Anda di halaman 1dari 20

STUDI SUSUT ENERGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

WILAYAH BANYUANYAR DENGAN OBJEK PELANGGAN RESIDENSIAL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Elektro
Fakultas Teknik

Oleh:

HARY SETIAWAN WICAKSONO


D 400 120 007

PROGRAM STUDI ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN

STUDI SUSUT ENERGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH


WILAYAH BANYUANYAR DENGAN OBJEK PELANGGAN RESIDENSIAL

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

HARY SETIAWAN WICAKSONO


D 400 120 007

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Umar, ST.MT.
NIP.731

1
HALAMAN PENGESAHAN

STUDI SUSUT ENERGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH


WILAYAH BANYUANYAR DENGAN OBJEK PELANGGAN RESIDENSIAL

OLEH
HARY SETIAWAN WICAKSONO
D 400 120 007

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Rabu, 4 Januari2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Umar ST.MT. (……..……..)


(Ketua Dewan Penguji)
2. Hasyim Asy’ari, ST.MT (....................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Agus Supardi ST.MT (....................)
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Ir.Sri Sunarjono, M.T., Ph.D.


NIK/NIDN:0630126302

2
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali

secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya

pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 8 Desember 2016


Penulis

HARY SETIAWAN WICAKSONO


D 400 120 007

3
STUDI SUSUT ENERGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH WILAYAH
BANYUANYAR DENGAN OBJEK PELANGGAN RESIDENSIAL

Abstrak

Pemakaian energi listrik di Indonesia saat ini sangat perlu diperhatikan oleh PT.
PLN (Persero).Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan badan negara yang
memiliki wewenang dalam mengatur lalu lintas listrik di Indonesia, namun PLN
memiliki kewajiban untuk menyediakan listrik bagi seluruh masyarakat
Indonesia.Metode dalam penelitian ini dengan melakukan studi literatur,
pengambilan data, mengelola data yang sudah diperoleh, menganalisis data serta
yang terakhir adalah pembuatan laporan penelitian.Pelanggan residensial
merupakan salah satu pelanggan listrik terbesar di Indonesia, maka dari itu perlu
dilihat bagaimana pengaruh susut yang dipengaruhi oleh pelanggan residensial
pada jaringan tegangan rendah. Jaringan tegangan rendah wilayah Banyuanyar
memiliki arus maksimum transformator distribusi kapasitas 50 kVA dengan beban
100% sebesar 227,27 A, dan pada saat beban 80% sebesar 181,81 A, sedangkan
dengan beban 60% sebesar 136,36 A.Pelanggan residensial RI (450-900 VA)
sebanyak 85,42%dan pelanggan RI (1300-2200 VA) sebanyak 14,08%, sementara
untuk pelanggan S1 sebanyak 0,50%.Susut yang terjadi pada jaringan tegangan
rendah dengan beban 100% sebesar 6.922,98 watt, dan pada saat beban 80%
sebesar 4.432,03 watt, sedangkan dengan beban 60% sebesar 2.505,28 watt.
Sedangkan susut teknis sebesar 3380 watt.Wilayah Banyuanyar mengalami susut
energi sebesar 4.983,855 kwh saat beban 100%, sebesar 3.191,061 kwh saat beban
80%, dan sebesar 1.803,801 saat beban 60%, sedangkan susut nonteknis sebesar
1.216,8 kwh.
Kata Kunci: Susut Energi, Jaringan Tegangan Rendah, Pelanggan Residensial

Abstract
Electricity usage in Indonesia is really needed to put on concern by PT PLN. State
Electricity Company (PLN) is a company which has authority in governing the
electricity flow in Indonesia, but PLN has an obligation to provide electricity for
all Indonesian. Method in this research by studying the literature, data retrieval,
manage the data obtained, analyze data, and the latter is a research report.
Residential customer is one of the biggest customers, therefore it needs to be
reviewed the impact of the decrease by residential customer in low voltage
network. The low voltage network in Banyuanyar has maximum transformator
distribution capacity of 59 kVA and 100% load as much as 227,27 A and when
the load is 80% is as much as 181,81 A, when the load is 60% is as much as
136,36 A. Residential customer RI (450-900 VA) as much as 85,42% and
customer R1 (1300-2200 VA) as much as 14,08%, while for subcribers S1 as
much as 0,50%. The decrease happens at low voltage network with 100% load is
6.922/98 watt and when the load is 80% is 4.432,03 watt and when the load is
60% is 2.505/28 watt. There is also nontechnical decrease is 3380 watt.
Banyuanyar region suffered losses amounting to 4.983,855 kwh energy when the
load is 100%, amounting to 3.191,061 kwh when the load is 80%, and amounted
to 1.803,801 time load of 60%, while non-technical losses amounted to 1.216,8
kwh.

1
Key Words: Electricity decrease, Low Voltage Noetwork, Residential Customer

1. PENDAHULUAN
Tenaga listrik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dimana listrik sudah
menjadi suatu kebutuhan hidup yang berperan sangat penting dalam segala aktifitas yang
dilakukan manusia.Perkembangan teknologi pada saat ini jika dilihat secara kasat mata
mengalami peningkatan, dengan meningkatnya perkembangan teknologi tersebut maka
meningkat pula kebutuhan listrik.Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan badan
negara yang memiliki kewenangan dalam mengatur lalu lintas listrik di Indonesia.Sistem
kelistrikan secara keseluruhan meliputi bagian pembangkitan, transmisi, dan
distribusi.Sistem pembangkit merupakan sumber utama dalam pembangkitan tenaga
listrik, dan sistem transmisi merupakan suatu penghantar guna penyaluran tenaga listrik
jarak jauh, sedangkan sistem distribusi yang berfungsi untuk menyalurkan dan
mendistribusikan energi listrik kekonsumen perlu kualitas yang memadai.
Salah satu kriteria yang perlu dipenuhi untuk memperluas sistem jaringan
distribusiadalah efisiensi yang besar. Efisiensi yang baik akan dicapai bila susut energi
dapat ditekan sekecil mungkin. Susut pada sistem jaringan distribusi menjadi salah satu
pertimbangan, baik dalam perencanaan maupun pengoperasian, karena mempengaruhi
biaya investasi (Bambang, 2001; Gonen, 1986; Sulasno, 2000).Biasanya perhitungan
susut energi pada sistem jaringan distribusi dilakukan dengan menggunakan selisih
energi terjual dengan yang diterima pada setiap penyulang.Mengingat pentingnya
informasi mengenai besarnya susut pada suatu jaringan distribusi yang dipergunakan
dalam perencanaan pengembangan jaringan, maka studi mengenai susut energi pada
sistem jaringan distribusi perlu dilakukan.Pada umumnya, susut daya pada jaringan
distribusi berkisar 10% (APEI, 2003).
Listrik digunakan untuk memberikan energi kepada industri agar bisa berproduksi,
sedangkan dikalangan penduduk listrik digunakan untuk memenuhi keperluan dan
kegiatan sehari-hari.Pemakaian listrik rumah tangga pada kenyataannya tidaklah
sederhana, seiring dengan naiknya taraf hidup masyarakat maka penggunaan listrik
terkadang berlebih.Melihat jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak dan melihat
berkembangan Indonesia pada saat ini, maka hal tersebut sudah pasti berdampak pada
meningkatnya pemakaian listrik.
Kerugian energi listrik di jaringan distribusi sering menjadi subjek diskusi baik
masalah perbedaan antara kerugian teknis dan nonteknis (A. Pavic dan K.Trupinic,

2
2007).Dalam suatu sistem tenaga listrik terdapat suatu faktor yang dinamakan faktor
rugi-rugi atau penyusutan dari daya.Rugi-rugi daya tersebut sangat memungkinkan
terjadi pada jaringan tegangan rendah (Mickael Lallart dan Daniel Guyomar, 2008).
Penyusutan menjadi pembahasan penting pada saat ini karena terkait dengan kualitas
daya yang akan dihantarkan kepada konsumen serta membuka potensi pendapatan bagi
PLN karena rugi-rugi yang terjadi di jaringan akan mengurangi potensi penjualan daya
oleh PLN.
Permasalahan yang dialami PLN yaitu besarnya rugi-rugi daya yang menyebabkan
daya yang dikirimkan tidak sebesar daya yang dihasilkan.Banyak faktor yang
berhubungan dengan rugi-rugi daya tersebut, salah satunya yaitu jumlah pemakai.Selain
itu beberapa masalah teknis terintegrasi pada tegangan rendah termasuk
ketidakseimbangan tegangan dan efisiensi sistem distribusi (K.H. Chua dan Y.S Lim,
2012). Berkaitan dengan itu akan dianalisis bagaimana perilaku pelanggan residensial
berpengaruh terhadap rugi-rugi daya yang terjadi, sehingga bisa dilihat apakah sistem
yang ada sudah berjalan dengan baik atau masih dapat diperbaiki.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh profil beban
pelanggan rumah tangga terhadap susut di jaringan tegangan rendah pada wilayah
Banyuanyar, sehingga bisa diketahui tingkat susut dan efisiensi jaringan rendah pada
wilayah tersebut.Selain itu bisa dilihat komposisi yang cocok untuk menekan susut pada
jaringan tengangan rendah.

2. METODE
2.1 Langkah Penelitian
Penelitian tentang studi susut energi pada jaringan tegangan rendah wilayah
Banyuanyar dengan objek pelanggan residensial dapat diselesaiakan dengan
beberapa tahapan.Tahap yang pertama adalah berkonsultasi dengan pembimbing
tugas akhir, melakukan studi literatur, pengambilan data, mengelola data yang sudah
diperoleh, menganalisis data serta yang terakhir adalah pembuatan laporan
penelitian.
Langkah pertama yang dilakukan adalah studi literatur dimana langkah ini
merupakan sebuah proses mencari referensi–referensi yang berkaitan dengan
penelitian. Sumber informasi diperoleh dari buku, artikel publikasi, dan karya–karya

3
ilmiah yang lainnya. Referensi–referensi inilah yang akan digunakan sebagai acuan
selama melakukan penelitian.
Langkah kedua yang dilakukan adalah mencari data yang dibutuhkan. Data
yang digunakan dalam penelitian ini data trafo, penggunaan kabel, jumlah titik
beban, data konsumen, jarak antara suplay energi listrik sampai konsumen, dan data
beban-beban lain yang tidak masuk dalam sistem perhitungan PT. PLN (meteran
listrik).

Proses pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:


a. Menghitung susut teknis
Susut teknis merupakan susut yang terjadi karena memang ketidak
sempurnaan sistem, dengan kata lain susut yang sudah pasti ada. Secara umum
rumus dari susut teknis berasal dari rumus:
Psusut = I2saluran x Rkabel (1)

I : besar arus yang mengalir di jaringan (Ampere)


R : besar hambatan dalam penghantar (Ω)

Kemudian besar hambatan kabel tersebut didefinisikan dengan persamaan


𝜌𝑥𝑙
R= (2)
𝐴

R : hambatan dalam penghantar (Ω)


𝜌 : hambatan jenis penghantar (Ω meter)
I : panjang penghantar (meter)
A : luas penampang penghantar (meter2)

Dari persamaan (1) dan (2) dapat dilihat bahwa secara sederhana rugi–
rugi jaringan diakibatkan oleh besaran arus yang mengalir, hal ini dipengaruhi
oleh pusat–pusat beban, semakin banyak beban yang bekerja maka akan
semakin besar arus yang mengalir di jaringan. Kemudian juga disebabkan oleh
penghantar itu sendiri, maka diperlukan penghantar yang bagus hal ini supaya
hambatan dalam penghantar akan lebih kecil.

4
b. Susut Sambung Rumah
Susut sambung rumah merupakan susut yang terjadi di sepanjang
penghantar antara tiang saluran distribusi dengan rumah, biasanya terdapat
beberapa jenis sambungan rumah (SR), yaitu sambungan rumah satu fasa satu
konsumen, sambungan satu fasa beberapa konsumen, dan sambungan rumah
tiga fasa satu konsumen.

T T L1 L2 L3

I I I
(a) (b)
Gambar 1 (a) SR 1 fasa 1 pelanggan, (b) SR 1 fasa multi pelanggan

c. Penghantar
Penghantar yang umum digunakan dalam sistem distribusi bisa berupa
kawat ataupun kabel.Kawat hanya terdiri dari konduktor saja, sedangkan
untuk kabel selain inti konduktor, masih terdapat lapisan semi konduktor,
lapisan isolasi selubung dalam, dan lapisan selubung luar.Konduktor yang
biasa digunakan bisa berbahan tembaga, aluminium, atupun besi.Sementara
diwilayah Banyuanyar, penghantar yang digunakan berupa kabel berbahan
alumunium.

d. Pelanggan dalam Jaringan Tegangan Rendah


Pelanggan yang ada di Indonesia terbagi beberapa golongan, tergantung
dari fungsi bangunan dan besar daya yang digunakan.Tipe-tipe pelanggan
yang ada di Indonesia adalah residensial, bisnis, industri, sosial, dan publik.
Namun untuk penelitian kali ini akan lebih dititikberatkan pada pelanggan
rumah tangga, dengan kapasitas beban R1, R2, dan R3. Untuk lebih jelas
kapasitas masing-masing pelanggan adalah sebagai berikut:

5
Tabel 1 Tipe Pelanggan PLN
Tipe Pelanggan Kelas Pelanggan Daya Listrik
RI 450 VA s.d. 2200 VA
Residensial R2 Di atas 2200 VA s.d. 6600 VA
R3 Di atas 6600 VA
B1 450 VA s.d. 2200 VA
Bisnis B2 Di atas 2200 VA s.d. 200 kVA
B3 Di atas 14kVA s.d. 200 kVA
I1 450 VA s.d. 14 kVA
Industri I2 Di atas 14 kVA s.d. 200 kVA
I3 Di atas 200 kVA
S1 220 VA
Sosial S2 450 s.d. 200 kVA
S3 Di atas 200 kVA
P1 450 s.d. 200 kVA
Publik P2 Di atas 200 kVA
P3 Untuk penerangan jalan umum

Sumber: Laporan Akhir Profil Beban PLN, 2007

e. Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari PLN APJ Surakarta, yaitu data trafo, data
jaringan, data pemakaian energi, dan data konsumen sehingga dapat diketahui
rugi-rugi pada jaringan tegangan rendah. Pengolahan dilakukan dengan
mencari parameter-parameter yang diperlukan untuk memperoleh rugi-rugi
daya tersebut, berikut adalah parameter-parameter yang perlu dicari untuk
analisis rugi pada jaringan tegangan rendah:

a) Kapasitas gardu distribusi


b) Arus maksimum transformator distribusi
c) Persen pembebanan pada profil pelanggan
d) Panjang saluran tegangan rendah
e) Impedansi saluran tegangan rendah
f) Jumlah titik beban saluran tegangan rendah

Kapasitas transformator yang biasa digunakan sesuai dengan data aset


PLN APJ Surakarta adalah 50 kVA, sehingga dari kapasitas transformator
tersebut dapat diketahui arus maksimal pada transformator tersebut, yaitu
menggunakan:

6
𝑆𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜
Imax = 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑎 (3)

Kemudian untuk arus yang masuk ke titik beban juga dapat diketahui,
dengan menggunakan asumsi jarak antar tiang sama dan besar beban yang ada
di tiap-tiap titik beban sama, maka dapat diketahui besar arus yang masuk ke
setiap titik beban tersebut,
𝐼𝑚𝑎𝑥
Itiang= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 (4)

Kemudian untuk mengetahui besar impedansi jaringan, digunakan asumsi


bahwa jarak antar tiang sama, sehingga dapat diketahui besar impedansi pada
saluran antartiang,

Rsaluran = Rkabelx panjang saluran (5)

Kemudian setelah didapat besar rugi-rugi daya pada jaringan tegangan


rendah, maka dapat dicari besar efisiensi saluran tersebut untuk kemudian
dianalisis.

Sementara persen pembebanan dapat diketahui dari data pelanggan dan


profil beban. Persamaan untuk mencari persen pembebanan adalah:
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑊𝑎𝑡𝑡)𝑥 𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
%pembebanan = (6)
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛

Setelah itu dapat dicari arus pembebanan pada transformator, yaitu:


Ipembebanan = %pembebanan x Imax (7)

Tahap selanjutnya adalah mencari nilai besar arus yang masuk di titik
beban, bisa dikatakan sebagai arus yang masuk ke masing-masing tiang, ini
merupakan hubungan antara arus pembebanan dengan jumlah tiang, dapat
dicari dengan:
𝐼𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛
Itiang = (8)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔

2.2 Peralatan Utama


Peralatan yang digunakan untuk penelitian yaitu:
1. Seperangkat laptop

7
2.3 Flowchart Penelitian

Mulai A

Menghitung Susut Teknis


Studi Literatur

Menghitung Susut Non


Pengambilan Data Teknis

Pengolahan
Analisis Data
Data

Menghitung Susut Energi Pembuatan Laporan

A Selesai

Gambar 2 Flowchart Penelitian

3. PENGOLAHAN DATA
Sebagai permulaan, harus dicari parameter-parameter yang diperlukan untuk
menghitung susut yang terjadi pada jaringan tegangan rendah.

3.1 Susut Teknis


Penyusutan teknis adalah penyusutan yang terjadi sebagai akibat adanya
impedansi pada peralatan pembangkitan maupun peralatan penyaluran dalam
transmisi dan distribusi sehingga terdapat daya yang hilang berupa panas.

3.1.1 Arus Maksimum Transformator Distribusi


Parameter ini menunjukkan arus yang mampu dikeluarkan oleh
transformator distribusi wilayah Banyuanyar pada nilai maksimal, dicari
dengan persamaan (5), sehingga nilai yang didapatkan untuk
transformator dengan kapasitas 50 kVA adalah:

8
Perhitungan arus maksimum transformator distribusi dengan beban 100%

50.000 𝑉𝐴
Imax = 220 𝑉

= 227,27 A

Perhitungan arus transformator distribusi dengan beban 80%

Imax = 227,27 A x 0,8


= 181,81 A

Perhitungan arus transformator distribusi dengan beban 60%

Imax = 227,27 A x 0,6


= 136,36 A

3.1.2 Resistansi Saluran


Penghantar yang digunakan pada jaringan tegangan rendah
menggunakan kabel dengan ukuran 70mm2 digunakan sebagai saluran dari
trafo ke titik–titik beban. Kemudian menurut Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2011 juga resistansi dalam kabel penghantar ukuran
70mm2memiliki nilai 0,435 Ω/km. Sehinggga bisa didapatkan besar
resistansi dalam satu jaringan tegangan rendah.
Sampel yang diambil adalah jaringan yang dilayani oleh gardu
BSJ01067 yang memiliki panjang 850m dan jumlah tiang 17. Dengan
asumsi jarak antar tiang sama, maka dapat diketahui besar resistansi
saluran antar tiang.

Rsaluran = Rkabel x panjang saluran


𝛺
Rsaluran = 0,435𝑘𝑚x 850m

Rsaluran = 0,370 Ω

Kemudian dapat diketahui besar resistansi saluran antar tiang:

9
𝑅𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛
Rantar tiang = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔

0,370𝛺
Rantar tiang = 17

Rantar tiang = 0,0217 Ω

3.1.3 Persen Pembebanan


Parameter ini menunjukkan berapa besar pembebanan yang terjadi
akibat pelanggan pada satu waktu tertentu.Pembebanan ini mengacu pada
profil beban setiap waktu, jumlah pelanggan yang disuplai oleh PLN APJ
Banyuanyar, serta daya yang disuplai oleh PLN APJ Banyuanyar. Berikut
adalah tabel jumlah pelanggan yang disuplai oleh PLN APJ Banyuanyar:

Tabel 2 Tabel Pelanggan Daerah Banyuanyar


Persentase
Pelanggan Daya (Watt) Jumlah Pelanggan
Pelanggan (%)
R1 (450-900 VA) 22828 170 85,42%
R1 (1300-2200 VA) 4379 28 14,08%
S1 (450-900 VA) 68 1 0,50%
Sumber: Laporan PLN APJ Surakarta

3.1.4 Arus pada masing-masing titik beban


Arus ini merupakan arus yang mengalir pada titik beban, diperoleh
dari hubungan antara arus pembebanan dengan jumlah tiang. Dapat dicari
dengan menggunakan persamaan 10, berikut akan diambil sampel besar
arus pada titik beban pada pelanggan R1 (450-900 VA).

𝐼𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛
Itiang = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔
227,27 𝐴
Itiang 100% = 17

Itiang = 13,36 A

Sehingga arus yang masuk ke titik beban sebesar 13,36 A.

10
181,81 𝐴
Itiang 80% = 17

Itiang = 10,69 A

Sehingga arus yang masuk ke titik beban sebesar 10,69 A.

136,36 𝐴
Itiang 60% = 17

Itiang = 8,02 A

Sehingga arus yang masuk ke titik beban sebesar 8,02 A.

3.1.5 Susut pada Jaringan Tegangan Rendah

Susut = I2 x R
= (227,27)2 x 0,0217
= 1.120,84

Tabel 3 Perhitungan Susut Beban 100%


Titik Beban (Tiang) Imax (Ampere) Susut (Watt)
Titik Beban 1 227, 27 1.120,84
Titik Beban 2 213,91 992,93
Titik Beban 3 200,55 872,78
Titik Beban 4 187.19 760,37
Titik Beban 5 173,83 655,70
Titik Beban 6 160,47 558,78
Titik Beban 7 147,11 469,61
Titik Beban 8 133,75 388,19
Titik Beban 9 120,39 314,51
Titik Beban 10 107,03 248,58
Titik Beban 11 93,67 190,39
Titik Beban 12 80,31 139,95
Titik Beban 13 66,95 97,26
Titik Beban 14 53,59 62,31
Titik Beban 15 40,23 35,12
Titik Beban 16 26,87 15,66
Titik Beban 17 13,51 3,96
Jumlah 6.922,98
Sumber: Data diolah

11
Melihat pada tabel 3 diatas dapat dikatakan bahwa susut terkecil antar titik
beban berada pada titik beban 17, hal ini dikarenakan arus yang mengalir sudah
mengalami penyusutan pada titik beban sebelumnya, sehingga semakin jauh dari
transformator maka arus akan semakin kecil.Berdasarkan hal tersebut titik beban
17 mengalami penyusutan sebesar 3,96 watt pada perhitungan susut beban 100%.
Jumlah penyusutan dari titik beban 1 hingga titik beban 17 sebesar 6.922,98 watt.

Tabel 4 Perhitungan Susut Beban 80%


Titik Beban (Tiang) Imax (Ampere) Susut (Watt)
Titik Beban 1 181,81 717,29
Titik Beban 2 171,12 635,42
Titik Beban 3 160,43 558,50
Titik Beban 4 149,74 486,55
Titik Beban 5 139,05 419,56
Titik Beban 6 128,36 357,53
Titik Beban 7 117,67 300,46
Titik Beban 8 106,98 248,36
Titik Beban 9 96,29 201,19
Titik Beban 10 85,6 159,00
Titik Beban 11 74,91 121,76
Titik Beban 12 64,22 89,49
Titik Beban 13 53,53 62,18
Titik Beban 14 42,84 39,82
Titik Beban 15 32,15 22,42
Titik Beban 16 21,46 9,99
Titik Beban 17 10,77 2,51
Jumlah 4.432,03
Sumber: Data Diolah

Melihat pada tabel 4 diatas dapat dikatakan bahwa susut terkecil antar titik
beban berada pada titik beban 17, hal ini dikarenakan arus yang mengalir sudah
mengalami penyusutan pada titik beban sebelumnya, sehingga semakin jauh dari
transformator maka arus akan semakin kecil. Berdasarkan hal tersebut titik beban
17 mengalami penyusutan sebesar 2,51 watt pada perhitungan susut beban 80%..
Jumlah penyusutan dari titik beban 1 hingga titik beban 17 sebesar 4.432,03 watt.

12
Tabel 5 Perhitungan Susut Beban 60%
Titik Beban (Tiang) Imax (Ampere) Susut (Watt)
Titik Beban 1 136,36 403,49
Titik Beban 2 128,34 357,42
Titik Beban 3 120,32 314,14
Titik Beban 4 112,3 273,66
Titik Beban 5 104,28 235,97
Titik Beban 6 96,26 201,07
Titik Beban 7 88,24 168,96
Titik Beban 8 80,22 139,64
Titik Beban 9 76,2 125,99
Titik Beban 10 64,18 89,38
Titik Beban 11 56,16 68,44
Titik Beban 12 48,14 50,28
Titik Beban 13 40,12 34,92
Titik Beban 14 32,1 22,35
Titik Beban 15 24,08 12,58
Titik Beban 16 16,06 5,59
Titik Beban 17 8,04 1,40
Jumlah 2.505,28
Sumber: Data Diolah

Melihat pada tabel 5 diatas dapat dikatakan bahwa susut terkecil antar titik
beban berada pada titik beban 17, hal ini dikarenakan arus yang mengalir sudah
mengalami penyusutan pada titik beban sebelumnya, sehingga semakin jauh dari
transformator maka arus akan semakin kecil. Berdasarkan hal tersebut titik beban
17 mengalami penyusutan sebesar 1,40 watt pada perhitungan susut beban 60%.
Jumlah penyusutan dari titik beban 1 hingga titik beban 17 sebesar 2.505,28 watt.
3.2 Susut Nonteknis
Penyusutan secara nonteknis adalah susut yang disebabkan oleh kesalahan
dalam pembacaan alat ukur, kesalahan kalibrasi di alat ukur, dan kesalahan akibat
pemakaian yang tidak sah (pencurian) atau kesalahan-kesalahan yang bersifat
administratif lainnya.

13
Tabel 6 Susut Nonteknis
Jenis Watt Jumlah Jumlah Watt
LHE 40 13 520
LHE 15 9 135
NEON 100 4 400
MERCURY 125 17 2125
SANYO 200 1 200
Jumlah 3380
Sumber: Data diolah

3.3 Susut Energi


Susut energi adalah jumlah energi kwh yang hilang atau menyusut terjadi
karena sebab-sebab teknik maupun nonteknis pada waktu penyediaan dan
penyaluran energi.
Susut energi = p x t
= 6.922,98 x 24
= 166.128,52 wh
= 166,12852 kwh

Tabel 7 Susut Energi


Susut Beban Daya Susut Susut Energi Harga
(watt) Energi (1 bulan, (Rp
(kwh) kwh) 1.412,66/kwh)
Susut Teknis 100% 6.922,98 166,12852 4.983,855 7.040.492,60
80% 4.432,03 106,36872 3.191,061 4.507.884,23
60% 2.505,28 60,12672 1.803,801 2.548.157,52
Susut 3.380 40,560 1.216,8 1.718.924,68
Nonteknis
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa susut energi selama 1
bulan dengan beban 100% sebesar 4.983,855 kwh, beban 80% sebesar 3.191,061
kwh, dan beban 60% sebesar 1.803,801, sedangkan susut nonteknis sebesar
1.216,8 kwh. Berdasarkan susut energi diatas dapat diketahui tarif listrik, dimana
tarif listrik tersebut didapatkan dari penjumlahan susut teknis dan nonteknis. Pada
saat beban 100% tarif listrik sebesar Rp 8.759.417,28 untuk beban 80% tarif
listrik sebesar Rp 6.226.808,91 sedangkan beban 60% tarif listrik sebesar Rp
4.267.082,2.

14
4. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
a. Arus maksimum transformator distribusi kapasitas 50 kVA dengan beban 100%
sebesar 227,27 A, dan pada saat beban 80% sebesar 181,81 A, sedangkan dengan
beban 60% sebesar 136,36 A.
b. Pelanggan residensial wilayah Banyuanyar memiliki presentase jumlah pelanggan
sebesar 85,42% untuk pelanggan RI (450-900 VA) dan 14,08% untuk pelanggan
RI (1300-2200 VA), sementara untuk pelanggan S1 sebesar 0,50%.
c. Susut yang terjadi pada jaringan tegangan rendah dengan beban 100% sebesar
6.922,98 watt, dan pada saat beban 80% sebesar 4.432,03 watt, sedangkan dengan
beban 60% sebesar 2.505,28 watt.
d. Selain susut teknis diatas, terdapat juga susut nonteknis dengan jenis LHE 40 watt,
LHE 15 watt, NEON 100 watt, MERCURY 125 watt, dan SANYO 200 watt
dimana jumlah susut yang terjadi pada jenis tersebut sebesar 3380 watt.
e. Wilayah Banyuanyar mengalami susut energi sebesar 4.983,855 kwh saat beban
100%, sebesar 3.191,061 kwh saat beban 80%, dan sebesar 1.803,801 saat beban
60%, sedangkan susut nonteknis sebesar 1.216,8 kwh.

PERSANTUNAN
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang senantiasa membantu dan
mendukung dalam menyelesaikan tugas akhir, sebagai berikut:
1. ALLAH SWT serta junjungan beliau RASULULLAH MUHAMMAD SAW.
2. Kedua orang tua tercinta yang telah mendoakan dan memberikan nasehat serta
bimbingannya sehingga penulis bisa sampai seperti ini.
3. Bapak Umar S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Surakarta dan selaku dosen pembimbing.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
5. Bapak Parjan selaku Kepala Lapangan APJ Surakarta dan Bapak Linggar selaku
Kepala Lapangan Rayon Manahan yang telah membantu memberikan dan menjaskan
data-data yang diperlukan untuk Tugas akhir ini serta memberikan ide dan bimbingan
penulis dalam membuat tugas akhir ini.
6. Safitri yang selalu memnberikan dukungan serta doanya.

15
7. Teman-teman Teknik Elektro angkatan 2012 yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.

DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI) Daerah Jawa Barat.2003. Materi Kursus
Pengembangan Ahli Madya dan Utama.
Bambang, D.S., Ir. 2001. Catatan Kuliah Distribusi Daya Elektrik, Teknik Elektro. Itenas,
Bandung.
Chua, KH and YS Lim. 2012.“Energy Storage System for Mitigating Voltage Unbalance on
Low-Voltage Networks with Photovoltaic Systems”.Volume 27 page (1783-
1790).IEEE Transactions on Power Delivery.
Daniel, Henrey Dalam. 2013. “Analisis Susut Energi pada Sistem Jaringan Distribusi di PT.
PLN APJ Yogyakarta UPJ Wonosari Unit Semanu. UPN “Veteran” Yogyakarta.
Gonen, T. 1986. Electric Power Dsitribution System Engineering.Mc Graw-Hill.
K, Trupinic and A Pavic. 2007. “Electrical Energy Losses In The Distribution Network”.
Volume 56 Number 2.Plegledni rad.
Lallart, Mickael and Daniel Guyomar. 2008. “An Optimized self-powered Switching Circuit
for non-linear Energy Harvesting with Low Voltage Output”. Volume 17 Number
3.IOP.

SOLANKI, J AND N VENKATESAN. 2012. “RESIDENTIAL DEMAND RESPONSE MODEL AND

IMPACT ON VOLTAGE PROFILE AND LOSSES OF AN ELECTRIC DISTRIBUTION NETWORK”.

APPLIED ENERGY, ELSEVIER.

16

Anda mungkin juga menyukai