1 SM
1 SM
JI\LM1
MGI Vo\. 20, No. 2, September 2006 (168-186) GEOGR1\fI
e 2006 Fakultas Gcografi UGM INDONI~ol!\
PENDUGAAN GEOLISTRIK
UNTUK IDENTIFIKASI KETERDAPATAN AIRTANAH
DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MUARAKANDIS
KABUPA TEN MUSIRA W AS PROVINSI SUMA TERA SELAT AN
INTISARI
Penelitian ini di/akukan pada lahan perkebunan kelapa sawit yang berlokasi
di Muarakandis, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan. Tujuan dari peneliiian
ini adalah memetakan distribusi vertikal ni/ai tahanan jenis dari material batuan
serta mengevaluasi keterdapatan formasi pembawa airtanah untuk keperluan
pembuatan sumur produksi. Distribusi vetikal ni/ai tahanan jenis batuan didekati
dengan uji geolistrik pada 8 titik pengamatan dengan kedalaman penetrasi yang
bervariasi mulai dari 100hingga 500 meter. Selanjutnya, ni/ai tahananjenis hasi/
pengukuran di lapmigan pembuatan penampang serta ana/isis kandungan aimya
didekati dengan interpretasi perangkat lunak IP2Win versi 2.1. Hasi/ pene/itian
mcmunjukkan bahwa secara vertikal material penyusun didominasi oleh material
yang bersifat fiat (clay) dan akuifer yang bersifat percelahan sebagai batuan induk
dengan ni/ai tahanan jenis bervariasi antara 2-10 Qmeter. Kisaran nilai ini
menandakan bahwa di wi/ayah kajian tidak terdapat poiensi airtanah dalam
jumlah yang cukup sebagai sumber air bersih, karena lapisan pembawa air dengan
besaran tahanan jenisi antara 2-10 Qmeter tersebut sering dikategorikan sebagai
akuitard
PENDAHULUAN
Permasalahan Penelitian
Akuifer adalah suatu stratum geologi yang mampu menyimpan dan
memberikan airtanah dalam jumlah yang cukup (Todd, 1980; Fetter, 1994).
Akuifer terbentuk sebagai lapisan yang relatif homogen dan mempunyai aspek
geometri yang sederhana(Freeze dan Cherry, 1979).Pembentukanakuifer melalui
PENDUGAANGEOUSTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
proses yang berlangsung sangat lama, seiring dengan proses geologis yang
menyusun dan membentuk morfologi suatu daerah. Dengan demikian, genesis
(proses masa lampau) dan karakteristik batuan penyusun suatu daerah sangat
berpengaruh terhadap proses pembentukanakuifer dan tipe akuifer yang terbentuk
(Santosa, 2002). Kondisi akuifersangat berpengaruhterhadap karakteristikairtanah
yang dikandungnya.
Airtanah sebagai salah satu sumberdaya air yang potensial banyak
mendapat perhatian dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan air bersih.
Sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan air, khususnya air minum di suatu
daerah, penyediaan airtanah selalu dikaitkan dengan kondisi airtanah yang sehat,
murah dan tersedia dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Travis (1977, dalam
Sudarmadji, 1990) mengemukakan bahwa keuntungan menggunakan airtanah
sebagai sumber air bersih adalah: (i) kualitasnya relatif lebih baik dibandingkanair
permukaan dan tidak terpengaruh musim, (ii) cadangan airtanah lebih besar dan
mudah diperoleh dengan cara sederhana dibanding sumber air lainnya, dan (iii)
tidak memerlukan tampungan dan jaringan transrnisi untuk mendistribusikannya,
sehinggabiayanya lebih murah.
Kebutuhan air bersih untuk berbagai kepentingan dari waktu ke waktu
mengalarnipeningkatan yang cukup pesat. Penyediaan air bersih bagi masyarakat
yang paling murah adalah bila diperoleh dari penurapan airtanah, khususnya
airtanah bebas (unconfined groundwater). Namun dernikian, ketersediaan atau
cadangan airtanah bebas yang tidak mencukupi merupakan kendala tersendiri bila
kebutuhan meningkat dalam jumlah yang besar. Sebagai contoh, perkebunan
kelapa sawit de~an pekerja dan kebutuhan ah untuk pendingin mesin, tentunya
membutuhkan sumberdayaair dalamjumlah yang cUkupbesar. Selama ini, kebun
kelapa sawit di daerah penelitian ini memanfaatkan sumberdaya air permukaan
dan air hujan yang ditampung dengan pengolahan sederhana untuk memenuhi
kriteriakualitasair bagikebutuhanair domestik.Hal ini tentunya membutuhkandana
yang tidak sedikit. Selainitu, ketersediaanair bersihsangattergantungpadaair hujan
atauair sungaiyangmengalirdi sekitarlokasikajian.Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian untuk memperoleh informasi tentang kondisi keberadaan airtanah di
daerahtersebut untuk keperluanpenentuan sumurproduksi.
Untuk menduga keterdapatan airtanah dan penentuan lokasi sumur
produksi, maka metode pendugaan geolistrik merupakan salah satu metode yang
dapat diterapkan. Metode ini menganut prinsip dasar bahwa masing-masing
perlapisan batuan'mempunyainilai tahananjenis yang berbeda-beda.Selain faktor
jenis material batuan, tingkat kejenuhan dan komposisi kimia dalam airtanahjuga
mempengaruhi nilai tahanan jenis material' (Todd, 1980; Zohdy, 1980).
Berdasarkan prinsip tersebut, maka sistem perlapisan akuifer dapat diinterpretasi,
sehingga dapat dijadikan dasar untuk penentuan lokasi dan kedalaman sumur
produktif. Hal ini diilhami dari suatu konsep yang menyatakanbahwa keterdapatan
airtanah merupakan respon dari kondisi akuifer penyusunnya, karena airtanah
terdapatpada pori-porimaterialpenyusun akuifer.
MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vol20, No.2, September2006 169
PENDUGAAN
GEOUSTRIKUNTUK langgeng WahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
.
Selanjutnya,tujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasikarakteristik
akuifer atas dasar nilai tahanan jenis batuan penyusunnya; dan (2) menganalisis
keterdapatanairtanah, sebagai dasar bagi penentuan lokasi dan kedalaman sumur
produksidi daerahpenelitian.
170 MAJALAH
GEOGRAFIINDONESIA,
Vd 20,No.2,SepterTber
2006
PENDUGAANGEOLISTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di sekitar lokasi Pabrik CPO (en/de Palm Oil)
Perkebunan Kelapa Sawit,Muarakandis,KabupatenMusirawas,Provinsi Sumatera
Selatan. Untuk mempelajarikondisi dalam penelitian, maka diperlukan Peta Rupa
Bumi skala 1:25.000 tahun 2002 dan Peta Geologi skala 1:100.000 tahun 1995.
Peralatan yang digunakanadalah seperangkat alat survei geolistrik, pita meter dan
GPS serta komputeruntuk analisis data geolistrik dengan perangkat lunak IP2Win
versi 3.0.1a. (MoscowState University,2001).
Langkah penelitian mulai dari penyusunan peta dasar, survei lapangan,
analisis data dan penyajiannya. Langkah-Iangkah penelitian ini disusun dalam
bentuk diagram alir sepertidisajikanpada Gambar 1.
Titik pendugaan geolistrik ditentukan secara systematic sampling,
sedemikian rupa membentuksuatujalur yang merata dan cukup representatifuntuk
mewakili seluruh luasan daerah penelitian. Pada penelitianini, resistivity sounding
dilakukan pada 8 lokasi dengan kedalaman penetrasi antara 100 - 500 meter
tergantung pada kondisi permukaan lahan terbuka dengan jarak bentangan yang
paling memungkinkan.Hal ini bertujuan untuk mencarisebaran nilai tahananjenis
secara vertikal, sehingga dapat dibuat penampang hidrostratigrafinya.Secara detail
sebaran titik pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1, sedang posisi titik-titik
pendugaan terhadap lokasi Pabrik CPO Perkebunan Kelapa Sawit Muarakandis
disajikan dalam Gambar2.
Untuk mengetahui sistem dan karakteristik akuifer serta keberadaan
airtanah di daerah penelitian, maka dilakukan analisis hidrostratigrafiberdasarkan
hasil rekonstruksi lapisan-Iapisan batuan. penyusun akuifer dengan bantuan
perangkat luriak IP2Win. Perangkat lunak ini juga mempunyai fasifitas untuk
membuat penampang melintang atas dasar nilai vertikal tahanan jenis batuan.
Analisis hidrostratigrafi ini didasarkan pada nilai tahanan jenis dan ketebalan
lapisan batuan penyusunhasil pengukuran lapanganyang kemudian direkonstruksi
dengan perangkat lunak IP2Win. Di samping itu juga dilakukan analisis deskriptif
untuk mempelajari sistem dan karakteristik akuifer, yang didasarkan pada model
hidrostratigrafidan dikaitkandengan kondisi geologi daerahpenelitian.
MAJALAH
GEOGRAFIINDONESIA,
Vol20,No.2,September
2006 171
PENDUGAAN
GEOUSTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
InterpretaslPeta
RupaBumi&
Geoloai
PetaDasarsebagalacuanSurvel
LapanganPendugaanGeolistrik
Penentuan
Titik Pendugaan
Pendugaan
Geolistrik
Analisls Resistivitymaterial
denganIP2WlnSoftware
,. ... ... - ... ... - - - ... -... ,. ... ... ... ... ... ... ...... ... -...
I \ I \
I I I I
I Genesis I Rekonstruksl I Struktur I
I I I I
I
,
I
I Hidrostratigrafi I
,
I
I
.................................
'.... ...----------,
Sistemdankarakterlstlk
AkulferKeterdapatan
Alrtanah
RekomendaslLokasldan
Keda,laman
SumurProduksi
172 MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vd.20, No.2, SeptentJer 2006
PENDUGAANGEOLISTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di sekitar lokasi Pabrik CPO (en/de Palm Oil)
Perkebooan Kelapa Sawit, Muarakandis,KabupatenMusirawas,Provinsi Sumatera
Selatan. Untuk mempelajarikondisi dalam penelitian, maka diperlukan Peta Rupa
Burniskala 1:25.000tahoo 2002 dan Peta Geologi skala 1:100.000 tahoo 1995.
Peralatan yang digooakanadalah seperangkat alat survei geolistrik, pita meter dan
GPS serta komputerootuk analisis data geolistrik dengan perangkat looak IP2Win
versi 3.0.1a. (MoscowStateUniversity, 2001).
Langkah penelitian mulai dari penyusooan peta dasar, survei lapangan,
analisis data dan penyajiannya. Langkah-Iangkah penelitian ini disusoo dalam
bentuk diagram alir sepertidisajikanpada Gambar 1.
Titik pendugaan geolistrik ditentukan secara systematic sampling,
sedemikian rupa membentuksuatujalur yang merata dan cukup representatifootuk
mewakili seluruh luasan daerah penelitian. Pada penelitian ini, resistivity sounding
dilakukan pada 8 lokasi dengan kedalaman penetrasi antara 100 - 500 meter
tergantoog pada kondisi permukaan lahan terbuka dengan jarak bentangan yang
paling memoogkinkan.Hal ini bertujuan ootuk mencari sebaran nilai tahananjenis
secara vertikal, sehingga dapat dibuat penampang hidrostratigratinya.Secara detail
sebaran titik pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1, sedang posisi titik-titik
pendugaan terhadap lokasi Pabrik CPO Perkebooan Kelapa Sawit Muarakandis
disajikan dalam Gambar2.
Untuk mengetahui sistem dan karakteristik akuifer serta keberadaan
airtanah di daerah perielitian,mak:adilakukan analisis hidrostratigrati berdasarkan
hasil rekonstruksi lapisan-Iapisan batuan. penyusoo akuifer dengan bantuan
perangkat luriak IP2Win. Perangkat looak ini juga mempooyai fasiI'itas ootuk
membuat penampang melintang atas dasar nilai vertikal tahanan jenis batuan.
Analisis hidrostratigrati ini didasarkan pada nilai tahanan jenis dan ketebalan
lapisan batuan penyusoohasil pengukuran lapanganyang kemudian direkonstruksi
dengan perangkat looak IP2Win. Di samping itu juga dilakukan analisis deskriptif
ootuk mempelajari sistem dan karakteristik akuifer, yang didasarkan pada model
hidrostratigratidan dikaitkandengan kondisi geologidaerahpenelitian.
Soundinf!) di Muarakandis
Titik Lokasi Orientasi lCedalaman
lCoordinat (x, y) Penetrasi (m
Geo-l 48~ 0298033;9674254 Barat - Timur 250
Geo-2 48~ 0299773;9679982 Barat - Timur 200
Geo-3 48~ 0297530;9679263 Barat - Timur 100
Geo-4 48~ 0297071;9679697 Utara - Selatan 250
Geo-5 48~ 0297402;9678117 Utara - Selatan 250
Geo-6 48~ 0299208;9678850 Utara - Selatan 200
Geo-7 48~ 0297125;9678486 Barat - Timur 500
Geo-8 -
48~ 0297370;9679918 Utara Selatan 200
MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vol 20,No.2, September2006 171
PENDUGAANGEOUSTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
,e0-4, Cl)/
0.6km o 0.6km
, Oelo-1
. 0.0-6
Geo-7.
Ge0-5,
Gambar2. Lokasi pendugaangeolistrik di sekitar Pabrik CPO
MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vol 20, No.2, September2006 173
PENDUGAANGEOUSTRIKUNTUK
LanggengWahyuSanlosa& TjahyoNugrohoAdji
: . I ~: ; ~
N d Alt
! 2.19 -2.19
2 69.3 -69.29
.. :: ....
"::.]...:..:::'J.~..::.j..~'::'.1~':::.'.].:'.".:
..
~'.::.:.::.:.::...]...::..'.,
3
~
r j ~:
,~u,.~,,_ . i
, i i Keterangan:
p = resistivity material (ohm meter)
h = ketebalan lapisan (meter)
d = kedalaman lapisan (meter dpat)
All = kedalaman dari permukaan
N =jumlah perlapisan hasil model
, l I I...: [
..
:.............
1
11110 .
Gambar 3a. Hasil Interpretasi Nilai Resistivitv Batuan Dada Titik Geo-l
, G.-1
. Geo-6
Geo-7 j
Ge0-5,
Gambar2. Lokasi pendugaangeolistrik di sekitarPabrik CPO
MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vol 20, No.2, September2006 173
PENDUGAANGEOUSTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
......, . ..
..
,.
..
..
..
..
.. N
., .. ..
.. ~ ~... 1. ~ ~ ~ t n 1
...
.,.. .. ..
..
..
..
.. ., ..
..
2
, .. 3
~ ,
.. ~ . ~
.. ~........ ..
..
.. .,, ,.
..
..
. "
..
..
.. '"
....
... "
..
,. ,..
.'..
__n..
....
,.. "
~....._................Keterangan:
,.
.' .. ,.
..
.'.'
..
.,
.,
.,
.,
.,
..
,. p = resistivity material (ohm meter)
..
,..
.. . .,
..
,. ..
..
,. ..
..
.._n._.o
..
,. ,. h = ketebalan lapisan (meter)
..
..
..
.n ..
,.
..
.............._.............
,.
,... d = kedalaman lapisan (meter dpat)
",.
.. '"
..,
,.,
.,
.. ...
... Alt =kedalaman dari pennukaan
..
..
.. ...
..
., .
.,
N = jumlah perlapisan hasil model
.,
.,.. ., .'
,.., ,.
..
.. ..
..
., . .
..
.'.'.. .
. . ..
,.
r r 1D
r J' t r..... 100 1111I
N d I Ah
1 0.479 LO.4792
2: 1.62: -1.617
.-.---... ~ 7.14 -7.139
4 11.2:,-11.23
5
.. .-----_...
Keterangan:
p = resistivity material (ohm meter)
h = ketebalan lapisan (meter)
d = kedalaman lapisan (meter dpat)
-- , Alt = kedalaman dari permukaan
N = jumlah perlapisan hasil model
........................... ..--..--..........................
. ,
1
; 10
176 MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vd.20, No.2, September 2000
PENDUGAANGEOUSTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
mlmL
' '
1
.
".
'.'.
mm(jmmj!
h = ketebalan lapisan (meter)
d =kedalaman lapisan (meterdpat)
Alt =kedalaman dari permukaan
N =jumlah perlapisanhasil model
~I ,~ ..~ '""i:;
.
.
, ,. "
,.
,: :. :: .. ..0
. . ,." .
( T r r .m..r r....
I
10 100 11m
-------.- O.60m
.-------.
-------- ,
._----...
--------
-------
--------
-------
-------- Lapisan ini merupakan akuifer dengan produksi yang tidak begitu baik. Muka
-------
---.-----
.-------. airtanah dangkal pad a kedalaman berkisar 2 meter.
------_.-
.-.-----.
--------
..------.
-----_._-
..------.
---.----- 2.33m
Lapisan ini mempunyai nilai tahanan jenis keeil berkisar 3-5 ohm-meter.
Kemungkinan merupakan batuan induk tuff yang kedap air, sehingga
keberadaan airtanah dalam jumlah yang signifikan sulit didapatkan (mlskin
airtanah).
MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vol 20, No.2, September2006 177
PENDUGMNGEOUSTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
:: :.. :I1 :: p
N Alt
.,
I I ".. 1 -1.54
..
J
I ,1 ..
\, ,......
".. ... I ".. 2 -14.0~
.,
.'..' ".. II ..,
.. I
.. . .. ,I ., 3 -21.6
.. II , ..
t. ~ -70.5
..j ,, r.'
..., t.... t...... 5
..
: ~
.I. ., ..
..
"..
,.'
....
..,.
....
I I .. .. I.
I.
.'..
~ ..: :... ;... ..
t................ Keterangan:
.. II ... I
.....
.... I
.... .. p = resistivitymaterial (ohm meter)
... ..... I ., I h =ketebalan lapisan (meter)
",,
II
....
y
"'"
"'
,
t.
,...... d = kedalaman lapisan (meter dpat)
II
. .,.,
.,..
I'. I Alt = kedalamandari permukaan
N =jwnlah perlapisan basil model
..--_...
ur ~
~_..[ ,......
n...' ....................... ..J...~................
10 100 1000
Gambar 7a. Hasil Interpretasi Nilai Resistivity Batuan pada Titik Geo-5
Lapisan ini mempunyai nilai tahanan jenis keeil berkisar 1-5 ohm-meter.
Kemungkinan merupakan batuan induk tuff yang kedap air, sehingga
keberadaan airtanah dalam jumlah yang signifikan sulit didapatkan (miskin
airtanah).
178 MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vd 20, NO.2,Septerrber2000
PENDUGAANGEOUSTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
p N Ait
---~- ---- ..---- -..- ------ -----..-------...---- 1 -0.677
2 -6.307
_.a. ..___.________ ----..........---....-.....
3 -22.<11
4 -37.71
A
'
_____....______ o _~........... 5
,, ,,
,, ,,
,, ,,
..."---f-,
,,
WK,
,
---
,
--- --:-_..---
,,
,,
'-.----
Keterangan:
" "" -" --'" , ,.----- p = resistivity material (ohm meter)
h = ketebalan lapisan (meter)
mnL...J 1 --.1 . , ,.----. d = kedalaman lapisan (meter dpat)
Alt = kedalaman dari permukaan
i
. .i __a_a.. N =jumlah perlapisan hasil model
tJ
Q' __a_...._____.._.._____
1 ; -----..-------....----
1
{ 1---...
, , :
,
: AS
' J
i 10 100 1000
6.31 m
22.4m
Lapisan ini mempunyai nilai tahanan jenis kecil berkisar 2-7 ohm-meter.
Kemungkinanmerupakanbatuan induktuffyang kedapair, sehingga
keberadaanairtanah dalamjumlah yang signifikansulit didapatkan (miskin
airtanah).
MAJALAH
GEOGRAFIINDONESIA,
Vol20,No,2, September2006 179
PENDUGAANGEOUSTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
N Alt
:
,
,
:
I
I
::
,
,
I
I
:
I
I
:
,
,
p 1
2
108
1.51
-0.611
-6.911
I I . , J I
__.__~._~___a
...~. 3 1.81 -9.541
I I ,;.__..0._..~
I ...~..a.
. ~......
,
I I , I I I 4 4.8 -83.44
I I I I I I
I
I
I
I
I
I
I
I I
I
I
5 1.21 -125.6
,
I I I I I
I I I I I 6 4.13
I , I , I
.1.
,
1
I
rI
!
I
~
I
~.._...
I
I I , I I I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I Keterangan:
,, ,, p = resistivity material (olun meter)
, ,
o
o 0 h = ketebalan lapisan (meter)
,o
o
:.......
0
0 ,
.J ~ ~...... d = kedalaman lapisan (meter dpat)
o
o
0
0 Alt = kedalaman dari permukaan
o 0
o
,
0
0
,, N = jurnIah perlapisan hasil model
o 0
, , ,
~ :--_I_-
o
o
0
0
~, ~
0
I.J-
, 0 , 0
o
,
0
,
, :
1. , ,
1 10 100
Gambar 9a. Hasil Interpretasi Nilai Resistivity Batuan pada Titik Geo-7
I
I
".
I
I
"
.
"" I N Ait
., I .,
., ., 1 -1.14
' r ,
,,
,
r r
""
"
},
......
2
3
4
-9.08
-32.58
., .,~ n____
,. ,
. ,,,
... ,,,
I
.----.................. . , p = resistivity material (ohm meter)
'..r--'... : ---..-
,.. ,,, h = ketebalan lapisan (meter)
.. ,, d = kedalamanlapisan (meter dpat)
... ,,,
,-.--.. .. ,. 0,,,
, ...... Alt = kedalaman dari permukaan
.
,,
,,, N =jumlah perlapisan hasil model
:. ,:,I .:.I ..I
I.
.. , .
r.,., r .... l£=
r-- (.. ,,
.. II .., .. ,,
. I , ,
0.., ......
,, ,,
1 :, :. AS
i ro 100 1~
Gambar lOa. Hasil Interpretasi Nilai Resistivity Batuan pada Titik Geo-8
Lapisan ini merupakan akulfer baik dan potensial sebagai sumber air bersih,
kedalaman muka airtanah bendsar 3 meter.
------- 9.08m
--------
-------
--------
------.-
--------
.-------.
--------
.-------.
--------
.-------.
--------
.-------.
--------
-------
--------
-------
--------
-------
Lapisan ini merupakan akuifer dengan simpanan airtanah yang eukup. dapat
--------
.-------.
--------
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
.-------.
--------
.-------.
--------
.-------.
--------
.-------.
--------
.-------.
--------
.-------.
-------- 32.6m
MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vol 20. No 2, September2006 181
PENDUGAANGEOLISTRIKUNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
2
3
5
7
10
14
JJ,. '..
\' ~..'.'')) '". ri119
)J~
. ., 5..''''G.\. . .. Ii
~
ro ..~
. .1.74
100 .
.. 1.67
14]
. . 2.18
200
o ~ ~ ~ 200 ~ ~ ~ 0 ~ ~ m ~
Gambar Iia. ModelPseudo Cross Section antara Titik Geo-I dengan Geo-8
182 MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vol 20, No.2, SepterrtJer2000
PENDUGAAN GEOUSTRJK UNTUK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
Jarak Horisontal(meter)
iWOm]
193
.215
268
3.73
-129
5.1& Tl.4
ll!j
10 .tj.4
139
11.&
193
262 16.7
313
512 iilO
72
=5~
100
111
193.
o
,
~ ~
. .
ro ~
,
~
.
~
.
~
.
~
. .
00
,
m m
.
~
. .
1359
Gambar I2a. Model Pseudo Cross Section antara Titik Geo-3 dengan Geo-8
MAJAlJ>.H
GEOGRAFIINDONESIA,
Vol 20,No.2, September2000 183
PENDUGMNGEOUSTRIKUNTUK LanggengWahyuSanlosa& TjahyoNugrohoAdji
KES~PULANDANSARAN
184 MAJALAH
GEOGRAFIINDONESIA,
Vol20,No,2,Seplellber2006
PENDUGAANGEOUSTRIKUNTUK langgengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
dengan nilai resistivity batuan kecil berupa batuan dasar. Hal ini disebabkan
oleh keberadaanbatuan dasar berupa tuff yang relatifbersifat kedap air.
Merujuk pada hasil analisis dan kesimpulan di atas, maka dapat dirumuskan
berapa hal berikut ini.
1. Penurapan airtanah di daerah penelitian tidak dapat dilakukan atau tidak
direkomendasikan dalam jumlah yang besar, mengingat lapisan pembawa
airtanah bersifat akuitard yang mempunyai dimensi ketebalan tipis (::;20
meter).
2. Sumur gali dapat dibuat pada cross section Geo-l dengan Geo-8, atau pada
cross section Geo-3 dengan Geo-8; tetapi pengambilanairtanah dalamjumlah
yang tidak terlalu besar karena ketersediaanairtanahyang relatifterbatas, serta
faktor pembatas berupa kualitas airtanah (airtanah berwarna putih keruh, yang
kemungkinanakibat proses pelarutan mineral tuff dalam airtanah).
3. Di lokasi penelitiansukar sekali ditemukan adanya akuiferyang potensial, dan
pada kedalaman ~20 meter lapisan (stratum) lebih didominasi oleh material
lempung dengan batuan dasar tuff yang miskin airtanah. Sehingga.,kebutuhan
air bersih untuk operasional Pabrik Pengolahan kelapa sawit dan karyawan di
Muarakandis yang cukup besar dan berlangsung terus-menerus perlu
disediakan sumberdaya air yang cukup besar dan kontinyu dari sumber lain
selain airtanah.
MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vol20, No.2, September2000 185
PENDUGAAN
GEOLISTRIKUNTlIK LanggengWahyuSantosa& TjahyoNugrohoAdji
Santosa, L.W., 2002. Studi Akuifer clan Hidrokimia Airtanah pada Bentanglahan
Aluvial Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian. Lembaga
Penelitian UGM, Yogyakarta.
Sudarmadji, 1990. Perambatan Pencemaran dalam Airtanah Pada Akifer Tak
Tertekan di Daerah Lereng Gunungapi Merapi. Laporan Penelitian. PAU
Ilmu Teknik, UGM. Yogyakarta.
Todd, D.K., 1980. Groundwater Hydrology. John Wiley and Sons, New York.
Walton, W.e., 1970. Groundwater Resources Evaluation. McGraw-Hill Book
Company, New York.
Zohdy, A.Ar., 1980. Application of Surface Geophysics to Groundwater
Investigation. U.S. Department of the Interior, Washington D.e.
186 MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,
Vd 20, No.2, SepterTber2006