Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan


Domestik Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya
Adhy Prayitno*) , M. Dalil dan Yanuar

Abstrak. Uji bahan terhadap kekuatan baja tulangan produksi dalam negeri telah dilakukan.
Pengujian dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi tentang terpenuhinya
persyaratan mutu dan kelayakan bahan untuk dipergunakan sebagai material konstruksi
gedung, jembatan dan bangunan fisik lainnya. Uji dilakukan terhadap lebih dari 500 sampel
sejenis yang diproduksi oleh beberapa produsen baja tulangan dalam negeri. Konsistensi
kekuatan bahan diperoleh dari uji yang dilakukan. Hasil uji dievaluasi untuk mendapatkan
indikator mutu berdasarkan konsistensi produk. Uji kekuatan dilakukan menggunakan
metode American Standard Testing Material (ASTM), Standard pengujian menggunakan
ASTM E8M, dengan ukuran spesimen uji adalah Gage length : 62.5 mm, diameter : 12.5
mm. Uji kekuatan mencakup yield strength, ultimate tensile strength dan pertambahan
panjang (elongation). Alat Uji yang digunakan adalah Universal Testing Machine. Dua type
besi tulangan yaitu type regular (polos-BJTP) dan type berulir atau deform (BJTD) yang
berasal dari delapan produsen telah dipilih sebagai material uji. Baja tulangan polos
digunakan untuk tulangan geser/begel/sengkang dan mempunyai yield strength minimal
sebesar 240 MPa (BJTP-24), dengan simbol diameter adalah P. Sedangkan baja tulangan
ulir atau deform digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan memanjang dengan
yield strength minimal 300 MPa (BJTD-30) dengan simbol dimater adalah D. Hasil uji
memperlihatkan bahwa semua sampel dari kedua type baja tulangan memiliki nilai yield
strength diatas nilai standard. Namun dipandang dari konsistensi product sebagai indikator
mutu masih memerlukan analisa lebih jauh. Informasi yang dipaparkan dari hasil
pengamatan dan uji kekuatan baja tulangan domestik akan sangat berguna bagi para
pengguna produk baja tulangan dalam negeri. Outcomenya adalah mutu konstruksi yang
semakin baik.

Keyword: Steel-reinforcement, consistency, strength, quality product

PENDAHULUAN baku untuk proses produksi. Sejalan


dengan itu standardisasi mutu dan jaminan
Pertumbuhan sektor properti, infra mutu produk menjadi hal yang begitu
struktur gedung, jalan dan jembatan terus mendasar.
meningkat sejalan dengan pertambahan Fakta dilapangan memperlihatkan hal
penduduk, pertumbuhan ekonomi dan jasa- yang berbeda terkait dengan produk industri
jasa. Eskalasi sektor properti dan konstruksi dan infra struktur dalam negeri.
infrastruktur mempengaruhi laju Jika diberbagai negara maju sistem
permintaan akan komponen bahan standardisasi telah begitu mapan dengan
konstruksi diantaranya adalah baja pelaksanaanya yang terkontrol, maka tidak
tulangan. Akibat peningkatan tersebut demikian di negeri ini. Sejenis produk
industri baja tulangan dalam negeri juga dikenal memiliki beberapa tingkatan mutu
tumbuh pesat. Bisnis sektor ini sangat seperti Kw1, Kw2 dan seterusnya.
menggiurkan bagi pemilik modal karena Harganya ditentukan oleh kelas (Kw) nya.
pesaing pada bisnis ini tidak begitu banyak. Bukan hanya harga tetapi garansi atau
Diperlukan pengalaman dan teknologi yang jaminan mutunya. Bagi pihak-pihak yang

Semirata 2013 FMIPA Unila |197


Adhy Prayitno, dkk: Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik
Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya

ingin mendapatkan material terbaik dengan terlebih lagi jika akan digunakan untuk
jaminan atau garansi yang terpercaya maka bangunan tahan gempa.
akan memilih kwalitas terbaik meskipun
mahal harganya. Produksi baja tulangan Dengan demikian untuk memastikan
dalam negeri demikian pula. Hal yang kualitas produk baja tulangan dari berbagai
paling kasat mata terkait dengan produk produsen di dalam negeri dan untuk
baja tulangan dalam negeri adalah ukuran kenyamanan dan ketenangan pengguna
panjang dan diameternya. Dikalangan bangunan maka perlu dilakukan uji
pekerja konstruksi dikenal besi impor, besi konsistensi produk baja tulangan melalui
jawa atau besi sumatera. Perbedaannya penganalisaan sifat mekanis baja tulangan
berhubungan dengan ketepatan ukuran atau dari setiap produsen.
dimensi produk. Dimensi produk baja
tulangan dalam negeri sebagian besar tidak Karakteristik Fisik-Mekanis Baja
sesuai standardisasi internasional. Panjang Tulangan
baja tulangan yang memenuhi standard
adalah 12 m, tetapi yang di temukan di (Physical-Mechanical Characteristic of
pasaran adalah bahwa ukuran panjang baja Steel Reinforcement)
tulangan begitu beragam dan banyak Sifat mekanis dari suatu material
diantaranya dengan panjang kurang dari 12 termasuk diantaranya baja tulangan menjadi
m. Begitu pula dengan diameter yang parameter informasi dalam rancangan dasar
dipersyaratkan umumnya kurang dari kekuatan suatu bahan dan sebagai data
ukuran yang disebutkan (Yosepa 2008); dukung bagi spesifikasi bahan. Sifat
(Sirampun, 2009). Jika dipandang dari mekanis suatu bahan yang diperoleh dari
aspek dimensi dan ukuran fisik dari produk suatu hasil pengujian tarik memberikan
baja tulangan domestik ditemukan banyak gambaran yang lebih besar dari pengujian
yang tidak memenuhi standardisasi produk mekanik lainnya, yaitu meliputi parameter
(Tampubolon et.al, 2006). Diyakini pula tegangan luluh (deformasi), kekuatan tarik,
mutu kekuatan tarik dan kekuatan tekan tegangan putus, regangan, modulus
produk baja tulangan domestik tentu elastisitas, persentase pertambahan panjang,
beragam pula. Baja tulangan hasil industri persentase pengurangan ukuran,
domestik yang memenuhi standardisasi ketangguhan, keliatan, elastisitas,
adalah yang telah bersertifikasi SNI. plastisitas, tipe luluh dan bentuk patahan
Menyikapi hal tersebut penelitian ini yang dialami material.
menyoroti ―variance karakteristik baja Sifat material lainnya dapat diperoleh
tulangan dari sudut pandang kekuatan tarik dari pengujian impak yang menghasilkan
atau kekuatan tekannya‖. Argumen dari ketangguhan, pengujian kekerasan yang
penekanan aspek tersebut terkait dengan memberikan informasi tentang ketahanan
kekuatan struktur khususnya dalam rancang suatu material bila ditembus benda lain dan
bangun beton bertulang. Informasi yang mempunyai korelasi dengan dengan
akurat dan terukur tentang sifat kekuatan pengujian tarik, dan pengujian bending
tarik dan kekuatan tekan baja tulangan yang (bengkok) yang memberi informasi tentang
secara teknis sebagai komponen utama keliatan bahan.
penguat struktur beton menjadi sangat Sifat mekanis suatu material perlu
mendasar dan penting. Informasi yag dikenal secara baik, karena material
akurat tentang mutu produk baja tulangan digunakan untuk berbagai keperluan pada
domestik yang banyak dijual dipasaran berbagai keadaan. Sifat mekanis ditentukan
perlu secara terprogram dan periodik diuji oleh jenis dan perbandingan atom-atom
penyusun bahan yang meliputi jenis unsur
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

dan komposisinya, serta lingkungan pada Dimana:


saat pengujian dalam memperoleh sifat σ = tegangan tarik (N/mm2)
mekanis (Dieter, 1987). F = beban gaya (N)
Dikaitkan dengan sifat mekaniknya, baja Ao= luas penampang lintang awal benda
tulangan yang beredar di Indonesia saat ini uji (mm2)
pada dasarnya dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori, yaitu baja tulangan Perpanjangan yang dialami benda akibat
yang memenuhi persyaratan sifat mekanik beban tarik yang dikenal dengan sebutan
berdasarkan SNI 03-2847-02 Pasal 23 regangan diproleh dari perbandingan
untuk struktur tahan gempa (baja tulangan perubahan panjang dibagi dengan panjang
compliance) dan baja tulangan yang tidak awal benda uji ( Shigley, 2006) yaitu :
memenuhi persyaratan tersebut (baja
tulangan noncompliance) L L  Lo
Baja tulangan yang digunakan untuk   (2)
Lo Lo
elemen beton bertulang di pasaran ada dua
jenis yaitu:
Dimana :
1. Baja Tulangan Polos (BJTP)
ɛ = regangan (%)
2. Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD)
L = panjang akhir benda uji (mm)
Lo= panjang awal benda uji (mm)
Baja tulangan polos digunakan untuk
tulangan geser/begel/sengkang dan
Karena tegangan dan regangan diperoleh
mempunyai yield strength minimal sebesar
dengan cara membagi beban dari
240 MPa (BJTP-24), dengan simbol
perpanjangan dengan faktor yang konstan,
diameter adalah P. Sedangkan baja tulangan
kurva beban-perpanjangan akan
ulir atau deform digunakan untuk tulangan
mempunyai bentuk yang sama seperti kurva
longitudinal atau tulangan memanjang
regangan–tegangan teknik.
dengan yield strength minimal 300 MPa
(BJTD-30) dengan simbol diamater adalah
Bentuk dan besaran pada kurva
D.
tegangan-regangan suatu logam bergantung
pada komposisi bahan, perlakuan panas,
METODOLOGY PENGUJIAN TARIK
deformasi plastis yang pernah dialami, laju
regangan, suhu, dan keadaan tegangan
Uji tarik banyak dilakukan untuk
selama pengujian.
melengkapi informasi rancangan dasar
Pengukuran kekuatan tarik maksimum
kekuatan suatu material. Pada uji tarik,
diperoleh dari beban maksimum yang
benda uji diberi beban gaya tarik sejajar
diberikan selama pengujian dibagi dengan
sumbu yang bertambah besar secara
penampang lintang awal sampel uji.
kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan
pengamatan terhadap perpanjangan
(elongation) yang dialami benda uji.
Tegangan akibat beban tarik diperoleh
dengan membagi beban gaya dengan luas
penampang lintang mula-mula dari benda
uji ( Shigley, 2006) yakni :

F
 (1)
Ao Gambar 1. Kurva tegangan – regangan teknik
bahan

Semirata 2013 FMIPA Unila |199


Adhy Prayitno, dkk: Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik
Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya

Pengukuran kekuatan luluh diperoleh dihasilkan empat produsen tersebut


dari batas elastis sejati yang merupakan memperlihatkan bahwa rentang kekuatan
tegangan terbesar yang masih dapat ditahan tarik begitu lebar mulai dari kekuatan tarik
oleh bahan tanpa terjadi regangan sisa dengan batas bawah 300 Mpa. sampai
permanen yang terukur pada saat beban dengan lebih dari 600 Mpa sebagai batas
telah ditiadakan. Pengukuran ketangguhan atas. Kurva menunjukkan ketidak setabilan
diperoleh dari luas daerah dibawah kurva spesifikasi produk meskipun memenuhi
tegangan –regangan yang dihasilkan dari nilai kekuatan yang di persyaratkan.
pengujian tarik sampel yang merupakan Variance produk dari satu batch produksi ke
kemampuan menyerap energi pada daerah batch produksi berikutnya sangat besar
plastis. sehingga simpangan baku produk juga
besar. Dari sisi kendali mutu, produk baja
Pada penelitian yang dilakukan, sampel tulangan domestik sepertinya kurang
uji diperoleh dari produsen baja tulangan mendapat perhatian utama. Produk PT
domestik berasal dari banyak produsen. Krakatau Steel kelihatan lebih konsisten
Pengujian dilakukan pada bergam sampel dibandingkan dengan produk dari Tiga
yang dibedakan berdasarkan banyak produsen lainnya. Namun demikian dari
parameter termasuk ukuran diameter dan kendali mutu juga masih belum cukup
nomor batch produk. Namun pada paper memenuhi kriteria produksi yang baik
ini ruang lingkup pembahasan dibatasi pada terlihat dari kurva dengan simpangan baku
hasil uji dua produsen dari Jakarta dan dua relatif masih besar. Sementara itu ada
produsen dari Medan. Sampel yang diuji produk dari PT Jakarta Sentral Asia yang
diambil secara random setiap 10 ton tidak memenuhi standar mutu karena hasil
product pada satu periode produksi diambil uji kekuatan tariknya < 300 Mpa. yaitu
3 specimen. Specimen ini ini ditreatment specimen nomor 4 pada kurva sampel AS-
sesuai dengan prosedur baku pengujian. D.

Hasil yang diperoleh dibandingkan Uji Konsistensi Produk Baja Tulangan


dengan kriteria baku SNI-2002 untuk Domestik Berbasis Data Mean, Mean
produk baja tulangan. Square Error dan Deviasi Standard
kekuatan tarik (Yield Tensile Strength).
HASIL UJI DAN PEMBAHASAN
Dalam proses peningkatan mutu produk
Pada pembahasan ini empat produsen dan kendali mutu produk dapat dilakukan
baja tulangan domestik diambil sebagai menggunakan upaya yang disebut proses
representasi produsen utama baja tulangan improvement. Pada teori ini ada dikenal
yang produknya banyak dipasarkan di satu terminologi ―process performance
sebagian besar Sumatera, Jawa dan index‖ Nilai process performance index
Kalimantan. Dua produsen dari Jakarta dan dapat dijadikan indikator apakah spesifikasi
dua produsen dari Medan yang masing- dan konsistensi produk terpenuhi. Process
masingnya telah disebutkan dan performance index merupakan suatu
diperkenalkan di atas Data pantograf perkiraan kemampuan melakukan proses
berupa kurva sebaran data hasil uji sesuai ketetapan sebelum selanjunya
kekuatan tarik (yield tensile strength) dinyatakan dalam statement statistical
berturut-turut di sajikan pada Gambar 1-4 control.
pada lampiran paper ini.
Analisa dari gambar tersebut di fahami
bahwa produk baja tulangan yang (3)
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Dimana USL dan LSL masing-masing outlayer atau satu data yang jauh dari
adalah batas atas dan batas bawah trendyang lain atau data menyimpang.
spesifikasi produk, μ adalah nilai rata-rata Karena jika data outlyer digunakan maka
dan ζ adalah simpangan baku dari sebaran dapat dipastikan prediksi dan perkiraan
data ukur. yang dilakukan tidak benar dan tidak
akurat. Disamping itu persamaan di atas
Persamaan (3) selanjutnya diterapkan akan semakin tidak akurat ketika rentang
untuk melakukan satu keputusan penilaian data semakin sempit atau antara nilai
terhadap ekspressi data ukur yang terendah dan tertinggi mendekati nilai rata-
terkumpul. rata. Pada pada rentang nilai yang kecil,
konsistensi produk akan lebih baik.
Sementara itu dalam pengukuran Sehingga penggunaan prediksi performance
kekuatan tarik (yield tensile strength) yang indeks digunakan pendekatan seperti
menjadi persyaratan adalah batas bawah berikut:
atau kekuatan tarik minimum yang harus
dipenuhi sebagai salah satu standardisasi   LSL
Pp  1  (5)
produk, sementara batas atas tidak di 3
tetapkan. Berkenaan dengan hal tersebut,
maka persamaan (4.1) hanya berbentuk: Persamaan (5) lebih realistis, karena
semakin besar rentang batas bawah dan
batas atas seebaran data, semakin kecil
(4) performance nya dan semakin kecil pula
konsistensinya. Dalam perhitungan
Semakin tinggi nilai Pp, lower memberi performance indeks digunakan persamaan 5
indikasi bahwa kemampuan produsen bukan persamaan (4).
menghasilkan produk sesuai dengan
spesifikasi semakin baik. Atau dengan kata Proses Performance indeks yang
lain, konsistensi produk sesuai spesifikasi diperoleh dari perhitungan data kekuatan
semakin mungkin dipenuhi. Namun tarik produk baja tulangan domestik yang
demikian ada persyaratan lain yang harus berasal dari empat produsen baja tulangan
dipenuhi untuk menggunakan persamaan dalam negeri disajikan dalam tabel berikut.
tersebut yaitu tidak digunakannya data yang

Tabel hasil uji konsistensi produk baja tulangan domestik dengan indikator ―proses performance
indeks (Pp)‖

No. Produsen μ ζ LSL Pp


1 KS-Jkt 456,62 28,43 412,79 0,486 (48,6%)
2 PBD-Mdn 434,28 33,97 363,77 0,63 (63%)
3 GGS-Mdn 434,46 56,95 321,42 0,338(33,8%)
4 AS-Jkt 399,32 40,18 298,44 0,163 (16,3%)

Semirata 2013 FMIPA Unila |201


Adhy Prayitno, dkk: Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik
Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya

Jumlah sampel uji dari masing-masing diharapkan produk baja tulangan domestik
produsen adalah 50 specimen. akan dapat bersaing paling tidak di pasar
Dipandang dari satu parameter domestik. Hal tersebut sebagai upaya
spesifikasi produk saja, konsistensi menghadapi pasar bebas Zona Asean pada
produksi baja tulangan domestik masih 2015.
belum memenuhi standrdisasi, apatah lagi
jika beberapa parameter tampak seperti DAFTAR PUSTAKA
dimensi ukuran diamataer dan panjang
produk, maka banyak sekali yang tidak BSN- 2002 ,‖ SNI.07.2052-2002‖ ICC
dipenuhi, sehingga di pasar baja tulangan 27.180-BSN 2002
domestik dikenal dengan sebutan ―besi Dieter, G. E. 1987 ―Mechanical
banci‖ (Sirampun, 2009). Produk baja Metallurgy‖ Mc Graw Hill Book
tulangan domestik yang tidak memenuhi Company- New York
standardisasi SNI masih sangat besar.
Presentase kepatuhan terhadap karakteristik Richard, G.B and Nisbet, J.K. 2006
produk baja tulangan domestik yang “Shigley's Mechanical Engineering
dipersyaratkan oleh oleh SNI baru Design 8th Edition “ McGraw-Hill
mencapai 1,8% dari 100% seharusnya Companies, 2006
(Tampubolon, et. al. , 2008). Sirampun, A.R , 2009 ―Pemeriksaan mutu
dan ukuran baja tulangan di pasar kota
KESIMPULAN Palu‖ Media Litbang Sulteng 2 (2) :
146–152, Desember 2009
Mutu Produk baja tulangan domestik
dari empat produsen dalam negeri sebagai Tampubolon, B.D. et. al., 2008 ―Evaluasi
represetasi industri baja tulangan nasional penerapan baja tulangan beton di
yang diperoleh pada pengujian yang Indonesia‖ Puslitbang BSN- 2008
disajikan dalam paper ini diketahui masih Yosepa, Y. 2008 ― PEMERIKSAAN
perlu ditingkatkan dan perlu mendapat SYARAT MUTU BAJA TULANGAN
perhatian serius sehingga memenuhi BETON.” Thesis, Fakultas Teknik-
standardisasi nasional (SNI2002). Dengan Repository -Universitas Andalas Padang
dipenuhinya Standardisasi produk

Anda mungkin juga menyukai