Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAHAN KONSTRUKSI KIMIA

“POLIMER”

Disusun oleh :

M. Syafiq Anshori (061640411909)


Thalia Junica Amanda (061640411915)

Kelas : 2EGC
Dosen Pembimbing : Ir.Fatria, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Bahan Kontruksi Kimia tentang POLIMER.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca

Palembang, 6 mei 2017

Penyusun
\

POLIMER

A. Sejarah Polimer

Kita hidup dalam era polimer. Bahan-bahan polimer alam yang sejak dahulu
telah dikenal dan dimanfaatkan, seperti kapas, wool, dan damar. Polimer sintesis
dikenal mulai tahun 1925, dan setelah hipotesis makromolekul yang dikemukakan
oleh Staudinger mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955, teknologi polimer mulai
berkembang pesat. Beberapa contoh polimer sintesis yang ada dalam kehidupan
sehari-hari, antara lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena
untuk botol susu, karet untuk ban mobil dan plastik poliuretana untuk jantung
buatan.

B. Pengertian Polimer

Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang


sederhana. Nama ini diturunkan dari bahasa yunani poly, yang berarti ’banyak”, dan
mer yang berarti ”bagian”. Makromolekul merupakan istilah yang sinonim dengan
polimer. Polimer sintesis dari molekul-molekul sederhana yang disebut monomer
(bagian tunggal) Sekalipun biasanya merupakan organik (memiliki rantai karbon),
ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal dari polimer adalah plastik dan
DNA.

Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi


polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan
sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami seperti shellac dan amber
telah digunakan selama beberapa abad. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah
polisakarida yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer
seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi.
Sifat - sifat polimer yang karakteristik antara lain:

 Mudah diolah untuk berbagai macam produk pada suhu rendah dengan biaya
murah.
 Ringan; maksudnya rasio bobot/volumnya kecil.

 Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif.

 Bersifat isolator yang baik terhadap panas dan listrik.

 Berguna untuk bahan komponen khusus karena sifatnya yang elastis dan
plastis.

 Berat molekulnya besar sehingga kestabilan dimensinya tinggi.

Manfaat polimer

Kita hidup dalam era polimer, plastik, serat, elastomer, karet, protein, selulosa
semuanya ini merupakan istilah umum yang merupakan bagian dari polimer. Dari
contoh-contoh di atas dapat kita bayangkan bahwa polimer mempunyai manfaat
yang besar dalam semua bidang kehidupan. Adapun manfaat dari polimer ini antara
lain sebagai berikut:

1. Dalam bidang kedokteran: banyak diciptakan alat-alat kesehatan seperti:


termometer, botol infus, selang infus, jantung buatan dan alat transfusi darah.
2. Dalam bidang pertanian: dengan adanya mekanisasi pertanian.
3. Dalam bidang teknik: diciptakan alat-alat ringan seperti peralatan pesawat.
4. Dalam bidang otomotif: dibuat alat-alat pelengkap mobil.

C. Macam-macam Polimer
A. Polimer alami
kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
B. Polimer sintetis

Polimer sintetik sering ditunjuk sebagai plastik, seperti polyethylene dan


nylon. Namun, kebanyakan dapat dikelompokan dalam paling tidak tiga kategori
utama: thermoplastik, thermoset, dan elastomer.

Polimer buatan biasanya digunakan dalam banyak aplikasi: pemaketan


makanan, film, fiber, tube, pipa, dll. Industri perawatan pribadi juga menggunakan
polimer untuk membantu dalam tekstur produk, pengikatan, dan 'moisture
retention' (seperti dalam gel dan conditioner rambut).

D. PLASTIK

Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan


digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari
hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada
tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan
material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di
Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya
2kg/orang/tahun.

Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai
ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum
terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau
belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon).

Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan


beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang
industri. Pellet atau bijih plastik yang siap diproses lebih lanjut (injection molding,
ekstrusi). Injection molding adalah Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup
di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.Ekstrusi adalah
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas
secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang
yang kontinyu. Thermoforming adalah Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan
ke dalam suatu cetakan. Blow molding adalah Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan
oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu diekstrusi
membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.

E. Kinerja dan penggunaan Plastik


 Plastik komoditas
 sifat mekanik tidak terlalu bagus
 tidak tahan panas
 Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
 Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol
minuman

 Plastik teknik
 Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
 Sifat mekanik bagus
 Contohnya: PA, POM, PC, PBT
 Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik

 Plastik teknik khusus


 Temperatur operasi di atas 150 °C
 Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500
Kgf/cm²)
 Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
 Aplikasi: komponen pesawat

F. Jenis plastik

1. TERMOPLASTIK

Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan


proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS,
polikarbonat (PC)

2. TERMOSET

Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi.


Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya.
Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida. Diantara
plastik – plastik ini hanya beberapa jenis epoxy yang dikualifikasi sebagai
plastik – plastik tehnik. Polimer –polimer fenol – formalhehida (PF), urea
formalhedida (UF), poliester - poliester tak jenuh dan melamin formaldehida
menduduki sekitar 90 % dari hasil produksi. Perbandingan produksi antar
termoplastik dengan plastik termoset kira – kira 6 : 1

a. Fenol – Formalhehida (PF)/Bakelite

Polimer kondensasi Fenol –


Formalhehida sering dinyatakan sebagai
resin fenol, merupakan polimer sintesis
pertama yang mendapatkan penerimaan
komersial. Hal ini terjadi pada awal abad
20. resin fenol formaldehida biasanya
dipreparasi melalui 2 metode yang
berbeda. Yang satu melibatkan katalis
basah dengan formaldehida yang berlebih
terhadap Fenol.

Produk yang mula-mula terbentuk (resol) dengan mudah bisa dimatangkan


menjadi polimer termoset melalui pemanasan. Dengan demikian mengkonstitusi
suatu sistem suatu komponen. Metode lain menggunakan fenol yang berlebih
terhadap formaldehida dalam hadirnya suatu katalis asam. Dalam hal ini produk
awalnya (novolac) membutuhkan penambahan lebih banyak formaldehida untuk
mengefektifkan proses pematangan. Resin fenol dipakai secara luas sebagai lak dan
pernis, senyawa cetakan, bahan laminating (untuk panel dinding dekorasi dan
taplak meja), dan bahan perekat ( untuk kayu lapir dan particle board). Kegunaan
khas dari fenol formaldehida adalah alat listrik dan elektronik, bagian mobil ,
perekat plywood, utensil handle.

Plastik yang tahan panas ini ditemukan pertama kali oleh Leo Hendrik
Baekeland, seorang ahli kimia warga Amerika berkebangsaan Belgia. Baekeland
lahir di Ghent, Belgia, pada tanggal 14 November 1863. Bakelit, yang penamaannya
diambil dari nama Baekeland ini sebenarnya bukanlah temuan yang pertamanya
karena sebelumnya ia sudah menemukan kertas foto yang dinamakan Velox.

Baekeland mereaksikan dua jenis bahan kimia yaitu formaldehid (H2CO)


yaitu sejenis bahan pengawet dan fenol (C6H5OH) yaitu sejenis bahan pembasmi
kuman. Dengan hati-hati ia memanaskannya, mengontrol suhu dan tekanannya.
Hasilnya, terbentuklah suatu bahan baru yang dapat dibengkokkan, dipilin, dan
dibuat berbagai bentuk. Ia menamainya bakelite (bakelit). Bakelit ini merupakan
kopolimer yaitu polimer hasil reaksi monomer-monomer yang lebih dari atu jenis.
Polimer merupakan senyawa dengan massa molekul besar yang terbentuk dari
gabungan molekul-molekul sederhana (monomer-monomer).
Phenol-formaldehid merupakan salah satu dari plastik yang dikomersilkan.
Sifat-sifatnya tergantung pada jumlah bahan pengisi yang digunakan. Bahan kayu
mempertinggi daya tahan terhadap benturan dan mengurangi kemungkinan plastik
mengkerut. Bahan pengisi dari ashes dan lempung akan memperbaiki daya tahan
terhadap kimia. Nama-nama dagang yang sering digunakan adalah durez, fiberite,
mesa dan plenco. Sifat-sifat utamanya antara lain adalah sbb:

o Tahan terhadap beberapa asam lemah


o Terurai oleh asam pengoksidasi dan basa kuat, tidak teralu dipengaruhi oleh
asam organik

o Keras, kuat dan tahan panas.

o Berwarna, umumnya berwarna gelap (hitam dan cokelat)

b. Urea Formaldehida (UF)

Resin urea-formaldehid merupakan produk yang sangat penting saat ini


di bidang plastik, pelapisan dan perekat. Hasil reaksi antara urea dan formaldehida
adalah resin yang termasuk ke dalam golongan thermosetting, artinya mempunyai
sifat tahan terhadap asam, basa, tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Di
bidang plastik, resin urea formaldehid merupakan bahan pendukung resin fenol-
formaldehid yang penting karena dapat memberikan warna-warna terang. Selain
itu, laju pengerasan pada temperatur kamar yang cepat membuat resin ini cocok
digunakan sebagai perekat.Reaksi antara urea dan formaldehid yang
menghasilkan resin urea-formadehid merupakan salah satu contoh reaksi
polimerisasi yang dapat dipelajari dengan mudah dan sederhana di
laboratorium. Melalui percobaan ini, praktikan diharapkan dapat memahami proses
polimerisasi seperti pembentukan monomer/dimer dan pembentukan rantai
polimer, khususnya yang melibatkan reaksi- reaksi yang terlibat dalam
pembentukan resin urea-formaldehid.
Reaksi Urea dan Formaldehid
Reaksi antara urea dan formaldehid dengan katalis basa dapat menghasilkan
mono-metilol urea sebagai monomer reaktan reaksi pembentukan polimer
urea-formaldehid. Basa yang digunakan dapat berupa barium hidroksida ataupun
kalium hidroksida.Pada prinsipnya pembuatan produk-produk urea-formaldehid
dapat dilaksanakan dalam beberapa tahap berikut ini :
 Tahap pembuatan intermediate, yaitu sampai diperoleh resin yang masih
berupa cairan atau yang larut dalam air/pelarut lain.
 Tahap persiapan (preparation sebelum proses curing), yaitu penambahan
bahan-bahan lain seperti filler dls.
 Tahap curing, yaitu proses terakhir yang dipengaruhi oleh katalis, panas
dan tekanan tinggi. Pada proses ini, resin diubah menjadi resin
thermosetting.
Resin urea formaldehida digunakan dalam aplikasi –aplikasi yang serupa dengan
Fenol – Formalhehida yaitu untuk pencetakan, laminating dan bahan – bahan
perekat. Keistimawaan dari resin urea adalah warnanya yang sangat terang dan
lebih cocok untuk pemakaian dekoratif. Aplikasi utama lain dari polimer resin urea
formaldehida adalah dalam menginsulasi busa. Tetapi banyak kontroversi disekitar
pemakaian busa urea formaldehida untuk menginsulasi rumah karena aspek –
aspek kesehatan yang timbul dari lepasnya uap formaldehida.

c. Melamin formaldehida
Sejarah Melamin.

Konon awal mula penemuan melamin dimulai tahun 1907. Waktu itu ketika
Leo Hendrik, ilmuwan kimia asal Belgia, Baekeland, berhasil menemukan bahan
buatan, tiruan atau sintetis, yang sekarang dikenal dengan nama plastik. Pada tahun
itu hampir semua orang sangat senang dengan produk sitetis atau bahan plastik,
karena bentuknya cantik, tahan pecah dan murah dibanding bahan gelas. Penemuan
plastik merupakan penemuan bersejarah dalam dunia material sintetis di abad 20.
Melamin
Bahan plastik termoset yang terbuat dari melamin dan formaldehid dengan
polimerisasi. Melamin merupakan basa organik dengan rumus kimia
C3H6N6Plastik ini sering digunakan dalam alat-alat perkakas dapur, piring dan
merupakan unsur pokok lapisan tekanan tinggi seperti Formica, Arborite dan bahan
lapisan lantai. Papan melamin resin juga dapat digunakan sebagai whiteboard.
Kebanyakan produk bahan melamin dipakai untuk air panas. Melamin dengan
kandungan formalin yang tinggi dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk
kanker. Penggunaan produk berbahan melamin sama berbahayanya dengan
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung melamin. Meski tahan direntang
suhu 120 derajat celcius sampai 30°C di bawah nol, tapi karena menyerap panas,
perkakas melamin tak tahan dipapar panas terlalu tinggi. Apalagi terpapar dalam
jangka waktu lama. Oleh sebab itu melamin tak bisa digunakan dalam microwave.
Agar perlengkapan melamin awet, cucilah segera setelah dipakai. Tak masalah
apakah menggunakan pembersih sabun cair atau sabun colek. Yang penting, jangan
digosok kasar. Gunakan spons halus dan hindari penggunaan sabut kelapa, abu
gosok, apalagi bahan penggosok dari logam yang mulai ditawarkan di pasaran.

Selain itu, perhatikan permukaan wadah dari melamin. Bila mulai banyak
ternoda, berubah warna karena pengaruh atau minuman makanan macam teh, kopi,
makanan asam yang lebih mudah terserap, juga bila mulai kusam dan tergores-
gores, sebaiknya pensiunkan saja. Selain mempertimbangkan keamanan bagi
kesehatan, tentu tak elok lagi dipandang. Selera makan mungkin ikut berkurang.

Bahaya Melamin Bagi Kesehatan

Melamin sangat berbahaya bagi kesehatan bila dikonsumsi. Mengutip dari


sejumlah pustaka berikut bahaya yang dapat ditimbulkan akibat konsumsi melamin.
1. Mengakibatkan gangguan metabolisme, terutama terhadap bayi dan anak-
anak. Organ tubuh yang paling cepat terganggu adalah fungsi ginjal yang
bekerja untuk membuang racun-racun dalam tubuh.
2. Serangan akut pada saluran pencernaan, di antaranya muntah dan mencret

3. Kerusakan berbagai organ tubuh, antara lain kerusakan, mulai dari fungsi
otak, hati, ginjal, mata dan telinga, dan bisa menyebabkan kematian.

4. Melamin juga merusak sistem kekebalan tubuh bayi dan anak-anak yang
mengonsumsi.

5. Melamin dapat menyebabkan masalah pernapasan pada hewan percobaan.

6. Konsumsi melamin juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Siapa pun


yang terpapar zat kimia itu akan mudah terserang flu dan infeksi karena
virus dan bakteri.

Identifikasi melamin

Nama Sistematis : 1,3,5-Triazina-2,4,6-triamina


Nama lain :Sianurotriamida
Sianurotriamina
Sianuramida
Rumus molekul : C3H6N6
Massa molar : 126,12 g/mol
Penampilan : Putih padat
Densitas : 1574 kg/m3
Titik leleh : 350 °C, 623 K, 662 °F
Titik didih : Menyublim
Kelarutan dalam air : 3,1 g/l (20 °C)

e. Epoxy

Epoxy atau polyepoxide adalah sebuah polimer epoxide thermosetting yang


bertambah bagus bila dicampur dengan sebuah agen katalis atau "pengeras".
Kebanyakan resin epoxy diproduksi dari reaksi antara epichlorohydrin dan
bisphenol-A. Percobaan komersial pertama untuk menyiapkan resin dari
epichlorohydrin terjadi pada 1927 di Amerika Serikat.

Kredit untuk sintesis pertama dari resin epoxy berdasar bisphenol-A dibagi
oleh Dr. Pierre Castan dari Swiss dan Dr. S.O. Greenlee di Amerika Serikat pada 1936.
Kerja Dr. Castan dilisensi oleh Ciba Ltd. dari Swiss dan Ciba kemudian menjadi
produsen 3 besar resin epoxy di dunia. Bisnis epoxy Ciba sangat berhasil dan
kemudian dijual pada akhir 1990-an dan sekarang unit Advanced Materials Business
dari Huntsman Corporation dari Amerika Serikat. Kerja Dr. Greenlee untuk sebuah
perusahaan disebut Devoe-Reynolds dari Amerika Serikat. Devoe-Reynolds
merupakan pemain dalam masa awal industri resin epoxy, tetapi kemudian menjual
bisnisnya kepada Shell Chemical (sekarang Resolution Polymers).

Epoxy diaplikasikan pada bahan pelapis protektif, perekat, aplikasi-aplikasi


listrik dan elektronik, bahan lantai industri, bahan pengaspal jalan raya, bahan
paduan (komposit).

5 Penanganan Limbah Plastik


Sekitar 20% volum sampah perkotaan berupa limbah plastik. Pada
umumnya, sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh karena
limbah plastik itu tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya kita terus
menerus memerlukan areal untuk pembuangan sampah. Meskipun tidak beracun,
limbah plastik dapat menyebabkan pencemaran tanah, selain merusak
pemandangan.Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi limbah plastik
adalah dengan mendaur ulang (recycle), dengan incinerasi dan dengan membuat
plastik yang dapat mengalami biodegradasi.

1. Daur Ulang (Recycle)


Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang.
Akan tetapi, hal itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui
tahap-tahap pengumpulan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan
paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan. Keduatahapan ini akan lebih
mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin tinggi ikut berpartisipasi, yaitu
ketika membuang sampah plastik. Dewasa ini plastik yang cukup banyak di daur
ulang adalah jenis HDPE dan botol- botol plastik.
Kode identifikasi Resin Pada Botol Plastik

Di bawah ini menggambarkan "Kode Identifikasi Resin" yang berbeda dari


tiap bahan plastik. Kode tersebut menunjukkan simbol yang umum digunakan untuk
setiap jenis produk plastik, singkatan nama polimer masing-masing, dan beberapa
penggunaan umum untuk setiap jenis plastik. Berikut adalah deskripsi singkat dari
masing-masing 7 simbol daur ulang yang sering digunakan:

1. PET atau PETE (Polyethylene Etilen Terephalate)

Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta
tulisan PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai
untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air
mineral, botol jus, wadah makanan dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol
jenis PET/PETE ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai,
apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan
lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. Bahan ini dapat
dibuat lagi ke dalam bulu domba kutub, serat, karpet, dan lain-lain. Permintaan
untuk jenis plastik ini di antara komunitas pendaur ulang plastik relatif banyak,
tetapi saat ini tingkat daur ulang untuk bahan ini tetap rendah sebesar 20%.
2. HDPE (High Density Polyethylene)

Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka
2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (Polyethylene Densitas Tinggi) di bawah segitiga.
Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air
minum, kursi lipat, dan lain-lain. Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang
lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan lama terhadap suhu tinggi. Merupakan
salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk
mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan
makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga
direkomendasikan hanya sekali pakai pemakaian karena pelepasan senyawa
antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Jenis ini juga dapat digunakan
kembali ke untuk bahan lantai ubin, drainase, botol HDPE baru, pipa, dan lain-lain.

3. PVC (Polyvinyl Chloride)

Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan


V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur
ulang. Ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Bahan ini mengandung
klorin dan akan mengeluarkan racun jika dibakar. PVC tidak boleh digunakan dalam
menyiapkan makanan atau kemasan makanan. Bahan ini juga dapat diolah kembali
menjadi mudflaps, panel, tikar, dan lain-lain
4. LDPE (Low Density Polyethylene)

Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low
density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak
bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, botol-botol yang
lembek, pakaian, mebel, dll. Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus
pandang, Fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat
resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat
didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibelitas tapi
kuat. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat
makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas
dengan bahan ini. LDPE, dapat didaur ulang dengan banyak cara, misalnya
dilarutkan ke dalam kaleng, keranjang kompos dan landscaping tiles.

5. PP (polypropylene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP.
Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan.
Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan
yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis
PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat
makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan
terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli
barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan
minuman. PP dapat diolah kembali menjadi garpu, sapu, nampan, dan lain-lain.
6. PS (Polystyrene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa
dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan
lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan
styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat
makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan
konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk
kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada
masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit
didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat
panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak
tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan
cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan
mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. PS
mengandung benzene, suatu zat penyebab kanker dan tidak boleh dibakar. Bahan ini
diolah kembali menjadi isolasi, kemasan, pabrik tempat tidur, dan lain-lain.

7. OTHER (Polycarbonate)
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER.
Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu: SAN styrene acrylonitrile, ABS
acrylonitrile butadiene styrene, PC polycarbonate, dan Nylon. Dapat ditemukan pada
tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil,
alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.
2. Incinerasi (Incineration)
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada
suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga
dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa
pembangkit listrik membakar batu bara yang dicampur beberapa persen ban dan
plastik bekas. Akan tetapi pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru,
yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl
yang bersifat korosif/racun. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang
sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif.
as- gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yangpaling serius
adalah dibebaskannya gas Dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa
yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan
dengan pengontrolan yangbaik untuk mengurangi polusi udara.

 Plastik Yang Mudah Diuraikan Mikroorganisme (Biodegradable Plastics)


Sekitar setengah dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. karena itu,
sangat baik jika dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal ini diupayakan
dan mulai dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar Amilum
(Zat Tepung). Sayangnya, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat
enggan untuk membayar lebih.

DAFTAR PUSTAKA

Goldberg, David E. 2004. Fundamentals of Chemistry. Fourth Edition.


NewYork The McGraw – Hill Companies,

Hartomo Anton J, 1995, Bahan Polimer Konstruksi Bangunan, PT. Gramedia


Utama,
jakarta

Sidik,M, & Karim Th , 2003, Kimia Polimer,Universitas Terbuka,Jakarta

Sopyan,Dr,Ir, 2001, Kimia Polimer, Pradnya Paramita, Jakarta


www.google/wikipedia.org.com

Anda mungkin juga menyukai