DEPARTEMEN BIOTEKNOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
IPB UNIVERSITY
BOGOR
2019
1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
2 METODE
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung mikro steril 1.5
mL, pipet mikro (100 µL, 200 µL, dan 1000 µL), MaxiMix®II vortex mixer (Thermo
Scientific, Jerman), microlitre centrifuges Z 216 MK (HERMLE Labortechnik
GmbH, Jerman), Sorvall™ Legend™ Micro 17 microcentrifuge (Thermo Scientific,
Jerman) lemari pendingin, Jenway®7315 spektrofotometer (Cole-Parmer, UK),
microwave, perangkat elektroforesis Mupid®exU (Eurogentec, Belgia), spindown,
dan gel doc.
Bahan-bahan yang digunakan untuk restriksi dan elusi adalah plasmid
pGEM®-T Easy yang sudah disisipi gen Gα, gel agarose 1%, ETBR, ddh2O, enzim
Eco R1 10x , buffer elusi, buffer restriksi, NaOAC 3 M 0,1 ml x Vol, Ethanol
70%, Buffer Tris-Asetat-EDTA
Prosedur
pelet dibersihkan dari ethanol dengan dikeringkan di vacuum dry selama 15-20
menit. Setelah keting, ditambahkan sebanayak 15-20 µl ddH2O. Selanjutnya DNA
vektor dan insert dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan elektroforesis
agarose 1% dan secara dianalisa kualitatif menggunakan metode spektrofotometri
dengan panjang gelombang 260 nm dan 280 nm.
4
Pada praktikum ini hasil restriksi yang telah dianalisa dengan metode
elektroforesis pada gel dokumentasi dapat dilihat pada (Gambar 1) yaitu didapatkan
2 jenis pita DNA yang berbeda. Pita ini merupakan pita DNA vektor dan pita DNA
insert. Pada DNA vektor yang didapatkan ukuran pitanya adalah 3 kb dan ukuran
pita pada DNA insert yaitu 1,4 kb. Ukuran pita DNA ini didapatkan dengan
perbandinganukuran marker yang digunakan yaitu 1 kb. DNA vektor dan insert
yang telah di analisa kemudian dicincang untuk selanjutnya dilakukan tahap elusi.
5
Elusi merupakan isolasi fragmen tunggal DNA. Analisis dari fragmen DNA
secara tidak langsung akan mendeteksi perbedaan tertentu yang ada dalam urutan
basa nukleotida. Dalam percobaan ini menggunakan elektroforesis gel untuk
memilih bedasarkan ukuran fragmen DNA yang dihasilkan dari molekul panjang
dengan suatu enzim restriksi. Campuran DNA dengan enzim restriksi akan
menghasilkan pita yang khas. (Campbell, 2002).
Prinsip pemisahan DNA target dari pengotornya yaitu persamaan sifat
kepolaran. Larutan ddH2O dan DNA keduanya bersifat polar, sehingga saat
dilakukan sentrifugasi, DNA plasmid dapat terpisah dari pengotornya. DNA akan
keluar melalui membran (Rachmawati et al, 2011). Pada praktikum ini membran
yang digunakan adalah merupakan membran nilon hybond netral. Membran nilon
hybond netral ini memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap penyaringan DNA atau
RNA. Filtrat atau larutan yang diambil merupakan filtrat atau larutan cair yang
terdapat pada eppendorf. Sedangkan membran nilon hybond dengan muatan positif
sampel yang digunakan ialah zat yang berada di atas membran atau bukan larutan
yang berada pada eppendorf. Namun zat tersebut harus menggunakan larutan
lainnya untuk mengikat DNA yang berada pada zat tersebut (Muladno 2002).
Pada praktikum ini senyawa yang digunakan adalah larutan buffer elusi.
Biasanya buffer elusi terdiri dari Tris pH 7,5, SDS (Sodium Dodecyl Sulfate),dan
H2O atau TE. Larutan Sodium asetat (NaOAC), etanol absolute, etanol 70%, serta
ddH2O Fungsi dari larutan buffer elusi atau penyangga yaitu untuk menyesuaikan
kondisi yang tepat untuk enzim agar dapat bekerja maksimal dan untuk menjaga
kondisi sel agar sel tidak lisis (Lodish, et al 1995). SDS( Sodium Dodecyl Sulfate)
yang digunakan adalah detergen yang berfungsi untuk membantu proses pelisisan
sel dengan cara melarutkan fosfolipid pada membran sel dan mendenaturasi protein
sehingga membran sel akan mengalami kerusakan (Brown 1991). NaOAC dan
etanol absolute berfungsi untuk presipitasi yaitu pengendapkan DNA. Pencucian
terakhir pada proses elusi ini yaitu etanol 70% dan ddH2O (Stansfield et al. 2003).
6
Hasil praktikum yang didapatkan dari uji kualitatif DNA dengan metode
spektrofotometer dapat dilihat pada (Tabel 1) adalah kemurnian DNA yang
didapatkan pada setiap kelompok baik vektor maupun insert tingkat kemurniannya
rendah atau tidak baik. Rentang tingkat kemurnian yang baik adalah antara 1,8 –
2,00. Hal ini dapat terjadi dikarenakan DNA yang didaptatkan belum murni, hal ini
disebabkan karena pada DNA masih belum bersih dari pengotor. Pada praktikum
ini kemurnian yang diukur adalah DNA vektor dan insert, dan dapat dilihat pada
(Tabel 1) bahwa pada kelompok 1,3,7 dan 8 nilai kemurnian DNA insert lebih besar
dibandkan dengan DNA vektor. Pada kelompok 2,4,5 dan 6 nilai kemurnian DNA
vektor lebih besar dibandingkan dengan DNA insert. Pads hasil elusi dengan
spektrofotometri seharusnya nilai kemurnian DNA vektor harus lebih besar dari
DNA insert.
Pada praktikum analisis kualitas dengan uji kualitatif hasil elusi DNA vektor
dan insert dengan elektroforesis hasil yang didapatkan adalah dari semua kelompok
tidak ada band atau pita DNA yang didapatkan. Hal ini dapat dikarenakan oleh
pengerjaan pada langkah – langkah elusi yang kurang baik, atau mungkin
dikarenakan DNA vektor dan DNA insert tidak ikut tersaring sehingga masih
tertinggal di nylon hybon.
4 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Brown, T.A. 1991. Pengantar Cloning Gen. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. Biologi jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Fitriyah Juliani. 2006. Isolasi protein spesifik intestine cacing Mecistocirrus
digitatus dewasa dengan teknik elusi. [Skripsi]. Surabaya: UNAIR Press
Lodish, H., Baltimore, D. & Berk, A. 1995. Molecular Cell Biology. New York:
Scientific American Books.
Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor: Pustaka Wirausaha
Muda.
Noviendri, D. 2007. Teknologi DNA Rekombinan dan Aplikasinya dalam
Eksplorasi Mikroba Laut. Squalen, 2 (2).
Rachmawati R, Susilowati, P. E. & Raharjo, S. 2011. Analisis Gen Merkuri
Reduktase (Mera) pada Isolat Bakteri dari Tambang Emas Kabupaten
Bombana Sulawesi Tenggara. Jurnal Progres Kimia Sains 3(2) : 108-123.
Saputra A. 2008. Analisis ukuran kromosom dan pola restriksi Bacillus
thuringiensis dengan elaktroforesis medan berpulsa [skripsi]. Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Susan B. W., C. Person, I. L. Mendintz and E. R. Goldman. 2018. Restriction
Enzymes as a Target for DNA-Based Sensing andStructural Rearramgement.
Journal America Chemical Society, 3: 495-502.
Tjahjoleksono, A. (2009). Plasmid. [Online]. Diakses
darihttp://web.ipb.ac.id/tpb/files/materi/genetika/dnarekombinan/plasmid.pd
f.
Zahran, M., I. Daidone, J. C. Smith and P. Imhof, 2010. Mechanism of DNA
Recognition by the Restriction Enzyme EcoRV. J. Mol. Biol, 401 ; 415-432.