Anda di halaman 1dari 106

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................................... 2

BAB1 Latar Belakang ................................................................................................................................................ 3

BAB2 Ruang Lingkup ............................................................................................................................................... 5

BAB3 Proses Bisnis .................................................................................................................................................... 6

BAB4 Koneksitas SAKTI-SPAN ........................................................................................................................... 27

BAB5 Pembagian Peran User/Pejabat ............................................................................................................ 31

BAB6 Audit Trail ...................................................................................................................................................... 46

BAB7 Keamanan Data dan Informasi ............................................................................................................. 47

BAB8 Topologi SAKTI ............................................................................................................................................ 49

BAB9 Migrasi Data Aplikasi Legacy ................................................................................................................. 51

B A B 10 Implementasi Akuntansi Basis Akrual pada Aplikasi SAKTI ....................................................... 52


10.1 Kebijakan Umum Jurnal ..................................................................................................... 53
10.2 Segment COA ........................................................................................................................ 54
10.3 Role SAKTI dan Titik Pengakuan Akrual ...................................................................... 56
10.4 Jurnal Standar ........................................................................................................................ 57
10.5 Ilustrasi Jurnal Standar dengan PendekatanSiklus Transaksi ............................. 73
10.6 Pelaporan Hasil Aplikasi SAKTI ....................................................................................... 89

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


akhirnya sistem aplikasi keuangan tingkat instansi (SAKTI) telah memasuki fase
integration test. Berbagai tahapan dalam pembuatan SAKTI masih perlu
dilalui dan dukungan dari berbagai pihak tetap sangat diharapkan bagi
keberhasilan implementasi SAKTI.
Perlu dipahami bahwasanya membuat sebuah sistem yang baru dalam
suatu organisasi pemerintahan yang besar memang membutuhkan
kerjasama dan usaha yang tak kenal lelah. Mulai dari aspek desain dan
analisis proses bisnis, pemanfaatan sistem teknologi informasi yang lebih
modern, pengelolaan sumber daya manusia dalam menyikapi perubahan,
sampai dengan penyiapan strategi implementasi dan migrasi sistem serta
pelatihan yang dibutuhkan.
Namun patut diapresiasi bahwa pola pikir dan kedewasaan dalam
menghadapi semua tantangan yang dimiliki oleh para pihak yang terkait
sudah menghasilkan output positif.
Adalah menjadi harapan kita semua bahwa ketika proses pembangunan
SAKTI terus berjalan akan dibarengi dengan kesiapan infrastruktur dan
pegawai dalam menjalankan SAKTI. Sehingga pada saat SAKTI
diimplementasikan seluruh sumber daya dapat mendukung sepenuhnya dan
mampu mengimplementasikannya serta dapat ambil bagian dalam
membawa perubahan yang positif dalam pengelolaan keuangan Negara yang
transparan dan akuntabel.

Direktur Transformasi Perbendaharaan

Sudarto

2
Bab

Latar Belakang
1
Pemerintah Indonesia sedang melaksanakan reformasi birokrasi bidang
keuangan dengan ditandai lahirnya paket Undang-undang Keuangan
pada tahun 2003. Pelaksanaan reformasi ini mendapatkan teman yang
seiring sejalan yaituInstruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun
2003 tanggal 9 Juni 2003 tentang proses transformasi menuju e-

government. Cakupan pengelolaan keuangan negara yang sangat luas


dan volumenya yang sangat besar memang membutuhkan dukungan

teknologi informasi.

Kementerian keuangan mewujudkan reformasi yang bersifat e-

government tersebut melalui proyek yang bernama Government Financial


Management and Revenue Administration Project (GFMRAP). GFMRAP
meliputi 4 bidang besar, yaitu Manajemen Keuangan Publik, Administrasi

Pendapatan, Tata kelola dan Akuntabilitas, dan Tata kelola Proyek dan
Implementasi.

Dalam bidang Manajemen Keuangan Publik, perubahan yang terbesar


adalah dalam hal modernisasi anggaran dan perbendaharaan negara,

yang diwujudkan dalam bentuk implementasi SPAN (Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara). SPAN adalah bagian dari

Integrated Financial Management Information System (IFMIS) yaitu Sistem


Informasi Pengelolaan Keuangan Negara yang Terintegrasi paket
pengelolaan keuangan negara yang terintegrasi dan terkomputerisasi
yang dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam
pengelolaan keuangan negara. IFMIS terdiri dari beberapa unsur, mulai

3
dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, hingga
pertanggungjawaban keuangan negara.

Idealnya, pengembangan aplikasi SPAN diarahkan agar dapat diakses


oleh seluruh satuan kerja dari seluruh kementerian dan lembaga. Akan
tetapi, pengembangan jaringan sistem informasi dengan melibatkan
satuan kerja yang mencapai lebih dari 24 ribu satuan kerja tentu

membutuhkan ketersediaan infrastruktur yang sangat besar dan investasi


yang sangat mahal

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dikembangkanlah aplikasi


SAKTI (Sistem APlikasi Tingkat Instansi) yang pada dasarnya merupakan
aplikasi SPAN mini, yang unsurnya juga meliputi perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan anggaran, hingga pertanggungjawaban


keuangan negara. Hal ini disebabkan adanya prinsip mirror berupa

kesesuaian antara aplikasi SAKTI dan SPAN yang bertujuan agar aplikasi
SAKTI dan SPAN tidak mengalami kesulitan dalam transfer data antara

keduanya.

4
Bab

Ruang Lingkup
2
Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) mencakup seluruh
proses pengelolaan keuangan negara pada Satker dimulai dari proses
Penganggaran, Pelaksanaan, sampai dengan Pelaporan. Masing-masing
proses pengelolaan keuangan diperankan oleh modul-modul aplikasi
sebagai berikut:

a. Proses penganggaran diperankan oleh modul Penganggaran.

b. Proses pelaksanaan diperankan oleh beberapa modul, yaitu modul


Komitmen, modul Bendahara, dan modul Pembayaran.

c. Proses akuntansi pelaporan diperankan oleh modul Aset Tetap, modul


Persediaan, modul GL dan Pelaporan.

d. Pengelolaan referensi yang diperankan oleh modul administrasi.

Untuk berkomunikasi dengan SPAN, perlu dibuat aplikasi-aplikasi


pendukung sebagai media untuk mengirimkan, menerima, dan

memonitor data transaksi keuangan, yaitu modul Portal dan SMS


Gateway.

5
Bab

Proses Bisnis
3
Modul Administrasi

Modul ini berfungsi untuk mengelola data referensi yang akan digunakan
oleh modul-modul lain, pengaturan user beserta hak aksesnya, user

manual, data security, dan mekanisme recovery data.

Modul Penganggaran
Modul penganggaran menangani semua proses penyusunan rencana
kerja dan anggaran termasuk perencanaan realisasi anggaran bulanan

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran. Hubungan dengan modul


lain tergambar di bawah ini:

Komitmen GL & Pelaporan

Penganggaran

Pembayaran
Bendahara

Dalam hubungan dengan modul lain, modul Anggaran menyediakan fitur


sebagai berikut:

6
1. Fitur “locking pagu” pada proses Revisi Anggaran ( RKA-K/L
dan DIPA)

Fitur ini terkait dengan fitur perhitungan ketersediaan dana


/FA (Fund Availability) yang dihitung otomatis oleh sistem
pada modul GL. Dimana nilai FA akan dipengaruhi oleh pagu
anggaran yang dikurangi dengan realisasi pelaksanaan

anggaran yang sudah diposting dan dijurnal pada modul GL.


Realisasi Pelaksanaan anggaran yang dimaksud terdiri dari :

Kontrak, Resume Tagihan, Realisasi Belanja (SP2D),


Bon/Kuitansi dan Pengembalian Belanja. Nilai FA akan
bergerak secara real time setiap kali ada transaksi pelaksanaan

anggaran yang menghasilkan nilai akhir akumulatif per satu


tahun anggaran.

Pada saat revisi anggaran akan dilakukan pada modul

penganggaran, sistem akan secara otomatis melakukan


“locking pagu” dan memberikan notifikasi apabila nilai yang
direvisi melebihi nilai FA. Locking pagu merupakan proses
pembatasan terhadap pagu anggaran yang akan direvisi
dengan menyesuaikan nilai FA yang dihitung otomatis secara
sistem modul GL sehingga pagu yang direvisi tidak melebihi

nilai FA. Fitur ini digunakan untuk menghindari adanya pagu


minus akibat revisi yang tidak menyesuaikan dengan realisasi
pelaksanaan anggaran.

2. Fitur perhitungan pergerakan AFP (Annual Financial Plan )

Fitur ini digunakan untuk memonitor perencanaan realisasi


anggaran bulanan selama satu tahun anggaran. Dengan fitur
ini juga dapat membantu terlaksananya perencanaan kas
pemerintah pusat yang lebih akurat dan akuntable.

Perhitungan nilai AFP hampir sama dengan perhitungan nilai


FA, hanya saja perhitungan nilai FA merupakan perhitungan

7
akumulatif per satu tahun anggaran, sedangkan AFP
merupakan perhitungan bulanan dalam satu tahun anggaran

yang bergerak setiap kali ada transaksi pelaksanaan anggaran.


Faktor – faktor yang mempengaruhi pergerakan AFP adalah
informasi perencanaan penarikan dana bulanan yang
bersumber dari POK, perencanaan penerimaan/pendapatan

bulanan, dikurangi dengan realisasi pelaksanaan anggaran.

Adapun parameter yang digunakan dalam perhitungan AFP


adalah sebagai berikut:

A. Perencanaan penarikan dana bulanan : kode satker, kode

kppn, kode akun, jumlah rencana percairan dana bulanan

B. Perencanaan penerimaan bulanan : kode satker, kode


kppn, kode akun, jumlah rencana percairan dana bulanan

C. Realisasi Pelaksanaan Anggaran :

Modul Komitmen : Kontrak (kode satker, kode kppn,


kode akun, Id Jadwal Bayar, Nilai Pembayaran, Tanggal
Pembayaran, dan nomor kontrak)

Modul Bendahara: Bon/Kuitansi (kode satker, kode


kppn, kode akun, Id Bon Kuitansi, Nilai Pembayaran,

Tanggal Kuitansi, dan nomor kuitansi) dan Realisasi


Pendapatan (kode satker, kode kppn, kode akun, Id

Bon Kuitansi, Nilai Pembayaran, Tanggal Kuitansi, dan


nomor kuitansi)

Modul Pembayaran : Resume Tagihan /SPP (kode


satker,kode kppn,kode akun, Id SPP, Nilai SPP, Tanggal
SPP, nomor SPP dan Id Jadwal Bayar) , dan Realisasi
Belanja (kode satker,kode kppn,kode akun, Id SP2D,
Nilai SP2D, Tanggal SP2D, nomor SP2D dan Nomor
SPP)

8
Nilai AFP bulanan dapat di-update menyesuaikan dengan sisa
AFP bulanan baik dengan perhitungan otomatis dari sistem

maupun secara manual (update POK) sehingga perencanaan


realisasi anggaran bulan berikutnya dapat terus termonitor
mendekati prediksi nilai real transaksi.

3. Fitur penyediaan Pagu Anggaran sebagai pagu dasar


pelaksanaan Anggaran sampai dengan pelaporan.

Fitur ini sangat dipengaruhi pada tersedianya Data DIPA yang


sudah disahkan oleh Kementerian Keuangan melalui sistem

SPAN. Data DIPA berupa rencana pendapatan dan rencana


belanja selama setahun untuk tahun yang akan datang.
Meskipun data DIPA dapat diinput dari modul penganggaran,
namun data DIPA tersebut belum dapat dijadikan acuan pagu
sebagai dasar pelaksanaan anggaran dan pelaporan sebelum

adanya pengesahan. Hal ini berlaku tidak hanya untuk Pagu


Awal saja yang bersumber dari DIPA Awal, namun berlaku
sama ketika ada proses revisi anggaran.

Setelah data DIPA (Awal maupun Revisi) yang sudah disahkan


dari SPAN diterima pada SAKTI melalui modul penganggaran,

maka secara otomatis pagu anggaran sebagai dasar


pelaksanaan anggaran sudah diaktifkan. Data DIPA tersebut

akan terlebih dahulu dikirim ke modul GL untuk dilakukan


pembentukan COA (Chart of Account) kemudian diposting dan
dilakukan penjurnalan. Setelah COA terbentuk, barulah
kemudian transaksi pelaksanaan anggaran dari Modul
Komitmen, Pembayaran, Bendahara, Aset dan Persediaan
dapat dilakukan.

Adapun parameter data DIPA yang digunakan dalam pelaksanaan


anggaran adalah Nomor DIPA, Tanggal DIPA, Kode COA (12 Segmen),

9
Jenis Kontrak (SC,CC,NC) , Informasi Blokir, Versi DIPA (Revisi), Fungsi dan
sub fungsi.

Modul Komitmen
Modul komitmen mengatur bagaimana Satker melakukan aktivitas

pencatatan data perikatan/kontrak dalam rangka pelaksanaan APBN


untuk mendukung pengelolaan data pagu, perencanaan kas dan referensi

dalam pelaksanaan pembayaran. Pihak-pihak yang akan menerima


pembayaran dari APBN baik melalui perikatan maupun tanpa perikatan

dengan Satker harus terdaftar dalam sistem. Begitu juga dengan perikatan
yang telah dilakukan oleh Satker dengan pihak ketiga harus didaftarkan
dahulu ke dalam sistem karena supplier dan perikatan inilah yang akan
dijadikan referensi pada saat akan dilakukan proses pembayaran. Modul
Komitmen juga menyediakan informasi terkait Berita Acara Serah Terima

barang/jasa yang akan didetailkan oleh modul Persediaan maupun modul


Aset. Hubungan dengan modul lain tergambar di bawah ini:

b. GL & Pelaporan
a. Administrasi
d. Aset Tetap

Komitmen
e. Persediaan
c. Penganggaran

f. Pembayaran

a. Dengan Modul Administrasi

- Referensi Pejabat, Kodifikasi barang, Referensi Bank, Kode


Pos, Tipe Perusahaan, Tipe Supplier, Tipe Kontrak, Tipe

Komitmen, Cara Pembayaran Kontrak, Cara Pemotongan


Retensi, Cara Pengembalian Uang Muka.

10
b. Dengan Modul GL

- Mendapatkan informasi ketersediaan dana anggaran (Fund

Availability).

- Mengirim jurnal barang persediaan/aset pada saat


perekaman BAST

- Menerima informasi tutup periode

c. Dengan Modul Penganggaran

- Mengirim informasi realisasi

- Menerima informasi rencana kas.

- Parameter No DIPA (SP DIPA, tanggal DIPA), status history


(status revisi), ambil data dengan status kontraktual dan
status blokir.

d. Dengan Modul Aset Tetap

- Mengirim informasi perolehan barang/aset.

- Flag status pencatatan barang berdasarkan BAST.

e. Dengan Modul Persediaan

- Mengirim informasi perolehan barang/aset.

- Menerima informasi flag status pencatatan barang


berdasarkan BAST.

f. Dengan Modul Pembayaran

- Realisasi atas kontrak

Modul Pembayaran
Modul pembayaran berfungsi untuk mengeksekusi perikatan yang
telah disetujui dalam Modul Komitmen.Pada saat pembayaran atas
kontrak hendak dilakukan, PPK membuat Resume Tagihan dan SPP
(Surat Permintaan Pembayaran)Resume Tagihan yang hendak

11
dimintakan pembayarannya harus mendapatkan nomor invoice
terlebih dahulu dari BUN/Kuasa BUN. Nomor invoice inilah yang

menjadi dasar bahwa SPP siap dilanjutkan diproses menjadi SPM.


Surat Permintaan Pembayaran yang telah memenuhi persyaratan
akandiproses menjadi Surat Perintah Membayar (SPM) atau Surat
Permintaan Pengesahan/Pembukuan yang diajukan kepada

Bendahara Umum Negara (BUN)/Kuasa BUN menurut prosedur yang


telah ditetapkan. Hubungan dengan modul lain tergambar di bawah

ini:

a. Komitmen d. GL & P

Pembayaran

b. Suplier c. Bendahara

a. Dengan Modul Komitmen

- Mendapatkan data kontrak untuk pembuatan SPP dan


Resume Tagihan

b. Dengan Modul Supplier

- Mendapatkan data Supplier untuk pembuatan SPP dan


Resume Tagihan

c. Dengan Modul Bendahara

- Mendapatkan data SPTB

- Mendapatkan usulan data UP/TUP/GUP

- Mengirim informasi terbitnya SP2D UP/TUP/GUP

d. Dengan Modul GL

- Mendapatkan informasi ketersediaan dana

12
- Mengirim jurnal atas :

 Transaksi resume tagihan.

 Transaksi pencarian dana dan pengesahan

- Menerima informasi tutup periode

Modul Bendahara
Modul Bendaharamenatausahakan masuk keluarnya kas di Satker

atas transaksi penerimaan dan pengeluaran, termasuk


menghasilkan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara.Modul ini

juga menyuplai data pembayaranyang dilakukan melalui


mekanisme Uang Persediaan kepada Modul Pembayaran.Apabila
pembayaran mengakibatkan diperolehnya barang/aset, maka
Modul Bendahara harus mengirimkan informasi ini ke Modul
Persediaan/Aset Tetap.Hubungan dengan modul lain tergambar di

bawah ini:

f. Pembayaran
a. Administrasi
e. Persediaan

Bendahara
d. Aset Tetap
b. Penganggaran

c. GL & Pelaporan

a. Dengan Modul Administrasi, menerima:

- Kodifikasi barang

- Referensi Bank

- Kodifikasi Lokasi

13
- Kodifikasi Jabatan

- Kodifikasi Unit Teknis

b. Dengan Modul Penganggaran:

- Mendapatkan informasi rencana penerimaan dan


pengeluaran sesuai dengan AFP.

- Mengirim data realisasi untuk update AFP

c. Dengan Modul GL

- Mendapatkan informasi ketersediaan dana anggaran

(Fund Availability) menggunakan parameter:No DIPA


(SP DIPA, tanggal DIPA, value COA Penganggaran),
status history (status revisi), data dengan status non
kontraktual dan status non blokir

- Mengirim jurnal transaksi yang meliputi antara lain:

o Transaksi pemotongan pajak (Bendahara


Pengeluaran).

o Transaksi setoran pajak (Bendahara Pengeluaran).

o Transaksi dana titipan LS (Bendahara Pengeluaran).

o Transaksi pengeluaran dana titipan LS (Bendahara


Pengeluaran).

o Transaksi penerimaan barang/jasamelalui dokumen

kuitansi yang diperlakukan setara dengan BAST


(Bendahara Pengeluaran).

o Transaksi penerimaan PNBP umum (Bendahara


Penerimaan).

o Transaksi setoran UP/TUP/PNBP umum (Bendahara


Penerimaan).

o Transaksi Honor UP.

14
o Transaksi pengembalian belanja

o Transaksi penerimaan pajak Bea cukai.

- Menerima informasi tutup periode

d. Dengan Modul Aset Tetap

- Mengirim informasi pembelian aset

- Menerima informasi status pencatatan barang berdasar


Kuitansi.

e. Dengan Modul Persediaan

- Mengirim informasi pembelian barang persediaan


- Menerima informasi status pencatatan barang berdasar
Kuitansi.

f. Dengan Modul Pembayaran

- Mengirim informasi permintaan dana UP/TUP/GUP

- Menerima informasi pencairan dana UP/TUP/GUP

berdasar SP2D

Modul Persediaan

Modul persediaan berfungsi mengelola transaksi detail atas


barang persediaan yang dimiliki Satker, baik yang berasal dari
pembelian oleh PPK maupun Bendahara atau cara perolehan

lainnya, mutasi barang persediaan, koreksi, penghapusan, opname


fisik, dan lain-lain. Informasi detail persediaan dapat diperoleh dari
kuitansi atau BAST. Untuk menjamin pengelolaan berjalan dengan
baik, harus dibuat juga laporan persediaan baik yang bersifat rutin

maupun periodik.Hubungan dengan modul lain tergambar di


bawah ini:

15
e. Aset Tetap
a. Administrasi

d. GL &
Pelaporan
Persediaan

b. Komitmen
c. Bendahara

a. Dengan Modul Administrasi

- Kodifikasi barang

- Pejabat Penandatangan (KPA/KPB)

- Kodifikasi K/L

- Kodifikasi Eselon 1

- Kodifikasi Wilayah / Kanwil (jika K/L = KemenKeu)

- Kodifikasi satker (UAKPB)

- Mapping kode barang dengan kode akun

- Kodifikasi jenis transaksi (pembelian, Hibah,dll)

b. Dengan Modul Komitmen

- Mendapatkan data Supplier

- Mendapatkan data Kontrak

- Mendapatkan data BAST

c. Dengan Modul Bendahara

- Mendapatkan data perolehan barang persediaan/aset

- Mengirim status catat barang persediaan/asset

d. Dengan Modul GL

- Mengirm jurnal transaksi:

16
o perolehan persediaan

o penggunaan/konsumsi persediaan

o Transaksi penghapusan/usang/rusak dan


lainnya

o transfer / hibah

o koreksi jumlah barang dan harga

o opname fisik

- Informasi tutup periode

e. Aset tetap

- mengirim summary persediaan tiap akhir periode.

Modul Aset Tetap


Modul aset tetap berfungsi mengelola transaksi detail atas
asettetap yang dimiliki Satker, baik yang berasal dari pembelian
oleh PPK maupun Bendahara atau cara perolehan lainnya,

perubahan nilai/jumlah, koreksi, penghapusan, perhitungan beban


dan akumulasi penyusutan dan lain-lain. Informasi detail aset

dapat diperoleh dari kuitansi atau BAST dan dokumen pendukung


lainnya. Hubungan dengan modul lain tergambar di bawah ini:

e. GL & Pelaporan
a. Administrasi

d. Persediaan

Aset Tetap

b. Komitmen
c. Bendahara

a. Dengan Modul Administrasi, mendapatakan:

- Kodifikasi barang

17
- Kodifikasi ruangan

- Referensi alamat (prop/kab/kota)

- Pejabat Penandatangan (KPA/KPB)

- Kodifikasi K/L

- Kodifikasi Eselon 1

- Kodifikasi Wilayah / Kanwil (jika K/L = KemenKeu)

- Kodifikasi satker (UAKPB)

- Mapping kode barang dengan kode akun

- Kodifikasi jenis transaksi (pembelian, Hibah,dll)

b. Dengan Modul Komitmen

- Mendapatkan Data Supplier

- Mendapatkan Data Kontrak

- Mendapatkan Data Perolehan barang persediaan/aset.

c. Dengan Modul Bendahara

- Mendapatkan Data Perolehan barang persediaan/aset.


d. Dengan Modul Persediaan

- Menerima kiriman data persediaan (summary-nya )

untuk kebutuhan konsolidasi

e. DenganModul GL

- Mengirim jurnal transaksi perolehan, perubahan,

penghapusan, dan penyusutan asset

- Menerima informasi tutup periode

Modul General Ledger dan Pelaporan (GLP)


Modul GL dan Pelaporan berfungsi untuk menyajikan seluruh
transaksi seluruh modul ke dalam Laporan Keuangan. Transaksi-

18
transaksi tersebut diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk
pencatatan akuntansi, yang di awali dengan pembuatan jurnal

dilanjutkan proses posting ke dalam buku besar (General


Ledger/GL) dengan melewati validasi dan persetujuan yang
diperlukan. Modul GLP terdiri dari beberapa jenjang, yang meliputi
tingkat Satker, Wilayah, Eselon 1, dan

Kementerian/Lembaga.Transaksi keuangan yang tidak tertangani


oleh modul-modul lainnya dicatat dalam modul ini.

Diagram1 Proses Bisnis Modul GLP

19
Hubungan dengan modul lain tergambar di bawah ini:

f. Persediaan
a. Penggaran
e. Aset Tetap

GL & Pelaporan
d. Pembayaran
b. Komitmen

c. Bendahara

a. Dari Penganggaran

- Jurnal anggaran dan revisinya

b. Dari Modul Komitmen

- Jurnal persetujuan kontrak

- Jurnal penerimaan (perolehan) Barang/Jasa

c. Dari Modul Bendahara

- Jurnal kuitansi

- Jurnal pembayaran dana titipan

- Jurnal setoran sisa UP/TUP/dana titipan

- Jurnal pemotongan pajak

- Jurnal setoran pajak

- Jurnal penerimaan kas Bendahara Penerimaan

- Jurnal Setoran kas Bendahara Penerimaan.

d. Dari Modul Pembayaran

- Jurnal SPP

- Jurnal SP2D

20
e. Dari Midul Aset Tetap

- Jurnal penyusutan aset tetap

- Jurnal koreksi aset tetap

- Jurnal transfer/hibah/penghapusan aset tetap

f. Dari Modul Persediaan

- Jurnal pemakaian persediaan

- Jurnal koreksi persediaan

- Jurnal transfer/hibah/penghapusan persediaan

g. Dari Modul GL

- Jurnal manual

21
Alur kerja dan alur data antar modul dapat dilihat pada gambar 2.

PORTAL
& SPAN
SMS GATEWAY
R
L IE
PP
K SU NRS
D K
3. A vs AD

2.1
MGT SUPPLIER

13 .
12.
11 .

AD
NR

vs A
AD K NO

KS
SC

KR
C

PM
D
Vs ON ADK
K AK

ES TAGIH

vs A
N
AD TR
CA

UM
K 5.

DK
E T AN

SP
AG

2D
IH
5
ASET TETAP
4. NRS 18. Perolehan
19. BAST vs Aset
Status Catat Tetap,
No.
1. ADK RKAKL Kuitansi
Vs 22. Summary
ADK DIPA

2.2 10. No. BAST


vs 3
MGT KOMITMEN PEMBAYARAN
Realisasi Permbayaran

9. Perolehan
6
Persediaan,
, TUP

6. Rencana Status Catat


PERSEDIAAN
Kas
P
P, GU

Vs
Realisasi
16. U

15. Perolehan Persediaan,


Status catat
17. Fund Availability,
Closing flag
vs
Jurnal
Pembayaran
7. Rencana Kas
4
Vs
Realisasi BENDAHARA

1 20. Jurnal
Persediaan
PENGANGGARAN
Vs
Closing flag

8. No. DIPA, COA, 21. Jurnal


Kontrktual, 14.Anggaran boleh pakai UP, Aset Tetap
Non blokir, SC,Fund Fund Availability, Vs
Availability, Closing flag Closing flag
Closing flag vs
vs Jurnal Bendahara
2. Data COA DIPA Jurnal Komitmen
7
GL
23. ADK Rekonsiliasi, &
LAKIP
PELAPORAN
Vs
ADK BAR

Diagram2. Proses Bisnis SAKTI

Diagram tersebut mengungkapkan bahwa:

22
1. Dalam rangka penyusunan anggaran, SAKTI mengonsolidasi ADK RKAKL dari Satker
sampai tingkat Eselon 1, kemudian diunggah ke SPAN melalui Portal. Setelah

ditetapkan oleh DJA, K/L Satker menerima ADK DIPA dan displit ke Satker-satker.

2. ADK DIPA diupload ke SAKTI dan di-approve oleh KPA, megirim data COA dan
informasi lain ke GL yang dibutuhkan untuk menjadi dasar pelaksanaan anggaran

bagi modul lainnya.

3. Satker mendaftarkan Supplier ke SPAN dengan mengunggah ADK Supplier ke SPAN.


Persetujuan oleh SPAN diwujudkan dengan ADK NRS yang dikirimkan kepada Satker

untuk diunggah ke SAKTI.

4. NRS yang dimiliki Supplier menjadi salah satu dasar bagi PPK untuk melakukan
perikatan/kontrak dengan Supplier tersebut.

5. Kontrak yang dibuat dimintakan persetujuan (RFC) ke SPAN dengan mengunggah


ADK Kontrak dari Satker. SPAN memberi persetujuan dengan memberikan ADK CAN
untuk kontrak tersebut.

6. Dalam pembuatan kontrak, modul komitmen mengecek kesesuaian antara Rencana


Kas dalam AFP (terdapat dalam Modul Penganggaran) dengan realisasi anggaran
periode berkenaan. Apabila terjadi perbedaan, maka Rencana Kas diperbarui, baik
dengan menambah pada periode tersebut jika rencana kas tidak mencukupi atau
melimpahkan kelebihan perencanaan ke periode berikutnya.

7. Kesesuaian antara Rencana Kas dalam AFP (terdapat dalam Modul Penganggaran)

dengan realisasi anggaran periode berkenaan juga dicek ketika Bendahara membuat
perintah bayar. Apabila terjadi perbedaan, maka Rencana Kas diperbarui, baik

dengan menambah pada periode tersebut jika rencana kas tidak mencukupi atau
melimpahkan kelebihan perencanaan ke periode berikutnya.

8. Disamping mengecek kesesuaian dengan Rencana Kas, ketika membuat kontrak,


Modul Komitmen juga mengecek ketersediaan dana berdasarkan pada data

anggaran (DIPA) yang telah di-approve, menggunakan parameter nomor DIPA, COA,
jenis akun kontraktual, dan sifat blokirnya atau non blokir serta memperhitungkan
dana yang telah dicadangkan (encumbrance). Ketika kontrak telah disetujui oleh

23
KPPN dengan mendapatkan CAN (Nomor Register Kontrak), Modul Komitmen
mengirim jurnal komitmen ke GL&P. Secara periodik Modul GL&P mengirim

informasi closing ke Modul Komitmen yang menandai bahwa transaksi suatu periode
tidak bisa di ubah lagi.

9. Ketika terjadi serah terima barang persediaan, berdasarkan BAST, data barang
persediaan dicatat dalam Modul Komitmen sampai dengan kode sub subkelompok.

Pengisian data barang persediaan lebih detail dilakukan dalam Modul Persediaan,
kemudian status barang persediaan berubah menjadi ‘catat’.

10. BAST yang telah dicatat dalam Modul Komitmen menjadi dasar bagi Modul
Pembayaran untuk membuat SPP, Resume Tagihan, kemudian SPM sampai akhirnya
menerima SP2D. Informasi pembayaran ini disampaikan ke Modul Komitmen dalam

rangka kontrol ketersediaan dana.

11. Pembayaran atas kontrak yang bersifat Continuing Commitment (CC), Modul
Pembayaran tidak lagi mengakses data BAST dari Modul Komitmen, namun hanya

membutuhkan data Supplier dan informasi ketersediaan dana dari Modul GL&P.

12. Resume Tagihan yang dibuat dalam Modul Pembayaran diunggah ke SPAN melalui
Portal. Jika ADK Resume Tagihan dianggap valid oleh SPAN, Satker akan mendapat
respon berupa ADK Nomor Tagihan.

13. Berdasar pada Nomor Tagihan, Satker memroses SPP menjadi SPM dan
mengunggah ADK SPM ke SPAN melalui Portal. SPM yang disetujui oleh KPPN akan

diterbitkan SP2D yang ADK-nya dapat diunduh dari SPAN dengan perantara Portal.

14. Disamping mengecek kesesuaian dengan Rencana Kas, ketika membuat kuitansi,
Modul Bendahara juga mengecek ketersediaan dana berdasarkan pada data

anggaran (DIPA) yang telah di-approve, menggunakan parameter nomor DIPA, COA,
jenis akun yang dapat di-UP-kan, dan sifat blokirnya non blokir serta

memperhitungkan dana yang telah dicadangkan (encumbrance). Atas transaksi


pengeluaran maupun penerimaan, Modul Bendahara mengirimkan jurnalnya ke

Modul GL&P. Secara periodik Modul GL&P mengirim informasi closing ke Modul

24
Bendahara yang menandai bahwa transaksi suatu periode berkenaan tidak bisa di
ubah lagi.

15. Ketika terjadi serah terima barang persediaan, berdasarkan kuitansi, data barang
persediaan dicatat dalam Modul Bendahara sampai dengan kode sub subkelompok.
Pengisian data barang persediaan lebih detail dilakukan dalam Modul Persediaan,
kemudian status barang persediaan berubah menjadi ‘catat’.

16. Bendahara mengajukan UP kepada PPK untuk belanja yang diperkenankan memakai
mekanisme UP. Pada keadaan tertentu Bendahara meminta penggantian UP (GUP)

kepada PPK untuk mengembalikan saldo UP. Bendahara dapat meminta Tambahan
UP (TUP) melalui PPK untuk Belanja dengan tata cara yang ditentukan. Apabila
permintaan UP/TUP/GUP dipenuhi dengan terbitnya SP2D, Bendahara mencatat

SP2D tersebut.

17. Saat pembuatan SPP, Modul Pembayaran mengecek ketersediaan dana ke Modul

GL&P berdasar parameter yang telah ditentukan. Ketika membuat ADK Resume
Tagihan dan mendapatkan Nomor SP2D, jurnal dikirim ke Modul GL&P. Setiap akhir

Periode Modul Pembayaran menerima informasi closing dari Modul GL&P yang
menandai bahwa transaksi tidak boleh diubah lagi.

18. Dalam hal Bendahara melakukan pembelian aset, Bendahara mencatat aset tersebut
sampai dengan kode subsubkelompok, kemudian memberitahukan ke Pengelola
Aset Tetap tentang perolehan tersebut beserta kuitansinya.

19. Ketika terjadi serah terima aset, berdasarkan BAST, data aset dicatat dalam Modul
Komitmen sampai dengan kode sub subkelompok. Pengisian data aset lebih detail
dilakukan dalam Modul Aset Tetap, kemudian status aset berubah menjadi ‘catat’.

20. Modul Persediaan mengirimkan jurnal ke GL&P saat transaksi di-approve. Setiap
akhir periode Modul GL&P menginformasikan kegiatan closing sebagai tanda bahwa

data periode berkenaan tidak boleh diubah.

21. Modul Aset atetap mengirimkan jurnal ke GL&P saat transaksi di-approve. Setiap
akhir periode Modul GL&P menginformasikan kegiatan closing sebagai tanda bahwa
data periode berkenaan tidak boleh diubah.

25
22. Setiap akhir periode, Modul Persediaan mengirim ADK summarydata persediaan ke
Modul Aset Tetap.

23. Secara periodik data GL&P disertai Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja dikirim ke
SPAN melalui Portal untuk direkonsiliasi. Apabila rekonsiliasi telah menghasilakn data
sama, Satker akan mendapatkan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR).

26
Bab

Koneksitas SAKTI-SPAN
4
Mulai tahap penyusunan rencana anggaran sampai dengan

pertanggungjawabannya, Satker harus berhubungan dengan BUN/Kuasa


BUN. Satker menggunakan SAKTI, sedangkan BUN/Kuasa BUN
menggunakan SPAN. Hubungan antara SAKTI dengan SPAN dijembatani
oleh aplikasi SMS Gateway dan Portal. Berikut ini adalah modul-modul
dalam SAKTI yang harus berinteraksi dengan SPAN dalam proses
bisnisnya.

Modul Administrasi
Modul Administrasi berhubungan dengan SPAN dalam proses:

a. pengunggahan data pengguna SAKTI dan Pejabat Perbendaharaan


Satker.

b. pengunduh data referensi.

Modul Penganggaran
Untuk bisa menjadi acuan dalam pelaksanaan anggaran, terlebih dahulu

DIPA harus mendapatkan Surat Pengesahan (SP) dari SPAN.

Modul Penganggaran akan mengirimkan:

27
a. ADK RKAKLDIPAPOK yang akan dikirimkan ke SPAN (hyperion) melalui
portal. Feedback yang diterima dari SPAN adalah ADK RKAKLDIPAPOK

final dan SP RKAKL.

b. ADK Konsep DIPA yang akan dikirimkan ke SPAN (Oracle Finance).


Feedback yang diterima adalah ADK DIPA Final dan SP DIPA

Modul Komitmen
Komitmen hanya dapat dilakukan dengan Suplier yang telah

mendapatkan Nomor Register Suplier (NRS).Untuk mendapatkan NRS,


Satker harus mengunggah data supplier yang dimaksud ke database

SPAN melalui Portal. SPAN akan mengirimkan ADK NRS kepada Satker
jika data Suplier dianggap valid.

Kontrak yang dibuat bersama Suplier yang telah teregister, diunggah ke


database SPAN melalui Portal guna meminta nomor komitmen (Request
For Commitment/RFC). Persetujuan RFC diberikan oleh KPPN dalam
bentuk ADK CAN (Commitment Application Number) yang dikirim kepada
Satker lewat Portal.

Modul Pembayaran
Berdasarkan data kontrak yang telah mendapatkan CAN atau bukti-bukti

pengeluaran dari Bendahara, PPK membuat SPP dan Resume Tagihan.


ADK Resume Tagihan diunggah ke SPAN untuk dimintakan Nomor
Tagihan. Setelah menerima Nomor Tagihan dari SPAN, SPP diolah
menjadi SPM. ADK SPM diunggah ke SPAN untuk diproses menjadi SP2D.

SPAN memberikan respon berupa notifikasi penolakan atau persetujuan


atas SPM yang diajukan Satker. Jika disetujui, SPAN menerbitkan ADK

SP2D yang kemudian diunggah oleh Satker ke SAKTI. Hubungan Modul


Pembayaran dengan SPAN dapat dilihat pada diagram 3.

28
Diagram1. Hubungan Modul Pembayaran - SPAN

Modul General Ledger dan Pelaporan (GLP)


SAKTI mengupload ADK Rekon dalam rangka rekonsiliasi dengan GL
SPAN dengan menyertakan Laporan Kinerja. Feedback yang diterima dari
SPAN adalah ADK hasil rekonsiliasi dan ADK Beria Acara.

Penyampaian Dokumen dan ADK


Penyampaian dokumen dan/atau ADK dari SAKTI ke SPAN dapat melalui
kurir, ekspedisi, internet dan SMS. Diagram 4 menunjukkan alternatif

penyampaian tersebut.

29
Diagram 4. Koneksitas SAKTI – SPAN

30
Bab

Pembagian Peran
5 User/Pejabat

Untuk menjamin bahwa transaksi dalam SAKTI benar-benar dilakukan


oleh pihak yang memiliki otoritas/wewenang, user atau pengguna SAKTI
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar:

a. Operator, adalah pengguna yang berperan melakukan kegiatan


teknis (rekam, ubah, hapus, cetak).
b. Validator/Checker, adalah pengguna/pejabat yang berperan
melakukan pemeriksaan atas hasil pekerjaan operator. Pejabat yang
mungkin menjalankan peran ini adalah PPK
c. Approver, adalah pengguna/pejabat yang berperan melakukan
pengesahan atas hasil pekerjaan operator yang telah diperiksa
kebenaraannya oleh Validator. Pejabat yang mungkin menjalankan
peran ini adalah PPSPM atau KPA.

User yang terlibat dalam setiap modul dapat dilihat pada tabel 1.

31
Tabel 1. Matriks Modul dan User Level

User Aplikasi SAKTI

No. Modul User Level

1 SPM Operator

Validator /PPK

Approver/PPSPM/KPA

2 Anggaran Operator

Validator/PPK

Approver/KPA

3 Bendahara Operator/Bendahara Pengeluaran

Operator/Bendahara Penerimaan

4 Aset Tetap Operator

Validator

Approver

5 Komitmen Operator

Approver/PPK

6 Persediaan Operator

Approver

7 GL Operator

8 Admin Operator/Administrator Pusat

Operator/Administrator Lokal

User Aplikasi Pendukung

1 Portal Operator Pusat/Administrator

Operator KPPN/ Satker/ Biasa

32
2 SPAN SMS Operator Pusat/Administrator

OperatorKPPN

Operator Satker

Rincian peran User dalam tiap modul adalah sebagai berikut:

Modul Administrasi
User yang terlibat dalam operasional Modul Administrasi adalah :

a. Administrator Pusat, Merupakan user yang mempunyai wewenang


untuk:
1. Melakukan install dan konfigurasi awal aplikasi
2. Menentukan konfigurasi sistem
3. Menentukan kelompok pengguna

4. Pengelolaan pengguna
5. Pengelolaan kode akses
6. Menyediakan bantuan
7. Backup Data Referensi

8. Mengelola referensi-referensi umum yang merupakan


kewenangan Kantor Pusat DJPBN
b. Administrator Lokal, Merupakan user yang memiliki wewenang
untuk:
1. Melakukan install dan konfigurasi awal aplikasi
2. Membuat setup pejabat
3. Membuat setup Penanda tangan laporan aset/persediaan
4. Membuat setup Penanda tangan
5. Update Data Referensi

6. Mengelola referensi-referensi lokal yang merupakan


kewenangan tingkat Kementerian,Unit, Kantor Wilayah dan
Satuan Kerja

Modul Penganggaran
Operator Modul Penganggaran berwenang untuk antara lain:

33
1. Membuat Rencana Kerja Anggaran Satker (RKAKL)
2. Mencetak RKAKL

3. Mencetak Lampiran RKAKL


4. Mencetak Lampiran Blokir
5. Mengirim ADK RKAKL
6. Merekam data POK

7. Merekam data pegawai dalam rangka menyusun RKAKL


8. Menayangkan rencana penarikan/penerimaan

9. Merekam Rencana Kas harian, mingguan, dan bulanan


10. Menghitung dan menayangkan data AFP (Annual Financial Plan)
11. Mencetak konsep DIPA

12. Merekam Kerangka Acuan Kerja (KAK)


13. Merekam usulan SBK
14. Mengelola data KPJM
15. Mengakses data referensi, dan lain-lain

Validator berwenang untuk melakukan:


1. Validasi data RKAKL, belanja dan pendapatan
2. Validasi data POK
3. Validasi data AFP
4. Validasi data usulan SBK
Approver berwenang untuk melakukan:
1. Approval data RKAKL, belanja dan pendapatan
2. Approvaldata POK
3. Approvaldata AFP

4. Approvaldata usulan SBK

Modul Komitmen
User yang terlibat dalam operasional Modul Administrasi adalah :
a. Operator

Merupakan user yang memiliki kewenangan untu melakukan input data-


data supplier, kontrak, dan BAST
b. Approver

34
Merupakan user yang memiliki kewenangan untuk membentuk ADK
Supplier dan Kontrak

Operator Komitmen mempunyai wewenang :


1. Pencatatan Supplier
2. Pencatatan Kontrak

3. Pencatatan BAST
4. Cetak Resume Supplier

5. Cetak Resume Kontrak


6. Upload ADK Data Pegawai
7. Upload / Rekam ADK NRS

8. Upload / Rekam ADK CAN


9. Cetak Monitoring Karwas Kontrak

Approver Komitmen mempunyai wewenang :

1. Cetak Resume Supplier


2. Cetak Resume Kontrak
3. Membentuk ADK NRS
4. Membentuk ADK CAN
5. Cetak Monitoring Karwas Kontrak

Modul Pembayaran
User yang terlibat dalam operasional Modul Pembayaran adalah :
a. Operator

Merupakan user yang memiliki kewenangan untuk melakukan sebagai


berikut :
1. Perekaman SPP
2. Mencetak SPP
3. Menerima/mengunduh ADK Resume Tagihan

4. Mencetak SPM
5. Menerima/mengunduh ADK SP2D

35
b. Validator / PPK

Merupakan user yang memiliki kewenangan untuk melakukan sebagai


berikut :
1. Validasi/persetujuan SPP
2. Membuat ADK Resume Tagihan

3. Mengunggah/upload ADK Resume Tagihan

c.Approver / PPSPM
Merupakan user yang memiliki kewenangan untuk melakukan sebagai
berikut :

1. Validasi / persetujuan SPM


2. Membuat ADK SPM
3. Mengunggah/upload ADK SPM atau Menyampaikan ADK
SPM,SPM dan Lampiran SPM ke KPPN

Modul Bendahara
Modul Bendahara dijalankan oleh:

1. OperatorBendahara Pengeluaran, memiliki tugas dan wewenang


antara lain:
a. Merekam referensi internal modul bendahara (bendaharawan,
Unit teknis, Buku Pembantu, kelompok akun UP, variable UP, WP,

pajak honor dan penerima honor)


b. Membuat Usulan UP

c. Membuat rincian pembiayaan TUP


d. Membuat SPTB
e. Merekam Uang Muka
f. Mencatat Perintah Bayar
g. Membuat Kuitansi

h. Mencatat Pungutan Pajak


i. Merekam Daftar Honor
j. Mencatat pembayaran dana titipan

36
k. Membuat Setoran Pajak
l. Membuat Setoran UP/TUP/PNBP

m. Mencatat Pengembalian Belanja


n. Membuat LPJ bendahara
o. Monitoring UP/TUP/
p. Monitoring Uang Muka

q. Monitoring Perintah Bayar


r. Monitoring Dana Titipan

2. Operator Bendahara Penerimaan, memiliki tugas dan wewenang


antara lain:
a. Membuat Surat Bukti Setoran (SBS)

b. Mencatat setoran PNBP Fungsional


c. Upload data penerimaan yang disetorkan langsung tanpa melalui
bendahara
d. Monitoring penerimaan

e. Membuat LPJ

Modul Persediaan
I. Tingkat UAPKPB
A. User Pada Modul Persediaan Tingkat UAPKPB:
1. Operator Modul Persediaan adalah orang yang memiliki

kewenangan melakukan Rekam Ubah Hapus transaksi barang


Persediaan, Biasanya merupakan Pelaksana Operator

Persediaan pada UAPKPB.


2. Approver Modul Persediaan adalah atasan Operator atau
orang yang ditunjuk sebagai seorang Approver.
B. Kewenangan User Pada Modul Persediaan tingkat UAPKPB:
1. Operator Modul Persediaan:

a. Melakukan RUH Referensi


b. Melakukan Migrasi Data
c. Melakukan RUH Transaksi Masuk Pembelian

37
d. Melakukan RUH Transaksi Keluar
e. Melakukan RUH Koreksi

f. Melakukan Opname Fisik


g. Melakukan Pencetakan Laporan
h. Pembuatan dan Penerimaan ADK
2. Approver Modul Persediaan :

a. Melakukan semua kewenangan Operator


b. Melakukan Persetujuan atas Transaksi Masuk Pembelian,

Transaksi Keluar, Koreksi dan Opname Fisik


II. Tingkat UAKPB
A. User Pada Modul Persediaan Tingkat UAKPB:

1. Operator Modul Persediaan adalah orang yang memiliki


kewenangan melakukan Rekam Ubah Hapus transaksi barang
Persediaan, Biasanya merupakan Pelaksana Operator
Persediaan pada UAKPB.

2. Approver Modul Persediaan, Kuasa Pengguna Barang Satker


bersangkutan atau orang yang di tunjuk sebagai seorang
Approver.
B. Kewenangan User Pada Modul Persediaan tingkat UAKPB:
1. Operator Modul Persediaan:
a. Melakukan RUH Referensi
b. Melakukan Migrasi Data
c. Melakukan RUH Transaksi Masuk
d. Melakukan RUH Transaksi Keluar

e. Melakukan RUH Koreksi


f. Melakukan Opname Fisik

g. Melakukan Pencetakan Laporan


h. Pembuatan dan Penerimaan ADK
2. Approver Modul Persediaan :

a. Melakukan semua kewenangan Operator


b. Melakukan Persetujuan Atas Transaksi Masuk, Transaksi

Keluar, Koreksi dan Opname Fisik

38
Modul Aset Tetap
I. Tingkat UAPKPB
A. Aktor User Pada Modul Aset Tetap Tingkat UAPKPB:
1. Operator Modul Aset Tetap, merupakan sebutan bagi pihak
yang memiliki kewenangan melakukan Rekam Ubah Hapus
tranksasi BMN, Biasanya merupakan Pelaksana Operator BMN
pada UAKPB.

2. Validator Modul Aset Tetap, Atasan langsung Operator Modul


Aset Tetap atau orang yang di tunjuk sebagai seorang

validator atas transaksi yang diinputkan oleh Operator.


3. Approver Modul Aset Tetap, Atasa Validator atau orang yang

di tunjuk sebagai seorang Approver.


B. Kewenangan User Pada Modul Aset Tetap tingkat UAPKPB:
1. Operator Modul Aset Tetap:

a. Melakukan RUH BMN


b. Melakukan RUH Barang Bersejarah

c. Melakukan RUH Barang Pihak Ketiga


d. Melakukan Monitoring Transaksi

e. Melakukan Perhitungan Penyusutan


f. Tutup Periode Modul Aset Tetap
g. Melakukan Pencetakan Buku Barang
h. Melakukan Summary Database
i. Melakukan Pencetakan Laporan
j. Pembuatan dan Penerimaan ADK
2. Validator Modul Aset Tetap :

a. Melakukan Validasi Atas Transaksi yang Diinput oleh


Operator
b. Melakukan Monitoring Transaksi
c. Melakukan Pencetakan Buku Barang

d. Melakukan Pencetakan Buku Barang


3. Approver Modul Aset Tetap :

39
a. Melakukan Persetujuan Atas Transaksi yang Sudah
Tervalidasi

b. Melakukan Monitoring Transaksi


c. Melakukan Pencetakan Buku Barang
d. Melakukan Pencetakan Buku Barang

II. Tingkat UAKPB


A. Aktor User Pada Modul Aset Tetap Tingkat UAKPB:

1. Operator Modul Aset Tetap, merupakan sebutan bagi pihak


yang memiliki kewenangan melakukan Rekam Ubah Hapus
tranksasi BMN, Biasanya merupakan Pelaksana Operator BMN

pada UAKPB.
2. Validator Modul Aset Tetap, Atasan langsung Operator Modul
Aset Tetap atau orang yang di tunjuk sebagai seorang
validator atas transaksi yang diinputkan oleh Operator.

3. Approver Modul Aset Tetap, Kuasa Pengguna Barang Satker


bersangkutan atau orang yang di tunjuk sebagai seorang
Approver.
B. Kewenangan User Pada Modul Aset Tetap tingkat UAKPB:
1. Operator Modul Aset Tetap:
a. Melakukan RUH BMN
b. Melakukan RUH KDP
c. Melakukan RUH Barang Bersejarah
d. Melakukan RUH Barang Pihak Ketiga

e. Melakukan Monitoring Transaksi


f. Melakukan Perhitungan Penyusutan

g. Tutup Periode Modul Aset Tetap


h. Melakukan Pencetakan Buku Barang
i. Melakukan Summary Database

j. Melakukan Pencetakan Laporan


k. Pembuatan dan Penerimaan ADK

2. Validator Modul Aset Tetap :

40
a. Melakukan Validasi Atas Transaksi yang Diinput oleh
Operator

b. Melakukan Monitoring Transaksi


c. Melakukan Pencetakan Buku Barang
d. Melakukan Pencetakan Buku Barang
3. Approver Modul Aset Tetap :

a. Melakukan Persetujuan Atas Transaksi yang Sudah


Tervalidasi

b. Melakukan Monitoring Transaksi


c. Melakukan Pencetakan Buku Barang
d. Melakukan Pencetakan Buku Barang

III. Tingkat UAPPBW


A. Aktor User Pada Modul Aset Tetap Tingkat UAPPBW:
Operator Modul Aset Tetap, merupakan sebutan bagi pihak yang

memiliki kewenangan melakukan Konsolidasi tingkat wilayah.


B. Kewenganan User Pada Modul Aset Tetap tingkat UAPPBW:
Operator Modul Aset Tetap:
1. Melakukan Penerimaan ADK Konsolidasi dari UAKPB
2. Melalukan Monitoring Penerimaan ADK Konsolidasi dari
UAKPB
3. Melakukan Summary Data
4. Melakukan Pencetakan Buku Barang
5. Melakukan Pencetakan Buku Barang

6. Melakukan Pembuatan ADK Konsolidasi ke UAPPBE1


IV. Tingkat UAPPBE1

A. Aktor User Pada Modul Aset Tetap Tingkat UAPPBE1:


Operator Modul Aset Tetap, merupakan sebutan bagi pihak yang
memiliki kewenangan melakukan Konsolidasi tingkat eselon1.

B. Kewenganan User Pada Modul Aset Tetap tingkat UAPPBE1:


Operator Modul Aset Tetap:

1. Melakukan Penerimaan ADK Konsolidasi dari UAPPBW

41
2. Melalukan Monitoring Penerimaan ADK Konsolidasi dari
UAPPBW

3. Melakukan Summary Data


4. Melakukan Pencetakan Buku Barang
5. Melakukan Pencetakan Buku Barang
6. Melakukan Pembuatan ADK Konsolidasi ke UAPB

V. Tingkat UAPB

A. Aktor User Pada Modul Aset Tetap Tingkat UAPB:


Operator Modul Aset Tetap, merupakan sebutan bagi pihak yang
memiliki kewenangan melakukan Konsolidasi tingkat

Kementerian/Lembaga.
B. Kewenganan User Pada Modul Aset Tetap tingkat UAPB:
Operator Modul Aset Tetap:
1. Melakukan Penerimaan ADK Konsolidasi dari UAPPBE1

2. Melalukan Monitoring Penerimaan ADK Konsolidasi dari


UAPPBE1
3. Melakukan Summary Data
4. Melakukan Pencetakan Buku Barang
5. Melakukan Pencetakan Buku Barang

Modul General Ledger dan Pelaporan (GLP)


User yang terlibat dalam operasional Modul General Ledger dan

Pelaporan adalah userOperator yang memiliki kewenangan untuk


melakukan sebagai berikut :
1. Melakukan RUH Jurnal Penyeseuaian/Koreksi melalui Jurnal
umum
2. Melakukan Proses Validasi Jurnal

3. Malakukan Proses Posting


4. Melakukan Proses Tutup Periode
5. Melakukan Pencetakan Laporan Keuangan

42
6. Melakukan Proses Pengiriman ADK Konsolidasi/Rekonsiliasi
7. Melakukan Proses Konfirmasi

Modul Portal SPAN


Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan PORTAL SPAN terdiri dari:

1. Administrator PORTAL SPAN, merupakan sebutan bagi pihak yang


memiliki kewenangan melakukan setting dan pemeliharaan

PORTAL SPAN.
2. Pengguna PORTAL SPAN, merupakan pihak yang memanfaatkan
layanan PORTAL SPAN, yang terdiri atas:
a. Pengguna KPPN
b. Pengguna Satker
c. Pengguna Biasa
Administrator PORTAL SPAN memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut:
1. Melakukan registrasi dan mengelola akun Administrator dan

pengguna.
2. Melakukan pemeliharaan konten portal (berita, dokumentasi, dll).
3. Melakukan monitoring proses data house keeping dan Log.
4. Melakukan backup dan restore database dan system secara

berkala.
5. Melakukan pemeliharaan, upgrade, dan troubleshooting system
secara keseluruhan.

Pengguna PORTAL SPAN memiliki tugas dan wewenang sebagai


berikut:

1. Pengguna KPPN
a. Melakukan registrasi Pengguna Satker.
b. Melakukan upload ADK Pejabat.
c. Mengelola PIN Pejabat.
d. Mengunduh ADK Konversi.
2. Pengguna Satker

43
a. Mengelola akun pengguna bersangkutan.
b. Melakukan upload ADK SAKTI.

c. Mengunduh output SPAN.


d. Melihat status ADK;
e. Mengakses dokumentasi dan Bantuan (Manual Aplikasi,
Patch Aplikasi, FAQ, Peraturan).

3. PenggunaBiasa
a. MengaksesPeraturan

b. MembacaBerita

Modul SPAN SMS


Administrator, merupakan sebutan bagi pihak yang memiliki
kewenangan melakukan setting dan pemeliharaan SPAN SMS,
meliputi:
1. Melakukan registrasi dan mengelola akun Administrator dan

Operator.
2. Melakukan backup dan restore database dan sistem secara
berkala.

3. Melakukan pemeliharaan, upgrade, dan troubleshooting sistem


secara keseluruhan.
Operator KPPN, memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Melakukan registrasi dan mengelola akun Satker sebagai

pengguna layanan SMS.


2. Melakukan monitoring dan membalas SMS dari Satker yang

berada di dalam wilayah kerja KPPN-nya.


3. Mengirimkan informasi secara broadcast kepada seluruh Satker
dalam wilayah kerja KPPN-nya yang telah terdaftar sebagai
pengguna SPAN SMS.
Operator Satuan Kerja dalam kapasitasnya sebagai pengguna

dapat memanfaatkan SPAN SMS untuk:


1. Memperoleh informasi mengenai pengelolaan keuangan negara
yang disediakan SPAN SMS sesuai dengan kebutuhan.

44
2. Mengirimkan pengaduan, komentar, kritik dan saran atas
pelayanan KPPN mitra kerja.

45
Bab

Audit Trail
6
Jejak audit (audit trail) adalah hasil rekam jejak pada suatu sistem
elektronik yang dihasilkan oleh suatu sistem log transaksi sesuai kebijakan
retensi data yang dapat digunakan sebagai bahan reviu atau evaluasi
untuk menghasilkan bukti audit dan bukti hukum atas suatu transaksi
elektronik.
ADK dan/atau dokumen yang dihasilkan SAKTI dapat dijadikan alat bukti
hukum.Untuk mewujudkan kesahihan bukti hukum atas dokumen/ADK
dari SAKTI, transaksi dalam SAKTI harus mengandung jejak atas tindakan
yang dilakukan oleh User. Jejak itu antara lain meliputi:
a) user id, waktu login dan logout, disimpan dalam suatu logfile;
b) identitas user, disimpan dalam setiap transaksi yang ditanganinya;
c) tanggal dan waktu transaksi, disimpan dalam setiap transaksi yang
ditanganinya;
d) jenis jenis tindakan(membuat, ubah, approve, hapus) disimpan

dalam setiap transaksi yang ditanganinya.

46
Bab

Keaman Data &


7 Informasi

Keamanan data dan informasi merupakan hal yang sangat kritikal dalam
penerapan Aplikasi SAKTI ini, mengingat Aplikasi SAKTI akan digunakan
untuk menangani proses transaksi keuangan antara SATKER, Kementrian

Keuangan dan Pihak Penyedia jasa. Mekanisme keamanan data dan


informasi yang digunakan dalam aplikasi SAKTI dilakukan secara
bertingkat.

Tingkat Aplikasi
a. Untuk menggunakan SAKTI, pihak yang berkepentingan wajib untuk
menggunakan username dan password yg sudah ditentukan oleh

Admin disetiap tingkat penggunaan.


b. Setiap pengguna yang menggunakan SAKTI hanya bisa mengolah
informasi yang menjadi cangkupan tanggung jawabnya yang sudah
ditentukan oleh Admin.
c. Segala informasi yang diolah wajib untuk divalidasi dan diverifikasi

oleh para pejabat yang berwenang sebelum dianggap sah.

Tingkat Data

a. Aplikasi terhubung dengan Database System dengan menggunakan


username, password, dan hostname yang valid

47
b. Setiap data yang disimpan akan di-encrypt sesuai standard yang
berlaku pada RDBMS yang digunakan.

c. Setiap data yang disimpan hanya bisa dibaca dan diolah


menggunakan aplikasi SAKTI.
d. Setiap data yang diolah akan disimpan history perubahannya untuk
proses tracing, audit dan monitoring.

Tingkat Transport / Data Distribution


a. Semua aplikasi SAKTI yang terhubung langsung ke Database System

pusat wajib menggunakan mekanisme ssl untuk mencegah


pencegatan transmisi.

b. Penggunakan VPN direkomendasikan untuk lebih aman.


c. Setiap data yang di-export menjadi bentuk data lain ( mis : File

komputer / ADK ) wajib untuk dienkrip dan divalidasi oleh pejabat


yang berwenang.
d. Metode enkripsi yang digunakan adalah Public-key cryptography

menggunakan RSA untuk encripsi data dan AES untuk enkripsi public
key

e. Public key setiap nodes ( Pejabat, Portal, SPAN ) disimpan secara


terpusat di Key Server

48
Bab

Topologi SAKTI
8
Dengan mempertimbangkan tingkat kesiapan infrastruktur dan SDM yang
dimiliki Instansi, SAKTI disiapkan untuk dapat berjalan dengan tiga variasi
sebagai berikut:
a. SATKER STAND-ALONE (Single User)
b. SATKER LAN (Multi User, Single SATKER)

c. SATKER WAN (Multi User, Multi SATKER)


Hubungan ketiga model topologi tersebut dapat diilustrasikan dalam

diagram 5.

Diagram 5. Topologi SAKTI

49
SATKER STAND-ALONE (Single User)
SATKER dalam katagori ini akan menjalankan aplikasi SAKTI dalam satu

workstation (Desktop/Laptop) dimana semua komponen aplikasi dan


database di instal dalam workstation tersebut.Pengguna mengakses
aplikasi melalui desktop user interface pada workstation tersebut.

SATKER LAN (Multi User, Single SATKER)

Pada SATKER katagori ini jumlah pengguna lebih dari 1 orang. Komponen
aplikasi dan database SAKTI akan di instal pada Server. Pengguna akan

mengakses aplikasi SAKTI melalui Desktop User Interface dari masing-


masing PC/Laptop yang terhubung dengan Server melalui jaringan Local
Area Network (LAN) yang ada.

SATKER WAN (Multi User, Multi SATKER)


Pada SATKER katagori ini pengguna sudah terhubung pada jaringan Wide
Area Network (WAN) dari Wilayah/ Direktorat/Kementrian. Komponen
aplikasi dan database SAKTI akan di instal pada Server yang terletak pada

Data Cenetr Wilayah/Direktorat/Kementrian. Pengguna akan mengakses


aplikasi SAKTI melalui Desktop User Interface dari masing-masing

PC/Laptop yang terhubung dengan WAN. Beberapa SATKER yang ada


dalam lingkup Wilayah/Direktorat/Kementrian yang sama akan
mengakses Server yang ada di Data Center tsb. DJPBN akan merupakan

Direktorat pertama di Kemenkeu yang akan mengimplementasikan model


ini.

50
Bab

Migrasi Data
9 Aplikasi Legacy

SAKTI adalah sistem yang mengintegrasikan beberapa system yang


pernah ada, sehingga data SAKTI adalah data kelanjutan dari sistem
existing tersebut. Untuk melanjutkan data yang berasal dari sistem existing
dilakukan proses migrasi data. Data-data existing yang memerlukan
proses migrasi ke dalam SAKTI adalah:

a. Data Neraca ;

b. Data Aset Tetap;


c. Data Persediaan;
d. Data Anggaran; dan

e. Data Referensi.

51
Bab
Implementasi Akuntansi

10 Basis Akrual pada


Aplikasi SAKTI

Bab ini menjelaskan Implementasi Akuntansi Basis Akrual pada Aplikasi


SAKTI berkaitan dengan Kebijakan Umum Jurnal, Jurnal Standar Akrual
dan Kas dan Ilustrasi Jurnal Standar dengan Pendekatan Siklus Transaksi.
Dalam Aplikasi SAKTI terdapat dua Basis Akuntansi yaitu Basis Akrual dan
Basis Kas dengan basis akrual sebagai basis akuntansi yang utama.

Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi


dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

52
10.1 Kebijakan Umum Jurnal

Konsep Ledger
Aplikasi SAKTI menerapkan konsep 2 ledger yaitu accrual ledger (ledger
akrual) dan cash ledger (ledger kas).
Accrual Ledger: kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas
transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akuntansi berdasarkan basis
akrual.
 Digunakan untuk membukukan transaksi-transaksi berbasis
akrual
 Jurnal dilakukan pada setiap titik pengakuan akrual
 Untuk mendukung pelaporan berbasis akrual (Neraca, LO, LPE)
 Menggunakan pendekatan due to / due from (ditagihkan
kepada / diterima dari entitas lain termasuk transfer dan hibah
dalam aset
Cash Ledger: kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas
transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akuntansi berdasarkan basis kas.
 Digunakan untuk membukukan transaksi berbasis kas bukan
membukukan transaksi kas
 Jurnal dilakukan pada saat terjadi kas masuk/keluar dari BUN
 Untuk mendukung pelaporan berbasis kas (LRA)
 Menggunakan pendekatan due to / due from (ditagihkan
kepada / diterima dari entitas lain terutama terkait
pembayaran/penerimaan BUN
Selain 2 ledger diatas, SAKTI menerapkan ledger single entry untuk
mencatat transaksi
 Jurnal Anggaran (Allotment)
 Jurnal Komitmen (Encumbrance)
 Jurnal Sub Ledger Bendahara

53
10.2 Segment CoA SAKTI

Chart of Account (CoA) atau Bagan Akun Standar (BAS) merupakan kode unik yang
digunakan dalam kodefikasi transaksi pengelolaan keuangan negara mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban. Kode BAS sangat
berharga terlebih dalam penerapan sistem informasi yang terintegrasi sepertipada
SAKTI.Bagan Akun Standar pada SAKTI adalah sebagai berikut :

SEGMENT DESKRIPSI DIGIT

Kode unit/entitas yang bertanggung


Satker 6
jawab terhadap pencatatan transaksi.

Kode kantor pelayanan


perbendaharaan Negara yang
KPPN 3
menunjukkan lokasi tempat
pembayaran.

Kode klasifikasi pos atau akun


Akun 6
transaksi.

Program (BA, Echelon1, Kode gabungan dari kode BA, Eselon


3+2+2
Program) 1, dan Program.

Kode gabungan dari kode kegiatan


Output (Activity, Output) 4+3
dan kode output

Kode alokasi pelaksanaan anggaran


Sumber yang berasal dari sumber dana
Dana(Source,Withdrawal tertentu dengan cara penarikan 1+1+8
Type,Nomor Register) tertentu dan informasi nomer register
sumber dananya.

Kode Bank yang menerima atau pun


Bank (Bank Account Type, yang mengeluarkan kas. (khusus
1+4
Bank Account Number) untuk rekening bank yang dimiliki
BUN)

Kode yang mendefinisikan jenis


Kewenangan satker (kantor pusat, kantor daerah, 1
dekonsentrasi, tugas perbantuan,

54
desentralisasi, atau urusan bersama)

Kode tempat pelaksanaan kegiatan


Lokasi Kegiatan (Province,City) satkeryang merupakan gabungan 2+2
kode propinsi dan kabupaten/kota.

Kode yang membedakan jenis/type


transaksi sesuai dengan tahapan
Budget Type (Anggaran) penganggaran dan pelaksanaan 1
anggaran (anggaran, komitmen,
realisasi anggaran, pengembalian)

Kode satker antar entitas yang


Intraco (Antar Entitas) 6
mempunyai keterkaitan transaksi

Kode yang dipersiapkan untuk


Cadangan mengantisipasi kemungkinan adanya 6
klasifikasi baru di masa mendatang.

55
10.3 Role SAKTI dan Titik Pengakuan Akrual

Diagram 6.Role SAKTI dan Titik Pengakuan Akrual

56
10.4 Jurnal Standar

Jurnal Standar terdiri atas:

1. Jurnal Standar Anggaran;

2. Jurnal Standar Komitmen;

3. Jurnal Standar Realisasi;

4. Jurnal Standar Penyesuaian;

5. Jurnal Standar Penutup.

57
Jurnal Standar Anggaran

Jurnal Standar Anggaran dilakukan pada saat diterbitkannya DIPA.Jurnal


Standar Anggaran mencakup Akun Belanja dan Akun Pendapatan.

Jurnal Standar DIPA


Jurnal Standar DIPA dilakukan pada saat diterimanya DIPA oleh satuan

kerja.DIPAsebagaimana dimaksud adalah DIPA yang sudah mendapatkan

pengesahan dari Direktorat jenderal Anggaran.Jurnal Standar DIPA dilakukan


oleh setiap satuan kerja selaku entitas akuntansi yang menerima DIPA.

Jurnal Standar DIPA digunakan untuk mencatat estimasi pendapatan yang

dialokasikan, allotment belanja, sesuai dengan angka yang tercantum dalam

DIPA.Jurnal Standar DIPA dicatat dengan menggunakan pendekatan single entry.

D Allotment Belanja Pegawai


D Allotment Belanja Barang
D Allotment Belanja Modal
D Allotment Belanja Pembayaran Bunga Utang
D Allotment Belanja Subsidi
D Allotment Belanja Bantuan Sosial
D Allotment Belanja Lain-lain
K Estimasi Pendapatan Pajak yang Dialokasikan
K Estimasi Pendapatan Bukan Pajak yang Dialokasikan

58
Jurnal Standar Komitmen

Jurnal Standar Komitmen dilakukan pada saat terjadinya komitmen


pengeluaran Negara berdasarkan kontrak/perikatan satker dengan pihak
ketiga.Jurnal Standar Komitmen dicatat oleh setiap satuan kerja selaku
entitas akuntansi yang dicatat dengan pendekatan single entry.Jurnal
Standar Komitmen tidak digunakan dalam rangka penyusunan laporan
keuangan, melainkan untuk tujuan manajemen anggaran terutama untuk
perhitungan Fund Available.Jurnal Komitmen umumnya hanya terkait
dengan akun belanja.

Jurnal Standar Komitmen Belanja

D Belanja Barang

D Belanja Modal

D Belanja ….

59
Jurnal Standar Realisasi

Jurnal Standar Realisasi dilakukan pada saat terjadinya Berita Acara Serah
Terima (BAST) atau perolehan Persediaan atau Aset Tetap, resume
tagihan, pendapatan, belanja, penyediaan/pengembalian Uang
Persediaan, pengembalian pendapatan, pengembalian belanja.Jurnal
Standar Realisasi dilakukan oleh satuan kerja.

Jurnal Standar Realisasi terdiri atas Jurnal Standar BAST, Jurnal Standar
Resume Tagihan, Jurnal Standar Realisasi Pendapatan, Jurnal Standar
Realisasi Belanja,Jurnal Standar Pemakaian Persediaan, Jurnal Standar
Transitoris, Jurnal Standar Pengembalian Pendapatan, Jurnal Standar
Pengembalian Belanja. Untuk setiap Jurnal Standar Pengembalian
tersebut, dibedakan atas pengembalian atas transaksi tahun anggaran
berjalan dan pengembalian atas transaksi tahun anggaran sebelumnya.

Jurnal Standar BAST/Perolehan Aset Tetap dan Persediaan

Jurnal Standar BAST hanya dicatat dalam Buku Besar Akrual satuan kerja.
1). BAST/Perolehan Aset Tetap

D Aset Tetap yang Belum Diregister

K Utang yang Belum Diterima Tagihannya

Digunakan untuk mencatat transaksi perolehan Aset Tetap baik yang


berdasarkan BAST maupun Kuitansi yang belum dilakukan verifikasi.

D Aset Tetap

K Aset Tetap yang Belum Diregister

Digunakan untuk mencatat detil perolehan Aset Tetap.

2). BAST/Perolehan Persediaan

D Persediaan yang Belum Diregistrasi

60
K Utang yang Belum Diterima Tagihannya

Digunakan untuk mencatat transaksi perolehan Persediaan baik yang


berdasarkan BAST maupun Kuitansi yang belum dilakukan verifikasi.

D Persediaan

K Persediaan yang Belum Diregistrasi

Digunakan untuk mencatat detil perolehan Persediaan.

3). BAST/Perolehan Aset Lainnya

D Aset Lainnya yang Belum Diregistrasi

K Utang yang Belum Diterima Tagihannya

Digunakan untuk mencatat transaksi perolehan asset lainnya baik yang


berdasarkan BAST maupun Kuitansi yang belum dilakukan verifikasi.

D Aset Lainnya

K Aset Lainnya yang Belum Diregistrasi

Digunakan untuk mencatat detil perolehan asset lainnya.

4). BAST tanpa Kapitalisasi

D Beban

K Utang yang Belum Diterima Tagihannya

Digunakan untuk mencatat transaksi kontraktual dengan BAST tetapi


tidak disertai kapitalisasi.

Jurnal Standar Resume Tagihan

Jurnal standar resume tagihan dicatat pada pada saat dilakukan


penagihan pembayaran kepada BUN. Jurnal standar Resume Tagihan
dicatat dalam Buku Besar Akrual untuk mengakui beban yang akan
dilaporkan pada laporan operasional.

61
Resume tagihan yang merupakan bagian dari proses pengesahan
transaksi, tidak dilakukan penjurnalan. Misalnya pengesahan hibah,
subsidi dtitanggung pemerintah, pembayaran pengembalian pajak/cukai
dan beberapa tagihan pembayaran lainnya

 Resume Tagihan belanja tanpa ada kapitalisasi berupa asset tetap, persediaan atau
asset lainnya

D Beban

K Belanja yang Masih Harus Dibayar

Digunakan untuk mencatat transaksi pada saat adanya resume tagihan


atas belanja menurut jenis belanja yang diajukan kepada BUN dengan
mengakui beban dan belanja yang masih harus dibayar

 Resume Tagihan belanjadengan disertai kapitalisasi berupa asset tetap, persediaan


atau asset lainnya

D Beban

K Belanja yang Masih Harus Dibayar

D Utang yang Belum Diterima Tagihannya

K Beban

Digunakan untuk mencatat transaksi pada saat adanya resume tagihan


atas Belanja Barang/Belanja Modal yang dikapitalisasi.

Jurnal Standar Realisasi Pendapatan

Jurnal standar realisasi pendapatan dilakukan pada saat terjadi


penyetoran kepada kas umum negara.Jurnal standar ini dicatat pada
ledger akrual untuk mengakui pendapatan – LO dan ledger kas untuk
mengakui pendapatan - LRA.

62
Buku Besar Akrual

D Diterima dari Entitas Lain

K Piutang Pendapatan

Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas yang berasal dari


pelunasan Piutang Perpajakan/PNBP/Hibah.

D Diterima dari Entitas Lain

K Pendapatan

Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas dari Pendapatan


Perpajakan/PNBP/Hibah, tanpa didahului adanya Piutang.

Buku Besar Kas

D Diterima dari Entitas Lain

K Pendapatan

Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas dari Pendapatan


Perpajakan/PNBP/Hibah.

Jurnal Standar Realisasi Belanja

Jurnal standar realisasi/pencairan/pembayaranbelanja oleh kas umum negara.


Jurnal standar ini dicatat pada ledger akrual untuk mengakui
pelunasan/pembayaran hutang yang telah diakui pada saat resume tagihan dan
ledger kas untuk mengakui belanja.

Buku Besar Akrual

D Belanja yang Masih Harus Dibayar

K Ditagihkan ke Entitas Lain

Digunakan untuk mencatat pembayaran belanja, sesuai dengan jenis


belanja. Belanja yang masih harus dibayar merupakan akun utang yang
terbentuk pada saat pengesahan resume tagihan

63
Buku Besar Kas

D Belanja

K Ditagihkan ke Entitas Lain

Digunakan untuk mencatat pembayaran belanja, sesuai dengan jenis


belanja.

Jurnal Standar Pemakaian Persediaan

D Beban Persediaan

K Persediaan

Digunakan untuk mencatat realisasi beban persediaan karena adanya


pemakaian Persediaan. Jurnal dibuat dalam hal pencatatan Persediaan
menggunakan Metode Perpetual.

Jurnal Standar Transitoris

Jurnal standar ini merupakan jurnal standar untuk mencatat transaksi transitoris
berupa realisasiatas uang persediaan (UP). Ilustrasi jurnal berikut meliputi jurnal
pada saat resume tagihan dan pencairan dana.
a). Buku Besar Akrual
 Penerimaan Transito

D Ditagihkan ke Entitas Lain

K Kas di Bendahara Pengeluaran

Digunakan untuk mencatat penyetoranUang Persediaan oleh satuan kerja.

 Pengeluaran TransitoUang Persediaan – Resume Tagihan

D Pengeluaran Transito

K Pengeluaran Transito yang Masih Harus Dibayar

64
D Piutang dari Uang Persediaan yang akan Diterima

K Pengeluaran Transito

Digunakan untuk mencatat transaksi pada saat adanya resume tagihan


atas permintaan Uang Persediaan.

 Pengeluaran Transito Uang Persediaan (SP2D)

D Pengeluaran Transito yang Masih Harus Dibayar

K Diterima dari Entitas Lain

D Kas di Bendahara Pengeluaran

K Piutang dari Uang Persediaan yang akan Diterima

Digunakan untuk mencatat penerimaan Uang Persediaan oleh satuan


kerja.

Jurnal Standar Pengembalian Pendapatan


1). Pengembalian Tahun Anggaran Berjalan
Buku Besar Akrual

D Pendapatan

K Diterima dari Entitas Lain

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas pendapatan tahun


berjalan

Buku Besar Kas

D Pendapatan

K Diterima dari Entitas Lain

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas pendapatan tahun


berjalan

2). Pengembalian Tahun Anggaran Sebelumnya


Buku Besar Akrual

D Pendapatan

65
K Diterima dari Entitas Lain

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas pendapatan tahun


anggaran sebelumnya yang bersifat sistematik/berulang, seperti
pengembalian pendapatan perpajakan.

Buku Besar Kas

D Pendapatan

K Diterima dari Entitas Lain

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas pendapatan tahun


anggaran sebelumnya yang bersifat sistematik/berulang, seperti
pengembalian pendapatan perpajakan.

Jurnal Standar Pengembalian Belanja


1). Pengembalian Tahun Anggaran Berjalan
Buku Besar Akrual

D Ditagihkan kepada Entitas Lain

K Beban

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas Belanja tahun anggaran


berjalan

Buku Besar Kas

D Ditagihkan kepada Entitas Lain

K Belanja

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas Belanja tahun anggaran


berjalan

2). Pengembalian Tahun Anggaran Sebelumnya


Buku Besar Akrual

66
D Diterima dari Entitas Lain

K Pendapatan Lain-lain

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas Belanja tahun anggaran


sebelumnya

Buku Besar Kas

D Diterima dari Entitas Lain

K Pendapatan Lain-lain

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas Belanja tahun anggaran


sebelumnya

67
Jurnal Standar Penyesuaian

Jurnal Standar Penyesuaian digunakan pada saat akhir periode pelaporan


keuangan untuk menyesuaikan pos-pos dalam laporan keuangan.Jurnal Standar
Penyesuaian dilakukan oleh satuan kerja.

Jurnal Standar Penyesuaian terdiri dari Jurnal Standar Penyusutan Aset Tetap,
Jurnal Standar Amortisasi Aset Tak Berwujud, Jurnal Standar Beban Persediaan,
Belanja Yang Masih Harus Dibayar, Jurnal Standar Belanja Dibayar di Muka, Jurnal
Standar Pendapatan Diterima di Muka, dan Jurnal Standar Saldo Awal yang
dilakukan pada saat penyusunan neraca untuk pertama kali.Jurnal Standar
Penyesuaian dicatat dalam Buku Besar Akrual.

Jurnal Standar Beban Penyusutan Aset Tetap

D Beban Penyusutan Aset Tetap

K Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Digunakan untuk mencatat Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan


Aset Tetap sesuai dengan metode penyusutan yang telah ditetapkan.

Jurnal Standar Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud

D Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud

K Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud

Digunakan untuk mencatat Beban Amortisasidan Akumulasi Amortisasi


Aset Tak Berwujud sesuai dengan metode amortisasi yang telah
ditetapkan.

Jurnal Standar Beban Persediaan

68
D Beban Persediaan

K Persediaan

Digunakan untuk mencatat Beban Persediaan sebesar nilai persediaan


yang dikonsumsi selama periode akuntansi. Jurnal ini digunakan untuk
metode periodik dalam penilaian persediaan.

D Beban Persediaan

K Persediaan

Digunakan untuk menyesuaikan jumlah persediaan berdasarkan hasil


inventarisasi fisik dalam hal hasil inventarisasi fisik lebih kecil dari catatan
persediaan. Jurnal ini digunakan untuk metode perpetual dalam penilaian
persediaan.

D Persediaan

K Beban Persediaan

Digunakan untuk menyesuaikan jumlah persediaan berdasarkan hasil


inventarisasi fisik dalam hal hasil inventarisasi fisik lebih besar dari
catatan persediaan. Jurnal ini digunakan untuk metode perpetual dalam
penilaian persediaan.

Jurnal Standar Belanja yang Masih Harus Dibayar

D Beban

K Belanja yang Masih Harus Dibayar

Digunakan untuk mencatat Beban dan Belanja yang Masih Harus Dibayar
pada tanggal pelaporan, seperti Beban Barang (layanan daya dan jasa)
dan Beban Bunga Pinjaman.

Jurnal Standar Belanja Dibayar di Muka

D Beban Dibayar di Muka

K Beban

69
Digunakan untuk mencatat Beban Dibayar di Muka dan untuk
menyesuaikan jumlah Beban yang belum menjadi kewajiban sampai
dengan akhir periode pelaporan. Jurnal ini digunakan untuk
metode/pendekatan beban dalam pencatatan Beban Dibayar di Muka.

D Beban

K Beban Dibayar di Muka

Digunakan untuk mencatat Beban yang telah terjadi selama periode


pelaporan dan untuk menyesuaikan jumlah Beban Dibayar di Muka yang
masih ada sampai dengan akhir periode pelaporan. Jurnal ini digunakan
untuk metode/pendekatan aset dalam pencatatan Beban Dibayar di
Muka.

Jurnal Standar Pendapatan Diterima di Muka

D Pendapatan

K Pendapatan Diterima di Muka

Digunakan untuk mencatat Pendapatan Diterima di Muka dan untuk


menyesuaikan jumlah Pendapatan yang belum menjadi hak sampai
dengan akhir periode pelaporan. Jurnal ini digunakan untuk
metode/pendekatan pendapatan dalam pencatatan Pendapatan Diterima
di Muka.

D Pendapatan Diterima di Muka

K Pendapatan

Digunakan untuk mencatat Pendapatan yang telah menjadi hak selama


periode pelaporan dan untuk menyesuaikan jumlah Pendapatan Diterima
di Muka yang masih ada sampai dengan akhir periode pelaporan. Jurnal
ini digunakan untuk metode/pendekatan kewajiban dalam pencatatan
Pendapatan Diterima di Muka.

70
Jurnal Standar Saldo Awal
Buku Besar Akrual

D Aset Lancar/Investasi Jangka Panjang/Aset Tetap/Piutang Jangka


Panjang/Aset Lainnya

K Ekuitas

Digunakan untuk mencatat saldo awal seluruh jenis Aset.

D Aset Lancar/Investasi Jangka Panjang/Aset Tetap/Aset Lainnya

K Kewajiban Jangka Pendek/Kewajiban Jangka Panjang

Digunakan untuk mencatat saldo awal Aset yang mempunyai akun lawan
Kewajiban.

D Ekuitas

K Kewajiban Jangka Pendek/Kewajiban Jangka Panjang

Digunakan untuk mencatat saldo awal seluruh jenis Kewajiban.

71
Jurnal Standar Penutup
Jurnal Standar Penutup dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan. Jurnal
Standar Penutup terdiri dari Jurnal Standar Penutup Pendapatan, Jurnal Standar
Penutup Belanja dan Beban, Jurnal Standar Penutup Surplus /Defisit LRA, Jurnal
Standar Penutup Surplus/Defisit-LO. Jurnal Standar Penutup dicatat dalam Buku
Besar Akrual.

Jurnal Standar Penutup Pendapatan


Buku Besar Akrual

D Pendapatan

K Surplus/Defisit-LO

Digunakan untuk mencatat penutupan Pendapatan ke Surplus/Defisit


Laporan Operasional (LO)

Jurnal Standar Penutup Beban


Buku Besar Akrual

D Surplus/Defisit-LO

K Beban

Digunakan untuk mencatat penutupan Beban ke Surplus/Defisit-LO

Jurnal Standar Penutup Surplus/Defisit-LO


Buku Besar Akrual.
Dalam hal terjadi Surplus LO

D Surplus LO

K Ekuitas

Digunakan untuk mencatat penutupan Surplus-LO ke SiLPA/SiKPA

Dalam hal terjadi Defisit LO

D Ekuitas

K Defisit LO

Digunakan untuk mencatat penutupan Defisit-LO ke SiLPA/SiKPA

72
10.5 Ilustrasi Jurnal Standar dengan Pendekatan Siklus
Transaksi
Ilustrasi Jurnal Transaksi Belanja
Alur Transaksi Belanja
SPP 521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
SPM Tidak Ada Jurnal
SP2D 212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS

Ilustrasi Jurnal Transaksi Permintaan Uang Persediaan, Ganti Uang Persediaan dan
Potongan pada SPM GUP
P e rminta a n Ua ng P e rse dia a n
SPP 825111 Pengeluaran Uang Persediaan Dana Rupiah D AKRUAL
212144 Pengeluaran transito yang masih harus dibayar K AKRUAL
115613 Piutang dari Uang Persediaan yang akan diterima D AKRUAL
825111 Pengeluaran Uang Persediaan Dana Rupiah K AKRUAL
SP2D 212144 Pengeluaran transito yang masih harus dibayar D AKRUAL
219511 Uang Muka dari KPPN K AKRUAL
111611 Kas di Bendahara Pengeluaran D AKRUAL
115613 Piutang dari Uang Persediaan yang akan diterima K AKRUAL
825111 Pengeluaran Uang Persediaan Dana Rupiah D KAS
219511 Uang Muka dari KPPN K KAS
S P M G UP / G UP Nihil
SPP 521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
212121 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
SPM Tidak Ada Jurnal
SP2D 212121 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS
Saat SP2D, Sub Ledger Bendahara
Kas di bank - UP D SUB LEDGER
P otonga n S P M G UP Nihil
SPP 212191 Utang kepada Pihak Ketiga Lainnya D AKRUAL
815111 Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Rupiah K AKRUAL
815111 Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Rupiah D AKRUAL
212144 Pengeluaran transito yang masih harus dibayar K AKRUAL
SPM Tidak Ada Jurnal
SP2D 815111 Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Rupiah D AKRUAL
212191 Utang kepada Pihak Ketiga Lainnya K AKRUAL
212144 Pengeluaran transito yang masih harus dibayar D AKRUAL
111611 Kas di Bendahara Pengeluaran K AKRUAL
219511 Uang Muka dari KPPN D AKRUAL
815111 Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Rupiah K AKRUAL
219511 Uang Muka dari KPPN D KAS
815111 Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Rupiah K KAS

73
Pemotongan Pajak dan Penyetoran Pajak Bendahara Pengeluaran
Pemotongan Pajak
111821 Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran D AKRUAL
219961 Utang Potongan Bendahara yang belum disetor K AKRUAL
Penyetoran Pajak
219961 Utang Potongan Bendahara yang belum disetor D AKRUAL
111821 Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran K AKRUAL

Pengembalian Sisa Kas UP


Pengembalian Sisa Kas UP
212144 Pengeluaran transito yang masih harus dibayar D AKRUAL
815111 Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana
K Rupiah
AKRUAL
815111 Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana
D Rupiah
AKRUAL
115613 Piutang dari Uang Persediaan yang akan diterima K AKRUAL
219511 Uang Muka dari KPPN D AKRUAL
212144 Pengeluaran transito yang masih harus dibayar K AKRUAL
115613 Piutang dari Uang Persediaan yang akan diterima D AKRUAL
111611 Kas di Bendahara Pengeluaran K AKRUAL
219511 Uang Muka dari KPPN D KAS
815111 Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana
K Rupiah
KAS

Ilustrasi Jurnal Transaksi Pembayaran SPM-LS Belanja Jasa Kontraktual

LS Jasa Kontraktual
Kontrak Tidak ada Jurnal
BAST 521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya K AKRUAL
SPP 521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya D AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran K AKRUAL
SPM Tidak ada Jurnal
SP2D 212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS

74
Variasi Dengan Retensi Tanpa Bank Garansi
LS Jasa Kontraktual
Kontrak
Tidak ada Jurnal
BAST
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya K AKRUAL
SPP
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya D AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran K AKRUAL
dengan potongan retensi
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
817418 Penerimaan Pihak Ketiga-Retensi K AKRUAL
817418 Penerimaan Pihak Ketiga-Retensi D AKRUAL
219914 Utang Retensi K AKRUAL
SPM
Tidak ada Jurnal
SP2D
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain * K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran ** D AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran ** K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain * K KAS
Pembayaran Retensi
SPP Release Retensi
827418 Pengeluaran Pihak Ketiga-Retensi D AKRUAL
212145 Pengeluaran non anggaran pihak ketiga yang masih harus K
dibayar
AKRUAL
219914 Utang Retensi D AKRUAL
827418 Pengeluaran Pihak Ketiga-Retensi K AKRUAL
SP2D Release Retensi
212145 Pengeluaran non anggaran pihak ketiga yang masih harus D
dibayar
AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
827418 Pengeluaran Pihak Ketiga-Retensi ** D AKRUAL
827418 Pengeluaran Pihak Ketiga-Retensi ** D AKRUAL

Note:
* Besaran Nilai Antara Basis Kas Dan Akrual Akan Berbeda, Karena Di Neraca (Basis
Akrual) Mengakui Adanya Retensi, Sementara LRA (Basis Kas) Telah Mengakui Belanja
Seluruhnya.
** Jurnal Aktor Untuk Identifikasi Belanja yang dibebani Uang Muka/Retensi

75
Pemberian Uang Muka
Kontrak
Tidak ada Jurnal
BAST
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya K AKRUAL
Uang Muka
SPP
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
114212 uang muka belanja barang (prepayment) D AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran K AKRUAL
SPM
Tidak ada Jurnal
SP2D
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS
Saat SPP atas Belanja Induknya
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya D AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran K AKRUAL
jurnal uang muka--> 212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
114212 uang muka belanja barang (prepayment) K AKRUAL
Saat SP2D atas Belanja Induknya
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS

Note:

Atas belanja modal 53, menghasilkan aset extrakomptabel. Diajukan Uang Muka.
belanja 53 tersebut akan dikapitalisasi ke belanja 59, sementara untuk kapitalisasi
uang muka dengan mengakuinya sebagai uang muka belanja, dan akan
dikreditkan saat pembayaran atas spm induknya.

76
Ilustrasi Jurnal Transaksi Pengembalian Belanja

Ilistrasi Pengembalian Belanja


SSPB 313111 Ditagihkan ke Entitas Lain D AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran K AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain D KAS
521111 Belanja Keperluan Perkantoran K KAS
* (Budget Type 7, Memunculkan Pengakuan di Laporan Pengembalian Belanja)
SPP Pengembalian Belanja
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS
* (Budget Type 7, Menghapuskan Pengakuan di Laporan Pengembalian Belanja)
SP2D Pengembalian Belanja
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain D AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran K AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain D KAS
521111 Belanja Keperluan Perkantoran K KAS
* (Budget Type 2, Mengurangi Belanja di LRA dan LO,
Mengembalikan PAGU, dapat digunakan untuk belanja lagi)

77
Ilustrasi Jurnal Transaksi BLU

Ilistrasi Pengesahan Belanja dan Pendapatan BLU


Kontrak Tidak Ada Jurnal
BAST Tidak Ada Jurnal
SP3B BLU (SPP)
Tidak Ada Jurnal
SP3B BLU (SPM)
Tidak Ada Jurnal
SP2B BLU (SP2D)
Belanja 525111 Belanja Gaji dan Tunjangan D AKRUAL
111911 Kas dan Bank - BLU K AKRUAL
525111 Belanja Gaji dan Tunjangan D KAS
111911 Kas dan Bank - BLU K KAS
Pendapatan 111911 Kas dan Bank - BLU D AKRUAL
424111 Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit K AKRUAL
111911 Kas dan Bank - BLU D KAS
424111 Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit K KAS
Belanja Modal 537111 Belanja Modal Tanah - BLU D AKRUAL
111911 Kas dan Bank - BLU K AKRUAL
537111 Belanja Modal Tanah - BLU D KAS
111911 Kas dan Bank - BLU K KAS
Jurnal Manual Pengakuan Aset atas Belanja 53
131111 Tanah D AKRUAL
537111 Belanja Modal Tanah - BLU K AKRUAL

78
Ilustrasi Jurnal Transaksi Hibah Langsung

HIBAH LANGSUNG KAS


SPP Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Kas
Tidak Ada Jurnal
SPM Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Kas
Tidak Ada Jurnal
SP2D Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Kas
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
D dari Hibah
AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain K AKRUAL
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
D dari Hibah
KAS
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain K KAS
SPP Pengesahan Belanja
Tidak Ada Jurnal
SPM Pengesahan Belanja
Tidak Ada Jurnal
SP2D Pengesahan Belanja (SP2DHL)
536111 Belanja Modal Lainnya D AKRUAL
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
K dari Hibah
AKRUAL
536111 Belanja Modal Lainnya D KAS
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
K dari Hibah
KAS
Pencatatan Detil Aset, melakukan Jurnal Manual
131111 Tanah D AKRUAL
536111 Belanja Modal Lainnya K AKRUAL
Jika terjadi sisa di akhir tahun
a. setor kembali ke pihak ketiga (donor)
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D AKRUAL
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
K dari Hibah
AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D KAS
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
K dari Hibah
KAS
b. disetor di kas negara
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D AKRUAL
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
K dari Hibah
AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D KAS
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
K dari Hibah
KAS
c. digunakan untuk tahun anggaran berikutnya
391111 Ekuitas D AKRUAL
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
K dari Hibah
AKRUAL
391111 Ekuitas D KAS
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
K dari Hibah
KAS
jurnal pembalik aw al tahun
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
D dari Hibah
AKRUAL
391111 Ekuitas K AKRUAL
111822 Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga
D dari Hibah
KAS
391111 Ekuitas K KAS

79
Ilustrasi Jurnal Transaksi Setoran PNBP
Penerim aan PNBP Fungsional
Melalui Bendahara
Diterima Bendahara
111711 Kas di Bendahara Penerimaan D AKRUAL
219611 Pendapatan Yang Ditangguhkan K AKRUAL
Saat Diterima Bendahara, Subledger Bendahara:
Kas di bank - Kas di Bendahara Penerimaan D SUBLEDGER
Disetor Ke KPPN
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D AKRUAL
421111 Pendapatan Minyak Bumi K AKRUAL
219611 Pendapatan Yang Ditangguhkan D AKRUAL
111711 Kas di Bendahara Penerimaan K AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D KAS
421111 Pendapatan Minyak Bumi K KAS
Saat Disetor ke KPPN oleh Bendahara, Subledger Bendahara:
Kas di bank - Kas di Bendahara Penerimaan K SUBLEDGER

Disetor Langsung oleh Pihak Ketiga


313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D AKRUAL
421111 Pendapatan Minyak Bumi K AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D KAS
421111 Pendapatan Minyak Bumi K KAS

Penerim aan PNBP Um um


Disetor Langsung oleh Pihak Ketiga
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D AKRUAL
421111 Pendapatan Minyak Bumi K AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D KAS
421111 Pendapatan Minyak Bumi K KAS

80
Ilustrasi Jurnal Transaksi Bendahara Intrakomptabel
Persediaan
BENDAHARA PERSEDIAAN INTRAKOMPTABEL
Pembuatan Kuitansi
117911 Persediaan yang belum diregister D AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya K AKRUAL
Saat Pembuatan Kuitansi, Sub Ledger Bendahara
Kas di bank -UP K SUBLEDGER
SPP
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS
Pencatatan Detil Persediaan
117111 Barang Konsumsi D AKRUAL
117911 Persediaan yang belum diregister K AKRUAL
Pemakaian Persediaan
593111 Beban Persediaan konsumsi D AKRUAL
117111 Barang Konsumsi K AKRUAL

Aset Tetap

BENDAHARA ASET TETAP INTRAKOMPTABEL


Pembuatan Kuitansi
Kuitansi didebit pada aset (memenuhi 139111
kriteria minimum
Aset Tetap
kapitalisasi)
belum diregister D AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya K AKRUAL
Saat Pembuatan Kuitansi, Sub Ledger Bendahara
Kas di bank -UP K SUBLEDGER
SPP
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
531111 Belanja Modal Tanah D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS
Pencatatan Detil Aset Tetap
131111 Tanah D AKRUAL
persediaan didefinisikan jenisnya 139111 Aset Tetap belum diregister K AKRUAL

81
Aset Lainnya
BENDAHARA ASET LAINNYA INTRAKOMPTABEL
Pembuatan Kuitansi
169111 Aset Lainnya yang belum diregister D AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya K AKRUAL
Saat Pembuatan Kuitansi, Sub Ledger Bendahara
Kas di bank -UP K SUBLEDGER
SPP
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS
Pencatatan Detil Aset Lainnya
162121 Hak Cipta D AKRUAL
169111 Aset Lainnya yang belum diregister K AKRUAL

Ilustrasi Jurnal Transaksi Bendahara Extrakomptabel


BENDAHARA ASET EKSTRAKOMPTABEL
Pembuatan Kuitansi
Tidak Ada Jurnal
Saat Pembuatan Kuitansi, Sub Ledger Bendahara
Kas di bank -UP K SUBLEDGER
SPP
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
521111 Belanja Keperluan Perkantoran D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS
Pencatatan Detil Aset
Tidak Ada Jurnal (tidak memenuhi nilai minimum untuk dikapitalisasi)

82
Ilustrasi Jurnal Transaksi Bendahara Belanja Modal
Extrakomptabel
BENDAHARA BELANJA MODAL EKSTRAKOMPTABEL
Pembuatan Kuitansi
Tidak Ada Jurnal
Saat Pembuatan Kuitansi, Sub Ledger Bendahara
Kas di bank -UP K SUBLEDGER
SPP
531111 Belanja Modal Tanah D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
597111 Beban Belanja Modal Yang Tidak Dikapitalisasi
D AKRUAL
531111 Belanja Modal Tanah K AKRUAL
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
531111 Belanja Modal Tanah D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS
Pencatatan Detil Aset
Tidak Ada Jurnal (tidak memenuhi nilai minimum untuk dikapitalisasi)

Ilustrasi Jurnal Transaksi BAST Belanja Modal


Intrakomptabel (Melalui Modul Komitmen)
BAST ASET INTRAKOMPTABEL
Pembuatan BAST
139111 Aset Tetap Belum Diregister D AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya K AKRUAL
SPP
531111 Belanja Modal Tanah D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya D AKRUAL
531111 Belanja Modal Tanah K AKRUAL
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
531111 Belanja Modal Tanah D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS
Pendetailan Aset
131111 Tanah D AKRUAL
139111 Aset Tetap Belum Diregister K AKRUAL

83
Ilustrasi Jurnal Transaksi BAST Belanja Modal
Extrakomptabel (Melalui Modul Komitmen)
BAST ASET EKSTRAKOMPTABEL
Pembuatan BAST
531111 Belanja Modal Tanah D AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya K AKRUAL
597111 Beban Belanja Modal Yang Tidak Dikapitalisasi
D AKRUAL
531111 Belanja Modal Tanah K AKRUAL
SPP
531111 Belanja Modal Tanah D AKRUAL
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar K AKRUAL
218111 Utang Yang Belum Diterima Tagihannya D AKRUAL
531111 Belanja Modal Tanah K AKRUAL
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
212112 Belanja barang yang masih harus dibayar D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
531111 Belanja Modal Tanah D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS
Pendetailan Aset
Tidak Ada Jurnal

Ilustrasi Jurnal Transaksi Pembayaran Imbalan


Bunga Pajak/PBB/BC
Imbalan Bunga Pajak
Surat Ketetapan Imbalan Bunga
Tidak Ada Jurnal
Resume Tagihan
Tidak Ada Jurnal
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
547111 Belanja Pembayaran Imbalan Bunga Pajak (SPM-IB
D Pajak)
AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
547111 Belanja Pembayaran Imbalan Bunga Pajak (SPM-IB
D Pajak)
KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS

84
Ilustrasi Jurnal Transaksi Pembayaran Kelebihan
Pajak
Kelebihan Pajak
Surat Ketetapan Kelebihan Pajak
Tidak Ada Jurnal
Resume Tagihan
Tidak Ada Jurnal
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
411111 Pendapatan PPh Minyak Bumi D AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain K AKRUAL
411111 Pendapatan PPh Minyak Bumi D KAS
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain K KAS

Ilustrasi Jurnal Transaksi Pembayaran Kelebihan


Pajak dengan Potongan Kompensasi
Kelebihan Pajak
Surat Ketetapan Kelebihan Pajak
Tidak Ada Jurnal
Resume Tagihan
Tidak Ada Jurnal
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D Jurnal Kelebihan Pajak *
411111 Pendapatan PPh Minyak Bumi D AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain K AKRUAL
411111 Pendapatan PPh Minyak Bumi D KAS
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain K KAS
Jurnal Potongan Kelebihan Pajak **
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D AKRUAL
411111 Pendapatan PPh Minyak Bumi K AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D KAS
411111 Pendapatan PPh Minyak Bumi K KAS

* Masuk dalam LRA Pengembalian Pendapatan


** Masuk dalam LRA Pendapatan

85
Ilustrasi Jurnal Transaksi Pembayaran Pengembalian
Kelebihan PNBP
Pengembalian Kelebihan PNBP
Surat Ketetapan Kelebihan Pajak
Tidak Ada Jurnal
Resume Tagihan
Tidak Ada Jurnal
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
423141 Pendapatan Sew a Tanah, Gedung, dan Bangunan D AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain K AKRUAL
423141 Pendapatan Sew a Tanah, Gedung, dan Bangunan D KAS
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain K KAS

Ilustrasi Jurnal Transaksi Pembayaran Pengembalian


Cukai/Bea Ekspor/KBK
Pengembalian Cukai
Surat Ketetapan
Tidak Ada Jurnal
Resume Tagihan
Tidak Ada Jurnal
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
411511 Pendapatan Cukai Hasil Tembakau D AKRUAL
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain K AKRUAL
411511 Pendapatan Cukai Hasil Tembakau D KAS
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain K KAS

86
Ilustrasi Jurnal Transaksi Pembayaran Bea
Masuk/Pajak Ditanggung Pemerintah
Pengesahan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
SPP
Tidak Ada Jurnal
SPM
Tidak Ada Jurnal
SP2D
551321 Belanja Subsidi PPh-DTP D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
551321 Belanja Subsidi PPh-DTP D KAS
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K KAS

87
Ilustrasi Jurnal Adjustment
Saldo Aw al
Aset
1xxxxx Aset Lancar/Investasi Jangka D AKRUAL
Panjang/Aset Tetap/Piutang Jangka
Panjang/Aset Lainnya
391111 Ekuitas K AKRUAL
Aset yang mempunyai akun law an Kew ajiban
1xxxxx Aset Lancar/Investasi Jangka D AKRUAL
Panjang/Aset Tetap/Aset Lainnya
2xxxxx Kew ajiban Jangka Pendek/Kew ajiban K AKRUAL
Jangka Panjang
Kew ajiban
391111 Ekuitas D AKRUAL
2xxxxx Kew ajiban Jangka Pendek/Kew ajiban K AKRUAL
Jangka Panjang

Beban Penyusutan Aset Tetap


591xxx Beban Penyusutan Aset Tetap D AKRUAL
137xxx Akumulasi Penyusutan Aset Tetap K AKRUAL
Beban Amortisasi Aset Tak Berw ujud
592xxx Beban Amortisasi Aset Tak Berw ujud D AKRUAL
169xxx Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berw ujud K AKRUAL
Beban Persediaan
593xxx Beban Persediaan D AKRUAL
117xxx Persediaan K AKRUAL
Belanja yang Masih Harus Dibayar
5xxxxx Beban D AKRUAL
21211x Belanja yang Masih Harus Dibayar K AKRUAL
Belanja Dibayar di Muka (Pendekatan Beban)
11411x Beban Dibayar di Muka D AKRUAL
5xxxxx Beban K AKRUAL
Pendapatan Diterima di Muka (Pendekatan Pendapatan
4xxxxx Pendapatan D AKRUAL
292xxx Pendapatan Diterima di Muka K AKRUAL
Piutang Tak Tertagih
116xxx Penyisihan Piutang Tak Tertagih D AKRUAL
115xxx Piutang K AKRUAL

88
Ilustrasi Jurnal Transaksi Persediaan
Saldo Aw al Persediaan
117xxx Persediaan D AKRUAL
391111 Ekuitas K AKRUAL
Pemakaian Persediaan
593111 Beban Persediaan konsumsi D AKRUAL
117111 Barang Konsumsi K AKRUAL
Penghapusan Persediaan
593111 Beban Persediaan konsumsi D AKRUAL
117111 Barang Konsumsi K AKRUAL
Stock Opname (Terjadi kekurangan)
593111 Beban Persediaan konsumsi D AKRUAL
117111 Barang Konsumsi K AKRUAL
Stock Opname (Terjadi kelebihan)
117111 Barang Konsumsi D AKRUAL
593111 Beban Persediaan konsumsi K AKRUAL
Reklasifikasi persediaan ke aset tetap
131111 Tanah D AKRUAL
117122 Tanah Bangunan untuk dijual atau K AKRUAL
diserahkan kepada Masyarakat
Reclass akun persediaan
117124 Peralatan dan Mesin untuk dijual atau D AKRUAL
diserahkan kepada Masyarakat
117192 Persediaan Barang Hasil Sitaan K AKRUAL
Hibah Masuk
117111 Barang Konsumsi D AKRUAL
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain K AKRUAL
Hibah Keluar
313121 Ditagihkan dari Entitas Lain D AKRUAL
117111 Barang Konsumsi K AKRUAL
Transfer Masuk
117111 Barang Konsumsi D AKRUAL
391111 Ekuitas K AKRUAL
Transfer Keluar
391111 Ekuitas D AKRUAL
117111 Barang Konsumsi K AKRUAL

89
10.6 Pelaporan Hasil Aplikasi SAKTI
Laporan Buku Besar
Laporan Buku Besar adalah laporan yang menyajikan informasi ringkasan transaksi pada
setiap akun dalam periode yang ditentukan. Pada saat proses pembentukan jurnal maka
secara simultan data buku besar akan terbentuk. Laporan ini disajikan dalam dua basis
akuntansi, yaitu basis akrual dan basis kas.

90
Laporan Neraca Percobaan
Laporan Neraca Percobaan adalah laporan yang menyajikan informasi rekapitulasi saldo per
akun yang meliputi saldo aset, utang, ekuitas pada tangal tertentu dan pendapatan dan
belanja pada periode tertentu atas jurnal yang telah diposting.Laporan ini disajikan dalam
dua basis akuntansi, yaitu basis akrual dan basis kas.

91
Laporan Operasional
Laporan Operasional adalah laporan yang memberikan informasi tentang ringkasan kegiatan
operasional keuangan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit
operasional dari suatu entitas pelaporan pada periode tertentu.Laporan LO disusun
berdasarkan buku besar akrual.

92
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas pada tahun pelaporan yang meliputi perubahan yang berasal dari surplus
deficit operasional, dampak kumulatif perubaha kebijakan/kesalahan mendasar serta
transaksi antar entitas.

93
Neraca
Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah yang
meliputi aset, utang, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.Neraca ini disusun berdasarkan
buku besar akrual.

94
Laporan Realisasi Anggaran
LRA merupakan komponen laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai
realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan
diperbandingkan dengan anggarannya dari suatu entitas pelaporan. Informasi tersebut
berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap
anggaran.LRA disusun berdasarkan buku besar kas.

95
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Laporan Realisasi Anggaran Belanja merupakan komponen laporan keuangan yang
menyediakan informasi mengenai realisasi tiap akun belanja diperbandingkan dengan
anggarannya.Laporan ini disusun berdasarkan buku besar kas.

96
Laporan Realisasi Pengembalian Belanja
Laporan Realisasi Pengembalian Belanja merupakan komponen laporan keuangan yang
menyediakan informasi mengenai realisasi pengembalian belanja.Laporan ini disusun
berdasarkan buku besar kas.

97
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah merupakan komponen laporan
keuangan yang menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan dan hibah dari suatu
entitas pelaporan yang diperbandingkan dengan anggarannya (estimasi pendapatan).
Laporan ini disusun berdasarkan buku besar kas.

98
Laporan Realisasi Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah

Laporan Realisasi Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah merupakan komponen


laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai realisasi pengembalian
pendapatan dan hibah dari suatu entitas pelaporan yang diperbandingkan dengan
anggarannya.Laporan ini disusun berdasarkan buku besar kas.

99
Laporan Rekonsiliasi Neraca dengan Sub-Ledger Aset Tetap
Laporan Rekonsiliasi Aset Tetap adalah laporan hasil proses pencocokan data transaksi
masuk dan transaksi keluar atas aset tetap satuan kerjaantara modul GLP dan modul Aset
Tetap

Laporan Rekonsiliasi Neraca dengan Sub-Ledger Persediaan


Laporan Rekonsiliasi Persediaan adalah laporan hasil proses pencocokan data transaksi masuk dan
transaksi keluar atas aset tetap satuan kerjaantara modul GLP dan modul Persediaan

100
Laporan Kinerja Satker
Laporan Kinerja Satker adalah Laporan yang menginformasikanperbandingan antara target
kinerja satker yang telah ditetapkan dengan realisasinya disertai dengan realisasi anggaran
kegiatan terkait. Dengan perbandingan tersebut dapat diketahui capaian kinerja sekaligus
indikasi adanya celah kinerja (performance gap) dan tingkat ketimpangan antara capaian
input (realisasi belanja) dengan capaian output, yang selanjutnya dianalisis untuk
mengetahui penyebab ketidakberhasilan, sehingga dapat ditetapkan suatu strategi guna
peningkatan kinerja di masa mendatang (performance improvement).

Laporan Transaksi Valas:


Laporan Transaksi Valas adalah laporan yang menyajikan rangkuman transaksi satuan kerja
yang menggunakan mata uang valas pada periode tertentu untuk membantu perhitungan
dalam menentukan selisih kurs transaksi valas antara BAST, SPP dan SP2D

101
Laporan Ketersediaan Dana DIPA / Laporan Fund Available
Laporan Ketersediaan Dana DIPA adalah laporan yang menyajikan sisa alokasi dana yang
dimiliki satuan kerja pada setiap mata anggaran atas realisasi belanja yang masih dapat
direalisasikan.Laporan Ketersediaan Dana DIPA merupakan nilai anggaran dikurangi dengan
nilai anggaran yang telah dikontrakkan (komitmen), kuintasi bendahara, SPP pembayaran
belanja yang sudah diproses (pembayaran) dan koreksi atas realisasi belanja (koreksi GLP).

102
LPJ Bendahara Pengeluaran:
Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran adalah Laporan bulanan bendahara
kepada KPPN sebagai wujud dari pertanggungjawaban bendahara atas uang yang
dikelolanya yang menginformasikan keadaan kas berdasarkan komposisinya.

103
104

Anda mungkin juga menyukai