileocolica. Sedangkan ureter kiri disilang oleh a.v. testicularis (a.v.
ovarica), a.v. colica sinistra kemudian melewati tepi pelvis, di belakang colon mesosigmoideum
dan colon sigmoideum.
Pars pelvina ureter berjalan di dinding lateral pelvis di depan a. iliaca interna persis di
depan spina ischiadica kemudian ureter berjalan ke depan dan medial untuk memasuki vesica
urinaria. Pada pria, ureter terletak di atas vesica seminalis pada bagian ujungnya yang kemudian
disilang oleh vas deferens. Pada wanita, ureter melewati bagian atas fornix lateral vagina 2,5 cm
di sebelah lateral porsio supravaginalis cervix dan membentang di bawah ligamentum latum dan
a.v.uterina.
Pars intra vesicalis ureter berjalan oblik sepanjang dinding vesica urinaria kira-kira ¾ inci
(2 cm); lapisan otot vesicae dan letaknya oblik ini menghasilkan susunan seperti sfingter atau katup
pada bagian akhir ureter.
Ureter memiliki 3 lapisan jaringan: lapisan terluar berupa jaringan fibrosa kelanjutan
capsula fibrosa ginjal. Lapisan tengah berupa lapisan otot yang melingkari ureter seperti spiral
dan pada sepertiga bawah ada tambahan otot yang berjalan longitudinal. Lapisan luminal (dekat
lumen) yaitu mukosa dengan epitel transisional.

Perdarahan
Ureter menerima suplai darah yang banyak secara segmental dari arteri-arteri yang ada sepanjang
ureter yaitu aorta, a. renalis, a. testicularis (a. ovarica), a. iliaca interna dan a. vesicalis inferior.

Aspek Klinis
1. Ureter dengan mudah dapat diidentifikasi pada keadaan hidup karena dinding
ototnya yang tebal, menyerupai bentuk cacing (vermicularis) yang bergerak-gerak,
terutama bila ditekan atau di sentil secara halus.
2. Keseluruhan pars abdominalis dan bagian atas pars pelvina ureter melekat pada
penutupnya (peritoneum) yang dapat terlihat, hal ini digunakan sebagai patokan membuka
ureter karena peritoneum parietale di diseksi ke atas sehingga ureter muncul pada aspek
posteriornya.
3. Ureter relatif menyempit pada 3 tempat yaitu pada:
- peralihan dari pelvis ureter dengan ureter pars abdominalis
- pelvic brim
- orificium ureterica (paling sempit dari ketiganya)
Calculus ureter biasanya terhenti pada salah satu dari ketiga tempat di atas.
4. Ketika mencari batu ureter pada foto polos abdomen, harus terlihat hubungan ureter
terhadap tulang. Ureter akan membentang di sepanjang ujung processus transversus,
menyilang di depan art. sacroiliaca, kemudian melewati spina ischiadica dan kemudian
menuju ke medial untuk masuk vesica urinaria. Suatu bayangan opak di sepanjang garis
ini diduga adalah suatu kalkulus. Untuk memudahkan mempelajari ureter dapat dilakukan
dengan pemeriksaan radiografi dengan menggunakan kateter ureter radio-opaque.
Fungsi dari masing-masing ureter adalah menyalurkan urin dari setiap ginjal ke sebuah
kandung kemih (buli-buli atau vesica urinaria).

VESICA URINARIA

Vesica urinaria pada subjek dengan keadaan normal akan merasa tidak nyaman jika
meregang terisi sebanyak 150-350 cc (0,5 pint). Bila terisi penuh, vesica urinaria pada orang
dewasa akan menonjol dari cavitas pelvis masuk ke dalam cavum abdomen, memisahkan
peritoneum dari dinding anterior abdomen. Ahli bedah menggunakan kenyataan ini pada
pengangkatan vesica urinaria dengan membuat potongan extraperitoneal. Pada anak-anak sampai
usia + 3 tahun, pelvis masih relatif kecil sehingga vesica urinaria berada intraabdominal walaupun
tetap extraperitoneal.

Hubungan
- Anterior : symphisis pubis
- Superior : vesica urinaria ditutupi oleh peritoneum dengan gelungan intestinum tenue
dan colon sigmoideum pada bagian yang berlawanan. Pada wanita, corpus uteri tersandar di bagian
postero-superiornya.
- Posterior : rectum (pada pria), ujung vas deferens dan vesicula seminalis. Pada wanita,
vagina dan portio supravaginalis cervix.
- Lateral : m. levator ani dan m. obturator internus
Pada pria, collum vesica urinaria bergabung dengan prostat, pada wanita vesica urinaria
terletak tepat di atas fascia pelvis yang mengelilingi urethra.
Lapisan otot yang menyelubungi vesica urinaria dibentuk oleh susunan serabut-serabut
yang saling silang; jika otot ini mengalami hipertrofi pada keadaan obstruksi kronis (misalnya
karena pembesaran prostat), otot tersebut akan membentuk trabekula sehingga tampak dinding
vesica urinaria seperti ‘anyaman terbuka’ yang terlihat pada pemeriksaan cystoscopi.
Komponen sirkular otot menyelubungi dengan kuat menjadi sebuah sfingter yaitu sphincter
urethra internum (involunter). Sfingter ini dapat rusak tanpa adanya inkontinensia yang dihasilkan
sfingter eksterna yang masih intak (seperti terjadi pada prostatectomy).

Struktur
Bagian dalam vesica urinaria dan ketiga orificiumnya (orificium urethra internum dan 2
orificium ureterica—membentuk trigonum disebut trigonum Liautaudi) dapat mudah terlihat pada
cystoscopi. Kedua orificium ureterica berjarak sekitar 2.5 cm pada saat vesica urinaria kosong,
akan tetapi bila vesica urinaria dalam keadaan penuh, maka jarak keduanya akan bertambah
menjadi 5 cm. Lapisan mukosa dan submukosa kebanyakan pada semua vesica urinaria tidak
terlekat kuat pada lapisan otot di bawahnya sehingga tampak melipat-lipat jika vesica urinaria
kosong dan tampak halus jika vesica urinaria penuh.
Antara kedua ureter tampak lipatan mukosa yang disebut lipatan interureteric yang
dihasilkan oleh lapisan otot di bawahnya.

Perdarahan
Suplai darah berasal dari rr. vesicalis superior et inferior dari a. iliaca interna.
Vena vesicalis membentuk suatu plexus yang mengalirkan darah menuju ke v. iliaca interna.

Aliran Limfatik
Aliran limfatik mengalir ke pembuluh darah vesica menuju pembuluh iliaca kemudian menuju
nodus limfatikus para aorticus.
Fungsi dari vesica urinaria adalah menyimpan urin secara temporer. Kantung berongga ini dapat
diregangkan dan volumenya disesuaikan dengan mengubah-ubah status kontraktil otot polos di
dindingnya. Secara berkala, urin dikosongkan dari kandung kemih ke luar tubuh.

UREHTRA
Urethra pada wanita
Urethra pada wanita panjangnya sekitar 4 cm (1,5 inci), terdapat sphincter urethrae dan
terletak dekat sekali di depan vagina. Ostium externum vagina terbuka dan terletak 2,5 cm di
belakang clitoris. Sphincter urethra wanita merupakan struktur yang lemah dan pengaturan vesica
urinaria sangat tergantung pada sphincter interna yang dibentuk oleh otot sirkular vesica urinaria.

Mukosa pada tractus urinarius


Pelvis, ureter, vesica urinaria dan urethra dilapisi oleh epitel transisional. Ini dikenal
dengan penamaan uroepithelium karena tampak gambaran uniform dan proses patologinya akan
sama misalnya pada proses perkembangan papillomata. Sedangkan bagian urethra lainnya dilapisi
oleh epitel columner kecuali pada ujung urethra akan berubah menjadi epitel squamosa.
Fungsi dari uretra pada wanita adalah menyalurkan urin dari vesika urinaria ke luar tubuh.

Daftar pustaka

Anatomi Klinik Snell


Guyton, Arthur C., dkk.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC

B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria :


1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium
pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen.

Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.

Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang
dari pada ginjal wanita.

Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri
atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh
darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler
terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus
kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.

Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung
membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut
podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah
antara pedikel itu sangat teratur.

Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari
korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok –
belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut
ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel
renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.

a. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian,
yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

1. Kulit Ginjal (Korteks)

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut
nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang
tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai
bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman.
Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat –
zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang
terdapat di dalam sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan
dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian
dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid
antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli
dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna
renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai
bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan
darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum
berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor,
yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi
papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari
Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam
kandung kemih (vesikula urinaria).

b. Fungsi Ginjal:

1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya


amonia.

2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan
berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).

3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.

c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :


1. Tes untuk protein albumin

Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urine.

2. Mengukur konsentrasi urenum darah

Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar normal (20
– 40) mg%.

3. Tes konsentrasi

Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat jenisnya
naik.

d. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

Peredaran Darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang
berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri
akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai
bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai
bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal

Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah
yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan
senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan
hormn kortison.

2. URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam
rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan
mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh
pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf
sensorik.

3. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang
simfisis pubis di dalam ronga panggul.

Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :

1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari
rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis
dan prostate.

2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar),
tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada
dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih
(proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat
yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya
terjadi pengosongan kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus
dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter
bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila
saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing
keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).

Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem
persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter
interna.

Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih.
Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih
terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal,
vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus
limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

Anda mungkin juga menyukai