1. Pilihlah 3 diantara 6 tugas makalah yang ada dikelas saudara.
a. Kemukakan empirical problem (masalah yang terjadi) pada setiap makalah tersebut! 1. Kelompok 2 Makalah kelompok ini memberikan Penggambaran yang komprehensif mengenai pergeseran paradigma Administrasi Publik dari masa ke masa. Penggambaran tersebut memberikan pengertian mengenai hakekat dan peranan seharusnya dari Administrasi Publik serta mengenali permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan Administrasi Publik khususnya dari era OPA (Old Public Administration) sampai era NPM (New Public Management) serta kasus paradigma yang akan dibahas dengan berdasarkan pada pemahaman teori-teori paradigma administrasi tersebut. Contoh kasus yang diambil oleh kelompok ini adalah layanan E-KTP oleh pemerintah yang dinilai buruk dan akan lebih baik jika dilayani oleh pihak swasta. Dikaitkan dengan masalah tersebut, paradigma-paradigma administrasi publik berperan dalam mengatasi permasalahan pelayanan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. 2. Kelompok 4 Makalah kelompok ini menjabarkan mengenai perubahan dari good governance menjadi sound governance. hal ini terjadi karena konsep Good Governance hanya terlalu fokus pada tiga komponen yaitu Negara, Civil Society dan swasta. Sehingga muncul Konsep Sound Governance yang digunakan untuk menggambarkan sistem pemerintahan yang bukan hanya jelas secara demokratik, dan tanpa cacat secara ekonomi, finansial, politik konstitusional, organisasi, administratif, manajerial dan etika, tapi juga jelas secara internasional dalam interaksinya dengan negara-negara lain dan dengan bagian pemerintahannya dalam cara yang independen dan mandiri. Di dalam sebuah negara, selain pemerintah dan masyarakat terdapat aktor lain yang berperan yaitu sektor swasta. Yang dalam makalah ini sektor swasta yang digunakan sebagai studi kasusnya adalah peran PT. Bentoel pada Program CSR Terhadap Masyarakat. Bentoel memberi manfaat dengan menyerap tenaga kerja yang mayoritas perempuan dari warga sekitar. Selain itu kita ketahui bahwa cukai yang dihasilkan dari rokok adalah penyumbang pajak yang besar bagi negara kita. Melalui program CSR ini perusahaan diminta untuk lebih mengembangkan kepekaannya terhadap internal atau eksternal perusahaan itu sendiri. Sehingga perusahaan tersebut tidak hanya mengeruk keuntungan atau laba, tetapi juga mempunyai peran terhadap lingkungan sekitar perusahaannya serta mendukung dalam pembangunan berkelanjutan. 3. Kelompok 6 Masalah yang dijelaskan dalam makalah kelompok 6 adalah mengenai pelayanan kesehatan rumah sakit islam di Indonesia. Teori manajemen publik salah satunya membahas mengenai pelayanan publik. Pelayanan dalam islam adalah memberikan semua yang terbaik dengan ikhlas untuk kepentingan orang lain tanpa mengharap imbalan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit umum dengan rumah sakit islam berbeda. Rumah sakit umum mengutamakan keuntungan tanpa memikirkan kesehatan orang lain. Sedangkan rumah sakit islam seharusnya tidak mementingkan imbalan namun dengan pelayanan yang maksiimal seperti rumah sakit di negara islam dan rumah sakit pada jaman nabi yang menggratiskan pada semua umatnya yang membutuhkan perawatan kesehatan. Namun tak dapat dipungkiri, rumah sakit islam saat ini tidak mungkin menggratiskan pasiennya, karena sumber dananya juga tidak ada. kemudian bukan berarti ada pembedaan fasilitas dalam rumah sakit islam.jika begitu apa bedanya dengan rumah sakit umum/katalis. Pelayanan yang seharusnya diberikan secara ikhlas dan karena Allah SWT. b. Jelaskan landasan teori yang digunakan pada setiap makalah tersebut, dan apabila menurut saudara kurang relevan (sesuai) maka sempurnakanlah landasan teorinya (bisa menambahkan atau merubah teori yang dipakai)! 1. Kelompok 2 Landasan teori yang digunakan oleh kelompok ini adalah mengenai paradigma administrasi publik, paradigma old public administration, paradigma new public administration dan paradigma new public manajemen. Paradigma administrasi negara menurut Henry Fayol dibagi menjadi lima, yaitu: (a) Paradigma Dikotomi Politik dan Administrasi (1900-1926) (b) Paradigma Prinsip-Prinsip Administrasi (1927-1937) (c) Paradigma Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik (1950-1970) (d) Paradigma Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi (1956-1970) (e) Paradigma Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970an) Perkembangan Administrasi Publik model klasik (OPA) adalah sebagai ilmu yang dibedakan dalam 4 (empat) generasi yang disebut sebagai: (1) Pra-generasi (sampai sebelum 1885) penekanan Administrasi Publik didasarkan pada prinsip permasalahan moral dan kehidupan politik serta pada organisasi dari Administrasi Publik. (2) Generasi pertama (1985-1936) Adanya pandangan bahwa harusnya diadakan pemisahan antara politik dan administrasi publik. (3) Generasi kedua (1937-1945) Perlakuan yang sistematis dalam manajemen (4) Generasi ketiga (setelah 1945) Menekankan pada Birokrasi dimana Administrasi Publik harus memisahkan diri dari politik. Fokus dari Administrasi Negara Baru (NPA) meliputi usaha untuk membuat organisasi publik mampu mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan secara maksimal yang dilaksanakan dengan pengembangan sistem desentralisasi dan organisasi demokratis yang responsif dan partisipatif, serta dapat memberikan pelayanan publik secara merata. Ide atau prinsip dasar paradigma NPM (Dernhart dan Dernhart, 2003) adalah : a. Mencoba menggunakan pendekatan bisnis di sektor publik b. Penggunaan terminologi dan mekanisme pasar , dimana hubungan antara organisasi publik dan customer dipahami sebagaimana transaksi yang terjadi di pasar. c. Administrator publik ditantang untuk dapat menemukan atau mengembangkan cara baru yang inovatif untuk mencapai hasil atau memprivatisasi fungsi-fungsi yang sebelumnya dijalankan pemerintah d. ”steer not row” artinya birokrat/PNS tidak mesti menjalankan sendiri tugas pelayanan publik, apabila dimungkinkan fungsi itu dapat dilimpahkan ke pihak lain melalui sistem kontrak atau swastanisasi. e. NPM menekankan akuntabilitas pada customer dan kinerja yang tinggi, restrukturisasi birokrasi, perumusan kembali misi organisasi, perampingan prosedur, dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan. 2. Kelompok 4 Landasan teori yang digunakan kelompok ini adalah mengenai konsep good governance dan konsep sound governance. Good governance pada dasarnya berkaitan dengan upaya perbaikan sektor publik yang dilakukan melalui pengembangan dan penguatan hubungan yang harmonis(adanya sinergi antara kekuatan negara (state),swasta (private or market),dan masyarakat sipil (civil society) yang didukung oleh adanya penataan kembali keseimbangan kekuasaan dan peran ketiga kekuatan sentral dalam pendayagunaan aneka sumber daya ekonomi dan sosial bagi pembangunan. good governance dilandasi oleh 4 pilar yaitu (1) accountability, (2) transparency, (3) predictability, dan (4) participation Sound Governance melihat bahwa upaya merestrukturisasi pola relasi pemerintah, swasta dan masyarakat secara domestik dengan mengabaikan peran aktor internasional adalah pengingkaran atas realitas global. Sound governance memiliki banyak dimensi, antara lain: (1) Proses (2) Struktur (3) Kognisi dan nilai (4) Konstitusi (5) Organisasi dan institusi (6) Manajemen dan kinerja (7) Kebijakan (8) Sektor (9) Kekuatan internasional atau globalisasi (10) Etika 3. Kelompok 6 Landasan teori yang digunakan dalam kelompok ini adalah konsep pelayanan publik, konsep pelayanan kesehatan dan konsep pelayanan kesehatan dalam islam. Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan Ada lima prinsip yang harus diperhatikan pelayan publik menurut Lovelock (dalam Widodo, 2001:272) agar kualitas layanan dapat dicapai meliputi: 1. Tangible (terjamah 2. Reliable (handal) 3. Responsiveness 4. Assurance (jaminan) 5. Empathy (empati) untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari: 1. Transparansi 2. Akuntabilitas 3. Kondisional 4. Partisipatif 5. Kesamaan hak 6. Keseimbangan hak dan kewajiban Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan banyak macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh: Pengorganisasian pelayanan Ruang lingkup kegiatan, Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum dapat dibedakan atas dua, yaitu: 1. Pelayanan kedokteran 2. Pelayanan kesehatan Untuk memenuhi mutu pelayanan kesehatan yang baik, syarat-syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah : 1. Tersedia dan berkesinambungan 2. Dapat diterima dan wajar 3. Mudah dicapai 4. Mudah dijangkau 5. Bermutu Pelayanan kesehatan dalam islam mempunyai kualitas yang tinggi. Tingginya kualitas layanan kesehatan gratis yang disediakan negara terlihat dari standar layanan yang diterapkan rumah sakit pemerintah. Tenaga medis yang diterima bertugas di rumah sakit, misalnya, hanyalah yang lulus pendidikan kedokteran dan mampu bekerja penuh untuk dua fungsi rumah sakit: menyehatkan pasien berdasarkan tindakan kedokteran yang terbaharui (teruji); memberikan pendidikan kedokteran bagi calon dokter untuk menjadi para dokter yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan pengobatan pasien. Lokasi rumah sakit harus yang terbaik untuk kesehatan, seperti di atas bukit, atau di pinggir sungai. Fasilitas yang lengkap tanpa membedakan pasiennya.
c. Jelaskan dengan singkat dan padat hasil pembahasan dari makalah
tersebut! 1. Kelompok 2 Pada pembahasan kelompok ini menjelaskan tentang pelayanan E- KTP saat ini dilihat dari pandangan OPA, NPA, dan NPM. Paradigma OPA yang diterapkan dalam pelayanan E-KTP terlihat pada pelayanannya yang berorientasi pada masyarakat, sesuai dengan peraturan atau hukum yang sudah ditetapkan dan mayoritas bersifat legalistik atau sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Konsep NPA (New Public Administration) juga tidak dapat dilepaskan dari fenomena pelayanan E-KTP, dengan adanya NPA yang memberikan sumbangan pemikiran kepada paradigma lama (OPA) yang seharusnya tidak hanya menilai suatu kinerja administrasi dari pencapaian nilai ekonomi ,efisiensi, dan efektivitas ,tapi juga pada nilai “social equity” (disebut sebagai pilar ketiga setelah nilai efisiensi dan efektivitas). Paradigma NPM (New Public Management) dapat dijadikan sebagai terapan dalam pengadaan kartu indentitas E-KTP, dengan berlandaskan prinsip- prinsip kewirausahaan yang lebih pada pengembangan teknik manajemen intra organisasional yang menjamin kepuasan pelanggan dan efisiensi. Meskipun pada akhirnya paradigma NPM juga tidak tepat karena dianggap akan menguntungkan pihak yang bisa membeli jasa dan merugikan pihak yang tidak bisa menikmati jasa tersebut. 2. Kelompok 4 Konsep Good Governance dianggap terlalu fokus pada tiga komponen yaitu Negara, Civil Society dan swasta. Sehingga muncul Konsep Sound Governance yang digunakan untuk menggambarkan sistem pemerintahan yang bukan hanya jelas secara demokratik, dan tanpa cacat secara ekonomi, finansial, politik konstitusional, organisasi, administratif, manajerial dan etika, tapi juga jelas secara internasional dalam interaksinya dengan negara-negara lain dan dengan bagian pemerintahannya dalam cara yang independen dan mandiri. Di dalam sebuah negara, selain pemerintah dan masyarakat terdapat aktor lain yang berperan yaitu sektor swasta. Yang dalam makalah ini sektor swasta yang digunakan sebagai studi kasusnya adalah peran PT. Bentoel pada Program CSR Terhadap Masyarakat. Bentoel memberi manfaat dengan menyerap tenaga kerja yang mayoritas perempuan dari warga sekitar. Selain itu kita ketahui bahwa cukai yang dihasilkan dari rokok adalah penyumbang pajak yang besar bagi negara kita. Melalui program CSR ini perusahaan diminta untuk lebih mengembangkan kepekaannya terhadap internal atau eksternal perusahaan itu sendiri. Sehingga perusahaan tersebut tidak hanya mengeruk keuntungan atau laba, tetapi juga mempunyai peran terhadap lingkungan sekitar perusahaannya serta mendukung dalam pembangunan berkelanjutan. 3. Kelompok 6 Saat banyak dibangun rumah sakit yang membawa nama Islam namun belum ada yang menggunakan prinsip-prinsip islam ketika memberikan pelayanannya. Realisasinya hanya berupa penciptaan suasana islami di rumah sakit islam yang berupa adanya masjid, adanya dekorasi-dekorasi islam disetiap ruangan.pelayanan kesehatan yang sesuai dengan islam adalah segala bentuk kegiatan medik dan keperawatan yang disusun dalam kaidah islam. Islam mengajarkan praktek hubungan sosial dan kepedulian terhadap sesama dalam suatu ajaran khusus yaitu akhlaq yang diamalkan atau dipraktekkan harus mengandung unsur aqidah dan syari’ah.pelayanan kesehatan dalam Islam mengajarkan bahwa pelayanan kesehatan harus bersifat komprehesif baik secara biologi, psikologi, kultural maupun spiritual yang ditujukan untuk masyarakat oleh dokter maupun perawatnya dan semata-mata karena beribadah dan membantu sesama. Dokter dan perawat harus memahami bahwa mengobati orang sakit karena Allah adalah suatu amal yang tinggi nilainya.Terdapat kaidah-kaidah islam, kegiatan-kegiatan serta lingkungan yang harus diterapkan dan menunjang dalam pemberian pelayanan rumahsakit islam agar terciptanya pelayanan yang prima. d. Berikan penjelasan dari analisa saudara terkait rekomendasi yang diberikan oleh makalah tersebut (apakah sudah sesuai dengan masalah yang diangkat)! 1. Kelompok 2 Rekomendasi yang diberikan oleh kelompok 2 terhadap studi kasus yaitu tentang pelayanan E-KTP dengan menerapkan paradigma NPM (New Public Management). Pada paradigma ini memang pelayanan sangat diutamakan namun harus dengan imbal balik. Dan kelompok ini menyarankan pelayanan E-KTP diserahkan pada pihak swasta. Memang jika pelayanan E-KTP diserahkan pada swasta pasti pelayanan yang diberikan baik dan layak, namun tidak semua golongan masyarakat dapat menikmati hal tersebut. karena sektor swasta pasti akan menomorsatukan orang-orang yang mampu membayar lebih untuk pelayanan yang lebih baik. Menurut saya, lebih baik proyek E-KTP tetap ditangan pemerintah tanpa campur tangan swasta. Namun biaya yang dikeluarkan untuk sebuah pelayanan E-KTP disama ratakan. Yang semula layanan ini gratis, uang yang didapat dari tarif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan. Tarif yang dibebankan juga harus sama dan jelas, agar tindak KKN bisa diperkecil. Pelayanan yang dianggap buruk mungkin bisa diperbaiki dengan tarif yang mereka bayarkan, tanpa harus membedakan layanan dan besarnya tarif di semua lapisan masyarakat. 2. Kelompok 4 Saran yang diberikan oleh kelompok ini hanya diharapkan memunculkan kearifan lokal yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah. Tidak ada rekomendasi dari kelompok ini untuk studi kasusnya. Rekomendasi saya terhadap studi kasus ini yaitu peran swasta di dalam suatu negara memnag sangat penting bagi negara, seharusnya peran yang penting itu lebih diperkuat dengan adanya perjanjian antara pihak pemerintah dan swasta agar tidak adanya kerugian yang ditimbulkan oleh adanya pihak swasta. Contohnya PT Benthoel memanfaatkan sumber daya alam Indonesia, harus ada perjanjian yang jelas mengenai kerusakan yang muncul akibat hal tersebut, bentuk tanggung jawabnya seperti apa. Sampai saat ini masih banyak pihak swasta yang menggunakan tenaga ahli dari luar yang sebenernya Indonesia punya. Harusnya pihak swasta membantu negara untuk melakukan perbaikan ekonomi yaitu dengan benar-benar mengurangi tenaga kerja. Dalam bidang pendidikan dapat berupa beasiswa untuk pelajar kurang mampu. Sehingga peran swasta lebih terlihat dalam kehidupan bernegara. 3. Kelompok 6 Menurut saya, karena ini adalah makalah kelompok saya, rekomendasi mengenai peningkatan pelayanan rumah sakit islam dengan berdasarkan kaidah-kaidah islam sudah benar. Peningkatan pelayanan tersebut dapat berupa peningkatan fasilitas, pengurangan harga tanpa mempengaruhi pelayanan, dan melakukan segala jenis pelayanan tanpa pembedaan derajat pasien. Memberi pelayanan harus ikhlas, anggap semua karena Allah SWT.