Anda di halaman 1dari 312

Hak Cipta  pada Penulis dan dilindungi Undang-undang

Hak Penerbitan pada Penerbit Universitas Terbuka


Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan - 15418
Banten - Indonesia

Dilarang mengutip sebagian ataupun seluruh buku ini


dalam bentuk apa pun tanpa izin dari penerbit

Edisi Kesatu
Cetakan pertama, April 2007 Cetakan ketiga belas, Agustus 2012
Cetakan kedua, Januari 2008 Cetakan kelima belas, Juni 2013
Cetakan ketujuh, Nopember 2009 Cetakan kedelapan belas, April 2014
Cetakan kedelapan, April 2010 Cetakan kesembilan belas, Juni 2014
Cetakan kesepuluh, April 2011 Cetakan kedua puluh, September 2014

Penulis : Dr. Maman Rumanta, dkk


Penelaah Materi : Krisna Iryani, dkk
Pengembang Desain Instruksional: Hartinawati

Desain Cover & Ilustrator : Sunarty


Lay-outer : Setyahadi
Copy Editor : E. R. Palupi

500
MAT MATERI pokok praktikum IPA di SD; 1 - 9/ PDGK4107/ 3 sks/
Maman Rumanta [et.al]. -- Cet.20; Ed 1 --.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014.
317 hal: ill; 21 cm
ISBN: 979-011-133-9

1. ilmu pengetahuan alam


I. Rumanta, Maman [et.al.]
Daftar Isi

TINJAUAN MATA KULIAH ..…...………………………………….. i

Modul 1: MAKHLUK HIDUP …………………………………… 1.1

Kegiatan Praktikum 1
Ciri-ciri Makhluk Hidup ……………………………………………… 1.3
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 1.4

Kegiatan Praktikum 2
Simbiosis ……………………………………………………………… 1.12
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 1.13

Kegiatan Praktikum 3
Pertumbuhan, Perkembangan, dan Perkembangbiakan Makhluk Hidup 1.16
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 1.17

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 1.28


LAMPIRAN …………………………………………………………... 1.29

Modul 2: MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA …….. 2.1

Kegiatan Praktikum 1
Ekosistem ……………………………………………………………... 2.3
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 2.4

Kegiatan Praktikum 2
Pencemaran Lingkungan ……………………………………………… 2.8
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 2.9

GLOSARIUM ………………………………………………………… 2.14


DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 2.15
LAMPIRAN …………………………………………………………... 2.16
Modul 3: MAKANAN ……………………………………………. 3.1

Kegiatan Praktikum 1
Jenis Zat dalam Makanan ……………………………………………... 3.3
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 3.5

Kegiatan Praktikum 2
Uji Makanan (Uji karbohidrat, lemak, dan protein) …………………... 3.8
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 3.9

Kegiatan Praktikum 3
Pencernaan Makanan …………………................................................. 3.15
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 3.16

GLOSARIUM ………………………………………………………… 3.17


DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 3.18
LAMPIRAN …………………………………………………………... 3.19

Modul 4: MEKANIKA …………………………………………… 4.1

Kegiatan Praktikum 1
Gaya …………………………………………………………………... 4.2
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 4.3

Kegiatan Praktikum 2
Gerak ………………………………………………………………….. 4.10
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 4.11

Kegiatan Praktikum 3
Pesawat Sederhana ……………………………………………………. 4.15
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 4.17

GLOSARIUM ………………………………………………………… 4.22


DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 4.23
LAMPIRAN …………………………………………………………... 4.24
Modul 5: KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT DAN
PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT ………….. 5.1

Kegiatan Praktikum 1
Perubahan Wujud Zat …………………………………………………. 5.3
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 5.4

Kegiatan Praktikum 2
Perpindahan dan Pertukaran Panas pada Suhu Zat …………………… 5.10
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 5.11

Kegiatan Praktikum 3
Perubahan Panas pada Suatu Zat ……………………………………... 5.18
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 5.18

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 5.26


LAMPIRAN …………………………………………………………... 5.27

Modul 6: GELOMBANG …………………………………………. 6.1

Kegiatan Praktikum 1
Jenis dan Bentuk Gelombang …………………………………………. 6.2
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 6.7

Kegiatan Praktikum 2
Getaran dan Bunyi ……………………………………………………. 6.13
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 6.18

Kegiatan Praktikum 3
Telinga …………………………………………………....................... 6.27
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 6.30

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 6.35


LAMPIRAN …………………………………………………………... 6.36

Modul 7: OPTIK ………………………………………………….. 7.1

Kegiatan Praktikum 1
Sifat Cahaya …………………………………………………………... 7.3
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 7.4
Kegiatan Praktikum 2
Lensa Cembung dan Cermin Cekung ………………………………… 7.12
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 7.13

Kegiatan Praktikum 3
Mata …………………………………………………………………... 7.15
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 7.18

GLOSARIUM ………………………………………………………… 7.22


DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 7.23
LAMPIRAN …………………………………………………………... 7.24

Modul 8: LISTRIK DAN MAGNET ……………….…………….. 8.1

Kegiatan Praktikum 1
Kelistrikan …………………………………………………………….. 8.2
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 8.3

Kegiatan Praktikum 2
Kemagnetan …………………………………………………………... 8.10
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 8.10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 8.17


LAMPIRAN …………………………………………………………... 8.18

Modul 9: BUMI DAN ALAM SEMESTA ……………………….. 9.1

Kegiatan Praktikum 1
Udara dan Batuan .…………………………………………………….. 9.3
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 9.4

Kegiatan Praktikum 2
Alam Semesta ………………………………………………………… 9.12
Kegiatan Praktikum …………………………………………………… 9.13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 9.17


LAMPIRAN …………………………………………………………... 9.18
i

Tinjauan Mata Kuliah

S elamat datang dalam mata kuliah Praktikum IPA di SD. Mata kuliah
Praktikum IPA di SD ini terdiri dari topik-topik praktikum makhluk
hidup, makanan, mekanika, kalor, gelombang, optik, listrik, magnet, serta
bumi dan alam semesta. Semua topik-topik praktikum tersebut, konsep-
konsep dan teorinya telah dibahas dalam mata kuliah Konsep Dasar IPA di
SD. Oleh sebab itu, pemahaman atas materi dari mata kuliah tersebut
merupakan prasyarat dalam mengikuti mata kuliah ini. Dalam mata kuliah
Praktikum IPA di SD ini, Anda dapat mengklarifikasi konsep-konsep yang
sudah Anda pelajari dalam mata kuliah Konsep Dasar IPA di SD,
mengembangkan keterampilan bereksperimen dan mengembangkan
keterampilan berpikir dan bekerja ilmiah.
Mata kuliah ini menuntut Anda untuk menerapkan konsep-konsep IPA
pada pelaksanaan praktikum. Diharapkan setelah mengikuti mata kuliah ini
Anda mampu menerapkan konsep-konsep dasar IPA melalui suatu kegiatan
percobaan sehingga Anda sebagai mahasiswa akan lebih memahami konsep
dasar IPA dan terampil dalam mengajar di SD. Kemampuan tersebut akan
dapat Anda lakukan dengan menguasai kompetensi-kompetensi khusus
berikut ini.
1. Melakukan percobaan mengenai makhluk hidup.
2. Melakukan percobaan mengenai ekosistem.
3. Melakukan percobaan mengenai makanan.
4. Melakukan percobaan mengenai mekanika.
5. Melakukan percobaan mengenai kalor.
6. Melakukan percobaan mengenai gelombang.
7. Melakukan percobaan mengenai optik.
8. Melakukan percobaan mengenai listrik dan magnet.
9. Melakukan percobaan mengenai bumi dan alam semesta.

Untuk mencapai kompetensi tersebut, materi mata kuliah ini disusun


dalam sembilan modul sebagai berikut.
Modul 1 : Makhluk Hidup.
Modul 2 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya.
Modul 3 : Makanan.
Modul 4 : Mekanika.
ii

Modul 5 : Kalor.
Modul 6 : Gelombang.
Modul 7 : Optik.
Modul 8 : Listrik dan Magnet.
Modul 9 : Bumi dan Alam Semesta.

Dari tiap modul terdapat beberapa kegiatan percobaan yang pada


umumnya dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok, tetapi
laporan harus dibuat sendiri-sendiri, dan ditulis tangan. Laporan yang
diterima adalah laporan asli dan ditulis dengan tangan.
Seandainya Anda sulit mendapat alat dan bahan seperti yang
dicantumkan dalam materi pokok ini maka alat dan bahan dapat diganti
dengan yang lainnya asalkan masih mempunyai fungsi yang sama.
Dalam menyusun laporan hasil percobaan, Anda harus mencantumkan
hal-hal berikut.
1. Data-data hasil percobaan
Data yang didapat dari hasil percobaan dibuat dengan cara melengkapi
format lembar praktikum yang terdapat di akhir modul praktikum.
2. Gambar/tabel/grafik
Untuk grafik di buat dalam milimeter blok, dan gunakan tabel untuk
mempermudah perhitungan besaran yang akan dicari.
3. Perhitungan (teori ralat atau teori ketidakpastian)
Dalam membuat perhitungan data, gunakan teori ralat dalam menghitung
ketidakpastian (ada dalam Modul 1).
4. Analisis dari perhitungan
Analisa berisikan pembahasan tentang hasil praktikum, meliputi
pembahasan data, hasil perhitungan data, menghubungkan dengan teori
dan memperkirakan penyebab terjadinya perbedaan antara hasil
percobaan dengan teori.
5. Jawaban Pertanyaan
Anda harus menjawab setiap pertanyaan yang ada di setiap modul
praktikum untuk masing-masing judul kegiatan praktikum.
6. Kesimpulan
Kesimpulan berisikan hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis
percobaan, teori yang dapat dibuktikan/dihasilkan dari hasil percobaan,
serta hal- hal yang dapat diketahui dari percobaan.
7. Daftar Pustaka
iii

Agar laporan Anda tidak tercecer maka Anda sebaiknya menjilid rapi
laporan praktikum yang telah Anda buat dan jangan lupa Anda harus punya
kopi laporan yang telah selesai.
Laporan Praktikum harus telah kami terima paling lambat (satu) bulan
sebelum pelaksanaan Ujian Akhir.
Mudah-mudahan Anda dapat melaksanakan kegiatan percobaan wajib
dan pilihan tersebut dengan baik dan benar serta dapat mengirimkan laporan
praktikum asli, tulis tangan pada kami tepat waktu.

Selamat bekerja dan semoga sukses!


Peta Kompetensi iv
Mata Kuliah Praktikum IPA di SD (PDGK4107/3 SKS)
v
Modul 1

Makhluk Hidup

Dr. Maman Rumanta

A pa yang Anda ketahui tentang makhluk hidup? Tentu saja makhluk


hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan, bukan? Ciri-
ciri tersebut membedakannya dari benda tak hidup atau benda mati. Apakah
Anda tahu apa beda antara benda tak hidup dengan benda mati? Benda tak
hidup adalah benda-benda yang tidak pernah hidup, misalnya batu, angin, air,
udara, tanah, dan kendaraan. Benda mati adalah benda-benda yang pernah
hidup kemudian mengalami kematian karena penyakit atau sebab lainnya.
Contoh benda mati, adalah ikan asin, kayu, dan mayat orang.
Makhluk hidup yang ada di bumi ini bersama lingkungannya membentuk
suatu ekosistem. Di dalam ekosistem selalu terjadi saling ketergantungan
antara makhluk hidup dengan makhluk hidup ataupun dengan lingkungan
sekitarnya. Di antara satu spesies dengan spesies lainnya terjadi juga
hubungan yang erat yang disebut simbiosis.
Ciri-ciri makhluk hidup, antara lain melakukan pertumbuhan dan
perkembangbiakan. Tumbuh adalah pertambahan masa dari suatu organisme
yang umumnya ditandai dengan peningkatan ukuran, sedangkan berkembang
biak adalah proses menghasilkan keturunan baru untuk kelangsungan
generasinya.
Dalam modul ini kita akan melakukan kegiatan percobaan yang
berhubungan dengan ciri-ciri makhluk hidup, melalui survei ataupun
melakukan eksperimen langsung. Kegiatan percobaan simbiosis hanya
dilakukan dengan menggunakan metode survei ke lingkungan sekitar. Untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan dilakukan dengan percobaan
perkecambahan tanaman, dan perkembangbiakan Drosophila, serta
perkembangbiakan generatif (seksual) dan vegetatif (aseksual) pada
tumbuhan melalui eksperimen langsung dan survei ke lingkungan sekitar.
Dengan melakukan semua kegiatan ini, kami yakin Anda akan
mempunyai bekal yang cukup untuk melakukan kegiatan praktikum
1.2 Praktikum IPA di SD 

sederhana di sekolah, sehingga Anda lebih percaya diri di depan kelas.


Dengan bekal percobaan tersebut, Anda juga akan terampil mengajar IPA
melalui percobaan dan pemanfaatan alam sekitar, tidak hanya mengajar
konsep, karena IPA lahir dari eksperimen dan pengamatan terhadap alam
sekitar.
Setelah melakukan kegiatan praktikum dalam modul ini, Anda akan
dapat merencanakan, mengorganisasikan, dan melakukan percobaan
sederhana tentang ciri-ciri makhluk hidup, simbiosis, pertumbuhan, dan
perkembangbiakan makhluk hidup.

Secara lebih rinci, setelah melakukan kegiatan praktikum ini, Anda akan
dapat:
1. mengamati ciri-ciri makhluk hidup;
2. mengamati gerak dan pernapasan pada tumbuhan;
3. mengamati pernapasan pada hewan dan manusia;
4. melakukan pengamatan lapangan (survei) tentang keberadaan simbiosis
makhluk hidup di sekitar tempat tinggal Anda;
5. mengamati perkecambahan tumbuhan;
6. mengamati siklus hidup lalat buah (Drosophila sp);
7. mengamati perkembangbiakan generatif (seksual) dan aseksual
(vegetatif) pada tumbuhan.

Agar Anda dapat mengerjakan semua kegiatan praktikum pada modul ini
dengan baik, ikutilah petunjuk berikut.
1. Baca dan kajilah dengan seksama setiap kegiatan praktikum pada modul
ini.
2. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebelum Anda melakukan
kegiatan praktikum.
3. Catatlah setiap hasil kegiatan praktikum pada lembar kegiatan yang
sudah tersedia di akhir modul ini.
4. Buatlah pembahasan seperlunya dan simpulkan hasil kegiatan Anda
dengan ditunjang pembahasan tersebut dengan singkat dan benar.
5. Jawab semua pertanyaan yang terdapat pada setiap bagian akhir dari
kegiatan praktikum.
 PDGK4107/MODUL 1 1.3

Kegiatan Praktikum 1

Ciri-ciri Makhluk Hidup

K etika kita ke luar dari rumah, maka sejak itu pula kita akan
berinteraksi dengan alam sekitar, dengan makhluk hidup maupun
makhluk tak hidup. Mengapa? Bukankah kehidupan kita amat tergantung
pada alam sekitar? Bayangkan jika alam ini kekurangan oksigen, maka
pernapasan kita akan terganggu. Jika kita mempunyai hewan peliharaan,
maka pagi-pagi sekali kita sudah disibukkan dengan memberinya makan,
mengajaknya bercengkerama, dan seterusnya. Begitu pula jika kita punya
taman atau kebun, maka setiap hari kita harus menyiramnya agar tanaman
yang kita pelihara tumbuh subur. Ini merupakan bukti bahwa kita selalu
berhubungan dengan lingkungan baik berupa makhluk hidup maupun
makhluk tak hidup.
Coba Sekarang Anda identifikasi, makhluk hidup dan tak hidup apa saja
yang ada di sekitar tempat tinggal Anda? Selanjutnya coba bandingkan di
antara kedua kelompok makhluk tersebut. Adakah perbedaan di antara
keduanya? Tentu saja berbeda, bukan? Makhluk dari kelompok mana yang
dapat bergerak dan bereaksi terhadap rangsang (iritabilitas)? Tentu saja
makhluk hidup, bukan? Coba Anda kenali lagi ciri-ciri lainnya! Jika Anda
melakukannya dengan baik, maka setidaknya Anda akan mengetahui bahwa
makhluk hidup perlu makan (nutrisi), bernapas, berkembang biak, dan
melakukan pertumbuhan
Gerak dan iritabilitas merupakan salah satu ciri makhluk hidup baik
hewan maupun tumbuhan. Pergerakan pada hewan sangat mudah Anda
amati, sedangkan gerak pada tumbuhan tidak mudah kita amati, kecuali
beberapa tumbuhan tertentu, seperti yang melakukan niktinasti dan
seismonasti [tumbuhan putri malu (Mimosa pudica)]. Gerak tubuh tumbuhan
di bagi atas gerak taksis, nasti, dan tropisme. Gerak taksis adalah gerak
pindah tempat dari seluruh tubuh tumbuhan, hal ini mudah kita lihat pada
tumbuhan bersel satu; gerak nasti adalah gerak dari sebagian tubuh
tumbuhan, di mana arah geraknya tidak ditentukan oleh arah datangnya
rangsang; sedangkan gerak tropisme adalah gerak dari sebagian tubuh
tumbuhan, di mana arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang.
Tropisme positif, jika arah geraknya menuju arah datangnya rangsang,
sebaliknya disebut tropisme negatif, jika arah gerakannya menjauhi arah
datangnya rangsang.
1.4 Praktikum IPA di SD 

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Ciri-ciri Makhluk Hidup

a. Tujuan
Mengamati ciri-ciri makhluk hidup makhluk hidup yang ada di sekitar
tempat tinggal.

b. Alat dan Bahan


1) Alat-alat tulis,
2) Tabel pengamatan,
3) Alam sekitar.

c. Cara Kerja
1) Siapkan alat-alat tulis dan tabel pengamatan yang diperlukan
(gunakan Tabel 1.1 di bagian akhir modul ini).
2) Pergilah ke lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal Anda,
seperti kebun, sawah, hutan, atau lingkungan lainnya, sesuai tempat
tinggal Anda.
3) Temukan lebih kurang 10 makhluk hidup (5 hewan dan 5 tumbuhan)
yang Anda kenal nama jenisnya (minimal nama daerahnya).
4) Catatlah kesepuluh jenis makhluk hidup tersebut dalam lembar
pengamatan.
5) Amatilah ciri-ciri dari setiap makhluk hidup yang telah Anda catat
tersebut, dengan cermat.
6) Bubuhkan tanda cek ( ) sesuai dengan ciri-ciri yang Anda amati,
pada Tabel 1.1, dalam Lembar Kerja yang disediakan di bagian
akhir modul ini.

d. Pertanyaan
1) Apakah tumbuhan memenuhi ciri-ciri gerak dan bereaksi terhadap
rangsang? Jelaskan!
2) Jelaskan persamaan dan perbedaan ciri kehidupan pada hewan dan
tumbuhan!
 PDGK4107/MODUL 1 1.5

2. Gerak pada Tumbuhan

a. Tujuan
1) Mengamati gerak seismonasti.
2) Mengamati gerak niktinasti.
3) Mengamati gerak geotropisme negatif pada tumbuhan.

b. Alat dan Bahan


1) Seismonasti dan Niktinasi
a) Tanaman putri malu dalam pot 1 buah.
b) Kotak dari karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam
1 buah.
c) Stop watch atau jam tangan 1 buah.
d) Alat-alat tulis dan penggaris.
2) Geotropisme
a) Pot berukuran kecil 2 buah.
b) Tanah yang subur secukupnya.
c) Biji kacang merah secukupnya.
d) Air secukupnya.

c. Cara Kerja
1) Seismonasti dan Niktinasti
a) Seismonasti
(1) Sediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang
berisi tanaman putri malu, lembar kerja, alat-alat tulis, dan
penggaris.
(2) Pot putri malu, sebaiknya Anda siapkan beberapa hari
sebelumnya, sehingga ketika akan dilakukan percobaan pot
tersebut dalam keadaan segar. Caranya carilah tanaman
putri malu ukuran sedang selanjutnya Anda ambil tanaman
tersebut dengan menyodoknya dengan skop atau alat
lainnya sehingga tanaman tersebut dapat Anda pindahkan
ke dalam pot tanpa mengganggu bagian akarnya.
(3) Letakkan pot putri malu yang telah Anda siapkan di atas
meja, selanjutnya lakukan sentuhan halus hingga sentuhan
yang paling kasar terhadap daun-daun putri malu tersebut
dengan menggunakan penggaris.
1.6 Praktikum IPA di SD 

(4) Catatlah hasil pengamatan Anda pada Lembar Kerja (Tabel


1.2) di bagian akhir modul ini.

b) Niktinasti
(1) Sediakan dua buah pot putri malu.
(2) Berilah tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot
kedua.
(3) Letakkan pot A di tempat terang dan terbuka.
(4) Simpanlah pot B di atas meja dan tutuplah dengan
menggunakan kotak karton atau kardus yang kedap cahaya
dengan hati-hati agar tidak menyentuhnya.
(5) Biarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah jam.
(6) Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, bukalah dengan
hati-hati (tidak menyentuh tanamannya).
(7) Amati apa yang terjadi dengan daun putri malu tersebut
dan bandingkan dengan daun putri malu pada pot A.
(8) Catatlah hasil pengamatan Anda dan tuangkan hasilnya
pada Lembar Kerja (Tabel 1.3) di bagian akhir modul ini.

Gambar 1.1.
Percobaan niktinasti. (1) Tanaman pada pot A dan B keadaan mula-mula.
(2) tanaman pada pot B ditutup dengan kardus
kedap cahaya dengan alas hitam.
 PDGK4107/MODUL 1 1.7

2) Gerak tropisme (Geotropisme negatif)


a) Buatlah dua buah pot tanaman kacang merah. Caranya tanamlah
3 biji kacang merah dalam setiap pot ukuran kecil (atau botol
air kemasan yang dipotong dan diberi lubang di bagian alasnya)
1-2 minggu sebelum percobaan dimulai. Pembuatan pot
tanaman kacang merah ini sebaiknya di lakukan di tempat
terbuka sehingga tanaman yang dihasilkan berdiri dengan tegak.
b) Jika Anda sudah mendapatkan dua pot tanaman kacang merah
yang cukup baik dan berdiri dengan tegak, selanjutnya beri
label A untuk pot pertama dan label B untuk pot yang lainnya.
c) letakkan pot B secara horizontal (arah mendatar), sedangkan pot
A dibiarkan berdiri (vertikal) dan simpanlah keduanya di
tempat terbuka.
d) Lakukan pengamatan setiap pagi dan sore selama 1 minggu.
e) Tuangkan hasil pengamatan Anda pada Lembar Kerja (Tabel
1.4) di bagian akhir modul ini.

Gambar 1.2.
Perangkat percobaan geotropisme negatif.

d. Pertanyaan
1) Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti!
Jelaskan alasan Anda memilihnya!
2) Apa perbedaan antara niktinasti dengan seismonasti pada percobaan
yang telah Anda lakukan? Jelaskan!
3) Pada percobaan geotropisme yang telah Anda lakukan sebenarnya
Anda juga sekaligus telah membuktikan adanya gerak fototropisme.
Mengapa? Jenis fototropisme apakah yang terjadi? Jelaskan!
1.8 Praktikum IPA di SD 

3. Respirasi pada Makhluk Hidup

a. Tujuan
1) Membuktikan bahwa respirasi memerlukan udara (oksigen).
2) Membuktikan bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida.

b. Alat dan Bahan


1) Untuk membuktikan respirasi perlu udara (oksigen).
a) Botol ukuran kecil 3 buah.
b) Sedotan air kemasan gelas (aqua gelas) 3 buah.
c) Plastisin secukupnya.
d) Vaselin secukupnya.
e) Kapur sirih secukupnya.
f) Kapas secukupnya.
g) Kacang merah/kedelai yang sedang berkecambah secukupnya.
h) Kecoa atau belalang 1 ekor.
i) Pipet tetes 1 buah.
j) Air yang diberi pewarna merah secukupnya.

2) Untuk membuktikan respirasi menghasilkan karbondioksida


a) Kapur tohor atau kapur sirih secukupnya.
b) Air suling, bila tidak ada bisa digunakan air tawar secukupnya.
c) Botol selai atau botol lain yang bermulut agak lebar 3 buah.
d) Plastisin secukupnya.
e) Sedotan limun 6 buah.
d) Spidol 1 buah.
e) Selang plastik kecil 1 meter.
f) Kertas saring (jika perlu) 2 lembar.
g) Corong plastik ukuran kecil 1 buah.

c. Cara Kerja
1) Respirasi Memerlukan Udara (Oksigen)
a) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Masukkan sedikit kapur sirih ke dalam dasar botol, selanjutnya
masukkan kapas secukupnya.
c) Masukkan kacang merah/kedelai yang sedang berkecambah ke
dalam botol yang telah diberi alat kapas pada langkah (b).
d) Lapisi bagian dekat pangkal sedotan air kemasan dengan
segumpal plastisin, kira-kira dapat menyumbat mulut botol,
 PDGK4107/MODUL 1 1.9

selanjutnya masukkan pangkal sedotan air kemasan yang


dilapisi gumpalan plastisin tersebut hingga plastisin menutup
mulut botol, sedotan air kemasan menghubungkan udara luar
dengan udara di dalam botol (lihat Gambar 1.3 E-F)
e) Rapikan plastisin pada mulut botol hingga mulut botol tertutup
dengan rapat dan rapi.
f) Olesi dengan vaselin celah yang terjadi di antara plastisin
dengan sedotan air kemasan gelas agar tidak terjadi kebocoran
udara yang bisa menghambat jalannya percobaan.
g) Respirometer buatan ini selanjutnya diberi label A dengan
menggunakan spidol, kemudian letakkan secara horizontal
(lihat Gambar 1.4A).
h) Lakukan langkah a-g, dengan cara yang sama, namun
kecambah diganti dengan kecoa atau belalang dan diberi label B
(Gambar 1.4B).
i) Lakukan langkah a-g, hanya tanpa menggunakan makhluk
hidup (sebagai kontrol) dan diberi label C (Gambar 1.4C).
j) Dalam waktu yang hampir bersamaan, dengan menggunakan
pipet tetes, tetesilah ujung sedotan air kemasan gelas pada
setiap respirometer dengan air yang diberi pewarna merah.
k) Amatilah tetesan air berwarna pada setiap respirometer, dengan
selang waktu 5 menit selama 5 kali pengamatan.
l) Tuangkan hasil pengamatan Anda pada Lembar Kerja (Tabel
1.5) yang terdapat di bagian akhir modul ini.

Gambar 1.3.
Cara penyiapan respirometer sederhana.
1.10 Praktikum IPA di SD 

Gambar 1.4.
Perangkat percobaan pernapasan aerob memerlukan udara (oksigen).

2) Respirasi Menghasilkan Karbondioksida (CO2)


a) Membuat air kapur jenuh
(1) Larutkan kapur tohor (jenis kapur yang apabila kena air
mengeluarkan panas) atau kapur sirih ke dalam lebih
kurang 250 ml hingga jenuh (sebagian ada yang tidak
melarut).
(2) Biarkan air kapur mengendap semalaman hingga diperoleh
air yang jernih.
(3) Sedotlah air kapur yang jernih dengan selang plastik kecil,
hati-hati agar endapan kapur tidak ikut tersedot (Gambar
1.5 D).
(4) Bila Anda ceroboh, maka endapan kapur akan ikut tersedot
dan air kapur menjadi keruh. Bila hal ini terjadi lakukan
penyaringan dengan menggunakan kertas saring yang
diletakkan pada corong plastik (Gambar 1.5E), hingga
diperoleh air kapur yang benar-benar jernih.

Gambar 1.5. Perangkat penyiapan air kapur untuk percobaan


 PDGK4107/MODUL 1 1.11

b) Tuangkan air kapur jenuh pada botol selai (A), (B), dan (C)
dengan ukuran yang sama, lebih kurang 50 ml.
c) Pasanglah perangkat percobaan lainnya, yaitu sedotan limun
dan plastisin, seperti pada Gambar 1.6 berikut.

Gambar 1.6.
Perangkat percobaan respirasi menghasilkan karbondioksida. Pada botol (A),
sedotan limun (1) tidak menyentuh air kapur, sedangkan sedotan (2)
terendam dalam air kapur; botol (B), sedotan limun (1) terendap air kapur,
sedangkan sedotan limun (2) tidak menyentuh air kapur; pada botol (C),
posisi sedotan limun (1) dan (2) sama dengan (B).

d) Hisaplah udara dari botol A, melalui sedotan limun (1),


gunakan untuk bernapas. Selanjutnya hembuskan napas Anda
pada botol (B) melalui sedotan limun (1).
e) Lakukan langkah (4) berkali-kali hingga air kapur di botol (B)
menjadi keruh.
f) Amati kedudukan air berwarna dalam pipa dari sedotan aqua
gelas pada setiap respirometer.
g) Tuangkan hasil pengamatan Anda pada Lembar Kerja (Tabel
1.6) yang tertera di bagian akhir modul ini.

d. Pertanyaan
1) Apa guna kapur sirih dalam percobaan respirasi memerlukan
oksigen?
2) Apa yang terjadi pada pergerakan tetesan pewarna (eosin) pada alat
respirometer (A), (B), dan (C)? Mengapa hal itu terjadi? Jelaskan!
3) Pada akhir percobaan respirasi menghasilkan karbondioksida, air
kapur pada botol manakah yang paling keruh? Mengapa demikian?
1.12 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 2

Simbiosis

D alam suatu ekosistem selalu terjadi hubungan saling ketergantungan


antara makhluk hidup dengan makhluk hidup dan dengan
lingkungannya. Suatu bentuk hubungan yang sangat erat antara satu spesies
makhluk hidup dengan spesies makhluk hidup lainnya yang hidup bersama
dalam suatu habitat tertentu disebut simbiosis. Ada beberapa jenis simbiosis
yang ada di alam, namun umumnya dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu
parasitisme, komensalisme, dan mutualisme.
Parasitisme adalah suatu hubungan di antara dua spesies (organisme), di
mana satu spesies mendapatkan keuntungan, sedangkan spesies lainnya
(sering disebut inang) dirugikan. Contoh simbiosis parasitisme, adalah antara
cacing perut (cacing gelang) dengan manusia. Dalam hubungan ini cacing
gelang mendapatkan makanan yang banyak di dalam usus halus manusia,
sedangkan manusia akan mendapat kerugian karena banyaknya zat-zat
makanan yang hilang oleh parasit tersebut. Selain itu dalam jumlah yang
sangat banyak parasit tersebut dapat merusak usus halus manusia. Selain
cacing gelang, juga ada cacing pita, cacing hati, atau panu pada manusia.
Coba Anda kemukakan sendiri apa keuntungannya bagi parasit dan apa
kerugiannya bagi inangnya.
Simbiosis komensalisme adalah suatu hubungan simbiosis, di mana
suatu spesies makhluk hidup diuntungkan, sedangkan pihak lainnya tidak
diuntungkan ataupun dirugikan. Contoh umum adalah tanaman epifit yang
banyak hidup di hutan tropis. Tanaman epifit tersebut menumpang hidup di
pohon atau cabang dan ranting pohon tanpa merugikan pohon yang
ditumpanginya.
Simbiosis mutualisme adalah hidup bersama di antara dua spesies
makhluk hidup, di mana kedua spesies tersebut mendapatkan keuntungan.
Contohnya adalah bakteri Rhizobium pada akar tanaman polongan. Bakteri
Rhizobium mendapatkan habitatnya pada akar tanaman, sedangkan tanaman
polongan mendapatkan keuntungan berupa nitrogen yang ditambat oleh
bakteri tersebut. Tanpa bakteri Rhizobium, maka tumbuhan tersebut tidak
dapat mengambil nitrogen dari udara bebas.
 PDGK4107/MODUL 1 1.13

KEGIATAN PRAKTIKUM

1 Simbiosis Parasitisme

a. Tujuan
Mengidentifikasi simbiosis parasitisme di lingkungan sekitar.

b. Alat dan bahan


1) Alat-alat tulis.
2) Lembar pengamatan.
3) Lingkungan sekitar.

c. Cara kerja
1) Siapkan alat bahan yang diperlukan.
2) Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada
pergilah ke kebun atau hutan terdekat.
3) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis parasitisme yang terjadi
antara hewan dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan; atau
antara tumbuhan dengan tumbuhan.
4) Temukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi!
5) Tuliskan hasil identifikasi Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.7)
yang ada di bagian akhir modul ini.
6) Cobalah analisis makhluk hidup mana yang dirugikan dan mana
yang diuntungkan.
7) Jenis keuntungan dan kerugian apa yang terjadi pada hubungan
simbiosis tersebut?
8) Tuangkan hasilnya dengan melengkapi Tabel 1.7.

d. Pertanyaan
1) Apakah hubungan antara kutu anjing dengan anjing merupakan
hubungan parasitisme? Jelaskan!
2) Di antara hubungan parasitisme yang Anda temukan, adakah yang
menyebabkan kematian pada inangnya? Jelaskan!
1.14 Praktikum IPA di SD 

2. Simbiosis Komensalisme

a. Tujuan
Mengidentifikasi simbiosis komensalisme di lingkungan sekitar.

b. Alat dan bahan


1) Alat-alat tulis
2) Lembar pengamatan
3) Lingkungan sekitar

c. Cara kerja
1) Siapkan alat bahan yang diperlukan.
2) Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada
pergilah ke kebun atau hutan terdekat.
3) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis komensalisme yang terjadi
antara hewan dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau
antara tumbuhan dengan tumbuhan.
4) Temukan setidaknya 3-5 hubungan yang terjadi!
5) Tuliskan hasil identifikasi Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.8)
yang ada di bagian akhir modul ini.
6) Cobalah analisis makhluk hidup mana yang diuntungkan dan mana
yang tidak diuntungkan ataupun dirugikan.
7) Jenis keuntungan apa saja yang diperolehnya? Jelaskan!
8) Tuangkan hasilnya dengan melengkapi Tabel 1.8.

d. Pertanyaan
Apakah hubungan komensalisme dalam kadar tertentu dapat
menyebabkan kerugian pada inangnya? Jelaskan dan berikan contohnya!

3. Simbiosis Mutualisme

a. Tujuan
Mengidentifikasi simbiosis mutualisme di lingkungan sekitar.

b. Alat dan bahan


1) Alat-alat tulis.
2) Lembar pengamatan.
3) Lingkungan sekitar.
 PDGK4107/MODUL 1 1.15

c. Cara kerja
1) Siapkan alat bahan yang diperlukan.
2) Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada
pergilah ke kebun atau hutan terdekat.
3) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis mutualisme yang terjadi
antara hewan dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau
antara tumbuhan dengan tumbuhan.
4) Temukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi!
5) Tuliskan hasil identifikasi Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.9)
yang ada di bagian akhir modul ini.
6) Jenis keuntungan apa saja yang diperoleh oleh setiap spesies
anggota simbiosis tersebut? Jelaskan!
7) Tuangkan hasilnya dengan melengkapi Tabel 1.9.

d. Pertanyaan
Di dalam tubuh kita, sebenarnya banyak terjadi simbiosis, coba Anda
sebutkan beberapa contoh simbiosis mutualisme yang ada di tubuh kita!
Jelaskan keuntungan bagi organisme tersebut dan apa pula
keuntungannya bagi tubuh kita.
1.16 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 3

Pertumbuhan, Perkembangan, dan


Perkembangbiakan Makhluk Hidup

S etiap makhluk hidup melakukan pertumbuhan dan perkembangan.


Pertumbuhan merupakan proses yang ditandai oleh adanya pertambahan
ukuran, volume, dan berat suatu organisme. Sedangkan perkembangan secara
umum merupakan suatu proses menuju keadaan yang lebih sempurna. Pada
proses perkembangan ini terjadi proses-proses diferensiasi sel.
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selain ditentukan oleh
faktor genetik, juga sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan, seperti
cahaya, air, makanan dan temperatur.
Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri makhluk hidup guna
kelangsungan jenisnya. Seperti Anda ketahui baik hewan maupun tumbuhan
berkembang biak baik secara generatif maupun vegetatif. Perkembangbiakan
generatif terjadi melalui proses perkawinan, sedangkan perkembangbiakan
vegetatif terjadi melalui berbagai cara, seperti membelah diri, bertunas,
fragmentasi pada hewan rendah, sedangkan pada tumbuhan dengan
menggunakan akar rimpang, geragih, dan umbi. Selain itu perkembangbiakan
vegetatif buatan pada tumbuhan dapat terjadi melalui stek, cangkok, dan
menempel.
Perkembangbiakan tumbuhan tinggi (angiospermae) dilakukan dengan
alat khusus yang disebut bunga. Bunga, pada umumnya terdiri atas tangkai
bunga, dasar bunga, dan hiasan bunga, namun bagian yang terpenting bagi
bunga adalah benang sari, sebagai alat kelamin jantan dan putik, sebagai alat
kelamin betina. Bunga sendiri dibedakan atas 2 golongan, yaitu bunga
lengkap dan bunga tidak lengkap. Disebut bunga lengkap jika suatu bunga
mengandung seluruh komponen bunga seperti kelopak, mahkota bunga,
benang sari dan putik; sebaliknya bila salah satu komponen bunga tersebut
tidak ada disebut bunga tidak lengkap. Untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang bunga lengkap, perhatikan dan cermati Gambar 1.7.
 PDGK4107/MODUL 1 1.17

Gambar 1.7.
Struktur bunga lengkap (Andrews et. al., 1989)

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

a. Tujuan
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang merah.

b. Alat dan Bahan


1) Biji kacang merah 6 buah.
2) Botol jam (selai) 2 buah.
3) Kertas saring secukupnya.
4) Kertas label secukupnya.
5) Gunting 1 buah.

c. Cara Kerja
1) Rendamlah biji kacang merah dalam air semalaman.
2) Lipatlah kertas saring sehingga lebarnya setinggi dasar sampai leher
botol selai. Bila perlu potonglah kelebihannya.
1.18 Praktikum IPA di SD 

3) Gulunglah kertas saring tersebut dan masukkan ke dalam botol selai


sehingga menempel pada dinding botol bagian dalam (lihat Gambar
1.8).

Gambar 1.8.
Cara memasang gulungan kertas saring
di dalam botol selai (Rumanta, 2002)

4) Sisipkan 6 biji kacang merah pada botol selai. Tambahkan air


secukupnya sehingga kertas saring tetap basah (kira-kira 1/10-nya).
5) Simpanlah sediaan di tempat terang tetapi tidak terkena sinar
matahari langsung selama 2 minggu. Jika air tampak berkurang
(kertas saring mengering) tambahkan air secukupnya sehingga
kertas saring tetap basah tetapi permukaan air tidak merendam biji.
6) Amatilah perkecambahan dan pertumbuhan biji-biji tumbuhan dari
sediaan tersebut. Catatlah kapan biji kacang merah mulai
berkecambah, amatilah bagaimana akar, batang dan daun tumbuh.
Dan gambarlah hasilnya pada Lembar Kerja (Tabel 1.10) di bagian
akhir modul ini.

d. Pertanyaan
1) Pada hari ke berapa akar kecambah kacang merah mulai tumbuh?
2) Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut.
Adakah yang arah pertumbuhannya ke atas? Mengapa demikian?

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan

a. Tujuan
1) Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila
sp) dari telur sampai imago (dewasa).
2) Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah.
 PDGK4107/MODUL 1 1.19

Catatan:
Siklus hidup Drosophila sp.
Adapun siklus hidup Drosophila sp adalah sebagai berikut. Telur
Drosophila sp. berbentuk lonjong dengan panjang ± 0,5 mm. Setelah
telur menetas akan terbentuk larva. Larva tumbuh membesar dengan
beberapa kali pergantian kulit. Larva besar kemudian akan bergerak
menuju tutup botol dan lama-lama pergerakannya melamban dan siap
menjadi pupa. Pupa biasanya akan menempel pada dinding kaca dekat
sumbat botol dan pada kertas saring. Mula-mula pupa berwarna kuning,
kemudian menjadi coklat tua dan akhirnya menetas menjadi imago (lalat
dewasa).

b. Alat dan Bahan


1) Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah.
2) Botol jam (selai) 3 buah.
3) Pisang ambon secukupnya.
4) Tape ketela pohon secukupnya.
5) Sendok makan 1 buah.
6) Kertas saring secukupnya.
7) Lalat buah (Drosophila sp.) ± 20 ekor.

c. Cara Kerja
1) Membuat medium lalat buah
Untuk setiap botol selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh
medium. Jadi untuk percobaan ini diperlukan ± 6 sendok makan
penuh medium. Dengan demikian Anda dapat memperkirakan
banyaknya medium yang akan dibuat. Cara membuat medium lalat
buah ikutilah prosedur berikut.
a) Sediakan alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat
tersebut dalam keadaan bersih.
b) Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela
pohon dengan perbandingan 6 pisang : 1 tape menggunakan
penumbuk atau blender.
c) Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam
botol selai, masing-masing 2 sendok makan dan ratakanlah.
d) Masukan kertas saring steril atau kertas tisu yang sudah Anda
lipat ke dalam setiap botol kultur (botol selai).
1.20 Praktikum IPA di SD 

2) Menangkap lalat buah


Lalat buah merupakan sejenis lalat yang ukurannya jauh lebih kecil
dari lalat rumah. Lalat buah biasanya banyak ditemukan di tempat
sampah. Mereka bisa berkerumun pada buah-buahan yang
membusuk di tong sampah, mungkin karena itulah disebut lalat
buah. Untuk menangkapnya lakukan langkah-langkah berikut.
a) Persiapkanlah botol selai dan tutupnya serta kantong plastik
besar.
b) Pergilah ke tempat di mana terdapat tong sampah/tumpukan
sampah.
c) Setelah sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong
plastik besar dengan mulut plastik terbuka lebar dan Anda
pegang pada pangkalnya kemudian arahkan mulut plastik ke
mulut tong sampah terbuka dan buatlah kejutan dengan cara
memukul atau mengguncang-guncang tong sampah.
d) Biasanya lalat buah akan beterbangan dan akan terperangkap ke
dalam kantong plastik yang Anda pegang. Setelah terlihat ada
yang terperangkap tutuplah mulut kantong plastik dengan cepat
sehingga beberapa ekor lalat buah sekarang terperangkap dalam
kantong plastik.

Gambar 1.9.
Cara menangkap lalat buah (Rumanta, 2002).
 PDGK4107/MODUL 1 1.21

3) Mengkultur lalat buah


Setelah botol kultur medium dan lalat buah siap, maka selanjutnya
dilakukan pembiakan, dengan cara sebagai berikut.
a) Masukan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi
dengan hati-hati ke dalam botol kultur, Pekerjaan ini agak sulit
dan mintalah bantuan teman. Jika Anda kesulitan biuslah lalat
buah yang ada dalam plastik tersebut dengan ether/chloroform
yang dimasukkan bersama segumpal kapas. Setelah tampak
terbius tumpahkanlah di atas sehelai kertas. Selagi terbius
masukkan ke dalam botol kultur lebih kurang ekor lalat buah.
Hati-hati jangan sampai terendam/terkena medium. Jadi
sebaiknya diletakkan di atas kertas saring. Biasanya dalam
waktu lebih kurang 5 menit lalat buah akan siuman.
b) Sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik
dan ikatlah dengan karet gelang.
c) Tusuk-tusuklah tutup plastik dengan jarum pentul agar
ventilasinya baik.
d) Tempatkanlah botol kultur di tempat yang teduh dan aman.
e) Amatilah biakan setiap pagi dan sore hari secara teratur.
Misalnya setiap jam 08.00 dan jam 18.00. Pengamatan meliputi
kapan timbul telur, larva, pupa, pupa berubah warna, dan
keluarnya lalat dewasa (imago). Tuangkanlah hasil pengamatan
Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.11).

d. Pertanyaan
1) Pada hari ke berapa lalat buah meletakkan telur-telurnya?
2) Pada hari ke berapa pupa dan lalat dewasa terjadi?

3. Perkembangbiakan tumbuhan

3.1. Perkembangbiakan seksual pada tumbuhan (Struktur Bunga)

a. Tujuan
Mengamati struktur bunga.

b. Alat dan Bahan


1) Struktur bunga
1.22 Praktikum IPA di SD 

a) Loup (kaca pembesar) 1 buah.


b) Pinset 1 buah.
c) Pisau/silet 1 buah.
d) Bunga kembang sepatu 1 buah (bisa diganti dengan bunga lain
yang ada di daerah Anda).

c. Cara Kerja
1) Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya,
perhatikan bagian kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan dasar
bunganya.
2) Gambarlah hasil pengamatan Anda pada Lembar Kerja (Gambar
1.1), dan lengkapilah dengan keterangan gambar.
3) Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk dan warna kelopak
yang Anda amati.
4) Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk dan warnanya!
5) Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyingkirkan bagian
mahkota bunga. Hitunglah jumlah benang sari yang ada. Apakah
benang sari melekat pada mahkota bunga? Catatlah hasil
pengamatan Anda. Dengan menggunakan kaca pembesar (loup),
amatilah bagian kepala sari (anthera). Apakah Anda melihat adanya
serbuk sari yang bentuknya mirip debu pada kepala sari?
6) Amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah
bunga. Catatlah bagaimana bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan
bagian ovarium, tangkai putik, dan kepala putiknya.
7) Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik, dan
kepala putik. Tuangkan hasilnya pada Lembar Kerja (Gambar 1.2)
di bagian akhir modul ini.

d. Pertanyaan
1) Berapa buah benang sari bunga sepatu yang Anda amati?
2) Apa fungsi benang sari dan putik? Jelaskan!

4. Perkembangbiakan vegetatif alami

a. Tujuan
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara
vegetatif alami.
 PDGK4107/MODUL 1 1.23

b. Alat dan bahan


1) Alat-alat tulis dan lembar pengamatan.
2) Tumbuhan yang ada di sekitar Anda.
3) Cangkul kecil (kored - Sunda) atau sekop.

c. Cara Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2) Pergilah ke kebun yang ada di sekitar tempat tinggal Anda.
3) Carilah jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan
vegetatif alami (misalnya: dengan cara bertunas, akar rimpang,
geragih, dan umbi).
4) Galilah tanaman, jika Anda ingin meyakinkan umbi atau akar
rimpang.
5) Gambarkan morfologi tumbuhan yang melakukan
perkembangbiakan vegetatif alami tuangkan hasilnya pada Lembar
Kerja (Tabel 1.12) di bagian akhir modul ini.

5. Perkembangbiakan vegetatif buatan

a. Tujuan
Terampil melakukan perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara
menyambung, okulasi, dan mencangkok.

b. Alat dan bahan


1) Gunting stek.
2) Pisau tajam.
3) Tanah gembur dan humus.
4) Plastik/sabut kelapa.
5) Tanaman untuk keperluan stek, okulasi, nyambung, dan cangkok.
6) Vaselin.

c. Cara kerja
1) Okulasi (menempel)
a) Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel, misalnya tanaman
mangga simanalagi.
b) Tentukan pula jenis tanaman mangga yang masih muda dengan
diameter batang ± 1 cm (sebesar jari kelingking) dan berasal
1.24 Praktikum IPA di SD 

dari biji serta mempunyai sifat batang dan perakaran yang kuat,
untuk dijadikan batang bawah.
c) Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 × 2 cm pada
batang bawah.
d) Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang
akan ditempel (mangga simanalagi atau yang lainnya) dengan
ukuran yang sama dengan torehan pada batang bawah.
e) Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan
tali rafia dan tutuplah celah-celah yang ada dengan
menggunakan vaselin.
f) Setelah tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan
potonglah bagian atas dari tanaman bawah (Gambar 1.10).

Gambar 1.10.
Tahapan pengerjaan okulasi (Rumanta, 2002).

2) Menyambung
a) Carilah tanaman bawah (root stock), kira-kira sebesar jari
kelingking.
b) Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih
kurang 5 cm dari permukaan tanah dan beri sedikit sayatan pada
potongan tersebut (Gambar 1.11 B).
c) Ambillah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-
sifat yang kita inginkan dan ukurannya kira-kira sama dengan
ukuran batang bawah dan dipotong dengan kemiringan yang
sama dengan kemiringan potongan batang bawah dan diberi
 PDGK4107/MODUL 1 1.25

sedikit sayatan pada potongan batang bawah tersebut (Gambar


1.11 C).
d) Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikatlah
dengan menggunakan selotip transparan atau tali rapia (Gambar
1.11 D-E).
e) Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman
tersebut agar tidak terkena sinar matahari terlalu banyak
(Gambar 1.11).

Gambar 1.11.
Menyambung. A. Memotong ranting tanaman yang akan di sambung;
B. memotong tanaman bawah dengan sudut kemiringan yang sama, dan buat
sedikit sayatan pada potongan batang; C. menyayat potongan ranting yang
akan di sambung; D Batang bawah dan atas disambungkan; E. Sambungan
diikat dengan selotip transparan; G. Buanglah ranting-ranting pada tanaman
bawah (Browse, 1979 dalam Rumanta, 2002).

3) Mencangkok
a) Tentukan jenis tanaman yang Anda inginkan untuk dicangkok
(tanaman mangga, jambu, rambutan, atau yang lainnya dengan
syarat memiliki kambium dan mudah Anda jumpai).
1.26 Praktikum IPA di SD 

b) Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter ± 2,5 cm


dan tidak berpenyakit.
c) Kuliti cabang tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm dan berjarak
10-15 cm dari pangkal cabang.
d) Buanglah kambiumnya dengan cara mengeroknya sampai
bersih.
e) Biarkan mengering selama 6 -2 jam.
f) Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang
gembur dicampur kompos secukupnya.
g) Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua
ujungnya (Gambar 1.12).

Gambar 1.12.
Tahapan pengerjaan cangkok (Rumanta, 2002).

d. Pertanyaan
1) Mengapa pada celah-celah tempelan pada percobaan okulasi
sebaiknya diolesi dengan vaselin? Jelaskan!
2) Mengapa setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah
harus dipotong?
3) Pada hari ke berapa tunas-tunas batang yang di sambung pada
percobaan menyambung (enten) mengalami pertumbuhan?
4) Pada hari ke berapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan
kuat?
 PDGK4107/MODUL 1 1.27

5) Pada percobaan mencangkok, setelah kambium dikerok, sebaiknya


sayatan dikeringkan selama 6-12 jam. Apa tujuan perlakuan
tersebut?
6) Pada hari ke berapa akar cangkokan yang Anda kerjakan mulai
tumbuh dan pada hari ke berapa perakaran tersebut sudah cukup
banyak dan siap disemaikan?
7) Biarkan 2-3 minggu sampai tumbuh akar.
8) Potong pangkal ranting yang sudah tumbuh akar dengan
menggunakan gergaji agar tidak mengganggu perakaran.
9) Tanamlah pada tempat yang dikehendaki, siram dan pelihara sampai
tumbuh tanaman dengan baik.
1.28 Praktikum IPA di SD 

Daftar Pustaka

Andrews WA, Andrews BJ, Balconi DA, and Purcell NJ. (1983).
Discovering Biological Science. Ontario: Prentice-Hall, Canada Inc.

Browse PMc. (1979). Plant Propagation. New York: Mitchell Beazley Publ.
Limited.

Kimbal JW. (1967). Biology: A Laboratory Introduction. Massachusetts:


Addison-Wesley Publ. Co.

Kimbal JW. (1983). Biology. 5th Ed. Massachusetts: Addison-Wesley Publ.


Co.

Rumanta, M. (2002). Praktikum Biologi III, Modul 2 dan 4. Jakarta: Pusbit


UT.

Parjatmo, W. (1994). Petunjuk Praktikum Biologi. Modul 3. Jakarta:


Karunika UT.

Hopsons and Wessels. (1990). Essentials of Biology. New York: McGraw-


Hill Publ. Co.
 PDGK4107/MODUL 1 1.29

Lampiran

LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD


PDGK4107 MODUL 1
MAKHLUK HIDUP

NAMA : …………………………………………………………..
NIM : …………………………………………………………..
UPBJJ : …………………………………………………………..

A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1: CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

1. Ciri-ciri Umum Makhluk Hidup

a. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1.
Hasil pengamatan ciri-ciri makhluk hidup

Ciri-ciri Makhluk Hidup *)


No. Nama Makhluk Hidup
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

*) Keterangan:
1. bergerak dan bereaksi terhadap rangsang;
2. bernapas;
3. perlu makan (nutrisi);
4. tumbuh;
5. berkembang.
1.30 Praktikum IPA di SD 

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 1 1.31

2. Gerak pada Tumbuhan

a. Hasil Pengamatan
1) Seismonasti dan Niktinasti

Tabel 1.2.
Hasil pengamatan seismonasti

Jenis sentuhan pada


No. Reaksi daun putri malu Keterangan
daun putri malu
1. Halus
2. Sedang
3. Kasar

Tabel 1.3.
Hasil pengamatan Niktinasti

Reaksi daun putri malu


No. Pot putri malu
Mula-mula ½ jam kemudian
1. Disimpan di tempat terang
2. Ditutup dengan penutup
yang kedap cahaya
3.

2) Geotropisme

Tabel 1.4.
Hasil pengamatan geotropisme negatif

Pengamatan hari ke
Jenis pot Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
A

B
1.32 Praktikum IPA di SD 

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

4) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 1 1.33

3. Respirasi pada Makhluk Hidup

a. Hasil pengamatan

1) Respirasi memerlukan udara (oksigen)

Tabel 1.5.
Hasil pengamatan respirasi memerlukan udara (oksigen)

Keadaan air berwarna pada respirometer, 5 menit:


Respirometer
Pertama Kedua Ketiga Keempat kelima
A
B
C

2) Respirasi menghasilkan karbondioksida

Tabel 1.6.
Hasil pengamatan respirasi menghasilkan karbondioksida

Kondisi akhir
Botol percobaan Kondisi mula-mula
percobaan
A
B
C

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
1.34 Praktikum IPA di SD 

d. Jawaban Pertanyaan
1) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

4) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 1 1.35

B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2: SIMBIOSIS

1. Simbiosis Parasitisme

a. Hasil pengamatan

Tabel 1.7.
Hasil pengamatan simbiosis parasitisme

Pihak yang Pihak yang


Jenis dirugikan diuntungkan
No. hubungan Jenis Jenis
Jenis Jenis
parasitisme makhluk makhluk
kerugian keuntungan
hidup hidup
0
1
2
3
4
5

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
1.36 Praktikum IPA di SD 

2) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2. Simbiosis Komensalisme

a. Hasil Pengamatan

Tabel 1.8.
Hasil pengamatan simbiosis komensalisme

Pihak yang diuntungkan Jenis


makhluk
Jenis hubungan hidup yang
No. Jenis
simbiosis Jenis tidak
makhluk
keuntungan untung dan
hidup
tidak rugi
1
2
3

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 1 1.37

2) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3. Simbiosis Mutualisme

a. Hasil Pengamatan

Tabel 1.9.
Hasil pengamatan simbiosis komensalisme

Pihak I yang Pihak II yang


Jenis diuntungkan diuntungkan
No. hubungan Jenis Jenis
Jenis Jenis
simbiosis makhluk makhluk
keuntungan keuntungan
hidup hidup
1

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
1.38 Praktikum IPA di SD 

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

4) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 1 1.39

C. KEGIATAN PRAKTIKUM 3: PERTUMBUHAN,


PERKEMBANGAN, DAN
PERKEMBANGBIAKAN
MAKHLUK HIDUP

1. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

a. Hasil Pengamatan

Tabel 1.10.
Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang merah

Gambar
Hari pertumbuhan Panjang (mm)
Keterangan
ke kecambah kacang
merah Akar Batang
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
1.40 Praktikum IPA di SD 

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

4) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 1 1.41

2. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

a. Hasil Pengamatan

Tabel 1.11.
Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan lalat buah

Hari ke Waktu pengamatan Kejadian/perubahan

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
1.42 Praktikum IPA di SD 

d. Jawaban Pertanyaan
1) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3. Perkembangbiakan Tumbuhan

3.1. Struktur Bunga

a. Hasil Pengamatan

Gambar 1.1.
Morfologi bunga sepatu
 PDGK4107/MODUL 1 1.43

Gambar 1.1.
Sayatan vertikal bunga sepatu

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
1.44 Praktikum IPA di SD 

3.2. Perkembangan aseksual (vegetatif) alami

a. Hasil pengamatan

Tabel 1.12.
Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan

Nama tumbuhan dan jenis Gambar tumbuhan dengan


No.
perkembangbiakan aseksual perkembangbiakan aseksual
1

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 1 1.45

3.3. Perkembangan aseksual (vegetatif) buatan pada tumbuhan

a. Hasil pengamatan
1) Menempel
Tabel 1.13.
Menempel (okulasi)

No. Kondisi tempelan hari ke:


0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2) Menyambung
Tabel 1.14.
Menyambung (enten)

No. Kondisi tempelan hari ke:


0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.46 Praktikum IPA di SD 

3) Mencangkok
Tabel 1.15.
Mencangkok

No. Kondisi tempelan hari ke:


0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 1 1.47

3) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Modul 2

Makhluk Hidup dan Lingkungannya


Krisna Iryani
Ucu Rahayu

P engenalan lingkungan perlu diberikan kepada anak-anak yang sudah


memasuki usia sekolah. Untuk itu sebagai seorang pengajar harus
memiliki bekal pengetahuan mengenai lingkungan hidup agar dapat mengajar
dengan baik. Pengetahuan tersebut meliputi konsep-konsep dasar maupun
kegiatan praktik sebagai sarana penerapan dari konsep-konsepnya.
Modul praktikum mengenai makhluk hidup dan lingkungannya ini
disediakan agar Anda sebagai pengajar lebih memahami konsep-konsepnya,
serta terampil dalam melakukan percobaan dan pengamatan tentang materi
ini. Dalam modul ini akan dijelaskan kegiatan percobaan dan pengamatan
mengenai ekosistem dan pencemaran lingkungan. Bahasan dari modul ini
diberikan dalam dua kegiatan praktikum, yaitu :
Kegiatan Praktikum 1 : Ekosistem.
Meliputi komponen-komponen ekosistem darat dan
ekosistem perairan.
Kegiatan Praktikum 2 : Pencemaran lingkungan.
Meliputi pengaruh pencemaran air terhadap makhluk
hidup.

Setelah melakukan semua kegiatan praktikum ini Anda diharapkan dapat


lebih memahami konsep-konsep dasar ekosistem dan pencemaran
lingkungan. Secara lebih khusus setelah melakukan kegiatan praktikum ini
Anda akan dapat:
1. menjelaskan komponen-komponen abiotik pada ekosistem darat;
2. menjelaskan komponen-komponen biotik pada ekosistem darat;
3. menjelaskan komponen-komponen abiotik pada ekosistem perairan;
4. menjelaskan komponen-komponen biotik pada ekosistem perairan;
2.2 Praktikum IPA di SD 

5. membedakan ekosistem darat alami dan buatan;


6. membedakan ekosistem darat dan perairan;
7. menyusun rantai makanan;
8. menyusun jaring-jaring makanan; membuat piramida ekologi;
9. menjelaskan pengaruh larutan deterjen terhadap pertumbuhan akar
bawang merah; dan
10. menjelaskan pengaruh larutan deterjen terhadap perkecambahan.

Agar Anda dapat mengerjakan semua kegiatan praktikum dengan baik,


ikutilah petunjuk berikut.
1. Bacalah dengan seksama setiap kegiatan praktikum dalam modul ini.
2. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebelum melakukan kegiatan
praktikum.
3. Catat setiap hasil percobaan atau pengamatan pada Lembar Kerja yang
telah disediakan di belakang modul ini.
4. Buatlah pembahasan seperlunya dan simpulkan hasilnya ditunjang
dengan pembahasan tersebut dengan singkat dan benar.
5. Jawablah semua pertanyaan yang terdapat pada setiap akhir kegiatan.
 PDGK4107/MODUL 2 2.3

Kegiatan Praktikum 1

Ekosistem

E kosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut


proses interaksi dari organisme dengan lingkungannya meliputi aliran
energi, rantai/jaring makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan dan
pengendalian.
Secara struktural dalam suatu ekosistem terdapat komponen biotik yang
terdiri dari produsen (tumbuhan), konsumen (hewan), dan dekomposer
(pengurai), serta komponen abiotik yang terdiri dari bahan anorganik, bahan
organik, dan kondisi iklim. Dengan demikian setiap ekosistem mempunyai
keenam jenis komponen pembentuknya yang saling berinteraksi.
Ditinjau dari cara terbentuknya, terdapat dua jenis ekosistem yaitu
ekosistem alami misalnya hutan, padang rumput, laut, danau, padang pasir,
pantai, dan ekosistem buatan misalnya kolam ikan, sawah, ladang/kebun,
akuarium.
Aliran energi yang terdapat dalam suatu ekosistem dari tumbuhan
sebagai produsen menuju ke berbagai organisme sebagai konsumen terjadi
melalui proses berurutan memakan dan dimakan yang dikenal dengan istilah
rantai makanan. Urutannya adalah sebagai berikut.

Produsen (tumbuhan) konsumen 1 (herbivora) konsumen 2 (karnivora 1)


konsumen 3 (karnivora 2) ... dan seterusnya.

Di dalam satu ekosistem terdapat beberapa rantai makanan yang masing-


masing dapat bercabang dan dapat berhubungan atau berkaitan satu dengan
yang lain. Keadaan
seperti ini dapat digambarkan sebagai satu gambaran jaring-jaring yang
kemudian disebut jaring-jaring makanan.
Organisme penerima energi dalam jumlah yang sama, dikatakan
termasuk dalam tingkatan trofik yang sama. Tumbuhan sebagai produsen
dikatakan menempati tingkat trofik 1. Hewan herbivor atau konsumen primer
menempati tingkat trofik 2, sedang hewan karnivor atau konsumen sekunder
menempati tingkat trofik 3, dan seterusnya. Urutan tingkat trofik dalam
ekosistem membentuk struktur trofik yang dapat digambarkan dalam bentuk
diagram dan dikenal sebagai piramida ekologi.
2.4 Praktikum IPA di SD 

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan 1 : Ekosistem Darat

a. Tujuan
Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem
darat alami dan buatan.

b. Alat dan bahan


1) Seperangkat alat tulis.
2) Loup/kaca pembesar.
3) Barometer.
4) Lingkungan sekitar.

c. Cara Kerja
1) Tentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal atau
sekolah tempat Anda mengajar yang akan kita amati komponen-
komponennya.
2) Setelah Anda temukan tempatnya, kemudian amati komponen-
komponen abiotiknya meliputi suhu udara, pencahayaan, angin,
jenis/warna tanah.
3) Untuk mengetahui suhu udara gunakan barometer, sementara untuk
mengetahui keadaan pencahayaan, angin, atau tanah Anda dapat
memperkirakannya saja.
4) Catat semua data pada Tabel 2.1 dalam Lembar Kerja di belakang
modul ini.
5) Setelah mengamati komponen abiotik, Anda perhatikan komponen
biotiknya. Catatlah semua makhluk hidup yang ada di ekosistem
tersebut.
6) Mulailah mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada. Jika
dapat lengkapi dengan nama latinnya.
7) Catat semua jenis hewan sebagai konsumen yang Anda temui di
ekosistem tersebut, baik yang tetap maupun yang hanya singgah
(hewan terbang).
8) Amati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat di
dalam tanah/dekat permukaan, atau pada sela-sela daun/batang.
Gunakan kaca pembesar jika perlu.
 PDGK4107/MODUL 2 2.5

9) Semua data dicatat pada Tabel 2.2 dalam Lembar Kerja di belakang
modul ini.
10) Sebagai pembanding, tentukan suatu ekosistem darat buatan yang
ada di sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat mengajar Anda.
11) Lakukan semua kegiatan dari nomor 2 sampai dengan nomor 8
seperti di atas. Kemudian semua data dicatat pada Tabel 2.3 dan
Tabel 2.4 dalam Lembar Kerja di belakang modul.
12) Buat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua tipe
ekosistem tersebut.

d. Pertanyaan
Menurut pendapat Anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis
komponen biotik lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara
singkat!

2. Percobaan 2: Ekosistem Perairan

a. Tujuan
Mengamati komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem
perairan.

b. Alat dan bahan


1) Alat tulis.
2) Loup/kaca pembesar.
3) Barometer.
4) Termometer.
5) Lingkungan sekitar.

c. Cara kerja
1) Tentukan satu ekosistem perairan alam atau buatan yang ada di
sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat mengajar Anda.
2) Amati komponen abiotiknya seperti pada percobaan 1 di atas. Catat
semua data pada Tabel 2.5 dalam Lembar Kerja di belakang modul
ini.
3) Amati pula komponen biotiknya seperti pada percobaan 1. Catat
data yang diperoleh pada Tabel 2.6 dalam Lembar Kerja di belakang
modul ini.
4) Buat kesimpulan secara singkat.
2.6 Praktikum IPA di SD 

d. Pertanyaan
Jelaskan menurut pendapat Anda perbedaan apa yang tampak jelas
antara ekosistem darat pada percobaan 1 dengan ekosistem perairan ini.

3. Percobaan 3: Rantai Makanan, Jaring-jaring Makanan, dan


Piramida Ekologi

a. Tujuan
Menentukan rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida
ekologi dalam ekosistem darat dan ekosistem perairan.

b. Alat dan bahan


1) Alat tulis.
2) Lingkungan sekitar.

c. Cara kerja
1) Ekosistem darat
a) Perhatikan data pada Tabel 2.2 atau Tabel 2.4 dari percobaan 1
(pilih salah satu). Buatlah bagan rantai makanan pertama dari
komponen biotiknya, mulai dari tumbuhan sebagai produsen
pada urutan pertamanya.
b) Tentukan jenis hewan pertama sebagai konsumen 1 (herbivor)
pada urutan kedua. Selanjutnya tentukan jenis hewan kedua
sebagai konsumen 2 (karnivor) pada urutan ketiga, dan
seterusnya.
c) Buat beberapa bagan rantai makanan sesuai dengan urutannya,
sehingga semua jenis tumbuhan maupun hewan yang ada sudah
terdapat di dalamnya.
d) Dari beberapa rantai makanan yang sudah ada dan saling
berinteraksi, buatlah jaring-jaring makanannya.
e) Bagan semua rantai makanan dan jaring makanan dibuat pada
Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 dalam Lembar Kerja di belakang
modul ini.
f) Dari bagan semua rantai makanan yang ada pada ekosistem ini,
kelompokkan komponen biotiknya ke dalam tingkat trofik.
Catat data tersebut pada Tabel 2.7 dalam Lembar Kerja di
belakang modul ini.
 PDGK4107/MODUL 2 2.7

g) Dari data pada Tabel 2.7, buat bagan piramida ekologinya


berdasarkan kelompok tingkatan trofik komponen biotiknya
pada Gambar 2.3 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.

2) Ekosistem Perairan
a) Untuk ekosistem perairan, buat bagan rantai makanan dan
jaring-jaring makanannya berdasarkan data pada Tabel 2.6.
Caranya sama seperti yang dilakukan pada ekosistem darat,
poin a) sampai dengan d).
b) Bagan semua rantai makanan dan jaring makanan dibuat pada
Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 dalam Lembar Kerja di belakang
modul ini.
c) Dari bagan semua rantai makanan yang ada pada ekosistem ini,
kelompokkan komponen biotiknya ke dalam tingkat trofik.
Catat data tersebut pada Tabel 2.8 dalam Lembar Kerja di
belakang modul ini.
c) Dari data pada Tabel 2.8, buat bagan piramida ekologinya pada
Gambar 2.6 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.
d) Buat kesimpulan mengenai rantai makanan, jaring-jaring
makanan maupun bagan piramida ekologi dari kedua tipe
ekosistem ini.

d. Pertanyaan
1) Komponen apakah yang sama-sama terdapat pada ekosistem darat
maupun ekosistem perairan? Jelaskan!
2) Ditinjau dari data yang diperoleh, pada ekosistem mana lebih
banyak jenis komponen biotiknya? Mengapa demikian?
2.8 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 2

Pencemaran Lingkungan

P ertumbuhan penduduk yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya


kebutuhan hidup manusia, antara lain kebutuhan akan pangan,
pemukiman, pendidikan, rekreasi, dan kebutuhan-kebutuhan lain. Dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya manusia telah memperoleh
manfaat yang tidak sedikit. Dalam upaya memperoleh manfaat tersebut
ternyata juga dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah baru. Masalah
baru ini dapat mengancam keseimbangan ekosistem (lingkungan) termasuk
manusia, hewan, dan tumbuhan yang hidup di dalamnya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pemukiman misalnya, manusia telah
melakukan pembukaan hutan. Dengan banyaknya hutan yang dibuka untuk
dijadikan tempat pemukiman diharapkan kesejahteraan hidup manusia dapat
meningkat, karena hal itu sejalan dengan pemenuhan kebutuhan akan papan
bagi kehidupan manusia. Namun fungsi hutan sebagai tanah serapan,
penyimpan air hujan penyangga perubahan suhu global dan tempat hidup
hewan-hewan atau tumbuhan tertentu menjadi berkurang, dan ini akan
menimbulkan masalah baru dalam kehidupan. Selain itu penebangan hutan
dapat menyebabkan tanah menjadi gersang dan tidak produktif. Untuk
sementara waktu kesuburan ini bisa dipulihkan dengan pemberian pupuk
kimia. Tetapi pemberian pupuk ini selain dapat meningkatkan produksi
pertanian, juga dapat menyuburkan tanaman pengganggu dan hama tanaman.
Tanaman pengganggu dan hama tanaman tentunya akan menyerang lahan
pertanian karenanya diperlukan obat atau racun yang dapat mengatasi hama
tanaman tersebut. DDT dianggap sebagai pestisida yang paling efektif dalam
membasmi hama karena waktu yang relatif cepat dalam membunuh serangga
dan harganya relatif murah. Dari uraian di atas, tampaklah bahwa kegiatan
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
lingkungan.
Akan tetapi sampah yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida itu juga
cukup besar, di antaranya dapat menyebabkan hama serangga residu dan
dapat membunuh spesies non target. Artinya makhluk hidup lain yang tidak
diharapkan karena akan turut mati terbunuh. Selain itu residu yang
dihasilkannya dapat bertahan di tanah sampai tahunan.
 PDGK4107/MODUL 2 2.9

Selain penggunaan pestisida, penggunaan bahan-bahan kimia lain juga


dapat mengganggu keseimbangan ekosistem seperti penggunaan deterjen
sebagai pembasmi bibit penyakit, deterjen sebagai pembersih, bleaching
(bayclean) sebagai pemutih, dan lain-lain.
Dalam kegiatan praktikum ini akan dapat menunjukkan satu bentuk
pencemaran perairan yang dapat diakibatkan oleh produk industri yang
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu deterjen serbuk.
Deterjen dalam kadar tertentu dapat mengganggu kehidupan organisme target
maupun non target. Dalam kegiatan ini Anda akan mengembangkan
keterampilan proses: mengamati, membuat hipotesis, mengukur dan
menyimpulkan.

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan 1: Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar


bawang merah (Allium cepa).

a. Tujuan
Mengamati pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah

b. Alat dan Bahan


1) Neraca analitik 1 buah.
2) Tabung reaksi 14 buah.
3) Rak tabung reaksi 1 buah.
4) Gelas kimia 1000 mL 7 buah.
5) Pengaduk 7 buah.
6) Mistar dengan skala mm 1 buah.
7) Kertas untuk label secukupnya.
8) Air/ledeng/ air PDAM secukupnya.
9) Bawang merah 14 siung.
10) Deterjen serbuk 1 gram.

c. Cara Kerja
1) Sediakan larutan deterjen serbuk 100%, pengenceran 50%,
pengenceran 25%, pengenceran 12,5%, pengenceran 6,25%,
pengenceran 3,1% serta kontrol yang berupa air ledeng /air PDAM
saja. Lalu simpan larutan yang telah diberi label sebagai berikut.
2.10 Praktikum IPA di SD 

Label 1 : 100%
Label 2 : 50%
Label 3 : 25%
Label 4 : 12,50%
Label 5 : 6,25%
Label 6 : 3,10%
Label kontrol: air ledeng / air PDAM saja.

2) Cara menyediakan larutan


a) Larutkan, satu gram deterjen serbuk ke dalam air ledeng/PDAM
hingga 1000 mL. Kemudian beri label 100%.
b) Ambil 500 mL larutan deterjen 100%, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 50%
c) Ambil 500 mL larutan deterjen 50%, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 25%
d) Ambil 500 mL larutan deterjen 25%, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 12,50%
e) Ambil 500 mL larutan deterjen 12,50%, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 6,25%
f) Ambil 500 mL larutan deterjen 6,25%, lalu tambahkan air
ledeng hingga 1000 mL. Kemudian beri label 3,10%
3) Sediakan bawang merah berukuran sama yang memiliki diameter
hampir sama dengan diameter lubang tabung reaksi berjumlah 14
buah. Kupas kulit epidermis untuk menghindari bahan kimia tersisa
yang terdapat di kulit epidermis tersebut. Kupas juga bagian akar
primordial yang berwarna kecoklatan dari bawang merah tersebut.
Hati-hati agar lingkaran primordial itu tetap tersisa untuk
pertumbuhan akar.
4) Isikan larutan deterjen yang sudah disediakan ke dalam tabung
reaksi hingga penuh. Setiap konsentrasi larutan yang sama diisikan
ke dalam dua tabung reaksi.
5) Letakkan bawang merah dengan posisi calon akar primordial
terletak di bawah hingga menyentuh larutan deterjen.
6) Letakkan pula bawang merah dengan posisi yang sama dengan
bawang merah lain di atas tabung kontrol (yang hanya berisi air
ledeng/PDAM).
 PDGK4107/MODUL 2 2.11

7) Amati pertumbuhan akarnya setiap 24 jam, bila larutannya tampak


berkurang tambahkan lagi hingga penuh.
8) Setelah 72 jam, angkat bawang merah tersebut lalu hitung panjang
akarnya. Rata-ratakan panjang akar yang diperoleh untuk setiap
perlakuan. Bila ada panjang akar yang mencolok perbedaannya
diabaikan (tidak usah dirata-ratakan). Tuliskan hasil pengamatan
Anda pada Tabel 2.9 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.
9) Hitung hambatan pertumbuhannya untuk setiap konsentrasi larutan
dengan menggunakan rumus:

rata - rata panjang akar kontrol rata rata panjang altar konsentrasi x
IG 100%
rata rata panjang akar kontrol

10) Buatlah grafik IG 50/hambatan pertumbuhannya pada Grafik 2.1


dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.

d. Pertanyaan
Berapa konsentrasi larutan deterjen minimum yang menghentikan proses
pertumbuhan akarnya?

2. Percobaan 2: Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan

a. Tujuan
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.

b. Alat dan bahan


1) Neraca analitik/sendok teh 1 buah.
2) Gelas kimia 600 mL 10 buah.
3) Kertas saring/tissue secukupnya.
4) Kertas timah secukupnya.
5) Mistar dengan skala mm 1 buah.
6) Kertas untuk label secukupnya.
7) Gelas kimia 1000 mL 1 buah.
8) Air ledeng secukupnya.
9) Deterjen serbuk 1 gram.
2.12 Praktikum IPA di SD 

c. Cara kerja
1) Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10%
serta kontrol yang berupa air ledeng/PDAM. Lalu simpan cairan
dengan gelas kimia yang telah diberi label sebagai berikut.
a) Label I = 100%.
b) Label II = 50%.
c) Label III = 25%.
d) Label IV = 12,5%.
e) Label V = 6,25'%.
f) Label V I = 3,1%.
g) Label kontrol = (air ledeng/PDAM).
2) Cara menyediakan larutan.
Cara membuat larutan untuk setiap konsentrasi pada praktikum ini
dapat dilihat pada cara menyediakan larutan pada percobaan 1:
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah
(Allium cepa).
3) Sediakan enam gelas kimia lain, beri label kontrol, I, II, III, IV, V,
dan VI. Masing-masing diberi lingkaran kertas saring/kertas tissue
(lihat Gambar 2.1).
4) Masukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. Buanglah
kacang yang mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam
yang digunakan dalam percobaan ini (kacang hijau terpilih).
5) Dari kacang hijau terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan
I, 10 butir dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam
larutan IV, 10 butir dalam larutan V, 10 butir dalam larutan VI dan
10 butir dalam larutan kontrol (air ledeng/PDAM). Biarkan
rendaman selama lima menit.
6) Aturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai.
Atur yang baik agar hilum mengarah ke bawah.
7) Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan
larutan yang berlabel sama, kira-kira 100 mL.
8) Tutup kelima gelas tadi dengan kertas timah sehingga tidak ada
cahaya yang dapat masuk.
9) Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap
pengamatan, ukurlah panjang akar dengan mistar dari luar gelas
piala. Kacang hijau yang tidak tumbuh akarnya dianggap memiliki
panjang akar = 0 mm. Jika pada pengamatan dua hari (48 jam) tidak
 PDGK4107/MODUL 2 2.13

tumbuh akarnya (0 mm), dianggap kacang hijau mati. Catatlah hasil


pengamatan Anda pada lembar kerja Tabel 2.10 di belakang modul.
10) Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi
setelah 24 jam dan 48 jam (Grafik 2.2) dengan menggunakan warna
yang berbeda. Misa1 24 jam dengan warna merah, 48 jam dengan
warna hitam.

d. Pertanyaan
1) Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?
2) Apa kesimpulan Anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau
yang mati?
3) Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus
ditutup dengan kertas timah?
2.14 Praktikum IPA di SD 

Glosarium

IG (inhibition growth) : Hambatan pertumbuhan.


Spesies target : Makhluk hidup yang merupakan sasaran
perlakuan.
Ekosistem : Komunitas makhluk hidup bersama
lingkungannya yang saling berinteraksi.
Komponen abiotik : Faktor lingkungan yang terdapat dalam satu
ekosistem.
Komponen biotik : Makhluk hidup yang terdapat dalam satu
ekosistem.
Rantai makanan : Urutan makhluk hidup dalam ekosistem yang
memungkinkan terjadinya transfer energi
melalui proses makan-dimakan.
Jaring-jaring makanan : Jalinan berupa mata jala dari rantai makanan
yang saling berhubungan dalam suatu
ekosistem.
Piramida ekologi : Diagram struktur dalam komunitas berupa
piramida berdasarkan jumlah energi.
 PDGK4107/MODUL 2 2.15

Daftar Pustaka

Andrew, W.A. et. Al. (1983). Discovering Biological Science. Ontario:


Prentice-Hall Canada Inc.

Murray, J. (1983). Experimental Work in Biology. USA: D.G. Mackean.

Nurdin, I. dkk. (1991). Penuntun Praktikum IPA 2. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Ratnaningsih, A. (1986). Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta: Karunika


Universitas Terbuka.

Salim, E. (1989). Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Muatan


Sumber Wijaya.

Salim, E. (1986). Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.

Soemarwoto, O. (1989). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.


Jakarta: Djambatan.

Subagja, Y. Dkk. (2001). Ekologi. Jakarta: Universitas Terbuka.


2.16 Praktikum IPA di SD 

Lampiran
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA DI SD
EKOSISTEM

Nama : …………………………………………………………
NIM : …………………………………………………………
UPBJJ : …………………………………………………………

A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1: EKOSISTEM

1. Judul Percobaan: Ekosistem Darat

a. Hasil pengamatan

Tabel 2.1.
Komponen abiotik ekosistem darat alami

No. Komponen abiotik Kondisi/keadaan


1
2
3
4
5

Tabel 2.2.
Komponen biotik ekosistem darat alami

No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai


1
2
3
4
5
 PDGK4107/MODUL 2 2.17

Tabel 2.3.
Komponen abiotik ekosistem darat buatan

No. Komponen abiotik Kondisi/keadaan


1
2
3
4
5

Tabel 2.4.
Komponen biotik ekosistem darat buatan

No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai


1
2
3
4
5

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2.18 Praktikum IPA di SD 

2. Judul Percobaan: Ekosistem Perairan

a. Hasil pengamatan

Tabel 2.5.
Komponen abiotik ekosistem perairan

No. Komponen abiotik Kondisi/keadaan


1
2
3
4
5

Tabel 2.6.
Komponen biotik ekosistem perairan

No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai


1
2
3
4
5

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 2 2.19

d. Jawaban Pertanyaan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

3. Judul Percobaan: Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan


piramida ekologi

a. Hasil Pengamatan

1) Ekosistem darat

Rantai makanan 1:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

Rantai makanan 2:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

Rantai makanan 3:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
2.20 Praktikum IPA di SD 

Gambar 2.1.
Bagan jaring-jaring makanan pada ekosistem darat.

Tabel 2.7.
Tingkat trofik komponen biotik pada ekosistem darat.

Tingkat Trofik
No. Pengurai
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
 PDGK4107/MODUL 2 2.21

Gambar 2.3.
Bagan piramida ekologi pada ekosistem darat.

2) Ekosistem perairan

Rantai makanan 1:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

Rantai makanan 2:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

Rantai makanan 3:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
2.22 Praktikum IPA di SD 

Gambar 2.4.
Bagan rantai makanan pada ekosistem perairan.

Gambar 2.5.
Bagan jaring-jaring makanan pada ekosistem perairan.
 PDGK4107/MODUL 2 2.23

Tabel 2.8.
Tingkat trofik komponen biotik pada ekosistem perairan.

Tingkat Trofik
No. Pengurai
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Gambar 2.6.
Bagan piramida ekologi pada ekosistem perairan.

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2.24 Praktikum IPA di SD 

d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

3) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2: PENCEMARAN LINGKUNGAN

1. Judul Percobaan 1: Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan


akar bawang merah

a. Hasil Pengamatan

Tabel 2.9.
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah

No. Konsentrasi Rata-rata panjang akar 1 G (%)


1 Kontrol
2 3,1%
3 6,25%
4 12,5%
5 25%
6 50%
7 100%
 PDGK4107/MODUL 2 2.25

Grafik 2.1.
Grafik hambatan pertumbuhan akar bawang merah.

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2.26 Praktikum IPA di SD 

2. Judul Percobaan 2: Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan

a. Hasil Pengamatan

Tabel 2.10.
Pengaruh deterjen terhadap Tumbuhan.

Konsentrasi Larutan deterjen


No. Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata
Konsentrasi Larutan deterjen
No. Hari ke-2 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata
 PDGK4107/MODUL 2 2.27

Grafik 2.2.
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24 jam.

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2.28 Praktikum IPA di SD 

3) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Modul 3

Makanan
Dra. Anna Ratnaningsih, M. Si.
Drs. Gusti Nurdin, M. Pd.

M akanan dapat diartikan sebagai sesuatu yang dimakan, akan merupakan


bahan baku untuk menyusun tubuh. Bahan makanan sering juga
disebut sebagai bahan pangan, yaitu sesuatu yang umumnya dimasak atau
diolah, lalu disusun menjadi hidangan.
Makanan seimbang adalah makanan yang terdiri dari beraneka ragam
bahan pangan sehingga zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya memenuhi
kecukupan gizi yang dibutuhkan.
Agar dapat mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan tubuh, maka
makanan seimbang hampir tidak mungkin dipenuhi hanya dari satu jenis
bahan pangan.
Makanan mengandung sejumlah zat penting yang biasanya dalam bentuk
yang tidak dapat langsung digunakan. Sebelum makanan dapat digunakan,
makanan harus dicerna dan masuk ke dalam sel makhluk hidup. Makanan
biasanya berukuran sangat besar, oleh sebab itu agar dapat diserap oleh sel,
makanan harus dirombak menjadi molekul-molekul lebih kecil yang sering
disebut dengan nutrien (zat makanan). Pengubahan ini terjadi dalam sistem
pencernaan.
Modul ini disajikan dalam tiga kegiatan praktikum yaitu:
1. Kegiatan Praktikum 1: Jenis zat dalam makanan.
2. Kegiatan Praktikum 2: Uji coba makanan.
3. Kegiatan Praktikum 3: Pencernaan makanan.

Kami berharap setelah Anda melakukan semua percobaan yang ada


dalam modul ini, Anda mempunyai kemampuan untuk mengajarkan materi
dan membimbing praktikum khususnya yang berhubungan dengan makanan.
Karena keterbatasan dari modul ini Anda diharapkan lebih kreatif mencari
sumber lain untuk lebih memperluas wawasan Anda.
3.2 Praktikum IPA di SD 

Secara lebih rinci, setelah melakukan percobaan dalam modul ini,


diharapkan Anda dapat:
1. mengelompokkan bahan makanan berdasarkan kandungan zat gizi
karbohidrat;
2. mengelompokkan bahan makanan berdasarkan kandungan zat gizi
protein;
3. mengelompokkan bahan makanan berdasarkan kandungan zat gizi
lemak;
4. mengelompokkan bahan makanan berdasarkan kandungan vitamin;
5. mengelompokkan bahan makanan berdasarkan kandungan mineral;
6. membuktikan kandungan zat gizi karbohidrat pada bahan makanan;
7. membuktikan kandungan zat gizi protein pada bahan makanan;
8. membuktikan kandungan zat gizi lemak pada bahan makanan;
9. menunjukkan urutan sistem pencernaan.

Agar Anda dapat mengerjakan semua kegiatan praktikum dengan baik,


ikutilah petunjuk berikut.
1. Bacalah dengan seksama setiap kegiatan praktikum dalam modul ini.
2. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebelum melakukan kegiatan
praktikum.
3. Catat setiap hasil percobaan atau pengamatan pada Lembar Kerja yang
telah disediakan di belakang modul ini.
4. Buatlah pembahasan seperlunya dan simpulkan hasilnya ditunjang
dengan pembahasan tersebut dengan singkat dan benar.
5. Jawablah semua pertanyaan yang terdapat pada setiap akhir kegiatan.
 PDGK4107/MODUL 3 3.3

Kegiatan Praktikum 1

Jenis Zat dalam Makanan

B
1.
erbagai jenis bahan makanan yang biasa dihidangkan
dikelompokkan menjadi:
Bahan makanan pokok.
dapat

2. Bahan makanan lauk pauk.


3. Bahan makanan sayur, yang dapat dibedakan menjadi:
a. Sayuran daun;
b. Sayuran buah;
c. Sayuran akar/umbi;
d. Sayuran kacang-kacangan;
e. Sayuran tunas.
4. Bahan makanan buah.

Jika dihubungkan dengan kandungan gizi masing-masing jenis pangan


tersebut, pola menu juga dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Pangan pokok umumnya sebagai sumber karbohidrat.
2. Lauk pauk sebagai sumber protein hewani dan nabati.
3. Sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral.

Pengelompokan makanan dapat juga dikelompokkan berdasarkan slogan


"Empat Sehat Lima Sempurna", yang sudah cukup lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Slogan ini mendidik masyarakat tentang cara
sederhana dan mudah untuk menyusun menu seimbang menurut kemampuan
dan selera masing-masing dan menyadarkan eratnya hubungan antara
makanan dengan kesehatan. Berdasarkan ini, makanan dikelompokkan
menjadi 5 golongan, yaitu:
1. Makanan pokok merupakan sumber zat tenaga (energi).
2. Lauk pauk merupakan makanan sumber zat pembangun.
3. Sayuran merupakan bahan makanan sumber zat pengatur.
4. Buah-buahan merupakan bahan makanan sumber zat pengatur seperti
sayuran.
5. Susu merupakan sumber zat pembangun dan pengatur.
Makanan juga dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi fisiologisnya
yang dikenal dengan istilah TRIGUNA MAKANAN, yaitu untuk bergerak,
3.4 Praktikum IPA di SD 

membangun, dan mengatur. Untuk memperjelas penggolongan makanan


berdasarkan fungsi fisiologis dapat dilihat bagan berikut.

1. Karbohidrat disebut juga hidrat arang atau zat tepung terdapat pada padi-
padian dan umbi-umbian.
2. Protein disebut juga zat putih telur terdapat pada sayur-sayuran (protein
nabati) dan lauk pauk (hewan/protein hewani).
3. Lemak diperlukan tubuh sebagai sumber energi dan cadangan energi.
4. Garam mineral berfungsi sebagai zat pengatur terdapat pada sayuran, air,
ikan asin dan buah-buahan.
5. Vitamin sangat diperlukan tubuh agar organ tubuh bekerja secara
normal, terdapat pada sayuran dan buah-buahan.
6. Air sangat berguna bagi tubuh yaitu sebagai pelarut. Tubuh kita
membutuhkan air relatif banyak.
 PDGK4107/MODUL 3 3.5

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Pengelompokan bahan makanan

a. Tujuan:
Dapat mengelompokkan bahan makanan berdasarkan kandungan zat
gizinya.

b. Alat dan Bahan


1) tempat plastik;
2) 20 macam bahan makanan.

c. Cara Kerja
1) Kumpulkan bahan makanan sebanyak 20 macam.
2) Kelompokkan masing-masing bahan makanan tersebut ke dalam
kelompok karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.
3) Catat semua data masing-masing kelompok itu dalam kolom yang
sudah disediakan pada lembar kerja.
4) Simpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?

d. Pertanyaan
1) Zat makanan (zat gizi) apakah yang sangat diperlukan oleh balita?
2) Zat makanan apakah yang terutama diperlukan untuk orang yang
bekerja?
3) Pada usia lanjut zat makanan apakah yang sangat diperlukan?

2. Pengelompokan sayuran

a. Tujuan:
Dapat mengelompokkan sayuran berdasarkan macamnya.

b. Alat dan Bahan


1) tempat plastik;
2) 20 macam sayuran.

c. Cara Kerja
1) Kumpulkan 20 macam sayuran
3.6 Praktikum IPA di SD 

2) Kelompokkan masing-masing sayuran tersebut ke dalam kelompok


sayuran daun, sayuran buah, sayuran akar/umbi, sayuran kacang-
kacangan dan sayuran tunas.
3) Catat semua data masing-masing kelompok itu dalam kolom yang
sudah disediakan pada lembar kerja.
4) Simpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?

d. Pertanyaan
1) Bila dilihat dari "Triguna Makanan" sayuran termasuk ke dalam
kelompok zat makanan apa saja?
2) Termasuk ke dalam kelompok sayuran manakah melinjo, brokoli,
cabe, bawang merah, dan terong?

3. Membuat menu makanan berdasarkan 4 sehat 5 sempurna

a. Tujuan:
Dapat membuat menu makanan dari bahan makanan sederhana sesuai
dengan slogan 4 sehat 5 sempurna.

b. Alat dan Bahan


1) tempat plastik;
2) berbagai bahan makanan.

c. Cara Kerja
1) Siapkan bahan makanan yang diperlukan untuk membuat menu
makanan.
2) Dari bahan makanan tersebut buatlah menu sederhana yang
memenuhi syarat 4 sehat 5 sempurna.
3) Sebutkan masakan yang dihasilkan dari bahan makanan tersebut
serta masukkan ke dalam kolom yang sudah disediakan pada lembar
kerja.
4) Kelompokkan masing-masing bahan makanan tersebut ke dalam
kelompok makanan pokok.
5) Catat semua data masing-masing kelompok itu ke dalam kolom
yang sudah disediakan pada lembar kerja.
6) Simpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?
 PDGK4107/MODUL 3 3.7

Contoh pengisian tabel

Jenis Kelompok Jenis bahan Zat makanan


No.
masakan makanan makanan Karbohidrat Protein Lemak Vitamin
1 Sup Wortel +
Kentang +
Kol +
dan lain-lain
2 Bakwan Jagung
Terigu
dan lain-lain

d. Pertanyaan
1) Apa yang dimaksud dengan empat sehat lima sempurna? Jelaskan!
2) Apa yang dimaksud dengan triguna pangan? Jelaskan!
3.8 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 2

Uji Makanan
(Uji karbohidrat, lemak, dan protein)

U ntuk memiliki tubuh sehat dan tumbuh secara normal, setiap orang
memerlukan zat makanan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air. Kandungan zat dalam makanan dapat diidentifikasi dalam
suatu pengujian sederhana namun jumlah kandungan setiap zat makanan
dalam bahan makanan hanya dapat diidentifikasi dengan cara yang kompleks.
Karbohidrat atau amilum merupakan senyawa yang terdiri atas unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Untuk mengetahui amilum di dalam bahan
makanan dapat diuji dengan pemberian larutan iodium dalam KI. Amilum
yang ditetesi larutan iodium memperlihatkan perubahan warna menjadi
warna biru tua. Jadi bahan makanan yang mengandung amilum jika ditetesi
larutan iodium dalam KI akan berubah warnanya menjadi biru-ungu atau
biru. Untuk membantu agar warna itu dapat diidentifikasi secara jelas, maka
usahakan memilih bahan makanan yang berwarna putih. Selain itu demi
keamanan dalam penggunaan larutan iodium maka yang perlu diperhatikan
dalam penggunaannya adalah bahwa jangan terlalu pekat dalam mencampur
larutan, karena larutan iodium beracun dan dapat membuat iritasi kulit.
Lemak merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen dengan struktur yang berbeda dari karbohidrat. Untuk mengetahui.
ciri-ciri sumber makanan yang mengandung lemak dapat dilakukan sebagai
berikut, misalnya minyak goreng jika bahan tersebut dipegang atau diraba
maka akan terasa licin, dan bila ditempelkan pada kertas koran, maka kertas
akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada kertas tersebut. Apabila bekas
air pada kertas akan hilang setelah beberapa saat karena air menguap
sehingga kertas akan kering kembali, akan tetapi bekas minyak tidak akan
hilang dan tetap menempel di kertas tersebut karena minyak tidak menguap.
Agar lebih jelas lagi dapat dilakukan pengujian sederhana tentang ada
tidaknya lemak dalam suatu bahan makanan seperti tersebut di atas.
Protein adalah zat makanan penting untuk pertumbuhan, perkembangan,
dan mengganti bagian sel-sel tubuh yang rusak. Keberadaan protein dapat
diuji dengan cara membakar bahan yang akan diuji dengan menambahkan
larutan tembaga sulfat, (perlu diketahui bahwa larutan tembaga sulfat adalah
 PDGK4107/MODUL 3 3.9

racun, hati-hati jangan sampai tertelan). Bahan makanan yang mengandung


protein jika dibakar dapat mengeluarkan bau yang tidak enak seperti bau bulu
ayam yang terbakar, bau tersebut menandakan bau dari protein yang terbakar.
Dalam pemakaian larutan penguji dengan tembaga sulfat terhadap bahan
makanan yang diuji, sebelumnya bahan makanan tersebut diberi larutan air
kapur, dengan tujuan agar bila makanan tersebut tercampur dengan larutan
tembaga sulfat, makanan akan terbentuk menjadi warna ungu. Semakin gelap
warna ungu yang terjadi menunjukkan semakin tinggi pula kadar protein
yang terdapat dalam bahan yang diuji tersebut.

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Uji karbohidrat

a. Tujuan
Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat.

b. Alat dan bahan


1) Piring plastik 1 buah.
2) Pipet 1 buah.
3) Pisang 1 iris kecil.
4) Apel 1 iris kecil.
5) Nasi 2-3 butir.
6) Telur rebus (bagian putihnya) 1 iris kecil.
7) Tahu putih 1 iris kecil.
8) Margarin seujung sendok.
9) Biskuit 1 potong kecil.
10) Tepung terigu 1 sendok kecil.
11) Gula pasir 1 sendok kecil.
12) Kentang 1 iris kecil.
13) Kalium iodida 0,1 M 10 mL.

c. Cara kerja
1) Semua pengamatan harus dicatat dan atau digambar langsung dalam
lembar kerja yang diperuntukkan bagi percobaan ini.
2) Susun semua makanan dan beri nama bahan-bahan makanan yang
akan diuji di atas piring plastik seperti gambar berikut.
3.10 Praktikum IPA di SD 

3) Tetesi satu per satu bahan makanan dengan dua sampai tiga tetes
larutan yodium dalam KI/Lugol. Perhatikan dan catat perubahan
warna pada bagian makanan yang ditetesi larutan yodium. Catatlah
bahan yang diuji manakah yang menunjukkan warna ungu-biru
setelah ditetesi larutan yodium.
4) Catat semua hasil pengamatan ke dalam Lembar Kerja dan buatlah
kesimpulan tentang zat-zat manakah yang mengandung amilum.

d. Pertanyaan
1) Perhatikan bahan makanan nasi, tepung terigu, kentang dan gula
pasir. Setelah diberi larutan, yodium, apakah semuanya
menunjukkan warna biru ungu? Jika tidak, mengapa. Bukankah
semua bahan makanan tersebut termasuk golongan karbohidrat? Jika
ya, jelaskan mengapa?
2) Mengapa ada bahan yang berwarna ungu biru dan ada pula yang
tidak setelah ditetesi larutan yodium?
3) Berdasarkan uji yang telah dilakukan bahan makanan manakah yang
termasuk sumber karbohidrat?
4) Simpulan apa yang dapat dibuat dari hasil percobaan ini?

2. Uji Lemak

a. Tujuan
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung lemak.

b. Alat dan bahan


1) Piring plastik 1 buah.
2) Pipet 2 buah.
 PDGK4107/MODUL 3 3.11

3) Kertas coklat sampul buku ukuran l0 × 10 cm 12 lembar.


4) Lampu senter 1 buah.
5) Lilin 1 buah.
6) sendok 1 buah.
7) Kemiri 2 butir.
8) Margarine 1 sendok kecil.
9) Wortel 1 buah.
10) Seledri 1 tangkai.
11) Biji jagung kering 1 genggam.
12) Singkong kering 1 iris.
13) Kacang tanah yang dikupas kering 3-5 butir.
14) Pepaya 1 potong kecil.
15) Santan 1-3 sendok teh.
16) Minyak goreng 5 mL.
17) Susu 1-3 sendok the.
18) Air 5 mL.

c. Cara kerja
1) Buatlah dua buah kertas coklat sampul buku yang telah dipotong-
potong dengan ukuran l0 × 10 cm 2.
2) Ambil pipet, isap air dengan pipet dan teteskan di atas salah satu
kertas coklat.
3) Ambil pipet yang lain, isap minyak dengan pipet dan teteskan di atas
kertas coklat yang lainnya.
4) Biarkan kedua kertas tersebut selama sekitar sepuluh menit. Sesudah
itu periksa keduanya dengan menghadap cahaya. Amati dan catat
keadaan permukaan kertas tersebut. Manakah kertas yang masih
meninggalkan bekas? Catatan: gunakan hasil ini sebagai
pembanding untuk bahan yang mengandung minyak atau tidak.
5) Ambillah sepuluh kertas coklat yang sama seperti 1). Berilah nomor
dan nama, jenis bahan makanan yang diuji. Bahan makanan yang
diuji (1) kemiri, (2) margarine, (3) seledri, (4) wortel, (5) biji jagung
kering, (6) singkong kering, (7) kacang tanah kering, (8) pepaya, (9)
santan, (10) susu.
6) Haluskanlah kemiri, usap-usap di atas kertas coklat kira-kira
sepuluh kali dan bersihkan sisa kemiri. Biarkan sekitar lima sampai
sepuluh menit.
3.12 Praktikum IPA di SD 

7) Sambil menunggu waktu, kerjakan hal serupa untuk kesembilan


bahan makanan lain. Cairkan margarine di atas sendok dengan
menggunakan panas dari nyala lilin. Teteskan margarine di atas
kertas coklat. Biarkan sekitar sepuluh menit.
8) Usapkan seledri di atas kertas coklat kira-kira sepuluh kali.
Potonglah wortel dan usap-usapkan di atas kertas coklat berulang
kali. Usap-usapkan biji jagung kering di atas kertas coklat berulang-
ulang atau sebanyak sepuluh kali. Lakukan hal yang sama untuk
singkong kering dan kacang tanah kering. Potong-potong pepaya
dan usap-usapkan di atas kertas coklat sebanyak sepuluh kali.
Teteskan air santan pada kertas coklat. Teteskan pula susu pada
kertas coklat yang terakhir. Biarkan kesepuluh kertas coklat ini
selama sepuluh menit.
9) Setelah sepuluh menit, amati kertas coklat satu per satu.
Pergunakanlah lampu atau senter ke arah bekas usapan dari bahan-
bahan makanan yang diuji. Kertas manakah yang meninggalkan
bekas noda minyak? Catatlah basil pengamatan pada tabel di
Lembar kerja

d. Pertanyaan
1) Rabalah/usaplah tetesan bahan makanan kemiri, seledri, dan pepaya.
Bagaimanakah terasanya bekas usapan/tetesan tersebut di tangan
Anda.
2) Ketika bekas usapan/tetasan tersebut diterangi atau di sorot dengan
lampu/senter, bagaimana terlihatnya?
3) Berdasarkan uji yang telah dilakukan manakah bahan makanan
sumber lemak?

3. Uji Protein

a. Tujuan
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung protein.

b. Alat dan bahan


1) Piring plastik 1 buah.
2) Pipet 2 buah.
 PDGK4107/MODUL 3 3.13

3) Lilin 1 buah.
4) Alas gelas/piring kecil (untuk menyimpan lilin yang menyala) 1
buah.
5) Cangkir plastik 1 buah.
6) Sendok makan 1 buah.
7) Korek api 1 dus.
8) Jepitan jemuran/penjepit tabung reaksi 1 buah.
9) Kertas label.
10) Air kapur 10 mL.
11) Air 10 mL.
12) Gula pasir 1 sendok.
13) Putih telur yang telah direbus 1 iris.
14) Roti 1 iris kecil.
15) Tempe 1 iris kecil.
16) Daging ayam 1 iris kecil.
17) Tepung terigu 1 sendok makan.
18) Tembaga sulfat 2 sendok makan.
19) Bulu ayam 1 helai.
20) Seledri 1 batang.
21) Kangkung 1 batang.

c. Cara kerja
1) Nyalakan lilin, dirikan di atas alas gelas (piring kecil atau alas
lainnya). Jepitlah bulu ayam dengan penjepit jemuran/tabung reaksi,
kemudian bakarlah di atas nyala lilin. Amatilah dan jelaskan bau
yang ditimbulkannya. Gunakanlah bulu ayam terbakar ini sebagai
kontrol.
2) Jepitlah satu per satu bahan yang akan diuji, kemudian bakarlah di
atas nyala lilin. Bahan yang diuji adalah seledri, kangkung, putih
telur, roti, tempe, dan daging ayam. Amati bau yang ditimbulkan.
Manakah dari bahan yang dibakar tersebut baunya sama seperti bau
bulu ayam yang terbakar.
3) Buatlah kesimpulan, manakah bahan makanan yang mengandung
protein berdasarkan uji pembakaran.
4) Selanjutnya lakukanlah dengan cara uji dengan menggunakan
tembaga sulfat sebagai berikut: (1) larutkan dua sendok makan
tembaga sulfat ke dalam 1 cangkir air. (2) aturlah bahan makanan
3.14 Praktikum IPA di SD 

yang akan diuji di atas piring plastik. Bahan makanan yang akan
diuji meliputi gula pasir, roti, tempe, daging ayam, dan tepung
terigu.
5) Siapkan pipet sebanyak dua buah, berikan label satu untuk mengisap
air dan yang lainnya untuk mengisap larutan tembaga sulfat. Harus
diingat bahwa kedua pipet tersebut jangan saling tertukar, artinya
jika sejak pertama dipakai untuk mengisap air kapur seterusnya
dipakai untuk mengisap air kapur, demikian juga jika pertama
dipakai untuk mengisap larutan tembaga sulfat maka seterusnya
untuk larutan tembaga sulfat.
6) Berikan dua tetes larutan kapur untuk setiap bahan makanan yang
diuji. Pada daerah bekas tetesan air kapur, berikan pula dua tetes
tembaga sulfat. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi ke
dalam lembar kerja yang sudah tersedia.

d. Pertanyaan
1) Apakah semua bahan makanan yang diuji menunjukkan warna yang
sama?
2) Perhatikan putih telur rebus, roti, clan tempe waktu dibakar.
Identifikasi bau yang ditimbulkannya, jelaskan kira-kira bau apa
dari masing-masing bahan makanan yang dibakar tersebut.
3) Pada saat diberi air kapur dan larutan tembaga sulfat terhadap putih
telur rebus, tempe, dan daging ayam, manakah yang menunjukkan
warna ungu? Apakah keunggulannya sama? Manakah yang ungunya
lebih muda dan yang paling tua? Mengapa demikian?
4) Berdasarkan uji yang telah dilakukan manakah bahan makanan
sumber protein?
 PDGK4107/MODUL 3 3.15

Kegiatan Praktikum 3

Pencernaan Makanan

M akanan/zat yang ada di luar tubuh kita tersusun dari molekul-molekul


yang sangat kompleks. Agar makanan dapat dipergunakan oleh tubuh,
maka diperlukan adanya proses yang dapat menyederhanakan molekul-
molekul tersebut untuk diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh. Enzim
memegang peranan paling penting dalam pencernaan ini. Enzim ini
dihasilkan di dalam usus dan berfungsi untuk membantu menghancurkan
makanan. Beberapa enzim bekerja dalam keadaan asam, sedangkan yang lain
dalam keadaan basa.
Proses penyederhanaan makanan terjadi baik secara mekanik maupun
kimiawi serta pembuangan sisa-sisanya dilangsungkan oleh berbagai struktur
yang tergabung di dalam sistem pencernaan. Pencernaan secara mekanik
adalah cara menghaluskan (memecah) makanan dengan menggunakan otot-
otot dan alat bantu lainnya. Pencernaan mekanik berlangsung saat makanan
berada di dalam rongga mulut. Dalam hal ini gigi mengunyah dan memotong
makanan, sedangkan lidah mengatur posisi makanan. Sebagai zat pelarut atau
pelumas, ludah berperan sebagai pengaduk makanan agar mudah ditelan.
Proses kimiawi disebut juga enzimatis. Makanan yang telah dilumatkan
oleh pencernaan mekanik kemudian masuk ke dalam lambung. Di dalam
usus, makanan dicerna lagi dengan bantuan zat kimia yang disebut enzim,
yaitu cairan yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Zat ini berperan
memecah makanan sehingga dihasilkan sari makanan. Selanjutnya sari
makanan. yang telah siap diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh. Proses
pencernaan meliputi proses ingesti (makan), absorbsi (penyerapan) dan egesti
atau defekasi (pembuangan sisa-sisa makanan yang tidak tercerna) yang
terjadi di dalam suatu sistem berbentuk pipa panjang mulai dari mulut sampai
ke anus.
Alat pencernaan terdiri dari mulut, eosofagus, lambung, usus halus, usus
besar, rektum, anus, dan organ-organ lain yang berperan dalam proses
pencernaan, seperti hati, empedu, dan pankreas.
3.16 Praktikum IPA di SD 

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Struktur Sistem Pencernaan

a. Tujuan:
Dapat mengurutkan bagian dari sistem pencernaan.

b. Alat dan Bahan


1) Gambar sistem pencernaan.
2) Alat tulis.

c. Cara Kerja
1) Perhatikan gambar sistem pencernaan yang terdapat pada lembar
kerja di akhir modul ini.
2) Urutkanlah sistem pencernaan tersebut mulai dari mulut.
3) Tuliskan bagian-bagian tadi pada lembar kerja.
4) Simpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?

d. Pertanyaan
1) Sebutkan bagian dari sistem pencernaan yang menghasilkan enzim!
2) Enzim apa saja yang dihasilkan oleh organ-organ tersebut?
3) Enzim-enzim tersebut dapat mengubah zat makanan apa saja dan
menjadi apa? Uraikan dengan jelas!
 PDGK4107/MODUL 3 3.17

Glosarium

Karbohidrat : Senyawa organik yang terdiri atas unsur-unsur C, H,


(carbohydrate) dan O berumus umum Cx (H2O)y, seperti glukosa
(beratom karbon 6), sukrosa, laktosa, dan maltosa
(beratom karbon 12), pati, glikogen, selulosa, yang
merupakan sumber energi bagi makhluk hidup.
Lemak (fat) : Substansi berupa ester gliserol dengan asam lemak,
lazimnya dengan asam oleat, asam palmitat, atau asam
stearat, pada suhu kamar umumnya berbentuk padat,
dapat dibuat dengan menghidrolisiskan minyak,
terdapat dalam jaringan tumbuhan atau hewan.
Protein (protein) : Polipeptida asam-asam amino dengan berat molekul
yang tinggi, dibentuk oleh sel-sel hidup,
diklasifikasikan berdasarkan daya larut (albumin,
globulin, skleroprotein), fungsi (enzim, hormon,
antibodi), bentuk (berbutir, berserat), dan komposisi
(sederhana, konjugasi, derivatif).
Enzim : Protein yang berkhasiat sebagai katalisator biologi.
Ingesti : Pemasukan substansi ke dalam tubuh.
Absorbsi : Penyerapan.
Egesti : Proses pengeluaran sisa makanan dari tubuh.
3.18 Praktikum IPA di SD 

Daftar Pustaka

Burton, I. J. (2001). Biology. United Kingdom: Cambridge University Press.

Carola, R,. et al. (1992). Human Anatomy & Physiology, 2nd Ed. New York:
McGraw Hill Inc.

Guyer, MY, & Charles. E.L. (1964). Animal Biology, 5th Ed. New York:
Harper & Row Publishing.

Idel, A. & A. Halim. Pintar Biologi Untuk SMP Kelas 1, 2, 3. Surabaya:


Gitamedia Press.

Ichsan, M. dkk. (2001). Ilmu Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Martin, J. (2002). Biology. London: Cambridge University Press.

Muchtadi, D. (2003). Pangan dan Gizi. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas


Terbuka, Jakarta.

Rifai M.A. (2002). Kamus Biologi. Jakarta: Balai Pustaka, Jakarta.

Riyadi, H. (1999). Gizi dan Kesehatan Keluarga. Jakarta: Universitas


Terbuka, Jakarta.

Wahyuningsih, T. (2002). Praktikum Biologi III. Jakarta: Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka, Jakarta.

Ward, B.R. (1982). Makanan & Pencernaan. Semarang: Penerbit PT


Mandira.
 PDGK4107/MODUL 3 3.19

Lampiran

LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM IPA DASAR DI SD

MAKANAN

Nama : ………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………….
UPBJJ : ………………………………………………………….

A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1

1. Judul Percobaan: Pengelompokan Bahan Makanan

a. Hasil pengamatan
Pengelompokan bahan makanan berdasarkan zat gizi.

No. Jenis bahan makanan Karbohidrat Protein Lemak Vitamin


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3.20 Praktikum IPA di SD 

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

2) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

3) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

2. Judul Percobaan: Pengelompokan Sayuran

a. Hasil pengamatan
Pengelompokan sayuran

Jenis bahan Sayuran Sayuran Sayuran Sayuran kacang- Sayuran


No.
makanan daun buah akar/umbi kacangan tunas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
 PDGK4107/MODUL 3 3.21

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

2) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
3.22 Praktikum IPA di SD 

3. Judul Percobaan: Membuat menu makanan berdasarkan 4 sehat


lima sempurna

a. Hasil pengamatan

Menu yang dibuat:


…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

Jenis Zat makanan


Jenis Kelompok
No. bahan
masakan makanan Karbohidrat Protein Lemak Vitamin
makanan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 3 3.23

d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

2) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
3.24 Praktikum IPA di SD 

B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2

1. Judul Percobaan: Uji Karbohidrat

a. Hasil pengamatan
Uji Karbohidrat

Warna
No. Bahan makanan Sebelum diberi Sesudah diberi Keterangan
yodium yodium
1 Pisang
2 Apel
3 Nasi
4 Telur rebus (bagian putih)
5 Tahu putih
6 Margarin
7 Biskuit
8 Tepung terigu
9 Gula pasir
10 Kentang

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
 PDGK4107/MODUL 3 3.25

2) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

3) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

4) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

2. Judul Percobaan: Uji Lemak

a. Hasil pengamatan
Uji lemak

Meninggalkan bekas noda minyak


No. Bahan yang diuji Keterangan
Ya Tidak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3.26 Praktikum IPA di SD 

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

2) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
 PDGK4107/MODUL 3 3.27

3. Judul Percobaan: Uji Protein

a. Hasil pengamatan
Uji Protein

Mengandung Protein
No. Jenis bahan makanan Keterangan
Ya Tidak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
3.28 Praktikum IPA di SD 

2) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

3) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

4) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

C. KEGIATAN PRAKTIKUM 3

1. Judul Percobaan: Struktur sistem pencernaan

a. Hasil Pengamatan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
 PDGK4107/MODUL 3 3.29

d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

2) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

3) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...

4) ………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
Modul 4

Mekanika
Drs. Ichwan
Tuti Purwoningsih, S.Pd.

D alam Modul 4 ini Anda akan melakukan praktikum tentang mekanika.


Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak benda.
Modul praktikum ini terdiri dari 2 kegiatan praktikum yaitu: Kegiatan
Praktikum 1 tentang gaya, Kegiatan Praktikum 2 tentang gerak, sedangkan
pada Kegiatan Praktikum 3 tentang pesawat sederhana.
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
konsep dan peranan gaya, percobaan tentang GLB, dan GLBB serta dapat
menjelaskan hubungan antara kecepatan dan percepatan. Secara terinci
mahasiswa diharapkan dapat:
1. menunjukkan gejala adanya gaya listrik statis;
2. menunjukkan gejala adanya gaya magnet;
3. menunjukkan gejala adanya gaya gesek;
4. menunjukkan gejala adanya gaya pegas;
5. menunjukkan gejala adanya gaya berat (gaya gravitasi);
6. menggambarkan perpaduan antara 2 gaya.
7. menghitung jarak benda yang diperlukan;
8. menghitung waktu yang diperlukan;
9. menghitung kecepatan benda;
10. menghitung percepatan benda;
11. membuat grafik hubungan antara jarak dan waktu;
12. membuat grafik hubungan antara kecepatan dan waktu.

Semua pengamatan harus dicatat dan atau digambar langsung dalam


lembar kerja yang diperuntukkan bagi percobaan ini yang ada di akhir modul.
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk.
Selamat bekerja.
4.2 Praktikum IPA di SD

Kegiatan Praktikum 1

Gaya

G aya merupakan suatu besaran yang memiliki besar dan arah (besaran
vektor). Gaya dapat menyebabkan suatu benda diam menjadi bergerak,
misalnya sewaktu kita mendorong atau menarik kursi. Sebaliknya, gaya dapat
pula menyebabkan benda bergerak menjadi berhenti, misalnya gaya gesek
antara ban dengan jalan sewaktu kita mengerem sepeda motor atau mobil
yang sedang berjalan. Contoh yang lain, misalnya dengan ketapel, seorang
anak dapat “melemparkan” kerikil sangat jauh karena karet pada ketapel
memiliki gaya pegas. Bola yang kita lepaskan dari ketinggian tertentu akan
jatuh ke permukaan bumi karena memiliki gaya berat.
Gaya listrik statis dapat Anda lihat gejalanya dengan menggosokkan sisir
plastik ke rambut yang kering, sedangkan gaya magnet dapat Anda lihat jika
magnet batang didekatkan pada sebuah logam yang kecil. Gaya gesek dapat
Anda lakukan dengan cara mendorong benda yang diletakkan di atas bidang
datar yang kasar. Untuk menunjukkan adanya gaya pegas, saat Anda naik
mobil, Anda tetap merasakan nikmat meskipun jalannya bergelombang atau
ada yang berlubang. Untuk menunjukkan gejala adanya gaya berat, Anda
dapat melakukannya dengan cara mengangkat sebuah kursi.
Selanjutnya untuk menggambarkan perpaduan antara dua gaya dapat
dijelaskan, misalnya apabila pada sebuah benda bekerja beberapa gaya, tetapi
benda tersebut tetap diam, maka kita dapat mengatakan bahwa resultan gaya-
gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol. Untuk menunjukkan hal-
hal tersebut di atas Anda harus melakukan percobaannya.
PDGK4107/MODUL 4 4.3

KEGIATAN PRAKTIKUM

A. GAYA LISTRIK STATIS

1. Alat dan Bahan


a. Sisir plastik.
b. Rambut seseorang yang agak tebal dan kering.
c. Potongan-potongan kertas kecil.

2. Cara Kerja
a. Isilah lembar kerja sesuai
dengan petunjuk!
b. Sisirlah rambut kering
yang agak tebal dengan
sisir plastik.
c. Kemudian dekatkan sisir
plastik itu ke potongan-
potongan kertas kecil, Gambar 4.1.
d. Amati apa yang terjadi? sisir yang telah digosok dengan rambut
kering didekatkan dengan potongan
kertas

B. GAYA MAGNET

1. Alat dan Bahan


a. Magnet batang
b. Jarum jahit
c. Aluminium
d. Seng
e. Seutas Benang jahit
f. Potongan Plastik
g. Potongan Kertas
h. Statif
i. Isolasi plastik
4.4 Praktikum IPA di SD

2. Cara kerja
a. Isilah lembar kerja sesuai
dengan petunjuk!
b. Dekatkan magnet batang
dengan bahan yang tersedia
tetapi tidak sampai
bersentuhan seperti gambar
4.2.
c. Amati apa yang terjadi
d. Masukkan data dalam tabel
Gambar 4.2.
pengamatan
Magnet batang yang didekatkan
dengan seng

Tabel 4.1. Pengamatan gaya magnet

Tertarik/tak
No. Magnet Bahan
tertarik
1. Magnet Jarum jahit ........
2. Magnet Aluminium ........
3. Magnet Seng ........
4. Magnet Benang jahit ........
5. Magnet Plastik ........
6. Magnet Kertas .........

C. GAYA GESEK

1. Alat dan Bahan


a. Kereta
b. Neraca Pegas 2 buah
c. Balok Kayu 5 × 5 × 10 cm (Atau
benda lainnya)
PDGK4107/MODUL 4 4.5

2. Cara Kerja
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!
a. Letakkan sebuah balok kayu di atas meja.
b. Kaitkan ujung neraca pegas pada balok (seperti tampak pada
gambar).
c. Tariklah neraca pegas ke kanan perlahan-lahan, dan catat
penunjukkan pada skala neraca pegas (saat balok mulai bergerak).
d. Tarik terus sampai balok bergerak dan catat berapa gaya yang
diperlukan untuk bergerak.

Gambar 4.3. Gaya gesek benda

Tabel 4.2. Pengamatan gaya gesek

Keadaan Penunjukkan
No.
Balok Neraca Pegas (Newton)
1. Sebelum Bergerak …………….
2. Saat akan Bergerak …………….
3. Sesudah Bergerak …………….

D. GAYA PEGAS

1. Alat dan bahan


a. Karet gelang
b. Penggaris
c. Beban 20 gr
d. Statif
4.6 Praktikum IPA di SD

2. Cara kerja
Isilah lembar kerja sesuai dengan
petunjuk!
a. Ambil seutas karet gelang,
gantungkan salah satu ujungnya
pada statif.
b. Gantungkan pula sebuah beban pada
ujung karet yang satu lagi.
c. Tariklah beban ke bawah, kemudian
lepaskan. Amati apa yang terjadi?

Gambar 4.4.
Karet gelang yang digantung dan
diberi beban kemudian ditarik
lalu dilepaskan

E. GAYA BERAT

1. Alat dan bahan


a. Karet gelang
b. Penggaris
c. Beban berbagai ukuran
d. Statif

A
PDGK4107/MODUL 4 4.7

2. Cara kerja
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!

a. Ambil seutas karet gelang,


gantungkan salah satu ujungnya
pada statif.
b. Ukur panjang karet gelang
mula-mula.
c. Gantungkan pula sebuah beban
pada ujung karet yang satu lagi.
d. Ukur panjang karet gelang
sekarang.
e. Ulangi mengukur panjang karet
gelang setiap penggantian
beban yang lebih besar (5
macam beban). Gambar 4.5.
Karet gelang yang digantung
f. Tuliskan hasil pengukuran
kemudian diberi beban yang
Anda pada Tabel 4.3. makin lama makin berat.

Tabel 4.3. Pengamatan gaya berat

Panjang karet gelang mula-mula: ............................. cm

No. Massa Beban (gr) Panjang Karet Gelang (cm)


1. ......................... ...........................................
2. ......................... ...........................................
3. ......................... ...........................................
4. ......................... ...........................................
5. ......................... ...........................................

F. PERPADUAN GAYA

1. Alat dan bahan


a. Kereta.
b. Neraca pegas 2 buah.
4.8 Praktikum IPA di SD

2. Cara kerja
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!
a. Ambillah sebuah balok kayu yang cukup ringan dan dua buah
neraca pegas yang sama.
b. Hubungkan ke dua ujung balok masing-masing dengan neraca pegas
dengan keadaan.
c. Catatlah besar gaya pada masing-masing neraca pegas.

Gambar 4.6.
benda yang tetap diam ditarik oleh dua neraca pegas
yang berlawanan arah

Tabel 4.4. Pengamatan perpaduan gaya

Penunjukkan Besar gaya oleh neraca pegas


No.
1 (Newton) 2 (Newton)
1. .................................... ....................................
2. .................................... ....................................
3. .................................... ....................................
4. .................................... ....................................
5. .................................... ....................................
PDGK4107/MODUL 4 4.9

G. PERTANYAAN

Jawablah pertanyaan berikut ini dan satukan hasilnya dengan laporan


praktikum yang Anda buat.
1. Pada kegiatan A, gaya apakah yang menyebabkan potongan kertas
tertarik oleh sisir plastik yang digosokkan dengan rambut kering?
2. Pada kegiatan B, mengapa benda-benda logam yang kecil dapat ditarik
oleh magnet batang?
3. Pada kegiatan C, kenapa balok di atas meja hanya dapat ditarik dengan
gaya tertentu?
4. Pada kegiatan D, apa yang menyebabkan benda yang digantung pada
karet gelang bila ditarik ke bawah kembali ke atas?
5. Pada kegiatan E, mengapa panjang karet gelang bertambah sesuai
dengan bertambahnya beban yang digantungkan?
4.10 Praktikum IPA di SD

Kegiatan Praktikum 2

Gerak

D alam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar seseorang yang


mempunyai sepeda motor, mengatakan bahwa ia mengendarai sepeda
motornya mencapai kecepatan 110, tanpa menyebutkan satuannya. Makna
dari angka tersebut adalah laju yang dicapai pada saat motor berlari yaitu 110
km/jam.

Gambar 4.7. Spedometer (alat untuk mengukur kelajuan)

Untuk menghindari salah konsep dalam hal tersebut perlu eksperimen


mengenai “kecepatan” dalam bentuk gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak
lurus berubah beraturan (GLBB).
Dalam kegiatan praktikum ini dilakukan percobaan mengenai gerak
lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Dari praktikum ini akan
didapat hubungan antara: jarak (s), waktu (t), kecepatan (v) dan percepatan
(a). Dengan variabel-variabel tersebut maka dapat dibuat grafik hubungan
antara jarak dan waktu serta kecepatan dan waktu.
Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa
garis lurus dengan kecepatan tetap. Kecepatan suatu benda yang bergerak
lurus adalah tetap bila dalam selang waktu, jarak ditempuh dan arahnya
sama. Kecepatannya dapat ditulis dengan persamaan:
S
v=
t
dimana:
 m m 
v = Kecepatan benda  atau .
 det ik sekon 
S = Jarak yang ditempuh benda (m).
t = Waktu yang diperlukan (detik atau sekon).
PDGK4107/MODUL 4 4.11

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak yang lintasannya berupa


garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta
mempunyai percepatan tetap.
Besaran-besaran yang terdapat pada GLBB adalah:
vt = v0 + a .t
vt2 = v02 + 2 a S
1
S = v0 t ± at 2
2
ds
v=
dt
dv
a= = kons tan
dt
Dimana:
m
vt = kecepatan sesaat benda  
 sek 
m
v0 = kecepatan awal benda  
 sek 
S = jarak yang ditempuh benda (m)
m
a = percepatan benda  
 sek 

KEGIATAN PRAKTIKUM

A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

1. Alat dan bahan:


a. Katrol gantung tunggal.
b. Stop watch.
c. Penggaris.
d. Beban gantung 100 gr (2 buah).
e. Statif dan klem.
f. Benang kasur.
g. Plastisin.
h. Beban tambahan.
4.12 Praktikum IPA di SD

2. Cara kerja:
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!

a. Rakitlah alat dan bahan seperti


tampak pada Gambar 4.8.
b. Usahakan agar beban tambahan m
tertinggal di ring pembatas bila M1
turun dan M 2 naik.
c. Tandai ketinggian beban tambahan
(m) mula-mula sama tinggi dengan
titik A.
d. Ukur panjang BC.
e. Biarkan sistem bergerak m + M1
turun dan M 2 naik. Catat waktu
yang diperlukan M1 untuk bergerak
Gambar 4.8
dari B ke C.
f. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda
(tinggi A tetap, B tetap, C berubah).
g. Catat datanya pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5. Pengamatan GLB

No. Jarak BC s (m) Waktu t (sek)

1. ......................... ...............

2. ......................... ...............

3. ......................... ...............

4. .......................... ...............

5. .......................... ................
PDGK4107/MODUL 4 4.13

B. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

1. Alat dan Bahan


a. Katrol gantung tunggal.
b. Stop watch.
c. Penggaris.
d. Beban gantung 100 gr (2 buah).
e. Statif dan klem.
f. Benang kasur.
g. Plastisin.
h. Beban tambahan.

2. Cara kerja:
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!

a. Susun alat seperti pada


Gambar 4.9.
b. Tentukan dan ukur jarak
AB dan BC (usahakan
AB > BC).
c. Biarkan sistem bergerak
( M1 dan m ) turun dan M 2
naik, usahakan agar beban
tambahan m tertinggal di
ring pembatas B.
d. Ukur waktu yang
dibutuhkan ( M1 + m) dari
A ke B ( t AB ) dan M1
untuk bergerak dari B ke C
( t BC ) .
e. Lakukan percobaan sampai
Gambar 4.9
5 x dengan jarak AB (titik
A tetap, C tetap, B berubah)
dan catat datanya pada tabel
berikut ini.
4.14 Praktikum IPA di SD

Tabel 4.6. Pengamatan GLBB

No. Bebas (gr) SAB (cm) t AB (sek) SBC (cm) t BC (sek)


1. …….. …….. …….. …….. ……..
2. …….. …….. …….. …….. ……..
3. …….. …….. …….. …….. ……..
4. …….. …….. …….. …….. ……..
5. …….. …….. …….. …….. ……..

PERTANYAAN:

Jawablah pertanyaan berikut dan satukan hasilnya/jawabannya dengan


laporan praktikum yang Anda buat.
1. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t)
berdasarkan data percobaan GLB (S sumbu vertikal dan t sumbu
horizontal).
2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!
3. Buatlah kesimpulannya?
4. Buatlah grafik hubungan antara jarak AB ( SAB ) sebagai fungsi waktu
( t AB ) pada percobaan GLBB.
5. Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas!
6. Buatlah kesimpulannya
7. Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik pada percobaan GLB
(S fungsi t).
PDGK4107/MODUL 4 4.15

Kegiatan Praktikum 3

Pesawat Sederhana

D alam melakukan aktivitas sehari-hari sering kita memerlukan bantuan


alat atau pesawat. Ada pesawat yang dikategorikan rumit ada pula
pesawat sederhana. Pemahaman konsep IPA tentang pesawat sederhana
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dipahami dan dimengerti
kebenarannya. Mengingat pesawat sederhana ini telah menyatu
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu memudahkan melakukan
kerja. Untuk itu, melalui praktikum, diharapkan pengetahuan mahasiswa
tentang pesawat sederhana menyatu dalam aktivitas profesionalisme sebagai
guru.
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat enam jenis pesawat sederhana
yang dapat dimanfaatkan yaitu: bidang miring, baji, sekrup, tuas, katrol dan
roda berganda. Meskipun demikian, di antara 6 jenis yang disebutkan di atas,
ada juga pesawat sederhana yang lainnya yaitu: kampak, catut, gunting,
linggis, palu, dongkrak. Selanjutnya, ada tiga alasan yang memungkinkan
mengapa pesawat sederhana dibuat. Alasan-alasan tersebut di antaranya,
pesawat sederhana dapat:
1. melipat gandakan gaya atau kemampuan;
2. memperbesar kecepatan atau jarak yang lebih besar;
3. merubah arah kerja yang kita lakukan.

Walaupun pesawat sederhana tidak menyimpan atau menciptakan kerja,


namun dengan gaya yang kecil dapat melakukan perpindahan yang besar, dan
gaya yang besar menghasilkan perpindahan yang kecil.
Pada Kegiatan praktikum ini Anda akan melakukan percobaan dengan
katrol dan tuas. Apakah yang dimaksud dengan katrol dan tuas di sini?
Katrol adalah salah satu jenis pesawat sederhana yang berputar.
Keuntungan katrol bisa berupa keuntungan mekanik dan keuntungan arah
gaya. Dalam kehidupan sehari–hari, kita sering melihat katrol yang
digunakan untuk: menderek mobil yang terbalik, timba air sumur, serta crain
pada pembangunan gedung bertingkat.
4.16 Praktikum IPA di SD

Ada berbagai macam jenis katrol antara lain:


1. Katrol tetap.
2. Katrol bergerak.
3. Katrol Majemuk atau Takal.

Gambar 4.10. Jenis-jenis Katrol

Sekarang mari kita lanjutkan dengan bahasan mengenai tuas. Tuas


adalah salah satu jenis pesawat sederhana yang memiliki lengan kuasa dan
lengan beban sehingga dapat digunakan untuk mengangkat beban yang berat
sehingga terasa lebih ringan.

Gambar 4.11. Tuas

Pada prinsipnya tuas terdiri dari:


1. Titik beban yaitu titik di mana sebuah beban diletakkan.
2. Titik Kuasa yaitu titik di mana dilakukannya gaya.
3. Lengan beban yaitu jarak dari titik beban ke titik tumpu.
4. Lengan kuasa yaitu jarak dari titik kuasa ke titik tumpu.
5. Beban yaitu benda yang akan kita angkat.
6. Kuasa yaitu gaya yang kita kerjakan.
PDGK4107/MODUL 4 4.17

Gambar 4.12. Bagian-bagian dari Tuas

KEGIATAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN 1 : KATROL

1. Tujuan Percobaan
a. Menjelaskan manfaat dari katrol.
b. Menentukan keuntungan mekanik (KM) pada katrol.

2. Alat dan Bahan


a. Katrol tetap.
b. Katrol bergerak.
c. Neraca pegas 0-500 gram.
d. Beban 200 gram, 100 gram, 50 gram, 20 gram (masing-masing dua
buah).
e. Benang secukupnya atau senar plastik.
f. Statif atau penggantung katrol.

3. Cara kerja
a. Lakukanlah kalibrasi untuk beban yang akan digunakan (200 gr, 100
gr, 50 gr, dan 20 gr) dengan menggunakan neraca pegas seperti pada
Gambar 4.13. Periksa apakah skala pada pegas menunjukkan
keterbacaan yang sama dengan nilai beban yang tertera. Masukan
data hasil kalibrasi Anda dalam Tabel 4.7 pada lembar pengamatan
di akhir modul ini.
4.18 Praktikum IPA di SD

Gambar 4.13. Kalibrasi beban


b. Susunlah alat dan bahan percobaan seperti Gambar 4.14.

Gambar 4.14. Susunan Percobaan dengan katrol tetap

Setelah beban A tergantung, catatlah skala yang terdapat pada pegas.


Kemudian bandingkan dengan massa beban A.
c. Kemudian lakukan langkah (b) dengan mengganti beban pada A
secara berurutan dari 100 gr sampai dengan 400 gr.
PDGK4107/MODUL 4 4.19

d. Selanjutnya lakukan kegiatan praktikum menggunakan katrol


bergerak dan katrol tetap seperti dalam Gambar 4.15.

Gambar 4.15. Susunan Percobaan dengan katrol tetap dan katrol


bergerak A merupakan beban pada katrol bergerak, dan beban ini
dapat diganti-ganti dengan beban yang tersedia yaitu 400 gram, 300 gram,
200 gram dan 100 gram.

e. Catatlah skala pegas pada B untuk setiap beban yang digantungkan


pada katrol bergerak di A.
f. Lakukan kegiatan pada langkah (d) dan (e) dengan mengganti beban
A dari 100 gram sampai 400 gram.

4. Pertanyaan
a. Jika saat kalibrasi beban 100 gram, skala pegas menunjukkan 20
skala kecil, maka satu skala kecil sama dengan massa beban …
gram.
b. Dari langkah (b), keuntungan mekanik yang didapat dari katrol tetap
adalah …
c. Pada langkah (d), keuntungan mekanik dari penggunaan katrol
bergerak adalah …
d. Mana yang lebih menguntungkan penggunaan katrol tetap atau
katrol bergerak? Berikan alasan Anda dengan singkat dan jelas
mengapa hal ini terjadi!
4.20 Praktikum IPA di SD

PERCOBAAN 2: TUAS

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan Anda
dapat:
a. Menjelaskan manfaat dari tuas.
b. Menentukan keuntungan mekanik (KM) pada tuas.

2. Alat dan Bahan


a. Penggaris ukuran panjang 30 – 100 cm.
b. Statif / penyangga untuk menggantung penggaris.
c. Benang secukupnya.
d. Beban antara 10 gram dampai dengan 200 gram masing-masing satu
buah.
e. Klip kertas sebagai pengganti beban.

4. Cara kerja
Susunlah penggaris dan statif/penyangga seperti Gambar 4.16 berikut.

Gambar 4.16. Susunan Percobaan dengan Tuas yang digantung


PDGK4107/MODUL 4 4.21

Gantungkan penggaris dengan lengan-lengan yang panjang,


sehingga dalam keadaan setimbang. Dalam hal ini anggaplah titik
nol (0) berada di tengah-tengah penggaris (misal, jika panjang
penggaris 30 cm, maka titik sumbu nol pada angka 15)
a. Gantungkan beban 100 gram pada lengan kiri (A) dan 20 gram pada
lengan kanan (B). Atur kedudukan penggaris supaya tetap dalam
keadaan setimbang.
b. Catatlah jarak OR dan OE pada Tabel 4.8 di Lembar Pengamatan
diakhir modul ini.
c. Ulangi langkah (b) dan (c) untuk melengkapi Tabel 4.8 tersebut.

Jika tersedia KIT IPA SD, Anda dapat menggunakan tuas lengkap
dengan penyangga yang terbuat dari plastik (Gambar 4.17). Sedangkan cara
kerjanya sama seperti mistar/penggaris yang digantung.

Gambar 4.17. Tuas pada KIT IPA SD.

4. Pertanyaan
a. Jika massa di A lebih besar dari massa di B, maka panjang OR
dibandingkan OE akan ..... (Berikan alasan Anda dengan singkat dan
jelas mengapa hal ini terjadi!).
b. Berdasarkan hasil percobaan yang Anda lakukan, maka:
beban x lengan beban = ………………. × ……………..
c. Sebutkan 2 contoh pesawat sederhana yang menggunakan asas tuas!
4.22 Praktikum IPA di SD

Glosarium

Pesawat Sederhana : Alat yang dapat mempermudah pekerjaan.


Katrol : Salah satu jenis pesawat sederhana yang berputar.
Tuas : Salah satu jenis pesawat sederhana yang memiliki
lengan kuasa dan lengan beban sehingga dapat
digunakan untuk mengangkat beban yang berat
sehingga terasa lebih ringan.
PDGK4107/MODUL 4 4.23

Daftar Pustaka

Ichwan. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Mujadi. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Resnick, R., Halliday, D., Krane, K.S. (1992). Fisika Dasar 1 (terjemah
Silaban). Jakarta: Erlangga.

Sudomo, Joko. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11.
Jakarta: Universitas Terbuka.
01+
Tim penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
(1995). Kamus Besar Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka,
Depdikbud.
4.24 Praktikum IPA di SD

Lampiran
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM IPA DASAR DI SD

MEKANIKA

Kegiatan Praktikum 1

A. Gaya listrik statis

B. Gaya Magnet

Tabel 4.1. Pengamatan gaya magnet

Tertarik/tak
No. Magnet Bahan
tertarik
1. Magnet Jarum jahit ........
2. Magnet Aluminium ........
3. Magnet Seng ........
4. Magnet Benang jahit ........
5. Magnet Plastik ........
6. Magnet Kertas .........
PDGK4107/MODUL 4 4.25

C. Gaya Gesek

Tabel 4.2. Pengamatan gaya gesek

Keadaan Penunjukkan
No.
Balok Neraca Pegas (Newton)
1. Sebelum Bergerak …………….
2. Saat akan Bergerak …………….
3. Sesudah Bergerak …………….

D. Gaya pegas

E. Gaya berat

Panjang karet gelang mula-mula: ............................. cm

No. Massa Beban (gr) Panjang Karet Gelang (cm)


1. ......................... ...........................................
2. ......................... ...........................................
3. ......................... ...........................................
4. ......................... ...........................................
5. ......................... ...........................................
4.26 Praktikum IPA di SD

F. Perpaduan gaya

Tabel 4.4. Pengamatan perpaduan gaya

Penunjukkan Besar gaya oleh neraca pegas


No.
1 (Newton) 2 (Newton)
1. .................................... ....................................
2. .................................... ....................................
3. .................................... ....................................
4. .................................... ....................................
5. .................................... ....................................

Jawaban Pertanyaan

1.

2.

3.

4.

5.
PDGK4107/MODUL 4 4.27

Kegiatan Praktikum 2

A. Gerak lurus beraturan (GLB)

Tabel 4.5. Pengamatan GLB

No. Jarak BC s (m) Waktu t (sek)

1. ......................... ...............

2. ......................... ...............

3. ......................... ...............

4. .......................... ...............

5. .......................... ................

B. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)

Tabel 4.6. Pengamatan GLBB

No. Beban (gr) SAB (cm) t AB (sek) SBC (cm) t BC (sek)


1. …….. …….. …….. …….. ……..
2. …….. …….. …….. …….. ……..
3. …….. …….. …….. …….. ……..
4. …….. …….. …….. …….. ……..
5. …….. …….. …….. …….. ……..
4.28 Praktikum IPA di SD

Jawaban Pertanyaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kegiatan Praktikum 3

A. Katrol

Tabel 4.7. Data hasil kalibrasi

1. No. Beban Data Hasil Kalibrasi

2. Skala pada pegas

Perbandingan dengan massa A

3. Skala pada pegas


PDGK4107/MODUL 4 4.29

Jawaban Pertanyaan

a.

b.

c.

d.

B. Tuas
Tabel 4.8. Tuas

No. Jarak OR Jarak OE


1.
2.
3.

Jawaban Pertanyaan

a.

b.

c.

d.
Modul 5

Kalor Perubahan Wujud Zat dan


Perpindahannya pada suatu Zat

Drs. Mujadi, M.Pd.


Drs. Surachman Dimyati, Ph.D

PEN DAHUL UA N

U ntuk memahami tentang Kalor atau Panas yang berdampak pada


perubahan wujud maupun proses perpindahannya pada suatu zat, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satu di antaranya adalah melalui
percobaan atau eksperimen. Dalam melakukan percobaan pun masih harus
dipahami mengenai alat dan bahan yang bagaimana dapat memenuhi
kegiatan serta tujuan yang hendak dicapai.
Dalam laboratorium fisika di dalamnya tidak semua alat-alat tersedia
sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini.
Tidak jarang alat dan bahan yang tersedia masih dikatagorikan usang atau
amat sangat sederhana, sehingga hasil yang didapatkan tentu hanya sebagian
dari keseluruhan tujuan yang ada. Oleh karena itu dalam suatu percobaan
haruslah jelas sasaran dan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan
kesediaan alat dan bahan percobaan yang tersedia.
Kaitannya dengan percobaan kalor atau panas dengan berbagai
fenomena yang ada yang utama adalah pemahaman dan pengertian akan
suatu konsep. Konsep kalor ini secara kontinu telah dialami dan mengiringi
kehidupan sehari-hari; misal, perubahan wujud benda, benda yang memuai
karena terkena panas, panas yang terasa pada kulit kita karena aliran udara
panas, dan pancaran panas dari sinar lampu maupun api. Namun apa yang
menimpa diri kita ini sering terlupakan akan manfaatnya dan keterkaitannya
dengan ilmu yang sedang dan akan dipelajari pada saat dihadapkan pada alat
dan bahan dalam suatu percobaan.
Modul praktikum kalor ini mencoba memberikan tambahan pengetahuan
dan mengingatkan mahasiswa kembali untuk lebih mudah melakukan setiap
5.2 Praktikum IPA di SD 

percobaan kalor, sehingga dengan mudah dapat menjelaskan kepada siswa


tentang panas, baik secara teori maupun melalui percobaan atau eksperimen.
Suatu harapan setelah mahasiswa melakukan percobaan kalor,
diharapkan dapat menjelaskan dan mampu membelajarkan kalor tentang;
1. perubahan wujud benda;
2. pemuaian benda;
3. konveksi/aliran panas (kalor);
4. konduksi/hantaran panas (kalor);
5. radiasi/pancaran panas (kalor).
 PDGK4107/MODUL 5 5.3

Kegiatan Praktikum 1

Perubahan Wujud Zat

P emahaman perubahan wujud dalam fisika adalah berubahnya fisik suatu


zat dari kondisi padat menjadi cair, dari cair menjadi uap, dan
sebaliknya. Perubahan ini tentunya tidak begitu saja tanpa ada yang
mempengaruhinya, yaitu kalor (panas). Jika suatu zat menyerap panas maka
temperatur zat tersebut akan naik sampai temperatur tertentu, pada saat
inilah peristiwa perubahan wujud zat tersebut terjadi. Misalnya: suatu zat
yang berbentuk padat menyerap panas secara terus-menerus, maka zat
tersebut akan lunak dan menjadi cair. Contoh lain dalam kehidupan sehari-
hari salah satu di antaranya peristiwa mencairnya es yang berubah dari padat
menjadi air. Gambar di bawah ini menunjukkan proses perubahan wujud
suatu zat cair, padat, dan gas.

Gambar 5.1.

Namun walau suatu zat secara terus-menerus menyerap panas, suhu zat
tersebut tidak serta merta mengalami kenaikan secara terus-menerus. Pada
temperatur tertentu suhu zat tersebut akan berhenti pada suatu titik, dan pada
saat itu zat tidak mengalami kenaikan suhu, namun yang terjadi adalah
perubahan wujud. Selanjutnya setelah perubahan wujud terjadi, suhu zat
tersebut akan mengalami kenaikan kembali.
Dalam IPA ada beberapa istilah dalam peristiwa perubahan wujud suatu
zat yang diberi nama masing-masing sebagai berikut.
1. Temperatur untuk pencairan benda padat disebut dengan titik cair.
5.4 Praktikum IPA di SD 

2. Temperatur pada saat zat cair menguap disebut dengan titik uap.
3. Temperatur pada saat uap mengembun disebut titik embun.
4. Panas yang diperlukan untuk mengubah wujud suatu zat disebut dengan
panas yang tersembunyi atau panas laten.

Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik perubahan fase di bawah ini.

Gambar 5.2.

KEGIATAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN 1: TITIK LEBUR ES

Sebagaimana pada diagram /grafik proses mencairnya es -25 °C menjadi


air, terdapat proses di mana suhu es tidak mengalami kenaikan walaupun
pemanasan masih berlangsung. Pada garis 0°C 0°C terjadi proses
peleburan dengan energi laten (tersembunyi).

Tujuan
1. menguji bahwa titik lebur es adalah 0°C
2. menguji bahwa titik didih air adalah 100°C

Alat dan bahan


1. Es batu 1 kg 2-3 buah.
2. Thermometer 2 buah.
3. Bejana kaca 2 buah.
4. Pengaduk/sendok kecil 2 buah.
 PDGK4107/MODUL 5 5.5

5. Bunsen/lampu spiritus 2 buah.


6. Kasa 2 buah.
7. Tripot 2 buah.
8. Static 2 buah.

Tahapan Kegiatan
Perhatikan rangkaian gambar dan petunjuk kegiatan di bawah ini:
1. Isilah bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan.
2. Panaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan aduklah pelan-pelan
secara terus menerus sampai mencapai suhu 100°C.
3. Perhatikan perubahan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan juga
perubahan suhu yang tertera pada termometer.
4. Catat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada kertas kerja.

Gambar 5.3.

Lembar Kerja:
1. Ukurlah suhu es dalam bejana sebelum dipanaskan ……….. °C
2. Catatlah kenaikan suhu es saat mulai dipanaskan setiap 2 menit ……. °C

Tabel 5.1. Kenaikkan suhu

Suhu pada
No. 2 menit ke Kenaikan suhu Keterangan
termometer
1.
2.
3.
4.
5. 100 °C
5.6 Praktikum IPA di SD 

Kesimpulan
Bahaslah hasil yang didapatkan pada percobaan titik lebur es dan berikan
kesimpulan pada percobaan ini.

Pertanyaan:
1. Benarkah perubahan wujud es menjadi air dikarenakan adanya
pemanasan? Berikan jawaban singkat dan jelas!
2. Saat termometer menunjukkan skala 0°C, pemanasan masih berlangsung
terus! Apakah yang terjadi pada peristiwa ini?
3. Mengapa bongkahan es dan air suhunya tetap 0°C walau terjadi
pemanasan terus menerus?
4. Kapan suhu air dapat berubah mencapai suhu 100°C?

PERCOBAAN 2: PERUBAHAN WUJUD PADAT MENJADI GAS


DAN SEBALIKNYA

Benda (zat) wujud padat bisa langsung berubah menjadi gas pada suhu
kamar tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu. Sebaliknya, gas (uap)
dapat langsung didinginkan menjadi padat tanpa mengalami wujud cair
terlebih dahulu.

Tujuan:

1. menguji bahwa benda padat dapat langsung menjadi gas;


2. menguji bahwa benda gas dapat langsung menjadi cair.

Alat dan Bahan


1. Yodium kristal secukupnya.
2. Kapur barus secukupnya.
3. Parafin secukupnya.
4. Tabung reaksi 3 buah.
5. Penjepit tabung 3 buah.
6. Bunsen/lampu spiritus 2 buah.
 PDGK4107/MODUL 5 5.7

Tahapan Kegiatan
Rangkailah alat dan bahan yang telah disediakan seperti tampak pada
gambar di bawah ini.
1. Masukkan beberapa butir salah satu kristal ke dalam sebuah tabung
reaksi.
2. Panasi tabung reaksi tersebut dengan Bunsen atau lampu spiritus.
3. Amati apa yang terjadi dengan kristal yang ada di dasar tabung.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 5.4.

Lembar Kegiatan

Tabel 5.2

Mencair dulu Langsung menguap


No Kristal Keterangan
Ya atau tidak Ya atau tidak
1. Yodium
2. Kapur barus
3. Naftalin
4.
5.

Kesimpulan
Apa kesimpulan yang dapat diambil dalam percobaan ini? Berikan
pembahasan yang singkat dan jelas!
5.8 Praktikum IPA di SD 

Pertanyaan
1. Apa yang terjadi jika uap/gas tersebut kemudian didinginkan?
2. Bagaimana dengan salju yang ada di atmosfer?

PERCOBAAN 3: PERUBAHAN WUJUD CAIR MENJADI GAS

Benda cair akan menjadi gas bila dipanaskan sampai mencapai lebih dari
titik didih. Sebaliknya, gas akan menjadi cair apabila didinginkan. Untuk
memahami perubahan wujud cair menjadi gas dan sebaliknya dapat
dilakukan percobaan penguapan dan pendinginan.

Tujuan
1. Menguji perubahan zat cair menjadi wujud gas.
2. Menguji perubahan zat gas menjadi wujud cair.

Alat dan Bahan


1. tabung reaksi 2 buah.
2. gabus penutup 2 buah.
3. pipa plastik kecil (1/2 inci) 1 meter.
4. termometer 1 buah.
5. Bunsen/lampu spiritus 1 buah.
6. bejana 1 buah.
7. ketel uap 1 buah.
8. tripot 1 buah.

Tahapan Kegiatan
1. Ambil air secukupnya ke dalam ketel uap atau teko, kemudian tutup
rapat dengan gabus yang telah dilengkapi pipa plastik dan termometer.
2. Hubungkan pipa plastik dengan tabung reaksi sebagai penampung uap
air.
3. Masukkan tabung reaksi ke dalam bejana yang telah diisi dengan air
dingin.
4. Panasi air dalam ketel uap sampai mendidih.
5. Amati pergerakan uap air melalui pipa yang mengalir ke tabung reaksi.
6. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini.
 PDGK4107/MODUL 5 5.9

Gambar 5.5.

Lembar Kegiatan
1. Sesuai dengan pengamatan, uraikan dengan singkat dan jelas proses dari
air menjadi uap/gas dan kemudian menjadi air kembali?
2. Apa kesimpulan dalam percobaan ini? berikan pembahasan yang singkat
dan jelas!

Pertanyaan
1. Pada suhu berapa ditunjukkan oleh termometer air dalam ketel
mengeluarkan uap?
2. Jelaskan mengapa uap/gas yang mengalir memasuki tabung reaksi
berubah menjadi air?
5.10 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 2

Perpindahan dan Pertukaran Panas pada


Suhu Zat

K
1.
embali pada pengalaman sehari-hari yang terkait dengan panas di
antaranya sebagai berikut.
Tangan saya merasakan panas jika saya membakar ujung sebatang logam
dan ujung yang lainnya saya pegang!

Gambar 5.6.

2. Telapak tangan saya merasakan panas saat berada di atas nyala lilin atau
api!

Gambar 5.7.
 PDGK4107/MODUL 5 5.11

3. Saya merasakan panas jika saya berada dekat api unggun atau nyala
lampu dari petromak, dan bola lampu pada segala arah!

Gambar 5.8.

Dari ilustrasi gambar tersebut dapat dipahami, bahwa ada beberapa cara
panas berpindah, di antaranya dikenal sebagai:
1. konduksi (hantaran);
2. konveksi (aliran);
3. radiasi (pancaran).

KEGIATAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN 1: KONDUKSI

Sepotong besi dipanaskan pada salah satu ujungnya, dan ujung yang
lainnya kita pegang. Tidak lama kemudian tangan akan merasakan panas. Hal
ini disebabkan kalor atau panas dari api berpindah dari ujung besi yang
dipanasi ke ujung besi yang dipegang. Pada perpindahan kalor ini tidak ada
bagian besi yang ikut berpindah.

Tujuan
1. Membuktikan bahwa kalor/panas dapat berpindah melalui cara konduksi.
2. Mengetahui beberapa bahan sebagai konduktor panas yang baik.

Alat dan Bahan


1. tripot 1 buah.
2. bunsen/lampu spiritus 1 buah.
3. cakram konduksi 1 buah.
4. lilin warna/malam secukupnya.
5.12 Praktikum IPA di SD 

Tahapan Kegiatan
1. Ambil empat bagian lilin /malam dan letakkan masing-masing di ujung
logam pada cakram konduksi.
2. Letakkan cakram konduksi di atas tripot.
3. Panasi cakram konduksi tepat di antara sambungan keempat logam.
4. Perhatikan susunan alat dan bahan pada Gambar 5.9.

Gambar 5.9.

Lembar Kegiatan
Tabel 5.3. Pengamatan terhadap lilin

Lilin Lilin Lilin Lilin


Jenis
No. mencair mencair mencair mencair
bahan
pertama kedua ketiga keempat
1 Besi
2 Tembaga
3 Kuningan
4 Alumunium

Kesimpulan
Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan tersebut di atas? Berikan
bahasan secara singkat dan jelas.

Pertanyaan
1. Sebutkan di antara empat bahan konduktor tersebut yang paling baik
menghantar panas? Beri alasan dengan singkat dan jelas!
 PDGK4107/MODUL 5 5.13

2. Mana yang paling baik sebagai konduktor antara tembaga dan kayu?
Beri alasan dengan singkat dan jelas!
3. Mengapa logam-logam tersebut di atas dapat menghantar panas? Beri
penjelasan yang singkat, padat, dan jelas!

PERCOBAAN 2: KONVEKSI

Kalor atau panas dapat berpindah melalui suatu zat yang disertai
perpindahan partikel zat tersebut. Perpindahan kalor atau panas yang
demikian ini dinamakan konveksi. Konveksi ini terjadi karena pemanasan
yang mengakibatkan perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panas dan
bagian zat yang dingin.

Tujuan
1. Menguji bahwa udara dapat mengalirkan panas.
2. Menguji peristiwa aliran panas dalam zat cair.

Alat dan bahan Jumlah


1. Kotak konveksi 1 buah.
2. Lilin 2 buah.
3. Kertas karton 2 lembar.

Tahapan Kegiatan
1. Siapkan sebuah kotak karton persegi panjang dengan ukuran panjang
20 cm, lebar 6 cm, tinggi 15 cm.
2. Buatlah cerobong dari karton dengan diameter 3 cm 2 buah.
3. Usahakan salah satu sisi kotak dibuat dari kaca atau plastik tebal.
4. Perhatikan bentuk kotak konduksi di bawah ini.
5. Buatlah asap dari kertas atau kayu yang dibakar kemudian dimatikan
sehingga ke luar asap.
6. Dekatkan asap tersebut pada lubang tabung 1.
7. Perhatikan gambar di bawah ini.
5.14 Praktikum IPA di SD 

Gambar 5.10.

Lembar Kerja
1. Amati saat lilin belum dinyalakan apa yang terjadi?
2. Setelah lilin dinyalakan apa yang terjadi pada asap?
3. Simpulkan dan bahaslah hasil pengamatan percobaan!

Pertanyaan
1. Peristiwa apa yang terjadi pada cerobong pabrik dan cerobong pada
tungku? Beri penjelasan secara singkat serta gambarkan proses alur
aliran asap kertas!
2. Apa fungsi lilin pada kotak konduksi?

PERCOBAAN 3: KONVEKSI DALAM AIR

Peristiwa koneksi dapat ditunjukkan juga pada kegiatan arus konveksi


dalam air. Pemanasan air dalam bejana yang telah dicampur dengan serbuk
gergaji akan menunjukkan bagaimana pergerakan konveksi dalam air terjadi.

Tujuan
Membuktikan bahwa konveksi dapat terjadi di dalam zat cair (air).

Alat dan Bahan


1. Bejana kaca 1 buah.
2. Serbuk gergaji secukupnya.
 PDGK4107/MODUL 5 5.15

Alat dan Bahan


3. Tripot 1 buah.
4. Busen/lampu spiritus 1 buah.
5. Kasa 1 buah.

Tahapan Kegiatan
1. Isilah bejana dengan air sampai hampir penuh.
2. Campurkan sedikit serbuk gergaji ke dalam bejana air dan aduklah
sampai merata.
3. Panaskan bejana dan selanjutnya amati serbuk gergaji yang ada dalam
air.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 5.11.
Lembar Kerja
1. Amati serbuk-serbuk dalam bejana sebelum dipanaskan. Beri penjelasan
secara singkat!
2. Amati serbuk-serbuk dalam bejana saat mulai dipanasi dan seterusnya.
Catatlah perubahan apa saja dan pergerakan apa saja yang terjadi di
dalam bejana. Beri penjelasan secara singkat dan gambarkan
pergerakannya?
3. Beri kesimpulan dan bahasan pada kegiatan ini!

Pertanyaan
1. Tak lama setelah bejana dipanasi, apa yang terjadi dengan serbuk-serbuk
tersebut?
5.16 Praktikum IPA di SD 

2. Mengapa serbuk pada posisi di atas bergerak turun dan sebaliknya? beri
penjelasan dengan menggunakan hubungan volume, massa, massa jenis,
dan kaitannya dengan suhu T.

PERCOBAAN 4: RADIASI

Sebagaimana ringkasan teori di atas radiasi panas terjadi sama sekali


tidak memerlukan zat perantara. Radiasi dapat terjadi dalam gas maupun
ruang hampa udara. Bila radiasi datang pada suatu benda, maka benda itu
akan meneruskan, memantulkan, atau menyerap kalor/panas yang
mengenainya.

Tujuan
Membuktikan bahwa pancaran radiasi terjadi tanpa memerlukan zat
perantara dengan melakukan percobaan termoskop.

Alat dan Bahan Jumlah


1. Bola lampu pijar yang sudah mati 2 buah.
2. Papan triplek ukuran (15 30) cm 1 buah.
3. Skala dari penggaris 30 cm atau kertas skala 1 buah.
4. Cat warna hitam dan cat putih secukupnya.
5. Selang plastik kecil diameter ± ½ cm 20-25 cm.
6. Zat pewarna merah/biru secukupnya.
7. Statis/dudukan 1 buah.

Tahapan Kerja
1. Catlah dua buah bola lampu dengan warna hitam dan putih. Namun
terlebih dulu lubangi bagian bawah lampu untuk memasukkan selang
plastik.
2. Masukkan cairan berwarna ke dalam selang plastik sedemikian rupa.
3. Susunlah pada papan triplek untuk membuat sebuah termoskop.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.
 PDGK4107/MODUL 5 5.17

Gambar 5.12.

Lembar Kegiatan
1. Amati pergerakan cairan warna dalam selang plastik ke kanan atau ke
kiri.
2. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini? Berikan
pembahasan secara singkat dan jelas!

Pertanyaan
1. Kemanakah pergeseran cairan biru saat termoskop berada pada terik
matahari? Mengapa demikian! beri penjelasan secara singkat!
2. Apa yang Anda ketahui bola hitam dan putih pada termoskop tersebut?
5.18 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 3

Perubahan Panas pada suatu Zat

S eorang penjual balon terkejut oleh beberapa balonnya secara tiba-tiba


meledak dengan sendirinya, demikian juga peristiwa yang sama terjadi
pada ban sepeda yang sedang diparkir di depan rumah. Pandai besi
membakar terlebih dahulu pelat besi pelapis roda supaya lebih mudah
memasangnya.
Balon maupun ban sepeda yang berisi udara atau gas, dan besi
merupakan zat padat akan mengalami perubahan jika menerima panas.
Perubahan tersebut di tampakkan dalam peristiwa peledakan untuk zat gas
yang memuai dan perubahan panjang untuk zat padat, dan penguapan pada
zat cair. Hal tersebut merupakan akibat dari perubahan panas yang diterima
oleh zat dan biasanya dikenal dengan perubahan fisis.
Perubahan fisis suatu zat yang disebabkan adanya perubahan suhu antara
lain; pemuaian, di antaranya sebagai berikut.
1. Perubahan panjang (muai panjang).
2. Perubahan volume (muai volume/ruang).
3. Perubahan wujud.

KEGIATAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN 1: PERUBAHAN PANJANG (MUAI PANJANG)

Kalor atau panas mempengaruhi semua jenis benda (zat). Semua jenis
benda yang terkena panas akan memuai. Pemuaian yang terjadi pada benda
ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Contoh yang
merugikan adalah pada pemasangan rel kereta api harus diberi antara untuk
mengatasi pemuaian, sedangkan yang menguntungkan banyak digunakan
dalam teknologi seperti; stop kontak, termometer bimetal, dan lain-lain.

Tujuan
Menguji pemuaian suatu logam dan perubahan pertambahan panjang
logam karena pengaruh panas.
 PDGK4107/MODUL 5 5.19

Alat dan Bahan


1. Kawat tembaga l mm 50 cm.
2. Kawat nikelin 1 mm 50 cm.
3. Statis 1 buah.
4. Spiritus secukupnya.
5. Pemberat/anak timbangan 50 gram dan 100 gram 1 buah.
6. Kapas secukupnya.
7. Penggaris 1 buah.

Tahapan Kegiatan
1. Gantungkan kawat tembaga pada statis sedemikian rupa.
2. Ikatkan beban 50 gram atau 100 gram pada salah satu ujung kawat yang
lain.
3. Di antara panjang kawat ikatkan kapas sebanyak tiga buah.
4. Berikan batasan pada kawat dengan dasar lantai ± 10 cm.
5. Basahi kapas dengan spiritus, kemudian bakarlah kapas tersebut.
6. Ulangi kegiatan dengan menggunakan jenis kawat yang lain.
7. Ukurlah berapa perubahan panjang dari masing-masing kawat saat
dibakar/dipanasi?
8. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 5.13.
Catatan
Pemberian beban pada kawat jangan sampai merubah panjang. Artinya
beban hanya berfungsi sebagi pelurus saja. Namun kalau ada karet dapat
5.20 Praktikum IPA di SD 

digunakan sebagai pengganti beban dengan cara mengikatkan salah satu


ujung kawat. Sehingga pada saat kawat dibakar karet akan menarik ke
bawah dan pertambahan panjang dapat diukur dari batas.

Gambar 5.14.

Panjang mula-mula kawat sebelum dipanasi diberi lambang/notasi L0


dan pertambahan panjang saat dibakar/dipanasi adalah L dengan
memasukkan suatu tetapan , maka hubungan pertambahan panjang L
adalah:
L = L0 T

T = pertambahan suhu dalam °C


 PDGK4107/MODUL 5 5.21

Lembar Kegiatan

Tabel 5.4. Pengamatan pertambahan panjang

No. Jenis Logam Pertambahan Panjang Keterangan


1. Tembaga ……………… cm
2. Nikelin ……………… cm
3. Dan lain-lain ……………… cm
4.

Dari data yang terekam pada percobaan tersebut di atas dapat


disimpulkan sebagai berikut; (berikan penjelasan secara singkat).
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

Pertanyaan
1. Di antara logam-logam (kawat) tersebut yang mengalami pertambahan
panjang paling besar adalah …. Mengapa demikian?
2. Mana yang akan mengalami pertambahan panjang paling besar antara
kawat tembaga dengan kawat nikel? Berikan penjelasan secara singkat
dan jelas!

Alternatif Percobaan

Jika ada dan tersedia alat muai panjang Muschenbrook dapat digunakan
untuk mengetahui fenomena dan pertambahan panjang beberapa logam
secara bersamaan

PERCOBAAN 2: PEMUAIAN ZAT CAIR

Zat cair dapat memuai bila dipanaskan. Pemuaian cat cair ini sering juga
dikatakan sebagai pemuaian volume.

Tujuan
Menguji bahwa zat cair (air) jika dipanasi akan memuai.
5.22 Praktikum IPA di SD 

Alat dan Bahan


1. botol minuman bekas 1 buah.
2. pewarna secukupnya.
3. sedotan minuman 1 buah.
4. baskom/ember 1 buah.
25 secukupnya.
5. lilin mainan/malam
6. termometer 1 buah.

Tahapan Kegiatan
1. Campurkan pewarna (bebas) dengan air secukupnya.
2. Masukan cairan berwarna tersebut ke dalam botol bekas (usahakan botol
berwarna putih bening) sampai penuh.
3. Tutuplah botol tersebut dengan lilin.
4. Jangan lupa pada waktu menutup botol dengan lilin sertakan sedotan
minuman (usahakan sedotan berwarna putih bening).
5. Selanjutnya masukkan botol tersebut ke dalam baskom atau ember yang
telah diisi dengan air panas.
6. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 5.15.

Lembar Kegiatan
1. Suhu larutan merah sebelum dimasukkan ke dalam air panas adalah
………………………
2. Suhu air panas dalam ember adalah ……………
3. Ketinggian air yang merambat pada pipa dari lilin adalah …….
1 menit pertama ………. cm
 PDGK4107/MODUL 5 5.23

1 menit kedua ………… cm


1 menit ketiga ………… cm
1 menit keempat ……… cm
1 menit kelima ……….. cm
4. Ketinggian maksimum air yang merambat pada pipa adalah ……. cm
setelah mencapai waktu ……. menit.
5. Suhu akhir pada pipa setelah mencapai ketinggian akhir adalah …… C°
6. Suhu akhir air dalam ember saat larutan pada pipa mencapai tinggi
maksimum adalah ……. °C

Pembahasan dan Kesimpulan


Setelah melakukan pengujian pemuaian zat cair tersebut di atas selesai
dengan data yang ada, maka menurut pengamatan bagaimana proses
terjadinya pemuaian tersebut? Beri penjelasan secara singkat dalam
pembahasan!
Selanjutnya apa kesimpulan dari pengujian pemuaian zat cair ini?

Pertanyaan
1. Pada percobaan yang dilakukan ada berapa proses perpindahan kalor
atau panas?
2. Apa yang terjadi pada larutan dalam pipa jika air dalam ember
didinginkan?

PERCOBAAN 3: PEMUAIAN BENDA GAS

Jika benda cair dan padat memuai karena kalor atau panas, maka benda
gas demikian juga akan memuai jika diberi kalor atau panas.

Tujuan
Menguji pemuaian benda gas.

Alat dan Bahan


1. Botol minuman bekas 1 buah.
2. Lilin 1 buah.
3. Sedotan minuman 1 buah.
4. Baskom/ember 1 buah.
5. Lilin mainan/malam secukupnya.
5.24 Praktikum IPA di SD 

Tahapan Kegiatan
1. Dengan cara yang sama pada percobaan pemuaian zat cair rakitlah alat
dan bahan yang telah disiapkan.
2. Perbedaan pada percobaan ini tidak perlu menggunakan larutan warna
yang dimasukkan dalam botol.
3. Siapkan air dingin (bukan air es) dalam ember atau baskom.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 5.16.

PERCOBAAN PEMUAIAN CARA 2

Gambar 5.17.
 PDGK4107/MODUL 5 5.25

Pada percobaan pemuaian benda gas cara kedua ini hanya menggantikan
sedotan dengan balon dan air dingin dengan air panas.

Lembar Kerja
Tabel 5.5

No. Cara pertama Keterangan


1. Sebelum botol dipanaskan apa yang terlihat dalam
air.
2. Setelah botol dipanaskan! Apa yang terlihat dalam
air.
3. Kira-kira berapa lama setelah pemanasan timbul
gelembung air.

Tabel 5.6

No Cara kedua Keterangan


1. Sebelum botol dimasukkan ke dalam air panas
keadaan balon.
2. Setelah botol dimasukkan ke dalam air panas posisi
balon.
3. Lama pemuaian gas dalam botol diperkirakan.
4. Suhu maksimum air saat botol dimasukkan dalam
ember.

Kesimpulan
Dari kedua percobaan tersebut sesuai dengan pengamatan kesimpulan
yang dapat diambil adalah .................................
Berikan bahasan terlebih dahulu untuk masing-masing percobaan!

Pertanyaan
Coba jelaskan proses terjadinya ledakan balon dan ban kendaraan
lengkap dengan keterkaitannya antara volume suhu dan tekanan.
5.26 Praktikum IPA di SD 

Daftar Pustaka

Halliday & Resnick. (1998). Fisika. Jakarta: Erlangga.

FX.Mujiono. (1995). Fisika untuk SMU. Jakarta: Gramedia.

Nelkon & Parker. (1987). Advanced Level Physics. Sixth Edition. London:
HEB.

Muchtar SP. (1999). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Yudistira.

Omang Wirasasmita, dkk. (1994). Pendidikan IPA 4. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Widagdo Mangunwiyoto. (2000). Pokok-pokok Fisika SUP. Jakarta:


Erlangga.
 PDGK4107/MODUL 5 5.27

Lampiran
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM IPA DASAR DI SD

Kegiatan Praktikum
A. Percobaan Titik lebur es

1. Suhu es sebelum dipanaskan

2. Tabel 5.1. Kenaikkan suhu es

Kesimpulan

Jawaban pertanyaan

a.

b.

c.

d.
5.28 Praktikum IPA di SD 

B. Percobaan wujud padat menjadi gas dan sebaliknya

Tabel 5.2

Mencair dulu Langsung menguap


No Kristal Keterangan
Ya atau tidak Ya atau tidak
1. Yodium
2. Kapur barus
3. Naftalin
4.
5.

Kesimpulan

Jawaban pertanyaan

a.

b.

c.

d.
 PDGK4107/MODUL 5 5.29

C. Percobaan wujud cair menjadi gas

1. Proses air menjadi uap/gas dan menjadi air kembali

2. Kesimpulan

Jawaban pertanyaan

a.

b.

Kegiatan Praktikum 2

A. Percobaan konduksi

Tabel 5.3.
Pengamatan terhadap lilin

Lilin Lilin Lilin Lilin


Jenis
No. mencair mencair mencair mencair
bahan
pertama kedua ketiga keempat
1 Besi
2 Tembaga
3 Kuningan
4 Alumunium
5.30 Praktikum IPA di SD 

Kesimpulan

Jawaban pertanyaan

a.

b.

c.

B. Percobaan konveksi

1.

2.

3. Kesimpulan

C. Percobaan konveksi dalam air

1.

2.
 PDGK4107/MODUL 5 5.31

3. Kesimpulan

Jawaban pertanyaan

a.

b.

D. Percobaan radiasi

1.

2. Kesimpulan

Jawaban pertanyaan

1.

2.
5.32 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 3

A. Percobaan perubahan panjang

Tabel 5.4.
Pengamatan pertambahan panjang

No. Jenis Logam Pertambahan Panjang Keterangan


1. Tembaga ……………… cm
2. Nikelin ……………… cm
3. Dan lain-lain ……………… cm
4.

Kesimpulan

Jawaban pertanyaan

1.

2.

B. Percobaan pemuaian zat cair

1. Suhu larutan merah

2. Suhu air panas

3. Ketinggian air
 PDGK4107/MODUL 5 5.33

4.

5.

Kesimpulan

Jawaban pertanyaan

1.

2.

C. Percobaan pemuaian benda gas

Tabel 5.5

No. Cara pertama Keterangan


1. Sebelum botol dipanaskan apa yang terlihat dalam
air.
2. Setelah botol dipanaskan! Apa yang terlihat dalam
air.
3. Kira-kira berapa lama setelah pemanasan timbul
gelembung air.
5.34 Praktikum IPA di SD 

Tabel 5.6

No Cara kedua Keterangan


1. Sebelum botol dimasukkan ke dalam air panas
keadaan balon.
2. Setelah botol dimasukkan ke dalam air panas posisi
balon.
3. Lama pemuaian gas dalam botol diperkirakan.
4. Suhu maksimum air saat botol dimasukkan dalam
ember.

Kesimpulan

Jawaban pertanyaan

1.
Modul 6

Gelombang
Paken Pendiangan S.Si, M.Si.
Dra. Sukiniarti, M.Pd.

M odul ini berisi kegiatan praktikum mengenai jenis dan sifat gelombang,
bunyi, dan telinga. Oleh karena itu, di dalam percobaan ini Anda dapat
mengamati jenis dan sifat gelombang, bentuk getaran dan bunyi serta
membuat analisis perhitungan yang diperlukan sesuai tujuan percobaan yang
Anda lakukan. Latar belakang pengetahuan yang diperlukan untuk
memahami cara melakukan percobaan diberikan di dalam uraian pada setiap
awal kegiatan belajar.
Modul ini terdiri dari 3 kegiatan praktikum. Kegiatan Praktikum 1
membahas tentang gelombang, yaitu gelombang berjalan dan gelombang
stasioner. Kegiatan Praktikum 2 adalah getaran dan bunyi yang membahas
tentang getaran benda oleh pegas, getaran beban pada ayunan, benda bergetar
sebagai sumber bunyi, dan resonansi bunyi. Sedangkan pada Kegiatan
Praktikum 3 akan dibahas tentang telinga.
Secara umum tujuan kegiatan percobaan ini adalah Anda dapat
menerapkan konsep gelombang dalam kehidupan sehari-hari. Secara lebih
khusus lagi tujuan kegiatan percobaan dalam modul ini adalah Anda dapat:
1. mengamati bentuk, jenis, dan sifat gelombang, baik gelombang berjalan
maupun gelombang stasioner;
2. mengamati hal-hal yang menimbulkan gelombang stasioner;
3. mengamati pengaruh tegangan terhadap panjang gelombang;
4. mengukur periode dan frekuensi getaran;
5. menghitung besarnya periode dan frekuensi bandul sederhana;
6. menjelaskan penyebab timbulnya bunyi;
7. menjelaskan secara perambatan bunyi;
8. menjelaskan syarat terjadinya resonansi;
9. menghitung cepat rambat bunyi di udara.
6.2 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 1

Jenis dan Bentuk Gelombang

A. GELOMBANG BERJALAN

Dalam percobaan getaran Anda telah mengenal getaran, yaitu gerak


bolak-balik sesuatu benda melalui titik kesetimbangannya. Getaran benda
yang telah Anda amati terjadi pada keseluruhan benda itu. Hal yang akan
Anda pelajari selanjutnya adalah keadaan bagian-bagian benda yang lain, jika
getaran itu terjadi pada salah satu bagian benda.

Gambar 6.1.
Tali direntangkan

Misalnya sebuah tali direntangkan. Bagian-bagian tali itu kita tandai


dengan huruf A, B, C, D dan seterusnya. Jika ujung A itu digetarkan,
bagaimanakah dengan bagian yang lain (bagian A, B, C, D, dan seterusnya)?
Ini merupakan salah satu hal yang akan Anda pelajari dalam percobaan
berikut ini.
Salah satu hal yang perlu Anda perhatikan adalah Jika Anda
menggetarkan titik A, Anda memerlukan energi untuk menggetarkan titik A
itu energi yang Anda gunakan untuk menggetarkan titik A itu, berpindah ke
titik A, sehingga titik A bergetar dan memiliki sejumlah energi. Jadi jika
suatu materi bergetar, berarti materi itu memiliki energi.
Dalam percobaan berikut ini hal-hal yang akan Anda pelajari selanjutnya
adalah:
1. Jika suatu gelombang berjalan, bagaimanakah materi-materi yang
dilewati gelombang itu?
2. Bagaimanakah dengan energi gelombang itu?
3. Dapatkah gelombang dipantulkan?
4. Samakah bentuk gelombang pantul dengan bentuk gelombang asalnya?
 PDGK4107/MODUL 6 6.3

Dalam mempelajari gelombang, kita akan menggunakan istilah-istilah


titik kesetimbangan, fase positif, dan fase negatif. Tujuan menggunakan
istilah-istilah tersebut untuk mempermudah komunikasi, sehingga dengan
kalimat yang lebih ringkas, karena menggunakan istilah tersebut Anda dapat
mengenal maksud kalimat itu.
Seperti yang telah Anda ketahui, titik yang kita rebut titik kesetimbangan
letaknya di tengah-tengah lintasan getaran.

Gambar 6.2.
Titik kesetimbangan dan simpangan.

Simpangan benda yang bergetar ini yang diperhitungkan dari titik 0 (titik
kesetimbangan) ada dua buah, yaitu simpangan di sebelah atas titik 0 dan
simpangan di sebelah bawah titik 0 (menurut Gambar 6.2). Untuk
memudahkan dalam mengenali simpangan di sebelah atas titik 0 dan di
bawah titik 0, simpangan yang lain berfase negatif. Misalnya simpangan di
atas titik 0 kita sebut berfase positif dan simpangan di bawah titik 0 kita sebut
berfase negatif. Dalam perjanjian yang mungkin sering Anda temui di dalam
buku-buku pelajaran Fisika, yang biasa digunakan simpangan di atas titik 0
disebut berfase positif dan simpangan di bawah titik 0 disebut berfase negatif.
Perjanjian ini melahirkan tanda "+" dan "-" yang selanjutnya dipakai dalam
persamaan.
Dalam percobaan nanti, Anda dapat dengan bebas menentukan
simpangan yang positif dan negatifnya, asalkan jika simpangan yang satu
diberi tanda positif (+), simpangan yang lainnya lagi diberi tanda negatif (-).
6.4 Praktikum IPA di SD 

B. GELOMBANG STASIONER

Marilah kita lihat dahulu istilah simpangan dan amplitudo yang akan
Anda temui dalam uraian gelombang stasioner ini. Perhatikan Gambar 6.3
berikut ini.

Gambar 6.3.
Simpangan dan Amplitudo

Simpangan adalah semua titik yang berada di luar titik kesetimbangan


(titik nol). Besar simpangan biasanya dinyatakan dengan y dan nilainya itu
dapat positif atau negatif bergantung pada kedudukan titik y tersebut. Contoh
sebuah simpangan positif pada Gambar 6.3 adalah titik Q dengan besar
simpangan y1; sedangkan contoh simpangan negatifnya adalah U dengan
besar simpangan y3.
Amplitudo adalah simpangan terbesar yang terdapat dalam suatu
gelombang. Contoh amplitudo pada Gambar 6.3 adalah titik R untuk
amplitudo yang bernilai positif dan titik V untuk amplitudo yang bernilai
negatif. Besarnya amplitudo biasanya dinyatakan dengan huruf A.
Dalam teori gelombang disebutkan bahwa dua gelombang dapat terpadu
menjadi satu gelombang yang besar simpangan-simpangannya sama dengan
penjumlahan simpangan-simpangan kedua gelombang itu. Pernyataan ini
digambarkan dalam bentuk persamaan:
 PDGK4107/MODUL 6 6.5

y3 = y1 + y2

y1 = simpangan gelombang ke-1.


y2 = simpangan gelombang ke-2.
y3 = simpangan hasil paduan gelombang ke-1 dan ke-2.

Untuk lebih jelasnya dapat Anda perhatikan Gambar 6.4.


Simpangan hasil paduan simpangan gelombang ke-1 dan ke-2 tidak
hanya bergantung pada besarnya simpangan kedua gelombang itu, tetapi juga
bergantung pada fasenya.
Jika dua gelombang memiliki simpangan-simpangan yang fasenya sama,
kedua gelombang itu akan menghasilkan gelombang yang simpangan-
simpangannya lebih besar daripada simpangan-simpangan kedua gelombang
asalnya itu.

Gambar 6.4.
Paduan gelombang dengan fase yang sama

Tetapi jika simpangan-simpangan kedua gelombang itu berlawanan


fasenya, simpangan-simpangan itu akan saling mengurangi, seperti pada
Gambar 6.5 berikut ini.
6.6 Praktikum IPA di SD 

Gambar 6.5.
Paduan gelombang dengan fase yang berlawanan

Rangkaiannya seperti pada Gambar 6.6 berikut ini.

Gambar 6.6.
Skema percobaan Melde
1. = pewaktu ketik,
2. = tali,
3. = katrol meja,
4. = beban gantung.

Jika pewaktu ketik bergetar, sehingga menimbulkan gelombang pada


tali, gelombang yang terjadi hanya akan sampai pada bagian tali di atas katrol
meja. Bagian tali ini merupakan ujung terikat untuk gelombang itu.
Percobaan dengan alat-alat ini digunakan untuk membimbing Anda dalam:
a. menjelaskan pengertian gelombang stasioner;
b. menjelaskan ha1-hal yang menimbulkan gelombang stasioner;
c. menjelaskan pengaruh tegangan terhadap panjang gelombang.
 PDGK4107/MODUL 6 6.7

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan Jenis-jenis Gelombang

Tujuan
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang
longitudinal.

Alat dan bahan:


a. Slinki.
b. Kabel listrik, panjang 5 m, = 0,5 cm.
c. Benang kasur panjang 3 m.
d. Karet gelang.

Langkah kerja:
1. Percobaan bentuk dan jenis gelombang
a. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin. Ikat salah satu
ujung slinki pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau
dipegang oleh teman Anda. Ujung yang lain dipegang sendiri.
b. Usiklah ujung slinki yang Anda pegang itu dengan cara
menggerakkan ujung slinki dengan cepat ke kiri lain ke kanan
seperti pada gambar berikut.

Gambar 6.7.
Memberi usikan pada slinki

Amati gelombang yang terjadi pada slinki. Apa yang terjadi pada
ujung slinki? Apa yang merambat pada slinki? Apa gelombang itu?
c. Usik lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah b. Amati arah
getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang
terjadi ini disebut gelombang transversal. Bagaimanakah arah getar
dan arah rambat gelombang transversal itu?
6.8 Praktikum IPA di SD 

d. Ikatkan karet gelang di tengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung


slinki yang Anda pegang berulang-ulang. Amati karet gelang
tersebut, ketika gelombang berjalan, ikut berpindahkah karet gelang
tersebut? Adakah energi yang merambat melalui pegas? Jika ada,
dari manakah asalnya?
e. Lakukan percobaan dari langkah a sampai dengan d sekali lagi. Kali
ini slinki diganti kabel listrik. Samakah hasilnya dengan
menggunakan slinki. Jika ada perbedaannya, sebutkan!
f. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu
ujung pada tiang yang cukup kokoh atau dipegang dengan Anda.
Ujung yang lain dipegang sendiri. Usiklah ujung slinki yang Anda
pegang berulang-ulang dengan cara menggerakkan ujung slinki
dengan cepat ke belakang lain ke depan seperti gambar berikut.

Gambar 6.8.
Usikan pada slinki secara berulang

Amati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang-


gelombang yang terjadi disebut gelombang longitudinal.
Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang longitudinal
tersebut?
g. Apa perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang
longitudinal?
 PDGK4107/MODUL 6 6.9

2. Percobaan Sifat Pemantulan Gelombang

Tujuan
Mengamati sifat pemantulan gelombang.

Alat dan bahan:


a. Slinki.
b. Benang kasur.
c. Kerikil.

Langkah kerja:
1. Lakukan percobaan tersebut di kolam, di bak air atau di bejana yang
berisi air, jatuhkan kerikil ke atas permukaan air. Kemudian amati
gelombang yang terjadi di permukaan air. Bagaimanakah bentuk
gelombangnya? Perhatikan sisi-sisi kolam, bak atau bejana yang dikenai
gelombang. Adakah gelombang yang dipantulkan?
2. Rentangkan slinki sejauh 1,5 m. Ikatkan salah satu ujungnya pada tiang
yang kokoh atau dipegang teman Anda, ujung yang satu ini harus tetap
pada tempat yang tidak bergeser (disebut ujung terikat).
3. Ujung slinki lainnya Anda pegang, getarkan situ kali sehingga
membentuk setengah panjang gelombang, seperti pada Gambar 6.9
berikut.

Gambar 6.9.
Slinki membentuk setengah panjang gelombang.

Amati perambatan setengah gelombang (denyut) sampai gelombang


tersebut hilang. Jika pola perambatan gelombang tersebut belum teramati
dengan jelas, getarkan lagi Ujung slinki tersebut, dapatkah gelombang
dipantulkan? Bagaimanakah fase gelombang pantul dibandingkan
dengan fase gelombang asalnya?
4. Ujung slinki yang terikat atau yang dipegang oleh teman Anda sekarang
ikat dengan benang yang panjangnya + 1,5 m. Ikatkan Ujung benang
6.10 Praktikum IPA di SD 

yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang yang kokoh atau dipegang
saja oleh teman Anda. Ujung slinki ini sekarang dapat bergerak bebas
oleh karena itu kita sebut slinki ujung bebas.
5. Getarkan ujung slinki yang Anda pegang satu kali sehingga membentuk
setengah panjang gelombang seperti percobaan 2 langkah 2. Amati
perambatan setengah panjang gelombang ini. Dengan ujung bebas ini,
bagaimanakah fase gelombang pantul dibandingkan dengan gelombang
asalnya?

3. Percobaan Gelombang Stasioner

Tujuan:
l. mengamati gelombang stasioner;
2. menjelaskan pengertian gelombang stasioner;
3. menjelaskan hal-hal yang menimbulkan gelombang stasioner;
4. menjelaskan pengaruh tegangan terhadap panjang gelombang.

Alat dan bahan:


1. Catu daya.
2. Pewaktu ketik atau bel listrik.
3. Benang kasur, panjang 1,5 m.
4. Beban gantung 75 gram, 100 gram, 125 gram.

Langkah kerja:
1. Rangkai alat dan bahan seperti Gambar 6.6 di atas (percobaan Melde).

Gambar 6.10.
Rangkaian Percobaan Melde
 PDGK4107/MODUL 6 6.11

Keterangan:
1. Catu daya.
2. Pewaktu ketik.
3. Tali.
4. Katrol meja.
5. Beban gantung.

Catu daya dipasang pada tegangan 6 Volt AC. Massa beban gantung
yang digunakan 75 gram, hitung tegangan tali (lama dengan berat beban
gantung).
2. Hidupkan catu daya, geser pewaktu ketik ke arah katrol meja perlahan-
lahan sampai timbul gelombang stasioner pada tali. Amati gelombang
stasioner tersebut, terlihat berjalankah? Mengapa? Terjadikah paduan
gelombang pada gelombang stasioner.
3. Ukur panjang gelombang ( 1) pada tali tersebut.
4. Matikan catu daya. Ganti atau tambahkan beban sehingga menjadi 100
gram. Hitung tegangan tali (T) dengan beban 100 gram tersebut.
5. Hidupkan catu daya. Geser-geser pewaktu ketik sehingga timbul kembali
gelombang stasioner pada tali itu. Ukur panjang gelombang ( 2) pada tali
tersebut.
6. Matikan catu daya. Ganti atau tambahkan beban (T3) sehingga menjadi
125 gram. Hitung tegangan tali dengan beban 125 gram.
7. Hidupkan catu daya. Geser-geser pewaktu ketik sehingga timbul kembali
gelombang stasioner pada tali itu. Ukur panjang gelombang pada tali
tersebut.
8. Bandingkan panjang gelombang stasioner 1, 2, dan 3. Bandingkan
hubungan panjang gelombang dengan tegangan tali.

Pertanyaan
1. Jika sebuah batu dilemparkan ke kolam, Anda akan melihat gelombang
berjalan di permukaan air. Apakah yang berjalan di permukaan air
seperti yang Anda lihat? Jelaskan!
2. Cahaya juga merupakan gelombang; dari jenis gelombang
elektromagnet. Berdasarkan sifat gelombang itu, apa yang dirambatkan
oleh cahaya?
3. Perhatikan gambar berikut.
6.12 Praktikum IPA di SD 

Seutas tali salah satu ujungnya diikatkan pada sebuah garputala. Ujung
yang lain dari tali diikatkan pada bang, kemudian garputala digetarkan
terus-menerus. Gambarkan bentuk gelombang yang terjadi pada tali
tersebut.
4. Mengapa jika tegangan tali diubah, pewaktu ketik harus digeser untuk
menimbulkan gelombang?
5. Pada setiap penambahan beban, Anda memperoleh panjang gelombang
yang berbeda panjangnya. Berubah jugakah frekuensi gelombang itu?
Jelaskan jawaban Anda itu!
6. Dalam percobaan Melde berlaku:

1 T
f

7. Carilah frekuensi gelombang (sama dengan frekuensi pada pewaktu


ketik) dari hasil percobaan Melde yang telah Anda lakukan!
 PDGK4107/MODUL 6 6.13

Kegiatan Praktikum 2

Getaran dan Bunyi

A. GETARAN BENDA

Sehari-hari Anda tentu telah mengenal getaran dan bunyi. Sebuah mistar
yang salah satu ujungnya dijepit dan ujung yang lain ditarik ke samping lalu
dilepaskan ujungnya itu akan melakukan gerak bolak-balik yang kita sebut
getaran. Getaran ini juga dapat diperoleh dengan menggantungkan sebuah
beban dengan sebuah tali (bandul), beban itu kemudian ditarik ke samping
lalu dilepaskan. Bandul akan berayun-ayun (melakukan gerak bolak-balik)
yang juga merupakan getaran. Begitu pula jika suatu benda kita gantungkan
pada ujung suatu pegas yang tergantung. Jika benda itu ditarik ke bawah lalu
dilepaskan, benda inipun akan melakukan gerak bolak-balik suatu benda.
Sekarang marilah kita pelajari lebih seksama getaran tersebut. Sebagai contoh
kita ambil getaran benda yang tergantung pada pegas. Jika benda yang
tergantung pada pegas itu dalam keadaan diam, kita katakan benda itu dalam
keadaan diam, kita katakan benda itu dalam keseimbangan. Titik yang
ditempati benda kita sebut titik kesetimbangan dan diberi nilai 0 (nol).

Gambar 6.11.
Kedudukan benda pada pegas yang bergetar
6.14 Praktikum IPA di SD 

Jika benda kita tarik ke bawah, misalnya sejauh x cm dari titik nol, jarak
ini merupakan simpangan terbesar. Jika kemudian kita lepaskan benda akan
bergerak bolak-balik ke atas dan ke bawah melewati titik kesetimbangannya,
benda kita katakan bergetar. Satu getaran ialah gerak benda dari suatu titik
sampai benda itu kembali ke titik semula. Misalnya kita akan mulai
memperhitungkan satu getaran mulai dari titik terjauh dan titik nol (titik A
pada Gambar 6.11). Satu getaran dari titik A ialah gerak benda dari titik A ke
titik B. Sampai kembali lagi ke titik A (A-0-B-0-A).
Jika Anda mengukur satu getaran secara manual, dengan menggunakan
stopwatch tidak akan dapat mengukurnya dengan tepat. Waktu yang
diperlukan benda untuk bergetar getaran itu sangat singkat, biasanya kurang
dari 1 detik. Jika Anda memaksakan diri melakukan pengukuran waktu 1
getaran, besar waktu yang Anda peroleh dari hasil pengukuran akan
menyimpang jauh, hal ini dapat di atasi dengan mengukur waktu getaran
selama 10 atau 20 getaran. Makin banyak getaran yang kita ukur waktunya
akan semakin baik hasil pengukurannya, tetapi perlu diingat bahwa semakin
lama getaran akan semakin kecil amplitudonya. Amplitudo adalah simpangan
terjauh pada setiap getaran dan akhirnya benda akan berhenti bergerak.
Hal lain yang perlu Anda perhatikan dalam mengukur waktu getaran
benda ini adalah jangan memulai mengukur (menekan stopwatch) pada saat
benda dilepaskan dari pegangan.

B. RESONANSI

Seperti yang telah Anda pelajari, resonansi adalah peristiwa turut


bergetarnya sesuatu benda oleh pengaruh getaran benda yang lain. Gejala
resonansi dapat kita amati dengan dilihat bergetar atau tidaknya benda yang
lain, tetapi tidak semua gejala resonansi dapat kita amati dengan cara melihat.
Resonansi yang terjadi pada udara di dalam koloni udara tidak dapat kita
amati dengan cara melihat. Kita dapat mengamati bahwa udara itu
beresonansi dengan cara mendengarkan kekerasan bunyi yang terjadi. Jika
bunyi tersebut terdengar lebih keras dibandingkan dengan bunyi asalnya,
maka dikatakan telah terjadi resonansi. Pada percobaan resonansi antara dua
bandul skemanya adalah sebagai berikut.
 PDGK4107/MODUL 6 6.15

Gambar 6.12.
Resonansi ayunan bandul

Dua buah bandul memiliki panjang tali yang sama, bandul ke-3 panjang
talinya berbeda dengan panjang tali kedua bandul itu. Salah satu bandul dari
kedua bandul itu yang panjang talinya sama diayunkan, sehingga bandul itu
berayun-ayun (bergetar). Dalam hal ini ada dua peristiwa yang harus Anda
amati. Yang pertama, Anda harus mengamati peristiwa yang terjadi pada
kedua bandul lainnya. Yang kedua, Anda harus mengamati gerak kedua
bandul yang panjang talinya sama, bandingkan gerak bandul yang satu
dengan gerak bandul yang lainnya.
Dari dua peristiwa ini Anda diharapkan dapat menarik kesimpulan
mengenai persyaratan terjadinya resonansi dan mengenai perubahan energi
ayunan pada bandul yang diayunkan dan bandul yang beresonansi.
Percobaan ke-2 adalah percobaan resonansi bunyi udara yang berada di
dalam kolom udara sebuah tabung yang kita sebut tabung resonansi. Sumber
bunyi dalam percobaan ini adalah garputala. Bunyi garputala akan
menimbulkan resonansi dalam kolom udara di dalam tabung jika panjang
kolom udara di dalam tabung itu memenuhi syarat-syarat tertentu. Berapakah
panjang kolom udara dalam tabung yang dapat menimbulkan bunyi? Jawaban
untuk pertanyaan ini diharapkan dapat Anda temukan dan percobaan Anda
yang kedua. Untuk dapat menemukan jawaban ini, Anda harus mengetahui
lebih dahulu hubungan antara frekuensi, panjang gelombang, dan cepat
rambat bunyi.
Hubungan antara frekuensi, panjang gelombang, dan cepat rambat bunyi
dinyatakan dengan persamaan berikut ini.
6.16 Praktikum IPA di SD 

v
v f. atau f

v = cepat rambat bunyi (m/s).


f = frekuensi gelombang (Hertz).
= panjang gelombang bunyi (m).

Dari persamaan di atas dapat kita ketahui bahwa jika cepat rambat bunyi
dan panjang gelombang bunyi diketahui, kita dapat mengetahui frekuensi
bunyi tersebut. Sebagai pedoman cepat rambat bunyi di udara adalah 331 m/s
pada suhu udara 0oC. Besar kecepatan ini sebenarnya tidak tepat besar, tetapi
cukup mendekati besar kecepatan yang sebenarnya. Cepat rambat bunyi di
udara pada suhu di atas 0°C dapat diperhitungkan dari cepat rambat bunyi
pada suhu 0oC dengan menggunakan persamaan berikut ini.

T1
v1 v2
T2

v1 = Cepat rambat bunyi di udara pada suhu T1 (m/s).


v2 = Cepat rambat bunyi di udara pada suhu 0oC (331 m/s).
T1 = Suhu udara dalam derajat Kelvin (K).
T2 = Suhu udara pada 0oC (273 K).

Dalam percobaan nanti Anda harus mengukur suhu udara untuk mencari
cepat rambat bunyi di udara.

Gambar 6.13.
Tabung Resonansi
 PDGK4107/MODUL 6 6.17

Tabung resonansi yang akan Anda gunakan terdiri atas pipa, bejana, air,
dan garputala. Pipa dipilih yang panjangnya kira-kira satu meter dengan
diameter lubangnya kira-kira 5 cm. Dengan tabung ini Anda akan
menemukan resonansi terjadi dua kali. Resonansi yang pertama terjadi pada
saat kolom udara masih pendek (lihat Gambar 6.13a), sedangkan resonansi
yang kedua terjadi pada saat kolom udara lebih panjang dari panjang kolom
udara pada resonansi pertama (lihat Gambar 6.13b). Baik pada resonansi
yang pertama ataupun resonansi yang kedua ujung atas pipa yang terbuka
akan merupakan perut gelombang (letak yang tepat dari perut gelombang ini
sebenarnya berada lebih atas dari ujung atas pipa itu, yaitu sejauh c, lihat
Gambar 6.13, dan ujung atas pipa), sedangkan di permukaan air di dalam
pipa akan merupakan simpul gelombang. Panjang kolom udara 1 (pada
Gambar 6.13a) ditambah dengan panjang c pada resonansi pertama
membentuk 14 panjang gelombang, sedangkan panjang kolom udara  2
(pada Gambar 6.13b) ditambah dengan panjang c pada resonansi kedua
membentuk 14 panjang gelombang. Besarnya e tidak kita ketahui, oleh
karena itu, Anda jangan menggunakan 1 saja, atau  2 saja untuk
menentukan besar panjang gelombang bunyi itu. Cara yang baik untuk
menentukan besar panjang gelombang bunyi oleh udara di dalam pipa adalah
dengan cara mengurangi panjang kolom udara pada resonansi ketiga
dikurangi panjang kolom udara pada resonansi kedua dikurangi panjang k
dan udara pada resonansi pertama sebagai berikut.

1
1  2
2
2  2 1

1 = panjang kolom udara pada resonansi pertama (m)


1 = panjang kolom udara pada resonansi kedua (m)
= panjang gelombang bunyi di udara (m)

Setelah Anda mengetahui cepat rambat bunyi di udara dan panjang


gelombang bunyi oleh udara di dalam pipa, Anda diminta mencari frekuensi
bunyi oleh udara di dalam pipa dengan menggunakan persamaan berikut ini.
6.18 Praktikum IPA di SD 

v
f

karena 2  2 1
v
maka f
2  2 1

Frekuensi bunyi yang Anda peroleh dengan menggunakan persamaan ini


adalah frekuensi bunyi oleh udara dalam pipa.
Tugas Anda dalam percobaan ini adalah mencari frekuensi bunyi oleh
udara di dalam kolom udara pipa dengan menggunakan persamaan yang
sudah diuraikan dalam bagian uraian ini. Selanjutnya Anda akan diminta
membandingkan frekuensi bunyi dari udara dalam kolom udara, yang
beresonansi dengan frekuensi sumber bunyi (garputala). Frekuensi bunyi
garputala tertulis di garputala. Dari hasil perbandingan ini Anda diharapkan
dapat menemukan perbandingan bunyi dari benda yang beresonansi dengan
sumber bunyi yang menimbulkan resonansi tersebut. Nilai perbandingannya
ini dibuat dalam bentuk kelipatan, misalnya frekuensi bunyi dari udara dalam
kolom 1/3 frekuensi bunyi garputala. Nilai kelipatan yang diperoleh dari hasil
percobaan mungkin tidak akan merupakan kelipatan bulat seperti dalam
contoh di depan, hal ini dikarenakan nilai hasil pengukuran tidak dapat
diharapkan tepat sama seperti nilai yang seharusnya menurut teori. Walaupun
demikian cobalah Anda dekatkan hasil percobaan.

C. KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan Getaran Benda oleh Pegas

Tujuan
1. Mengukur periode dan frekuensi getaran.
2. Menyelidiki pengaruh massa terhadap frekuensi.

Alat dan bahan:


1. Pegas.
2. Benda 3 buah (± 100 gram, 200 gram, 300 gram).
3. Statis.
4. Klem penjepit.
5. Stopwatch.
 PDGK4107/MODUL 6 6.19

Cara kerja:
1. Mengukur getaran benda oleh pegas
a. Gantungkan pegas pada statis. Gantungkan benda 100 gram di ujung
bawah pegas tersebut.

Gambar 6.14.
Rangkaian percobaan mengukur getaran benda oleh pegas.

b. Tarik benda ke bawah sejauh ± 5 cm, lalu lepaskan. Ukur waktu


pegas tersebut bergetar selama 20 getaran dengan menggunakan
stopwatch. Catat hasil pengukuran dalam Tabel 6.1 di lembar kerja.
Ulangi pengukuran sampai 5 kali. Carilah nilai rata-rata untuk
periode dan frekuensi.

2. Menyelidiki pengaruh massa terhadap frekuensi


a. Lakukan percobaan seperti nomor 1, dengan benda 150 gram.
Lakukan sebanyak 5 kali, catat hasilnya pada Tabel 6.2 di lembar
kerja. Ulangi percobaan dengan benda 200 gram, 250 gram, 300
gram.
b. Bandingkan nilai dari percobaan dengan massa 100 gram sampai
dengan 300 gram. Berpengaruhkah massa terhadap frekuensi.
jelaskan! Bergantung apa sajakah frekuensi tersebut?
6.20 Praktikum IPA di SD 

2. Percobaan Getaran Beban pada Ayunan (Bandul Sederhana)

Tujuan
Menghitung besarnya periode dan frekuensi pada bandul sederhana.

Alat dan bahan


1. Bandul besi.
2. Tiang gantungan.
3. Benang.
4. Stopwatch.

Cara kerja
1. Gantungkan bandul dengan seutas benang pada tiang yang tingginya
kira-kira 1,5 m, seperti Gambar 6.15 berikut.
2. Tariklah beban dari kedudukan seimbang (0) dengan tangan kiri,
sehingga menyimpang kira-kira 10o (titik A).

Gambar 6.15.
Rangkaian percobaan getaran beban pada ayunan.

3. Siapkan stopwatch di tangan kanan, jalankan stopwatch bersamaan


dengan melepaskan beban dari titik A. Amati apa yang terjadi.
4. Berilah hitungan 1 pada saat beban kembali ke A untuk pertama kalinya,
hitungan 2 untuk yang kedua kalinya, demikian seterusnya. Pada
hitungan ke-10 matikan stopwatch dan catat hasilnya.
5. Isikan hasil pengamatan Anda pada Tabel 6.3 di lembar kerja, dengan
mengganti beban dari 20 gram sampai dengan 100 gram.
6. Perhatikan Tabel 6.3, apakah periode dan frekuensi bandul dipengaruhi
beban.
 PDGK4107/MODUL 6 6.21

7. Lakukan seperti percobaan nomor 1 - 4 dengan mengganti panjang tali


yang berbeda-beda, massa tetap, yaitu 60 gram. Catatlah hasil
pengamatan Anda di Tabel Pengamatan 6.4.
8. Perhatikan Tabel 6.4 apakah periode dan frekuensi bandul dipengaruhi
panjang tali. Catatlah hasil pengamatan Anda di Tabel 6.4.
9. Dari Tabel 6.4 buatlah grafik T terhadap 1 linearkah? Sebutkan
hubungan antara periode (TT) dengan panjang tali ( 1 ).

3. Percobaan Benda Bergetar sebagai Sumber Bunyi

Tujuan
1. menjelaskan penyebab timbulnya bunyi.
2. menjelaskan cara perambatan bunyi.

Alat dan Bahan


1. Balon karet (1 buah).
2. Karet gelang (1 buah).
3. Kaleng bekas/kaleng susu (1 buah).
4. Serbuk besi.
5. Mistar plastik 30 cm (1 buah).

Cara kerja
1. Letakkan mistar plastik di atas meja, dengan salah satu tepinya menonjol
15 cm. Getarkan ujungnya dengan cara menarik ke atas, kemudian
dilepas. Apakah bagian mistar yang bergetar mengeluarkan bunyi?

Gambar 6.16.
Rangkaian percobaan benda bergetar sebagai sumber bunyi.
6.22 Praktikum IPA di SD 

2. Ulangi langkah 1 tersebut dengan panjang mistar 10 cm, amatilah apakah


getaran mistar menimbulkan bunyi? Lakukan untuk panjang mistar yang
menonjol 5 cm, 20 cm, dan 25 cm. Manakah yang lebih cepat
getarannya? Berdasarkan percobaan tersebut apakah benda yang bergetar
dapat menimbulkan bunyi?

4. Percobaan Resonansi Bunyi

Tujuan
1. Mengamati resonansi pada ayunan bandul.
2. Menjelaskan syarat terjadinya resonansi.
3. Mengukur panjang kolom udara tabung resonansi.
4. Menghitung cepat rambat bunyi di udara.

Alat dan Bahan


1. Tali (benang kasur atau sejenisnya).
2. Batang kayu/batang bambu/batang logam lentur dan lemah dengan
panjang ± 50 cm.
3. Beban 3 buah masing-masing 300 gram.
4. Termometer.
5. Bejana berisi air/ember.
6. Tabung kaca setinggi bejana atau pipa atau lampu neon bekas.
7. Garputala atau sendok.
8. Mistar.

Cara kerja
a. Percobaan Resonansi Ayunan Bandul
1) Rangkaikan alat-alat seperti pada gambar berikut.

Gambar 6.17.
Rangkaian percobaan resonansi ayunan bandul
 PDGK4107/MODUL 6 6.23

Panjang bandul A dibuat sama panjang dengan bandul B (+ 30 cm).


Bandul C dibuat lebih panjang daripada bandul A.
2) Getarkan bandul A dengan cara menarik bandul A ke samping
sejauh 5 cm tegak lurus batang D seperti pada Gambar 6.17 berikut.
Setelah ditarik ke samping kemudian lepaskan, biarkan bandul
berayun-ayun.
3) Amati bandul B dan bandul C dalam waktu yang agak lama. Apakah
bandul tersebut beresonansi (ikut berayun). Jika ada, bandul
manakah yang ikut beresonansi?
4) Getarkan lagi bandul A tersebut. Amati kecepatan getaran bandul
yang beresonansi dan bandul yang Anda getarkan (bandul A).
Makin lama gerak bandul A, makin cepat atau makin lambat? Gerak
bandul yang beresonansi makin cepat atau makin lambatkah?
Bandingkan kecepatan getaran kedua bandul tersebut!
5) Berdasarkan hasil pengamatan pada langkah d di depan,
bagaimanakah hubungan energi getar bandul A dengan bandul yang
beresonansi tersebut?

Gambar 6. 18.
Bandul ditarik ke samping sejauh + 5 cm

b. Percobaan Resonansi Bunyi pada Kolom Udara


1) Celupkan tabung kaca ke dalam bejana berisi air sampai hampir
tenggelam seluruhnya. Ambil sebuah garputala, catat frekuensi (fg =
….. Hz).
6.24 Praktikum IPA di SD 

Gambar 6.19.
Rangkaian percobaan resonansi bunyi

2) Getarkan sebuah garputala di atas tabung kaca, kemudian tarik


tabung kaca perlahan-lahan sampai Anda mendengar bunyi
dengungan. Bunyi dengungan yang pertama kali Anda dengar
menyatakan bahwa kolom udara dalam tabung kaca beresonansi
dengan garputala. Di sini frekuensi kolom udara adalah frekuensi
nada dasarnya. Catat panjang kolom udara sebagai 1 .
3) Tariklah tabung kaca agar panjang kolom udara kira-kira 3 kali
semula. Dengan menggerakkan garputala yang sama, ukurlah  2 ,
ketika terjadi dengungan yang kedua.
4) Ukurlah suhu udara t, pada waktu melakukan eksperimen, kemudian
ubah dalam derajat Kelvin T.
5) Hitunglah cepat rambat bunyi di udara dengan cara
T
a) v 331 .
273
1
b) Panjang kolom udara pada resonansi f, adalah x ..
4
3
Panjang kolom udara pada resonansi II adalah  2 x .
4
3 1 2 1
 2 1
4 4 4 2
2  2 1
Selanjutnya hitunglah cepat rambat bunyi di udara dengan
persamaan: v fg .
 PDGK4107/MODUL 6 6.25

Pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian dari periode dan frekuensi!
2. Bagaimana hubungan antara periode dan frekuensi?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi periode dan frekuensi pada:
a. pegas;
b. bandul ayunan.
4. Beberapa pegas yang berbeda elastisitasnya (kelentingannya) masing-
masing digantungkan pada sebuah statis. Pada masing-masing pegas
tersebut digantungkan benda yang massanya sama. Jika semua pegas itu
digetarkan akan samakah frekuensinya? Jelaskan!
5.

Sebuah bandul seperti gambar di atas diayunkan sehingga berayun dari


A-B-C kembali lagi ke A dan seterusnya.
a. Dapatkah ayunan bandul di atas disebut getaran? Jelaskan!
b. Jika Anda harus mengukur waktu ayunan bandul seperti di atas,
bagaimanakah cara yang baik dalam mengukur waktu ayunan
tersebut?
6. Perhatikan gambar berikut

Masing-masing pegas dalam gambar (a) dan (b) sama dalam segala hal
begitu juga massa bebannya. Jika pada gambar (a) dan (b) digetarkan,
akan samakah frekuensi getarannya? Jelaskan!
7. Jelaskan benda yang bagaimanakah yang dapat menimbulkan bunyi?
8. Bunyi yang sampai di telinga pendengar melalui medium apa?
6.26 Praktikum IPA di SD 

9. Berdasarkan eksperimen Anda:


a. Jelaskan pengertian resonansi!
b. Jelaskan syarat-syarat terjadinya resonansi!
10. Jika resonansi 1 terjadi pada kolom udara 25 cm, perkirakanlah panjang
kolom udara resonansi 2.
11. Dalam suatu percobaan di ruang tertutup, ternyata suhu udara pada saat
itu adalah 7oC. Hitunglah cepat rambat bunyi pada tempat tersebut!
 PDGK4107/MODUL 6 6.27

Kegiatan Praktikum 3

Telinga

T elinga merupakan indera pendengar. Bunyi bergetar dan bergerak di


udara dalam bentuk gelombang. Telinga kita begitu peka sehingga dapat
menginterpretasikan getaran menjadi berbagai bunyi. Manusia memiliki
sepasang telinga, masing-masing terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.

1. Telinga Luar
Telinga luar merupakan bagian telinga yang berguna sebagai penangkap
getaran suara. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, kelenjar
minyak dan selaput yang disebut gendang telinga. Daun telinga terbuat dari
tulang rawan yang berfungsi untuk menangkap getaran. Getaran yang
dihantarkan melalui lubang pendengaran akan menggetarkan gendang telinga
Lubang pendengaran dilapisi kulit berambut halus dan kelenjar keringat
yang memproduksi minyak serumen, yang berfungsi untuk menangkap
partikel seperti debu dan menghalangi masuknya air. Untuk lebih jelasnya
perhatikan Gambar 6.20 berikut.

Gambar 6.20.
Bagian-bagian Telinga Luar.
6.28 Praktikum IPA di SD 

2. Telinga Tengah
Telinga tengah berupa rongga yang berisi udara. Telinga tengah terdiri
dari selaput pendengaran (gendang telinga), tulang-tulang pendengaran, dan
saluran Eustachius, seperti terlihat pada Gambar 6.21. Tulang-tulang
pendengaran terdiri dari tulang martil, landasan, dan sanggurdi yang letaknya
saling bersambungan yang disebut osikel. Tugas ketiga tulang tersebut
menangkap getaran dari gendang telinga dan meneruskannya ke membran
yang menyelubungi tingkap oval atau tingkap jorong yang ada di telinga
bagian dalam, sehingga getaran diteruskan lagi ke telinga dalam. Jika ada
bunyi, gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran akan bergetar. Rongga
telinga bagian tengah dihubungkan dengan rongga mulut bagian belakang
oleh suatu saluran yang disebut pembuluh Eustachius. Saluran ini baru
terbuka pada saat kita mengunyah, menelan, menguap, bersin atau membuka
mulut. Fungsi pembuluh Eustachius adalah untuk memasukkan udara ke
telinga bagian tengah dan menjadikan tekanan udara di gendang telinga sama
dengan tekanan udara luar. Apabila kita mendengar suara yang keras seperti
ledakan, sebaiknya kita membuka mulut, agar gendang telinga kita tidak
robek karena tekanan yang kuat dari luar, yang dapat menyebabkan
pendengaran terganggu.

Gambar 6.21.
Bagian-bagian Telinga Tengah

3. Telinga Dalam
Telinga dalam berawal dari tingkap oval dan terowongan yang disebut
labirin. Bagian utama labirin adalah saluran gelung yang berhubungan
dengan organ keseimbangan dan rumah siput (koklea). Rumah siput
merupakan saluran yang berlekuk-lekuk, seperti terlihat pada Gambar 6.22.
Di dalam rumah siput terdapat cairan limfa. Koklea dilapisi membran yang
terdiri dari ribuan sel reseptor berambut. Sel reseptor tersebut digerakkan
oleh gerakan cairan. Sel ini mengubah getaran di dalam cairan menjadi
impuls dan mengirimkannya melalui saraf pendengaran ke otak untuk
diinterpretasikan menjadi bunyi yang kita dengar.
 PDGK4107/MODUL 6 6.29

Gambar 6.22.
Bagian-bagian Telinga Dalam

4. Cara Kerja Telinga


Bagaimanakah bunyi dapat kita dengar? Sumber bunyi menghasilkan
gelombang suara di udara dan ditangkap oleh daun telinga. Daun telinga
berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getaran bunyi. Getaran bunyi
tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga. Ketika getaran bunyi
mencapai gendang telinga akan menggetarkan tulang-tulang pendengaran.
Selanjutnya tingkap oval dan rumah siput ikut bergetar. Demikian pula cairan
limfa di dalam rumah siput. Getaran cairan limfa merangsang ujung-ujung
saraf. Ujung-ujung saraf menyampaikan rangsang bunyi tersebut ke otak.
Dengan demikian kita mendengar bunyi.

5. Gangguan Pendengaran
Kerusakan pada gendang telinga dapat menyebabkan gangguan pada
pendengaran. Kerusakan dapat disebabkan oleh tekanan udara yang tiba-tiba
meningkat atau akibat penyakit radang telinga bagian tengah.
Pada usia lanjut, pendengaran akan berkurang, hal ini terjadi karena
hubungan antar tulang-tulang pendengar sudah tidak baik, dan gendang
telinga mulai kaku. Gangguan ini dapat diatasi dengan memakai alat bantu
dengar.

6. Kepekaan Telinga terhadap Rangsang


Kemampuan setiap orang untuk mendengar bunyi tidak sama. Bahkan
kemampuan telinga kanan dengan telinga kiri kadang-kadang tidak sama.
Keras lemahnya bunyi tergantung pada banyaknya sel penerima yang
6.30 Praktikum IPA di SD 

mengirim impuls ke otak. Semakin kuat gelombang bunyi, semakin banyak


sel reseptor yang bergerak.
Kita bisa mengetahui asal bunyi dengan dua buah telinga kita. Perbedaan
waktu yang relatif kecil dari suatu bunyi untuk mencapai telinga dianalisis
oleh otak sehingga kita dapat mengetahui arah sumbernya.
Untuk menguji kemampuan indera pendengar Anda, lakukan kegiatan
sebagai berikut.

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan Kepekaan Indera Pendengar Manusia

Tujuan
Untuk mengetahui kepekaan indera pendengar seseorang.

Alat dan Bahan


a. Dua sendok makan.
b. Dua mangkok.
c. Sapu tangan dan kapas.

Cara kerja
a. Tutuplah matamu dengan sapu tangan.
b. Kedua teman yang lain masing-masing memegang sendok dan mangkok.
Tentukan jarak antara temanmu yang ditutup matanya dengan Anda yang
memegang sendok dan mangkok, misalnya pertama l m, kemudian 2 m,
begitu seterusnya.
c. Setelah siap, Anda yang ditutup matanya memberi aba-aba agar teman
yang memegang sendok mengetukkan sendok pada mangkok secara
bergantian. Dapatkah Anda mendengar bunyi yang dihasilkan? Dapatkah
Anda memperkirakan posisi teman Anda berdiri?
d. Kemudian, sumbatlah telinga kanan dan kiri secara bergantian dengan
kapas. Dapatkah Anda mendengar dengan jelas? Telinga mana yang
dapat mendengar dengan lebih baik?
e. Selanjutnya bergantian dengan teman Anda. Ulangi kegiatan seperti
yang Anda lakukan sebanyak empat kali lagi, ujilah kemampuan telinga
teman Anda.
f. Hasil observasi Anda kemudian masukkan ke dalam Tabel 6.1 berikut.
 PDGK4107/MODUL 6 6.31

Tabel 6.1. Kepekaan Indera Pendengar Manusia.

Telinga setelah ditutup


No. Jarak Telinga sebelum ditutup Keterangan
Telinga kiri Telinga kanan
1 1 meter
2 3 meter
3 6 meter
4 9 meter
5 dst

2. Percobaan Struktur dan Fungsi Telinga

Tujuan
Untuk mengetahui bagian-bagian yang menyusun telinga beserta
fungsinya.

Alat dan Bahan


a. Gambar struktur alat pendengaran manusia;
b. Lembar pengamatan;
c. Alat tulis.

Cara kerja
a. Perhatikan gambar struktur alat pendengaran manusia berikut.

b. Beri nama dan jelaskan fungsinya bagian-bagian telinga mulai dari


telinga bagian luar sampai telinga bagian dalam sesuai yang ditunjuk
dengan tanda anak panah.
c. Kemudian masukkan dalam Tabel 6.2 berikut ini
6.32 Praktikum IPA di SD 

Tabel 6.2.
Bagian-bagian yang menyusun telinga beserta fungsinya.

Telinga
No. Fungsi
Bagian luar Bagian tengah Bagian dalam
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
dst

3. Percobaan Mekanisme Transmisi Pendengaran

Tujuan
Untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi pada bagian-bagian telinga
yang dilalui getaran suara dari suatu sumber bunyi.

Alat dan Bahan


a. Gambar transmisi pendengaran;
b. Lembar pengamatan;
c. Alat tulis.

Cara kerja
a. Pelajari gambar transmisi pendengaran berikut ini!
 PDGK4107/MODUL 6 6.33

b. Jelaskan peristiwa yang terjadi pada bagian-bagian telinga yang dilalui


getaran suara, secara berurutan sesuai dengan nomor yang ada pada
gambar di atas.
1) Gendang pendengaran:
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________

2) Tulang-tulang pendengaran:
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________

3) Tingkap oval:
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________

4) Koklea:
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________

5) Cairan limfa:
__________________________________________________
__________________________________________________
6.34 Praktikum IPA di SD 

Pertanyaan
1. Jelaskan peranan daun telinga pada proses mendengar dari sumber
bunyi!
2. Jelaskan fungsi saluran Eustachius!
3. Jelaskan proses terjadinya rambatan suatu bunyi/suara hingga kita
mendengar!
4. Mengapa kemampuan mendengar seseorang satu dengan yang lain tidak
sama?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang menjadi tuli!
 PDGK4107/MODUL 6 6.35

Daftar Pustaka

Augusta, R. Ristasa. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada
Hewan dan Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta.

Haslam, Andrew. (1997). Tubuh. Alih bahasa Esther S. Mandjani Quality


Press, PO. Box 331, CPA 15418, Jakarta.

Kimball, John W. (1983). Biology. Addison Wesley Publishing Company.


London.

Parker, Steve. (2002). Indera. PT Mandira Jaya Abadi, Semarang.


6.36 Praktikum IPA di SD 

Lampiran

MODUL 6 KEGIATAN PRAKTIKUM

Nama : ………………………………………….
NIM : ………………………………………….
UPBJJ-UT : ………………………………………….

KEGIATAN PRAKTIKUM JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

Percobaan Jenis-jenis Gelombang

Hasil pengamatan:

Pembahasan:

Kesimpulan:
 PDGK4107/MODUL 6 6.37

Percobaan Sifat Pemantulan Gelombang

Hasil pengamatan:

Pembahasan:

Kesimpulan:
6.38 Praktikum IPA di SD 

Percobaan Gelombang Stasioner

Hasil pengamatan:

Pembahasan:

Kesimpulan:
 PDGK4107/MODUL 6 6.39

KEGIATAN PRAKTIKUM GETARAN DAN BUNYI

Percobaan Getaran Benda pada Pegas

Hasil pengamatan mengukur getaran benda pada pegas.

Tabel 6.1.
Massa benda = 100 gram

Waktu 20 getaran Periode Frekuensi


Percobaan ke
(sekon) (sekon) (hertz)
1
2
3
4
5

T = ......... sekon
T = ......... Hz

Hasil pengamatan pengaruh massa terhadap frekuensi

Tabel 6.2.

Waktu 20
Massa Benda Percobaan Periode Frekuensi
getaran Hertz
(gram) ke (sekon) (hertz)
(sekon)
150 1
2
3
4
5
200 1
2
3
4
5
6.40 Praktikum IPA di SD 

Waktu 20
Massa Benda Percobaan Periode Frekuensi
getaran Hertz
(gram) ke (sekon) (hertz)
(sekon)
250 1
2
3
4
5
300 1
2
3
4
5

Pembahasan:

Kesimpulan:
 PDGK4107/MODUL 6 6.41

Percobaan Getaran Benda pada Ayunan (Bandul Sederhana)

Hasil pengamatan
Tabel 6.3.
Panjang tali (f) = 100 cm (tetap)

F Frekuensi
Beban (gram) 10 T (S) T Periode (S)
(Hz)
20
30
40
50
60
70
80
90
100

Tabel 6.4.

Massa beban (m) = 60 gram (tetap)

Beban tali 
10 T (S) T Periode (S) T2
(cm)
100
90
80
70
60
50
40
30
20
6.42 Praktikum IPA di SD 

Pembahasan:

Kesimpulan:

Percobaan Benda Bergetar sebagai Sumber Bunyi

Hasil pengamatan:

Pembahasan:
 PDGK4107/MODUL 6 6.43

Kesimpulan:

Percobaan Resonansi Bunyi

1. Resonansi ayunan bandul

Hasil pengamatan:

Pembahasan:

Kesimpulan:
6.44 Praktikum IPA di SD 

2. Resonansi bunyi

Hasil pengamatan:

Pembahasan:

Kesimpulan:
 PDGK4107/MODUL 6 6.45

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA


KEGIATAN PRAKTIKUM TENTANG INDERA

Nama : ………………………………………….
NIM : ………………………………………….
UPBJJ-UT : ………………………………………….

1. Kegiatan Praktikum Kepekaan Indera Pendengar Manusia

Hasil pengamatan

Tabel 6.1. Kepekaan Indera Pendengar Manusia.

Telinga setelah ditutup


No. Jarak Telinga sebelum ditutup Keterangan
Telinga kiri Telinga kanan
1 1 meter
2 3 meter
3 6 meter
4 9 meter
5 dst

Pembahasan:

Kesimpulan:
6.46 Praktikum IPA di SD 

2. Kegiatan Praktikum Struktur dan Fungsi Telinga

Hasil pengamatan:

Tabel 6.2.
Bagian-bagian yang Menyusun Telinga beserta Fungsinya.

Telinga
No. Fungsi
Bagian luar Bagian tengah Bagian dalam
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
dst
 PDGK4107/MODUL 6 6.47

Pembahasan:

Kesimpulan:

3. Kegiatan Praktikum Mekanisme Transmisi Pendengaran

Hasil pengamatan

a. Gendang pendengaran
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

b. Tulang-tulang pendengaran
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

c. Tingkap oval:
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
6.48 Praktikum IPA di SD 

d. Koklea:
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

e. Cairan limfa:
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

Pembahasan
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

Kesimpulan:
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

Jawaban Pertanyaan:
1. ____________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

2. ____________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

3. ____________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
 PDGK4107/MODUL 6 6.49

4. ____________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

5. ____________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
Modul 7

Optik

Dr. Maman Rumanta, M.Si.


Tuti Purwoningsih, S.Pd.

D alam modul kali, Anda akan melakukan praktikum tentang optik. Optik
adalah sifat yang berkaitan dengan cahaya. Cahaya adalah sebagian
dari gelombang elektromagnetik yang karena sifat-sifat tertentu
menyebabkan kita dapat melihat berbagai benda serta keindahan alam yang
beraneka warna. Bahkan dengan bantuan berbagai alat optik, kita dapat
membentuk bayangan suatu benda dengan kualitas yang semakin baik,
sehingga obyek benda tersebut dapat dipelajari dengan cara seksama.
Dalam kegiatan praktikum ini Anda akan melakukan percobaan secara
sederhana tentang optik. Secara eksperimen, banyak hal yang dapat dipelajari
mengenai optik. Pada kesempatan kali ini, Anda akan menerapkan prinsip
cahaya dan sifat bayangan yang dibentuk oleh sebuah cermin dan lensa serta
aplikasinya dalam mata kita.
Pembentukan bayangan sebagai hasil dari fenomena pemantulan dan
atau pembiasan cahaya merupakan bagian dari gejala optika yang paling
banyak dimanfaatkan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia
ilmu pengetahuan. Mulai dari pengamatan jasad renik yang tak terlihat oleh
mata telanjang dengan menggunakan mikroskop, pengamatan benda-benda
kecil dengan menggunakan lup, pengamatan benda-benda jauh dengan
teropong bumi, sampai dengan pengamatan benda-benda langit dengan
menggunakan teropong bintang jenis bias atau teropong bintang jenis pantul.
Dengan disajikannya modul ini kami berharap Anda dapat menerapkan
prinsip cahaya pada alat-alat optik terutama dalam mata kita. Secara khusus
kompetensi yang diharapkan dari Anda setelah melaksanakan kegiatan modul
ini antara lain:
1. melakukan percobaan sifat cahaya;
2. melakukan percobaan lensa;
3. menjelaskan struktur mata.
7.2 Praktikum IPA di SD 

Agar Anda dapat mengerjakan semua kegiatan praktikum dalam modul


ini dengan baik, ikutilah petunjuk berikut.
1. Baca dan kajilah dengan seksama setiap kegiatan praktikum pada modul
ini.
2. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebelum Anda melakukan
kegiatan praktikum.
3. Catatlah setiap hasil kegiatanmu pada lembar kegiatan yang tersedia
pada lampiran modul ini.
4. Jawablah setiap pertanyaan dengan baik dan benar.
5. Buatlah laporan praktikum dengan baik dan ditulis tangan dengan rapi.
 PDGK4107/MODUL 7 7.3

Kegiatan Praktikum 1

Sifat Cahaya

C ahaya tergolong gelombang elektromagnetik karena cahaya dapat


merambat tanpa zat antara (medium). Bagaimana cara cahaya
merambat? Cahaya merambat menurut garis lurus.
Hubungan antara kecepatan cahaya (c), frekuensi (f) dan panjang
gelombangnya ( ) adalah
c=f (7.1)
Kecepatan cahaya dalam ruang hampa maupun udara adalah c0 = 3.108 m/s.
Dalam peristiwa pembiasan kecepatan dan panjang gelombang berubah,
tetapi frekuensi tetap. Perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang hampa
(c') dengan kecepatan cahaya dalam suatu medium (c) disebut indeks bias
absolut (n) medium tersebut.
c0
n (7.2)
c
c0
Berarti indeks bias ruang hampa maupun udara adalah n 1.
c
Sedangkan menurut Snellius, jika terjadi pembiasan cahaya dari medium
(1) ke medium (2), akan berlaku hubungan sebagai berikut.

n1 sin i n 2 sin r (7.3)

i = sudut datang dan r = sudut bias.

Dengan peristiwa dispersi, cahaya poklikromatik dapat diuraikan


menjadi cahaya monokromatik. Salah satu cara menentukan panjang
gelombang cahaya monokromatik adalah melalui difraksi cahaya pada kisi
dengan menggunakan rumus:

d tan k (7.4)
7.4 Praktikum IPA di SD 

d = konstanta kisi.
= sudut penyimpangan.
k = orde.
= panjang gelombang.

Cermin dan lensa adalah benda-benda optik yang dapat membentuk


bayangan suatu benda. Bayangan semu dapat dilihat secara langsung,
sedangkan bayangan sejati hanya dapat dilihat dengan menggunakan layar.
Hubungan antara jarak fokus (f), jarak benda (s) dan jarak bayangan (s')
yang dibentuk oleh cermin atau lensa adalah sebagai berikut.
1 1 1
(7.5)
f s s'

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan Pemantulan cahaya

Tujuan
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan Anda
dapat:
a. menjelaskan sifat-sifat cahaya;
b. menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin;
c. menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa;
d. menentukan fokus cermin cekung;
e. menentukan fokus lensa cembung.

Alat dan Bahan


a. Cermin datar (3 6 cm2).
b. Cermin cembung.
c. Cermin cekung.
d. Lampu senter.
e. Busur derajat.
f. Kertas putih.
g. Lilin.
h. Layar (tabir kertas).
i. Celah cahaya.
 PDGK4107/MODUL 7 7.5

Prosedur Percobaan
a. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
1) Susunlah lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar
seperti Gambar 7.1.

Gambar 7.1.
Susunan Percobaan Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar

2) Nyalakanlah lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas


cahaya pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantulnya.
4) Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul tersebut (r).
5) Letakkan sebuah benda (dalam hal ini lilin) di depan cermin datar
dan amati bayangannya selama benda itu Anda geser-geserkan di
depan cermin datar.
6) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
datar tersebut.
7.6 Praktikum IPA di SD 

b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung


1) Susunlah alat seperti Gambar 7.2.

Gambar 7.2.
Susunan Percobaan Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung.

2) Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya


pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
nampak sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang
terbentuk.
4) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
cembung tersebut.

c. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung


1) Susunlah alat seperti Gambar 7.3.
 PDGK4107/MODUL 7 7.7

Gambar 7.3.
Susunan Percobaan Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung

2) Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya


pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang
terbentuk.
4) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
cekung tersebut.
5) Aturlah jarak benda atau letak layar agar pada layar terbentuk
bayangan yang jelas dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan
jarak bayangan.
6) Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin,
maka pada jarak tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak
tampak). Ukur jarak benda dari cermin cekung pada keadaan
tersebut (s).
7.8 Praktikum IPA di SD 

2. Percobaan pembiasan cahaya

Alat dan Bahan


a. Lampu senter.
b. Celah cahaya.
c. Balok kaca.
d. Kertas putih.
e. Busur derajat.
f. Lensa cembung.
g. Lensa cekung.
h. Layar (tabir kertas).
i. Lilin.
j. Penggaris panjang (100 cm).

Prosedur Percobaan
a. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca seperti Gambar 7.4.

Gambar 7.4.
Susunan Percobaan Pembiasan Cahaya dengan Balok Kaca.

b. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada
saat sebelum dan sesudah menembus balok kaca.
 PDGK4107/MODUL 7 7.9

c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut


datang dan sudut biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang dan sudut
bias tersebut.
d. Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku
dengan jarak yang relatif dekat antara lensa dan huruf. Kemudian
geserkan lensa perlahan lahan menjauhi huruf tersebut sampai bayangan
huruf menjadi sangat besar dan kabur atau tidak tampak. Ukur jarak
huruf ke lensa pada saat tersebut dan catat bagaimana sifat-sifat
bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut.
e. Susunlah lensa cembung, layar, lilin dan penggaris panjang seperti
Gambar 7.5 berikut.

Gambar 7.5.
Susunan Percobaan Pembiasan Cahaya dengan Lensa Cembung.

f. Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin
paling tajam pada tabir. Ukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’),
dan catat sifat-sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung tersebut.
g. Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku
Anda, dengan jarak yang relatif dekat. Kemudian geserkan lensa secara
perlahan lahan menjauhi huruf tersebut. Catat bagaimana sifat-sifat
bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung tersebut.
7.10 Praktikum IPA di SD 

3. Percobaan Difraksi, Interferensi, dan Dispersi

Alat dan bahan


a. Lampu TL.
b. Kisi difraksi.

Prosedur percobaan
a. Susun Lampu TL, penggaris panjang dan kisi seperti Gambar 7.6
berikut.

Gambar 7.6.
Susunan Percobaan Difraksi, Interferensi dan Dispersi.

b. Setelah lampu TL dinyalakan, lakukan pengamatan dengan


menggunakan kisi 3000 celah/cm atau d = 1/300 cm. Jika yang dipilih
warna ungu, ukurlah jarak warna ungu yang Anda dilihat ke lampu TL,
Catat orde atau warna ungu ke berapa dari lampu TL yang Anda amati
tersebut (k). Ukur jarak kisi ke lampu TL.

Pertanyaan
a. Pada saat bayangan benda menghilang (tidak tampak) dalam cermin
cekung, berarti bayangan yang dibentuk cermin cekung ada di jauh tak
 PDGK4107/MODUL 7 7.11

berhingga (s’ = ~). Dengan menggunakan persamaan (7.5) pada landasan


teori, tentukan jarak fokus cermin cekung tersebut!
b. Agar cermin cekung yang memiliki jarak fokus 10 cm dapat membentuk
bayangan pada jarak dua kali jarak bendanya, di manakah benda harus
diletakkan dari cermin cekung tersebut?
c. Dengan menggunakan persamaan (7.2) dan (7.3) pada landasan teori,
tentukan indeks bias kaca dan kecepatan rambat cahaya dalam balok
kaca dari hasil kegiatan II.
d. Agar lensa cembung yang memiliki jarak fokus 20 cm dapat membentuk
bayangan nyata pada jarak setengah kali jarak bendanya, di manakah
benda harus di letakkan terhadap lensa cembung tersebut?
e. Sebutkan warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL pada
percobaan kegiatan 3!
f. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa difraksi, interferensi, dan
dispersi!
7.12 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 2

Lensa Cembung dan Cermin Cekung

D alam kehidupan sehari-hari dua alat optik yaitu cermin dan lensa
banyak kita jumpai, baik itu lensa cembung, lensa cekung, cermin datar,
cermin cembung, maupun cermin cekung. Cermin merupakan benda optis
yang tidak tembus cahaya yang memantulkan hampir semua cahaya yang
datang. Sedangkan lensa adalah piranti optis yang dibatasi oleh dua
permukaan bidang bola atau salah satu bidang batasnya bidang datar. Pada
percobaan ini digunakan lensa cembung dan cermin cekung.
Titik api lensa positif (cembung) merupakan titik potong berkas sinar
bias jika sumber cahaya berada jauh takhinga. Sedangkan titik api cermin
cekung merupakan titik potong berkas sinar pantul, jika sumber cahaya
berada jauh takterhingga.
Persyaratan “jauh takterhingga” dapat juga dipenuhi asalkan berkas sinar
yang menuju ke lensa atau cermin merupakan berkas yang sejajar. Jarak titik
api (f) dapat ditentukan dari hubungan:
1 1 1
f s s'
dengan:
f adalah jarak titik api (m).
s adalah jarak benda (m).
s’ adalah jarak bayangan (m).

Sedangkan keakuratan lensa (P) dinyatakan dengan:


1
P
f
Dalam hal ini f harus dinyatakan dalam satuan meter dan satuan
kekuatan lensa adalah dioptri.
 PDGK4107/MODUL 7 7.13

KEGIATAN PRAKTIKUM

Tujuan
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan Anda
dapat:
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung.
2. Menentukan kekuatan lensa cembung (P).
3. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung.

Alat dan Bahan


1. Meja optik lengkap.
2. Lensa cembung.
3. Cermin cekung.
4. Layar.
5. Sumber cahaya (lilin atau lampu).

Prosedur Percobaan

1. Percobaan Lensa Cembung


a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan
sumber cahaya (Gambar 7.7).

Gambar 7.7.
Susunan Percobaan Lensa Cembung.
7.14 Praktikum IPA di SD 

b. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan


lensa agar pada layar terbentuk bayangan yang paling tajam.
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’).
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang
berbeda.

2. Percobaan Cermin Cekung


a. Susunlah alat seperti Gambar 7.8.

Gambar 7.8.
Susunan Percobaan Cermin Cekung.

b. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar


agar pada layar terbentuk bayangan paling tajam.
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’).
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang
berbeda.

Pertanyaan
1. Tentukan jarak fokus (f) lensa cembung yang Anda gunakan dalam
percobaan!
2. Tentukan kekuatan lensa (P) yang Anda pergunakan dalam percobaan!
3. Tentukan jarak fokus (f) cermin cekung yang Anda gunakan dalam
percobaan!
 PDGK4107/MODUL 7 7.15

Kegiatan Praktikum 3

Mata

M ata merupakan salah satu organ tubuh kita yang sangat penting. Coba
kita bayangkan bagaimana jika kita tidak mempunyai mata? Apakah
Anda mampu melihat dunia yang indah ini? Tentu saja dunia ini hanya akan
dirasakan dalam kegelapan. Itulah pentingnya mata yang terkadang kita tak
dapat mensyukurinya. Mata dapat kita ibaratkan sebagai sebuah kamera, di
mana untuk mendapatkan gambar yang baik diperlukan adanya cahaya,
diafragma untuk mengatur pencahayaan, dan fokus untuk memusatkan
gambar agar terlihat dengan jelas. Seperti halnya kamera, untuk dapat melihat
dengan jelas, mata kita perlu melakukan hal yang sama, yaitu perlu adanya
cahaya, disaring dengan adanya iris yang terlihat dari membesar atau
mengecilnya pupil mata, serta difokuskan dengan adanya akomodasi lensa.
Dengan demikian kita dapat melihat benda sekitar dengan baik.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang struktur luar mata,
perhatikan Gambar 7.9 berikut.

Gambar 7.9.
Morfologi mata (Martin, 2002).

Itulah gambaran mata kita secara keseluruhan dan bagaimana kondisi


pupil mata kita dalam kondisi pencahayaan yang berbeda.
Sekarang mari kita lanjutkan dengan bahasan mengenai anatomi mata.
Struktur mata kita dari luar ke dalam terdiri atas kornea, iris, lensa mata
dengan ligamen suspensori yang bertumpu pada otot siliari, agar lensa
7.16 Praktikum IPA di SD 

tersebut tetap pada posisinya dan dapat berakomodasi. Akomodasi lensa mata
terjadi dengan adanya kerja otot siliari. Jika otot siliari mengendur
(relaksasi), maka ligamen suspensori akan menegang (kontraksi) sehingga
lensa akan memipih. Hal ini berguna pada saat melihat objek yang jauh.
Sebaliknya jika otot siliari menegang, maka ligamen suspensori akan
mengendur sehingga lensa menjadi cembung. Hal ini terjadi ketika kita
melihat benda-benda yang dekat. Untuk Lebih jelasnya perhatikan
Gambar 7.10.

Gambar 7.10.
Akomodasi lensa mata (Martin, 2002)

Mata mengandung cairan berbentuk jelly yang terdapat di depan lensa


dikenal dengan aquous humor, sedangkan yang terdapat di belakang lensa
disebut vitreous humor. Dinding mata yang membatasi vitreous humor
terdiri atas 3 lapisan, yaitu retina, koroid, dan sklera. Untuk lebih jelasnya
perhatikan Gambar 7.11 berikut.
 PDGK4107/MODUL 7 7.17

Gambar 7.11.
Anatomi mata (Burton, 2001).

Sekarang, bagaimana mata kita dapat melihat? Ada beberapa proses


yang terjadi, antara lain:
1. Cahaya (bayangan benda) akan masuk ke dalam mata melalui kornea,
aqueous humor, dan pupil mata.
2. Lensa mata yang bersifat transparan dan elastis akan melakukan
akomodasi (berubah kecembungannya):
a. Lensa mata akan berbentuk cembung jika kita melihat objek yang
dekat.
b. Berbentuk pipih jika kita melihat objek yang jaraknya jauh dari
mata kita.
3. Retina mempunyai sel-sel yang sensitif terhadap cahaya:
a. sel batang, peka terhadap rangsang cahaya rendah (redup);
b. sel kerucut, peka terhadap cahaya terang.

Sel-sel ini selanjutnya akan mengkonversi bayangan benda ke dalam


bentuk energi listrik, dalam bentuk impuls syaraf, yang selanjutnya
disampaikan ke otak, melalui syaraf optik.
4. Otak menerjemahkan impuls syaraf tersebut dalam bentuk penglihatan
terhadap suatu objek.

Untuk lebih jelasnya, coba Anda perhatikan Gambar 7.12 berikut.


7.18 Praktikum IPA di SD 

Gambar 7.12.
Perjalanan cahaya (bayangan benda) melalui mata (Martin, 2002).

Pada retina terdapat lokasi di mana sel kerucut jauh lebih banyak
daripada sel batang yang disebut sebagai fovea (bintik kuning). Selain itu
terdapat suatu titik di mana retina tersebut tidak mempunyai sel batang
maupun sel kerucut, dan jika bayangan benda mengenainya, maka mata kita
tidak akan melihat benda tersebut. Lokasi demikian pada retina disebut
dengan istilah blind spot (bintik buta).

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan Bintik Buta

Tujuan
a. mengetahui bagaimana bayangan benda jika mengenai bintik buta;
b. menentukan jarak benda yang Anda lihat yang bayangannya tepat
mengenai bintik buta.

Alat dan Bahan


a. Gambar A dan B.
b. Tabel pengamatan.
c. Alat tulis dan penggaris.
 PDGK4107/MODUL 7 7.19

Gambar 7.13.
Percobaan Bintik Buta (Mackean 1988).

Cara Kerja

a. Percobaan Bintik Buta

1) Bintik Buta (1)


a) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu Gambar 7.13A, tabel
pengamatan dan alat tulis.
b) Tutup mata kiri Anda dengan jari-jari tangan.
c) Peganglah Gambar 7.13A dengan jarak lebih kurang 60 cm dari
mata Anda.
d) Pusatkan pandangan mata kanan Anda pada tanda positif (+),
selanjutnya secara perlahan-lahan dekatkan gambar tersebut ke
bagian muka Anda dengan pandangan mata kanan Anda tetap
terfokus pada tanda (+) tersebut.
e) Pada jarak berapa dari mata Anda tanda bundaran hitam ( ) pada
gambar tersebut tidak tampak dalam pandangan mata Anda?
f) Catat hasil pengamatan Anda pada lembar pengamatan, Tabel
pengamatan di bagian akhir modul ini.

2) Bintik Buta (2)


a) Perhatikan Gambar 7.13B.
b) Tutup mata kiri dengan jari tangan Anda, dan dengan mata kanan
Anda, pandanglah tanda positif (+) secara tajam, jarak gambar
mulai dengan 60 cm dari mata Anda.
c) Secara perlahan-lahan, dekatkanlah gambar tersebut ke arah muka
Anda, sementara pandangan Anda tetap tertuju pada tanda (+).
d) Pada jarak berapa dari mata, garis pendek tampak menghilang dari
pandangan Anda?
7.20 Praktikum IPA di SD 

e) Lanjutkan gerakan Gambar 7.13B tersebut, selanjutnya pada jarak


berapa garis pendek tersebut terlihat kembali? Apa yang Anda lihat
antara garis panjang dengan garis pendek?
f) Catat hasil pengamatan Anda pada lembar pengamatan, Tabel …, di
bagian akhir modul ini.

Pertanyaan:
1) Pada percobaan bintik buta (1), mengapa tanda ( ) menghilang dari
pandangan Anda pada jarak tertentu?
2) Pada percobaan bintik buta (2) mengapa kedua garis (pendek dan
panjang) tampak menyatu? Pada jarak berapa dari mata Anda? Jelaskan
mengapa hal itu terjadi!

2. Percobaan Iris (pupil) Mata

Tujuan
a. Untuk mengetahui reaksi pupil mata manusia pada cahaya redup dan
terang.
b. Mengetahui reaksi pupil mata kucing pada cahaya redup dan terang.

Alat dan Bahan


a. lilin;
b. korek api;
c. senter;
d. kucing;
e. tabel pengamatan;
f. alat tulis.

Cara kerja
a. Iris (pupil) Mata pada Manusia
1) Mintalah teman Anda untuk bekerja berpasangan
2) Masuklah ke dalam suatu ruangan yang teduh (cahaya redup).
3) Mintalah teman Anda untuk duduk berhadapan, kemudian suruhlah
menutup mata dengan kedua tangannya, ambil dan nyalakan lilin
lebih kurang 10 cm dari mata kawan Anda tersebut. Selanjutnya
mintalah kawan Anda untuk membuka mata kiri. Selanjutnya amati
pupil matanya dengan cermat dan gambarkan hasilnya.
 PDGK4107/MODUL 7 7.21

4) Matikan lilin dan suruhlah kawan Anda membuka mata kanan,


kemudian perhatikan pula bagaimana bentuk dan keadaan pupil
mata teman Anda tersebut dengan cermat dan gambarkan hasilnya.
Tuangkan hasil pengamatan Anda pada Lembar Kerja.

Pertanyaan :
1) Dari hasil pengamatan Anda tersebut, mana yang lebih besar,
apakah pupil mata ketika lilin dinyalakan ataukah ketika lilin
dipadamkan? Jelaskan!
2) Apa fungsi pupil mata tersebut bagi penglihatan? Jelaskan!

b. Iris (pupil) Mata pada Kucing


1) Ambillah seekor kucing, dan bawalah ke ruangan yang teduh.
2) Amati pupil mata kucing tersebut, selanjutnya gambarkan hasil
pengamatan Anda.
3) Ambillah sebuah senter, kemudian sorotkan senter tersebut ke mata
kucing! Coba Anda perhatikan pupil mata kucing tersebut, baik
bentuk maupun ukurannya. Selanjutnya gambarlah hasil
pengamatan Anda. Tuangkan setiap hasil pengamatan Anda dalam
Tabel pada Lembar Kerja.

Pertanyaan :
1) Dari hasil pengamatan Anda tersebut, bagaimana bentuk pupil mata
kucing ketika di dalam ruangan yang agak gelap? Mengapa
demikian? Jelaskan!
2) Bagaimana bentuk pupil mata kucing ketika disorot dengan senter?
Jelaskan mengapa hal itu terjadi!
7.22 Praktikum IPA di SD 

Glosarium

Cahaya : sebagian dari gelombang elektromagnetik yang karena


sifat-sifat tertentu menyebabkan kita dapat melihat berbagai
benda serta keindahan alam yang beraneka warna.
Cermin : benda-benda optik yang dapat membentuk bayangan suatu
benda
Lensa : Bahan transparan yang dapat menghasilkan bayangan dari
suatu benda yang ditempatkan di depannya.
Interferensi : Perpaduan antara gelombang-gelombang yang berlainan.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang
menunjukkan gejala interferensi pula.
Difraksi : Peristiwa pembelokan gelombang di sekitar tepi rintangan
yang berada dalam lintasan gelombang itu.
Dispersi Pemisahan seberkas cahaya yang berisi frekuensi-frekuensi
yang berbeda ketika melewati bahan yang mempunyai
indeks bias bervariasi dengan frekuensi.
 PDGK4107/MODUL 7 7.23

Daftar Pustaka

I Made Padri. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 5.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Al Maryanto, dkk, (2000). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Yogyakarta:


FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Resnick, R., Halliday, D., Krane, K.S., (1992). Fisika Dasar 1 (terjemah
Silaban). Jakarta: Erlangga.

Soejoto & Sustini, Euis. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jakarta:
Depdikbud.

Sumardjono, dkk. (2000). Fisika Dasar 1. Universitas Negeri Malang.

Tim penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.


(1995). Kamus Besar Indonesia Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka,
Depdikbud.

Kimbal JW. (1983). Biology. 5th Ed. Massachusetts: Addison-Wesley Publ.


Co.

Mackean, DG. (1988). Experimental Work in Biology. London: Combined


Ed. John Murray Ltd.

Martin, J. (2002). Biology. 2nd Ed. New York: Cambridge University


Press.
7.24 Praktikum IPA di SD 

Lampiran

LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA DI SD


PDGK4107/MODUL 7
OPTIK

Nama : …………………………………………..................
N I M. : …………………………………………..................
UPBJJ : …………………………………………..................
Tgl. Percobaan : …………………………………………..................
Nama Instruktur : …………………………………………..................
Penilaian Instruktur : …………………………………………..................

A. KEGIATAN PRAKTIKUM SIFAT CAHAYA

1. Pemantulan Cahaya

a. Pemantulan cahaya pada cermin datar

3) Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar

4) Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r)

Tabel 7.1

No. i (derajat) r (derajat)


 PDGK4107/MODUL 7 7.25

6) Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar


..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................

b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung

3) Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung

4) Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung


..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................

c. Pemantulan cahaya pada cermin cekung

3) Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung

4) Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung


..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
7.26 Praktikum IPA di SD 

5. No. Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)

A
6. No. Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)

2. Pembiasan Cahaya
c. Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca

A
No. Sudut datang (i) Sudut bias (r)

d. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung


..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................

f. No. Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)


 PDGK4107/MODUL 7 7.27

Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung


..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................

g. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung


..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................

3. Percobaan Difraksi, Interferensi dan Dispersi

6.

Jawaban Pertanyaan

a.

b.

c.

d.

a
7.28 Praktikum IPA di SD 

e.

f.

B. KEGIATAN PRAKTIKUM II LENSA CEMBUNG DAN CERMIN


CEKUNG

1. Lensa Cembung

No. Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)

2. Cermin Cekung

No. Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)

Jawaban Pertanyaan

1. Jarak fokus lensa cembung


 PDGK4107/MODUL 7 7.29

2. Kekuatan lensa (p)

3. Jarak fokus cermin cekung

C. KEGIATAN PRAKTIKUM MATA

1. Bintik Buta (1) dan (2)

a. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil pengamatan bintik buta (1)

Jarak gambar A Dengan fokus pada tanda positif


No Ket
dari mata Anda (+) maka tanda bundaran hitam
1 60 cm Tampak jelas
2 59 cm ………………
3 58 cm ………………
4 57 cm ………………
5 56 cm ………………
dst

Tabel Hasil pengamatan bintik buta (2)

Dengan fokus pada tanda positif (+) maka:


Jarak gambar
No. A dari mata Garis pendek tampak
Anda Garis pendek menyatu dengan garis
panjang *)
1 60 cm Tampak jelas
2 59 cm ………………
3 58 cm ………………
7.30 Praktikum IPA di SD 

Dengan fokus pada tanda positif (+) maka:


Jarak gambar
No. A dari mata Garis pendek tampak
Anda Garis pendek menyatu dengan garis
panjang *)
4 57 cm ………………
5
dst

*) Beri tanda cek (v) jika tanda garis pendek menyatu dengan garis
panjang.

b. Pembahasan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

c. Kesimpulan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

d. Jawaban Pertanyaan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
 PDGK4107/MODUL 7 7.31

2. Iris (pupil) Mata

a. Hasil Pengamatan

A. Bentuk pupil mata ketika lilin dinyalakan

B. Pupil mata ketika lilin dipadamkan

Gambar Bentuk pupil mata manusia ketika melihat


dalam keadaan cahaya terang dan cahaya redup.

b. Pembahasan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
7.32 Praktikum IPA di SD 

c. Kesimpulan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

d. Jawaban Pertanyaan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

a. Hasil pengamatan

A. Bentuk pupil mata kucing pada cahaya redup.

B. Pupil mata kucing saat disorot senter (cahaya terang).


 PDGK4107/MODUL 7 7.33

Gambar Bentuk pupil kucing dalam keadaan cahaya redup dan terang

b. Pembahasan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

c. Kesimpulan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

d. Jawaban pertanyaan

1) .....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

2) .....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Modul 8

Listrik dan Magnet

Paken Pandiangan, S.Si., M.Si.

M odul 8 ini akan membahas tentang Listrik dan Magnet. Materi tentang
listrik terdiri dari 2 bagian. Bagian yang pertama adalah Listrik Statis
(Elektrostatik) yang mempelajari tentang muatan listrik yang berada dalam
keadaan diam. Sedangkan bagian yang kedua adalah Listrik Dinamis
(Elektrodinamik) yang mempelajari tentang muatan listrik yang bergerak
yang disebut dengan arus listrik.
Magnet berasal dari kata "magnesia" tempat di mana orang pertama kali
menemukan batu bermuatan yang dikenal sebagai magnet alami. Di samping
magnet yang alami, magnet juga dapat dibuat dengan berbagai cara, di mana
bahannya terbuat dari besi atau baja. Sebuah magnet selalu memiliki kutub
Utara dan kutub Selatan.
Kompetensi umum dari pembelajaran modul ini adalah Mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan sifat-sifat dari listrik maupun magnet dengan
melakukan percobaan. Sedangkan kompetensi khusus dari pembelajaran
modul ini adalah Mahasiswa diharapkan dapat:
1. melakukan percobaan muatan listrik,
2. melakukan percobaan gaya Coulomb,
3. menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian,
4. menjelaskan pengaruh tegangan dalam suatu rangkaian,
5. melakukan percobaan energi listrik,
6. menunjukkan bentuk medan magnet sebuah magnet dengan serbuk-
serbuk besi,
7. mengamati gejala adanya medan magnetik,
8. menjelaskan pengaruh arus listrik terhadap medan magnet.
8.2 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 1

Kelistrikan

S tudi tentang kelistrikan dapat dibedakan atas 2 bagian: yaitu, Listrik


Statis dan Listrik Dinamis. Listrik Statis mempelajari tentang muatan
listrik yang diam, sedangkan Listrik Dinamis mempelajari tentang muatan
listrik yang bergerak.
Suatu benda bermuatan listrik negatif jika benda tersebut mendapatkan
tambahan elektron dari benda lain, dan bermuatan listrik positif jika benda itu
mengalami pengurangan elektron. Karena itu pada peristiwa penggosokan
benda-benda dapat dijelaskan dengan 2 cara, yaitu:
1. Pada penggosokan ebonit yang digosok dengan kain wool. Sebelum
proses penggosokan, baik kain wool sebagai penggosok maupun ebonit
sebagai benda, yang digosok adalah sama-sama netral. Berarti pada
keadaan netral jumlah muatan listrik positif sama dengan jumlah muatan
listrik negatif, atau jumlah proton sama dengan jumlah elektron. Ketika
proses penggosokan berlangsung, terjadilah perpindahan elektron dari
kain wool ke ebonit. Jadi setelah proses penggosokan, kain wool
mengalami pengurangan elektron sehingga bermuatan positif. Sedangkan
batang ebonit mengalami penambahan elektron, sehingga bermuatan
negatif.
2. Proses penggosokan batang kaca dengan kain sutera. Mula-mula baik
batang kaca maupun kain sutera masih netral, yang berarti bahwa jumlah
muatan listrik negatif adalah seimbang. Tetapi akibat penggosokan
batang kaca dengan kain sutera, maka terjadilah perpindahan elektron
dari kaca ke kain sutera. Sehingga setelah proses penggosokan, kain
sutera mendapat tambahan elektron, hingga bermuatan negatif.
Sebaliknya pada batang kaca karena pada proses penggosokan itu
mengalami pengurangan elektron, di mana elektron-elektron batang kaca
menempel pada kain sutera, maka menjadi bermuatan listrik positif.

Pada listrik dinamik terdapat arus listrik yang dihasilkan oleh adanya
muatan listrik yang berubah terhadap waktu. Arus listrik dalam suatu
rangkaian dapat mengalir apabila kawat penghantar tersebut merupakan
penghantar listrik yang baik (bersifat konduktor). Sebaliknya, arus listrik
dalam suatu rangkaian tidak mungkin dapat mengalir apabila kawatnya
 PDGK4107/MODUL 8 8.3

bersifat isolator. Arah arus listrik mengalir berlawanan arah dengan aliran
elektron. Arus listrik mengalir karena ada beda potensial, yaitu mengalir dari
potensial tinggi ke potensial rendah.
Menurut hukum Ohm, besarnya arus listrik dalam suatu rangkaian selalu
berbanding lurus dengan besarnya tegangan listrik dan berbanding terbalik
dengan besarnya hambatan, yang secara matematis dapat dirumuskan:

V = IR

Di mana:
V = tegangan listrik (volt).
I = arus listrik (ampere).
R = hambatan listrik (Ohm).

Listrik dapat menimbulkan panas atau kalor. Melalui alat pengkonversi


energi, energi listrik dapat diubah. Contohnya, pada bola lampu pijar, setrika
listrik, dan kompor listrik, di sini energi listrik diubah menjadi energi kalor.

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan Muatan Listrik

a. Tujuan
1) menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda, akibat
yang timbul dari sifat muatan.
2) memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda
bermuatan.

b. Alat dan Bahan


1) Bola pingpong 2 buah.
2) Benang jahit secukupnya.
3) Lembaran wool dan nilon.
4) Tas plastik.
5) Isolasi.
6) Sisir plastik.
7) Potongan kertas yang kecil-kecil.
8.4 Praktikum IPA di SD 

c. Cara Kerja
1) Gantunglah sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja
dengan menggunakan benang dan isolasi. Gosoklah tas plastik
pada baju Anda beberapa kali, kemudian dekatkan pada bola
pingpong. Amatilah apa yang terjadi!
2) Gosoklah sisir pada rambut Anda beberapa kali, kemudian
dekatkan pada potongan-potongan kertas yang terletak di atas
meja. Amatilah apa yang terjadi!
3) Apa yang terjadi apabila percobaan (2) dibiarkan dalam waktu
yang cukup lama. Berikan penjelasan.
4) Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang, kemudian
gantungkan ke bagian pinggir meja (tempelkan dengan isolasi).
Dekatkanlah kedua bola (jangan sampai bersentuhan). Amati
apa yang terjadi!
5) Gosoklah bola kiri dan kanan dengan kain wool, dekatkan
keduanya. Amati apa yang terjadi!
6) Lengkapilah tabel di bawah ini dengan hasil pengamatan Anda.
Apakah hasilnya "tolak-menolak" atau "tarik-menarik".

Bola pingpong Bola pingpong kanan digosok


kiri digosok dengan
dengan wool plastik nilon
wool
plastik
nilon

d. Pertanyaan:
1) Mengapa pada langkah (6) antara 2 bola tidak ada interaksi?
2) Apakah bola pingpong pada langkah (6) memiliki muatan yang
sejenis atau berlawanan?
3) Jika terdapat 4 buah benda masing-masing A, B, C, dan D. Bila
diketahui benda A menarik B, B menarik C, sedangkan C
menarik D. Bila A bermuatan negatif, tentukanlah jenis muatan
benda B, C, dan D!
 PDGK4107/MODUL 8 8.5

4) Apa yang dapat Anda simpulkan dari interaksi muatan yang


sejenis maupun muatan yang berlawanan?

2. Percobaan Arus dan Tegangan Listrik

a. Tujuan:
1) Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
2) Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.

b. Alat dan Bahan:


1) Baterai 1,5 volt 3 buah.
2) Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam).
3) Bola lampu 2,5 volt - 3,6 volt/0,007A 3 buah.
4) AVO meter 1 buah.
5) Dudukan baterai 3 buah.

c. Cara Kerja
Percobaan 1: Arus Listrik
1) Susunlah 3 buah baterai secara seri! Buatlah gambar
rangkaiannya.
2) Hubungkanlah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam
pada kutub (-).
3) Salah satu ujung kabel merah dan hitam yang telah terpasang
bola lampu (dipilih salah satu dari bola lampu 2,5 volt - 5,6
volt). Jika lampu menyala menandakan adanya aliran anus dari
kutub (+) menuju kutub (-). Tetapi jika belum menyala
periksalah sebabnya.
4) Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dapat
menggunakan amperemeter yang dipasang secara seri, catat
besarnya. Tetapi jika tidak tersedia AVO meter, nyala lampu
sudah cukup membuktikan adanya arus yang mengalir.
5) Susunlah rangkaian seperti gambar berikut.
8.6 Praktikum IPA di SD 

Tentukanlah apakah jenis bahan yang digunakan termasuk


konduktor, dengan cara mengisi hasil pengamatan Anda pada
tabel berikut ini.
Tabel 8.1.
Hasil pengamatan terhadap jenis bahan

Berilah tanda cek ( ) pada tabel berikut ini dengan

Lampu Konduktor
No. Bahan
Menyala Tidak Ya Tidak
1. Kawat besi
2. Kawat tembaga
3. Sendok perak
4. Kayu
5. Karet penghapus
6. Grafit (mata pensil)
7. Kertas
8. Tas plastik
9. Air keran
10. Air garam
 PDGK4107/MODUL 8 8.7

Percobaan 2: Tegangan Listrik

1) a) Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini

Tutuplah saklar S, kemudian amatilah apakah lampu


menyala? Mengapa demikian?

b) Kemudian buatlah rangkaian seperti gambar berikut.

Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala,


menyala redup, menyala lebih terang, menyala sangat
terang). Mengapa demikian?

c) Lanjutkan dengan membuat rangkaian seperti gambar


berikut.
8.8 Praktikum IPA di SD 

Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala,


menyala redup, menyala lebih terang, menyala sangat
terang). Mengapa demikian?
d) lakukanlah hal yang sama pada langkah a, b, dan c dengan
menggunakan 3 buah baterai yang dirangkai secara seri.
Amatilah dan berikan penjelasan!
2) Mengapa pada percobaan langkah b, c, dan d nyala lampu
berbeda?

d. Pertanyaan:
1) Dari hasil pengamatan Anda, Jelaskan pengertian arus listrik
dan tegangan listrik.
2) Mengapa pada percobaan 1, baterai disusun secara seri?
3) Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik!
4) Tentukanlah mana yang lebih tahan lama dengan menggunakan
3 buah baterai yang disusun secara seri atau paralel? Mengapa
demikian?
5) Dari hasil percobaan 1 dan 2, buatlah kesimpulan Anda tentang:
a) Arus listrik.
b) Tegangan listrik.

3. Percobaan Energi Listrik

1. Rangkailah alat seperti gambar di bawah ini (3 baterai dirangkai


secara seri).
 PDGK4107/MODUL 8 8.9

2. Tutuplah saklar S, kemudian biarkan beberapa saat


a. Amati apa yang terjadi pada lilitan kawat.
b. Setelah ± 2 menit letakkan pentul korek api itu pada lilitan
kawat, apa yang terjadi?
3. Bukalah saklar S, letakkan ujung termometer pada lilitan kawat.
Catat skala yang ditunjukkan termometer (…°C).
4. Tutuplah saklar S, kemudian setelah 2 menit catatlah skala yang,
ditunjukkan termometer (… °C).
5. Apakah ada kenaikan suhu pada skala termometer setelah saklar
ditutup? Mengapa demikian?

Pertanyaan:
1. Perubahan energi apakah yang terjadi jika kita menggunakan setrika
listrik.
2. Dua buah baterai masing-masing besarnya 1,5 Volt, 0,5 Ohm dirangkai
secara seri kemudian dihubungkan dengan sebuah lampu yang
mempunyai tahanan 2 Ohm. Hitunglah:
a. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian.
b. Daya listriknya.
c. Energi listrik yang digunakan selama 1 menit.
3. Kesimpulan apa yang dapat diambil tentang percobaan energi listrik.
8.10 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 2

Kemagnetan

K ata magnet, berasal dari "magnesia" tempat di mana orang pertama


kali menemukan sebuah batu bermuatan yang dikenal sebagai magnet
alami. Orang Cina mungkin merupakan yang pertama menggunakan batu
bermuatan ini sebagai kompas (penunjuk arah) baik di darat maupun di laut.
Sekarang orang telah dapat membuat magnet dari besi, baja, bel listrik
dan telepon. Penggunaan elektromagnet (magnet listrik) yang menghasilkan
magnet kuat adalah untuk mengangkat barang-barang rongsokkan dari bahan
logam yang sangat berat.
Sebuah magnet selalu mempunyai kutub Utara dan kutub Selatan, di
mana sebuah magnet dapat mengerjakan gaya pada magnet lainnya. Kutub-
kutub sejenis tolak-menolak sedangkan kutub-kutub yang tidak sejenis akan
tarik-menarik.

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan Bentuk Medan Magnet

a. Tujuan:
Menunjukkan bentuk medan magnet sebuah magnet batang dengan
serbuk-serbuk besi.

b. Alat dan Bahan


1) Karton putih 1 lembar.
2) Magnet batang 1 buah.
3) Serbuk-serbuk besi secukupnya.

c. Cara Kerja
1) Letakkan sebuah magnet batang di atas meja.
2) Peganglah selembar karton putih di atas magnet tersebut.
3) Taburlah serbuk-serbuk besi secara merata di atas karton,
kemudian ketuklah karton itu secara perlahan beberapa kali.
4) Amatilah dan gambarkan pola-pola yang dibentuk serbuk-
serbuk besi itu.
 PDGK4107/MODUL 8 8.11

5) Dari hasil pengamatan Anda buatlah kesimpulan tentang medan


magnet.

d. Pertanyaan:
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan medan magnet?
2) Apakah sebuah magnet selalu memiliki kutub Utara dan kutub
Selatan? Berikan penjelasan!
3) Jelaskan 3 macam aturan untuk melukis garis-garis medan
magnetik!
4) Gambarkanlah garis-garis medan magnet dari pasangan magnet
batang berikut.
8.12 Praktikum IPA di SD 

2. Percobaan Mengamati Gejala Medan Magnet

a. Tujuan:
Untuk menjelaskan pengaruh arus listrik terhadap medan magnet.

b. Alat dan Bahan


1) Kabel secukupnya.
2) Baterai 1,5 volt 4 buah.
3) Bola lampu 2,5 volt - 3,6 volt/0,007A.
4) Kompas.
5) Kumparan tipis.

c. Cara Kerja
1) Susunlah peralatan seperti gambar di bawah ini. Dalam keadaan
saklar S terbuka, letakkan penghantar di atas kompas pada
posisi sejajar.

2) Alirkan arus listrik ke dalam penghantar dengan menutup saklar


S (arus mengalir jika lampu menyala).
a. Apakah jarum kompas menyimpang? Mengapa demikian?
b. Ke mana arah jarum kompas menyimpang (ke kiri atau ke
kanan)? Jelaskan!
3) Buka saklar S, balik polaritas baterai, kemudian alirkan kembali
arus listrik melalui penghantar dengan menutup skalar.
a. Apakah jarum kompas menyimpang? Mengapa demikian?
b. Ke mana arah menyimpangnya?
4) Dari percobaan langkah (2) dan (3) buatlah kesimpulan!
5) Lakukanlah langkah (1), (2), dan (3), tetapi dengan memakai 4
baterai yang dirangkai secara seri. Dan berdasarkan percobaan
tersebut jawablah pertanyaan di bawah ini.
 PDGK4107/MODUL 8 8.13

d. Pertanyaan:
1) Jika baterai dirangkai 4 buah, apakah penyimpangan jarum
kompas lebih besar/lebih kecil? Jelaskan!
2) Dari pengamatan Anda, jika arus (I) yang dialirkan pada
rangkaian lebih besar, apakah induksi magnet (B) yang terjadi
lebih besar? Jelaskan!
3) Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan medan magnet.
4) a) Jika kawat penghantar ditempatkan lebih dekat ke jarum
kompas, bagaimana penyimpangan jarum? (menyimpang
lebih besar/lebih kecil). Jelaskan!
b) Jika kawat penghantar ditempatkan lebih jauh ke jarum
kompas, bagaimana penyimpangan jarum? (menyimpang
lebih besar/lebih kecil). Jelaskan!
5) Dari jawaban pertanyaan (4) jelaskan hubungan antara induksi
magnet (B) dengan jarak antara kompas ke penghantar.

3. Percobaan Mengamati Sifat-sifat Magnet

a. Tujuan:
Untuk menjelaskan sifat-sifat magnet.

b. Alat dan bahan


1) Magnet batang 2 buah.
2) Statis.
3) Benang secukupnya.
4) Benda-benda yang dapat ditarik magnet (misalnya besi,
aluminium, kaca, dan seng).

c. Cara kerja
1) Beri tanda S untuk kutub selatan, dan U untuk kutub utara pada
kedua magnet batang yang tersedia.
2) Gantunglah salah satu magnet dengan menggunakan benang
pada statis (lihat gambar).
8.14 Praktikum IPA di SD 

3) Dekatkan kutub selatan magnet kedua yang dipegang ke kutub


Selatan magnet batang yang digantung secara perlahan-lahan.
Amatilah apa yang terjadi pada magnet batang yang digantung.
4) Dekatkan kutub Utara magnet yang dipegang pada kutub
selatan magnet batang yang digantung secara perlahan-lahan.
Amati apa yang terjadi pada magnet batang yang digantung.
5) Dengan cara yang lama, dekatkan kutub selatan magnet yang
dipegang pada kutub utara magnet yang digantung. Amati apa
yang terjadi.
6) Dekatkan kutub utara magnet yang dipegang pada kutub utara
magnet yang digantung. Amati apa yang terjadi.

d. Pertanyaan
1) Jelaskan sifat-sifat magnet!
2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan dipol magnet!
3) Apabila sebuah magnet dibagi menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil, mungkinkah bagian kecil magnet tersebut hanya
memiliki sebuah kutub? Jelaskan!
4) Dari hasil percobaan yang Anda lakukan, berilah kesimpulan
tentang sifat-sifat magnet.
 PDGK4107/MODUL 8 8.15

4. Percobaan Cara Membuat Magnet

a. Tujuan
Dapat membuat magnet dengan cara gesekan, elektromagnetik, dan
magnet induksi.

b. Alat dan bahan


1) Klip kertas 3- 5 buah.
2) Magnet batang 1 buah.
3) Kabel kecil berukuran 1 m 5 buah.
4) Baterai 1,5 volt 4 buah.
5) Paku besi 4 buah.
6) Isolasi secukupnya.

c. Cara kerja
Anda dapat menciptakan magnet buatan melalui 3 cara, yaitu
dengan cara gesekan, elektromagnetik, dan cara magnet induksi.

l) Membuat magnet melalui gesekan


a) Siapkan sebuah paku besi yang bukan magnet, lalu
dekatkan ujung paku tersebut pada beberapa klip kertas.
Amati apakah paku tersebut dapat menarik klip kertas?
b) Geseklah paku besi pada sebuah magnet batang dalam satu
arah saja secara berulang-ulang kira-kira 10 detik lamanya.
Dekatkan batang paku besi yang telah digosok pada
beberapa klip. Amati apa yang terjadi pada klip!
c) Lakukan hal yang sama seperti pada nomor 2, tetapi dalam
waktu yang lebih lama, misalnya 40 detik. Amati apa yang
terjadi pada klip!

2) Membuat magnet dengan cara elektromagnetik


a) Rangkailah alat seperti gambar berikut ini.
8.16 Praktikum IPA di SD 

Amatilah, apakah paku menjadi magnet atau tidak?


Mengapa demikian?
b) Tutuplah saklar S, lalu dekatkan sebuah paku yang lain
pada paku yang dililiti kumparan. Amatilah apakah paku
tersebut sudah menjadi magnet? Jelaskan!
c) Lakukanlah hal yang sama pada nomor a dan nomor b,
tetapi dengan cara mengurangi jumlah lilitan kumparan
pada paku. Amatilah apakah kemagnetan yang terjadi pada
paku makin besar atau makin kecil? Beri penjelasan!
d) Lakukan hal yang sama pada nomor c, tetapi dengan cara
menambah lilitan kumparan pada paku!

3) Membuat magnet dengan cara induksi.


a) Peganglah sebuah magnet batang di salah satu kutubnya,
sedangkan kutub yang lain menjadi pusat bumi.
b) Dekatkan sebuah klip tepat di ujung salah satu kutub
magnet batang. Amati apa yang terjadi?
c) Dekatkan lagi sebuah klip kedua tepat di ujung klip yang
pertama. Amati apa yang terjadi?
d) Lakukan hal yang sama pada nomor b dan nomor c hingga
menggunakan klip sebanyak 4 buah. Amatilah apa yang
terjadi!

d. Pertanyaan:
1) Jelaskan cara membuat magnet!
2) Jelaskan faktor apakah yang dapat mempengaruhi kekuatan
magnet!
3) Jelaskan hubungan antara kuat magnet dengan jumlah lilitan
kumparan dan arus listrik!
 PDGK4107/MODUL 8 8.17

Daftar Pustaka

Grournd, Kirby. (1991). (1993). Longman A-level Physics. Essex: Longman


Group UK Limited.

Roger, M. (1991). A-level Physics. Chestenham: Stanley Thornes Publisher


Limited.

Young. H.D. (1992). University Physics, 8th Edition. Addison-Wesley


Publishing Company, Inc.
8.18 Praktikum IPA di SD 

Lampiran

Lembar Kerja

Percobaan 1: Muatan Listrik

1. ----------------------------------------------------------------------------------

2.

3.

4.

5.
 PDGK4107/MODUL 8 8.19

6. Bola pingpong kanan digosok


Bola pingpong kiri digosok
dengan
dengan wool
Wool Plastik Nilon
Plastik
Nilon

Jawaban Pertanyaan

1 ----------------------------------------------------------------------------------

2.

3.

4.

4. ----------------------------------------------------------------------------------
8.20 Praktikum IPA di SD 

Percobaan 2: Arus Listrik

1. ----------------------------------------------------------------------------------

2.

3.

4.

5. Tabel 8.1.
Lampu Konduktor
No. Bahan
Menyala Tidak Ya Tidak
1. Kawat besi
2. Kawat tembaga
3. Sendok perak
4. Kayu
5. Karet penghapus
6. Grafit (mata pensil)
7. Kertas
8. Tas plastik
9. Air keran
10. Air garam
 PDGK4107/MODUL 8 8.21

Percobaan 3: Tegangan Listrik

1. a.

b.

c.

d.

2.

Jawaban Pertanyaan

1 ----------------------------------------------------------------------------------

2.
8.22 Praktikum IPA di SD 

3.

4.

5. Kesimpulan

a. ----------------------------------------------------------------------------------

b.

Percobaan 4: Energi Listrik

2. a.

b.
 PDGK4107/MODUL 8 8.23

3.

4.

5.

Jawaban Pertanyaan

1.

2. a.

b.

c.
8.24 Praktikum IPA di SD 

3.

Percobaan 5: Bentuk Medan Magnet

4. ----------------------------------------------------------------------------------

5.

Jawaban Pertanyaan

1 ----------------------------------------------------------------------------------

2.

3.
 PDGK4107/MODUL 8 8.25

4. a. d.

b. e.

c. f.

Percobaan 6: Mengamati Gejala Medan Magnet

2. ----------------------------------------------------------------------------------

3.

4.

5.
8.26 Praktikum IPA di SD 

Jawaban Pertanyaan

1 ----------------------------------------------------------------------------------

2.

3.

4. a.

b.

5.
 PDGK4107/MODUL 8 8.27

Percobaan 7: Mengamati Sifat-sifat Magnet

3. ----------------------------------------------------------------------------------

4.

5.

6.

Jawaban Pertanyaan

1) ----------------------------------------------------------------------------------

2)

3)

a
8.28 Praktikum IPA di SD 

4)

Percobaan 8: Cara Membuat Magnet

1) a.

b.

c.

2) a.

b.

c.

d.

A
 PDGK4107/MODUL 8 8.29

3) b.

c.

d.

Jawaban Pertanyaan

1 ----------------------------------------------------------------------------------

2.

3.
Modul 9

Bumi dan Alam Semesta

Heni Safitri, S.Pd.


Paken Pandiangan, S.Si, M.Si.

P ercobaan dalam modul sembilan ini akan membahas tentang konsep


yang berkaitan dengan Bumi dan Alam Semesta. Bumi menyimpan
segala sesuatu yang melimpah yang diperlukan bagi kehidupan. Struktur
Bumi memiliki keunikan dibandingkan planet lain dengan adanya udara, air
dan batuan. Pemahaman tentang konsep struktur Bumi sangat diperlukan
karena kita berada dan hidup di Bumi, salah satunya dengan melakukan
percobaan yang berkaitan dengan kegunaan udara dan keberadaan batuan.
Keberadaan alam semesta tidak dapat kita pungkiri karena banyak peristiwa
yang terjadi di Bumi sangat berkaitan dengan kedudukan dan posisi bumi
dalam alam semesta khususnya dalam tata surya. Matahari sangat
memberikan pengaruh dalam kehidupan yang ada di bumi. Salah satunya
keberadaan matahari memberikan sumber energi alternatif di Bumi
sedangkan bila dikaitkan dengan posisi dan kedudukannya, matahari
memberikan pengaruh terhadap peristiwa alam yang terjadi di Bumi.
Modul praktikum ini terdiri dari dua kegiatan belajar dengan percobaan-
percobaan yang akan dilakukan sebagai berikut:
Kegiatan Praktikum 1: Udara dan Batuan.
Percobaan 1: Pembakaran memerlukan udara.
Percobaan 2: Udara menekan dari tekanan tinggi ke rendah.
Percobaan 3: Udara sebagai sumber energi.
Percobaan 4: Jenis batuan.
Percobaan 5: Karakteristik batuan.
Percobaan 6: Gambar batuan.
Percobaan 7: Klasifikasi batuan.
Kegiatan Praktikum 2: Alam Semesta.
Percobaan 8: Panas matahari.
Percobaan 9: Gerhana.
9.2 Praktikum IPA di SD 

Bahan dan materi praktikum ini disesuaikan dengan modul Konsep


Dasar IPA dan silabi Sekolah Dasar. Kompetensi umum setelah
melaksanakan percobaan mahasiswa diharapkan dapat melakukan percobaan
mengenai bumi dan alam semesta. Sedangkan kompetensi khusus setelah
melakukan percobaan, mahasiswa dapat:
1. menjelaskan kegunaan udara;
2. mengklasifikasikan batuan;
3. melakukan percobaan mengenai panas matahari;
4. melakukan percobaan mengenai gerhana.

Untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang materi yang berkaitan


dengan percobaan bumi dan alam semesta, pelajari Modul 12 dalam modul
Konsep Dasar IPA sebaik-baiknya dan buku-buku referensi yang mendukung
percobaan bumi dan alam semesta.
 PDGK4107/MODUL 9 9.3

Kegiatan Praktikum 1

Udara dan Batuan

B umi merupakan bagian dari tata surya, keunikan bumi dibandingkan


planet lain dalam tata surya kita adalah bumi memiliki kehidupan, air,
udara dan permukaan yang terus menerus berubah termasuk lapisan tipis
kerak bumi yang berbatuan di bawah kaki kita. Udara merupakan bagian
terluar dari bumi yang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia di bumi. Pada hakikatnya makhluk hidup perlu oksigen. Jumlah
oksigen di udara kurang lebih hanya 20% dari keseluruhan udara yang ada.
Oleh sebab itu kita harus berhati-hati dalam memelihara keberadaan udara
tersebut, agar makhluk hidup tidak kesulitan mendapatkan udara. Di samping
itu udara yang bergerak memberikan banyak manfaat pada kehidupan
manusia. Penyebab utama dari gerakan udara adalah perbedaan suhu.
Perbedaan suhu menyebabkan timbulnya perbedaan tekanan udara sehingga
terjadi gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi menuju daerah
bertekanan rendah. Gerakan udara pada arah horizontal selalu disebabkan
oleh selisih tekanan yang disebut angin. Angin mempunyai sifat meratakan
tekanan udara sehingga semakin tinggi selisih tekanan udaranya, semakin
kuat juga aliran anginnya. Melalui udara yang bergerak, pemanfaatan udara
dapat banyak digunakan manusia, terutama sebagai pembangkit tenaga atau
sumber energi seperti, baling-baling, parasut dan pesawat. Sedangkan dalam
kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, udara
dapat juga dimanfaatkan untuk peluncuran roket ruang angkasa yang berguna
dalam penyelidikan kehidupan di ruang angkasa. Ketika bahan bakar dalam
roket dibakar, terbentuklah gas panas. Gas inilah yang akan menyebabkan
dorongan yang kuat sehingga roket terdorong ke atas.
Demikian pula dengan batuan yang terdapat pada kulit bumi atau kerak
bumi. Batuan merupakan kumpulan mineral-mineral hasil produk alam yang
banyak kegunaannya untuk makhluk hidup. Suatu batuan biasanya berisi dua
mineral atau lebih, tetapi suatu mineral tunggal bisa dianggap sebagai batuan
jika mineral itu berada dalam ukuran yang cukup besar. Contoh batuan
mineral tunggal adalah belerang, kuarsit, dan gifsum. Batuan dan mineral
bisa saling terkelompokkan tanpa terasa, seperti dalam batubara yang
merupakan bahan organik yang dipandang sebagai jenis batuan. Jenis batuan
dapat diklasifikasikan berdasarkan massa jenisnya dikarenakan batuan
9.4 Praktikum IPA di SD 

memiliki massa dan menempati ruang. Untuk menentukan massa jenis


sebuah benda diperlukan dua besaran yaitu massa dan volume benda. Jika
lambang massa jenis rho (ρ), massa (m) dan volume (V) maka rumus untuk
massa jenis dapat dinyatakan dengan:
m
V
Massa benda diukur dalam kilogram (kg), volume diukur dalam meter
kubik (m3), sehingga satuan untuk massa jenis adalah kg/m3. Sedangkan
berdasarkan asal-usul terbentuknya batuan diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Semua
batuan dan mineral diyakini berasal dari dalam magma, yakni batuan leleh
yang ada dalam kantung-kantung yang sangat dalam di dalam kerak bumi.
Oleh karena itu, siklus batuan bermula dari pembentukan batuan beku.
Batuan beku terjadi karena magma yang membeku sedangkan batuan
sedimen terbentuk dari batuan beku luar yang menerima gaya eksogen (gaya
luar) seperti air, angin dan sinar matahari. Batuan beku dan batuan sedimen
dapat berubah menjadi batuan malihan atau batuan metamorf karena
pengaruh panas yang tinggi dan tekanan yang sangat besar.

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Kegiatan Praktikum Udara

a. Pembakaran Memerlukan Udara

Tujuan:
Menjelaskan kegunaan udara.

Alat dan Bahan


1) Lilin 2 batang yang sama.
2) Korek api.
3) Gelas dengan 3 ukuran yang berbeda.
4) Stop watch.
5) Piring atau mangkok.
 PDGK4107/MODUL 9 9.5

Cara Kerja
1) Sediakan 2 lilin yang sama ukurannya, diameter, panjang, warna dan
bentuknya.
2) Letakkan kedua lilin di atas meja, dan berilah jarak antar lilin sekitar
30 cm.
3) Nyalakan ke dua lilin tersebut.
4) Perhatikan Gambar 9.1 berikut. Tutup salah satu lilin dengan gelas.

Gambar 9.1.

5) Bandingkan lama lilin menyala antara kedua lilin tersebut. Amatilah dan
catat perubahan yang terjadi.
6) Nyalakan lilin, tutup lilin dengan gelas seperti Gambar 9.2 berikut.

Gambar 9.2

7) Amati dan catatlah waktu antara lilin menyala saat ditutup gelas sampai
lilin mati.
8) Masukkan data pengamatan pada tabel yang tersedia.
9) Ulangi langkah 6 sampai dengan 8, untuk 5 kali pengamatan.
9.6 Praktikum IPA di SD 

Tabel 9.1. Pengamatan lilin

No. Selang waktu sampai lilin mati (t)


1
2
3
4
5

b. Udara Menekan dari Tekanan Tinggi ke Tekanan Rendah

Cara Kerja
1) Letakkan lilin di atas piring/mangkok dari bahan gelas.
2) Isilah air dalam piring/mangkok kira-kira setinggi 2 cm.
3) Perhatikan Gambar 9.3 berikut. Nyalakan lilin, selanjutnya tutuplah lilin
dengan gelas kaca.

Gambar 9.3.

4) Amati nyala lilin dan permukaan air dalam gelas.


5) Catatlah hasil pengamatan Anda.
 PDGK4107/MODUL 9 9.7

c. Udara sebagai sumber energi

Alat dan Bahan


1) Balon.
2) Selongsong balpoint plastik dan logam.
3) Gulungan Kawat.
4) Pita Perekat (solatif).
5) Gunting.

Cara Kerja
1) Tiuplah balon sampai membesar dan kencang, kemudian ikatlah dengan
karet.
2) Isolasi selongsong balpoint dengan balon.
3) Sediakan dua sisi penyangga dapat berupa tiang, dinding atau dua buah
kursi, aturlah jaraknya sekitar 1,5 meter.
4) Masukkan kawat ke dalam selongsong balpoint, selanjutnya susun alat
dan bahan seperti gambar berikut. Ikatkan ujung-ujung kawat tersebut
pada kedua sisi penyangga yang dapat berupa tiang, dinding atau dua
buah kursi. Perkirakan kedua sisi penyangga tersebut cukup kuat
menahan gerak roket.

Gambar 9.4.
Rancangan Percobaan Roket-roketan

5) Tariklah pangkal selongsong balpoin sampai ujung bentangan kawat.


6) Bukalah ikatan karet pengikat balon. Roket bergerak dengan adanya
tekanan udara dari balon.
7) Amatilah bentuk dan gerak balon setelah tiupannya dilepas, catat dan
gambarkan dalam lembar pengamatan.
9.8 Praktikum IPA di SD 

8) Tanpa menggunakan lintasan, tiuplah balon dan lepaskan.


9) Amatilah gerak balon, dan catat dalam lembar pengamatan !
10) Untuk mengetahui pengaruh besar kecilnya balon terhadap kecepatan
gerak roket, buatlah variasi besarnya balon. Kemudian amati, model
balon mana yang gerakannya paling cepat? Catat dalam lembar
pengamatan!
11) Gantilah selongsong balpoin plastik dengan balpoin dari logam, Amati
bagaimana kira-kira kecepatan roket. Catat dalam lembar pengamatan!

Pertanyaan
1) Mengapa lilin yang menyala ketika ditutup gelas akan padam? Jelaskan!
2) Bagaimana Anda dapat menunjukkan bahwa udara memenuhi ruangan?
3) Bagaimana Anda menjelaskan kepada siswa bahwa udara bergerak dari
tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah ?
4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan udara sebagai sumber energi!

2. Kegiatan Praktikum Batuan

Tujuan
Mengklasifikasikan batuan.

Alat dan bahan


a. Beberapa batuan (minimal 5).
b. Neraca lengan.
c. Gelas Beker.
d. Pipet.
e. H2SO4 atau air aki.
f. HCl.
g. Mangkok kaca.
h. Lup.

a. Jenis Batuan

Cara Kerja
1) Ambillah beberapa batuan, cucilah dengan air sebersih mungkin.
Amatilah dengan warna dan baunya.
2) Cobalah diremas, dicungkil dengan kuku, ditarik, dan dipukul dengan
palu untuk melihat keras tidaknya batuan.
 PDGK4107/MODUL 9 9.9

3) Timbanglah massa batuan dengan neraca, catat dalam lembar


pengamatan.
4) Ukur volume batuan dengan cara memasukkan batuan ke dalam gelas
yang berisi air tidak penuh. Catat volume air sebelum batuan
dimasukkan dan catat volume air setelah ada batuan. Selisih antara
volume air setelah dan sebelum batuan dimasukkan merupakan volume
batuan, catatlah dalam lembar pengamatan Tabel 9.2
5) Hitunglah massa jenis batuan tersebut.
Tabel 9.2.
Klasifikasi Batuan

No. Batuan Massa (kg) Volume (m3) Massa Jenis (kg/m3)


1
2
3
4
5

Pertanyaan
1) Sebutkan jenis-jenis batuan !
2) Jelaskan ciri-ciri dari masing-masing jenis batuan tersebut !
3) Mungkinkah suatu jenis batuan dapat berubah menjadi jenis batuan yang
lain? Jelaskan!

b. Karakteristik Batuan

Cara Kerja
1) Letakkan sebuah batuan dalam cawan gelas atau mangkok gelas.
2) Teteskan 3 sampai 5 tetes HCl atau H2SO4 atau air aki dengan pipet.
3) Amati yang terjadi pada batuan akibat HCl atau H2SO4 atau air aki, catat
dalam lembar pengamatan Tabel 9.3.
4) Ulangi langkah 1-3 dengan batuan yang berbeda-beda jenisnya.

Tabel 9.3.

No. Batuan Karakteristik Batuan*

* catatan: hal–hal yang terjadi setelah ditetesi HCl atau H2SO4


9.10 Praktikum IPA di SD 

c. Gambar Batuan

Cara Kerja
1) Ambillah beberapa macam batuan.
2) Gambarlah setiap batuan dengan kasar.
3) Lihatlah setiap batuan dengan lup.
4) Gambarlah batuan setelah dilihat dengan lup dalam lembar pengamatan.

d. Klasifikasi Batuan

Cara Kerja
1) Perhatikan gambar berikut atau contoh-contoh batuan yang tersedia di
laboratorium sekolah.

Gambar 9.5.
Contoh Batuan
 PDGK4107/MODUL 9 9.11

2) Klasifikasikan gambar contoh batuan tersebut berdasarkan asal


batuannya, apakah batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf atau
mineral. Catatlah dalam tabel berikut!

Tabel 9.4.
Klasifikasi Batuan

No Asal batuan Contoh


1. Batuan Beku

2. Batuan metamorf

3. Batuan Sedimen

4. Mineral

Pertanyaan
1) Sebutkan jenis-jenis batuan !
2) Jelaskan faktor-faktor apa yang dapat membedakan jenis batuan !
3) Mungkinkah suatu jenis batuan dapat berubah menjadi jenis batuan yang
lain? Jelaskan!
9.12 Praktikum IPA di SD 

Kegiatan Praktikum 2

Alam Semesta

S elain pemanfaatan energi yang ada di Bumi, matahari merupakan sumber


energi yang paling murah dan memiliki kapasitas yang paling tinggi serta
mudah didapatkan. Pernahkah Anda mengamati matahari secara langsung?
Bagian matahari yang bisa diamati secara langsung adalah bagian luarnya,
yang disebut atmosfer matahari terdiri atas tiga lapisan, yaitu fotosfer,
kromosfer, korona. Pengamatan teliti menunjukkan bahwa temperatur pada
matahari dapat mencapai 200.000 K di korona sedangkan pada bagian dalam
yang tediri dari teras, zona radiatif dan zona konvektif temperatur matahari
bisa mencapai 15.000.000 K. Oleh karena itu kita perlu memanfaatkan energi
panas matahari yang sangat besar tersebut, seperti pembuatan solar sel untuk
memanaskan air, memasak dengan membuat kompor tenaga matahari, dan
sebagainya.
Selain untuk kehidupan sehari-hari, banyak peristiwa-peristiwa alam
yang berkaitan dengan posisi matahari, bumi dan bulan. Bumi melakukan
berbagai macam gerakan, yaitu gerak-gerak rotasi, revolusi, presesi, dan
nutasi. Kedudukan bulan terhadap matahari dan bumi mengakibatkan adanya
fase-fase bulan selama bulan mengelilingi bumi. Pada saat fase bulan baru
mungkin terjadi gerhana matahari, sedangkan pada fase bulan purnama
mungkin terjadi gerhana bulan. Kata gerhana berarti penggelapan cahaya dari
suatu benda langit oleh benda langit lainnya. Kita dapat melihat benda-benda
langit dalam tata surya karena benda-benda langit memantulkan berkas
cahaya matahari. Ketika benda-benda langit itu menerima cahaya dari
matahari, benda-benda itu membentuk bayang-bayang kerucut yang
memanjang menjauhi matahari. Daerah yang paling gelap disebut umbra dan
daerah bayang-bayang yang samar disebut penumbra. Gerhana matahari
terjadi bilamana bulan berada pada atau dekat fase baru dan berada pada
suatu garis lurus dengan bumi dan matahari. Gerhana matahari total terjadi di
daerah umbra sedangkan gerhana sebagian terjadi dalam daerah penumbra.
Jika jarak antara bulan dan bumi lebih panjang daripada panjang penumbra,
maka daerah dalam perpanjangan umbra akan mengalami gerhana matahari
cincin. Gerhana bulan terjadi bilamana bulan berada pada fase purnama dan
berada pada suatu garis lurus dengan bumi dan matahari. Bayang-bayang
kerucut yang dibentuk oleh bumi akan menyembunyikan muka bulan. Seperti
 PDGK4107/MODUL 9 9.13

pada gerhana matahari, gerhana bulan total terjadi pada daerah umbra
sedangkan gerhana bulan sebagian terjadi pada daerah penumbra.
Sedangkan peristiwa alam lainnya adalah akibat gaya gravitasi bulan dan
matahari terhadap bumi menimbulkan pasang surut air laut yaitu peristiwa
naik dan turunnya permukaan air laut ketika bulan berada pada fase baru atau
fase purnama terjadilah pasang purnama. Sedangkan ketika bulan berada
pada fase kuater terjadilah pasang perbani.

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Panas Matahari

Tujuan:
Menjelaskan matahari sebagai sumber panas.

Alat dan Bahan


a. 2 buah tempat air yang sama ukurannya (panci, baskom, atau ember).
b. Termometer 0-100°C.
c. Lempeng plastik transparan.
d. Stopwatch.
e. Luksmeter (bila ada).

Cara kerja
a. Isilah kedua tempat air dengan air dingin yang sama banyaknya.
b. Ukur dengan termometer suhu air dingin (Ti) tersebut, Catatlah dalam
lembar pengamatan.
c. Tempatkan kedua tempat air tersebut di bawah langsung sinar matahari.
d. Tempatkan lempeng plastik transparan di atas salah satu tempat air
dengan jarak sekitar 10 cm dari permukaan air dalam tempat air.
Susunan alat dan bahan percobaan seperti gambar berikut.
9.14 Praktikum IPA di SD 

Gambar 9.6.
Susunan percobaan panas matahari.

e. Atur agar kedua tempat air tersebut selalu menghadap sinar matahari.
f. Amati temperatur air pada kedua tempat air tersebut (To) setiap 30
menit, selama 10 kali pengukuran. Catatlah dalam lembar pengamatan!
g. Bila ada luks meter, Amati dan ukurlah kuat penerangan cahaya matahari
tepat di atas permukaan air setiap 30 menit. Catat dalam lembar
pengamatan!

Pertanyaan
a. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan panas dan cahaya
matahari sampai di permukaan bumi!
b. Dapatkah matahari disebut sebagai sumber energi panas? Jelaskan!
c. Dari percobaan, apakah pengaruh lempeng plastik transparan terhadap
penerimaan panas?

2. Gerhana

Tujuan:
Membuktikan terjadinya gerhana.

Alat dan Bahan


a. Bola ping pong.
b. Statis berkawat runcing 3 buah.
c. Bola plastik dengan diameter 10 cm.
d. Lampu senter/proyektor film.
e. Spidol.
 PDGK4107/MODUL 9 9.15

Cara Kerja
a. Tuliskan bulan pada bola pingpong, matahari pada senter dan gambar
bola plastik sebagai globe (bumi).
b. Tusuk bola pingpong tersebut dengan statis berkawat runcing sehingga
dapat berdiri tegak, lakukan hal yang sama untuk bola plastik.
c. Ikatkan lampu senter pada statis berkawat runcing.
d. Susun di atas meja dalam ruang gelap (bila ada) ketiga peralatan tersebut
seperti gambar berikut.

Gambar 9.7.
Susunan alat dan bahan percobaan gerhana bulan.

e. Nyalakan lampu senter, Amati dan gambar jalannya sinar lampu yang
mengenai globe. Catatlah dalam lembar pengamatan.
f. Susun percobaan seperti langkah 4 dengan merubah posisi bola pingpong
dengan bola plastik (globe). Disain percobaan seperti gambar berikut.

Gambar 9.8.
Susunan alat dan bahan percobaan gerhana matahari.
9.16 Praktikum IPA di SD 

g. Nyalakan lampu dan Amati dan gambarlah jalannya sinar yang menimpa
bola pingpong dan diterima oleh globe. Catatlah dalam lembar
pengamatan!

Pertanyaan
a. Apa yang disebut dengan gerhana?
b. Bagaimana terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan? Jelaskan!
c. Apakah yang disebut dengan umbra dan penumbra? Jelaskan!
 PDGK4107/MODUL 9 9.17

Daftar Pustaka

Abel, G.O. (1982). Exploration of the Universe (fourth edition). New York:
Saunders College Publishing.

Chiras, D.D. (1988). Environmental Science (second edition). Menlo Park,


California: The Benjamin Cummings Publishing Company, Inc.

Danielson, E.W., Denecke Jr., E.J. (1986). Earth Science (third edition). New
York: Macmillan Publishing Company.

Sumardi Yosafat, (2004). Konsep Dasar IPA I petunjuk praktikum. Jakarta:


Universitas Terbuka.
9.18 Praktikum IPA di SD 

Lampiran

LEMBAR PENGAMATAN
PRAKTIKUM IPA DI SD

KEGIATAN PRAKTIKUM 1

1. Percobaan Udara

a. Pembakaran Memerlukan Udara

5.

7.

8.

No Selang waktu sampai lilin mati (t)


1
2
3
4
5
 PDGK4107/MODUL 9 9.19

b. Udara Menekan dari Tekanan Tinggi ke Rendah

5.

c. Udara sebagai Sumber Energi

7.

9.

10.
9.20 Praktikum IPA di SD 

11.

Jawaban Pertanyaan

2. Percobaan Klasifikasi Batuan

a. Jenis batuan
Tabel 9.2.

Massa Volume Massa Jenis


No Batuan
(kg) (m3) (kg/m3)
1
2
3
4
5

Jawaban Pertanyaan
 PDGK4107/MODUL 9 9.21

b. Karakteristik batuan
Tabel 9.3.

No Batuan Karakteristik Batuan

c. Pengamatan Gambar Batuan

d. Klasifikasi batuan
Tabel 9.4.

No Asal batuan Contoh


1 Batuan Beku

2 Batuan metamorf

3 Batuan Sedimen

4 Mineral
9.22 Praktikum IPA di SD 

Jawaban Pertanyaan

KEGIATAN PRAKTIKUM 2

1. Percobaan Panas Matahari

To = .........oC

Pengukuran Pengukuran Kuat


Temperatur (0C) Penerangan (Luks/A)
Waktu
(menit) Panci Panci Panci Panci
tanpa dengan tanpa dengan
lempeng lempeng lempeng lempeng

Jawaban Pertanyaan
 PDGK4107/MODUL 9 9.23

2. Percobaan Gerhana

e.

g.

Jawaban Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai