PENDIDIKAN PANCASILA
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
Oleh
Kelompok 5
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
A. Geopolitik
1. Pengertian Geopolitik
Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik.“Geo” berarti bumi dan “Politik”
berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri
sendiri (negara) dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris,
politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, danalat yang
digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia,
politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara
suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan,
cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita
kehendaki. Sedangkan menurut para ahli, Geopolitik adalah :
a. Menurut Rudolf Kjellén, seorang ilmuwan politik Swedia, pada awal abad ke-
20 Geopolitik adalah seni dan praktek penggunaan kekuasaan politik atas
suatu wilayah tertentu.Secara tradisional, istilah ini diterapkan terutama
terhadap dampak geografi pada politik, tetapi penggunaannya telah
berkembang selama abad ke abad yang mencakup konotasi yang lebih luas.
b. Menurut Hagget, Geografi Politik merupakan cabang geografi manusia yang
bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang
meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintahan atau kenegaraan
dipermukaan bumi. Dalam geografi politik, lingkungan geografi dijadikan
sebagain dasar perkembangan dan hubungan kenegaraan. Bidang kajian
geografi politik relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek
hubungan regional, dan internasional.
Secara umum geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri, lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.
Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal ini dipahami
berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara terkandung konsepsi
geopolitik Indonesia, yaitu unsur ruang, yang kini berkembang tidak saja secara
fisik geografis, melainkan dalam pengertian secara keseluruhan
2. Teori-Teori Geopolitik :
Secara geografis, Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra dan dua
benua serta terletak dibawah orbit Geostationary Satellite Orbit (GSO). Dan
Indonesia bisa bisa disebut sebagai Benua Maritim Indonesia. Wilayah Negara
Indonesia tersebut dituangkan secara yuridis formal dalam Pasal 25A UUD 1945
Amandemen IV. Atas dasar itulah Indonesia mengembangkan paham geopolitik
nasionalnya, yaitu Wawasan Nusantara. Dan secara historis, wilayah Indonesia
sebelumnya adalah wilayah bekas jajahan Belanda yang dulunya disebut Hindia
Belanda.
Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia beserta apa
yang ada di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau Wawasan
nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara
sebagai konsepsi geopolitik bangsa Indonesia.
1. Aspek Historis
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang
bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :
a. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan
terpecah, kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah
penederitaaan, kesengsaraan, kemiskinan dan kebodohan. Penjajah
juga menciptakan perpecahan dalam diri bangsa Indonesia. Politik
Devide et impera. Dengan adanya politik ini orang-orang Indonesia
justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan
penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.
b. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis
wilayah Indonesia adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah
Hindia Belanda ini masih terpisah pisah berdasarkan ketentuan
Ordonansi 1939 dimana laut territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3
(tiga) mil. Dengan adanya ordonansi tersebut, laut atau perairan yang
ada diluar 3 mil tersebut merupakan lautan bebas dan berlaku sebagai
perairan internasional. Sebagai bangsa yang terpecah-pecah dan
terjajah, hal ini jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa
Indonesia.Keadaan tersebut tidak mendudkung kita dalam
mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat.Untuk bisa
keluar dari keadaan tersebut kita membutuhkan semangat
kebangsaan yang melahirkan visi bangsa yang bersatu. Upaya untuk
mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak lagi
terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian setelah Indonesia merdeka
yaitu ketika Perdana Menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan
yang selanjutnya disebut sebagai Deklarasi Djuanda pada 13
Desember 1957. Isi pokok dari deklarasi tersebut menyatakan bahwa
laut territorial Indonesia tidak lagi sejauh 3 mili melainkan selebar 12
mil dan secara resmi menggantikam Ordonansi 1939. Dekrasi Djuanda
juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960 tenatang perairan
Indonesia yang berisi :
1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan
pedalaman Indonesia
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada
sisi dalam dari garis dasar.
Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan negara bangsa
dengan wialayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan
wilayah dan beragam budaya yang ada di Indonesia.
1. Wilayah (Geografi)
b. Kepulauan Indonesia
1. Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2. res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia
karena itu tidak dapat dimiliki oleh masing-masing Negara
3. Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua
bangsa
4. Mare Clausum (the right and dominion of the sea), menyatakan bahwa
hanya laut sepanjang pantai saja yang dimiliki oleh suatu Negara sejauh
yang dapat dikuasai dari darat (waktu itu kira-kira sejauh tiga mil)
5. Archipelagic State Pinciples (Asas Negara Kepulauan) yang menjadikan
dasar konvensi PBB tentang hokum laut.
Saat ini Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nation Convention on the
Law of the sea UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib
hokum laut dan samudra yang dapat memudahkan komunikasi internasional dan
memajukan penggunaan laut dan samudra secara damai. Di samping itu ada
keinginan pula untuk mendayagunakan kekayaan alamnya secara adil dan efesien,
konservasi dan pengkajian hayatinya, serta perlindungan lingkungan laut.
Sesuai dengan hukum laut Internasional, secara garis besar Indonesia sebagai
Negara kepulauan memiliki Teritorial, Perairan Pedalaman, Zona Ekonomi
Eksklusif, dan Landasan Kontinental. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Negara kepulauan adalah suatu Negara yang seluruhnya terdiri atas satu
atau lebih kepulauan dapat mencakup pulau-pulau lain. Pengertian
kepulauan adalah gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan
diantaranya dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lain
demikian erat sehingga pulau-pulau perairan dan wujud alamiah lainnya
merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki, atau
yang secara histories dianggap demikian.
2. laut territorial adalah salah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi
12 nil laut diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis
air surut terendah sepanjang pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala
besar yang berupa garis yang menghubungkan titik-titik terluar dari dua
pulau dengan batasan-batasan tertentu sesuai konvensi ini. Kedaulatan suatu
Negara pantai mencakup daratan, perairan pedalaman dan laut territorial
tersebut.
3. perairan pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah
dalam dari garis pangkal.
4. zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis
pangkal. Di dalam ZEE Negara yang bersangkutan memiliki hak berdaulat
untuk keperluan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber
daya alam hayati dari perairan.
5. landasan kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah
dibawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan
kelanjutan alamiah wilayah daratannya. Jarak 200 mil laut dari garis
pangkal atau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi 350 mil, tidak boleh
melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.
Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak diantara benua Asia dan
benua Australia dan diantara samudra Pasifik dan Samudra Hindia, yang terdiri
dari sekitar 17.508 pulau besar maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki
nama adalah 6.044 buah. Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi
sebagai berikut :
Utara : 60 08’ LU
Selatan : 110 15’ LS
Barat : 940 45’ BT
Timur : 1410 05’ BT
Jarak utara selatan sekitar 1.888 km, sedangkan jarak barat timur sekitar 5.110
km. bila diproyeksikan pada peta benua Eropa, maka jarak barat timur tersebut
sama dengan jarak antara London dengan Ankara, Turki. Bila diproyeksikan pada
peta Amerika Serikat, maka jarak teresbut sama dengan jarak antara pantai barat
dan pantai timur Amerika Serikat.
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2, yang terdiri atas
daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan 127.166.163 km2. luas wilayah
daratan Indonesia jika dibandingkan dengan Negara-negara Asia Tenggara
merupakan yang terluas.
E. Perkembangan wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya
Pada masa tersebut wilayah Negara Indonesia bertumpu pada wilayah daratan
pulau-pulau yang terpisah-pisah oleh perairan atau selat antara pulau-pulau itu.
Wilayah laut territorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya
ditambah perairan sejauh 3 mil disekelilingnya. Sebagian besar wilayah perairan
dalam pulau-pulau merupakan perairan bebas. Hal ini tentu tidak sesuai dengan
kepentingan keselamatan dan keamanan Negara Kesatuan RI.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.8
tahun 1962 tentang lalu lintas damai di perairan pedalaman Indonesia, yang
meliputi:
Pengaturan demikian sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi Juanda tersebut,
sebagai upaya menjaga keselamatan dan keamanan Negara.
Asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontinen adalah
sebagai berikut :
1. Kedudukan
2. Fungsi
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan pancasila
dan UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta menjiawai tata hidup dalam
mencapai tujuan perjuangan nasional.
Ruang lingkup dan cakupan wawasan nusantara dalam TAP MPR ‘83 dalam
mencapat tujuan pembangunan nasionsal :
Kesatuan Politik
Kesatuan Ekonomi
Kesatuan Sosial Budaya
Kesatuan Pertahanan Keamanan
1. Wadah (Counter)
a. Wujud wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang didalamnya
terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan.
Baik laut maupun selat serta di atasnya merupakan satu kesatuan ruang wilayah.
Oleh karena itu nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh
perairan dalamnya. Sedangkan secara vertikal ia merupakan suatu bentuk kerucut
terbuka ke atas dengan titik puncak kerucut dipusat bumi.
Letak geografis negara berada di posisi dunia antar dua samudera dan dua benua.
Letak geografis ini berpengaruh besar terhadap aspek-aspek kehidupan nasional di
Indonesia. Perwujudan wilayah nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Bagi Indonesia, tat inti organiasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem
pemerintahan dan sistem prwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan
yang berbentuk Republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan
menurut Undang-Undang. Sistem pemerintahannya menganut sistem presidensial.
Presiden memegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan UUD 1945. Indonesia
adalah negara hukum (Rechtsstaat) bukan negara kekuasaan (machsstaat). Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) mempunyai kedudukan kuat, yang tidak dapat
dibubarkan oleh Presiden. Anggota MPR merangkap sebagai anggota MPR.
2. Isi (Content)
Yang dimaksud isi wawasan nusantara adalah aspirasi bangsa yang berkembang
di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan
UUD 1945. Untuk mencapai cita-cita dan tujuan tersebut harus mampu diciptakan
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan kehidupan nasional.
Isi Wawasan Nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusia
Indonesian dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas
manunggal yang terpadu.
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang melahirkan prilaku
bangsa Indonesia baik tata laku bhatiniah dan lahiriah. Tata laku bhatiniah
mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik bagi bangsa Indonesia.
Sedangkan tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan, dan prilaku
yang baik dari bangsa Indonesia yang berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan
yang memiliki rasa bangga dan cinta kepada bangsa dan negara dalam semua
aspek kehidupan. Tata laku wawasan nusantara mencakup dua segi yaitu :
Secara ringkas dapt dikatakan bahwa wawasan nusantara dan ketahan nasional
merupakan konsepsi yang saling mendukung antara sebgai pedoman bagi
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan
berkembang seterusnya.
Sengketa perebutan Pulau Miangas antara Indonesia dengan Filipina telah ada
pada tahun 1979, akan tetapi sesungguhnya perebutan wilayah Pulau Miangas
sudah ada sejak sebelum adanya Indonesia dengan Filipina. Sengketa Indonesia
dengan Filipina adalah perairan laut antara Pulau Miangas (Indonesia) dengan
pantai Mindanao (Filipina). Disamping itu letak Pulau Miangas (Indonesia) di
dekat perairan Filipina, dimana kepemilikan Pulau Miangas oleh Indonesia
berdasarkan perundingan anatara Amreika Serikat dan Hindia Belanda diatas
kapal Greenphil tanggal 4 April 1928 berkat keputusan arbiter internasional yang
bernama DR. Max Huber, memutuskan pulau Miangas masuk ke wilayah
kekuasan Hindia Belanda karena persamaan budaya dengan masyarakat Taulud.
Semakin dipertegas diresmikannya tugu perbatasan antara Indonesia dengan
Filipina di tahun 1955, dimana Miangas berada di wilayah Indonesia.
Pada dekade 1960 hingga 1970-an, hubungan antara Miangas dan Filipina
semakin intens seiring dengan adanya kesepakatan tentang batas antara kedua
negara. Ironisnya, intensitas hubungan kedua negara tidak mempengaruhi
kesadaran nasional warga kepulauan tersebut. Masyarakat setempat lebih
mengenal pejabat Filipina ketimbang Indonesia. Hal ini terungkap ketika pada
awal 1970-an sejumlah pejabat pemerintah pusat yang menyertai kunjungan
Wakil Presiden Sri Sultan Hamengku Buwono IX ke wilayah perbatasan, melihat
potret Presiden Filipina Ferdinand Marcos menghiasi rumah penduduk. Mulai saat
itu pula, kehidupan masyarakat perbatasan di Kabupaten Sangihe-Talaud
mendapat perhatian lebih dari pemerintah, antara lain dengan membuka jaringan
pelayaran perintis ke pulau-pulau terpencil. Betapapun keterpencilan
membuahkan penderitaan bagi masyarakat pulau-pulau perbatasan namun mereka
tetap merasa sebagai bagian dari bangsa Indonesia, setidaknya dalam pendidikan
mereka konsisten berkiblat ke Indonesia. Fenomena ini tentu positif bagi keutuhan
bangsa dan negara RI.
Menurut catatan, pada tanggal 4 April 1928 di atas kapal putih Greenphil
perundingan antara pemerintah Amerika dan Hindia Belanda telah memutuskan
Pulau Miangas termasuk dalam wilayah kepulauan Nusantara Indonesia sebab ciri
budayanya sama dengan masyarakat Talaud. Setelah proklamasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia tanggal 17 Agustus secara tegas dinyatakan bahwa NKRI
adalah dari Pulau Sabang sampai Merauke dan dari Pulau Miangas sampai Timur-
Kupang. Hal itu lebih dipertegas lagi dengan diresmikannya tugu perbatasan
antara Indonesia dengan Filipina pada tahun 1955 di Pulau Miangas, dimana
Miangas tetap berada dalam wilayah Indonesia.