Anda di halaman 1dari 1

Keterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau.

Secara
garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:

1. Persiapan lahan. Pada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani
melakukan penyemaian bibit sendiri (deder). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang
telah disemai atau memperoleh dari proyek.
2. Pengolahan lahan. Lahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2
minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan;
3. Pembuatan guludan. Lahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk
penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga
memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.
4. Pemindahkan bibit. Bibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan
penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam
lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu
tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit
ditanam.
5. Waktu penanaman. Waktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00).
Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman
tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau
jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.
6. Pemeliharaan tanaman tembakau. Kegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman
(nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari),
menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir).
Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada
pada daun tembakau. Kegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram)
dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau
layaknya “memelihara bayi” karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga
saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan
tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan
membutuhkan 300 – 400 liter larutan.
7. Pemangkasan (toping). Pemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah
pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan
tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.
8. Pemetikan (panen). Daun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun
tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan.Jumlah
daun tembakau mencapai 18 – 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau
mempunyai kualitas tersendiri. Tanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara
memetik daun (mretesi) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar,
daun kaki sebanyak 4 – 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 – 8 lembar, daun atas sebanyak
4 – 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 – 4 lembar
9. Pengolahan hasil. Pola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua
cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan
sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok).
Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi
basah. Daun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses
pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan
pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk
dilakukan proses penjemuran (mepe). Setelah daun tembakau kering kemudian dibungkus
dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah
dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru
dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan
kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai