Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

Z DENGAN GANGGUAN SISTEM


VASKULER : HEMANGIOMA DI RUANG MELATI II
RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk
Menyelesaikan Program Pendidikan
Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh:
Said Nurrahman
J 200 110 011

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. Z DENGAN GANGGUAN
SISTEM VASKULER : HEMANGIOMA DI RUANG MELATI II
RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI
(Said Nurrahman, 2014, 55 Halaman)

ABSTRAK

Latar Belakang: Hemangioma merupakan penyakit tumor jaringan lunak yang terjadi
pada anak usia di bawah 12 tahun. Banyaknya kasus hemangioma yang terjadi dan
kurangnya informasi masyarakat tentang penyakit hemangioma. Membuat penulis
mengangkat kasus tersebut.

Tujuan: Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Hemangioma


meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Hasil: Diagnosa yang muncul pada kasus adalah rasa aman : cemas, Nyeri akut, dan
resiko infeksi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan
hasil cemas pada klien sudah berkurang, nyeri berkurang, dan tidak terjadi infeksi..

Kesimpulan: Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien adalah dengan


memberikan informasi masalah tindakan yang akan dilakukan kepada klien,
memberikan teknik relaksasi untuk menurunkan stimulus nyeri, dan mencegah terjadi
nya infeksi.

Kata kunci: hemangiomaa, gangguan rasa aman, resiko injury dan resiko infeksi.

i
NURSING CARE On CHILD. A WITH VASCULER SYSTEM iiDISORDERS
OF HEMANGIOMA ON MELATI II ROOM Dr. MOEWARDI HOSPITAL

(Said Nurrahman, 2014, 55 pages)

ABSTRACT

Background: Hemangioma is benign tumor disease for children under 12th years.
many cases of hemangioma that occurred and lack of public knowledge about the
hemangioma make the author take this case.
.
Objective : To determine nursing care to clients with hemangioma include
assessment , intervention , implementation and evaluation of nursing .

Results : The diagnosis is emerging in the case is anxious, pain acute, and infection
risk. After 3x24 hour nursing care for the results obtained shortness of anxious, pain
acute and not infection risk .

Conclusion : The act of nursing is done on the client is give information about
treatment, give technik relaksasi distraksi for shortness of pain, stoped infection risk.
Keywords : hemangioma ,anxious, injury risk, and infection risk

ii
pada muka atau kepala bayi (Linda
BAB I
A, 2009).
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
A. Latar belakang
Dari permasalahan yang ada,
Hemangioma adalah tumor
penulis merumuskan masalah
jaringan lunak yang tersering pada
sebagai berikut: “Bagaimana
bayi baru lahir dengan persentase
asuhan keperawatan pada An. Z
5-10% pada anak-anak yang
dengan gangguan sistem vaskuler :
berusia kurang dari satu tahun.
post operasi hemangioma di ruang
Meskipun dilihat dari jumlah
melati 2 RSUD Dr Moewardi
kejadian hemangioma yang cukup
Surakarta?”
besar pada anak-anak, tapi
C. Tujuan penulisan
patogenesisnya tidak sepenuhnya
Adapun tujuan ini meliputi 2
dapat dimengerti, dan penanganan
hal yaitu Tujuan Umum dan
yang terbaik untuk hemangioma
Tujuan Khusus:
masih kontroversial.Pembagian
1. Tujuan umum
klasik hemangioma adalah
Dapat memahami asuhan
hemangioma pada kulit bagian atas
keperawatan pada pasien post
atau hemangioma kapiler,
operasi hemangioma.
hemangioma pada kulit bagian
2. Tujuan khusus
dalam atau hemangioma
a. Dapat melakukan
kavernosa, dan hemangioma
pengkajian secara
campuran antara keduanya.
langsung pada pasien post
Hemangioma muncul saat lahir,
operasi hemangioma
meskipun demikian dapat hilang
b. Dapat merumuskan
sendiri beberapa bulan setelah
masalah dan membuat
lahir. Hemangioma dapat muncul
diagnosa keperawatan
pada setiap bagian tubuh,
post operasi hemangioma
meskipun demikian hemangioma
c. Dapat membuat
lebih mengganggu bagi para orang
perencanaan pada pasien
tua ketika hemangioma tumbuh
post operasi hemangioma

iv
D. Manfaat campuran antara keduanya.
Adapun manfaatnya yaitu : Hemangioma muncul saat lahir,
1. Bagi Rumah Sakit Umum meskipun demikian dapat hilang
Daerah Dr Moewardi sendiri beberapa bulan setelah
Hasil penulisan ini lahir. Hemangioma dapat muncul
sebagai tambahan informasi pada setiap bagian tubuh,
serta sebagai bahan tambahan meskipun demikian hemangioma
untuk meningkatkan askep lebih mengganggu bagi para orang
post operasi hemangioma tua ketika hemangioma tumbuh
2. Bagi institusi pendidikan pada muka atau kepala bayi.
Mengetahui tingkat (Linda A, 2009).
kemampuan dan sebagai 2. Klasifikasi
upaya untuk mengevaluasi Pada dasarnya hemangioma dibagi
materi yang telah disampaikan menjadi dua yaitu hemangioma kapiler
kepada mahasiswa dan hemangioma kavernosum.
keperawatan. Hemangioma kapiler (superfisial
BAB II hemangioma) terjadi pada kulit bagian
TINJAUAN PUSTAKA atas, sedangkan hemangioma
A. Tinjauan Teori kavernosum terjadi pada kulit yang
1. Pengertian lebih dalam, biasanya pada bagian
Hemangioma adalah tumor dermis dan subkutis. Pada beberapa
jaringan lunak yang tersering pada kasus kedua jenis hemangioma ini
bayi baru lahir dengan persentase dapat terjadi bersamaan atau disebut
5-10% pada anak-anak yang hemangioma campuran (Kuhsner,
berusia kurang dari satu tahun. 2005).
Pembagian klasik hemangioma
adalah hemangioma pada kulit 3. Etiologi
bagian atas atau hemangioma Penyebab hemangioma sampai saat
kapiler, hemangioma pada kulit ini masih belum jelas. Angiogenesis
bagian dalam atau hemangioma sepertinya memiliki peranan dalam
kavernosa, dan hemangioma kelebihan pembuluh darah. Cytokines,

v
seperti Basic Fibroblast Growth Factor b) Riwayat kesehatan
(BFGF) dan Vascular sekarang
EndothelialGrowth Factor (VEGF), c) Riwayat Kesehatan
mempunyai peranan dalam proses lalu
angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor d) Riwayat Kesehatan
pembentukan angiogenesis seperti Keluarga
penurunan kadar angiogenesis inhibitor
misalnya gamma-interferon,tumor a. Pola fungsional Gordon
necrosis factor–beta, dan transforming 1) Pola persepsi
growth factor–beta berperan dalam kesehatan
etiologi terjadinya hemangioma (Richard menggambarkan akan
N, 2008). pentingnya
B. Konsep Asuhan Keperawatan pengetahuan tentang
1. Pengkajian kesehatan.
Data dasar 2) Pola nutrisi dan
1) Data pasien metabolik
Identitas nama pasien, menggambarkan akan
, alamat, tanggal konsepsi relatif
masuk, tanggal kebutuhan meltabolik
pengkajian, nomor dan asupan gizi. Pola
registrasi, diagnosa konsumsi makanan
medic. dan cairan, keadaan
2) Data penanggung pertumbuhan, rambut,
jawab kuku, kulit dan
Identitas nama membran mukosa.
penanggung jawab, 3) Pola eliminasi :
umur, pekerjaan, menggambarkan pola
alamat, hub. Dengan ekresi
pasien. 4) Pola aktivitas dan
3) Riwayat kesehatan : mobilisasi :
a) keluhan utama menggambarkan

vi
aktivitas pengisian menunjukkan tanda-
waktu sehari hari. tanda yang berbahaya.
5) Pola tidur dan 2) Kepala : rambut
istirahat : hitam, tidak ada nyeri
menggambarkan pola tekan, tidak ada lesi
istirahat dan tidur dikepala..
6) Pola persepsi dan 3) Mata : Mata
konsep diri : simetris, pupil isokor,
kemampuan reaksi pupil terhadap
menggambarkan diri cahaya baik,
sendiri, kemampuan konjungtiva merah
dan peran. muda, sklera putih,
7) Pola mekanisme koping pengelihatan baik .
: pada pasien 4) Hidung : Simetris,
hemangioma mengalami tidak ada secret dalam
ketakutan akan penyakit hidung, tidak ada lesi,
yang di derita dan fungsi penciuman
tindakan yang akan baik
dilakukan. 5) Mulut : mukosa
8) Pola keyakinan dan pucat, tidak ada
kepercayaan : stomatitis,gigi
menggambarkan lengkap, tidak ada
dalam diri melakukan karies gigi.
ibadah, agama yang 6) Telinga : Daun
dianut telinga kanan dan kiri
b. Pemeriksaan fisik simetris, tidak ada
1) Keadaan umum serumen dalam
pasien hemangioma telinga, tidak ada
tingkat kesadaran nyeri tekan, tidak ada
composmentis, tidak luka, fungsi
pendengaran baik

vii
7) Leher : tidak ada 11) Ekstremitas
pembesaran kelenjar Ekstremitas atas :
tyroid, tidak ada terpasang infus, tidak
gangguan menelan. terjadi gangguan
8) Dada fungsi gerak pada
Inspeksi : tidak ekstremitas atas
menggunakan otot bantu Ekstremitas bawah :
nafas kaki kanan dan kiri
Palpasi : sama, tidak ada
pengembangan paru sama, kelainan bentuk,
tidak ada nyeri tekan gerak bebas
Perkusi : sonor 12) Genetalia
Auskultasi: tidak ada Tidak mengalami
suara tambahan, vesikuler gangguan
9) Jantung C. Diagnosa keperawatan
Inspeksi : ictus 1. Ansietas berhubungan
cordis tidak tampak dengan tindakan
Palpasi : ictus praoperasi
cordis tidak teraba 2. Resiko injury
Perkusi : redup berhubungan dengan
Auskultasi: s1 s2 prosedur pembedahan
teratur, tunggal 3. Nyeri berhubungan
10) Abdomen dengan tindakan insisi
Inspeksi : datar pembedahan
tidak terlihat masa 4. Resiko infeksi
Auskultasi : berhubungan dengan
peristaltik usus luka post Oprasi
normal 20x/menit ( Mary Baradero, 2009 ), (
Palpasi : tidak Mi Ja Kim, 2006 )
terdapat nyeri tekan
Perkusi :tympani BAB III

viii
TINJAUAN KASUS seorang pelajar, status
Pada bab ini penulis akan belum menikah, beragama
menguraikan dan membahas islam, suku jawa, alamat
tentang resume asuhan Grenjeng, Nogosari,
keperawatan yang dilakukan pada Boyolali. Masuk rumah
An. Z dengan post operasi sakit tanggal 14 Februari
hemangioma, di ruang melati II 2014 dengan diagnosa
RSUD Dr Moewardi Surakarta medis hemangioma.
selama 3 hari. Mulai tanggal 13 Tanggal pengkajian tanggal
maret 2014 sampai pada tanggal 13 maret 2014 dengan No
15 maret 2014. Asuhan RM 01238673.
keperawatan pada An. Z di mulai Penanggung jawab
dari proses pengkajian, Ny.W, umur 54 tahun,
menganalisa data hasil perempuan,riwayat
pengkajian, merumuskan pendidikan SD, ibu
diagnosa keperawatan, kandung pasien, alamat
melaksanakan implementasi Grenjeng, Nogosari,
keperawatan dan terakhir Boyolali.
melakukan evaluasi untuk B. Pengkajian Keperawatan
mengetahui apakah tindakan Pengkajian pre Op
berhasil Pada kasus ini data di dilaksanakan pada tanggal
peroleh penulis dari pengamatan 13 maret 2014 jam 09.00
langsung ke pasien, melakukan WIB dan post Op tanggal
wawancara dengan pasien dan 14 maret 2014 di ruang
keluarga pasien, melihat catatan melati II RSUD Dr
medik rumah sakit selama pasien Moewardi Surakarta.
mendapat perawatan. Dari hasil pengkajian di
A. BIODATA peroleh data tentang kondisi
Identitas pasien kesehatan pasien seperti di
meliputi nama pasien An.Z, bawah ini:
usia 12 tahun, laki-laki,

ix
Keluhan utama pasien 4cm. Pasien masuk rumah
saat dilakukan pengkajian sakit melalui Poli anak.
adalah nampak benjolan di Riwayat kesehatan
hidung dan melebar ke dahulu, ibu pasien
wajah bagian kanan. mengatakan sebelumnya
Riwayat kesehatan pasien belum pernah
sekarang di peroleh data dirawat di rumah sakit.
sebagai berikut : sekitar 3 Riawayat Prenatal ibu
tahun yang lalu ibu pasien pasien mengatakan
mengatakan muncul melakukan imunisasi TT,
benjolan kecil di hidung memeriksakan kehamilan
sebelah kanan sebesar biji rutin 6x ke bidan. Pasien
kacang hijau pada anak Z, lahir secara spontan dengan
ibu pasien membiarkan BB 3400 gram. Ibu pasien
benjolan tersebut karena ibu mengatakan pasien tidak
pikir itu hanya benjolan pernah sakit berat dan
biasa yang bisa hilang obnam di rumah sakit.
dengan sendririnya. Dengan Pasien juga tidak memiliki
bertambahnya hari benjolan alergi.
tersebut bertambah besar Riwayat kesehatan
dan bertambah besar. keluarga, keluarga tidak ada
Karena ibu khawatir yang memiliki penyakit
terhadap kesehatan yang sama seperti pasien
anaknya, ibu pasien dengan penyakit yang
membawa pasien ke RSUD sekarang. Keluarga juga
Dr Moewardi pada tanggal tidak memiliki riwayat
14 februari 2014 dengan penyakit yang cenderung
keluhan nampak benjolan di diturunkan seperti HIV,
hidung sebelah kanan DM, dll.
sebesar bola bekel atau +-
BAB IV

x
PEMBAHASAN ditangani tindakan operasi
A. Pengkajian dapat menaikkan tingkat
1. Data fokus yang terdapat kecemasan pasien dan
pada teori dan terdapat di keluarga dan meningkatkan
dalam kasus, yaitu: hormon pemicu stress. ( Mi
a. Cemas Ja Kim, 2006 )
Pada kasus 2. Nyeri berhubungan
keluarga pasien dengan tindakan insisi
mengalami kecemasan pembedahan
akan tindakan yang akan Penulis mengangkat
dilakukan kepada diagnose ini berdasarkan
pasien. kebutuhan fisiologis nyeri
b. Nyeri menurut maslow yang
Pada kasus pasien awalnya menjadi prioritas
didapati mengalami nyeri utama tetapi menjadi
di daerah luka post oprasi prioritas kedua karena
akibat dari prosedur ditemukanya masalah nyeri
tindakan pembedahan. pada pasien yaitu di hari
B. Diagnosa Keperawatan yang kedua tanggal 14 Maret
Muncul Pada kasus 2014 . Nyeri merupakan
1. Ansietas berhubungan tanda peringatan bahwa
dengan tindakan terjadi kerusakan jaringan,
Praoperasi yang harus menjadi
Penulis mengangkat pertimbangan utama saat
diagnosa ini menjadi mengkaji nyeri. (potter dan
diagnosa prioritas pertama, perry, 2006 ).
berdasarkan gangguan 3. Resiko infeksi
kebutuhan dasar manusia berhubungan dengan
ke dua menurut Abraham luka post oprasi
Maslow cemas karena Penulis menegakkan
apabila hal ini tidak segera diagnose ini berdasarkan

xi
situasi yang mengancam, yang dilakukan kepada
apabila tidak segera anaknya, O (Obyektif):
ditangani maka akan keluarga tampak tenang
menyebabkan berkembang dan tidak gelisah,
nya infeksi dan akan pertanyaan tentang
memperlambat proses indikasi tindakan
penyembuhan pasien. keperawatan sudah tak
Sehingga perlu perawatan ditanyakan. A
khusus umtuk mencegah (Assesment): masalah
terjadinya infeksi. (Wong, teratasi, P (Planning):
2009) intervensi dihentikan.
C. Hasil Evaluasi Berdasarkan
Hasil evaluasi dari perbandingan antara
setiap diagnosa serta data yang muncul
membandingkan dengan dengan tujuan dan
kriteria hasil adalah sebagai kriteria hasil yang telah
berikut : ditetapkan maka penulis
a) Ansietas berhubungan merumuskan masalah
dengan tindakan cemas berhubungan
praoperasi. dengan kurangnya
Setelah dilakukan informasi tentang
asuhan keperwatan tidndakan operatif pada
selama 1 x 24 jam pada anak dengan Planning
diagnosa ini kriteria intervensi di hentikan.
hasil sudah tercapai Karena rasa cemas
dengan diperoleh data keluarga pasien
hari Jumat, 14 Maret terhadap tindakan
2014 jam 08.00 adalah operatif yang dilakukan
S (Subyektif): Ibu pada anak sudah hilang.
pasien mengatakan tidak Keluarga pasien nampak
cemas akan tindakan lebih tenang.

xii
b) Nyeri akut berhubungan nyeri berhubungan
dengan tindakan insisi dengan tindakan insisi
pembedahan. pembedahan dengan
Setelah dilakukan Planning intervensi di
asuhan keperwatan lanjutkann. Karena nyeri
selama 3 x 24 jam pada yang dirasakan pasien
diagnosa ini kriteria belum hilang. Tetapi
hasil sudah tercapai hanya mengalami
dengan diperoleh data penurunan skala nyeri
hari Sabtu, 15 Maret dari 7 menjadi 5.
2014 jam 14.00 adalah c) Resiko infeksi
S (Subyektif): pasien berhubungan dengan
mengatakan Nyeri luka post Oprasi
berkurang, O : terdapat Setelah dilakukan
luka post Op, P: luka asuhan keperwatan
post OP, Q: seperti selama 3 x 24 jam pada
ditusuk, R: wajah diagnosa ini kriteria
bagian kanan, S: skala 5 hasil sudah tercapai
(dari 7 sebelumnya), T: dengan diperoleh data
saat menengokan hari Sabtu, 15 Maret
kepala, A (Assesment): 2014 jam 14.00 adalah
masalah teratasi S (Subyektif): Ibu
sebagian, P (Planning): pasien mengatakan
intervensi dilanjutkan. mencuci tangan setiap
Berdasarkan akan dan setelah kontak
perbandingan antara dengan pasien, O
data yang muncul (Obyektif): ibu pasien
dengan tujuan dan menggunakan fasilitas
kriteria hasil yang telah handscrub yang ada di
ditetapkan maka penulis ruangan, A
merumuskan masalah (Assesment): masalah

xiii
teratasi sebagian, P 3. Evaluasi yang dilakukan
(Planning): intervensi pada hari jumat, 14 maret
dilanjutkan. 2014 terdapat 1 masalah
BAB V teratasi dan di hari terakhir,
SIMPULAN DAN SARAN terdapat 2 masalah
A. Simpulan keperawatan yang dapat
1. Setelah dilakukan teratasi sebagian.
pengkajian dan analisa B. Saran
kasus muncul empat 1. Bagi penulis.
diagnosa pada klien. Sebagai perawat hendaknya
Diagnosa yang muncul lebih jeli dalam mengkaji
adalah: gangguan rasa aman klien untuk menentukan
: cemas berhubungan diagnosa dan intervensi
dengan kurangnya yang tepat serta melakukan
informasi tentang tindakan kolaborasi yang baik
operatif pada klien. Nyeri dengan semua tenaga medis
akut berhubungan dengan agar meningkatkan kualitas
tindakan insisi pembedahan. dalam pemberian asuhan
Resiko infeksi berhubungan keperawatan.
luka post Oprasi. 2. Bagi keluarga.
2. Implementasi keperawatan Diharapkan keluarga
dilakukan 3x24 jam yang mampu memahami tentang
ditujukan untuk mengatasi penyakit dan perawatan
masalah keperawatan yang pada klien agar tidak terjadi
muncul. Hasil yang gangguan nutrisi, serta
diperoleh selama dapat melanjutkan
melakukan perawatan, perawatan di rumah dengan
kondisi klien lebih membaik baik.
dibandingkan dari hari 3. Bagi instansi rumah sakit.
pertama pengkajian. Karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan kontribusi

xiv
untuk mengevaluasi 2006. a guide to
program pengobatan understanding. Dallas: a
penyakit dalam upaya publication of children’s
peningkatan mutu craniofacial association. a
pelayanan kesehatan. Publication Children’s
4. Bagi instansi akademik. Craniofacial Association
Dapat digunakan sebagai Doengoes, M.E. 2009. Rencana
informasi dalam peningkatan Asuhan Keperawatan. Alih
mutu pendidikan khususnya Bahasa: I Made Kariasi,
dalam bidang keperawatan. S.Kp. Ni Made Sumawarti,
S.Kp. Jakarta: EGC
DAFTAR PUSTAKA Kushner, B. J., Maier, H., Neumann,
R., Drolet, B. A., Esterly, N.
Allen, dan Marotz, 2010. Profil B., & Frieden, I. J. December
perkembangan anak. Jakarta : 23, 2005.Hemangiomas in
PT Indexs Children, dalam New England
Bactticaca, FB. 2008. Asuhan Journal of Medicine.
keperawatan klien dengan Linda A. Sowden.2005. Buku Saku
gangguan sistem persyarafan. keperawatan pediatri. Alih
Jakarta : Salemba medika. bahasa: NS. Ent Meillia Skep.
Behrmman, Kliegman, & Jakarta;EGC
Arvin.2007.Ilmu Kesehatan Mary Baradero, SPC. 2009.
Anak Nelson edisi 15 Vol 3 . Keperawatan Perioperatif
Alih :Prinsip Dan Praktik. Jakarta :
Bahasa:Prof.DR.dr.A.SamikW EGC
ahab. Jakarta : EGC. Mi Ja kim. 2006. Diagnosa
Cohen, A. J. 2005 Cavernous Keperawatan, E/7. Alih
Hemangioma, dalam Bahasa : Christantie Effendy
eMedicine.com, Inc. S.kp. Jakarta : EGC
Davinder J. Singh, 2006. Childen’s
Craniofacial Association,

xv
M William Schwarth. 2005.Pedoman Suddarth, Brunner.2007.Keperawatan
klinis pediatri. Alih bahasa : Medikal Bedah dari Brunner
dr Brahm U. Jakarta : EGC & Suddarth.Alih
Nanda, (2009-2012). Nursing bahasa:Yasmin Asih S,kep.
Diagnosis: Definition and Jakarta: EGC.
Classificaions 2009-2012. Richard N.2008.Buku Saku Dasar
Indianapolis. IN: Willey- Patologis Penyakit. Alih
Blackwell. bahasa: dr Andry Hartono.
Potter P. A,Perry A.G.2006. Buku Ajar Jakarta:EGC
Fundamental Keperawata : Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson,
Konsep,proses,praktik. Jakarta D., Winkelstein, M.L., &
: EGC Schwartz, P. (2009). Buku Ajar
Silvia Price A, Wilson, M Lorraine . Keperawatan Pediatric. Alih
2006. Patofisiologi konsep bahasa: Andry Hartono
klinis proses-proses penyakit Jakarta:EGC
vol 2. Alih Bahasa : Brahm U.
Jakarta : EGC.

xvi

Anda mungkin juga menyukai