Lap Akhir M-6 GEOMEK

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

M-VI

POINT LOAD TEST

6.1 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk dapat mengetahui kekuatan dari batuan yang ada di alam.
2. Untuk dapat mengetahui pengaplikasian dari pengujian kekuatan sampel
yang diambil langsung di lapangan ini.

6.2 Landasan Teori


Point load test merupakan suatu uji yang bertujuan untuk menentukan
kekuatan dari percontohan batu yang diuji baik berupa silinder maupun yang
bentuknya tidak beraturan. Point load test termasuk dalam uji kuat tekan, karena
pada uji kuat tekan terdapat dua macam test yaitu Point load test dan Brazilian
test. Pada umumnya uji point load ini biasa dilakukan secara langsung di lapangan,
sehingga dapat langsung diketahui kekuatan dari suatu batuan sebelum dilakukan
pengujian di laboratorium. Meskipun sampel batuan pada percobaan ini dapat
berupa silinder ataupun bentuk yang tidak beraturan, tetapi sampel yang
dianjurkan ialah sampel batuan berbentuk silinder dengan diameter kurang dari 50
mm (ISRM, 1985).

Sumber : Andreas, P. 2014


Foto 6.1
Alat Point Load Test

VI-1
VI-2

Material geologi mempunyai kemampuan untuk menahan tegasan (stress)


yang diberikan. Kemampuan ini dikatakan sebagai kekuatan material tersebut.
Kebanyakan nilai yang diukur sebagai kekuatan batuan adalah nilai tegasan ketika
batuan ini gagal menahan tegasan yang diberikan. Biasanya uji coba dilakukan
memakai sampel kecil pada laboratorium. Salah satu metoda mengetahui
kekuatan batuan apabila diberi kompresi adalah memakai metoda Point load atau
uji beban titik. Memakai sistem pembebanan berupa frame pembebanan, pompa
hidrolik, dan silinder penekan yang berbentuk konus. Kekuatan yang diukur
meliputi:
1. Uniaxial Compressive Strength, adalah tegasan ketika batuan gagal pada
kondisi kompresi
2. Uniaxial Tensile Strength, adalah tegasan ketika batuan gagal pada kondisi
tarikan atau tension
3. Triaxial Strength, adalah tegasan ketika batuan gagal pada kondisi tertutup
atau confined, menempatkan sampel dalam kondisi kompresi dan ditahan
secara lateral oleh tegasan horizontal minor.
Jenis alternatif dari beban adalah beban terdistribusi, yang merupakan
pread seberang area yang luas. Misalnya, pejalan kaki berdiri diatas jembatan
penyeberangan dianggap sebagai beban titik. Salju di jembatan yang sama
dianggap beban didistribusikan. Indeks beban titik dapat digunakan untuk secara
bersamaan, ciri batuan untuk mampu meledakan dan proses kominusi. Dalam
Load Test Point, sampel batuan dipasang antara dua plat runcing dan tekanan
diterapkan sampai kegagalan sampel terjadi. Beban yang diterapkan puncak
dicatat dan digunakan untuk menghitung Indeks Beban Point. Rumus-rumus yang
digunakan pada pengujian point load adalah sebagai berikut, menghitung indeks
franklin yaitu dengan rumus:
P
ls =
D2

Keterangan:
Is : Point Load Test Index (MPa)
P : Beban maksimum hingga sampel pecah (N)
D : Jarak antara dua konus penekan (mm)
VI-3

Syarat dari pengujian kali ini adalah dimana sampel yang akan diuji itu
harus memiliki ukuran diameter kurang lebih 5 cm, dan jika dari sampel yang akan
diuji itu memiliki diameter kurang dari 5 cm atau tidak sesuai dengan syarat
idealnya untuk dilakukannya pengujian, maka dari hasil pengujian tersebut
nantinya harus dicari terlebih dahulu faktor koreksi yang didapatkan dari
persamaan Broch Franklin. Greminger (1982) membuat suatu persamaan yang
digunakan untuk mendapatkan nilai point load index yang mana data tersebut
digunakan untuk mendapatkan faktor koreksi dari sampel yang tidak memiliki
ukuran diameter yang tidak sesuai dengan persyaratannya (kurang dari 5 cm).
Berikut ini adalah bentuk persamaan yang dibuat untuk mendapatkan nilai dari
faktor koreksi dalam percobaan atau pengujian kali ini
d 0,45
F=( )
50
Keterangan:
F : Koreksi (MPa)
d : Diameter (mm)
50 : Diameter ideal sampel 50 mm
Sehingga pada akhirnya data diturunkan dari persamaan tadi menjadi
persamaan dibawah ini untuk mendapatkan nilai point load index yang telah
memiliki koreksi :
P
Ls(50) = F x
D2

Sedangkan untuk dapat menghitung nilai kuat tekan dari sampel batuan
tersebut, maka dapat menggunakan persamaan rumus dari Bieniawski yaitu
sebagai berikut :

σc = 23 Is

Keterangan:
Is : Point Load Test Index (MPa)
σc : Kuat Tekan batuan (MPa)
Dari beberapa persamaan yang ada diatas dan digunakan dalam pengujian
point load tersebut hanya berlaku untuk sampel-sampel batuan yang mempunyai
kriteria yang sesuai persyaratannya yaitu dengan memiliki ukuran diameter kurang
VI-4

lebih 5 cm. Tetapi jika dari pengujian telah dilakukan dan mendapatkan data nilai
ls sebesar 1 MPa, maka nilai point load index tersebut tidak akan mempunyai arti
yang sama lagi dengan data Is lebih dari 1 Mpa, sehingga sangat dianjurkan ketika
dalam pengujian point load ini harus menggunakan beberapa pengujian lainnya
untuk menentukan nilai kekuatan dari suatu sampel batuan. Point load index dan
nilai kuat tekan dari suatu sampel batuan sangat erat kaitannya dan cukup sama
karena apabila keduanya dilihat dengan seksama, keduanya memiliki beberapa
kesamaan, dimana pada persamaan dari keduanya tersebut dimiliki point load
index dan kuat tekan batuan, dan dapat ditentukan dengan melalui pengujian
terhadap berbagai jenis batuan, tidak hanya satu sampel batuan.

6.3 Alat dan Bahan


6.3.1 Alat
1. Mesin pengujian point load

Sumber: Dokumentasi Kelompok 3 Geomekanika, 2019


Foto 6.2
Mesin Uji Point Load
2. Jangka sorong

Sumber: Dokumentasi Kelompok 3 Geomekanika, 2019


Foto 6.3
Jangka Sorong
VI-5

6.3.2 Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada praktikum kali ini adalah sampel
batuan yang berbentuk silinder ataupun irregular dengan diameter kurang lebih 5
cm.

Sumber: Dokumentasi Kelompok 3 Geomekanika, 2019


Foto 6.4
Sampel Uji

6.4 Prosedur
1. Disiapkan sampel dengan diameter kurang lebih 5 cm.
2. Diletakkan di dua konus penekanan pada alat uji point load yang diberi
tekanan dari kedua ujung konus penekan.
3. Catat ukuran mistar pada awal kedudukan kedua konus.
4. Penekanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga sampel pecah.
5. Baca alat dial gauge dan catat ukuran mistar pada akhir kedudukan.
Agar memudahkan dalam memahaminya, dapat dilihat dari Gambar 6.1
yang ada dibawah ini :
Sumber : Dokumentasi praktikum Geomekanika, 2019
Gambar 6.1
Diagram Alir Uji Point Load
VI-6
VI-7

6.5 Rumus yang Digunakan


1. Indeks Franklin
Is = P / D2 ...............................................(6.1)
2. Faktor Koreksi Point Load Index
F = (d / 50)0,45 .........................................(6.2)
3. Kuat Tekan
∑c = 23 Is ...............................................(6.3)
Keterangan :
Is = Point load test index (Mpa)
P = Beban maksimum hingga pecah (N)
2
D = Jarak antara dua konus penekanan (mm)
F = Koreksi
d = Diameter (mm)
50 = Diameter ideal (mm)
∑c = Kuat tekan batuan (Mpa)

6.6 Data Hasil Pengujian


1. Sampel 1 (sedimen)
Diameter = 4 cm = 40 mm
Beban = 2 Kg = 20 N
Luas = 1256 mm2
Konus awal = 4 cm = 40 mm
Konus akhir = 3,6 cm = 36 mm
D = 40 – 36 = 5 mm
2. Sampel 2 (irregular)
Diameter = 4,5 cm = 45 mm
Beban = 171 Kg = 1710 N
Luas = 1589,625 mm2
Konus awal = 4,4 cm = 44 mm
Konus akhir = 3,9 cm = 39 mm
D = 44 – 39 = 5 mm
VI-8

6.7 Pengolahan Data Hasil Pengujian


1. Sampel 1 (sedimen) 2. Sampel 2 (irregular)
a. Koreksi (F) a. Koreksi (F)
F = (d/50)0,45 F = (d/50)0,45
F = (40/50)0,45 F = (45/50)0,45
F = 0,9044 F = 0,953
b. Point Load Test (Is) b. Point Load Test (Is)
Is = F x [P / D2 ] = 0,9044 Is = F x [P / D2 ] = 0,953 [
[ 20 N / (5 mm)2 ] 1710 N / (5 mm)2 ]
Is = 0,72352 N/mm2 = Is = 65,1852 N/mm2 =
0,72352 Mpa 65,1852 Mpa
c. Kuat Tekan c. Kuat Tekan
= 23 x Is = 23 x Is
= 23 x 0,72352 Mpa = 23 x 65,1852 Mpa
= 16,64096 MPa = 1499,2596 MPa

Tabel 6.1
Tabel Hasil Pengamatan
Kode Sampel
No. Parameter
Sampel 1 Sampel 2
1 Konus Awal (mm) 4 4,4
2 Konus Akhir (mm) 3,6 3,9
3 Beban (Kg) 2 171
4 Index Franklin (MPa) 0,72352 65,1852
5 Kuat Tekan (MPa) 16,64096 1499,2596
Sumber : Data Praktikum Geomekanika kel.3, 2019

6.8 Analisa
Selain dengan pengujian secara laboratorium, kekuatan batuan pun dapat
dilakukan secara langsung di lapangan ketika sedang melakukan pengambilan
sampel. Pengujian ini disebut dengan Point Load Test, pengujian ini sama halnya
dengan pengujian lainnya yaitu untuk mengetahui kekuatan dari suatu sampel
batuan dalam menerima beban atau gaya yang diberikan. Umumnya
menggunakan sampel yang memiliki ukuran 50 mm karena alat yang digunakan
VI-9

hanya dapat melakukan pengujian terhadap sampel dengan ukuran itu agar
mendapatkan hasil yang baik dalam pengujiannya. Untuk sampel yang langsung
diambil dari lapangan tanpa adanya proses preparasi lanjutan maka bentuknya
yang irregular tersebut memiliki nilai koreksi ketika pengujian berlangsung.
Dengan melakukan pengujian secara langsung di lapangan ini setidaknya dapat
memberikan sedikit gambaran tentang seberapa kuat batuan tersebut dapat
menerima beban atau gaya.

6.9 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan diantaranya yaitu :
1. Untuk mengetahui nilai kekuatan dari suatu sampel batuan, dapat dilakukan
pengujian secara langsung di lapangan yaitu melalui pengujian Point Load
Test ini. Pengujian ini menggunakan alat yang dapat digunakan dan dibawa
langsung ke lapangan untuk melakukan pengujian kekuatan batuan. Tetapi
sampel yang digunakan haruslah memiliki ukuran diameter kurang lebih 50
mm untuk mendapatkan hasil yang baik. Jika ukuran sampel yang diambil
kurang atau bahkan lebih dari 50 mm dapat digunakan faktor koreksi
terlebih dahulu untuk mengetahui nilai kekuatan batuannya melalui index
Franklin.
2. Ketika suatu sampel batuan dapat diketahui kekuatannya secara langsung
di alam maka dapat pula diidentifikasikan seberapa besar kekuatan
sebenarnya yang dimiliki oleh batuan tersebut. Pengaplikasian dari
pengujian ini adalah sebagai metode pengujian kekuatan batuan yang
digunakan untuk mempermudah dalam mengetahui kekuatan batuan itu
tanpa harus dibawa terlebih dahulu ke laboratorium .
DAFTAR PUSTAKA

1. Anres, Wigha. 2013. “Point Load Test”. scribd.com. Diakses pada tanggal 19
Maret 2019

2. Hilman, Windi. 2013. “Point Load Test”. mataratu22.blogspot.co.id. Diakses


pada tanggal 19 Maret 2019

3. Irvan. 2009. “Point Load Test”. bumih.wordpress.com. Diakses pada tanggal


19 Maret 2019
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai