Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mata Kuliah

Sistem Informasi Akuntansi

Disusun Oleh Kelompok:

Zella Ade Septiari Afifah 170810301203


Kinanda Maulani Eka Putri 170810301208
Izzatul Kamila 170810301244

Program Studi S1 Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember
2018
Tahapan Penting dalam Mendukung Setiap Aktivitas Siklus Produksi
Abstrak
Siklus produksi (production cycle) merupakan kumpulan operasi pemrosesan
transaksi dan aktivitas bisnis yang memiliki keterkaitan secara terus-menerus dan memiliki
hubungan dengan produksi produk. Di sebuah perusahaan siklus produksi ini seringkali
dihubungkan dengan subsistem yang ada dalam sistem informasi perusahaan. Setiap aktivitas
dalam siklus produksi terdiri dari beberapa tahap di mana tahap ini digunakan untuk
memastikan bahwa peyediaan manajemen dengan informasi dapat dikatakan telah andal
untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dalam sebuah perusahaan. Berikut ini
merupakan tahapan dalam siklus produksi:

1. Desain Produk.
Bertujuan untuk membuat sebuah produk yang telah memenuhi segala kriteria dari
konsumen baik dari segi daya tahan, kualitas, dan fungsionalitas sehingga dapat mengurangi
biaya produksi.
Proses. Dalam aktivitas ini memiliki dua output, (1) daftar bahan baku (bill of materials-
BOM) yang berisi nomor bahan baku, deskripsi produk, serta kuantitas dalam tiap elemen
produk jadi. (2) daftar operasi (operation list) yang berisi rincian langkah-langkah dalam
pembuatan produk yang terdiri dari peralatan apa yang digunakan dan waktu yang
dibutuhkan dalam setiap langkah yang diambil.
Dalam membantu meningkatkan efisien dan efektivitas dalam proses desain produk
dibutuhkan alat-alat misalnya perangkat lunak manajemen siklus hidup produk (product life
cycle management-PLM) yang terdiri dari tiga komponen kunci yaitu: perangkat lunak
computer-aided design (CAD) yang merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk
mendesain produk baru, yang dapat menirukan bagaimana produk akan diproduksi dan
digunakan untuk mendesain kemudian menguji model produk 3-D virtual sehinngga dapat
meminimalkan biaya dalam proses membuat dan penghancuran prototipe fisik.
Pengendalian. Dalam pembuatan produk yang serupa, penggunaan komponen yang unik
akan mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya dalam pembelian dan pemeliharaan
persediaan bahan baku sehingga desain produk menjadi buruk. Selain tu hal ini juga dapat
mengakibatkan proses produksi menjadi tidak efisien yang diakibatkan oleh kompleksitas
yang terlalu berlebihan dalam memindah dari produk satu ke produk yang lain. Apabila
produk yang didesain buruk akan mengakibatkan biaya perbaikan yang tinggi dan dapat
menimbulkan garansi.

2. Perencanaan dan Penjadwalan


Betujuan untuk pengembangan rencana produksi yang efisien dalam memenuhi
kebutuhan pesanan, antisipasi permintaan dalam janngka pendek, serta mengurangi bahan
baku dan barang jadi.
Metode Perencanaan Produksi. Memiliki dua metode umum yakni: (1) manufacturing
resource planning (MRP-II) atau yang disebut sebagai push manufacturing merupakan
perencanaan sumber daya bahan baku yang digunakan untuk menyeimbangkan total produksi
yang tersedia dan bahan baku yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dalam penjualan
yang telah diperkirakan sebelumnya. dan (2) produksi ramping (lean manufacturing) atau
yang disebut sebagai pull manufacturing. Metode ini melanjutkan prinsip dalam sistem
persediaan just-in-time untuk semua proses produksi. Metode ini bertujuan untuk mengurangi
atau meminimalkan persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi.
perbedaan dari metode MRP II dan produksi ramping terletak pada jangka waktu
perencanannya, dalam metode MRP II pengembangan rencana produksinya dalam jangka
waktu 12 bulan di awal. Sedangkan produksi ramping, horizon perencanaanya jauh lebih
singkat dibandingkan dengan metode MRP II.
Dokumen Kunci dan Formulir. Master production schedule (MPS-jadwal induk produksi)
digunakan untuk menentukan banyak setiap produk yang akan diproduksi dalam jangka
waktu perencanaan serta saat produksi harus terjadi. master production schedule ini
merupakan hasil dari pesanan pelanggam, prediksi penjualan, serta tingkat persediaan barang
jadi yang diperlukan untuk meihat tingkat produksi.
Semakin banyak jumlah pabrik maka dapat mengakibatkan kerumitan penjadwalan
yang meningkat drastis. Dalam hal ini diperlukan MPS untuk melakukan pengembangan
jadwal yang terinci untuk mempresentasikan produk harian sera menentukan bahan baku
tersebut apakah perlu untuk dibeli. Aktivitas penjadwalan dan perencanaan menghasilkan tiga
dokumen, yaitu: (1) pesanan produksi (production order) pembuatannya diotorisasi dalam
jumlah yang telah ditentukan pada produk. (2) permintaan bahan baku (materials requisition)
mengotorisasi dengan menghapus jumlah yang dibutuhkan dalam bahan baku ruang
penyimpanan ke tempat pabrik di mana bahan baku akan digunakan. Kemudian (3) bahan
baku di transfer ke semua pabrik dalam kartu pemindahan (move ticket), yang kemudian
diindentifikasi bagiann yang ditransfer, ke tempat tersebut dalam bagian yang ditransfer dan
waktu transfer.
Ancaman dan Pengendalian. Kelebihan atau di bawah target produksi merupakan ancaman
utama dalam aktivitas penjadwalan dan perencanaan. Kelebihan produksi akan berdampak
pada jumlah pasokan barang yang melebihi permintaan pada jangka pendek, sehingga dapat
menimbulkan masalah pada arus kas potensial hal ini karena sumber daya yang terikat pada
persediaan. Selain itu peningkatan risiko pencatatan persediaan akan usang juga menjadi
ancaman dalam aktivitas ini. pengendalian yang dapat dilakukan ialah dengan sistem
perencanaan produksi cara ini dinilaii dapat meminimalkan risiko dari kelebihan atau pun di
bawa target produksi. Selain itu dapat dilakukan dengan cara ain, yakni dengan persetujuan
dan ororitasi yang sesuai dengan pesanan produksi. Apabila peninjauan dan perestujuan
dilakukan dnegan cermat maka dapat dipaastikan bahwa produksi tersebut benar-benar
dilepaskan. Perlu diingat bahwa risiko pesanan produksiyang tidak diotorisasi akan dapat
berkurang dengan pembatasan akses teradap program penjadwalan produksi.

3. Operasi Produksi
Dalam setiap perusahaan berbeda-beda melakukan aktivitas ini, hal ini dapat dilihat dari
tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi serta jenis produk yang
diproduksi. Dalam proses produksi, biasanya perusahaan menggunakan teknologi informasi,
berbentuk seperti robot atau mesin yang terhubung dan dikendalikan dengan komputer. Atau
disebut sebagai computer-integrated manufacturing (CIM) di mana teknologi ini dapat
mengurangi biaya produksi.
Ancaman dan Pengendalian. Pencurian persediaan dan aktiva tetap merupakan masalah
utama. Karena pencurian dapat mengakibatkan saldo aset akan kelebihan, sehingga dapat
mengakibatkan analisis yang salah dari kinerja keuangan serta di bawah target. Untuk
mengatasi masala tersebut dapat dilakukan pengendalian dengan membatasi akses fisik pada
persediaan serta dalam pergerakan secara internal dallam persediaan harus di
dokumentasikan, apabila ada permintaan bahan baku tambahan yang jumlahnya lebih, maka
daftar bahan baku harus didokumentasikan serta diotoritasi terlebih dahulu oleh pihak
pegawas atau personel penyelia. Selain itu, cara lain untuk mengamankan persediaan ialah
dengan membuat pemisahan tugas yang tepat. Peralatan pada RFID yaitu pemindai kode
batang dapat digunakan untuk mencatat pergerakan persediaan sehingga catatan persediaan
akan terpelihara dengan akurat. Sedangkan untuk mengamankan aktiva tetap, cara serupa
dapat dilakukan yaitu, melakukan pengidentifikasian kemudian pencatatan untuk seluruh
aktiva tetap. Kinerja yang buruk juga ancaman dalam operasi produksi. Dan pengendalian
yang dapat dilakukan ialah dengan pelatihan. Ancaman lain dalam aktivitas siklus produksi
yakni investasi suboptimal dalam aktiva tetap. Apabilan investasi berlebiahan pada aktiva
tetap maka dapat menimbulkan kelebihan biaya, tingkat investasi menjadi rendah akan dapat
mengurangi produktivitas. Masalah tersebut tentunya akan dapat mengurangi profitabilitas.
Ancaman yang terakhir ialah saat terjadi kebakaran atau bencana lain, baik aktiva atau pun
persediaan akan menimbulkan kerugian. Hal ini dapat dilakukan langkah preventig untuk
pengamanan fisik misalkan sistem pemadaman api. Namun cara tersebut tidak 100% efektif,
organisasi harus membeli asuransi yang digunakan untuk menutupi kerugian serta untuk
mengganti aset-aset yang telah rusak tersebut. Selain itu, (uninterruptible power supply-UPS)
juga harus ada untuk memastikan bahwa peralatan yang penting dan mesin tidak mengalami
kerusakan yang diakibatkan oleh ketrugian listrik tak terduga secara mendadak. Serta
perusahaan juga harus melakukan penyelidikan kesiapsagaan bencana dari pemasok kunci
dan pengedentifikasian sumber alternatif untuk komponen yang penting. Terutama untuk
perusahaan yang menggunakan metode produksi ramping.

4. Akuntansi Biaya
Bertujuan untuk (1) menyediakan informasi yang dilakukan untuk perencanaan,
pengevaluasian pada kinerja operasi produksi, dan pengendalian. (2) penyediaan data biaya
yang akurat untuk penetapan harga ser
Proses. Perusahaan biasanya menggunakan dua perhitungan biaya, yaitu: (1) job order
costing di mana penentuan biaya ke batch produksi tertentu. Serta digunakan saat produk atau
jasa dijual yang terdiri dari bagian yang dapat diidentifikasi dengan diskret (berlainan). (2)
process costing, yakni penentuan biaya pada masing-masing proses atau pun pusat kerja pada
siklus produksi, yang selanjutnya dihitung biaya rata-ratanya untuk semua unit yang
diproduksi. Perhitungan ini dilakukan apabila jumlah barang atau jasa yang diproduksi pada
jumlah massal serta unit yang diskret tidak segera dilakukan pengidentifikasian. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam proses akuntansi biaya, yaitu (1)Data penggunaan bahan baku,
(2) Biaya tenaga kerja langsung, (3) Penggunaan mesin dan peralatan, (4) Biaya overhead
pabrik.
Ancaman dan pengendalian. Penurunan efektivitas penjadwalan produksi dan melemahkan
kemampuan manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan operasi manufaktur terjadi
akibat data yang akurat. Pengendaliannya dengan menggunakan teknologi RFID, alat
pembaca kartu, pemindai kode batang, dan perangkat lainnya. Ancaman lain yaitu, sistem
akuntansi biaya yang di desain buruk akibatnya pengalokasian biaya ke produ menjadi salah
sehingga menimbulkan laporan yang menyesatkan pada aktivitas siklus produksi. Cara lain
yang dapat dilakukan dalam menanggulangi ancaman-ancaman dalam sistem akuntansi biaya,
antara lain sebagai berikut: (1) Meningkatkan pengendalian dengan sistm perhitngan biaya
berbasis aktivitas, (2) Peningkatan manajemen biaya, dan (3) peningkatan pengendalian
dengan metrik kinerja inovatif.
Daftar Pustaka
Romney, Marshall B dan Steinbart, Paul John. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 13
(Edisi Indonesia). Jakarta. Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai