SKRIPSI
OLEH
ANING ROYATUL KHURIYAH
NIM. 09610036
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
EKUIVALENSI
INTEGRAL RIEMANN DAN INTEGRAL LEBESGUE
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh
Aning Royatul Khuriyah
NIM. 09610036
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
EKUIVALENSI
INTEGRAL RIEMANN DAN INTEGRAL LEBESGUE
SKRIPSI
Oleh
Aning Royatul Khuriyah
NIM. 09610036
Mengetahui,
Ketua Jurusan Matematika
SKRIPSI
Oleh
Aning Royatul Khuriyah
NIM. 09610036
Mengetahui,
Ketua Jurusan Matematika
NIM : 09610036
Jurusan : Matematika
menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan data, tulisan,
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
#Z £
ô „ç Î £
ô èã 9ø #$ ì ¨ )Î
y Βt β
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
PERSEMBAHAN
Ayahanda H. Nur Ali dan ibunda Hj. Masluchah, serta adik penulis Egi Dia
Nafisatul Nafiroh yang kata-katanya selalu memberi semangat yang berarti bagi
penulis.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah berkat rahmat dan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
dalam bidang matematika di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
arahan dari berbagai pihak. Untuk itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, selaku rektor Universitas Islam Negeri
2. Dr. drh. Bayyinatul Muchtaromah, M.Si, selaku dekan Fakultas Sains dan
3. Dr. Abdussakir, M.Pd, selaku ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan
4. Hairur Rahman, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar telah
5. Abdul Aziz, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan
viii
6. Segenap sivitas akademika Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terutama seluruh dosen
terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan pada penulis.
7. Ayah, ibu dan saudara-saudara penulis yang tidak pernah berhenti memberikan
kasih sayang, doa, serta motivasi kepada penulis sampai saat ini.
Jhepret Club Fotografi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
dan keluarga ikatan alumni KUWAT dan KUMAT. Terima kasih atas semua
9. Semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik moril
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah membalas
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGAJUAN
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
HALAMAN MOTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR .............................................................................................viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................x
DAFTAR SIMBOL ..................................................................................................xii
ABSTRAK ................................................................................................................xiii
ABSTRACT ..............................................................................................................xiv
ﻣﻠﺨﺺ...........................................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
1.5 Batasan Masalah ......................................................................................... 6
1.5 Metode Penelitian ....................................................................................... 6
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 7
x
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 75
4.2 Saran .......................................................................................................... 75
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR SIMBOL
xii
ABSTRAK
2. ( L) ∫
E
( f ( x ) + g ( x ) ) dx = ( L)∫ f ( x ) dx + ( L)∫ g ( x ) dx
E E
3. ( L) ∫ α f ( x)dx = α ( L) ∫ f ( x ) dx
E E
( L ) ∫a
b b
4. f = lim(L) ∫ f n
n →∞ a
5. S ( f , Q1 ) − S ( f , Q2 ) < ε
xiii
ABSTRACT
2. ( L) ∫
E
( f ( x ) + g ( x ) ) dx = ( L)∫ f ( x ) dx + ( L)∫ g ( x ) dx
E E
3. ( L) ∫ α f ( x)dx = α ( L) ∫ f ( x ) dx
E E
( L ) ∫a
b b
4. f = lim(L) ∫ f n
n →∞ a
5. S ( f , Q1 ) − S ( f , Q2 ) < ε
xiv
ﻣﻠﺨﺺ
اﳊﺮﻳﺔ ،اﻧﻴﺞ راﻳﺔ .۲۰۱٦.ﻣﺴﺎواة ﺗﻜﺎﻣﻞ Riemannو ﺗﻜﺎﻣﻞ .Lebesgueﺑﻌﺚ ﺟﺎﻣﻲ .ﺷﻌﺒﺔ
اﻟﺮ ﺿﻴﺎت،ﻛﻠﻴﺔ اﻟﻌﻠﻮم واﻟﺘﻜﻨﻮﳉﻴﺎ ،اﳉﺎ ﻣﻌﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ اﳊﻜﻮﻣﻴﺔ ﻣﻮﻻ( ﻣﺎﻟﻚ إﺑﺮاﻫﻴﻢ ﻣﺎﻻﻧﺞ .اﳌﺸﺮف (١) :ﺧﲑ
اﻟﺮﲪﻦ ،ﻣﺎﺟﺴﺘﲑ ) (۲ﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ،ﻣﺎﺟﺴﺘﲑ.
ﻣﻨﺬ ﻛﻼﳘﺎ ﻣﺴﺎواة ،ﺗﻜﺎﻣﻞ Riemannﺧﺼﺎﺋﺺ وﻫﻲ اﻟﺘﻔﺮد ،اﳋﻄﻲ ،اﻟﺘﻘﺎرب ﻣﻮﺣﺪة و ﻳﻨﻄﺒﻖ
ﻛﻮﺷﻲ أﻳﻀﺎ ﻋﻞ ﺗﻜﺎﻣﻞ .Lebesgueﻛﻤﺎ ﺧﺼﺎﺋﺼﻪ ﻫﻲ:
S ( f , Q) − A < ε .١
∫ )( L
E
( f ( x ) + g ( x ) ) dx = ( L)∫ f ( x ) dx + ( L)∫ g ( x ) dx
E E
.٢
( L) ∫ α f ( x)dx = α ( L) ∫ f ( x ) dx .٣
E E
( L ) ∫a
b b
f = lim(L) ∫ f n .٤
∞→ n a
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian dari sejarah ilmu pengetahuan alam adalah catatan dari usaha
dalam bidang ilmu pengetahuan untuk dapat diuraikan ke dalam dunia nyata.
kunci ilmu pengetahuan tentang dunia dan akhirat serta menyediakan peralatan
untuk mencari dan meneliti segala sesuatu agar dapat mengungkap dan
mengetahui keajaiban dari kedua dunia itu (Rahman, 1992:12). Tidak diragukan
berbagai bidang sebagai sebuah keharusan bagi umat Islam. Karena itu Islam
matematika secara umum wajib dalam segala hal. Dalam al-Quran juga dijelaskan
bahwa mencari ilmu wajib hukumnya bagi manusia untuk persaingan teknologi
berbunyi:
∩⊇⊇∪ ×Î7yz tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ª!$#uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& tÏ%©!$#uρ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ª!$# Æìsùötƒ (
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”(QS. al-Mujaadilah/58:11).
1
2
yang tidak hanya terdapat satu keilmuan saja di dalamnya. Akan tetapi masih
terdapat ilmu-ilmu lain yang menjadi sarana keilmuan bagi disiplin ilmu lain.
Untuk mengetahui semua itu kita sebagai pelajar berkewajiban untuk mempelajari
sebagai Queen Of Science, dan mempunyai cabang keilmuan seperti ilmu analisis
Selain analisis dalam matematika kita juga mengenal ilmu Kalkulus yang
merupakan ilmu dasar matematika. Kalkulus (Bahasa Latin calculus yang artinya
"batu kecil") adalah cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan,
integral, dan deret tak terhingga. Kalkulus mempunyai aplikasi yang luas dalam
bidang sains dan teknik. Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus
diferensial dan kalkulus integral yang saling berhubungan melalui teorema dasar
kalkulus. Pada periode zaman kuno beberapa pemikiran tentang integral kalkulus
Salah satu ilmu matematika yang termasuk di dalam cabang ilmu analisis
adalah integral. Seperti ilmu-ilmu yang lain di dalam matematika, teori integral
merupakan ilmu deduktif dan masih tetap berkembang seperti ilmu-ilmu lainnya,
"∫" .
3
adalah dua operasi yang saling berlawanan. Teorema ini menghubungkan nilai
dari anti derivatif dengan integral tertentu, karena lebih mudah menghitung
sebuah anti derivatif daripada mengaplikasikan definisi dari integral. Teorema ini
memberikan cara yang praktis dalam menghitung integral tertentu, yakni jika
b
∫
a
f ( x)dx = F (b) − F (a )
juga dalam studi analisis. Contoh lainnya, bilangan ordinal dan kardinal tak
kali bentuk konstruktif yang kemudian dikenal dengan integral Riemann. Setiap
menunjukkan bahwa masih terdapat banyak fungsi yang tidak terintegral secara
Riemann. Salah satu fungsi yang tidak terintegral secara Riemann adalah fungsi
1; +, - ,.
( )=(
0; +, - ,.
muncul, yaitu banyaknya fungsi yang tidak terintegral secara Riemann. Integral
4
yang dibangun Lebesgue banyak mendasarkan pada teori ukuran. Dengan konsep
integral Lebesgue ini maka dapat ditunjukkan bahwa fungsi Dirichlet tersebut
Menurut Lee (1989:1), integral dapat didefinisikan melalui dua cara yaitu
Lebesgue dapat didefinisikan melalui dua cara tersebut. Definisi integral Riemann
secara konstruktif disajikan dalam bentuk limit dari suatu jumlahan. Definisi ini
dikenal dengan integral Riemann sebagai limit jumlah yang kemudian dapat
Akan tetapi, pembahasan sedikit berbeda karena partisi yang dibangun adalah
pada daerah hasil (range) fungsi. Selanjutnya bentuk integral ini dikenal dengan
antara laki-laki dan perempuan yang hampir sama konsepnya dengan integral
Riemann dan integral Lebesgue. Meski pada dasarnya perempuan dikatakan sama
dengan laki-laki tapi tetap laki-lakilah yang bisa menjadi pemimpin, Allah
Ò=ŠÅÁtΡ Ï!$|¡ÏiΨ=Ï9uρ ( (#θç6|¡oKò2$# $£ϑÏiΒ Ò=ŠÅÁtΡ ÉΑ%y`Ìh=Ïj9 4 <Ù÷èt/ 4’n?tã öΝä3ŸÒ÷èt/ ϵÎ/ ª!$# Ÿ≅āÒsù $tΒ (#öθ¨ΨyϑtGs? Ÿωuρ
∩⊂⊄∪ $VϑŠÎ=tã >ó_x« Èe≅ä3Î/ šχ%Ÿ2 ©!$# ¨βÎ) 3 ÿÏ&Î#ôÒsù ÏΒ ©!$# (#θè=t↔ó™uρ 4 t÷|¡tGø.$# $®ÿÊeΕ
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para
wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah
5
dan mencapai prestasi sama dengan kaum laki-laki, hal tersebut bergantung pada
ini adalah:
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah dapat mengetahui tentang hal-hal
adalah metode kajian pustaka, yaitu deskripsi teoritis tentang objek yang diteliti
akan dibahas.
Riemann maupun beberapa literatur yang berkaitan dengan integral baik itu
Real, Kalkulus dan Geometri Analitis serta buku lain yang menunjang
atas apa yang sedang ditulis. Kesimpulan didasarkan pada data yang telah
dikemukakan.
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang yang menceritakan dasar pemikiran dan
Bab IV Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran sebagai tidak lanjut
KAJIAN PUSTAKA
ℚ memenuhi sifat-sifat aljabar dan sifat urutan bilangan, tetapi diketahui bahwa
tidak dapat dinyatakan sabagai suatu bilangan rasional, maka tidak termuat pada
ℚ jika bilangan irrasional yang termuat pada ℚ. Untuk menunjukkan hal tersebut
istimewa dari ℝ.
x ≤ v untuk semua x ∈ E dan v disebut batas atas (upper bounded) untuk E..
Contoh 2.1
9
10
A adalah terbatas.
batas bawah, tetapi tidak terbatas di atas. Jika diberikan v∈ℝ maka terdapat
1) u ≤ x , untuk semua x ∈ E
E , (1) v haruslah batas atas dari E , dan (2) v selalu kurang dari batas atas yang
lain di E .
(Rahman, 2008:47)
1) u ≤ x , untuk semua x ∈ E
E , maka (1) u haruslah batas atas dari E , dan (2) u selalu kurang dari batas atas
di E .
(Rahman, 2008:41)
11
Contoh 2.2
batas atas terkecil (supremum) adalah 1 dan batas bawah terbesar (infimum)
adalah 0.
2. Himpunan kosong yaitu φ terbatas di atas dan terbatas di bawah oleh semua
bilangan x∈ℝ Dengan demikian, φ tidak mempunyai batas atas terkecil dan
Berikut ini diberikan contoh himpunan yang terbatas dan himpunan yang
tak terbatas.
Contoh 2.2
1
bawah. Misalkan A = { n ∈ ℕ}, A adalah himpunan terbatas. Himpunan
2
bilangan asli ℕ = {1, 23,...}, ℕ adalah himpunan tak terbatas, walupum himpunan
Barisan bilangan riil adalah suatu fungsi dari himpunan bilangan asli ℕ ke
(Rahman, 2008:54)
12
Contoh 2.3
1 1 1 1 1
Y = ( , , , ,..., ,...) menyatakan barisan yang salah satu rumus umumnya
1 2 3 4 n
adalah
1
X =( n ∈ ℕ) .
2
Sering kali, rumus umum suatu barisan dinyatakan secara rekursif, yaitu
contoh barisan bilangan bulat genap positif dapat dinyatakan dengan rumus
x1 = 2, xn +1 = xn + 2, (n ≥ 1)
x1 = 2, xn+1 = x1 + xn , (n ≥ 1).
limit x ). Jika suatu barisan mempunyai limit, maka barisan dikatakan konvergen.
Jika tidak mempunyai limit, barisan itu dikatakan divergen. Jika barisan bilangan
xn → x ⇔ ∀V ( x)∃K ∈ ℕ ∋ xn ∈V ( x), n ≥ K .
Teorema 2.1
M
mengurangi keumuman pembuktian, misalkan L = M . Ambillah ε = L − maka
2
L−M
ada bilangan asli ℕ 1 dan ℕ 2 sehingga an − L < bila n > ℕ1 dan
2
L−M
an − M < bila n > ℕ1 . Ambillah ℕ = maks{ℕ 1 , ℕ 2 }.
2
dan
(Hutahean, 1994:22)
Bukti:
dari satu limit. Misalkan x , dan x ,, adalah limit dari X , dengan x, ≠ x,, .
14
(Rahman, 2008:59-61)
Teorema 2.3
a. X konvergen ke x, .
maka xn − x < ε .
Bukti:
x − ε < xn < x + ε .
(c ⇒ d ) Ambil sebarang ε > 0, berarti ada bilangan asli K sehingga untuk semua
berarti untuk setiap ε > 0 terdapat bilangan asli K sehingga untuk semua
n ≥ K , maka xn − x < ε .
konvergen ke x.
Contoh 2.4
( )
Tunjukkan bahwa barisan X = 1 + ( −1) | n ∈ N tidak konvergen ke 0.
n
Penyelesaian:
ditemukan suatu ε > 0 tetapi tidak ada K , sehingga berlaku xn − 0 < ε , jika
n ≥ K . Pilih ε = 1 > 0, berapapun nilai K dipilih, maka akan ada n bilangan asli
xn − 0 = 2 − 0 = 2 > 1 = ε .
Teorema 2.4
Contoh 2.5
1 2 4 n
Misalkan Y = ( , , ,..., ,...). Y terbatas karena ada bilangan riil 1 sehingga
2 3 5 n +1
n
≤ 2, untuk semua n ∈ ℕ.
n +1
Teorema 2.5
Bukti:
semua n ∈ ℕ.
Teorema 2.6
Bukti:
untuk n ≥ ℕ berlaku
xn − L < 1 .
| xn |≤| xn − L | + | L |< 1+ | L | .
cukup besar namun bila pada akhirnya suku-suku ini mengumpul di sekitar titik
(Gunawan, 2011:75)
Teorema 2.7
i. X ± Y → x ± y
ii. X ⋅ Y → xy
iii. cX = cx
Bukti:
xn − x < ε
.
2
n ≥ n1 berlaku
yn − y < ε
.
2
xn − yn − ( x − y) = ( xn − x) − ( yn − y)
≤ xn − x + yn − y
19
ε ε
< + = ε.
2 2
bahwa X ± Y → x ± y.
xn ⋅ yn − x ⋅ y = xn ⋅ yn − xn ⋅ y + xn ⋅ y − x ⋅ y)
≤ xn ⋅ yn − xn ⋅ y + xn − xy
= xn yn − y + xn − x y .
xn − x < ε
.
2M
n ≤ K 2 berlaku
yn − y < ε
.
2M
xn ⋅ yn − x ⋅ y ≤ xn yn − y + xn − x y
20
ε ε ε ε
< M. + .M = + = ε.
2M 2M 2 2
bahwa X ⋅ Y → xy.
ε
hingga untuk setiap n ≥ K berlaku xn − x < . Perhatikan bahwa
2
cxn − x = cxn − x + xn − x
≤ xn − xn + xn − x
= xn c − 1 + xn − x .
ε ε
xn c − 1 + xn − x < M c − 1 + = ( M c −1 ) + <ε.
2 2
setiap n ≥ K berlaku Cnx − 1 < ε dengan kata lain terbukti bahwa cX = cx.
(Riyanto, 2008:45-47)
21
f ( x) − l < ε
dituliskan dengan
lim f ( x ) = l.
x →a
Jika l adalah limit fungsi dari fungsi f di c maka dapat dikatakan f konvergen
Contoh 2.6.
⇔ 3( x − 4) < ε
⇔ 3 x−4 <ε
22
ε
⇔ x−4 <
3
Teorema 2.8
Bukti:
ditunjuk dapat dipilih bilangan r1 > 0 dan bilangan r2 > 0. Sehingga berlaku
ε
f ( x) − K <
3
ε
untuk setiap x ∈ A dengan 0 < x − a < r1 dan f ( x) − L < . Untuk setiap x ∈ A
3
diperoleh
K − L = K + f ( x) − f ( x) − L
≤ f ( x) − L + K + f ( x)
ε ε
< + < ε.
3 3
tunggal.
(Rahman, 2008:105-106)
23
Contoh 2.6
lim x
x →0
Akan ditunjukkan bahwa tidak ada.
x
Penyelesaian:
x x
x, x > 0, lim x →0 x
= lim = 1
x →0 x
x =
− x, x < 0, lim x = lim − x = −1
x →0 x x →0 x
lim x
x →0
Karena nilai limitnya tidak tunggal, maka tidak ada.
x
Teorema 2.9
f lim f ( x ) K
4. lim ( x ) = x →a = , jika L ≠ 0.
x →a g lim g ( x ) L
x→a
Bukti:
lim f ( xn ) = L, lim g ( xn ) = L
x →a x →a
selanjutnya diperoleh
24
lim ( af )( x ) = α . lim f ( x ) = α .K .
x →a x →a
2. lim ( f + g )( x ) = lim ( f + g )( xn )
x→a x→a
= lim { f ( xn ) + g ( xn )}
x →∞
= lim f ( xn ) + lim g ( xn )
x →∞ x→∞
= K +L.
3. lim ( fg ) ( x) = lim ( fg ) ( x)
x →a x →∞
= lim f ( xn ) + lim g ( xn )
x →∞ x→∞
= K .L .
f f
4. lim
x →a
( x ) = lim ( xn )
x→a g
g
f ( xn )
= lim
x →a g ( xn )
K
= , asalkan L ≠ 0.
L
Dari definisi di atas maka dapat dikatakan terdapat tiga syarat agar kontinyu
terpenuhi, yaitu:
25
3. lim f ( x ) = f ( x0 )
x → x0
Contoh 2.7
Diberikan fungsi
x2 −1
untuk x ≠ 1
g ( x ) = x −1
A untuk x = 1
x2 −1
lim g ( x ) = lim = 2. Menurut yang diketahui 1∈ A dan g (1) = A oleh
x →1 x →1 x − 1
A = g (1) = lim g ( x) = 2.
x →1
Teorema 2.10
Bukti:
Karena itu diberikan ε > 0 sebarang terdapat δ > 0 sedemikian hingga untuk
ε
f ( x) − f ( y ) < .
b−a
n <b−a
Selanjutnya untuk setiap n∈ℕ dengan tinjau partisi
δ
a + ib − a
Q ={ x0 , x1 ,…, xn } dengan xi = , i = 0,1, … , n (interval [ a, b] terbagi
δ
ε
M i − mi = f (ui ) − f (vi ) <
b−a
akibatnya
n n
ε b−a
0 ≤ U ( f , Qn ) − U ( f , Qn ) = ∑M i − mi ( xi − xi −1 ) ≤ ∑ . = ε.
i =1 i =1 b−a δ
terintegralkan pada [ a, b] .
(Gunawan, 2000:113-114)
27
hingga,
,= 2 1 2 7−1 7 7−1 =9
Gambar 2.1 Partisi pada [ a, b]
Norma partisi Q yang dinyatakan dengan Q nilai terbesar di antara
Jika Q adalah partisi seperti yang tampak pada gambar di atas, maka jika
n
S ( f , Q ) = ∑ f (ti ) ( xi − xi −1 ) .
i =1
Untuk suatu interval [ a, b] tak berhingga banyak partisi yang dapat dibuat.
Contoh 2.8
1 1 1 1 2 3 1 2 3 4 5
Q1 = 0, ,1 , Q2 = 0, , ,1 , Q3 = 0, , , ,1 , Q4 = 0, , , , , 1
4 3 2 4 4 4 6 6 6 6 6
1 2 3 4 5 6 7 1 1 3 2 5 3 7
Q4 = 0, , , , , , , ,1 , Q5 = 0, , , , , , , ,1
8 8 8 8 8 8 8 8 4 8 4 8 4 8
3 1 1
Dapat dihitung bahwa Q1 = , Q2 = , Q3 =
4 2 4
seragam.
(Thobirin, 2008)
Lemma
Bukti:
Q2 ={a = x10, x11,..., x1k1 , x1 = x20, x21,..., x2kn ,..., xn−1 = xn0, xn1,..., xnkn ,..., xn = b;ζ11,ζ12 ,...,ζ1k1 ,...,ζ 2k2 ,...,ζ n1,ζ n2 ,...,ζ nkn }
maka Q2 = sup{{xij − xi ( j −1) i = 1, 2,..., n ; j = 1, 2,..., ki } ∪{xi − xiki i = 1, 2,..., n}}.
≤ {xi − xi −1 i = 1, 2,..., n}
29
Jadi Q2 ≤ Q1 .
(Thobirin, 2008:32)
Sub interval sehingga jumlah integral Riemann atas dari f dengan partisi Q
adalah
n
L ( f , Q ) = ∑mi ( xi − xi −1 ) .
i =1
n
U ( f , Q ) = ∑M i ( xi − xi −1 ) .
i =1
L ( f , Q) ≤ L ( f , Q).
L ( f , Q) ≤ I ≤ J ≤ U ( f , Q) .
(Gunawan, 2000:96)
30
misalkan fungsi riil adalah terbatas yang didefinisikan pada selang tertutup
n
U = ∑ M i ( xi − xi −1 )
i =1
n
L = ∑ mi ( xi − xi −1 )
i =1
dengan
dan
x i −1 ≤ x ≤ x n
maka dibentuk
b
( R)∫ f ( x)dx = inf U (Q, f )
a
b
( R ) ∫ f ( x ) dx = sup L (Q, f )
a
supremum diambil meliputi semua partisi Q pada [ a, b] . Jika nilai integral atas
dan integral bawah sama. Maka dikatakan bahwa f dapat terintegral Riemann
pada f ∈ [ a, b] . Nilai yang sama ini dinamakan integral Riemann fungsi f pada
[ a, b] dan ditulis
31
b
( R ) ∫ f ( x)dx
a
jadi
b b b
( R) ∫ f ( x)dx = ( R) ∫ f ( x)dx = ( R) ∫ f ( x)dx.
a a a
(Rahman, 2008:176)
terintegral Riemann jika terdapat bilangan riil A sehingga untuk setiap bilangan
berlaku
n
( Q ) ∑ f ( M 1 )( xi − xi −1 ) − A < ε
i =1
atau
S ( f , Q) − A <ε .
Bilangan riil A pada definisi di atas disebut nilai integral Riemann fungsi
b
A = ( R ) ∫ f ( x )dx.
a
Definisi integral Riemann di atas juga dapat pula dinyatakan sebagai limit
lim S ( f , Q ) = A.
Q →0
(Hutahean, 1989:13)
Contoh 2.9
setiap titik. Riemann pada interval [ 0,1] akan mempunyai nilai 1. Dan integral
Diberikan fungsi f riil dan terbatas pada selang [ a, b] untuk setiap partisi
n
S ( f , Q ) = ∑ f (ti ) ( xi − xi −1 ) .
i =1
lim S ( f , Q ) = A jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0 yang diberikan dan
Q →0
S ( f ,Q) − A < ε.
(Rahman, 2008:164)
33
Contoh 2.10
i −1
[0,1] . Ambilah Qn = 0,
1 2 i
, , …,1 maka mi = , M i = , i = 1, 2, … , n.
n n n n
n n
i −1 1 1 1
L ( f , Q ) = ∑mi ( xi − xi −1 ) = ∑ . = 1 − .
i =1 i =1 n n 2 n
n n
i 1 1 1
U ( f , Q ) = ∑M i ( xi − xi −1 ) = ∑ . = 1 + .
i =1 i =1 n n 2 n
1 1
= sup
Q∈q [ a , b ]
L ( Qn , f ) ≤ sup
Q∈q [ a ,b ]
L ( f , Q ) ≤ inf U ( f , Q ) ≤ inf U ( f , Qn ) = ,
2 2
sehingga
1 1 1
∫ a
f ( x ) dx =
2
= ∫ f ( x ) dx.
a
1 1
∫a
f ( x ) dx = .
2
(Hutahean, 1989:37)
Teorema 2.11
berlaku
S ( f ,Q) − A < ε ,
∫ f ( x ) dx = A.
b
Bukti:
lim S ( f , Q ) = A maka
Q →0
A − ∫ f ( x ) dx < ε sehingga ∫ f ( x ) dx = A.
b b
a a
(Hutahean, 1989:13).
Contoh 2.11
∫ f ( x ) dx
1
Buktikan bahwa ada, di mana
0
sin x
x≠0
f ( x) = x
1 x = 0
sin x sin x
adalah kontinyu untuk dan lim = 1 = f (0) . Sehingga f adalah
x x→0
x
ada.
Teorema 2.12
f terintegral pada [ a, b] jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0 terdapat
U ( f , Qε ) − L ( f , Qε ) < ε .
Bukti:
ε
L( f ) − < L ( Q1 , f ) .
2
ε
U ( Q2 , f ) − U ( f ) − .
2
akibatnya
ε ε
L( f )− < L ( f , Q1 ) ≤ L ( Pε , f ) ≤ U ( f , Qε ) ≤ U ( f , Qε ) < U ( f ) + .
2 2
sedemikian hingga
U ( f , Qε ) − L ( f , Qε ) < ε .
0 ≤ U ( f ) − L ( f ) ≤ U ( f , Qε ) − L ( f , Qε ) − L ( f , Qε ) < ε
(Gunawan, 2000:111-112)
36
Cauchy.
Teorema 2.13
Bukti:
Q1 < δ1 berlaku
ε
S ( f , Q1 ) − A1 < .
2
Q2 < δ 2 berlaku
ε
S ( f , Q2 ) − A2 < .
2
ε
S ( f , Q1 ) − A1 <
2
37
dan
ε
S ( f , Q2 ) − A2 < .
2
Lebih lanjut
A1 − A2 = A1 − S ( f ; Q ) + S ( f ; Q ) − A2
≤ A − S ( f ; Q ) + S ( f ; Q ) − A2
≤ S ( f ; Q ) − A1 + S ( f ; Q ) − A2
ε ε
< + = ε.
2 2
(Thobirin, 2008)
Teorema 2.14
α f ∈ R [ a, b] dan ( R ) ∫ (α f )( x ) dx = α ( R ) ∫ f ( x ) dx.
b b
b.
a a
Bukti:
ε
S ( f , Q1 ) − A1 < .
2
ε
S ( f ; Q1 ) − A2 < .
2
n
S ( Q1 ; f + g ) − ( A1 + A2 ) = (Q)∑ ( f + g )(ζ 1 )( xi − xi −1 ) − ( A1 + A2 )
i =1
n
= (Q)∑ { f (ζ 1 )( xi − xi −1 ) + g (ζ 1 )( xi − xi −1 )} − ( A1 + A2 )
i =1
n n
= (Q)∑ f (ζ 1 )( xi − xi −1 ) + (Q)∑g (ζ 1 )( xi − xi −1 ) − ( A1 + A2 )
i =1 i =1
n n
≤ ( Q ) ∑ f (ζ 1 )( xi − xi −1 ) − A1 + (Q)∑g (ζ 1 )( xi − xi −1 ) − A2
i =1 i =1
ε ε
< + = ε.
2 2
Terbukti ( f + g ) ∈ R [ a, b] dan
a
39
dan δ > 0 sehingga untuk setiap partisi Q pada [ a, b] dengan sifat berlaku
Q < δ berlaku
S ( f , Q1 ) − A < ε .
n
S ( f , Q1 ) − A = ( Q ) ∑ (α f )(ζ 1 )( xi − xi −1 ) − A < ε
i =1
n
= ( Q ) α ∑ f (ζ 1 )( xi − xi −1 ) − A < ε .
i =1
n
S ( f , Q1 ) − A = α ( Q ) ∑ f (ζ 1 )( xi − xi −1 ) − A < ε
i =1
= α S ( f ; Q1 ) − A < ε
= α ( R)∫ f ( x ) dx
b
a a
(Thobirin, 2008:24)
( R ) ∫a
b b
f = lim(R )
n →∞
∫
a
fn .
40
Bukti:
artinya
n
ε
f n < δ1 ⇒ ∑ fn (ζ )( x − x ) − A < 2 .
1 i i −1
i =1
n
ε
f < δ2 ⇒ ∑ f (ζ )( x − x ) − A < 2 .
1 i i −1
i =1
Ambil δ terbesar
n n
S ( fn , Q ) − S ( f , Q ) = ∑ f n (ζ 1 )( xi − xi −1 ) − A + A − ∑ f (ζ 1 )( xi − xi −1 )
i =1 i =1
n n
≤ ∑ f n (ζ 1 )( xi − xi −1 ) − A + A − ∑ f (ζ 1 )( xi − xi−1 )
i =1 i =1
n n
≤ ∑ f (ζ )( x − x ) − A + ∑ f (ζ )( x − x ) − A
n 1 i i −1 1 i i −1
i =1 i =1
ε ε
< + = ε.
2 2
S ( f , Q ) → S ( fn , Q ) .
S ( f , Q ) = ∑S ( f n , Q ) .
n→a
bilangan ε > 0 terdapat bilangan δ > 0 sehingga untuk setiap dua partisi pada
berlaku
n m
Q1 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − Q2 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 )
i =1 i =1
.
Bukti:
Syarat Perlu
b
A = R ∫ f ( x)dx
a
dan terdapat δ >0 sehingga untuk setiap
berlaku
m
ε
Q2 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − A < .
i =1 2
m
ε
Q2 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − A < .
i =1 2
Diperoleh
n m
Q1 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − Q2 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 )
i =1 i =1
n m
= Q1 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − Q2 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − A + A
i =1 i =1
42
n m
≤ Q1 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − A + A − Q2 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 )
i =1 i =1
n m
= Q1 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − A + Q2 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − A
i =1 i =1
ε ε
< + = ε.
2 2
Syarat Cukup
Jika diketahui untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat δ > 0 sehingga untuk setiap
berlaku
n m
Q1 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − Q2 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) < ε
i =1 i =1
.
Akan ditunjukkan f ∈ R [ a, b] .
turun dan konvergen ke 0. Jadi untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan
n ≥ n2 .
Berdasarkan yang diketahui, maka setiap ε n terdapat bilangan δ n' > 0
n m
Qn1 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − Qn 2 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) < ε n .
i =1 i =1
43
Selanjutnya didefinisikan
n
sn = (Qn )∑ f (ξi )( xi − xi −1 ).
i =1
δ 2 (ξ ) = min {δ1 (ξ ), δ 2∗ (ξ )}
berlaku
δm ≤ δn.
sehingga diperoleh
n m
sn − sm = Q1 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − Q2 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) < ε n
i =1 i =1
dan karena
ε
εn − 0 <
2
maka diperoleh:
ε
sn − s < .
2
44
Jadi (sn ) merupakan barisan Cauchy dalam R, oleh karenanya (sn ) barisan
n ≥ n2 sehingga berlaku
ε
sn − s < .
2
Q < δ n0 , diperoleh:
n
Q ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − s
i =1
n m m
= Q ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − Qn0 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) + Qn0 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − s
i =1 i =1 i =1
n m m
≤ Q ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − Qn0 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) + Qn0 ∑ f (ξ1 )( xi − xi −1 ) − s
i =1 i =1 i =1
< ε n0 + sn0 − s
ε ε
< + = ε.
2 2
Terbukti f ∈ R [ a, b]
Riemaan dari suatu fungsi terbatas f pada [ a, b] disusun berdasarkan atas konsep
penyusunan integral Lebesgue sebagai limit jumlah atau disebut definisi tipe
45
Riemann untuk integral Lebesgue dari suatu fungsi terbatas dan terukur f pada
n n
L ( f , Q ) = ∑ yi −1m( Ei ) dan U ( f , Q ) = ∑ yi m( Ei )
i =1 i =1
maka berlaku
L ( f , P ) ≤ L ( f , Q ) dan U ( f , P ) ≤ U ( f , Q ) .
L ( f , Q) ≤ I ≤ J ≤ U ( f , Q)
Di lain pihak menurut Lifton (1969), untuk setiap fungsi terbatas dan
n
S ( f , Q ) = ∑ yin m( Ei ).
i =1
Jika nilai
n
lim ∑ yin m( Ei ) ada (berhingga).
n →∞
i =1
dengan notasi
n
lim ∑ yin m( Ei ) = ( L) ∫ f ( x ) dx.
n →∞ E
i =1
(Maknawi, 2009:41)
n
S ( f ,Q) − A = ∑ y m( E ) − A < ε .
n
i i
i =1
47
(Maknawi, 2009:41)
Teorema 2.13
f terintegral Lebesgue pada E jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0 terdapat
U ( f , Q) − L ( f ,Q) < ε.
Bukti:
Syarat Perlu
untuk setiap ε > 0 dengan menggunakan sifat supremum dan infirmum, terdapat
1 1
I − ε < L ( f , Q) ≤ I = J ≤ U ( f , Q) < J + ε .
2 2
1 1
I − ε < L ( f , Q1 ) ≤ L ( f , Q ) ≤ I = J ≤ ( f , Q ) ≤ U ( f , Q ) < J + ε
2 2
dan berakibat
1 1
U ( f , Q ) − L ( f , Q ) < J + ε − ( I − ε ).
2 2
Syarat Cukup
U ( f , Q) − L ( f ,Q) < ε.
U ( f ,Q) − L ( f , Q) < ε
(Maknawi, 2009:42)
Bukti:
> >
2 →Karena ( > :) = ⋃?=> ( ≥ : + ), dan ( ≥ : + ) terukur
>
maka ( > :) = ⋃?=> ( ≥ : + ) terukur.
terukur.
49
> >
4 →Karena ( < :) = ⋂?=> ( ≥ : − ), dan ( ≥ : − ) terukur
>
= 1,2,3, …, maka ( < :) = ⋂?=> ( ≥ : − ) terukur.
Ukuran selang terbuka (a, b) dinyatakan dengan µ ((a, b)) atau dengan
µ (a, b) = b − a.
Ukuran selang terbuka (a, ∞) atau (−∞, b) atau ( −∞, ∞ ) didefinisikan sebagai
Ukuran lebesgue adalah suatu fungsi himpunan bernilai riil. Dalam barisan
bilangan riil suatu barisan adalah konvergen jika limit dan jika dan hanya jika
infimumnya sama dengan limit supermumnya, maka pada barisan himpunan pun
bahwa suatu barisan himpunan adalah konvergen jika dan hanya jika limit
langsung. Matematika merupakan ilmu yang tidak terlepas dari alam dan agama,
semua itu kebenarannya dapat dilihat dalam al-Quran. Alam semesta ini banyak
alam semesta tercipta sebelum matematika itu ada. Alam semesta serta segala
isinya diciptakan Allah dengan ukuran-ukuran yang cermat dan teliti, dengan
t,n=yzuρ Å7ù=ßϑø9$# ’Îû Ô7ƒÎŸ° …ã&©! ä3tƒ öΝs9uρ #Y‰s9uρ õ‹Ï‚−Gtƒ óΟs9uρ ÇÚö‘F{$#uρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# à7ù=ãΒ …çµs9 “Ï%©!$#
dan mengukur sesuatu dengan angka, simbol, atau jumlah. Pokok kajiannya
51
tidak lepas dari kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak
disebut Queen of Science yang artinya setiap cabang ilmu pengetahuan banyak
tersebut.
kunci ilmu pengetahuan tentang dunia dan akhirat serta menyediakan peralatan
untuk mencari dan meneliti segala sesuatu agar dapat mengungkap dan
mengetahui keajaiban dari dunia ini (Rahman, 1992:12). Tidak diragukan lagi
beberapa kali menjadikan aktivitas studi dan penelitian dalam berbagai bidang
sebagai sebuah keharusan bagi umat Islam. Karena itu, Islam memerintahkan
tÏΖÅb¡9$# yŠy‰tã (#θßϑn=÷ètFÏ9 tΑΗ$oΨtΒ …çνu‘£‰s%uρ #Y‘θçΡ tyϑs)ø9$#uρ [!$u‹ÅÊ š[ôϑ¤±9$# Ÿ≅yèy_ “Ï%©!$# uθèδ
∩∈∪ tβθßϑn=ôètƒ 5Θöθs)Ï9 ÏM≈tƒFψ$# ã≅Å_Áx0ム4 Èd,ysø9$$Î/ āωÎ) šÏ9≡sŒ ª!$# t,n=y{ $tΒ 4 z>$|¡Åsø9$#uρ
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-
tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”(QS. Yunus/10:5).
mempelajari ilmu perhitungan yaitu matematika. Maka dari itu sangat rugi jikalau
kecermerlangan dan kedahsyatan otak yang diberikan oleh Allah tidak diasah
52
èπs>($ÏiΒ 7's#ç7/Ψß™ Èe≅ä. ’Îû Ÿ≅Î/$uΖy™ yìö7y™ ôMtFu;/Ρr& >π¬6ym È≅sVyϑx. «!$# È≅‹Î6y™ ’Îû óΟßγs9≡uθøΒr& tβθà)Ï0ΖムtÏ%©!$# ã≅sW¨Β
Pahala menafkahkan harta adalah tujuh ratus kali. Secara matematika, diperoleh
persamaan
M = 700
dengan menyatakan nilai nafkah dan M menyatakan nilai pahala yang diperoleh
Lebesgue.
Telah dijelaskan pada bab sebelumnya yakni pada teorema 2.13 bahwa
jika untuk setiap ε >0 terdapat δ >0 sehingga untuk setiap partisi
S ( f ,Q) − A < ε.
ε
S ( Q; f ) − A < .
2
53
54
Demikian juga berlaku pada B pada nilai integral fungsi f pada [a, b] yaitu
ε
S ( Q; f ) − B < .
2
Q <δ
A − B = A − S ( Q; f ) + S ( Q; f ) − B
≤ A − S ( Q; f ) + S ( Q; f ) − B
≤ S ( Q; f ) − A + S ( Q; f ) − B
ε ε
< +
2 2
A− B <ε
A− B = 0
A= B
Jadi terbukti bahwa pada integral Lebesgue juga berlaku sifat ketunggalan nilai
integral.
Pada integral Riemann telah dibuktikan pada teorema 2.14 sifat-sifat dasar
bahwa pada integral Lebesgue juga berlaku demikian. Adapun sifat kelinieran
Teorema
a. ( L) ∫
E
( f ( x ) + g ( x ) ) dx = ( L)∫ f ( x ) dx + ( L)∫ g ( x ) dx
E E
b. ( L) ∫ α f ( x)dx = α ( L) ∫ f ( x ) dx
E E
Bukti:
dengan Q f < δ1
ε
S ( f ,Q) − A <
2( α + 1)
ε
S ( g, Q ) − B < .
2
Q < δ berlaku
56
S ( f + g ) Q − ( A + B ) = S ( Q, f + g ) − ( A + B )
≤ S ( f , Q) − A + S ( g, Q) − B
ε ε
< + < ε.
2( α + 1) 2
( L) ∫
E
( f ( x ) + g ( x ) ) d x = A + B = ( L) ∫ f ( x ) dx + ( L)∫ g ( x ) dx.
E E
maka
S (α , Q ) − α A = α S ( f , Q ) − A
ε
<α <ε
2( α + 1)
( L) ∫ α f ( x ) dx = α A = α ( L ) ∫ f ( x ) dx.
E E
Pada integral Riemann telah dibuktikan pada teorema 2.15 sifat-sifat dasar
dibuktikan bahwa pada integral Lebesgue juga berlaku demikian. Adapun sifat
( L ) ∫a
b b
f = lim(L) ∫ f n .
n →∞ a
Bukti:
jika ∀ ε > 0 ∋ δ > 0 sehingga untuk partisi Q pada O,, 9P dengan Q < δ artinya
ε
f n < δ1 ⇒ S ( f n , Q ) − A < .
2
ε
f < δ2 ⇒ S ( f , Q ) − A < .
2
Ambil δ terbesar
S ( fn , Q ) − S ( f , Q ) = S ( fn , Q ) − A + A − S ( f , Q )
≤ S ( fn , Q) − A + A − S ( f , Q )
≤ S ( fn , Q) − A + S ( f , Q) − A
ε ε
< + =ε
2 2
S ( f , Q ) → S ( fn , Q )
∞
S ( f ,Q) = ∑S ( f , Q )
n
n→a
ini berarti
( L ) ∫a
b b
f = lim(L) ∫ f n .
n →∞ a
58
Pada integral Riemann telah dibuktikan pada teorema 2.16 sifat-sifat dasar
integral Riemann berlaku sifat Cauchy. Selanjutnya akan dibuktikan bahwa pada
integral Lebesgue juga berlaku demikian. Adapun sifat Cauchy integral Lebesgue
pada E .
terintegral Lebesgue pada E jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0 terdapat
berlaku
S ( f , Q1 ) − S ( f , Q2 ) < ε .
Bukti:
Syarat perlu
Lebesgue ke nilai A pada E maka untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan
ε
Q1 < δ berlaku S ( f , Q1 ) − A <
2
ε
Q2 < δ berlaku S ( f , Q2 ) − A < .
2
59
Sehingga berakibat
S ( f , Q1 ) − S ( f , Q2 ) = S ( f , Q1 ) − A − S ( f , Q2 ) − A
≤ S ( f , Q1 ) − A + S ( f , Q2 ) − A
ε ε
< + <ε
2 2
Syarat Cukup
untuk setiap partisi Q1 dan Q2 pada [ a, b] dengan Q1 < δ dan Q2 < δ berlaku
S ( f , Q1 ) − S ( f , Q2 ) < ε .
partisi Q pada [ a, b] dengan norma yang lebih kecil dari δ . Untuk suatu partisi
S ( f , Q0 ) − S ( f , Q ) < ε
S ( f , Q0 ) − δ < S ( f , Q ) < S ( f , Q0 ) + δ .
b b b b
( R ) ∫ f ( x)dx ≤ ( L) ∫ fd µ ≤ ( L) ∫ fd µ ≤( R ) ∫ f ( x)dx . Dengan demikian,
a a a a
Teorema
[a, b], ditulis f ∈ ℝ → [a, b] jika untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan
jika dan hanya jika fungsi f terintegral Lebesgue ke nilai A pada E , jika untuk
S ( f , Q) − A < ε.
Bukti:
a = inf{ f ( x); x ∈ [a, b]} dan b > sup{ f ( x ) ; x ∈ [ a, b]} di mana nilai b cukup
Q pada [ a , b ] bisa juga diambil dengan ketentuan a < inf{ f ( x ) ; x ∈ [ a, b]} dan
b ≥ sup{ f ( x ) ; x ∈ [ a, b]}.
n n
L ( f , Q ) = ∑mi ( xi − xi −1 ) dan U ( f , Q ) = ∑M i ( xi − xi −1 ) .
i =1 i =1
61
U ( f , P ) ≤ U ( f , Q ).
I − ε < L( f , Q1 ) ≤ I = J ≤ U ( f , Q2 ) < J + ε .
L( f , Q1 ) ≤ L( f , Q) ≤ S ( f , Q) ≤ U ( f , Q) ≤ U ( f , Q2 )
S ( f , Q) − A < ε
atau
S ( f , Q ) − ∫ f ( x ) dx < ε .
b
a
62
lim S ( f , Q ) = A maka
Q →0
A − ∫ f ( x ) dx < ε sehingga ∫ f ( x ) dx = A.
b b
a a
Jadi definisi tipe Riemann sebagai limit jumlah juga sama menurut definisi
S ( f , Q) − A < ε.
Syarat Cukup
n
ε
S ( f , Q) − A = ∑ y m( E ) − A < 2
i =1
n
i i atau
ε n
ε
A− < S ( f , Q ) = ∑ yin m( Ei ) − A < A +
2 i =1 2
Hal ini berlaku untuk sebarang yin ∈ [ yi −1 , yi ] . Jadi, jika diambil yin ∈ [ yi −1 , yi ]
ε n
ε
A− < L( f , Q) = ∑ yi −1m( Ei ) < A +
2 i =1 2
ε n
ε
A− < U ( f , Q) = ∑ yi m( Ei ) < A + .
2 i =1 2
63
Diperoleh
ε ε
U ( f , Q ) − L( f , Q ) < ( A + ) − ( A − ) = ε .
2 2
Dengan demikian, untuk setiap ε > 0 terdapat δ > 0 dan untuk setiap
U ( f , Q) − L( f , Q) < ε
A ≤ U ( f , Q) − L( f , Q) < ε
A ≤ S ( f , Q) < ε
S ( f , Q) − A < ε .
Contoh:
1
Diketahui f ( x) = x 2 , x ∈[0,1] , maka akan dihitung ∫ fd µ
0
a) Terintegral Riemann
b) Terintegral Lebesgue
Penyelesaian:
a. Terintegral Riemann
1− 0
Ambillah Qn = ( x0 , x1 , x2 ,..., xn ). dengan xi − xi −1 = ( ) untuk
n
i = 1, 2, 3,..., n maka
64
i −1 2
mi = inf f ( x) = ( )
x∈[ xi − xi −1 ] n
i
M i = sup = ( ) 2
x∈[ xi − xi−1 ] n
Sehingga
n
U ( f , Qn ) − L( f , Qn ) = ∑ ( M i − mi )( xi − xi −1 )
i =1
n
i k −1 2
= ∑ [( ) 2 − ( ) ]
i =1 n n
n
[∑ (2i + 1)]
= i =1
( n3 )
n 2 + 2n
=
n3
karena itu
lim[U ( f , Qn ) − L ( f , Qn )] = 0.
n →∞
Dengan demikian
n
x 2 dx = lim ∑ M i ( xi − xi −1 )
1
∫0 n →∞
i =1
n
k 1
= lim ∑ ( ) 2 ⋅
n →∞
i =1 n n
n
n(n + 1)(2n + 1)
= lim ∑
n →∞
i =1 6n3
1
=
3
65
b. Terintegral Lebesgue
f [(0,1)] = [0,1].
mi = yi −1 , M i = yi , Ei = ( yi −1 − yi )
yi = f ( xi ) (i = 1, 2,3,...n), µ = xi − xi −1 , sehingga
∑ M µ (E )
1
∫ fd µ = lim i i
0 maks µ ( Ei ) →0
i =1
n
= lim
maksµ ( xi − xi−1 )→0
∑ M (x − x
i =1
i i i −1 )
1
= ∫ f ( x)dx
0
dan
∑ m µ (E )
1
∫ fd µ = lim i i
0 maksµ ( Ei ) →0
i =1
n
= lim
maks µ ( xi − xi−1 )→0
∑ m (x − x
i =1
i i i −1 )[0,1]
1
1 1 1 1 1 1
∫ f ( x )d µ = ∫ f ( x )d µ = ∫ f ( x )d µ = ∫ x dx = x 3 = 2
0 0 0 0 3 0 3
1
1 1 1 1 1 3 1
∫0
f ( x )dx = ∫ f ( x )dx = ∫ f ( x)dx = ∫ x 2 dx =
0 0 0
x =
3 0 3
sehingga
1 1 1
∫ f ( x )d µ = ∫ f ( x)d µ = ∫ f ( x)d µ
0 0 0
Contoh:
a. Terintegral Riemann
b. Terintegral Lebesgue
Penyelesaian:
a. Terintegral Riemann
1 4 9 ( n − 1) n 2
Qn = (0, , , ,..., , ,1).
n2 n2 n2 n2 n2
(i − 1) 2 i 2
Infimum dan supremum dari f pada subinterval [ , 2 ] adalah
n2 n
(i − 1)2 i − 1
mi = =
n2 n
i2 i
Mi = 2
=
n n
2i − 1
Jika diambil xi − xi −1 = ( ) untuk i = 1, 2, 3,..., n
n2
Sehingga didapat
n
L( f , Qn ) = ∑ mi ( xi − xi −1 )
i =1
n
i − 1 2i − 1
=∑ ( 2 )
i =1 n n
n
2 2 3 1
= ∑( 3
i − 3 i− 3)
i =1 n n n
67
n
2 2 3 1
= ∑( 3
i − 3 i− 3)
i =1 n n n
n
2 3 1 n
=
n3
∑i i =1
2
+
n3
i − ∑1
n3 i =1
2 1 1 3 3 1
= + + 2− − 2+ 2
3 n 3n 2n 2n n
2 1 1
= + − 2
3 2n 6n
dan
n
U ( f , Qn ) = ∑ M i ( xi − xi −1 )
i =1
n
i 2i − 1
=∑ ( 2 )
i =1 n n
n
2 2 i
= ∑( i − 3 i)
i =1 n3 n
n
2 1 n
=
n3
∑ i2 −
i =1
∑i
n3 i =1
2 1 1 3 3
= + + 2− − 2
3 n 3n 2n 2n
2 1 1
= + − 2
3 2n 6n
68
Karena itu
2 1 1 2 1 1
lim(U ( f , Qn ) − L( f , Q)) = lim(( + − 2)−( − − 2 ))
3 2n 6n 3 2n 6n
2
= lim
2n
1
= lim
n
=0
Dengan demikian
1
∫0
xdx = lim U ( f , Qn )
2 1 1
= lim( + − 2)
3 2n 6n
2
=
3
b. Terintegral Lebesgue
mi = yi −1 , M i = yi , Ei = ( yi −1 − yi )
yi = f ( xi ) (i = 1, 2,3,...n), µ = xi − xi −1 ,
sehingga
∑ M µ (E )
1
∫ fd µ = lim i i
0 maks µ ( Ei ) → 0
i =1
n
= lim
maks µ ( xi − xi−1 ) → 0
∑ M (x − x
i =1
i i i −1 )
1
= ∫ f ( x)dx
0
69
dan
∑ m µ (E )
1
∫ fd µ = lim i i
0 maks µ ( Ei ) → 0
i =1
n
= lim
maks µ ( xi − xi−1 ) → 0
∑ m (x − x
i =1
i i i −1 )[0,1]
1
1 1 1 1 2 3 2
∫ f ( x)d µ = ∫ f ( x)d µ = ∫ f ( x)d µ = ∫ xdx = x 2 =
0 0 0 0 3 0 3
1
1 1 1 1 2 32 2
∫0
f ( x)dx = ∫ f ( x)dx = ∫ f ( x)dx = ∫
0 0 0
xdx = x =
3 0 3
sehingga
1 1 1
∫ f ( x)d µ = ∫ f ( x)d µ = ∫ f ( x)d µ
0 0 0
Meski keduanya berbeda, tapi mempunyai nilai yang sama. Untuk kaitan integrasi
agama dan kajian skripsi ini penulis mengaitkan integrasinya dengan kesetaraan
antara laki-laki dan perempuan. Pada dasarnya laki-laki dan perempuan memang
berbeda, tapi keduanya mempunyai nilai yang sama dalam beberapa hal. Konsep
ini sama dengan konsep ekuivalensi integral Riemann dan integral Lebesgue.
kesetaraan dan sebagainya. Berkaitan dengan nilai keadilan dan kesetaraan. Islam
umat manusia.
spiritual. Begitu pula, banyak hadist yang menunjukkan kesamaan harkat laki-laki
dan perempuan. Dalam pandangan agama Islam, segala sesuatu diciptakan Allah
perempuan dan laki-laki dalam konteks penciptaan dan proses selanjutnya sebagai
dan laki-laki) adalah “untuk satu tujuan” seperti yang tertulis dalam firman Allah:
yxø0¢Á9$# Ëxx0ô¹$$sù ( ×πu‹Ï?Uψ sπtã$¡¡9$# āχÎ)uρ 3 Èd,ysø9$$Î/ āωÎ) !$yϑåκs]øŠt/ $tΒuρ uÚö‘F{$#uρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# $oΨø)n=yz $tΒuρ
∩∇∈∪ Ÿ≅ŠÏϑpgø:$#
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti
akan datang, Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik” (QS. al-
Hijr/15:85).
71
perempuan yang menyatakan tidak ada perbedaan. Seperti yang termaktub dalam
surat al-Isro/17:70:
4’n?tã óΟßγ≈uΖù=āÒsùuρ ÏM≈t7ÍhŠ©Ü9$# š∅ÏiΒ Νßγ≈oΨø%y—u‘uρ Ìóst7ø9$#uρ Îhy9ø9$# ’Îû öΝßγ≈oΨù=uΗxquρ tΠyŠ#u ûÍ_t/ $oΨøΒ§x. ô‰s)s9uρ
dalam beberapa surat dalam al-Quran antara lain surat ali-Imran/3: 195:
( <Ù÷èt/ .ÏiΒ Νä3àÒ÷èt/ ( 4s\Ρé& ÷ρr& @x.sŒ ÏiΒ Νä3ΨÏiΒ 9≅Ïϑ≈tã Ÿ≅uΗxå ßì‹ÅÊé& Iω ’ÎoΤr& öΝßγš/u‘ öΝßγs9 z>$yftFó™$$sù
öΝÍκÌE$t↔Íh‹y™ öΝåκ÷]tã ¨βtÏe0x._{ (#θè=ÏFè%uρ (#θè=tG≈s%uρ ’Í?‹Î6y™ ’Îû (#ρèŒρé&uρ öΝÏδÌ≈tƒÏŠ ÏΒ (#θã_Ì÷zé&uρ (#ρãy_$yδ tÏ%©!$$sù
∩⊇∈∪ É>#uθ¨W9$# ßó¡ãm …çνy‰ΨÏã ª!$#uρ 3 «!$# ωΨÏã ôÏiΒ $\/#uθrO ã≈yγ÷ΡF{$# $pκÉJøtrB ÏΒ “ÌøgrB ;M≈¨Ζy_ öΝßγ¨Ψn=Ï{÷Š_{uρ
”Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman):
"Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di
antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah
turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir
dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan
yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan
pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang
baik"(Q.S. ali-Imron/3:195).
beriman, bertaqwa dan beramal. Allah juga memberikan peran dan tanggung
jawab yang sama antara lelaki dan perempuan dalam menjalankan kehidupan
spiritualnya. Dan Allah pun memberikan sanksi yang sama terhadap perempuan
dan lelaki untuk semua kesalahan yang dilakukannya. Jadi pada intinya
72
kedudukan dan derajat antara lelaki dan perempuan di “mata” Allah adalah sama,
Dalam hal perolehan pahala beribadah, Allah berfirman pada surat al-
Dzariyat/51:56:
Dalam kapasitas sebagai hamba tidak ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi
hamba ideal. Hamba ideal dalam al-Quran biasa diistilahkan sebagai orang-orang
yang bertaqwa, dan untuk mencapai derajat taqwa ini tidak dikenal adanya
perbedaan jenis kelamin, suku bangsa atau kelompok etnis tertentu sebagaimana
«!$# y‰ΨÏã ö/ä3tΒtò2r& ¨βÎ) 4 (#þθèùu‘$yètGÏ9 Ÿ≅Í←!$t7s%uρ $\/θãèä© öΝä3≈oΨù=yèy_uρ 4s\Ρé&uρ 9x.sŒ ÏiΒ /ä3≈oΨø)n=yz $¯ΡÎ) â¨$¨Ζ9$# $pκš‰r'¯≈tƒ
Dari kutipan ayat di atas jelas bahwa Allah memberikan peluang yang
dari pengabdian kepada umat manusia, dalam istilah Islam, orang-orang yang
beriman kepada Allah harus menghormasti Haqqullah (hak-hak Allah) dan Haqul
73
Allah agar berbuat kebajikan dan akan diberi pahala yang sama untuk kesalehan
mereka. Hal ini dinyatakan dengan jelas dalam sejumlah ayat al-Quran seperti
berikut:
( <Ù÷èt/ .ÏiΒ Νä3àÒ÷èt/ ( 4s\Ρé& ÷ρr& @x.sŒ ÏiΒ Νä3ΨÏiΒ 9≅Ïϑ≈tã Ÿ≅uΗxå ßì‹ÅÊé& Iω ’ÎoΤr& öΝßγš/u‘ öΝßγs9 z>$yftFó™$$sù
öΝÍκÌE$t↔Íh‹y™ öΝåκ÷]tã ¨βtÏe0x._{ (#θè=ÏFè%uρ (#θè=tG≈s%uρ ’Í?‹Î6y™ ’Îû (#ρèŒρé&uρ öΝÏδÌ≈tƒÏŠ ÏΒ (#θã_Ì÷zé&uρ (#ρãy_$yδ tÏ%©!$$sù
∩⊇∈∪ É>#uθ¨W9$# ßó¡ãm …çνy‰ΨÏã ª!$#uρ 3 «!$# ωΨÏã ôÏiΒ $\/#uθrO ã≈yγ÷ΡF{$# $pκÉJøtrB ÏΒ “ÌøgrB ;M≈¨Ζy_ öΝßγ¨Ψn=Ï{÷Š_{uρ
”Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman):
"Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di
antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah
turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir
dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan
yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan
pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang
baik"(QS. ali-Imron/3:195).
Ìs3Ζßϑø9$# Çtã tβöθyγ÷Ζtƒuρ Å∃ρã÷èyϑø9$$Î/ šχρâ÷ß∆ù'tƒ 4 <Ù÷èt/ â!$uŠÏ9÷ρr& öΝßγàÒ÷èt/ àM≈oΨÏΒ÷σßϑø9$#uρ tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$#uρ
¨βÎ) 3 ª!$# ãΝßγçΗxq÷zy™ y7Íׯ≈s9'ρé& 4 ÿ…ã&s!θß™u‘uρ ©!$# šχθãèŠÏÜãƒuρ nο4θx.¨“9$# šχθè?÷σãƒuρ nο4θn=¢Á9$# šχθßϑŠÉ)ãƒuρ
perempuan yang ideal dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individu, baik
dalam bidang spiritual maupun urusan karir profesional, tidak mesti dimonopoli
Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ)uρ ( öΝä3s9 ª!$# Ëx|¡ø0tƒ (#θßs|¡øù$$sù ħÎ=≈yfyϑø9$# †Îû (#θßs¡¡x0s? öΝä3s9 Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ) (#þθãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ
tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ª!$#uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& tÏ%©!$#uρ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ª!$# Æìsùötƒ (#ρâ“à±Σ$$sù (#ρâ“à±Σ$#
∩⊇⊇∪ ×Î7yz
”Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. al- Mujadillah/58:11).
Dari ayat tersebut, kita bisa memahami bahwa orang yang berilmu punya
posisi yang berbeda dengan orang yang tidak berilmu. Ayat-ayat tersebut juga
kualitas keilmuannya.
Dari ayat tersebut juga dapat kita pahami bahwa menuntut ilmu juga
diwajibkan atas laki-laki dan perempuan, karena dalam ayat tersebut tidak
dijelaskan tentang kewajiban pada salah satu pihak. Dalam hal berprestasi Islam
yang ideal dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam
bidang spiritual maupun karier profesional, tidak mesti didominasi oleh satu jenis
kelamin saja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab III, maka diperoleh
1. Sifat yang berlaku pada integral Riemann terbukti juga berlaku pada Integral
terdapat ekuvalensi.
4.2 Saran
menyarankan tidak hanya menggunakan integral Lebesgue saja serta pada interval
[a, b] karena banyak integral lain yang merupakan generalisasi dari integral
Riemann.
75
DAFTAR PUSTAKA
76
RIWAYAT HIDUP