Anda di halaman 1dari 9

OJO DIPADAKNE PLEK !!!!!!!

1. Pilihlah 3 diantara 6 tugas makalah yang ada dikelas saudara.


a. Kemukakan empirical problem (masalah yang terjadi) pada setiap makalah
tersebut!
1. Kelompok 2
Makalah kelompok ini memberikan Penggambaran yang komprehensif
mengenai pergeseran paradigma Administrasi Publik dari masa ke masa.
Penggambaran tersebut memberikan pengertian mengenai hakekat dan
peranan seharusnya dari Administrasi Publik serta mengenali permasalahan
yang dihadapi dalam penyelenggaraan Administrasi Publik khususnya dari era
OPA (Old Public Administration) sampai era NPM (New Public Management)
serta kasus paradigma yang akan dibahas dengan berdasarkan pada
pemahaman teori-teori paradigma administrasi tersebut. Contoh kasus yang
diambil oleh kelompok ini adalah layanan E-KTP oleh pemerintah yang dinilai
buruk dan akan lebih baik jika dilayani oleh pihak swasta. Dikaitkan dengan
masalah tersebut, paradigma-paradigma administrasi publik berperan dalam
mengatasi permasalahan pelayanan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
2. Kelompok 4
Makalah kelompok ini menjabarkan mengenai perubahan dari good
governance menjadi sound governance. hal ini terjadi karena konsep Good
Governance hanya terlalu fokus pada tiga komponen yaitu Negara, Civil Society
dan swasta. Sehingga muncul Konsep Sound Governance yang digunakan
untuk menggambarkan sistem pemerintahan yang bukan hanya jelas secara
demokratik, dan tanpa cacat secara ekonomi, finansial, politik konstitusional,
organisasi, administratif, manajerial dan etika, tapi juga jelas secara
internasional dalam interaksinya dengan negara-negara lain dan dengan bagian
pemerintahannya dalam cara yang independen dan mandiri. Di dalam sebuah
negara, selain pemerintah dan masyarakat terdapat aktor lain yang berperan
yaitu sektor swasta. Yang dalam makalah ini sektor swasta yang digunakan
sebagai studi kasusnya adalah peran PT. Bentoel pada Program CSR Terhadap
Masyarakat. Bentoel memberi manfaat dengan menyerap tenaga kerja yang
mayoritas perempuan dari warga sekitar. Selain itu kita ketahui bahwa cukai
yang dihasilkan dari rokok adalah penyumbang pajak yang besar bagi negara
kita. Melalui program CSR ini perusahaan diminta untuk lebih mengembangkan
kepekaannya terhadap internal atau eksternal perusahaan itu sendiri. Sehingga
perusahaan tersebut tidak hanya mengeruk keuntungan atau laba, tetapi juga
mempunyai peran terhadap lingkungan sekitar perusahaannya serta mendukung
dalam pembangunan berkelanjutan.
3. Kelompok 6
Masalah yang dijelaskan dalam makalah kelompok 6 adalah mengenai
pelayanan kesehatan rumah sakit islam di Indonesia. Teori manajemen publik
salah satunya membahas mengenai pelayanan publik. Pelayanan dalam islam
adalah memberikan semua yang terbaik dengan ikhlas untuk kepentingan orang
lain tanpa mengharap imbalan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit umum
dengan rumah sakit islam berbeda. Rumah sakit umum mengutamakan
keuntungan tanpa memikirkan kesehatan orang lain. Sedangkan rumah sakit
islam seharusnya tidak mementingkan imbalan namun dengan pelayanan yang
maksiimal seperti rumah sakit di negara islam dan rumah sakit pada jaman nabi
yang menggratiskan pada semua umatnya yang membutuhkan perawatan
kesehatan. Namun tak dapat dipungkiri, rumah sakit islam saat ini tidak
mungkin menggratiskan pasiennya, karena sumber dananya juga tidak ada.
kemudian bukan berarti ada pembedaan fasilitas dalam rumah sakit islam.jika
begitu apa bedanya dengan rumah sakit umum/katalis. Pelayanan yang
seharusnya diberikan secara ikhlas dan karena Allah SWT.
b. Jelaskan landasan teori yang digunakan pada setiap makalah tersebut, dan
apabila menurut saudara kurang relevan (sesuai) maka sempurnakanlah
landasan teorinya (bisa menambahkan atau merubah teori yang dipakai)!
1. Kelompok 2
Landasan teori yang digunakan oleh kelompok ini adalah mengenai
paradigma administrasi publik, paradigma old public administration,
paradigma new public administration dan paradigma new public manajemen.
 Paradigma administrasi negara menurut Henry Fayol dibagi menjadi lima,
yaitu:
(a) Paradigma Dikotomi Politik dan Administrasi (1900-1926)
(b) Paradigma Prinsip-Prinsip Administrasi (1927-1937)
(c) Paradigma Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik (1950-1970)
(d) Paradigma Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi (1956-1970)
(e) Paradigma Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970an)
 Perkembangan Administrasi Publik model klasik (OPA) adalah sebagai
ilmu yang dibedakan dalam 4 (empat) generasi yang disebut sebagai:
(1) Pra-generasi (sampai sebelum 1885)
penekanan Administrasi Publik didasarkan pada prinsip
permasalahan moral dan kehidupan politik serta pada organisasi dari
Administrasi Publik.
(2) Generasi pertama (1985-1936)
Adanya pandangan bahwa harusnya diadakan pemisahan antara
politik dan administrasi publik.
(3) Generasi kedua (1937-1945)
Perlakuan yang sistematis dalam manajemen
(4) Generasi ketiga (setelah 1945)
Menekankan pada Birokrasi dimana Administrasi Publik harus
memisahkan diri dari politik.
 Fokus dari Administrasi Negara Baru (NPA) meliputi usaha untuk
membuat organisasi publik mampu mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan
secara maksimal yang dilaksanakan dengan pengembangan sistem
desentralisasi dan organisasi demokratis yang responsif dan partisipatif,
serta dapat memberikan pelayanan publik secara merata.
 Ide atau prinsip dasar paradigma NPM (Dernhart dan Dernhart, 2003)
adalah :
a. Mencoba menggunakan pendekatan bisnis di sektor publik
b. Penggunaan terminologi dan mekanisme pasar , dimana hubungan
antara organisasi publik dan customer dipahami sebagaimana
transaksi yang terjadi di pasar.
c. Administrator publik ditantang untuk dapat menemukan atau
mengembangkan cara baru yang inovatif untuk mencapai hasil atau
memprivatisasi fungsi-fungsi yang sebelumnya dijalankan pemerintah
d. ”steer not row” artinya birokrat/PNS tidak mesti menjalankan sendiri
tugas pelayanan publik, apabila dimungkinkan fungsi itu dapat
dilimpahkan ke pihak lain melalui sistem kontrak atau swastanisasi.
e. NPM menekankan akuntabilitas pada customer dan kinerja yang tinggi,
restrukturisasi birokrasi, perumusan kembali misi organisasi,
perampingan prosedur, dan desentralisasi dalam pengambilan
keputusan.
2. Kelompok 4
Landasan teori yang digunakan kelompok ini adalah mengenai konsep
good governance dan konsep sound governance. Good governance pada
dasarnya berkaitan dengan upaya perbaikan sektor publik yang dilakukan
melalui pengembangan dan penguatan hubungan yang harmonis(adanya
sinergi antara kekuatan negara (state),swasta (private or market),dan
masyarakat sipil (civil society) yang didukung oleh adanya penataan kembali
keseimbangan kekuasaan dan peran ketiga kekuatan sentral dalam
pendayagunaan aneka sumber daya ekonomi dan sosial bagi pembangunan.
good governance dilandasi oleh 4 pilar yaitu
(1) accountability,
(2) transparency,
(3) predictability, dan
(4) participation
Sound Governance melihat bahwa upaya merestrukturisasi pola relasi
pemerintah, swasta dan masyarakat secara domestik dengan mengabaikan
peran aktor internasional adalah pengingkaran atas realitas global. Sound
governance memiliki banyak dimensi, antara lain:
(1) Proses
(2) Struktur
(3) Kognisi dan nilai
(4) Konstitusi
(5) Organisasi dan institusi
(6) Manajemen dan kinerja
(7) Kebijakan
(8) Sektor
(9) Kekuatan internasional atau globalisasi
(10) Etika
3. Kelompok 6
Landasan teori yang digunakan dalam kelompok ini adalah konsep pelayanan
publik, konsep pelayanan kesehatan dan konsep pelayanan kesehatan dalam
islam.
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai
segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa
publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Ada lima prinsip yang harus diperhatikan pelayan publik menurut
Lovelock (dalam Widodo, 2001:272) agar kualitas layanan dapat dicapai
meliputi:
1. Tangible (terjamah
2. Reliable (handal)
3. Responsiveness
4. Assurance (jaminan)
5. Empathy (empati)
untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang
tercermin dari:
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Kondisional
4. Partisipatif
5. Kesamaan hak
6. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun
masyarakat. Sesuai dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa
bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan banyak macamnya.
Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:
 Pengorganisasian pelayanan
 Ruang lingkup kegiatan,
Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara
umum dapat dibedakan atas dua, yaitu:
1. Pelayanan kedokteran
2. Pelayanan kesehatan
Untuk memenuhi mutu pelayanan kesehatan yang baik, syarat-syarat
pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah :
1. Tersedia dan berkesinambungan
2. Dapat diterima dan wajar
3. Mudah dicapai
4. Mudah dijangkau
5. Bermutu
Pelayanan kesehatan dalam islam mempunyai kualitas yang tinggi.
Tingginya kualitas layanan kesehatan gratis yang disediakan negara terlihat dari
standar layanan yang diterapkan rumah sakit pemerintah. Tenaga medis yang
diterima bertugas di rumah sakit, misalnya, hanyalah yang lulus pendidikan
kedokteran dan mampu bekerja penuh untuk dua fungsi rumah sakit:
menyehatkan pasien berdasarkan tindakan kedokteran yang terbaharui (teruji);
memberikan pendidikan kedokteran bagi calon dokter untuk menjadi para dokter
yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan pengobatan pasien. Lokasi
rumah sakit harus yang terbaik untuk kesehatan, seperti di atas bukit, atau di
pinggir sungai. Fasilitas yang lengkap tanpa membedakan pasiennya.

c. Jelaskan dengan singkat dan padat hasil pembahasan dari makalah


tersebut!
1. Kelompok 2
Pada pembahasan kelompok ini menjelaskan tentang pelayanan E-
KTP saat ini dilihat dari pandangan OPA, NPA, dan NPM. Paradigma OPA
yang diterapkan dalam pelayanan E-KTP terlihat pada pelayanannya yang
berorientasi pada masyarakat, sesuai dengan peraturan atau hukum yang
sudah ditetapkan dan mayoritas bersifat legalistik atau sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku. Konsep NPA (New Public Administration)
juga tidak dapat dilepaskan dari fenomena pelayanan E-KTP, dengan adanya
NPA yang memberikan sumbangan pemikiran kepada paradigma lama (OPA)
yang seharusnya tidak hanya menilai suatu kinerja administrasi dari
pencapaian nilai ekonomi ,efisiensi, dan efektivitas ,tapi juga pada nilai “social
equity” (disebut sebagai pilar ketiga setelah nilai efisiensi dan efektivitas).
Paradigma NPM (New Public Management) dapat dijadikan sebagai terapan
dalam pengadaan kartu indentitas E-KTP, dengan berlandaskan prinsip-
prinsip kewirausahaan yang lebih pada pengembangan teknik manajemen
intra organisasional yang menjamin kepuasan pelanggan dan efisiensi.
Meskipun pada akhirnya paradigma NPM juga tidak tepat karena dianggap
akan menguntungkan pihak yang bisa membeli jasa dan merugikan pihak
yang tidak bisa menikmati jasa tersebut.
2. Kelompok 4
Konsep Good Governance dianggap terlalu fokus pada tiga komponen yaitu
Negara, Civil Society dan swasta. Sehingga muncul Konsep Sound
Governance yang digunakan untuk menggambarkan sistem pemerintahan
yang bukan hanya jelas secara demokratik, dan tanpa cacat secara ekonomi,
finansial, politik konstitusional, organisasi, administratif, manajerial dan etika,
tapi juga jelas secara internasional dalam interaksinya dengan negara-negara
lain dan dengan bagian pemerintahannya dalam cara yang independen dan
mandiri. Di dalam sebuah negara, selain pemerintah dan masyarakat terdapat
aktor lain yang berperan yaitu sektor swasta. Yang dalam makalah ini sektor
swasta yang digunakan sebagai studi kasusnya adalah peran PT. Bentoel
pada Program CSR Terhadap Masyarakat. Bentoel memberi manfaat dengan
menyerap tenaga kerja yang mayoritas perempuan dari warga sekitar. Selain
itu kita ketahui bahwa cukai yang dihasilkan dari rokok adalah penyumbang
pajak yang besar bagi negara kita. Melalui program CSR ini perusahaan
diminta untuk lebih mengembangkan kepekaannya terhadap internal atau
eksternal perusahaan itu sendiri. Sehingga perusahaan tersebut tidak hanya
mengeruk keuntungan atau laba, tetapi juga mempunyai peran terhadap
lingkungan sekitar perusahaannya serta mendukung dalam pembangunan
berkelanjutan.
3. Kelompok 6
Saat banyak dibangun rumah sakit yang membawa nama Islam namun
belum ada yang menggunakan prinsip-prinsip islam ketika memberikan
pelayanannya. Realisasinya hanya berupa penciptaan suasana islami di
rumah sakit islam yang berupa adanya masjid, adanya dekorasi-dekorasi
islam disetiap ruangan.pelayanan kesehatan yang sesuai dengan islam
adalah segala bentuk kegiatan medik dan keperawatan yang disusun dalam
kaidah islam. Islam mengajarkan praktek hubungan sosial dan kepedulian
terhadap sesama dalam suatu ajaran khusus yaitu akhlaq yang diamalkan
atau dipraktekkan harus mengandung unsur aqidah dan syari’ah.pelayanan
kesehatan dalam Islam mengajarkan bahwa pelayanan kesehatan harus
bersifat komprehesif baik secara biologi, psikologi, kultural maupun spiritual
yang ditujukan untuk masyarakat oleh dokter maupun perawatnya dan
semata-mata karena beribadah dan membantu sesama. Dokter dan perawat
harus memahami bahwa mengobati orang sakit karena Allah adalah suatu
amal yang tinggi nilainya.Terdapat kaidah-kaidah islam, kegiatan-kegiatan
serta lingkungan yang harus diterapkan dan menunjang dalam pemberian
pelayanan rumahsakit islam agar terciptanya pelayanan yang prima.
d. Berikan penjelasan dari analisa saudara terkait rekomendasi yang
diberikan oleh makalah tersebut (apakah sudah sesuai dengan masalah
yang diangkat)!
1. Kelompok 2
Rekomendasi yang diberikan oleh kelompok 2 terhadap studi kasus
yaitu tentang pelayanan E-KTP dengan menerapkan paradigma NPM (New
Public Management). Pada paradigma ini memang pelayanan sangat
diutamakan namun harus dengan imbal balik. Dan kelompok ini
menyarankan pelayanan E-KTP diserahkan pada pihak swasta. Memang
jika pelayanan E-KTP diserahkan pada swasta pasti pelayanan yang
diberikan baik dan layak, namun tidak semua golongan masyarakat dapat
menikmati hal tersebut. karena sektor swasta pasti akan menomorsatukan
orang-orang yang mampu membayar lebih untuk pelayanan yang lebih baik.
Menurut saya, lebih baik proyek E-KTP tetap ditangan pemerintah tanpa
campur tangan swasta. Namun biaya yang dikeluarkan untuk sebuah
pelayanan E-KTP disama ratakan. Yang semula layanan ini gratis, uang
yang didapat dari tarif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas layanan. Tarif yang dibebankan juga harus sama dan jelas, agar
tindak KKN bisa diperkecil. Pelayanan yang dianggap buruk mungkin bisa
diperbaiki dengan tarif yang mereka bayarkan, tanpa harus membedakan
layanan dan besarnya tarif di semua lapisan masyarakat.
2. Kelompok 4
Saran yang diberikan oleh kelompok ini hanya diharapkan memunculkan
kearifan lokal yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah. Tidak ada
rekomendasi dari kelompok ini untuk studi kasusnya. Rekomendasi saya
terhadap studi kasus ini yaitu peran swasta di dalam suatu negara memnag
sangat penting bagi negara, seharusnya peran yang penting itu lebih
diperkuat dengan adanya perjanjian antara pihak pemerintah dan swasta
agar tidak adanya kerugian yang ditimbulkan oleh adanya pihak swasta.
Contohnya PT Benthoel memanfaatkan sumber daya alam Indonesia, harus
ada perjanjian yang jelas mengenai kerusakan yang muncul akibat hal
tersebut, bentuk tanggung jawabnya seperti apa. Sampai saat ini masih
banyak pihak swasta yang menggunakan tenaga ahli dari luar yang
sebenernya Indonesia punya. Harusnya pihak swasta membantu negara
untuk melakukan perbaikan ekonomi yaitu dengan benar-benar mengurangi
tenaga kerja. Dalam bidang pendidikan dapat berupa beasiswa untuk pelajar
kurang mampu. Sehingga peran swasta lebih terlihat dalam kehidupan
bernegara.
3. Kelompok 6
Menurut saya, karena ini adalah makalah kelompok saya,
rekomendasi mengenai peningkatan pelayanan rumah sakit islam dengan
berdasarkan kaidah-kaidah islam sudah benar. Peningkatan pelayanan
tersebut dapat berupa peningkatan fasilitas, pengurangan harga tanpa
mempengaruhi pelayanan, dan melakukan segala jenis pelayanan tanpa
pembedaan derajat pasien. Memberi pelayanan harus ikhlas, anggap semua
karena Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai