Anda di halaman 1dari 11

Lex et Societatis, Vol. II/No.

8/Sep-Nov/2014

HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN Persiapan, Pengawasan, Penegakan dan


TERHADAP PEKERJA YANG BEKERJA juga Eksekusi.Selain keempat hal tersebut,
MELEBIHI BATAS WAKTU 1 bentuk perlindungan yang dapat dilakukan
Oleh: Vega O. Merpati2 oleh pemerintah dengan mengadakan
sosialisasi-sosialisasi di perusahaan tentang
ABSTRAK perlindungan pekerja sehingga baik
Pemerintah dan perusahaan mempunyai perusahaan maupun pekerja dapat lebih
suatu sistem yakni simbiosis mutualisme, mengerti dan lebih tahu akan adanya
yang mana pemerintah Indonesia dan perlindungan pemerintah. Dari hasil
perusahaan sama-sama saling penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
membutuhkan.Adanya perusahan, perusahaan berhak menuntut pekerja
pengusaha, serta pekerja menciptakan untuk melaksanakan pekerjaannya meski
adanya suatu hubungan kerja.Hubungan sudah melebihi jam kerja yang telah
kerja yang baik akan tercipta jika adanya disepakati bersama dalam perjanjian kerja
komunikasi yang baik antara perusahaan bersama ataupun kesepakatan khusus
dengan pekerja. Komunikasi yang baik akan antara mereka, sedangkan yang menjadi
tercipta bila kontrak-kontrak dalam kewajiban pengusaha atau perusahaan
perjanjian kerja antara perusahaan dengan yang mempekerjakan pekerja/buruh harus
pekerja jelas,dimana terdapat membayar upah/gaji sebagai waktu lembur,
keseimbangan (equilibrium) antara hak dan kecuali ditentukan lain dalam perjanjian-
kewajiban perusahaan dengan hak dan perjanjian kerja bersama antara
kewajiban pekerja. Dalam karya tulis ini perusahaan dan pekerja/buruh. Bentuk
penulis menggunakan penelitian hukum Perlindungan yang dapat dilakukan
normatif dengan mengumpulkan peraturan pemerintah untuk melindungi pekerja yang
perundang-undangan, dan literatur- bekerja melebihi batas waktu, adalah
literatur yang diperoleh sebagai bahan dengan melakukan Persiapan, Pengawasan
penunjang melalui studi kepustakaan. Hasil dan Penegakan.
penelitian menunjukkan tentang apa hak
dan kewajiban perusahaan terhadap A. PENDAHULUAN
pekerja yang bekerja melebihi batas waktu Undang-undang No. 13 Tahun 2003
serta bagaimana bentuk perlindungan yang tentang Ketenagakerjaan, disebutkan
dapat dilakukan Pemerintah terhadap bahwa pengertian dari perusahaan ialah
pekerja yang bekerja melebihi batas waktu. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum
Pertama, Hak Perusahaan Terhadap Pekerja atau tidak, milik orang perseorangan, milik
Yang Bekerja Melebihi Batas Waktu. Pada persekutuan, atau milik badan hukum, baik
dasarnya setiap hak dan kewajiban telah milik swasta maupun milik negara yang
diatur dalam suatu peraturan, baik itu mempekerjakan pekerja/buruh dengan
umum maupun khususdiatur dalam membayar upah atau imbalan dalam
Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang bentuk lain.
Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 Adanya perusahan, pengusaha, serta
sampai dengan pasal 85. Kedua, bentuk pekerja menciptakan adanya suatu
perlindungan yang dilakukan Pemerintah hubungan kerja. Hubungan kerja adalah
terhadap pekerja yang bekerja melebihi suatu hubungan antara Pengusaha dengan
batas waktu yakni mulai dari tindakan Pekerja yang timbul dari perjanjian kerja
yang diadakan untuk waktu tertentu
1
Artikel Skripsi.
2
NIM 100711460, Mahasiswa pada Fakultas Hukum
Unsrat

77
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

maupun waktu yang tidak tertentu.3 pekerjanya ialah adanya hak dan kewajiban
Hubungan kerja yang baik akan tercipta jika yang jelas. Hak dan kewajiban perusahaan
adanya komunikasi yang baik antara terhadap pekerjanya, maupun hak dan
perusahaan dengan pekerja. Komunikasi kewajiban pekerja terhadap perusahaan
yang baik akan tercipta bila kontrak-kontrak tempatnya bekerja. Hak dan kewajiban
dalam perjanjian kerja antara perusahaan merupakan landasan yang penting
dengan pekerja jelas. Dimana terdapat terhadap suatu perjanjian kerja.
keseimbangan (equilibrium) antara hak dan Meskipun telah ada beberapa peraturan
kewajiban perusahaan dengan hak dan atau keputusan yang mengatur mengenai
kewajiban pekerja. Di dalam suatu perusahaan dan ketenagakerjaan yang
hubungan kerja antara suatu perusahaan telah dibuat oleh pemerintah, seperti
dalam hal ini adalah antar pengusaha dan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang
pekerja/buruh, biasanya dituangkan dalam ketenagakerjaan, namun masih terdapat
suatu perjanjian kerja yang dimana juga pelanggaran-pelanggaran terhadap
berisikan pernyataan akan hak-hak dan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
kewajiban antara kedua belah pihak, serta perusahaan terhadap para pekerja yang
segala akibat hukumnya. Perjanjian kerja bekerja melebihi batas waktu.
biasanya tidak memperkenankan suatu
aturan ataupun syarat yang bertentangan B. RUMUSAN MASALAH
dengan Undang-undang nomor 13 Tahun 1. Apa Hak dan Kewajiban Perusahaan
2003, begitupun untuk aggaran dasar tidak terhadap pekerja yang bekerja melebihi
boleh bertentangan dengan peraturan batas waktu.
perundang-undangan yang berlaku. 2. Bagaimana bentuk perlindungan yang
Akhir-akhir ini terdapat berbagai macam dapat dilakukan Pemerintah terhadap
kejadian yang terjadi akibat dari adanya pekerja yang bekerja melebihi batas
hubungan kerja yang tidak baik. Banyak waktu.
perusahaan yang membuat peraturan
terhadap pekerjanya dengan semena-mena C. METODE PENELITIAN
tanpa memperhatikan peraturan-peraturan Dalam penyusunan skripsi ini penulis
atau kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh menggunakan penelitian hukum normatif
pemerintah. Di zaman sekarang yang makin dengan mengumpulkan peraturan
lama makin berkembang,tentu saja akan perundang-undangan, dan literatur-
membuat pergeseran dan tata kehidupan literatur yang diperoleh sebagai bahan
yang terjadi. Pergeseran yang dimaksud penunjang penuyusunan skripsi melalui
tidak jarang melanggar peraturan studi kepustakaan.
perundang-undangan yang berlaku. Bahan-bahan hukum yang telah
Masalah-masalah diatas yang dilakukan dikumpulkan tentunya berkaitan dengan
oleh perusahaan semakin hari semakin hak dan kewajiban perusahaan serta buku-
banyak dan bervariasi sehingga buku tentang perusahaan dan tenaga kerja.
memerlukan penanganan yang lebih serius. Peraturan perundang-undangan sebagai
Masalah-masalah diatas juga bahan hukum primer dan literatur-literatur
mencerminkan kurangnya perlindungan sebagai bahan hukum sekunder kemudian
terhadap para pekerja. Salah satu solusi dianalisa secara kualitatif.
untuk melindungi perusahaan maupun
3
Sendjun H. Manulang, Pokok-pokok Hukum
Ketenagakerjaan di Indonesia, Rineka
Cipta,Jakarta, 1987, hal 63.

78
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

PEMBAHASAN b. Pengusaha yang mempekerjakan


1. Hak dan Kewajiban Perusahaan pekerja/buruh melebihi waktu kerja
Terhadap Pekerja yang Bekerja sebagaimanadimaksud dalam Pasal
Melebihi Batas Waktu 77 ayat (2) harus memenuhi syarat:
Salah satu yang diatur adalah hak dan  ada persetujuan pekerja/buruh
kewajiban perusahaan terhadap para yang bersangkutan; dan
pekerja. Termasuk Hak dan Kewajiban  waktu kerja lembur hanya dapat
perusahaan terhadap para pekerja yang dilakukan paling banyak 3 (tiga)
bekerja melebihi batas waktu. Jam Kerja jam dalam 1 (satu) hari dan 14
adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, (empat belas) jam dalam 1 (satu)
dapat dilaksanakan siang hari dan atau minggu.
malam hari. Jam Kerja bagi para pekerja di Pengusaha yang mempekerjakan
sektor swasta diatur dalam Undang-Undang pekerja/buruh melebihi waktu kerja
No.13 tahun 2003 tentang sebagaimana dimaksud di atas wajib
Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 membayar upah kerja lembur.
sampai dengan pasal 85. Ketentuan waktu kerja lembur
Hal-hal yang menjadi Hak dan Kewajiban sebagaimana dimaksud diatas tidak
perusahaan terhadap pekerja yang bekerja berlaku bagi sektor usaha atau
melebihi batas waktu. pekerjaan tertentu. Ketentuan
1. Hak Perusahaan Terhadap Pekerja Yang mengenai waktu kerja lembur dan
Bekerja Melebihi Batas Waktu. upah kerja lembur sebagaimana
Pada dasarnya setiap hak dan dimaksud diatur dengan Keputusan
kewajiban telah diatur dalam suatu Menteri.
peraturan, baik itu umum maupun c. Pengusaha wajib memberi waktu
khusus.Seperti yang telah dijelaskan istirahat dan cuti kepada
sebelumnya bahwa penentuan pekerja/buruh.Waktu istirahat dan
lamanya waktu kerja seperti dijelaskan cuti sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 77 sampai Pasal 85 yaitu meliputi:
sebagai berikut:  istirahat antara jam kerja,
Setiap pengusaha wajib melaksanakan sekurang kurangnya setengah
ketentuan waktu kerja. jam setelah bekerja selama 4
Waktu kerja meliputi: (empat) jam terus menerus dan
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 waktu istirahat tersebut tidak
(empat puluh) jam 1 (satu) minggu termasuk jam kerja;
untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1  istirahat mingguan 1 (satu) hari
(satu) minggu; atau (delapan) jam 1 untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) hari dan 40 (empat puluh) jam (satu) minggu atau (dua) hari
1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1
kerja dalam 1 (satu) minggu. (satu) minggu cuti tahunan,
Ketentuan waktu kerja sebagaimana sekurang kurangnya 12 (dua
dimaksud ini tidak berlaku bagi belas) hari kerja setelah
sektor usaha atau pekerjaan pekerja/buruhyang bersangkutan
tertentu. Ketentuan mengenai bekerja selama 12 (dua belas)
waktu kerja pada sektor usaha atau bulan secara terus menerus;
pekerjaan tertentu diatur dengan danistirahat panjang sekurang-
Keputusan Menteri. kurangnya 2 (dua) bulan dan
dilaksanakan pada tahun ketujuh

79
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

dan kedelapan masing-masing 1 mengalami keguguran kandungan


(satu) bulan bagi pekerja/buruh berhak memperoleh istirahat 1,5
yang telah bekerja selama 6 (satu setengah) bulan atau sesuai
(enam) tahun secara terus- dengan surat keterangan dokter
menerus pada perusahaan yang kandungan atau
sama dengan ketentuan bidan.Pekerja/buruh perempuan
pekerja/buruh tersebut tidak yang anaknya masih menyusui harus
berhak lagi atas istirahat diberi kesempatan sepatutnya untuk
tahunannya dalam 2 (dua) tahun menyusui anaknya jika hal itu harus
berjalan dan selanjutnya berlaku dilakukan selama waktu kerja.
untuk setiap kelipatan masa kerja g. Setiap pekerja/buruh yang
6 (enam) tahun. menggunakan hak waktu istirahat
 Pelaksanaan waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam
tahunan sebagaimana dimaksud Pasal79 ayat (2) huruf b, c, dan d,
diatur dalam perjanjian kerja, Pasal 80, dan Pasal 82 berhak
peraturan perusahaan, atau mendapat upah penuh.
perjanjian kerja bersama. Hak h. Pekerja/buruh tidak wajib bekerja
istirahat panjang sebagaimana pada hari-hari libur resmi.
dimaksud dalam ayat (2) huruf d Pengusaha dapat mempekerjakan
hanya berlaku bagi pekerja / pekerja/buruh untuk bekerja pada
buruh yang bekerja pada hari-hari libur resmi apabila jenis
perusahaan tertentu. dan sifat pekerjaan tersebut harus
 Perusahaan tertentu dilaksanakan atau dijalankan secara
sebagaimana dimaksud diatur terus menerus atau pada keadaan
dengan Keputusan Menteri. lain berdasarkan kesepakatan
d. Pengusaha wajib memberikan antara pekerja/buruh dengan
kesempatan yang secukupnya pengusaha. Pengusaha yang
kepada pekerja/buruh untuk mempekerjakan pekerja/buruh yang
melaksanakan ibadah yang melakukan pekerjaan pada hari libur
diwajibkan oleh agamanya. resmi sebagaimana dimaksud wajib
e. Pekerja/buruh perempuan yang membayar upah kerja lembur.
dalam masa haid merasakan sakit Ketentuan mengenai jenis dan sifat
dan memberitahukan kepada pekerjaan sebagaimana dimaksud
pengusaha, tidak wajib bekerja pada diatur dengan Keputusan Menteri.
hari pertama dan kedua pada waktu Jelaslah ketentuan mengenai waktu
haid. Pelaksanaan ketentuan ini kerja, untuk itu dengan melihat tujuan
dalam perjanjian kerja, peraturan utama perusahaan yaitu untuk
perusahaan , atau perjanjian kerja memperoleh keuntungan dalam setiap
bersama. kegiatan produksinya, maka tentunya
f. Pekerja/buruh perempuan berhak semuanya ada batas terhadap hak-hak
memperoleh istirahat selama 1,5 serta kewaiban perusahaan terutama
(satu setengah) bulan sebelum mengenai batas waktu kerja.
saatnya melahirkan anak dan 1,5 Selain Undang-UndangKetenagakerjaan
(satu setengah) bulan sesudah mengatur mengenai batas waktu kerja,
melahirkan menurut perhitungan namun semuanya tidak bisa dipungkiri
dokter kandungan atau bidan. bahwa setelah penandatangan perjanjian
Pekerja/buruh perempuan yang kerja bersama tersebut dikesampingkan

80
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

dengan menganut kesepakatan bersama, Karena dalam UU No. 13 Tahun 2003


namun kesepakatan tersebut tidak boleh tentang ketenagakerjaan terdapat aturan
bertentangan dengan undang-undang, yang dimana perusahaan dilarang
kesusilaan, kepatutan, kepentingan umum. mempekerjakan pekerja perempuan antara
pukul 23.00 sampai dengan 07.00.
2. Kewajiban Perusahaan Terhadap Perusahaan yang mempekerjakan pekerja
Pekerja Yang Bekerja Melebihi Batas pada waktu kerja lembur berkewajiban:
Waktu. - Membayar upah kerja lembur
Waktu Kerja adalah waktu yang cara perhitungan upah lembur sebagai
digunakan untuk melakukan pekerjaan berikut :
pada satu periode tertentu. 4 a. Apabila kerja lembur dilakukan pada
Menurut Pasal 78 Undang-undang hari kerja :
nomor 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa:  Untuk jam kerja lembur pertama
a. Pengusaha yang mempekerjakan harus dibayar upah sebesar satu
pekerja/buruh melebihi waktu kerja setengah kali upah sejam.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal  Untuk setiap jam lembur
77 ayat (2) harus memenuhi syarat: berikutnya harus dibayar upah
 ada persetujuan pekerja/buruh sebesar dua kali upah sejam.6
yang bersangkutan; dan b. Apabila kerja lembur dilakukan pada
 waktu kerja lembur hanya dapat hari istirahat atau hari libur resmi
dilakukan paling banyak 3 (tiga) untuk waktu kerja enam hari kerja
jam dalam 1 (satu) hari dan 14 empat puluh jam seminggu :
(empat belas) jam dalam 1  Perhitungan upah kerja lembur
(satu) minggu. untuk tujuh jam pertama dibayar
Pengusaha yang mempekerjakan dua kali upah sejam, dan jam
pekerja/buruh melebihi waktu kerja kedelapan dibayar tiga kali upah
sebagaimana dimaksud di atas wajib sejam, dan jam kedelapan dibayar
membayar upah kerja lembur.Ketentuan tiga kali upah sejam dan jam
waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud lembur kesembilan dan kesepuluh
dalam ayat (1) huruf b tidak berlaku bagi dibayar empat kali upah sejam.
sektor usaha atau pekerjaan  Apabila hari libur resmi jatuh pada
tertentu.Ketentuan mengenai waktu kerja hari kerja terpendek perhitungan
lembur dan upah kerja lembur upah lembur lima jam pertama
sebagaimana dimaksud diatur dengan dibayar dua kali upah sejam, jam
Keputusan Menteri. keenam tiga kali upah sejam,jam
Pengusaha yang ingin mempekerjakan lembur ketujuh dan kedelapan
pekerja perempuan antara pukul 23.00 empat kali upah sejam.7
sampai dengan 07.00 wajib: c. Apabila kerja lembur dilakukan pada
- Memberikan makanan dan minuman hari istirahat mingguan dan/atau hari
bergizi; dan libur resmi untuk waktu kerja lima
- Menjaga kesusilaan dan keamanan hari kerja empat puluh jam seminggu,
selama di tempat kerja 5 maka perhitungan upah kerja lembur
untuk delapan jam pertama dibayar
4
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi dua kali upah sejam, jam kesembilan
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat Pada Kegiatan
6
Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi Ibid, hal 100
5 7
Ibid, hal 97 Ibid, hal 101

81
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

dibayar tiga kali upah sejam dan jam Sehubungan hal di atas berikut beberapa
kesepuluh dan kesebelas empat kali hal prinsip tentang pengaturan waktu
upah sejam.8 lembur :
- Memberi kesempatan kesempatan 1. Pengaturan waktu kerja lembur berlaku
untuk istirahat secukupnya untuk semua perusahaan kecuali
- Memberikan makanan dan minuman perusahaan pada sektor usaha tertentu
sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila atau perusahaan tertentu.
kerja lembur dilakukan selama tiga jam 2. Waktu kerja lembur hanya dapat
lebih. 9 dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam
dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas)
Secara jelas undang-undang No.13/2003, jam dalam 1 (satu) minggu.
menyatakan bahwa setiap pekerja yang 3. Perusahaan yang mempekerjakan
bekerja atau dipekerjakan melebihi batas pekerja/buruh melebihi ketentuan
waktu yang seharusnya dihitung sebagai waktu kerja wajib membayar upah
waktu lembur. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 lembur.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan 4. Untuk melakukan kerja lembur harus
Transmigrasi Nomor KEP- ada perintah tertulis dari pengusaha dan
102/MEN/VI/2004, pengertian waktu kerja persetujuan tertulis dari perkerja/buruh
lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 yang bersangkutan. Perintah tertulis
(tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat atau persetujuan tertulis dapat dibuat
puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) dalam bentuk daftar pekerja/buruh yang
hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau 8 bersedia bekerja lembur yang
(delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat ditandatangani masing-masing
puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) pekerja/buruh dan pengusaha.
hari kerja dalam 1 (satu) minggu, atau 5. Disamping wajib memberikan
waktu kerja pada hari istirahat mingguan kesempatan istirahat secukupnya,
dan atau pada hari libur resmi yang pengusaha wajib memberi makan dan
ditetapkan pemerintah.10 minuman minimal 1.400 kalori apabila
Hal tersebut di atas merupakan kerja lembur dilakukan selama 3 (tiga)
penjelasan bahwa setiap pekerja yang jam atau lebih.11
bekerja atau dipekerjakan yang telah Pada angka 3 jelas mengatur apabila
melebihi batas waktu kerja yang ditentukan seorang pekerja yang bekerja atau
dalam undang-undang atau peraturan dipekerjakan melebihi batas waktu, maka
khusus perusahaan dihitung sebagai waktu pengusaha ataupun perusahaan harus
lembur.Namun hal ini tidak berlaku apabila menghitung sebagai waktu lembur dan
telah ada kesepakatan khusus antara harus membayar upah lembur sebagaimana
perusahaan atau pengusaha dengan mestinya, untuk cara pembayaran
pekerja yang menyatakan bahwa pekerja upah/gaji lembur telah jelas di atas, yang
bersedia atau mampu melaksanakan tertuang dalam Pasal 11 Kepmen No.102
pekerjaan yang melebihi waktu kerja dan Tahun 2004.
pengusaha bersedia membayarnya dengan
upah atau gaji lebih. 2. Bentuk Perlindungan Yang Dapat
Dilakukan Pemerintah Terhadap
Pekerja Yang Bekerja Melebihi Batas
8
Op.Cit Waktu.
9
Ibid, hal 99
10
Abdul Khakim, Aspek Hukum Pengupahan, PT.
11
Citra Aditya Bakti, Bandung 2006, halaman 29 Ibidop.cit

82
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

Dalam rangka menjamin kepastian e. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003


hukum dan perlindungan terhadap pekerja Tentang Ketenagakerjaan
atau buruh, maka pemerintah f. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
mengeluarkan peratutan hukum yaitu tentang Penyelesaian Perselisiahan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Hubungan Industrial.
Tentang Ketenagakerjaan, serta peraturan g. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004
pemerintah bahkan keputusan-keputusan tentang Penetapan Dan Perlindungan
mentri yang mengatur tentang Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri.
perlindungan tenaga kerja. h. Undang- Undang No. 24 tahun 2011 -
Secara Prinsipil, perlindungan tenaga Jaminan Kesehatan Nasional
kerja dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu: i. Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 1950
1. Perlindungan ekonomis, yaitu Tentang waktu Kerja Dan Waktu
perlindungan tenaga kerja dalam bentuk Istirahat
penghasilan yang cukup, termasuk bila j. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 194
tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar tentang Istirahat Tahunan Bagi Buruh.
kehendaknya. k. Keputusan Bersama Menteri Tenaga
2. Perlindungan sosial, yaitu perlindungan Kerja RI dan Kepala Kepolisian RI No :
tenaga kerja dalam bentuk jaminan Kep-275/Men/1989 dan No.
kesehatan kerja, dan kebebasan Pol.04/V/1989 tentang Pengaturan Jam
berserikat dan perlindungan hak untuk Kerja, shift, dan Kerja Istirahat, serta
berorganisasi. Pembinaan Tenaga Kerja.
3. Perlindungan teknis, yaitu perlindungan Dalam undang-undang Nomor 13 Tahun
tenaga kerja dalam bentuk keamanan 2003 tentang Ketenagakerjaan
dan keselamatan kerja. 12 menerangkan bahwa perlindungan
Ketiga jenis perlindungan tersebut terhadap tenaga kerja yaitu dalam bentuk :
bersifat mutlak sehingga harus dipahami 1. Perlindungan upah;
dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh Menurut Undang-undang No. 13 Tahun
pengusaha sebagai pemberi kerja.Jika 2003 Tentang ketenagakerjaan Pasal 88
pengusaha melakukan pelanggaran, maka ayat (1) disebutkan : setiap
dikenakan sanksi.13 pekerja/buruh berhak memperoleh
Yang menjadi dasar hukum perlindungan penghasilan yang memenuhi
tenaga kerja adalah sebagai berikut : penghidupan yang layak bagi
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 kemanusiaan. (2) Untuk mewujudkan
tentang Keselamatan Kerja penghasilan yang memenuhi
b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 penghidupan yang layak bagi
tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan. kemanusiaan sebagaimana dimaksud
c. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 dalam ayat (1), pemerintah menetapkan
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja kebijakan pengupahan yang melindungi
d. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 pekerja/buruh. (3) Kebijakan
tentang Serikat Pekerja/serikat Buruh pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) meliputi:
12
Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum a. upah minimum;
Ketenagakerjaan Indonesia,PT.CitraAditya Bakti, b. upah kerja lembur;
Bandung 2009. c. upah tidak masuk kerja karena
13
http://www.kesimpulan.com/2009/05/jenis- berhalangan;
perlindungan-tenaga-kerja-atau.html ada19 Juli
2014

83
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

d. upah tidak masuk kerja karena Bentuk perlindungan yang kedua adalah
melakukan kegiatan lain di luar Pengawasan. Semua peraturan yang telah
pekerjaannya; dipersiapkan dan dibuat tentunya akan
e. upah karena menjalankan hak waktu ditindak lanjuti yaitu dengan melakukan
istirahat kerjanya; pengawasan. Pasal 176 sampai 181
f. bentuk dan cara pembayaran upah; Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
g. denda dan potongan upah; Tentang Ketenagakerjaan. Selain tindakan
h. hal-hal yang dapat diperhitungkan Pengawasan pemerintah sebagai bentuk
dengan upah; upya perlindungan hak perkerja/buruh,
i. struktur dan skala pengupahan yang maka sebagai tindak lanjutnya, pemerintah
proporsional; melakukan upaya penegakan hukum
j. upah untuk pembayaran pesangon; terhadap pelanggaran terhadap peraturan
dan perlindungan terhadap pekerja/buruh.
k. upah untuk perhitungan pajak Sering terjadi pelanggaran yang dilakukan
penghasilan. oleh pihak pengusaha atau perusahan
2. Jaminan Sosial Tenaga dengan melanggar ketentuan yang
Kerja/kesejahteraan Tenaga Kerja. melanggar hak perkerja/buruh sehingga
Menurut Pasal 99 sampai 101 Undang- terjadi ketidakseimbangan yang merugikan
Undang No.13 Tahun 2003 pihak pekerja/buruh. Sebagai contoh
TentangKetenagakerjaan. Menurut pasal adalah masalah mempekerjakanbururh
99 ayat (1) disebutkan bahwa :1) Setiap melebihi batas waktu yang telah dtetapkan,
pekerja/buruh dan keluarganya berhak yang tentunya ini sangat menguntungkan
untuk memperoleh jaminan sosial bagi pihak pengusaha, namun mungkin
tenaga kerja. (2) Jaminan sosial tenaga merugikan bagi pihak Pekerja/buruh. Hal
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat demikian tentunya perlu ditindaklanjuti
(1), dilaksanakan sesuai dengan karna pasti yang muncul
peraturan perundang-undangan yang ketidakseimbangan hak, dimana
berlaku. pekerja/buruh telah bekerja melebihi batas
3. Perlindungan Teknis Tenaga Kerja waktu yang ditetapkan, namun dia tidak
Perlindungan hukum bagi tenaga kerja memperoleh haknya (upah/gaji) yang layak
terutama berkaitan dengan waktu kerja dan untuknya, sedangkan pihak pengusaha
lebih khusus lagi terhadap perlindungan dapat memperoleh keutungan atas dirinya.
tenaga kerja yang bekerja atau Intinya adalah jika seseorang bekerja
dipekerjakan melebihi batas waktu.Langkah atau dipekerjakan telah melebihi batas
atau bentuk pertama yang dapat dilakukan waktu yang ditetapkan, maka sisa waktu dia
oleh Pemerintah yaitu adalah Persiapan. bekerja dihitung sebagai lembur dan pihak
Persiapan yang dimaksud disini adalah perusahaan harus membayar upah lembur.
persiapan atau pembentukan semua Namun hal ini sering diabaikan oleh pihak
istrumen hukum yang mengatur perusahaan atau pengusaha untuk
perlindungan terhadap tenaga kerja. Bukti mengambil keuntungan dari para pekerja
bahwa upaya pemerintah dalam yang masiawam tidak tahu dan mengerti
melaksanakan perlindungan tenaga kerja, akan suatu peraturan. Ini merupakan suatu
yaitu dengan mempersiapkan serta pelanggaran hukum apabila peraturan
membentuk peraturan yang berkaitan waktu kerja ini diabaikan. Upaya Penegakan
dengan hal itu, seperti contoh adalah hukum ketenagakerjaan dapat dilakukan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 melalui Aspek Hukum Pidana, Hukum
tentang Ketenagakerjaan. Perdata, Dan hukum Administrasi.

84
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

Penyelesaian dari aspek hukum pidana perjanjian kerja bersama ataupun


yaitu dengan mengajukan laporan atau kesepakatan khusus antara mereka,
pengaduan oleh pihak Pekerja/Buruh sedangkan yang menjadi kewajiban
terdapat pihak pengusaha atau perusahaan pengusaha atau perusahaan yang
kepada pihak penyidik akibat adanya suatu mempekerjakan pekerja/buruh harus
pelanggaran hukum. Setelah pihak penyidik membayar upah/gaji sebagai waktu
menerima laporan, maka kasus tersebut lembur, kecuali ditentukan lain dalam
akan diadakan penyidikan, setelah perjanjian - perjanjian kerja bersama
penyidikan selesai, maka penyidik antara perusahaan dan pekerja/buruh
melimpahkan berkas perkara ke kejaksaan 2. Bentuk Perlindungan yang dapat
untuk diadakan penuntutan untuk dilakukan pemerintah untuk
kepentingan pengadilan. Sanksi yang dapat melindungi pekerja yang bekerja
dijatuhkan terhadap pengusaha atau melebihi batas waktu, adalah dengan
perusahaan yang melanggar ketentuan melakukan Persiapan, membentuk
yang mempekerjakan pekerja sampai batas peraturan yang berkaitan dengan
waktu kerja tampa membayar upah lembur, ketenagakerjaan selanjutnya adalah
maka Pasal 187-188 memberikan Pengawasan yaitu; tindakan
penegasan akan sanksi. pemerintah dalam mengawasi
Penyelesaian melalui aspek perdata, berlakunya peraturan-peraturan yang
mungkin telah sangat jelas di atas intinya diberlakukan untuk memberikan
berkaitan dengan masalah suatu perjanjian kepastian dan perlindungan hukum
atau suatu pelanggaran hukum atau bagi para pekerja/buruh. Penegakan
perbuatan melanggr hukum termasuk suatu yaitu : suatu tindak lanjut selain
wanprestasi atas perjanjian kerja bersama mengawasi adalah menegakkan
dalam hubungan kerja. Yaitu dengan cara hukum apabila terjadi pelanggaran
penyelesaian diluar pengadilan dan melalui hak terhadap Pekerja /buruh seperti
pengadilan dan secara administrasi tidaklah melakukan penyidikan apabila itu ada
beda dengan melihat segala output yang unsur pidananya, kemudian
telah dikeluarkan pemerintah atas penegakan melalui pengadilan oleh
berdirinya suatu perusahaan, maka tidak hakim dan juga kejaksaan, sedangkan
ada salahnya kita mengupayakan perlindungan juga dapat dilakukan
permasalahan tenaga kerja tersebut diluar pengadilan atau upaya
melalui upaya administrasi. Selain itu administrasi melalu DISNAKER setelah
pemerintah berkewajiban untuk melakukan upaya bipartit. Dapat juga dilakukan
eksekusi atau pelaksanaan putusan yang melalu KOMNASHAM. Selanjutnya
telah memperoleh kekuatan hukum tetap, adalah pelaksanaan keputusan
baik itu keputusan pengadilan, maupun pengadilan atau lembaga lain diluar
keputusan lembaga-lembaga independen pengadilan yang sah dan telah
yang menangani atau mengadili memperoleh kekuatan hukum yang
perselisihan hubungan industrial. tetap.

PENUTUP B. Saran
A. Kesimpulan Bagi pemerintah agar lebih serius lagi
1. Perusahaan berhak menuntut pekerja dalam melakukan perlindungan terhadap
untuk melaksanakan pekerjaannya hak pekerja/buruh melalui pengawasan
meski sudah melebihi jam kerja yang yang lebih baik lagi, penegakan yang lebih
telah disepakati bersama dalam tegas lagi, serta lebih serius untuk

85
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

menjalankan/eksekusi putusan pengadilan ManulangSendjun, Pokok-Pokok Hukum


yang telah memperoleh kekeuatan hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Rineka
tetap juga keputusan kesepakatan Cipta, Jakarta. 1987.
bersama. Bagi pengusaha agar lebih jujur PitoyoWhimbo, Panduan Praktis Hukum
dan adil dalam menjalankan usahanya Ketenagakerjaan, Trans Media Pustaka,
sesuai dengan ketentun peraturan Jakarta. 2010.
perundang-undangan yang berlaku Serta RaharjoHandri, Hukum Perusahaan Step by
bagi kita sebagai masyarakat dan juga Step Prosedur Pendirian Perusahaan,
sebagai pekerja untuk lebih teliti dalam Pustaka Yustisia, Yogyakarta. 2008.
memahami semua ketentuan dalam Soepomo Imam, Pengantar Hukum
perjanjian kerja bersama, agar tidak terjadi Perburuhan, Djambatan, Jakarta. 1999.
kesalahan yang dapat merugikan kita. Subekti R, Aneka Perjanjian, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung. 1995.
DAFTAR PUSTAKA SunyotoDanang, Hak dan Kewajiban Bagi
Abdul et.al, Hukum Bisnis Untuk Pekerja dan Pengusaha. , Pustaka
Perusahaan, Kencana, Jakarta. 2008. Yustisia, Yogjakarta. 2013.
AsyhadieZaeni, Hukum Kerja Hukum SupramonoGatot, Kedudukan Perusahaan
Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Sebagai Subjek Dalam Gugatan Perdata
Kerja cetakan ke 2, PT. Raja Grafindo di Pengadilan, Rineka Cipta, Jakarta.
Persada, Jakarta. 2007. 2007.
HadhikusumaR.T.Sutanya R dan Sumantoro, Tutik Triwulan Titik, Pengantar Hukum
Pengertian Hukum Perusahaan, Rajawali, Perdata di Indonesia, Prestasi Pustaka,
Jakarta. 1992. Jakarta. 2006.
HusniLala, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Raja Sumber Undang-Undang
Grafindo Persada, Jakarta. 2003. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Janus Sidabalok, Hukum Perusahaan 1945
Analisis terhadap Pengaturan Peran Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (
Perusahan Dalam Pembangunan KUHP )
Ekonomi Nasional di Indonesia, Nuansa Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (
Mulia, Bandung. 2012. KUHD )
Kansil C.S.T dan Kansil Christine S.T, Pokok- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
pokok Pengetahuan Hukum Dagang tentang Ketenagakerjaan
Indonesia, Sinar Grafik, Jakarta. 2002. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982
Kansil C.S.T dan Kansil Christine S.T, Pokok- tentang Wajib Daftar Perusahaan
pokok Pengetahuan Hukum Dagang Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997
Indonesia, Sinar Grafik, Jakarta. 2002. tentang Dokumen Perusahaan
Kartasapoetra G dan Widyaningsih G Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992
Rience, Pokok-Pokok Hukum tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (
Perburuhan, CV. Armaco, Bandung. JAMSOSTEK )
1982. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987
Khakim Abdul, Aspek Hukum Pengupahan, tentang Kamar Dagang dan Industri (
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. 2006. KADIN )
Khakim Abdul, Dasar-Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981
Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Citra tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan
Aditya Bakti, Bandung. 2009.

86
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004


tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004
tentang Yayasan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang BUMN
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962
tentang Perusahaan Daerah
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 2014 Tentang Waktu Kerja Dan
Waktu Istirahat Pada Kegiatan Usaha
Hulu Minyak Dan Gas Bumi
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000
tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Sumber-Sumber Lain
http://ekbis.sindonews.com/read/2013/02/
19/34/719371/perjanjian-kerja-alfamart-
langgar-undang-undang. 19 maret 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan.
30 Mei 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Yayasan. 13
Juni 2014.
http://ayumeft.blogspot.com/2013/11/hak
-dan-kewajiban-karyawan-dan.html. 1
Juli 2014.

87

Anda mungkin juga menyukai