Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kebidanan Flora

HUBUNGAN UMUR, PENDIDIKAN, DAN PEKERJAAN DENGAN PENGETAHUAN


IBU TENTANG SPA BAYI DI KLINIK SURYANI MEDAN

Nurhaida Br. Kaban, SST.,M.Kes


(Dosen Prodi D3 Kebidanan Flora)

Abstrak
Zaman sekarang aktifitas bayi dan anak0anak mulai bermacam0macam.
Anak0anak dituntut untuk banyak beraktivitas yang mungkin menyebabkan anak0anak
mengalami stres. Sehingga perlu adanya suatu terapi bagi bayi dan anak agar
mendapatkan ketenangan, kenyamanan, menghilangkan rasa capek dan memberikan rasa
tenang, nyaman, dan segar. Hantaman air yang ditimbulkan dari air yang bergolak dapat
memberikan sensasi dan pijatan yang menghilangkan lelah, melancarkan peredaran
darah dan menciptakan relaksasi, sehingga tidur bayi akanmenjadi tenang, segar dan
merasa lebih sehat sehingga akan semakin meningkatkan kualitas tidur bayi, baik siang
maupun malam. Tujuan : Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi Di
Klinik Suryanipada kategori baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi dan waktu penelitian di Klinik
Suryani Medan Tahun 2017. Jumalah sampel sebanyak 33 responden, dengan
menggunakan tehnik pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan
adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat
yang menghasilkan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi pada kategori baik
sebanyak 8 responden (24,24%), berpengetahuan cukup sebanyak 19 responden
(57,57%), dan yang pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (18,18%). Kesimpulan
:Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi
Di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar sebagian besar dalam
kategori cukup yaitu 19 responden (57,57%).
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu, SPA Bayi

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

M asyarakat di Indonesia sebenarnya sejak dahulu sudah mengenal istilahspa yang


berkaitan dengan perawatan tubuh. Spa atau perawatan tubuh sudahmenjadi
suatu budaya yang ada di dalam masyarakatIndonesia.Masyarakat Indonesia percaya bahwa
dengan perawatan tubuh akan dapat mempertahankan kondisi kesehatan sekaligus dapat
meningkatkan kualitas kesehatan tubuh (Anonim, 2013).
Pada saat ini, masyarakat makin peduli akan pentingnya menjaga perawatan tubuh
secara menyeluruh, salah satunya dengan memanfaatkan jasa spa. Tidak hanya orang dewasa
akan tetapi bayi dan anak -anak pun juga dapat melakukan perawatan tubuh dengan spa,
perawatan spa dapat dilakukan dari umur 2 bulan sampai 12 bulan. Spa bayi (baby spa)
merupakan perawatan tubuh bayi yang dilakukan secara menyeluruh mulai dari baby massage
atau pijatan selama 30 menit lalu baby swimatau berenang kemudian diberi pijatan kembali
selama 15 menit (Widodo, 2013)
Zaman sekarangaktifitas bayi dan anak-anak mulai bermacam0macam. Anak-anak
dituntut untuk banyak beraktivitas yang mungkin menyebabkan anak-anak mengalami stres.
Sehingga perlu adanya suatu terapi bagi bayi dan anak agar mendapatkan ketenangan, dan
kenyamanan.Manfaat dari Spa bayi untuk menghilangkan rasa capek dan memberikan rasa

29 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

tenang, nyaman, dan segar.Hantaman air yang ditimbulkan dari air yang bergolak dapat
memberikan sensasi dan pijatan yang menghilangkan lelah, melancarkan peredaran darah dan
menciptakan relaksasi. Manfaat dari spa bayi antara lain tidur bayi akan menjadi tenang, segar
dan merasa lebih sehat sehingga akan semakin meningkatkan kualitas tidur bayi, baik siang
maupun malam. Pada saat tidur, terjadi peningkatan pengeluaran hormon pertumbuhan,
sehingga bayi akan semakin cepat mengalami pertumbuhan (Widodo, 2013).
Di Indonesia saat ini hanya beberapa orang tua yang memberi perawatan spa bayi pada
anakya, dikarenakan biayanya yang cukup mahal dan pengetahuan pada orang tua yang kurang.
Akan tetapi, sebenarnya spa bayi dapat dilakukan dengan mudah di rumah tanpa mengeluarkan
banyak biaya, dengan syarat orang tua telah memahami bagaimana cara melakukan spa bayi
tersebut (Aditya, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 1
November2014 di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar, diperoleh data
ibu yang memiliki bayi pada bulan Januari-September 2014 berjumlah 300 orang. Rata0rata
kunjungan setiap bulan ibu yang memiliki bayi adalah 33 orang.Hasil wawancara yang
dilakukan pada 15 orang ibu yang memiliki bayi, dapat disimpulkan 2 ibu berpengetahuan baik,
5 ibu berpengetahuan cukup dan 8 ibu berpengetahuan kurang.

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjaun Teori
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2012).
Bayi
Bayi adalah anak yang berusia 12 bulan. Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang
ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam
kebutuhan zat gizi (Hidayat, 2008).
Spa Bayi
Spa merupakan suatu singkatan kata yang berasal dari kata Solus Per Aqua (Solus=
Pengobatan atau Perawatan, Per= Dengan dan Aqua= Air), sehingga pengertian spa dapat
dijabarkan sebagai perawatan atau pengobatan denganair. Istilah spa berasal dari kota Spa di
Belgia, secara tradisional digunakan untuk menunjuk sebuah tempat di mana terdapat sumber
air yang diyakini memiliki sifat menyehatkan. Biasanya berupa sebuah pemandian air panas
atau mineral (Yahya, 2011).
1) Hidroterapi

30 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

Hidroterapi tidak hanya terbatas pada mandi air panas atau air mineral saja tetapi
meliputi berbagai cara penggunaan air untuk membersihkan badan, kebugaran,
memperbaiki dan mempertahankan kesehatan. Hidroterapi adalah penggunaan air dan
atau dengan ramuan bahan alam (tumbuhan, mineral, minyak atsiri, garam, susu,
lumpur, lulur) untuk perawatan kesehatan tubuh dengan mengatur suhu, tekanan, arus,
kelembaban serta kandungan air (Menkes,2004). Penggunaan air panas dan dingin
secara bergantian dapat merangsang sistem hormonal untuk metabolisme tubuh yang
lebih baik. Air dingin akan merangsang pembuluh darah untuk mengirim darah ke
organ dalam, sedangkan air hangat akan menyebabkan pembuluh darah melebar
sehingga aliran darah menjadi lancar, segala jenis racun serta sisa-sisazat metabolik
dalam tubuh akan terbuang bersama aliran darah. Air hangat memiliki pH (derajat
keasaman) yang dapat membantu menyeterilkan kulit (Yahya, 2011). Ketika anak
dalam posisi mengambang saat hidroterapi, hal itu memungkinkan anak mengeksplorasi
pergerakan tubuh. Pergerakan tubuh bagi anak tidak bisa dilakukan dalam aktivitas di
darat, karena anak belum kuat melawan gravitasi. Ketika di dalam air, gaya berat anak
berkurang, sehingga tungkai lengan dan kaki mudah untuk digerakan dalam air (Tim
Galenia MCC, 2014).
2) Aromaterapi
Aromaterapi adalah teknik perawatan dengan menggunakan/ memanfaatkan minyak
atsiri (essential oil) yang berkhasiat, dapat dengan cara penghirupan, pengompresan,
pengolesan di kulit, perendaman dan akan lebih efektif disertai dengan pijatan (Yahya,
2011). Aromaterapi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran natural yang
bertujuan untuk menyembuhkan berbagai kelainan di dalam tubuh dan jiwa (body and
mind). Bahan alami yang digunakan berupa minyak atsiri/esensial yang akan
meningkatkan immunitas alami dan sebagai sumber untuk melawan segala bentuk
penyakit, dapat menimbulkan relaksasi, meningkatkan energi, mengurangi stres dan
menyeimbangkan badan, jiwa dan sukma. Penggunaan minyak essensial pada
aromaterapi ini dapat dilakukan melalui penciuman (inhalasi) dalam bentuk diffuser, oil
burner, atau diteteskan pada bantal atau air mandi (Syahdina, 2010). Aromaterapi paling
efektif apabila dilakukan melalui massage, karena kulit merupakan organ terbesar yang
menutup permukaan tubuh dan minyak esensial terbukti dapat menembus hingga
lapisan kulit paling dalam (Syahdina, 2010).
3) Pijat (Terapi Sentuhan)
Pijat mempunyai manfaat yang banyak bagi bayi, diantaranya :
a) Pijat berpengaruh pada pola tidur yang teratur, pengenalan terhadap lingkungan,
serta ketenangan emosi yang lebi baik.
b) Pijat membantu merangsang dan menyeimbangkan hormon0hormon pada tubuhnya,
yaitu hormon kortisol dan oksitoksin.

31 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

c) Pijat dapat memperbaiki sistem imunitas serta menambah jumlah produksi darah
putih.
d) Pijat akan menstimulasi enzim0enzim yang ada dalam perut, sehingga penyerapan
nutrisi akan lebih optimal.
e) Pijat dapat memperlacar peredaran darah dan membantu menguatkan otot-otot bayi.
(Tim Galenia MCC, 2014).
METOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi dilakukan penelitian dan sekaligus
membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di
Klinik Suryani Medan
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk melakanakan penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017.
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi
Menurut Arikunto (2013), populasi adalah keseluruhan subjek yang diteliti. Sedangkan
menurut Saryono (2011), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik ke simpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu yang memiliki bayi yang berkunjung di Klinik Suryani Medan Tahun 2017 dengan jumlah
populasi 33 ibu.
Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009). Dengan kriteria apabila populasi
kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil
10%015% atau 20%025% atau lebih (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini sampel yang
diambil adalah ibu yang memiliki bayi yang datang ke Klinik Suryani Medan pada bulan Mei
dengan jumlah 33 ibu.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi di Klinik SuryaniMedan.
Jumlah responden yang dijadikan sampel adalah 33 responden. Untuk memperoleh data dalam
penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden kemudian kuesioner
dikembalikan kepada peneliti untuk diolah. Hasil penelitian tingkat pengetahuan responden
tentang SPA bayi dapat dilihat dalam tabel dibwah ini :

32 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel .1
Karakteristik responden berdasarkan umur
No Responden frekuensi prosentasi (%)
1 >20 8 24,25
2 20-35 4 12,12
3 >35 21 63,36
Total 33 100%
Sumber: data primer,

Berdasarkan tabel .1 diatas kelompok umur responden < 20 tahun sebanyak 8 responden
(24,25%), 20035 tahun sebanyak 4 responden (12,12%) dan >35 tahun sebanyak 21 responden
(63,63%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak adalah >35
tahun yaitu 21 responden (63,63%).

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel .2
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
No Responden frekuensi prosentasi (%)
1 SD 2 6,06
2 SMP 4 12,12
3 SMA 12 36,37
4 PERGURUAN 15 45,45
TINGGI
Total 33 100%

Sumber :Data primer,


Berdasarkan tabel .2 diatas kelompok responden berpendidikan SD sebanyak 2
responden (6,06%), SMP sebanyak 4 responden (12,12%), SMA sebanyak 12 responden
(36,37%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 15 responden (45,45%). Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan terakhir responden paling banyak adalah Perguruan Tinggi yaitu
15 responden (45,45%).

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel .3
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
No Responden frekuensi prosentasi (%)
1 IRT 12 36,36
2 Pegawai swasta 7 21,21
3 PNS 6 18,19
4 Wiraswasta 8 24,24
Total 33 100%
Sumber :Data primer,

33 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

Berdasarkan tabel .3 diatas kelompok responden bekerja sebagai IRT sebanyak 12


responden (36,36%), Pegawaiswasta sebanyak 7 responden (21,21%), PNS sebanyak 6 respo
(18,19%) dan Wiraswasta sebanyak 8 responden (24,24%). Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa pekerjaan responden paling banyak sebagai IRT yaitu 12 responden (36,36%).
PEMBAHASAN
Menurut Notoatmodjo (2011), Pengetahuan merupakan hasil “tahu”pengindraan
manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit, pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(over behavior). Salah satu pengetahuan yang harus diketahui ibu yang memiliki bayi adalah
pengetahuan tentang SPA bayi. SPA bayi adalah perawatan tubuh bayi yang dilakukan secara
menyeluruh mulai dari baby messageatau pijat selama 30 menit lalu baby swimatau berenang
kemudian diberi pijatan kembali selama 15 menit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurutWawan dan Dewi (2010) ada 2
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi (tingkatpendidikan, pekerjaan, umur)
dan faktor eksternal (lingkungan, sosial budaya, status ekonomi, sumber informasi, kriteria
tingkat pengetahuan).
Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh data responden yang memiliki
umur <20 tahun sebanyak 8 responden yang memiliki pengetahuan baik 0 orang, cukup 5 orang
dan kurang 3 orang. Responden yang memiliki umur 20-35 tahun sebanyak 4 respondenyang
memiliki pengetahuan baik 2 orang, cukup 1 orang dan kurang 1 orang. Responden yang
memiliki umur >35 tahun sebanyak 21 responden yang memiliki pengetahuan baik 6 orang,
cukup 13 orang dan kurang2 orang.
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa usiamempengaruhi pengetahuan
seseorang. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Wawan dan Dewi (2010),
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matangdalam
berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyaraka tseseorang yang lebih dewasa dipercaya
dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh data responden yang
berpendidikan SD sebanyak 2 respon dan yang memiliki pengetahuan baik -orang,cukup orang
dan kurang 2 orang. Responden yang berpendidikan SMP sebanyak 4 responden yang memiliki
pengetahuan baik 2 orang, cukup 2 orang dan kurang 0 orang. Responden yang berpendidikan
SMA sebanyak 12 responden yang memiliki pengetahuan baik 3 orang, cukup 8 orang dan
kurang 1 orang. Responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 15 responden yang
memiliki pengetahuan baik 1 orang, cukup 10 orang dan kurang4 orang.
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan. Hal
tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Wawan dan Dewi (2010), pendidikan

34 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah
cita-cita tertentu yang menentukan.
Manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya, hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya semakin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan diperolah data responden yang bekerja (PNS, Wiraswasta, Pegawai
Swasta) sebanyak 21 responden yang memiliki pengetahuan baik 8 orang, cukup 13 orang dan
kurang 0 orang. Responden yang tidak bekerja (IRT) sebanyak 12 responden yang memiliki
pengetahuan baik 0 orang, cukup 6 orang, kurang 6 orang. Berdasarkan data diatas, dapat
didiketahui bahwa pekerjaan mempengaruhi pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Wawan dan Dewi (2010), lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung mampuan secara tidak
langsung. Sebaliknya orang yang tidak memiliki pekerjaan mereka tidak akan memiliki
pengalaman yang banyak dan relasi sehingga pengetahuan yang didapat juga sangat kurang.
Semakin tinggi tingkat ekonomi sosial seseorang akan menambah tingkat pengetahuan.
Selain factor-faktor diatas, faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu
pengalaman, informasi, lingkungan dan budaya. Pengalaman yaitu sesuatu yang pernah dialami
seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat
informal. Informasi yang diperoleh melalui kenyataan (melihat dan mendengar sendiri), serta
melalui surat kabar, radio, TV dapat menambah pengetahuan agar lebih luas. Budaya yang ada
di masyarakat dan kondisi politik juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang.
Lingkungan seseorang akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi
berkaitan dengan pendidikan. Apabila status ekonmi baik tingkat pendidikan juga akan tingga
dan diiringi oleh meningkatnya pengetahuan Seorang ibu seharusnya mengetahui tentang
manfaat SPA bayi. Menurut Menkes, 2004, manfaat SPA bayi pada dasarnya mempunyai 3
fungsi utama yaitu:Hidroterapi bermanfaat untuk perawatan kesehatan tubuh bayi, penggunaan
air panas dan dingin secara bergantian dapat merangsang sistem hormonal untuk metabolisme
tubuh yang lebih baik.
Aromaterapi merupakan minyak atsiri/esensial yang akan meningkatkan immunitas
alami untuk melawan segala bentuk penyakit, dapat menimbulkan relaksasi dan ketenangan bagi
bayi. Pijat (Terapi Sentuhan) mempunyai manfaat pada bayi antara lain pola tidur bayi yang
teratur, pengenalan terhadap lingkungan, serta ketenangan emosi yang lebih baik, memperlacar
peredaran darah dan membantu menguatkan otot-otot bayi.
Jadi dapat disimpulkan, tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi di BPM Indah
Febriyanti pada kategori cukup yaitu sebanyak 19 responden(57,57%). Hal tersebut dipengaruhi
oleh faktor pendidikan, pekerjaan, umur. Pengetahuan tentang SPA bayi bagi ibu yang memiliki

35 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

bayi sangat mutlak untuk diketahui, karena dengan mengetahui tujuan dan manfaat SPA bayi,
ibu akan melakukan SPA bayi pada bayinya.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisi data dan hasil tujuan dalam penelitian ini, maka hasil
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu SPA bayi di Klinik Suryani, dalam kategori baik sebanyak 8
responden ibu memiliki bayi (24,24%)
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi di Klinik Suryani dalam kategori cukup
sebanyak 19 responden ibu memiliki bayi (57,57%)
3. Tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi di Klinik Suryani dalam kategori kurang
sebanyak 6 responden ibu memiliki bayi (18,19%) Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi di Klinik Suryani
terbanyak pada kategori cukup dengan 19 responden (57,57%).
Saran
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, saranyang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Ibu Yang Memiliki Bay
Bagi ibu yang memiliki bayi diharapkanmengikuti penyuluha-penyuluhan dari tenaga
kesehatan dan mencari informasi baik dari media cetak maupun media elektronik
sehingga dapat menambah pengetahuan ibu tentang SPA bayi dan ibu bersedia untuk
melakukan SPA pada bayinya.
2. Bagi Instansi Pelayanan kesehatan
Bagi pelayanan kesehatan diharapkan lebih meningkatkan kualitas
pelayananpenyuluhan khususnya tentang SPA bayi sehingga mampu meningkatkan
ketrampilan mestimulasi bayi melalui SPA bayi dan memberikan pelayanan SPA bayi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan menyediakan sumber bacaan yang terbaru
terutama tentang SPA bayi yang dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya
sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dan lebih
mengembangkan variabel dan kuesioner penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, N. 2014. Handbook for newmom panduan Lengkap Merawat Bayi Baru Lahir.
Jogjakarta: Stiletto Book.

36 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

Anonim, 2010. Sejarah Spa Indonesia.

http://spa0java.com/Diakses tanggal 21 Februari 2010.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayat, A. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat,A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika.

Mahayu, P. 2014. Imunisasi dan Nutrisi. Jogjakarta:BUKUBIRU.

Menkes, 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1205 Tahun 2004 tentang Pedoman
Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Potter& Perry,2005,Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses&.Praktek. Edisi 4.


Vol 1. Jakarta : EGC.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Candikia Press. Saryono, Ari.
2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta: Binarupa Aksara..

Supariasa, IDN., 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Syahdina, 2010. Seluk Beluk dan Fungsi Spa. http://sytisahdina.com/2010/07/seluk-beluk-dan-


fungsi-spa.html. Diakses 5 November 2014.

Tim Galenia MCC, 2014. Home Baby Spa. Jakarta: Penebar Plus.

Wawan, A. Dewi, M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogjakarta: Muha Medika.

Widodo, A. 2013. Efetivitas Baby Spa Terhadap Lamanya Tidur Bayi Usia 3 04 Bulan, Medan:
Fisioterapi UMS.

Wong, et al. 2008. BukuAjar Keperawatan Pediatrik ed.6 volume 1, Jakarta:EGC.

Yahya, N. 2011, Spa Bayi & Anak, Solo: Metagraf.

37 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5

Anda mungkin juga menyukai