Modul Akuntansi Keuangan
Modul Akuntansi Keuangan
KELAS XI AKUNTANSI
SEMESTER GANJIL
Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pegeluaran
yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Pengelolaan dana
kas kecil diserahkan kepada pemegang kas kecil yang bertanggung jawab terhadap
pembayaran-pembayaran yang diambilkan dari dana kas kecil. Pengelolaan kas kecil tidak
berhak menerima pembayaran-pembayaran dari pihak luar. Atau, dana yang dikelola hanya
yang diterima dari pemegang kas besar dan kas umum.
Kas kecil memliki beberapa karakteristik, diantaranya:
1. Jumlahnya terbatas
Pihak manajemen perusahaan biasanya membatasi jumlah kas kecil sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Jumlah kas kecil tiap perusahaan akan berbeda-beda sesuai dengan
tingkat operasionalnya.
2. Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab atas: segala pencatatan yang terjadi terhadap kas kecil, diantaranya :
a) Pencatatan pengeluaran kas kecil menyangkut biaya dan persediaan.
b) Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil
c) Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas/register
cek.
d) Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil.
e) Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam
mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut, fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan keabsahan
dokumen pendukung sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.
3
3. Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil
Bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil
sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan permintaan pengisian
kembali dana kas kecil.
Pengelolaan dana kas kecil dilakukan dengan dua metode pencatatan yaitu dapat
menggunakan metode dana tetap (inprest fund method) maupun metode dana tidak tetap
(fluctuation fund method).
4
sehingga jumlah penggantian dana kas kecil pengisian kembali) tidak harus sama dengan
jumlah yang telah dikeluarkan. Oleh karena itu, dalam metode dana tidak tetap tidak
perlu dibuat jurnal penyesuaian terhadap saldo akun kas kecil pada akhir periode.
Dalam metode dana tidak tetap, saldo kas kecil berubah-ubah. Penggunaan prosedur
pencatatan metode dana tidak tetap adalah sebagai berikut :
a. Pada saat pembentukan dana kas kecil, akan dilakukan pencatatan dengan
mendebet Kas Kecil dan mengkredit Kas.
b. Setiap ada pengeluaran kas kecil, langsung dilakukan pencatatan dengan
mendebet Beban dan mengkredit Kas Kecil.
c. Pengisian kembali dapat dilakukan sebesar jumlah yang sama, lebih besar atau
lebih kecil daripada saat pembentukan tanpa memperhatikan berapa kas kecil
yang sudah dikeluarkan.
No Keterangan Jurnal
1 Pada waktu pembentukan dana kas kecil Kas Kecil xxx
Kas xxx
2 Pada saat pemegang kas kecil melakukan pembayaran Tidak dijurnal
3 Pada saat pemegang kas kecil menyerahkan bukti- Berbagai beban xxx
bukti pengeluaran kepada pemegang kas besar untuk Kas xxx
penggantian dana atau pengisian kembali kas kecil
4 Dana kas kecil dianggap terlalu kecil dan perlu di Kas kecil xxx
tambah Kas xxx
5 Dana kas kecil dianggap terlalu besar dan dikurangi Kas xxx
jumlahnya Kas kecil xxx
6 Pada akhir periode, jika ada pengeluaran yang belum Berbagai beban xxx
dicatat, maka harus dibuat jurnal penyesuaian Kas kecil xxx
7 Pada awal periode dibuat jurnal pembalik sebesar Kas kecil xxx
pengeluaran uang belum dicatat tadi agar saldo kas Berbagai beban xxx
kecil kembali seperti sebelum diisi kembali
Kasus 1:
Februari 1 PT Sejati membentuk dana kas kecil Rp. 800.000 dengan menarik cek sebesar
Rp. 800.000.
Februari 14 Pengeluaran kas kecil sampai dengan hari ini sebesar Rp. 420.000. Dengan
rincian sebagai berikut :
Dibayar telepon Rp. 150.000
Dibayar listrik Rp. 100.000
Dibayar beban angkut penjualan Rp. 80.000
Dibeli perlengkapan kantor Rp. 50.000
5
Dibayar langganan surat kabar Rp. 40.000
Februari 15 Dilakukan pengisian kas kecil sebesar Rp. 420.000.
Februari 16 Dana kas kecil dianggap terlalu kecil sehingga perlu ditambah sebesar Rp,
200.000
Februari 28 Diadakan tutup buku dan ternyata pengeluaran sampai dengan tanggal tersebut
yang belum dicatat sebesar Rp. 250.000, yang terdiri dari :
Dibayar beban air Rp. 120.000
Dibeli perlengkapan Rp. 80.000
Dibayar beban pertemuan Rp. 50.000
Kasus 2
Transaksi yang berhubungan dengan kas kecil selama bulan Januari 2004, sebagai berikut:
6
AKUNTANSI KAS KECIL SISTEM DANA BERFLUKTUASI
B. Perbedaan sistem pencatatan kas kecil dana tetap dan dana berfluktuasi
Perbedaan antara sistem dana tetap dan tidak tetap dijelaskan sebagai berikut :
No. Sistem Dana Tetap Sistem Dana Tidak Tetap
Saldo akun kas kecil berubah-ubah mengikuti
1 Saldo akun kas kecil selalu tetap
pengeluaran dan penerimaan kas kecil
Setiap pengeluaran kas kecil langsung dicatat
2 Pengeluaran kas kecil baru dicatat saat diisi
dengan jurnal
Buku kas kecil hanya berfungsi sebagai alat Buku kas kecil berfungsi sebagai jurnal dan
3 kontrol dan tidak dapat diposting ke buku menjadi dasar untuk posting akun-akun buku
besar besar
Pengeluaran kas kecil yang sampai akhir
Pengeluaran kas kecil yang sampai akhir periode belum dicatat tidak perlu dibuat jurnal
4 periode belum dicatat perlu dibuat jurnal penyesuaiannya dan tidak perlu dibuat jurnal
penyesuaiannya. pembalik sebab setiap pengeluaran langsung
dicatat di jurnal
7
b. Permintaan Pengeluaran Kas Kecil (PPKK)
Bukti ini digunakan untuk meminta uang ke pemegang kas kecil, sedangkan bagi pemegang
kas kecil, bukti ini sebagai bukti pembayaran kas kecil kepada pengguna kas kecil.
Kasus 1
Tanggal 1 April 2015 PT. Makmur membentuk dana kas kecil sebesar Rp. 500.000 dengan
menarik cek sebesar Rp. 500.00. Transaksi yang terjadi sampai dengan tanggal 15 April 2015
adalah sebagai berikut :
April 3 Membeli perlengkapan kantor Rp. 80.000
4 Membayar beban angkut pembelian Rp. 40.000
7 Membayar langganan koran dan majalah Rp. 50.000
10 Membayar beban listrik Rp. 120.000
12 Membayar beban telepon Rp. 140.000
14 Membayar beban rapat Rp. 50.000
15 Kas kecil diisi kembali Rp. 495.000
Catatlah transaksi di atas dengan sistem dana tidak tetap !
Kasus 2
8
- Des, 7 Permintaan penggunaan kas kecil untuk membayar rekening listrik Rp
40.000 dan air Rp 20.000 dengan PPKK No.003
- Des, 10 Pemegang kas kecil membuat PPKKK No.004 untuk mengisi kembali
dana kas kecil sebesar Rp 80.000, untuk itu pemegang kas kecil menerima BKK
No.005
- Des, 25 Pemegang kas kecil membuat PPKKK No.010 untuk mengisi kembali
dana kas kecil sebesar Rp 100.000, untuk itu pemegang kas kecil menerima BKK
No.011
Buatlah Jurnal Umum atas transaksi Kas Kecil diatas beserta buku kas kecilnya
9
PEMERIKSAAN SALDO KAS KECIL
A. Tujuan Pemeriksaan/Perhitungan fisik saldo kas
Perhitungan fisik dana kas kecil dilakukan oleh petugas yang tidak terkait dengan tugas
pengelolaan kas kecil. Uang tunai dan benda-benda yang tergolong dalam kas kecil dihitung
dan dilaporkan secara rinci mengenai jenis dan nilai per satuan. Jumlah saldo kas kecil
menurut perhitungan fisik harus sama dengan saldo kas kecil menurut catatan. Saldo
menurut catatan dihitung sebagai berikut.
Saldo kas kecil awal periode Rp..............
Ditambah : pengisian dana kas kecil Rp.............. +
Rp..............
Dikurangi : jumlah pengeluaran dana kas kecil Rp............... –
Saldo kas kecil akhir periode Rp...............
Berikut Tujuan Pemeriksaan, antara lain :
Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas kecil.
Untuk memeriksa apakah saldo kas kecil sama dengan catatan.
Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas kecil.
10
Jumlah saldo fisik kas kecil 31 Desember 2014 Rp. 1.750.000
Jika kas menurut perhitungan fisik lebih besar daripada kas menurut catatan, disebut
selisih kas lebih. Jika sebaliknya, disebut selisih kas kurang. Selisih kas dapat terjadi karena
hal-hal sebagai berikut :
1. Jumlah yang diterima atau yang dikeluarkan lebih besar atau lebih kecil daripada
jumlah yang seharusnya dicatat, karena tidak terjadinya uang pecahan kecil.
2. Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi pertukaran, misalnya saat memberikan
uang kembali.
3. Kesalahan pencatatan dalam jurnal
4. Sebab-sebab lain yang sama sekali tidak diketahui.
Pada akhir periode pencatatan, selisih kas lebih dianggap sebagai pendapatan dan
selisih kas kurang dianggap sebagai kerugian atau beban. Dalam laporan laba rugi, selisih kas
lebih diinformasikan sebagai pendapatan diluar usaha, dan selisih kas kurang diinformasikan
sebagai beban diluar usaha. Pencatatan selisih kas kecil dilakukan sebagai berikut :
Contoh :
Pada tanggal 31 Agustus 2014, terdapat saldo kas kecil Rp. 1.750.000, tetapi jumlah kas
kecil secara fisik Rp. 1.950.000. berarti ada selisih kas lebih sebesar Rp. 200.000.
Jurnalnya
Kas Kecil Rp. 200.000
Selisih Kas Kecil Rp. 200.000
Pada tanggal 31 Agustus 2014, terdapat saldo rekening kas kecil Rp. 1.570.000 tetapi
berdasarkan hitungan fisik berjumlah Rp. 1.750.000. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata
penerimaan dana kas kecil dari kas besar pada tanggal 15 Agustus 2014 sebesar Rp. 950.000
hanya dicatat Rp. 770.000. kesalah tersebut dapat diperbaiki dengan jurnal koreksi sebagai
berikut :
11
Kasus 1
Kasus 2
Diketahui saldo kas kecil PT Wulan Jaya per 1 Juli 2016 sebesar Rp 2.000.000,
selama periode juli 2016 perusahaan melakukan pengisian kas kecil sebesar Rp 1.500.000,
pada 31 juli 2016 saldo kas kecil pada buku kas kecil PT Wulan Jaya sebesar Rp 490.000.
Berdasarkan perhitungan fisik terdapat: 5 lembar @ Rp 50.000, 10 lembar @ Rp 20.000, 3
lembar @ Rp 10.000 dan 4 lembar @ Rp 5.000.
Bagaimanakah perlakuan atas kasus tersebut dan buatlah berita acara atas
pemeriksaan kas kecil periode Juli 2016
12
AKUNTANSI KAS BANK
A. Pengertian Kas
Kas adalah alat pembayaran yang dapat dipakai untuk membiayai kegiatan perusahaan.
Kas merupakan aktiva yang paling lancar dan harus disediakan di dalam perusahaan dalam
jumlah yang mencukupi untuk kegiatan perusahaan selama periode tertentu. Namun, bila
persediaan kas berlebihan, biasa dinamakan kas menganggur, kas bila disimpan di
perusahaan menjadi tidak produktif.
Ibarat seorang manusia, kas merupakan darah yang akan mengalir di tubuh perusahaan,
kas akan memberikan dukungan makanan terhadap seluruh operasional bagian tubuh
perusahaan. Jika kas yang mengalir mengalami gangguan, maka opersional perusahaan pun
juga akan dapat terganggu. Begitu pentingnya kas bagi sebuah perusahaan atau bisnis, maka
kas merupakan aset yang paling likuid diantara aset-aset lainnya, dan senantiasa diletakkan di
bagian yang paling atas di neraca perusahaan.
Beberapa yang termasuk kas adalah
1. Uang tunai berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia atau oleh pemerintah negara lain.
2. Uang kas yang disimpan di bank dalam bentuk rekening giro.
3. Cek yang diterima dari pihak lain, tetapi belum diuangkan dibank.
4. Cek dalam perjalanan (outstanding cek), yakni cek yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan kepada pihak lain, tetapi belum diuangkan ke bank.
5. Cek kasir yakni surat perintah kepada bagian keuangan (kasir) untuk mengeluarkan
uang bagi pihak-pihak lain dalam perusahaan sendiri.
6. Wesel pos yang menurut sifatnya dapat diuangkan pada waktu diperlukan.
7. Simpanan uang di bank-bank luar negeri yang tidak dikenakan pembatasan penarikan.
Saldo simpanan ini di neraca dilaporkan dalam mata uang rupiah sebesar nilai
kursnya.
Beberapa bentuk yang tidak termasuk dalam kas adalah
1. Cek mundur merupakan cek yang mencantumkan tanggal penarikannya pada masa
mendatang. Cek tersebut tidak boleh dibayarkan oleh bank sebelu tanggal yang
tercantum tiba/jatuh tempo.
2. Pembayaran-pembayaran dimuka
3. Prangko dan materai, walaupun dapat digunakan untuk pembayaran dalam jumlah
kecil tetapi oleh bank tidak akan diterima sebagai setoran. Prangko dan materai
digolongkan sebagai perlengkapan.
4. Deposito berjangka, yakni simpanan di bank yang pengambilannya hanya pada
waktu-waktu tertentu.
5. Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan sifatnya terikat, seperti untuk dana
pensiun, pelunasan obligasi, pembayaran deviden.
6. Wesel tagih, yakni perintah tertulis bersyarat kepada tertarik untuk membayar
sejumlah uang tertentu kepada penarik pada tanggal yang telah ditentukan.
13
B. Karakteristik Kas
Kas mempunyai karakteristik, yaitu :
1. Dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau alat penukar dalam berbagai transaksi
2. Dapat diterima oleh bank sebagai setoran sebesar nilai nominal yang tertulis didalamnya.
3. Merupakan harta yang siap dan mudah untuk di tukar dengan harta lain.
4. Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan dan giro yang ada di bank.
5. Perusahaan harus menjaga sedemikian rupa sehingga kas stabil.
14
Selain itu, dengan sistem pengendalian kas ini, transaksi penerimaan kas yang dicatat
dalam jurnal penerimaan kas dapat direkonsiliasi dengan setoran yang tercantum dalam
rekening Koran bank, dan catatan pengeluaran kas (atau register cek) dapat direkonsiliasi
dengan cek yang diuangkan ke bank, yang tercantum dalam rekening koran bank.
3. Pemeriksaan kas
Pemeriksaan kas dapat dilakukan secara mendadak tanpa memberitahukan terlebih
dahulu. Tata cara pemeriksaan kas adalah :
a. Saldo kas perusahaan dicocokan dengan keadaan fisik uang dan benda-benda lain
yang ada pada perusahaan.
b. Diadakan pengujian terhadap catatan-catatan dan kegiata-kegiatan perusahaan
seperti kegiatan penyimpanan uang di bank atau pengeluaran uang dengan
menggunakan cek.
15
3. Jenis-jenis cek
16
Cek kosong/not sufficient funds(NSF) cek yang dikeluarkan oleh perusahaan tetapi
tidak ada cukup dana untuk mencairkannya.
Memo kredit
Memo kredit adalah warkat yang berisi informasi terkait penerimaan dana.
Piutang wesel yang ditagihkan oleh pihak bank.
F. Pelaporan Kas
PT DINAMIKA INDONESIA
DAFTAR KAS BANK
(Bank Mandiri)
No. Keterangan Mutasi Masuk Mutasi Keluar Jumlah Saldo
Bukti Bank Saldo Masuk Bukti Bank Saldo
No. Tgl No. Tgl. Keluar
1 Bank Transfer N.08154 7-11-14 100.000.000 - - - 100.000.000
2 Cek - - - M.0481 10-11-14 7.000.000 93.000.000
3 Bank Transfer - - - 9482 11-11-14 10.000.000 83.000.000
4 Bank Transfer - - - 9483 11-11-14 15.000.000 68.000.000
5 Cek - - - M.0480 14-11-14 8.000.000 60.000.000
6 Cek - - - M.0479 16-11-14 15.000.000 45.000.000
7 Bank Transfer - - - 9483 20-11-14 25.000.000 20.000.000
8 Bank Transfer N.08154 20-11-14 60.000.000 - - 80.000.000
17
Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kas menurut kalian dan kenapa kas
merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan!
2. Apakah yang dimaksud dengan pembayaran dimuka dan mengapa pembayaran
dimuka tidak termasuk kedalam kas?
3. Jelaskan mengapa perlu diadakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan,
pencatatan dan penyampaian kas
4. Jelaskan perbedaan antara Bearer, Penggnati dan Endosen!
5. Jelaskan perbedaan antara Cek Atas Nama dan Cek Atas Unjuk!
18
PERBEDAAN SALDO KAS DAN SALDO BANK
19
5. Adanya kesalahan pencatatan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun bank.
Transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan, tetapi ditolak oleh
bank. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas perusahaan.
Contoh cek yang diterima dari langganan disetorkan ke bank namun ditolak oleh bank
karena tidak ada dananya (cek kosong).
Kasus yang mempengaruhi saldo kas bank
A. Menurut Catatan Perusahaan B. Menurut Catatan/Rekening Koran
Bank
Menambah jika: Menambah jika :
1. Penerimaan yang sudah dicatat oleh 1. Setoran/penerimaan yang sudah dicaat
bank, tapi belum dicatat oleh oleh perusahaan, tapi belum dicatat
perusahaan. Contohnya : transfer oleh bank. Contohnya : setoran dalam
bank, jasa giro, hasil inkaso bank,dll. proses, penerimaan tagihan belum
2. Kesalahan mencatat pengeluaran disetor ke bank.
terlalu besar/tinggi. 2. Kesalahan mencatat pengeluaran
3. Kesalahan mencatat penerimaan terlalu tinggi.
terlalu rendah. 3. Kesalahan mencatat penerimaan terlalu
rendah.
Mengurangi jika :
1. Pengeluaran yang sudah dicatat oleh Mengurangi jika :
bank, namun belum dicatat oleh 1. Pengeluaran yang sudah dicatat oleh
oerusahaan. Contohnya : biaya perusahaan, belum dicatat oleh bank.
administrasi bank, cek di tempat Contohnya : cek dalam peredaran.
(pengambilan uang dari bank tidak 2. Kesalahan mencatat pengeluaran
mempergunakan cek melainkan terlalu rendah.
menggunakan formulir khusus dari 3. Kesalaha mencatat penerimaan terlalu
bank) tinggi.
2. Kesalahan mencatat pengeluaran
terlalu rendah.
3. Kesalahan mencatat penerimaan
terlalu tinggi.
4. Setoran cek yang ditolak/tidak cukup
dana.
Soal
Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara saldo kas
perusahaan menurut catatan perusahaan dengan saldo bank (menurut rekening koran) dan
berikanlah contoh kasus beserta transaksinya!
20
REKONSILIASI BANK
Saldo rekening koran yang diterima dari bank terhadap tidak sama dengan saldo kas
menurut catatan perusahaan. Jika hal ini betul-betul terjadi, pihak perusahaan akan mencari
sebab terjadinya ketidaksesuaian antara ke dua saldo tersebut. Tindakan ini disebut
rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank adalah pembuatan laporan oleh pihak perusahaan mengenai saldo
kas dan penjelasan sebab-sebab terjadinya ketidaksesuaian anatara saldo kas perusahaan dan
saldo kas pada bank yang dilaporkan dalam rekening koran. Kegunaan rekonsiliasi bank
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mengecek ketelitian pencatatan kas perusahaan dengan pencatatan kas di bank.
2. Mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah dilakukan oleh bank, tetapi
belum dicatat oleh perusahaan.
3. Untuk membuktikan bahwa semua transaksi kas dan pencatatannya telah dilakukan
dengan benar.
22
Terdapat beberapa bentuk dalam penyusunan rekonsiliasi bank, perhatikan contoh
berikut :
Pada tanggal 31 Juli 2014 PT. Maju Pesat menerima laporan dari bank berupa rekening koran
yang menunjukan saldo kredit sebesar Rp. 16.848.000, sedangkan saldo kas perusahaan
menunjukan saldo debit sebesar Rp. 18.420.000. setelah diadakan pemeriksaan, perbedaan
tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
a. Setoran dalam proses tanggal 26 Juli 2014 Rp. 2.900.000
b. Biaya administrasi Rp. 48.000
c. Uang kas perusahaan yang belum disetorkan ke bank Rp. 1.200.000
d. Jasa giro bank untuk perusahaan Rp. 267.000
e. Cek yang beredar adalah :
Nomor 0101 sebesar Rp. 1.800.000
Nomor 0104 sebesar Rp. 2.400.000
Nomor 0107 sebesar Rp. 636.000
f. Hasil penagihan perusahaan (menambah akun bank) sebesar Rp. 3.036.000, tetapi oleh
perusahaan dicatat Rp. 3.063.000.
g. Selembar cek yang diterima oleh perusahaan dan disetorkan ke bak ditolak karena tidak
cukup dananya sebesar Rp. 2.500.000 dan cek dikelmbalikan kepada perusahaan sebagai
lampiran rekening koran.
23
2. Bentuk stafel/vertikal (saldo kas dan saldo bank yang benar
PT. MAJU PESAT
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Juli 2014
Saldo menurut Perusahaan Rp. 18.420.000
Ditambah:
Jasa giro bank Rp. 267.000
Rp. 16.112.000
Dalam laporan rekosiliasi bank bentuk pertama dapat diketahui berapa sebenarnya
saldo bank dan saldo kas yang benar. Bentuk pertama sering digunakan oleh bagian internal
perusahaan. Pada bentuk rekonsiiasi bank yang kedua dapat diketahui sebab-sebab terjadinya
perbedaan saldo. Bentuk kedua tersebut biasanya digunakan oleh akuntan dalam melakukan
pemeriksaan kas.
Berdasarkan hasil laporan rekonsiliasi bank bentuk pertama segera dapat dibuat jurnal
penyesuaian khusus transaksi-transaksi yang mempengaruhi kas perusahaan, sebagai berikut:
Kas Rp. 267.000
Pendapatan jasa giro Rp. 267.000
Beban administrasi bank Rp. 48.000
Kas Rp. 48.000
Piutang usaha Rp. 27.000
24
Kas Rp. 27.000
Piutang usaha Rp. 2.500.000
Kas Rp. 2.500.000
Jurnal berikut dapat digabung sebagai berikut :
Piutang usaha Rp. 2.527.000
Bebam administrasi bank Rp. 48.000
Pendapatan jasa giro Rp. 267.000
Kas Rp. 2.308.000
Setelah jurnal penyesuaian di-posting ke dalam masing-masing akun, akun kas akan
menunjukan sald sebesar Rp. 16.112.000
KASUS 1
Saldo rekening Bank Danamon di PT Esemka pada tanggal 31 Juli 2016 menunjukkan
jumlah Rp 52.750.000. Saldo menurut rekening koran pada 31 Juli 2016 sebesar Rp
63.500.000. Setelah diadakan pemeriksaan, perbedaan itu disebabkan hal hal sebagai
berikut:
1. Tiga lembar cek berjumlah Rp 24.375.000 yang telah dikeluarkan perusahaan,
ternyata belum ditukarkan oleh penerima ke bank.
2. Setoran dari langganan melalui bank Rp 6.975.000 belum dicatat oleh perusahaan.
3. Setoran pada tanggal 31 juli Rp 6.000.000 belum dibukukan oleh bank
4. Sebuah cek yang diteriima dari seorang debitur sejumlah Rp 4.000.000 telah
didepositokan ke bank, tetapi dikembalikan karena dana tidak cukup
5. Cek yang ditarik oleh PT Esempe ebesar Rp 7.500.000 telah salah dibukukan oleh
bank ke dalam rekening PT Esemka
6. Cek sebesar Rp 15.275.000 untuk pelunasan utang kepada PT Sejahtera, oleh PT
Esemka dicatat dengan jumlah Rp12.575.000
7. Biaya bank untuk bulan Juli 2016 sebesar Rp 900.000 belum dicatat oleh perusahaan.
8. Bank memberikan jasa giro kepada PT Esemka Rp 500.000
Buatlah rekonsiliasi periode 31 Juli 2016 dalam bentuk skontro dan stafel serta buatlah
jurnal penyesuaian yang diperlukan.
25
AKUNTANSI PIUTANG
Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik bagi
calon pembeli, sehingga volume penjualan meningkat, yang berarti juga menaikkan
pendapatan perusahaan. Di lain pihak, penjualan secara kredit sering kali mendatangkan
kerugian. Kerugian semacam itu dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang normal dan
merupakan risiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara
kredit. Dilihat dari sudut pandang manajemen, adanya kerugian piutang dalam jumlah yang
wajar menunjukkan bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan sudah tepat.
Kerugian yang terlalu tinggi memberikan petunjuk bahwa kebijakan kredit perusahaan masih
terlalu longgar.
B. Jenis-jenis Piutang
Pada dasarnya piutang dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat adanya
penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang dagang umumnya berjangka waktu
kurang dari satu tahun sehingga dilaporkan sebagai aktiva lancar.
b. Piutang wesel/wesel tagih adalah piutang berupa perjanjian tertulis debitur kepada
kreditur untuk membayar sejumlah uang yag tercantum dalam surat perjanjian
tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Umumnya piutang wesel
berjangkan waktu lebih dari 60 hari. Apabila piutang wesel berjangka waktu kurang
dari satu tahun dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar, sedangkan untuk
piutang wesel berjangka waktu lebih dari satu tahun diperlakukan sebagai piutang
jangka panjang.
c. Piutang lain-lain, terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam
piutang dagang maupun piutang wesel. Contoh piutang yang termasuk dalam piutang
lain-lain, diantaranya :
1. Uang muka pembelian
2. Uang muka kepada pegawai
3. Uang muka pembelian saham
4. Uang muka menjamin kontrak
5. Uang muka kepada anak perusahaan
6. Piutang deviden
7. Tagihan kepada langganan untuk pengembalian tempat barang
26
8. Tuntutan kerugian kepada perusahaan asuransi
9. Tuntutan atas pegurangan pajak.
Piutang yang timbul dari penjualan angsuran, pencatatanya dalam neraca dipisahkan
menjadi aktiva lancar dan tidak lancar. Piutang yang memiliki tanggal jatuh tempo kurang
dari satu tahun ditempatkan sebagai aktiva lancar, sedangkan yang lebih dari satu tahun
sebagai aktiva lain-lain. Khusus untuk barang konsinyasi, yang dicatat sebagai piutang
hanyalah yang telah laku.
Contoh :
Transaksi PT Harpindo (bukan Pengusahan kena Pajak) pada bulan Agustus 2014 adalah
sebagai berikut :
2 Agustus Dijual barang A secara kredit kepada Toko Mataram Sakti senilai Rp.
20.000.000.
5 Agustus Penjualan kredit barang A kepada Toko Bedagan sebesar Rp. 60.000.000
6 Agustus Penjualan kredit barang A kepada Toko Asia sebesar Rp. 80.000.000
9 Agustus Penerimaan kas pembayaran piutang Toko Bedagan sebesar Rp. 40.000.000.
10 Agustus Diterima pembayaran dari Toko Mataram Sakti sebesar Rp. 10.000.000.
11 Agustus Penerimaan kas pelunasan piutang Toko Asia sebesar Rp. 40.000.000.
15 Agustus Diterima pembayaran dari Toko Mataram Sakti senilai Rp. 6.000.000.
16 Agustus Penjualan kredit barang B kepada Toko Bedagan sebesar Rp. 10.000.000.
18 Agustus Penjualan kredit barang B kepada Toko Asia sebesar Rp. 15.000.000.
27
20 Agustus Return penjualan barang B dari Toko Bedagang sebesar Rp. 20.000.000
21 Agustus Diterima laporan dari Toko Mataram Sakti bahwa telah terjadi kebakaran dan
PT Harpindo memutuskan untuk menghapuskan piutang Toko Mataram Sakti
sebesar Rp. 4.000.000
27 Agustus Ada surat dari Toko Mataram Sakti, bahwwa Toko Mataram Sakti mendapat
ganti rugi dari perusahaan asuransi sehingga dapat melunasi sisa tagihannya
dan akan direalisasikan pembayarannya pada tanggal 29 Agustus 2014.
29 Agustus Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus Rp. 4.000.000 dari Toko
Mataram Sakti.
Informasi tambahan :
Saldo awal Piutang dagang Toko Sumber Makmur Rp. 1.000.000
Jawaban :
PT HARPINDO
JURNAL UMUM
PERIODE: AGUSTUS 2014
28
29 Kas Rp. 4.000.000
Piutang dagang-Tk.Mataram S Rp. 4.000.000
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 01 Lembar ke :
Nama : Toko Asia Syarat :
Alamat : Jalan Matraman Raya Batas Kredit :
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 02 Lembar ke :
Nama : Toko Bedagan Syarat :
Alamat : Jalan Thamrin Batas Kredit :
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 03 Lembar ke :
Nama : Toko Mataram Sakti Syarat :
Alamat : Jalan Surabay Batas Kredit :
29
KONFIRMASI SALDO PIUTANG
30
Apabila dalam surat konfirmasi disertai pula maksud menagih sisa piutang, maka surat
balasannya dapat berupa persetujuan pembayaran atau dapat berupa permintaan penangguhan
pembayaran. Surat balsan kemudian dianalisis dengan melakukan :
1. Pengecekan bukti-bukti transaksi dan dokumen-dokumennya.
2. Menganalisis pengunduran jangka waktu pembayaran piutang.
Contoh
Berikut ini sebuah kartu piutang PT HARPINDO pada debitur Toko Asia
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 01 Lembar ke :
Nama : Toko Asia Syarat :
Alamat : Jalan Matraman Raya Batas Kredit :
Berdasarkan kartu piutang tersebut, dapat dibuat surat konfirmasi sebagai berikut :
Hormat kami,
Hendrati
31
2. Surat Konfirmasi Satuan Piutang
PT HARPINDO Jakarta, 1 September 2014
SURAT KONFIRMASI PIUTANG
Kepada :
Yth. Toko Asia
Jakarta
Berikut ini kami sampaikan catatan mengenai kewajiban Anda kepada kami per 31
Agustus 2014. Apabila terdapat ketidaksesuaian, mohon menghubungi staf kami, Sdr.
Hani, telp (021) 74050397
Tanggal Keterangan Fol Mutasi Saldo
Debit Kredit Debit Kredit
2014 1 Saldo -
Agsts 6 F-003 80.000.000 80.000.000
11 BKM-003 40.000.000 40.000.000
18 F-005 15.000.000 55.000.000
Demikian pemberitahuan dari kami, Terima Kasih.
Hormat kami,
Hendrati
3. Surat Konfirmasi Elemen Terbuka
PT HARPINDO Jakarta, 1 September 2014
SURAT KONFIRMASI PIUTANG
Kepada :
Yth. Toko Asia
Jakarta
Berikut ini kami sampaikan catatan mengenai kewajiban Anda kepada kami per 31
Agustus 2014. Apabila terdapat ketidaksesuaian, mohon menghubungi staf kami, Sdr.
Hani, telp (021) 74050397
Tanggal Keterangan Saldo
2014 6 F-003 40.000.000
Agsts 18 F-005 15.000.000
Demikian pemberitahuan dari kami, Terima Kasih.
Hormat kami,
Hendrati
32
B. Pelaporan Rekapitulasi Piutang
PT HARPINDO
DAFTAR SALDO PIUTANG
PERIODE: AGUSTUS 2014
33
PENGHAPUSAN PIUTANG
34
Piutang usaha Rp. 2.000.000
Beban penghapusan piutang Rp. 2.000.000
Kas Rp. 2.000.000
Piutang usaha Rp. 2.000.000
35
D. Perbedaan Kedua Metode Tersebut Secara Umum Sebagai Berikut :
36
TAKSIRAN KERUGIAN TIDAK TERTAGIH
2. Pendekatan Laba/Rugi
Kerugian piutang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan. Mengingat
bahwa timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan kredit, maka sebaiknya kerugian
piutang dihitung berdasarkan penjualan kredit. Terapi pada praktiknya, dapat pula
dihitung dari jumlah penjualan kredit maupun tunai.
Jumlah teksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan dikalikan
persentase tertentu. Besarnya persentase ditetapkan dengan cara membandingkan
kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total penjualan selama periode yang
bersangkutan, kemudian diadakan modifikasi dengan mempertimbangkan
kemungkinan di masa yang akan datang.
37
B. Perhitungan dan Pencatatan Penaksiran Jumlah Penyisihan Piutang Tak Tertagih
dengan Pendekatan Neraca
Contoh 1 (jika cadangan kerugian piutang bersaldo kredit)
Pada buku besar PD Nusantara tanggal 31 Desember 2014, terdapat akun sebagai berikut :
112 Piutang dagang Rp. 250.000.000
112.1 Cadangan kerugian piutang, saldo kredit Rp. 2.000.000
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 Desember 2014.
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu :
Taksiran kerugian piutang 2% x Rp. 250.000.000 = Rp. 5.000.000
Saldo kredit akun cadangan kerugian piutang = Rp. 2.000.000-
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2010 = Rp. 3.000.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2014 :
Beban kerugian piutang Rp. 3.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp. 3.000.000
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Debit Kredit
2014 31 Saldo Rp. 2.000.000
Des Penyesuaian JU Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
38
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut.
39
PIUTANG WESEL
40
D. Menentukan Tanggal Jatuh Tempo Wesel Tagih
Wesel dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Wesel berbunga, adalah wesel yang mempunyai tingkat bunga yang sudah ditetapkan.
b. Wesel tanpa bunga, adalah wesel yang bunganya sudah termasuk di dalam jumlah
nominalnya sehingga bunga tidak dinyatakan secara eksplisit.
Wesel dapat dijual kepada pihak lain, seperti bank, tetapi ada juga yang tidak bisa dijual.
Kebutuhan kas segera dapat dipenuhi dengan meminjam uang ke bank atau lembaga lain
dengan jaminan (mendiskontokan) wesel tagih. Pendiskontoan wesel akan dilakukan sebelum
jatuh tempo.
Piutang wesel berbunga adalah piutang wesel di mana debitur akan dikenai sejumlah
bunga tertentu seperti yang tertera dalam lembar weselnya selama umur wesel. Sedangkan
piutang wesel tidak berbunga adalah piutang wesel yang tidak dikenal bunga.
Piutang dagang dikelompokan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang
yang telah jatuh tempo. Piutang yang telah jatuh tempo dikelompokan lagi menjadi beberapa
ditetapkan berdasarkan usia tiap kelompok.
Beberapa wesel tagih biasanya mencantumkan tanggal wesel. Bila periode jatuh tempo
tersebut ditentukan dengan bulan, maka tanggal jatuh tempo dari wesel tersebut akan jatuh
pada tanggal yang sama dengan tanggal wesel tersebut dikeluarkan. Misalkan wesel tagih
dengan periode 6 bulan yang dikeluarkan pada tanggal 16 Februari akan jatuh tempo pada
tanggal 16 Agustus.
Bila periode tersebut ditetapkan dalam hari maka tanggal jatuh tempo akan ditentukan
dengan menghitung hari sejak tanggal wesel tersebut dikeluarkan. Wesel tagih yang berumur
120 hari yang dikeluarkan pada tanggal 14 September 2012 akan jatuh tempo pada tanggal 12
Januari 2013, seperti yang terlihat pada perhitungan di Tabel berikut ini.
Jangka Waktu Jatuh Tempo Wesel Tagih
Bulan Jumlah hari Jumlah total
September 2012 30 – 14 = 16 16
Oktober 2012 31 47
November 2012 Desember 30 77
2012 31 108
Januari 2013 12 120
41
PENDISKONTOAN PIUTANG WESEL
42
Jumlah uang yang diterima pada tanggal 12 Oktober 2014 adalah
Nilai jatuh tempo Rp. 100.000.000
Diskonto:
49
Rp. 100.000.000 x 10% x 360 Rp. 1.361.111,11-
Uang yang diterima Rp. 98.638.888,89
Jurnal yang dibuat oleh PT Jaya Abadi tanggal 30 November 2014:
Kas Rp. 98.638.888,89
Beban bunga Rp. 1.361.111,11
Piutang wesel (didiskontokan) Rp. 100.000.000
b. Wesel berbunga
Nominal wesel Rp. 100.000.000
Bunga wesel :
2
Rp. 100.000.000 x 12% x 12 Rp. 2.000.000+
Nilai jatuh tempo Rp. 102.000.000
Diskonto:
49
Rp. 102.000.000 x 10% x 360 Rp. 1.388.333,33-
Uang yang diterima Rp. 100.611.666,70
Jurnal :
Kas Rp. 100.611.666,70
Wesel tagih Rp. 100.000.000
Pendapatan bunga Rp. 611.666,70
43
AKUNTANSI PERSEDIAAN
A. Pengertian Persediaan
Barang dagang merupakan barang yang disediakan untuk dijual. Penyediaan barang
dagang dilakukan melalui pembelian, artinya barang yang dibeli disimpan sementara kemudian
dijual tanpa membuat perubahan. Bisa juga penyediaan barang dagang melalui proses produksi
yang dimulai dari pembelian banhan baku, diolah menjadi produk yang siap dijual. Hal ini
biasanya dilakukan oleh perusahaan manufaktur (pabrik). Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa persediaan barang dagang merupakan aktiva berikut ini.
a. Barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal, seperti :
1. Persediaan barang dagang (untuk perusahaan dagang)
2. Persediaan barang jadi (untuk perusahaan industri)
b. Barang yang ada dalam proses produksi atau dalam perjalanan disebut barang dalam
proses.
c. Barang yang masih berbentuk bahan baku/pembantu akan dimasukkan ke dalam proses
prosuksi untuk dijadikan produk jadi.
B. Klasifikasi Persediaan
1. Menurut PSAK no. 14 (2007)
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu
jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b. Dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c. Dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi
44
bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang telah
dikeluarkan atau terjadi sampai dengan tanggal tertentu.
3) Persediaan produk jadi, meliputi semua barang yang diselesaikan dari proses
produksi dan siap untuk dijual. Seperti halnya produk dalam proses, produk
jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahanbaku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk
menghasilkan produk tersebut.
4) Persediaan bahan penolong, meliputi semua barang-barang yang dimiliki
untuk keperluan produksi, akan tetapi tidak merupakan bahanbakuyang
membentuk produk jadi, yang termasuk dalam kelompok persediaan ini antara
lain minyak pelumas untuk mesin-mesin pabrik, lem, benang untuk menjilid
dan buku-buku pada perusahaan percetakan.
5) Lain-lain persediaan, misalnya supplier kantor, alat-alat pembungkus sperti
halnya pada perusahaan dagang.
2. Sistem Perpetual
Dalam sistem ini setiap transaksi, baik pembelian maupun penjualan barang dagang
langsung dicatat dalam jurnal. Pembelian dan penjualan juga dicatat dalam kartu persediaan
barang dagang sehingga setiap saat saldo persediaan yang masih ada dapat diketahui. Sistem
ini cocok digunakan oleh perusahaan yang memiliki persediaan barang dagang yang
jenisnya sedikit dan harga satuan relatif mahal, misalnya dealer mobil atau motor.
Prosedur pencatatan dalam sistem perpetual adala sebagai berikut :
a. Faktur pembelian dicatat dalam kartu persediaan barang dagang dan jurnal pembelian
dengan mendebit akun persediaan dan mengkredit akun utang dagang.
b. Memo kredit yang diterima dari kreditor merupakan bukti transaksi retur pembelian dan
dicatat:
45
1. Mengkredit jurnal umum atau jurnal retur pembelian dengan mendebit akun utang
dagang dan persediaan barang dagang.
2. Kartu persediaan barang dagang sebagai pengeluaran sesuai harga beli barang yang
dikembalikan kepada kreditor.
3. Faktur penjualan :
a) Dicatat dalam jurnal penjualan dengan mendebit akun piutang dagang, kredit
jumlah penjualan.
b) Harga pokok barang dijual dicatat debet akun Harga Pokok Penjualan, kredit
akun persediaan barang dagang dan dicatat dalam kartu persediaan barang
dagang yang bersangkutan sebagai pengeluaran.
4. Memo kredit yang dikirimkan kepada kreditor
a) Dicatat dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan dengan mendebet akun
retur penjualan dan pengurangan harga dan mengkredit akun piutang dagang,
kemudian harga pokoknya dicatat dengan mendebit persediaan barang dagang
dan mengkredit harga pokok penjualan.
b) Banyaknya barang dan harga pokok barang yang diterima kembali dicatat dalam
kartu persediaan sebagai penerimaan/mutasi masuk.
Kedua sistem pencatatan tersebut dapat diperbandaingkan dalam tabel berikut ini.
Tanggal Transaksi Sistem Fisik Sistem Perpetual
2010 6 Dibeli 6 unit televisi 20” @ Pembelian (D) 13.200.000 Persd.brg.dag (D) 13.200.000
Rp. 2.200.000 dari PT.
Jan Utang dagang (K) 13.200.000 Utang dagang (K) 13.200.000
Perkasa secara kredit.
7 Dikembalikan kepada PT. Utang dagang (D) 7.500.000 Utang dagang (D) 2.200.000
Perkasa 1 unit TV 20”
Return pembelian 2.200.000 Persd.brg.dag (K) 2.200.000
karena mutunya tidak
sesuai pesanan.
10 Dijual secara kredit kepada Piutang dagang (D) 7.500.000 Piutang dagang (D) 7.500.000
CV. Sejahtera, 3 unit TV
Penjualan (K) 7.500.000 Penjualan (K) 7.500.000
20” @ Rp. 2.500.000
(harga pokok penjualan Rp. Hrg.pokok.penj (D) 6.600.000
2.200.000). Perd.brg.dag (K) 6.600.000
12 Diterima kembali dari CV. Return penjualan (D) 2.500.000 Retur penjualan (D) 2.500.000
Sejahtera 1 unit TV 20”
Piutang dagang (K) 2.500.000 Piutang dagang (K) 2.500.000
rusak sebesar Rp.
2.500.000. Persd.brg.dagang (D) 2.200.000
Hrg.pokok.penj (K) 2.200.000
Dari data di atas laba atau rugi kotor yang diperoleh sampai tanggal 12 Januari 2010 adalah
sebagai berikut :
Penjualan kotor Rp. 7.500.000
Retur penjualan Rp. 2.500.000-
Penjualan bersih Rp. 5.000.000
Harga pokok penjualan Rp. 4.400.000-
Laba kotor atas penjualan Rp. 600.000
46
SISTEM PENILAIAN PERSEDIAAN
Persediaan barang dagang memegang peranan penting dalam penentuan hasil usaha selama
periode tertentu. Jumlah barang dagang yang terjual belum tentu sama dengan jumlah barang
yang dibeli dalam periode yang sama, bahkan harga pokk barang dagang yang dibeli juga
berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam penilaian persediaan barang dagang pada akhir periode
harus diketahui jumlah dan nilai persediaan barang dagang yang sudah terjual dan nilai
persediaan barang dagang yang tersisa.
A. Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan Dalam Sistem Periodik
1. Firts In Fist Out (FIFO)
Dalam metode ini barang yang lebih dulu masuk (dibeli) dianggap barang yang lebih
dulu dikeluarkan (dijual), nilai persediaan akhir sebagian atau selurhnya dihitung
berdasarkan harga yang masuk terakhir.
5. Identifikasi khusus
Dalam metode ini, setiap barang yang masuk (dibeli) diberi tanda pengenal khusus
untuk menunjukkan harga per satuan, sesuai dengan faktur yang diterima sehingga nilai
persediaan ahir dihitung berdasarkan jenis dan keadaan barang yang masih tersisa.
47
3. Rata-rata bergerak
Metode rata-rata yang diterapkan dalam sistem perpetual disebut rata-rata bergerak.
Pada metode ini harga rata-rata selalu berubah karena harga beli rata-rata dihitung setiap
transaksi pembelian sehingga harga rata-rata penjualan barang dagang juga tidak sama
atau selalu berubah. Untuk menghitung harga pokok penjualan barang dagang dasarnya
adalah harga rata-rata pada saat terjadi transaksi penjualan.
48
METODE PENILAIAN PRSEDIAAN PADA SISTEM PERIODIK
A. Format Kartu Persediaan
Setelah dilakukan perhitungan secara fisik sisa barang dagang pada tanggal 31 Maret 2010
yang masih ada dalam gudang 550kg. Berdasarkan data di atas, hitunglah nilai persediaan pada
tanggal 31 Maret 2010 jika menggunakan metode FIFO, LIFO, rata-rata sederhana, rata-rata
tertimbang dan tanda pengenal khusus.
49
8. Rata-rata sederhana (Simple Average Method)I
Jika dihitung dengan metode rata-rata sderhana persediaan PD. Pendawa pada 31 Maret
2010 adalah sebagai berikut.
Jumlah persediaan akhir = 1.700 kg – 1.150 kg = 550 kg
Frekuensi pembelian = 3 kali + 1 persediaan awal = 4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑔
Maka harga rata-rata per kg =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛
𝑅𝑝.8.000 + 𝑅𝑝.7.750+𝑅𝑝.8.500
=
4
𝑅𝑝.32.500
=
4
= Rp. 8.125
Jadi, nilai persediaan akhir = 550 kg x Rp. 8.125
= Rp. 4.468.750
50
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA SISTEM PERPETUAL
Setelah dilakukan perhitungan secara fisik sisa barang dagang pada tanggal 31 Maret 2010 yang
masih ada dalam gudang 550kg.
4. First In First Out (FIFO)
Harga pokok penjualan barang dagang dapat dihitung sebagai berikut.
Penjualan tanggal 5 Maret 350 kg terdiri atas :
300 kg persediaan awal = 300 x Rp. 8.000 = Rp. 2.400.000
50 kg diambil dari pembelian tanggal 3 Maret
= 50 x Rp. 7.750 = Rp. 387.500+
Harga pokok penjualan = Rp. 2.787.500
Penjualan tanggal 15 Maret 300 kg diambil sisa pembelian tanggal 3 Maret 2010
= 300 x Rp. 7.750
Jumlah harga pokok = Rp. 2.325.000
Penjualan tanggal 20 Maret 500 kg terdiri atas:
150 kg pemeblian 3 Maret = 150 x Rp. 7.750 = Rp. 1.162.500
350 kg pembelian 10 Maret = 350 x Rp. 8250 = Rp. 2.887.500+
Jumlah harga pokok = Rp.4.050.000
Jadi harga pokok penjualan selama bulan Maret 2010 menurut metode FIFO adalah
Harga pokok penjualan tanggal 5 Maret = Rp. 2.787.500
Harga pokok penjualan tanggal 15 Maret = Rp. 2.325.000
Haga pokok penjualan tanggal 20 Maret = Rp. 4.050.000+
Jumlah Harga Pokok Penjualan = Rp. 9.162.500
51
Nilai persediaan akhir 550 kg terdiri dari :
Pembelian tanggal 25 Maret = 200 x Rp. 8.500 = Rp. 1.700.000
Pembelian tanggal 10 Maret masih = 350 x Rp. 8.250 = Rp. 2.887.500+
Jumlah nilai persediaan akhir periode = Rp. 4.587.500
6. Rata-rata bergerak
Untuk menghitung harga pokok penjualan barang dagang dasarnya adalah harga rata-
rata pada saat terjadi transaksi penjualan.
Penjualan tanggal 5 Maret 350 kg dengan harga rata-rata dari :
Persediaan awal 300 kg harga rata-rata @ Rp. 8.000 = Rp. 2.400.000
Pembelian tanggal 3 Maret 500 kg @ Rp. 7.750 = Rp. 3.875.000+
= Rp. 6.275.000
Harga pokok rata-rata per kg = Rp. 6.275.000/800
= Rp. 7.843,75
Maka, harga pokok penjualan 5 Maret 350 kg = 350 x Rp. 7.843,75 = Rp.
2.745.302,50
52
KEWAJIBAN/UTANG LANCAR
1. Utang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari utang ini adalah nominal dari wesel atau
obligasi.
2. Utang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, utang ini pastiterjadi
namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Utang garansi merupakan contohnya.
3. Utang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu utang yang akan muncul jika terjadi
kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan lain.
Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan
perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya utang bersyarat
dapat dibagi menjadi :
53
C. Pencatatan Utang-Utang Lancar
1. Utang Dagang
Utang dagang adalah kewajiban kepada pihak lain yang timbul akibat pembelian
barang/jasa.
Contoh utang dagang (metode bruto):
Tanggal Nama Ref Jumlah
Debet Kredit
10/10/10 Pembelian 5.000.000
Utang dagang 5.000.000
20/10/10 Utang Dagang 3.000.000
Kas 2.940.000
Potongan Pembelian 60.000
10/11/10 Utang Dagang 2.000.000
Kas 2.000.000
Contoh wesel:
Tanggal Nama Ref Jumlah
Debet Kredit
17/09/10 Pembelian/persediaan 10.000.000
Utang Dagang 10.000.000
17/10/10 Utang Dagang 10.000.000
Utang Wesel 10.000.000
31/12/10 Biaya bunga (12% x 10jt x 75/360) 250.000
Utang Bunga 250.000
14/02/11 Utang Wesel 10.000.000
Utang Bunga 250.000
Biaya bunga (12% x 10jt x 45/360) 150.000
Kas 10.400.000
54
Contoh 2:
Tanggal Nama Ref Jumlah
Debet Kredit
01/10/10 Kas 10.000.000
Utang Wesel 10.000.000
31/12/10 Biaya bunga (12% x 10jt x 3/12) 300.000
Utang Bunga 300.000
01/02/11 Utang Wesel 10.000.000
Utang Bunga 300.000
Biaya Bunga (12% x 10jt x 1/12) 100.000
Kas 10.400.000
Contoh 3:
Tanggal Nama Ref Jumlah
Debet Kredit
01/10/10 Kas 10.000.000
Diskonto Utang Wesel 400.000
Utang Wesel 10.400.000
31/12/10 Biaya Bunga (2/3 x 400.000) 300.000
300.000
01/02/11 Utang Wesel 10.400.000
Kas 10.400.000
Biaya Bunga (1/3 x 400.000) 100.000
Diskonto Utang Wesel 100.000
3. Utang Deviden
Utang dividen adalah kewajiban perusahaan kepada pemegng saham karena
mengumumkan pembagian laba berupa kas atau aktiva lain.
Tanggal yang terkait dengan pembagian dividen:
Tanggal pengumuman : diumumkannya dividen
Tanggal pendaftaran : terdaftarnya pemegang saham
Tanggal pembayaran : dibayarnya dividen
Contoh:
Tanggal Nama Jumlah
Debet Kredit
25/12/07 Laba ditahan 25.000.000
Utang Dividen 25.000.000
15/01/08 Utang dividen 25.000.000
Kas 25.000.000
4. Utang Pajak
Utang pajak adalah dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga yang timbul karena
perusahaan memungut kas dari pihak tertentu (misalnya pegawai atau pelanggan) atas
nama pihak ketiga.
Utang Pajak Penghasilan
Tanggal Nama Jumlah
Debet Kredit
25/12/07 Biaya gaji & Upah 100.000.000
55
Utang PPh karyawan 7.500.000
Kas 92.500.000
10/01/08 Utang PPh Karyawan 7.500.000
Kas 7.500.000
Utang Pajak Pertambahan Nilai
Nama Jumlah
Debet Kredit
Pembelian Pembelian 10.000.000
PPN dibayar di muka 1.000.000
Utang Dagang 11.000.000
Penjualan Piutang dagang 16.500.000
Penjualan 15.000.000
Utang PPN 1.500.000
Penyetoran Utang PPN 1.500.000
PPN dibayar di muka 1.000.000
Kas 500.000
7. Utang Bonus
Utang bonus adalah kewajiban yang timbul akibat pemberian bonus kepada karyawan
pada akhir periode yang dibayar pada periode berikutnya. Bonus untuk karyawan dapat
56
dihitung dengan berbagai cara, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan. Bonus
merupakan elemen biaya.
Contoh:
t = 40% x (laba – b) b = 20% x (laba – b – t)
t = 40% x (1.000.000 – b) b = 20% x (1.000.000 – b – (400.000 x 0,4 b)
t = 400.000 x 0,4b b = 20% (600.000 – 0,6b)
b = 120.000 – 0,12b
1,12b = 120.000
b = 120.000/1,12 = 107.143
Tanggal Nama Jumlah
Debet Kredit
31/12/04 Biaya Bonus 107.143
Utang bonus 107.143
8. Utang Lainnya
Utang lainnya adalah utang lancar yang tidak termasuk ke dalam ketujuh contoh
tersebut. Uang Jaminan Yang Dapat Diminta Kembali
Uang jaminan yang dapat diminta kembali adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat
diterimanya uang tanggungan dari pihak lain.
Uang tanggungan ini biasanya timbul dalam transaksi penjualan yang memanfaatkan
fasilitas tertentu, misalnya penjualan minuman dalam botol.
Contoh:
Tanggal Nama Jumlah
Debet Kredit
01/01/08 Kas (10 x 24 x 250) 60.000
Utang Jaminan botol 60.000
15/01/08 Utang Jaminan botol 54.000
Kas (9 x 24 x 250) 54.000
57