PMI Pra-Paska Bakteriologi
PMI Pra-Paska Bakteriologi
3. Keterulangan
Keterulangan atau presisi suatu uji mikrobiologis berkurang karena dua hal:
kurang homogen. Suatu bahan tunggal dari seorang pasien dapat mengandung lebih
dari satu organisme. Oleh karena itu, pada biakan ulang mungkin diisolasi organisme
yang berbeda.
kurang stabil. Dengan berjalannya waktu, mikroorganisme dalam suatu spesimen akan
berkembang biak atau mati dengan kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu, pada
biakan ulang mungkin diisolasi organisme yang berbeda. Jadi, untuk meningkatkan
ketelitian, bahan hams diperiksa sesegera mungkin setelah pengambilan.
4. Efisiensi
Efisiensi suatu uji mikrobiologis adalah kemampuannya memberi diagnosis yang tepat
mengenai suatu patogen atau keadaan patologis. h i diukur dengan dua kriteria:
a. Sensitivitas diagnostik
Sensitivitas =
jumlah total hasil positif
jumlah total pasien yang terinfeksi
Makin besar sensitivitas uji, makin sedikit jumlah hasil negatif palsu.
Sebagai contoh, sensitivitas agar Macconkey rendah untuk isolasi Salmonella typhi
dari tinja. Patogen enterik yang penting ini seringkali terlewatkan karena
pertumbuhan berlebihan bakteri usus non-patogen.
b. Spesifisitas diagnostik
jumlah total hasil negatif
Spesifisitas = jumlah total pasien yang tidak terinfeksi
Makin besar spesifisitas uji, makin sedikit jurnlah hasil positif palsu.
Sensitivitas dan spesifisitas suatu uji saling berkaitan. Dengan menurunkan batasan
diskriminasi, sensitivitas suatu uji dapat ditingkatkan dengan mengorbankan
spesifisitasnya, demikian pula sebaliknya. Sensitivitas dan spesifisitas suatu uji juga
terkait dengan prevalensi infeksi tersebut dalam populasi yang diteliti
B. Persyaratan
Suatu program pengendalian mutu internal haruslah praktis, realistik, dan ekonomis.
Suatu program pengendalian mutu internal janganlah mencoba menilai setiap prosedur,
reagen, dan media biakan pada setiap hari kerja. Program tersebut haruslah menilai
setiap prosedur, reagen, dan media biakan sesuai rencanapemakaian, berdasarkan
pentingnya tiap-tiap ha1 bagi mutu pemeriksaan sebagai suatu kesatuan.
C. Prosedur
Pengendalian mutu internal dimulai dengan pelaksanaan laboratorium yang benar.
D. Buku pegangan operasional laboratorium
Setiap laboratorium harus mempunyai buku pegangan operasional yang meliputi topik-
topik:
a. pembersihan tempat kerja,
b. higiene pribadi,
c. peringatan keselamatan, (safety precaution)
d. tempat makan dan merokok khusus di luar laboratorium,
e. penanganan dan pembuangan bahan yang terinfeksi,
f. vaksinasi yang sesuai untuk pekerja, misalnya hepatitis B,
g. perawatan peralatan,
h. pengambilan bahan,
i. pencatatan bahan,
j. eliminasi bahan yang tidak sesuai,
k. pengerjaan bahan,
l. pencatatan hasil,
m. pelaporan hasil.
Buku pegangan operasi harus diikuti dengan cermat, serta direvisi dan diperbarui secara
teratur
E. Media biakan
Media biakan dapat dibuat di laboratorium dari bahan-bahan dasar atau dari bubuk
kering yang tersedia secara komersial, atau dapat dibeli siap pakai. Bubuk kering
komersial dianjurkan karena ekonomis untuk diangkut dan disimpan, dan mutunya
kemungkinan lebih tinggi daripada media yang dibuat di laboratorium. Untuk hasil
terbaik, perlu perhatian lebih pada poin-poin berikut.
F. Pemilihan media .
Laboratorium yang efisien menyimpan sesedikit mungkin jenis media yang konsisten
dengan jenis pemeriksaan yang dikerjakan. Sebagai contoh, bahan dasar agar yang baik
dapat digunakan sebagai media serbaguna untuk membuat agar darah, agar coklat dan
beberapa media selektif.
Satu media yang.sangat selektif (agar Salmonella-Shigella atau agar deoksikolat sitrat)
dan satu media yang kurang selektif (agar Macconkey) diperlukan untuk isolasi
Enterobacteriaceae patogen dari tinja.
Hams ditambahkan satu media biakan khusus untuk menumbuhkan Campylobacter
spp.
G. Pemesanan dan penyimpanan media yang dikeringkan
a. Pesanlah media dengan jumlah yang akan habis terpakai dalam 6 bulan, atau
paling lama 1 tahun.
b. Semua bahan hams dikemas dalam wadah yang akan habis dipakai dalam 1-2
bulan.
c. Pada saat diterima, kencangkan tutup semua wadah. Media yang dikeringkan
menyerap air dari udara. Pada iklim yang lembab, segel tutup wadah media yang
dikeringkan dengan lilin parafin (isi rongga antara tutup dan wadah dengan lilin
cair, dan biarkan mengeras).
d. Tuliskan tanggal penerimaan pada tiap wadah.
e. Simpan di tempat yang gelap, sejuk, dengan aliran udara yang baik.
f. Rotasikan persedizlan sehingga bahan yang lebih lama lebih dahulu dipakai.
g. Pada saat membuka suatu wadah, tuliskan tanggal dibukanya pada wadah
tersebut.
h. Buang semua media kering yang sudah menggumpal atau bembah wama
menjadi gelap.
i. Buatlah catatan tertulis tentang media yang tersedia.
H. Persiapan Media
a. Ikuti petunjuk pabrik untuk persiapan dengan seksama.
b. Siapkan media dalam jumlah yang habis dipakai sebelum waktu penyimpanan
kadaluarsa (lihat di bawah).
I. Penyimpanan Media yang Sudah Dibuat
a. Lindungi dari cahaya matahari
b. Lindungi dari panas. Media yang mengandung darah, bahan aditif organik lain atau
antibiotik harus disimpan dalam lemari pendingin.
c. Bila disimpan di tempat yang sejuk dan gelap umur penyimpanan media-jadi akan
bergantung pada jenis wadah yang digunakan. Waktu simpan yang umum adalah:
tabung dengan sumbat kapas, 3 minggu;
tabung dengan tutup kendur, 2 minggu;
tabung dengan tutup ulir, 3 bulan;
cawan Petri, bila disegel dalam kantungplastik, 4 minggu
ANALITIK
A. Perawatan peralatan
Peralatan laboratorium haruslah dirawat dengan baik. Uji mutu yang baik tidak dapat
dilakukan jika peralatan yang digunakan bermutu rendah atau tidak terpelihara dengan
baik.
Tabel 1 adalah penjadwalan perawatan rutin dan pemeliharaan peralatan yang esensial.
Suhu kerja alat dapat dicatat dalam formulir seperti yang ditunjukkan pada Gbr. 2.
Tabel 1. Kendali Mutu Peralatan
Peralatan Perawatan Rutin Pemantauan Pemeliharaan
dan Inspeksi
Tenis
Botol anaerob Bersihkan bagian dalam Gunakan carik indikator Periksalah segel
(anaerobic jar) botol setiap minggu. biru metilen setiap kali penyekat pada
Aktifkan kembali katalis penggunaan. Perhatikan tutup setiap
setiap habis digunakan dan catat waktu minggu
(160° C, 2 jam).ganti terjadinya perubahan
katalis tiap 3 bulan warna pada indikator
setiap minggu
Autoklaf Bersihkan dan ganti air Periksa dan sesuaikan Tiap 6 bulan
tiap bulan tinggi air sebelum setiap
akan digunakan, catat
waktu, suhu dan tekanan
tiap digunakan, catat
kinerja dengan carik
spora setiap minggu.
Sentrifus Lap dinding dengan
larutan antiseptik setiap
minggu atau setelah ada
tabung kaca yang pecah
atau tumpah
Oven udara panas untuk Bersihkan bagian Catat waktu dan suhu Setiap 6 bulan
dalamnya setiap bulan setiap kali penggunaan
sterilisasi alat gelas
lnkubator Bersihkan dinding Catat suhu pada setiap Setiap 6 bulan
dalam dan rakraknya permulaan hari kerja
setiap bulan (yang diperbolehkan
35&l0C)
Mikroskop Lap lensa dengan kertas Periksa kesejajaran Setiap tahun
tissu atau kertas lensa kondensor setiap bulan
setiap akhir hari kerja Tempatkan cakram silika
Bersihkan dan lumasi biru di bawah sarung
alas mekanik setiap mikroskop untuk
minggu. Lindungi mencegah pertumbuhan
dengan sarung jika tidak jamur pada udara lembab
digunakan
Lemari pendingin Bersihkan dan cairkan Catat suhu setiap pagi Setiap 6 bulan
bunga es setiap 2 bulan (yang
dan setelah mat; lampu diperbolehkan 2-8" C)
Penangas air Lap dinding dalam dan Periksa tinggi air setiap Setiap 6 bulan
ganti air setiap bulan hari Catat suhu pada hari
pertama setiap minggu
(yang diperbolehkan 55-
57" C)
C. Pengawetan
1. Pengawetan jangku panjang
Metode-metode pengawetan jangka panjang memungkinkan subkultur dilakukan
setelah berbulan bulan, bahkan bertahun-tahun. Metode terbaik adalah liofilisasi
(pengeringan beku) atau penyimpanan pada suhu -70" C atau kurang, dalam lemari
pembeku listrik, atau dalam nitrogen cair. Metode alternatif dipaparkan di bawah
ini:
a. Gliserol pada -20' C
Tanamlah suatu biakan murni pada media padat yang sesuai.
Jika biakan sudah tumbuh sempurna, cungkil dengan sengkelit.
Suspensikan gumpalan kecil biakan tersebut dalam gliserol netral steril.
Bagi-bagikan dalam jumlah 1-2 m1 dalam tabung atau vial bertutup ulir.
Simpan pada suhu -20" C. Hindari pembekuan dan pencairan berulang
kali. Pindahkan setelah 12-18 bulan.
b. Minyak mineral pada suhu ruang
Siapkan tabung-tabung berisi heart infusion agar dengan lereng yang
pendek. Untuk organisme yang sulit tumbuh (fastidious), tambahkan
darah segar murni fresh native blood) atau darah yang dipanaskan.
Sterilkan minyak mineral (liquidpetrolaturn) dalam udara panas (170" C
selama 1 jam).
Tanam biakan murni pada lereng agar.
Jika sudah tampak perturnbuhan yang bagus, tambahkan minyak
mineral steril sarnpai kira-kira 1 cm di atas ujung lereng.
Lakukan subkultur jika diperlukan dengan mencungkil biakan yang
tumbuh di bawah minyak.
Simpan pada suhu ruang. Pindahkan setelah 6-12 bulan.
c. Biakan tusuk pada suhu ruang (gunakan untuk organisme yang tidak sulit
tumbuh saja, misalnya stafilokokus dan Enterobacteriaceae)
Siapkan tabung-tabung berisi agar bebas karbohodrat dengan puntung
(butt) yang dalam.
Dianjurkan untuk mengg~nakan'tri~tsiocy agar (agar digesti kasein
kacang kedelai).
Tusuk organisme ke dalam agar.
Inkubasi semalaman pada suhu 35" C.
Tutup tabung dengan tutup ulir atau gabus. Celupkan tutup atau gabus
ke dalam lilin parafin cair untuk menyegelnya.
Simpan pada suhu ruang. Pindahkan setelah 1 tahun.
d. Biakan tusuk dalam cystine tripficase agar (CTA) (unfuk Neisseria dun
strepfokokus)
Siapkan tabung-tabung berisi media dasar CTA.
Tusukkan organisme ke dalam media.
Inkubasi semalaman pada suhu 35" C.
Tutup tabung dengan tutup ulir atau gabus. Celupkan tutup atau gabus
ke dalam lilin parafin cair untuk menyegelnya.
Untuk Neisseria, simpan pada suhu 35" C, dan pindahkan tiap 2 minggu.
Untuk streptokokus, simpan pada suhu ruang, dan pindahkan setiap
bulan
e. Media daging-masak unfuk anaerob
Inokulasikan kuman ke dalam tabung.
Inkubasi semalaman pada suhu 35" C.
Tutup tabung dengan tutup ulir atau gabus.
Simpan pada suhu ruang. Pindahkan setiap 2 bulan