Anda di halaman 1dari 14

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

STUDI KASUS PADA Ny. “M” UMUR 37 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH
KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS MYOMA UTERI DAN
ANEMIS DI RUANG DAHLIA II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
GAMBIRAN KOTA KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:
CAHYA EKA SUDRAJAD
NIM. 12.2.05.01.0005

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2015

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI KASUS PADA Ny. “M” UMUR 37 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH
KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS MYOMA UTERI DAN
ANEMIS DI RUANG DAHLIA II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
GAMBIRAN KOTA KEDIRI

CAHYA EKA SUDRAJAD

12.2.05.01.0005

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

ESUDRAJAD@GMAIL.COM

Dosen Pembimbing 1 : Dwi Retnowati S.Kep.,Ns.M.Kes

Dosen Pembimbing 2 : Endah Tri Wijayanti S.Kep.,Ns.M.Kep


UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

ABSTRAK

Studi Kasus pada Ny. M Yang Metode penelitian ini


Mengalami Masalah Keperawatan menggunakan desain deskriptif
NYERI dengan diagnosa medis dengan pendekatan keperawatan mulai
MYOMA UTERI + ANEMIS di pengkajian, penetapan diagnosa,
Ruang Dahlia II Rumah Sakit perencanaan tindakan, implementasi
Gambiran Kota Kediri, CAHYA dan evaluasi. Responden yang
EKA SUDRAJAD (2015). digunakan dalam penelitian ini adalah
Pembimbing 1: Dwi Retnowati pasien MYOMA UTERI + ANEMIS
S.Kep.,Ns.M.Kes, PEMBIMBING 2 yang pernah memeriksakan
: ENDAH TRIWIJIYANTI S.KEP kesehatannya di wilayah kerja Rumah
.,Ns.M.Kes Sakit Gambiran Kota Kediri.
Berdasarkan studi kasus pada
Mioma uteri adalah neoplasma keluarga Ny.M ditemukan diagnosa
jinak berasal dari otot uterus dan utama yaitu NYERI adapun tindakan
jaringan ikat yang menumpangnya, keperawatan yang dilakukan adalah
sehingga dalam kepustakaan dikenal memperbaiki nyeri, hasilnya nyeri
juga istilah fibronoma, leimioma berkurang
ataupun fibrid. Penyebab pasti dari Nyeri pada Ny.M dikarenakan
mioma pada rahim masih belum tekanan tumor pada uteri dikarenakan
diketahui secara jelas. Namun hormon estrogen.
beberapa penelitian mengatakan Diharapkan pasien selalu
bahwa mioma muncul dari satu sel mempertimbangkan alat kontrsepi
ganas yang berada diantara otot polos hormonal yang akan dilakukan karena
dalam rahim. (Ralph. C Benson, 2009 menstruasi yang terus menerus
) Tujuan penulisan adalah untuk kebanyakan disebabkan oleh
mempelajari dan mempraktikkan tingkatan hormone dalam tubuh yang
asuhan keperawatan pada Ny.M yang tidak seimbang dan segera periksakan
mengalami masalah keperawatan kembali jika terjadi kejadian berulang.
NYERI melalui pendekatan proses .
keperawatan secara komprehensif. Kata kunci : mioma uteri, nyeri

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

A. Latar Belakang

Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang

menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibronoma, leimioma

ataupun fibrid. Penyebab pasti dari mioma pada rahim masih


masih belum diketahui secara jelas.

Namun beberapa penelitian mengatakan bahwa mioma muncul dari satu sel ganas yang

berada diantara otot polos dalam rahim. Selain itu adanya faktor keturunan sebagai penyebab

mioma. Pertumbuhan dari mioma uteri diduga berkaitan dengan esterogen. Mioma

menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, ketika pengeluaran esterogen

maksimal dan dapat bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dimana disaat itu kadar

esterogennya tinggi (Aisya, 2012).

Berdasarkan penelitian World health organisation (WHO), memperkirakan pada

tahun 2010 diseeluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 760.000 penderita, 585.000 orang

meninggal karena hal tersebut (DepKes 2011). Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-

11,7 % pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Di Surabaya penelitian yang

dilakukan oleh Susilo Raharjo angka jenis mioma uteri sebesar 11,87 dari semua penderita

ginekologi yang dirawat. (Yuad, 2007). Sedangkan menurut Medical Record RSUD

Gambiran Kota Kediri angka kejadian mioma uteri pada tahun 2012 sebesar 29 pasien, 2013

sebesar 50 pasien dan tahun 2014 sebesar 56 pasien yang kesemuanya dirawat di ruang

Dahlia dan di poli Kandungan RSUD Gambiran.

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan

penyakit multifaktoral. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang

Sel--sel tumor mempunyai


dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel

abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tumor, disamping faktor predisposisi genetik adalah esterogen,

progesteron dan human rowth hormone (Kusuma dan Nurarif 2012). Mioma ini sangat jarang

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
ditemukan pada anak-anak usia pubertas, bahkan nyaris tidak pernah. Anak usia pubertas

belum memiliki rangsangan esterogen. Sementara itu, pada wanita menopause, mioma

biasanya mengecil karena esterogen sudah berkurang (Manuaba, 2007). Adapun dampak

bila mioma uteri tidak diangkat dapat terjadi pertumbuhan leimisarkoma, nekrosis dan

infeksi.

Untuk mencegah agar tidak terjadi dampak-dampak yang lebih parah maka ada

beberapa cara pengobatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah terapi operatif yaitu

dengan histeroktomitotal. Pada mioma kecil tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan

terapi, hanya diobservasi tiap 3-6 bulan untuk menilai pembesarannya, mioma akan sulit

setelah menopause. Pemberian GNRH agnosis selama 6 minggu, Miomektomi dengan atau

tanpa histeroktomi bila besar uterus melebihi seperti kehamilan 12-14 minggu, radioterapi,

eserogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 bulan ( Mansjoer, 2008).

Sedangkan peran perawat adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan

perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan

melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan

sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan

tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat

dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang

sedehana sampai yang kompleks.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus tentang

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Mioma Uteri di Ruang Dahlia II

RSUD Gambiran Kota Kediri”

B. Pengumpulan Data

Cara yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview) adalah pengumpulan data dilakukan dengan tanya jawab (dialog)

langsung antara pewawancara dengan pasien.

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
2. Dengan observasi (Pengamatan) langsung keadaan umum pasien saat pengkajian.

3. Pemeriksaan, yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

laboratorium (Saryono, 2009: 79).

C. HASIL DAN KESIMPULAN

HASIL

1. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan Pengkajian ini harus

dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, social, maupun

spiritual klien.Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi tentang klien, dan

membuat perumusan masalah yang di alami klien.Pasien dating ke Rumah Sakit Gambiran

dengan keluhan pasien mengatakan datang ke UGD pada tanggal 28 Juli 2015 pukul 13.00

wib dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri dan menjalar sampai pinggang, seluruh badan

keju-keju,mulai menstruasi pada tanggal 26 juli 2015 dengan darah menstruasi

menggumpal sejak 3 (tiga) hari tetapi mulai sakit saat menstruasi 4(empat) bulan yang

lalau .

Pada tinjauan pustaka menurut Kusuma dan Nuratif (2012),mioma uteri adalah tumor

jinak dari miometerium (otot rahim). Mioma uteri juga disebut mioma (myom) tumor otot

rahim atau tumor fibroid. Berdasarkan letaknya, mioma uteri bisa dibagi menjadi 3, yaitu

mioma intramural (di dalam otot rahim),


rahim), subserosa ( menonjol ke arah rongga rahim).

Orang yang mengidap penyakit tuberkulosis biasanya menunjukkan gejala-gejala atau

tanda-tanda diantaranya perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid, rasa nyeri

karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal


tangkal tumor, serta adanya infeksi di dalam rahim,

penekanan pada organ di sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum atau organ

pinggul lainnya, menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran

pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan


gangguan ginjal karena pembekakan tangkai tumor,

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
gangguan sulit hamil karena terjadi penekanan pada saluran indung telur. Pada bagian

perut bawah perut sebelah rahim terasa kenyal. Sering kali penderita merasa nyeri akibat

miom mengalami degenerasi atau kontraksi


kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke

dalam rongga rahim. Pasangan suami istri sering kali sulit untuk punya anak (infertilitas)

disebabkan gangguan pada tuba,gangguan implantasi pada endometrium, penyumbatan,

dan sebagainya. Penulisberpendapatkesenjangan yang terjadi antara hasil pengkajian

secara langsung dengan teori tentang tuberkulosis paru, penulis hanya menemukan

sebagian kejadian yang disebutkan pada teori.

Terdapat kesenjangan antara hasil pengkajian secara langsung dengan teori tentang

Myoma Uteri, penulis hanya menemukan sebagian kejadian yang disebutkan pada teori.

Dalam tahap ini penulis mendapatkan fakta bahwa tidak semua indikasi dari Myoma Uteri

yang ada dalam teori dapat ditemukan secara langsung pada pasien dengan Myoma Uteri,

begitupun sebaliknya gejala yang tidak ada dalam teori namun dapat ditemukan secara

langsung pada pasien Myoma Uteri.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan, dan mengatasi

kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah actual, resiko tinggi ataupun

potensial. Menurut Kusuma dan Nuratif (2012),


(2012), diagnosa yang mungkin muncul

diantaranya :nyeri berhubungan dengan penekanan pada uteri, kurang pengetahuan

berhubungan dengan kurangya informasi tentang penyakit,


penyakit, resiko kekurangan nutrisi

berhubungan dengan anoreksia/mual muntah.

PadakasusNy. “M” diagnosa yang muncul adalah, nyeri berhubungan dengan penekanan

pada uteri, karena tidak ada data-data subyektif maupun data objektif yang ditemukan

dalam NY.“M” yang cukup mendukung diagnosa tersebut.Penulis memprioritaskan

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 9||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
diagnosa nyeri pada urutan pertama karena apabila masalah tidak segera ditangani maka

semua kebutuhan pasien akan selalu memerlukan bantuan dari keluarga atau orang lain.

Penulis mengangkat diagnosa nyeri sebagai diagnosa utama dibandingkan dengan

diagnosa lain yang muncul, karena nyeri merupakan diagnosa yang perlu ditangani segera

sebab dalam kasus nyata pasien akan mengalami nyeri yang dapat mempengaruhi tingkat

kenyamanan. Di dalam kasus nyeri merupakan masalah yang kompleks karena dapat

mempengarui tingkat kenyamanan sehingga kerap menimbulkan rasa tidak nyaman

berkepanjangan yang dapat mengganggu aktivitas.

3. RENCANA TINDAKAN

Rencana keperawatan secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu dokumentasi

tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi keperawatan

(Nursalam, 2008).

Pada diagnosa nyeri berhubungan dengan penekanan pada uteri.Intervensi yang

penulis susun antara lain : 1) observasi TTV untuk mengetahui keadaan umum pasien 2)

kaji nyeri dengan PQRST 3) menganjurkan teknik relaksasi dan distraksi, mengajarkan

pasien untuk nafas dalam 4) memberikan terapi analgetik.

Dalam tahap ini penulis mendapatkan fakta bahwa rencana tindakan pada diagnose

pertama tersebut ada kesenjangan, seperti:observasi TTV untuk mengetahui keadaan

umum pasien, kaji nyeri dengan PQRST, Observasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan, ajarkan tehnik nonfarmakologi, kolaborasi dengan tim medis pemberian

analgesik, gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien. Hal

ini terjadi karena intervensi direncanakan berdasarkan dengan kebutuhan dan masalah

pasien, sehingga intervensi tersebut dapat mengatasi masalah yang dialami pasien.

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 10||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

D. IMPLEMENTASI

Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah

disesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan pada diagnosa : pada

tanggal 28 juli 2015 jam 09:00 1) Mengobservasi TTV TD :130/80 mmhg, S: 36,6OC, N:

84 x/mnt, RR:20 x/mnt 2) Melakukan pengkajian nyeri dengan PQRST P : nyeri Q : seperti

ditusuk-tusuk R : pada perut bagian bawah S: skala7 T : Pada saat ditekan 3)

menganjurkan teknik relaksasi dan distraksi ketidaknyamanan Pasien tampak meringis

kesakitan pasien tampak memegangi perutnya Mengajarkan teknik nonfarmakologi

Ajarkan pasien tehnik nafas dalam 4) melakukan Kolaborasi pemberian analgesic injeksi

ketorolax 500 mg/IV , asam tranexamat 500 mg/Oral

Adapun implementasi yang dapat dilakukan oleh penulis kasus ini, hanya dapat

dilakukan selama 3 hari rawat. Hal ini disebabkan karena secara umum kondisi kesehatan

pasien yang sudah pulih atau membaik.

4. EVALUASI .

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang

menandakan keberhasilan dari diagnose keperawatan, rencana intervensi dan

implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor apa yang

terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan implementasi intervensi

(Nursalam, 2008)

Langkah terakhir dari proses keperawatan yang dilakukan pada Ny. M dengan

masalah utama Myoma Uteri adalah dengan melakukan evaluasi dengan cara

membandingkan data yang ada di criteria hasil dengan data dievaluasi (subyektif, obyektif,

assesment/analisa, planning). Evaluasi penulis lakukan sejak tanggal 28-30 Juli 2015

dengan hasil evaluasi pada diagnose keperawatan; nyeri berhubungan dengan penekanan

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 11||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
pada uteri yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diperoleh hasil:

subyektif S: Pasien mengatakan sudah tidak nyeri pada daerah perut bagian bawah kiri, P :

sudah tidak merasakan nyeri pada daerah perut bagian bawah sebelah kiri S:skala 2, Pasien

sudah tidak tampak meringis kesakitan, pasien sudah tidak tampak memegangi perutnya,

Assesment/Analisa: masalah teratasi. Planing: intervensi dihentikan. Alasan intervensi

dihentikan. Kekuatan dari evaluasi yang penulis lakukan adalah evaluasi yang dilakukan

penulis sesuai dengan kondisi klien setelah penulis memberikan asuhan keperawatan

selama tiga hari. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa semua masalah teratasi. Adapun

masalah keperawatan yang telah teratasi adalah sebagai berikut: nyeri berhubungan dengan

penekanan pada uteri,kurangnya pengetahuan berhubungan dengan informasi tentang

penyakit,resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan mual/muntah.

KESIMPULAN:

1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian pada Ny.M dengan diagnosa medis MYOMA UTERI dan

ANEMIS, diperlukan kecermatan dalam mengumpulkan data subyektif dan obyektif.

Dari data yang ditemukan tidak semuanya ada pada tinjauan pustaka sehingga diperlukan

analisa yang lebih. Hasil pengkajian


pengkajian pasien mengatakan masih terasa nyeri.

2. Diagnosa keperawatan

Dalam merumuskan diagnosa keperawatan harus melihat kondisi pasien. Pada pasien ini

diagnosa prioritas yaitu nyeri berhubungan dengan penekanan uteri ditandai dengan

pasien mengatakan nyeri pada perut bawah sebelah kiri skala nyeri 7, TD = 130/90

mmHg, Nadi 84x/mnt, Suhu = 36°c, RR = 22x/mnt, konjungtiva anemis, Hb 7,7 g/dl.

3. Intervensi Keperawatan

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 12||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Dalam perencanaan pada pasien dengan diagnosa medis nyeri perlu ditentukan kriteria

waktu dan masing-masing tujuan dan kriteria hasil yang telah disesuaikan untuk dapat

melakukan asuhan keperawatan.

4. Tindakan Keperawatan

Pelaksanaan dalam tinjauan kasus dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

disusun dengan melibatkan pasien, keluarga, dan kolaborasi dengan tim medis lain.

5. Evaluasi

Pada tahap evaluasi ditemukan masalah sudah teratasi. Hal ini disebabkan karena secara

umum kondisi pasien yang sudah pulih dan atau membaik.

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 13||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
D. DAFTAR PUSTAKA

Bare BG., Smeltzer SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Hal :

45-47

Kusuma dan Nuratif.(2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda

NIC-NOC. Yogyakarta: Media Hardy.

Mansjoer dkk.(2008). Kapita Selekta Kedokteran.


Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Masmuni, Aisya W. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Mioma Uteri,

www.wahdamegarezky.blogspot.com,, diunduh tanggal 31 Desember 2014 jam 16.00


www.wahdamegarezky.blogspot.com
WIB.

Nelson. (2008). Mioma Uteri, www.nelsonmiomauteri. Diunduh tanggal 3 Januari 2015 jam
17.00 WIB.

Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Winkjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu Kandungan, Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Yatim, Aini. (2005). Mioma Uteri , Gejala dan Pencegahan,

www.ainiyatim.blogspot.com, diunduh tanggal 2 Januari 2015 jam 19.30 WIB.

CAHYA EKA SUDRAJAD | 12.2.05 5.01.0005 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan || 14||

Anda mungkin juga menyukai