Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1

ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X

Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel
Abidin

Patient Safety Implementation In Ward Of Dr. Zainoel Abidin General Hospital

Muhammad Yusuf
1
Bagian Keilmuan Keperawatan Dasar-Dasar Keperwatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

ABSTRAK
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan keperawatan terhadap pasien menjadi lebih
aman. Perawat merupakan salah satu sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja
yang optimal. Berdasarkan hal tersebut, penerapan pasien safety oleh perawat sangat penting dalam upaya
mengurangi insiden kecelakaan kerja pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan desain deskripsi eksploratif. Populasi
pada penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 61 responden. Teknik pengumpulan data adalah kuisioner dalam bentuk skala Likert .
Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan patient safety oleh perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Umum Daerah dr. zainoel Abidin Banda Aceh yang baik dengan frekuensi sebanyak 31 orang
perawat (50,8%). Direkomendasikan untuk pengambil kebijakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin dapat meningkatkan upaya penerapan pasient safety di RSUZA dengan memfasilitasi pelatihan pada
perawat tentang patient safety.

Kata Kunci : patient safety, implementasi

ABSTRACT
Patient safety is a system that makes the nursing care of the patients to be more secure. A nurse is one of the
Human Resources who is required indeed to achieve an optimum performance. The pasient safety of the
nurses is very important in reducing the incidence malpractice. The research purpose was to determine the
implementation of patient safety in ward room Regional Public Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. The
type of the research was descriptive eksplorative. The population in the research was the nurses, workers, in
ward room Regional Public Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. The sampling technique was simple
random sampling with the total sample of 61 respondents. The technique of data collection was the
questionnaire in the form of Likert scale . The method of data analysis used descriptive with frequency
distribute . The result of the research in general showed implementation of patient safety in ward room
Regional Public Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh with good category is about 50,8% with 31 respondent.
It was recommended for policymakers in General Public Hospital dr. Zainoel Abidin to improve the
implementation of pasient safety with to facilitate the training related to the patient safety.

Keywords : Patient Safety, Implementation

Korespondensi:
* Yusuf, Fakultas Keperawatan, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh,
Email: yusuf_fkep@yahoo.com.
Yusuf (2017)

PENDAHULUAN pelayanan pasien dan komponen kritis dari


Rumah Sakit (RS) adalah institusi manajemen mutu (WHO, 2004). Ada lima isu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat penting yang terkait dengan keselamatan
dengan karateristik tersendiri yang (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pasien (patient safety), keselamatan pekerja
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, atau petugas kesehatan, keselamatan
dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat bangunan dan peralatan di rumah sakit,
yang harus tetap mampu meningkatkan keselamatan lingkungan (green productivity)
pelayanan yang lebih bermutu dan dan keselamatan bisnis rumah sakit. Ke lima
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud aspek keselamatan tersebut sangatlah
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, penting untuk dilaksanakan di setiap rumah
seperti yang dijelaskan dalam Undang- sakit. Harus diakui kegiatan institusi rumah
Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 sakit dapat berjalan apabila ada pasien.
dan Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 Karena itu keselamatan pasien merupakan
Tahun 2009 bahwa rumah sakit wajib prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal
melaksanakan pelayanan kesehatan yang tersebut terkait dengan isu mutu dan citra
aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif, perumahsakitan (Depkes, 2008, p.17)
dengan mengutamakan kepentingan pasien. Pada tahun 2000 Institute of Medicine di
Rumah sakit wajib memenuhi hak pasien Amerika Serikat menerbitkan laporan yang
memperoleh keamanan dan keselamatan mengagetkan banyak pihak: “To Err Is
selama dalam perawatan di rumah sakit. Human”, Building a Safer Health System.
(Permenkes RI Nomor 1961/Menkes/2011). Laporan itu mengemukakan penelitian di
Kemungkinan terjadinya kejadian tidak rumah sakit di Utah dan Colorado serta New
diharapkan bisa disebabkan oleh berbagai York. Di Utah dan Colorado ditemukan KTD
macam hal yang dilkukan oleh berbagai sebesar 2,9%, dimana 6,6% diantaranya
macam profesi. Contoh kesalahan diagnosis, meninggal. Sedangkan di New York KTD
kejadian kesalahan tes laboratorium atau X- adalah sebesar 3,7% dengan angka
Ray, kesalahan pemberian obat (medication kematian13,6 %. Publikasi WHO pada tahun
error), kesalahan sistem komunikasi 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian
(Cahyono, 2008). Ancaman dan kesalahan ini rumah sakit di berbagai Negara maju seperti
terjadi di rumah sakit karena terdapat Amerika, Denmark, dan Australia masih
ratusan macam obat, ratusan tes dan ditemukan KTD dengan rentang 3,2–16,6%.
prosedur, banyak alat dengan teknologinya, Dengan data-data tersebut, berbagai negara
bermacam jenis tenaga profesi dan non segera melakukan penelitian dan
profesi yang siap memberikan pelayanan mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien
pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman (Depkes, 2008, p.18).
dan kerutinan pelayanan tersebut apabila Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat
tidak dikelola dengan baik dapat terjadi merumuskan masalah penelitian yaitu
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) (Depkes, “Penerapan Patient Safety di Ruang Rawat
2008, p.17). Inap kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Keselamatan Pasien (patient safety) Zainoel Abidin Banda Aceh”.
merupakan isu global dan nasional bagi
rumah sakit, komponen penting dari mutu
layanan kesehatan, prinsip dasar dari
85
Yusuf (2017)

METODE No Data Demografi f %


Metode penelitian yang digunakan 1. Usia:
17-25 tahun 14 23.0
adalah deskriptif eksploratif. Teknik
25-35 tahun 36 59,0
pengumpulan data adalah kuisioner dalam 36-45 tahun 9 14,8
bentuk skala Likert yang terdiri dari 47 46-55 tahun 2 3,3
pertanyaan. Penelitian ini telah dilakukan dari
2. Jenis kelamin:
tanggal 27 Juni sampai dengan 18 Juli 2016
Laki-laki 7 11,5
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Perempuan 54 88,6
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. 3. Masa Kerja:
Populasi pada penelitian ini adalah perawat <2 tahun 19 31,1
2-5 tahun 19 31,1
pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III 6-10 tahun 18 29,5
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin >10 tahun 5 8,2
Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel
adalah simple random sampling dengan Berdasarkan tabel diatas diketahui
jumlah sampel sebanyak 61 responden. bahwa perawat dengan usia tertinggi adalah
26-35 tahun dengan frekuensi sebanyak 36
Teknik pengumpulan data adalah kuisioner
orang (59,0%), perawat dengan jenis kelamin
dalam bentuk skala Likert. Metode analisis tertinggi adalah perempuan dengan frekuensi
data menggunakan analisis deskriptif yang sebanyak 54 orang (88,5%), perawat dengan
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. masa kerja tertinggi adalah < 2 tahun dan 2-5
tahun dengan frekuensi masing-masing 19
HASIL orang (31,1%), perawat dengan pendidikan
terakhir tertinggi adalah DIII Keperawatan
Data Demografi Responden
dengan frekuensi sebanyak 42 orang (68,9%),
perawat yang mengikuti pelatihan patient
Tabel 1. Distribusi Data Demografi Perawat safety tertinggi adalah tidak pernah dengan
No Data Demografi f % frekuensi sebanyak 45 orang (73,8%) perawat
4. Pendidikan Terakir: dengan berapa kali mengikuti pelatihan
DIII Keperawatan 42 68,9 patient safety tertinggi adalah tidak pernah
DIV Keperawatan 3 4,9 sama sekali dengan frekuensi sebanyak 46
S1 Keperawatan 3 4,9 orang (75,4%), dan perawat dengan
Ners 13 21,3
tahun tertinggi mengikuti pelatihan
5. Pelatihan Patient
Safety: patient safety adalah tahun 2013, 2015,
Pernah 13 26,2 2016 dengan frekuensi masing-masing
Tidak Pernah 45 73,8 sebanyak 4 orang (6,6%).

6. Jika pernah berapa Penerapan patient safety di Ruang Rawat


kali:
Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr.
1 kali 13 24,3
Zainoel Abidin Banda Aceh
2 kali 2 3,3
Tidak ada 46 75,4 Distribusi frekuensi perawat dalam
7 Kapan: penerapan penerapan pasient safety dapat
1 kali:
dilihat pada tabel 2 sebagai berikut :
2010 1 1,6
2013 4 6,6
2015 4 6,6
2016 4 6,6
2 kali:
2010 2 3,3
Tidak ada 46 75,3
86
Yusuf (2017)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perawat berdasarkan faktor individu dan organisasi


Berdasarkan Penerapan Patient Safety di mengemukakan bahwa ada hubungan antara
Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit hubungan interpersonal dengan kepatuhan
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
perawat dalam menerapkan pedoman
Aceh (n=61)
patient safety. Penelitian ini didukung oleh
No Penerapan Persentase Sculke, Joshi, dan Joshi, dan Mastal (2007)
Pasient Frekuensi yang menemukan bahwa ada hubungan
safety antara Chief Nursing Officers (CNO) dengan
1. Baik 31 50,8 kepala ruangan di bangsal keperawatan
2. Kurang 30 49,2 untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Total 61 100 dalam penerapan pedoman patient safety.
Sumber: Data Primer (Diolah, 2016) Pemimpin mempunyai pengaruh dalam
meningkatkan keselamatan dan
Berdasarkan tabel 2 diketahui distribusi
frekuensi penerapan patient safety di Ruang menyelesaikan permasalahan keselamatan
Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum pasien yang ada dalam organisasi. Pemimpin
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang menginterpretasikan, mengansumsikan dan
baik dengan frekuensi sebanyak 31 orang memberikan penilaian terhadap persoalan
perawat (50,8%). dan akan memberikan solusi baik
menyangkut pengetahuan, sikap maupun
PEMBAHASAN
tindakan yang harus dijalankan. Penerapan
Berdasarkan hasil analisis data gambaran keselamatan pasien dilaksanakan dengan
penerapan pasient safety di Ruang Rawat baik maka pelayanan yang mengutamakan
Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. keselamatan dan kualitas yang optimal akan
Zainoel Abidin Banda Aceh yang baik dengan
memberikan dampak yang luas. Terutama
frekuensi sebanyak 31 orang perawat
bagi masyarakat akan mendapatkan
(50,8%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian pelayanan yang lebih berkualitas, aman dan
Pujilestari dkk, (2013, p.9) yang berjudul memenuhi harapan mereka. Bagi rumah sakit
Gambaran Budaya Keselamatan pasien oleh menjadi nilai tambah untuk pencapaian
Perawat dalam Melaksanakan Pelayanan d pelayanan yang berstandar nasional dan
Instalasi rawat Inap RSUP dr. Wahidin internasional. Pelayanan yang aman dan
Sudirohusodo Tahun 2013 menunjukkan dari
kualitas juga diharapkan dapat meningkatkan
75 orang responden 38 responden (50,7%)
termasuk dalam kategori budaya kepercayaan publik kepada rumah sakit. Bagi
keselamatan pasien tinggi. Dari 37 responden tenaga kesehatan dapat menumbuhkan nilai-
yang termasuk dalam kategori budaya nilai baru khususnya arti penting penerapan
keselamatan pasien yang rendah terdapat 23 keselamatan pasien dalam setiap aktivitas
perawat (62,2%) dengan pelaksanaan pelayanan yang diberikan (Agency for
pelayanan yang kurang baik dan 14 perawat Healthcare Research and Quality/AHRQ,
(37,8%) dengan pelaksanaan pelayanan yang
2001).
baik. Sementara 38 responden dengan
budaya keselamatan pasien yang tinggi Berdasarkan hal tersebut penulis
seluruhnya (100%). berpendapat teknik pengawasan seorang
Hasil penelitian ini didukung oleh kepala ruang mempunyai tanggung jawab
Anugraini, Sahar, dan Mustikasari (2010, yang besar dalam organisasi dan menentukan
p.143) tentang kepatuhan perawat pecapaian tujuan organisasi dalam hal ini
menerapkan pedoman patient safety untuk meningkatkan keselamatan pasien dan
87
Yusuf (2017)

mencegah terjadinya insiden keselamatan et al.(2008). Hubungan motivasi


pasien. Berdasarkan hasil wawancara dan perawat dengan kinerja perawat di
pengamatan penulis, terdapat struktur ruang rawat inap rumah sakit
organisasi yang jelas di setiap ruangan yang daerah panembahan senopati
terdiri case manajer, kepala ruang, wakil Bantul tahun 2008. Jurnal
kepala ruang, ketua tim dan perawat Manajemen Pelayanan Kesehatan,
pelaksana. Sebagian besar kepala ruang telah 12: 74 – 82.
menjalankan fungsi dan perannya dalam Departemen Kesehatan RI.(2008). Panduan
mengarahkan, memberi dorongan, memberi nasional keselamatan pasien
informasi maupun mengevaluasi kinerja rumah sakit (patient safety),
perawat. Utamakan Keselamatan Pasien.
Jakarta.
KESIMPULAN Ellis, et al.(2006). Staffing for safety: a
Berdasarkan hasil penelitian dan synthesis of te evidence on nurse
pembahasan yang diuraikan diatas secara staffing and patient safety. Ottawa:
umum dapat disimpulkan penerapan patient Ontario
safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda (KKP-RS).(2008). Pedoman
Aceh sudah berada pada kategori baik pelaporan insiden keselamatan
(50,8%). pasien (IKP). Jakarta: PERSI, KKP-RS.
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat Nur, Q.M., Noor., N.H, Irwandy.(2013).
membuat penelitian lebih lanjut dapat Hubungan motivasi dan supervisi
meneliti hubungan motivasi internal perawat terhadap kinerja perawat
dengan penerapan patient safety di Ruang pelaksana dalam menerapkan
Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum patient safety di rawat inap rs
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. universitas hasanuddin tahun 2013.
Bidang Manajemen Rumah Sakit,
REFERENSI
Fakultas Kesehatan Masyarakat
UNHAS: Makassar
Anugraihini, C., Sahar, J., Mustikasari.(2010).
Kepatuan perawat menerapkan Permenkes.(2011).Peraturan Menteri
pedoman patient safety kesehatan republik indonesia
berdasarkan faktor individu dan nomor1691/menkes/per/viii/2011
organisasi.Jurnal Keperawatan tanggal 8 agustus tentang
Indonesia, Volume 13, No. 3, keselamatan pasien rumah sakit.
November 2010; al 139-
Jakarta: Kementrian Kesehatan.
144.[diunduh tanggal 15 Juli 2016]
Pujilestari, A., Maidin, A., Anggraeni,
R.(2013). Gambaran budaya
keselamatan pasien oleh perawat
AHRQ. (2001). Publication No. 07-E005. dalam melaksanakan pelayanan di
Rockville, Md: Agency for healtcare instalasi rawat inap rsup dr.
research and quality Maret: wahidin sudirohusodo tahun 2013.
151.www.ahrq.gov (Diunduh 29 Bagian Manajemen Rumah Sakit,
Februari 2016) Fakultas Kesehatan Masyarakat
Badi’ah, A., Mendri, N.K., Ratna, W., UNHAS: Makassar [diunduh tanggal
04 April 2016]
Hendarsih, S., Sutrisno., Lena, I.A.,
88
Yusuf (2017)

Schulke, K., Josi, M.,& Mastal,


M.F.(2007).Nursing leadership:
Championing quality and patient
safety in the boardroom Nursing
Economic, 25 (6), 323-31[diunduh
tanggal 17 Juli 2016)

89

Anda mungkin juga menyukai